Vous êtes sur la page 1sur 5

ANALISIS ARTIKEL JURNAL ILMIAH

“HUBUNGAN KELAINAN KONGENITAL ANOMALI GASTROINTESTINAL PADA


NEONATUS DAN KEMATIAN”
Dengan penulis :
Dora Darussalam dan TM Thaib

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Struktur Perkembangan Hewan 2

Yang Diampu oleh ibu Dra. Nursasi Handayani, M.Si

Disusun Oleh : Kelompok 3


Ayu Purwanti (160341606006)
Cindy Olivia Safitri (1603416060)
Nanda Ayu Ramadita (160341606064)
Rama Maulidin Rizal A (160341606023)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
DESEMBER 2017
ANALISIS ARTIKEL JURNAL ILMIAH

A. Identitas Artikel
1. Judul : Hubungan Kelainan Kongenital Anomali Gastrointestinal
pada Neonatus dan Kematian
2. Penulis : Dora Darussalam dan TM Thaib
3. Jurnal : Jurnal Kesehatan
4. Tahun terbit : 2013
5. Penerbit : Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran
Universitas Syiah Kuala/RSUD Dr. Zainoel Abidin, Banda Aceh

B. Pendahuluan
1. Latar belakang
Kelainan kongenital anomali gastrointestinal merupakan kelainan
defek morfologik saluran cerna yang dijumpai sejak bayi baru lahir. Kelainan
kongenital anomali gastrointestinal tersering dijumpai di bangsal perawatan
neonates, yaitu atresia esofagus, omfalokel, gastroskisis, penyakit
Hirschsprung, atresia duodenum, atresia yeyunum, dan malformasi anorektal.
Sekitar 3% bayi baru lahir menderita kelainan kongenital. Kelainan kongenital
anomali gastrointestinal dapat menyebabkan kesakitan dan kematian. Sepuluh
persen neonatus di Jepang meninggal disebabkan oleh kelainan kongenital
anomali gastrointestinal yang dilakukan operasi. Kelainan pada bayi baru
lahir dapat berupa satu jenis kelainan atau beberapa kelainan kongenital secara
bersamaan.

2. Rumusan masalah
- Bagaimana hubungan antara kelainan anomali gastrointestinal dengan
kematian neonatus di NICU RSUD Dr.Zainoel Abidin Banda Aceh?
3. Tujuan
- Untuk mengetahui hubungan kelainan kongenital anomali gastrointestinal
dan kematian neonatus di NICU RSUD Dr.Zainoel Abidin Banda Aceh
4. Kerangka pikir
- Kelainan kongenital anomali gastrointestinal merupakan kelainan defek
morfologik saluran cerna yang dijumpai sejak bayi baru lahir yang dapat
menyebabkan kesakitan dan kematian
- Gejala yang ditimbulkan seperti obstruksi usus adalah muntah, perut
kembung dan gangguan pengeluaran mekonium dan mengeluarkan air liur
yag berlebihan
- Bayi laki laki dengan kelainan kongenital anomali lebih rentan
dibandingkan bayi perempuan
- Dalam penelitian ini kelainan atresia esofagus, atresia duodenum, atresia
yeyunum, omfalokel dan gastroskisis menunjukkan angka kematian
tertinggi. Omfalokel dan gastroskisis adalah suatu kelainan defek pada
dinding abdomen. Luaran klinis neonatus dengan omfalokel tergantung
dari ukuran defek, ada dan berat penyakit penyerta anomali kongenital
lainnya, serta kelainan kromosom
- Pada penelitian kami menemukan hubungan bermakna antara usia gestasi,
berat badan serta jenis kelainan kongenital anomali gastrointestinal dengan
kematian neonatus

5. Metode
a) Penelitian dilakukan selama satu tahun penuh di NICU RSUD Dr.Zainoel
Abidin Banda Aceh
b) Subjek penelitian diambilmsecara consecutive sampling dan didapati
subjek sebanyak 79 orang
c) Diagnosis kelainan kongenital anomali gastrointestinal berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang
d) Pemeriksaan penunjang dilakukan dengan pemeriksaan radiologi foto
polos abdomen posisi tegak, terlentang, dan pemeriksaan dengan barium
enema.
e) Kriteria inklusi adalah usia 0-28 hari dengan kelainan kongenital anomali
gastrointestinal
f) Data yang dicatat adalah jenis kelamin, berat lahir, usia gestasi, penyakit
penyerta kongenital lainnya, jenis kelainan kongenital anomali
gastrointestinal, serta luaran klinis
g) Variabel yang berhubungan dengan kematian bayi dianalisis menggunakan
uji X2 dengan tingkat kemaknaan p<0.05. Data diolah dengan program
SPSS for Window 16.0.

C. Hasil dan Analisa Data


Jenis kelainan kongenital anomali gastrointestinal pada neonatus yang didapat
adalah atresia esofagus (2,5%), atresia duodenum (1,3%), atresia yeyunum (2,5%),
penyakit Hirschsprung (29,1%), omfalokel (10,1%), gastroskisis (6,3%), volvulus
(2,5%), serta malformasi anorektal (45,6%). Jenis kelamin bayi berhubungan dengan
kematian bayi dan kelainan kongenital anomali gastrointestial.

D. Pembahasan
Pasien memperlihatkan gejala obstruksi usus seperti muntah, perut kembung
dan gangguan pengeluaran mekonium. Bayi dengan atresia esofagus akan
menunjukkan gejala (hipersalivasi). Dalam penelitian ini presentase bayi laki-laki
lebih banyak (74,7%) daripada bayi perempuan. Kasus meninggal dalam penelitian ini
sebesar 27,8%. Kelainan atresia esofagus, atresia duodenum, atresia yeyunum,
omfalokel dan gastroskisis menunjukkan angka kematian tertinggi. Kami
mendapatkan kasus meninggal omfalokel sebesar 62,5% serta 81,1% untuk kasus
gastroskisis. Omfalokel dan gastroskisis adalah suatu kelainan defek pada dinding
abdomen.
Luaran klinis neonatus dengan omfalokel tergantung dari ukuran defek, ada
dan berat penyakit penyerta anomali kongenital lainnya, serta kelainan kromosom.
Kematian neonatus dengan omfalokel sebesar (50%) dan gastroskisis (80%) kasus.
Beberapa faktor yang juga memengaruhi angka kematian yang tinggi pada
neonatus dengan kelainan kongenital anomali gastrointestinal di negara berkembang,
seperti prematuritas, penyerta penyakit kongenital anomali lainnya, komplikasi
operasi, dan fasilitas NICU yang kurang. Penelitian kami mendapatkan 62,5%
prematuritas penyebab kematian. pada penelitian kami menemukan hubungan
bermakna antara usia gestasi, berat badan serta jenis kelainan kongenital anomali
gastrointestinal dengan kematian neonatus.

E. Kesimpulan
Kematian neonatus dengan kelainan kongenital anomali gastrointestinal
didapatkan sebesar 27,8% di NICU RSUD Dr Zainoel Abidin, Banda Aceh. Usia
gestasi, berat lahir, dan jenis penyakit berhubungan dengan kematian neonatus
kelainan kongenital anomali gastrointestinal. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
dengan mengikutsertakan variabel-variabel lain yang belum diteliti untuk memperoleh
hasil yang akurat.
F. Temuan penting
Jurnal ini sangat menarik bagi saya, setelah membaca jurnal ini saya
mengetahui bahwa Kelainan kongenital anomali gastrointestinal merupakan kelainan
defek morfologik saluran cerna yang dijumpai sejak bayi baru lahir yang dapat
menyebabkan kesakitan dan kematian pada neonotus.
Setelah dilakukan penelitian ini saya tidak mengira bahwa presentase
kematian yang disebabkan oleh kelainan ini cukup besar bagi bayi. Penelitian ini
ditujukan untuk mengetahui seberapa besar hubungan kematian bayi dengan kelainan
kongenital anomali gastriintestinal pada neonatus. Banyak orang yang belum
mengetahui dampak besar dari kelainan anomali kongenital ini dan menganggap
remeh kelainan ini. Namun dengan dilakukannya penelitian ini, semoga masyarakat
lebih tau tentang bahaya kelainan kongenital anomali bagi neonotus dan gejala gejala
yang ditimbulkan bisa dipelajari oleh ibu ibu yang baru melahirkan.

Vous aimerez peut-être aussi