Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Kadek Dian Nopiani [1], Luh Gede Erni Sulindawati [1], Edy Sujana [2]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh mekanisme good corporate
governance (GCG) terhadap kinerja keuangan BPR di Bali tahun 2012-2013. Mekanisme
good corporate governance (GCG) diproksikan dengan kepemilikan manajerial, ukuran
dewan direksi, ukuran dewan komisaris, dan proporsi komisaris independen, dengan
variabel kontrol ukuran BPR. Kinerja keuangan BPR diproksikan dengan ROA. Jumlah
sampel yang diambil sebanyak 47 sampel BPR dengan metode purposive sampling.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Sumber data
dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu laporan keuangan BPR di Bali tahun
2012-2013. Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode studi dokumentasi.
Teknik analisis yang digunakan adalah analisis linear berganda dengan bantuan program
SPSS versi 19.0.
Berdasarkan hasil analisis, semua model regresi lulus dalam uji asumsi klasik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keempat variabel independen yakni kepemilikan
manajerial, ukuran dewan direksi, ukuran dewan komisaris, dan proporsi komisaris
independen, serta satu variabel kontrol yakni ukuran BPR tidak berpengaruh terhadap
kinerja keuangan BPR yang diproksikan dengan ROA. Hal tersebut menunjukkan bahwa
semua hipotesis ditolak.
Abstract
This study was aimed at finding out the effect of good corporate governance (GCG)
mechanism on the financial performance of BPRs in Bali in 2012-2013. GCG mechanism
is shown by good managerial ownership, size of director board, size of commissioner
board and proportion of independent commissioners. The control variable in this study
was the size of BPR. The financial performance of BPR was shown by ROA. The number
of sample was 47 BPRs selected by purposive sampling. The type of data used was
quantitative data. The source of data was secondary, that is, financial reports of BPRs in
Bali in 2012-2013. The data were collected using documentation. The data analysis
technique was multiple linear regression analysis aided by SPSS version 19.0.
In the light of the results of analysis, all regression models pass the classic
assumption testing. The result shows that the four independent variables, namely
managerial ownership, size of director board, size of commissioner board, and proportion
of independent commissioners, and one control variable, namely size of BPR do not have
an effect on the financial performance of BPR as shown by ROA. This shows that all the
hypotheses are rejected.
proporsi komisaris independen, dan ukuran yang sedikit. Dalam penelitian ini rumusan
BPR terhadap kinerja keuangan BPR yang hipotesis yang diajukan adalah:
diproksikan dengan ROA. H3 : ukuran dewan komisaris berpengaruh
Menurut Jensen dalam Faisal (2005), positif terhadap kinerja keuangan
hipotesis pemusatan kepentingan BPR
(convergence of interest hypothesis) Komisaris independen merupakan
menyatakan bahwa kepemilikan saham posisi terbaik untuk melaksanakan fungsi
manajerial dapat membantu penyatuan monitoring agar tercipta perusahaan yang
kepentingan antara pemegang saham good corporate governance (Fama dan
dengan manajer. Sehingga permasalahan Jensen, 1983). Barnhart & Rosenstein
keagenan diasumsikan akan hilang apabila (1998) dalam Lastanti (2004) melakukan
seorang manajer sekaligus sebagai penelitian mengenai “Board Composition,
seorang pemilik saham. Semakin Managerial Ownership and Firm
meningkat proporsi kepemilikan saham Performance”, yang membuktikan bahwa
manajerial maka kinerja perusahaan juga semakin tinggi perwakilan dari outsider
akan meningkat. Hal ini didukung oleh hasil director (komisaris independen), maka
penelitian dari Andriyan dan Supatmi (2010) semakin tinggi independensi dan efektivitas
yang menunjukkan bahwa kepemilikan corporate board sehingga dapat
manajerial berpengaruh positif terhadap meningkatkan nilai perusahaan.
kinerja keuangan. Maka dari itu, dalam Berdasarkan uraian tersebut, maka dalam
penelitian ini dapat diambil suatu hipotesis: penelitian ini diajukan hipotesis:
H1: kepemilikan manajerial berpengaruh H4: Proporsi komisaris independen
positif terhadap kinerja keuangan berpengaruh positif terhadap kinerja
BPR keuangan.
Dewan direksi dalam suatu Darmawati, dkk. (2005) menyatakan
perusahaan akan menentukan kebijakan pengaruh ukuran perusahaan terhadap
yang akan diambil atau strategi perusahaan corporate governance masih belum jelas
tersebut secara jangka pendek maupun arahnya. Perusahaan yang besar mungkin
jangka panjang. Hasil penelitian Sari (2010) terdapat masalah keagenan yang besar,
dan Okkyrianto (2014) menemukan bahwa sehingga membutuhkan corporate
terdapat hubungan yang positif antara governance yang lebih baik. Sebaliknya
ukuran dewan direksi dengan kinerja perusahaan kecil dapat memiliki
perusahaan, dimana keduanya mengukur kesempatan bertumbuh yang tinggi,
kinerja perusahaan dengan ROA. sehingga membutuhkan mekanisme yang
Berdasarkan hal tersebut, maka rumusan lebih baik untuk meningkatkan kinerja
hipotesis yang diajukan yaitu: supaya dapat memperoleh kepercayaan
H2: ukuran dewan direksi berpengaruh dari investor maupun kreditor dalam hal
positif terhadap kinerja keuangan pengumpulan dana. Penelitian yang
BPR dilakukan oleh Okky Andriyan dan Supatmi
Dewan komisaris merupakan inti dari (2010) menunjukkan bahwa ukuran
good corporate governance yang perusahaan berpengaruh signifikan
ditugaskan untuk menjamin pelaksanaan terhadap kinerja keuangan BPR. Maka dari
strategi perusahaan, mengawasi itu, dalam penelitian ini diajukan hipotesis:
manajemen dalam mengelola perusahaan, H5: ukuran BPR berpengaruh positif
serta mewajibkan terlaksananya terhadap kinerja keuangan BPR
akuntabilitas. Hasil penelitian Riyanto
(2007) menyatakan bahwa ukuran dewan METODE PENELITIAN
komisaris berpengaruh positif terhadap Populasi dalam penlitian ini adalah
kinerja perusahaan. Hal tersebut berarti Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di propinsi
makin besar ukuran dewan komisaris maka Bali yang terdaftar dalam Direktori
lebih mampu mengurangi indikasi kinerja Perbankan Indonesia dan Otoritas Jasa
manajemen daripada jumlah komisaris Keuangan (OJK) tahun 2014. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)
layak dan terbebas dari masalah dari 0,1 (nilai Tolerance berkisar antara
heteroskedastisitas. 0,695 sampai 0,964) dan mempunyai nilai
Uji autokorelasi bertujuan untuk VIF yang tidak lebih dari 10 (nilai VIF
menguji apakah didalam model regresi berkisar antara 1,037 sampai 1,439).
linear terdapat korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t (Gozali, 2011). Analisis Regresi Linear Berganda
Pengujian autokorelasi dalam penelitian ini Koefisien determinasi (R2) pada
menggunakan uji Run test. Hasil run test intinya mengukur seberapa jauh
menunjukkan nilai test sebesar (-0,00089) kemampuan model dalam menerangkan
dengan probabilitas 0,213 signifikan pada variabel dependen. Dalam penelitian ini,
0,05. Jadi residual cukup random sehingga nilai koefisien determinasi yang dipakai
tidak terdapat masalah autokorelasi pada adalah nilai adjusted R square.
data. Hasil analisis koefisien determinasi,
Uji multikolonieritas bertujuan untuk nilai adjusted R2 adalah sebesar (-0,011).
menguji apakah dalam model regresi Menurut Gujarati (2003) dalam Ghozali
ditemukan adanya korelasi antara variabel (2011), jika dalam uji empiris didapat nilai
bebas (Ghozali, 2011). Hasil uji adjusted R2 negatif, maka nilai adjusted R2
multikolonieritas menunjukkan bahwa dianggap bernilai nol. Artinya variabel-
model tersebut terbebas dari masalah variabel independen dan variabel kontrol
multikolonieritas karena semua variabel dalam penelitian ini tidak mampu
menunjukkan nilai Tolerance tidak kurang menjelaskan varians ROA.
Hasil uji F pada tabel 1 menunjukkan Hasil uji t terhadap variabel ukuran
bahwa F hitung yaitu sebesar 0,797 dengan dewan direksi menunjukkan bahwa nilai t
nilai signifikansi sebesar 0,555 (> 0,05). hitung (0,088) < t tabel (1,6624) dengan
Jadi dapat disimpulkan bahwa mekanisme nilai signifikansi (0,930) > α (0,05). Hal ini
good corporate governance (kepemilikan berarti bahwa ukuran dewan direksi tidak
manajerial, ukuran dewan direksi, ukuran berpengaruh terhadap kinerja keuangan.
dewan komisaris, dan proporsi komisaris Sehingga hipotesis kedua (H2) yang
independen) dengan variabel kontrol menyatakan ukuran dewan direksi
berupa ukuran BPR, secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap kinerja
(simultan) tidak berpengaruh terhadap keuangan BPR ditolak.
kinerja keuangan BPR yang diproksikan Hasil uji t terhadap variabel ukuran
dengan ROA. dewan komisaris menunjukkan bahwa nilai t
Hasil uji t terhadap variabel hitung (-0,409) < t tabel (1,6624) dengan
kepemilikan manajerial menunjukkan nilai signifikansi (0,684) > α (0,05). Hal ini
bahwa nilai t hitung (-1,469) < t tabel berarti bahwa ukuran dewan komisaris tidak
(1,6624) dengan nilai signifikansi (0,146) > berpengaruh terhadap kinerja keuangan.
α (0,05). Hal ini berarti bahwa kepemilikan Sehingga hipotesis ketiga (H3) yang
manajerial tidak berpengaruh terhadap menyatakan ukuran dewan komisaris
kinerja keuangan. Sehingga hipotesis berpengaruh positif terhadap kinerja
pertama (H1) yang menyatakan kepemilikan keuangan BPR ditolak.
manajerial berpengaruh positif Hasil uji t terhadap variabel proporsi
terhadap kinerja keuangan BPR ditolak. komisaris independen menunjukkan bahwa
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)
nilai t hitung (-1,732) < t tabel (1,6624) Hasil uji t terhadap variabel ukuran
dengan nilai signifikansi (0,087) > α (0,05). BPR menunjukkan bahwa nilai t hitung (-
Hal ini berarti bahwa proporsi komisaris 0,543) < t tabel (1,6624) dengan nilai
independen tidak berpengaruh terhadap signifikansi (0,588) > α (0,05). Hal ini berarti
kinerja keuangan. Sehingga hipotesis bahwa ukuran BPRl tidak berpengaruh
keempat (H4) yang menyatakan terhadap kinerja keuangan. Sehingga
proporsikomisaris independen berpengaruh hipotesis kelima (H5) yang menyatakan
positif terhadap kinerja keuangan BPR ukuran BPR berpengaruh positif terhadap
ditolak. kinerja keuangan BPR ditolak.
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) ,088 ,049 1,782 ,078
KMAN -,011 ,007 -,184 -1,469 ,146
DIRK ,000 ,006 ,009 ,088 ,930
KOMS -,002 ,004 -,043 -,409 ,684
INDP -,011 ,006 -,216 -1,732 ,087
SIZE -,001 ,002 -,058 -,543 ,588
a. Dependent Variable: ROA
Sumber: Data sekunder yang diolah (2015)
Sehingga hipotesis ketiga (H3) yang Berdasarkan hasil uji statistik parsial
menyatakan ukuran dewan komisaris pada tabel 4 di atas, dilihat dari nilai B atau
berpengaruh positif terhadap kinerja nilai koefisiennya, maka dapat
keuangan BPR ditolak. diformulasikan model regresi sebagai
Hasil uji t terhadap variabel proporsi berikut:
komisaris independen menunjukkan bahwa ROA = 0,088 – 0,011 KMAN + 0,000 DIRK
nilai t hitung (-1,732) < t tabel (1,6624) – 0,002 KOMS – 0,011 INDP –
dengan nilai signifikansi (0,087) > α (0,05). 0,001 SIZE + e.
Hal ini berarti bahwa proporsi komisaris Model regresi di atas bermakna
independen tidak berpengaruh terhadap bahwa nilai konstanta sebesar 0,088 artinya
kinerja keuangan. Sehingga hipotesis apabila nilai variabel KMAN (kepemilikan
keempat (H4) yang menyatakan proporsi manajerial), DIRK (ukuran dewan direksi),
komisaris independen berpengaruh positif KOMS (ukuran dewan komisaris), INDP
terhadap kinerja keuangan BPR ditolak. (proporsi komisaris independen), dan SIZE
Hasil uji t terhadap variabel ukuran (ukuran perusahaan) bernilai 0 atau faktor –
BPR menunjukkan bahwa nilai t hitung (- faktor lain yang mempengaruhi
0,543) < t tabel (1,6624) dengan nilai pertumbuhan lain dianggap tetap, maka
signifikansi (0,588) > α (0,05). Hal ini berarti ROA bernilai 0,088 atau bertambah sekitar
bahwa ukuran BPRl tidak berpengaruh 8,8%.
terhadap kinerja keuangan. Sehingga
hipotesis kelima (H5) yang menyatakan Pengaruh Kepemilikan Manajerial
ukuran BPR berpengaruh positif Terhadap Kinerja Keuangan BPR
terhadap kinerja keuangan BPR ditolak. Berdasarkan hasil uji statistik, maka
diketahui bahwa kepemilikan manajerial
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)
proper test agar memiliki independensi laba yang diperoleh sedikit karena sumber
yang baik. pendanaan yang minim dan besarnya
resiko kredit macet. Apalagi jika laba yang
Pengaruh Ukuran BPR Terhadap Kinerja diperoleh kecil dengan total asset cukup
Keuangan BPR besar, tentu ROA yang diperoleh akan
Berdasarkan hasil uji statistik, maka semakin kecil.
diketahui bahwa ukuran BPR tidak Selain itu, total asset yang tinggi pada
berpengaruh terhadap kinerja keuangan BPR belum tentu menunjukkan tingkat
BPR yang diproksikan dengan ROA. Hasil perolehan labanya akan tinggi karena total
penelitian ini tidak mendukung teori yang asset berawal dari modal disetor pemilik
ada bahwa perusahaan yang berukuran bank. Jumlah minimal modal disetor untuk
besar cenderung memiliki kinerja yang lebih mendirikan BPR pada setiap wilayah
baik. Hasil penelitian ini juga tidak berbeda-beda sesuai ketentuan pada pasal
mendukung hasil penelitian Sari (2010) 4 peraturan Bank Indonesia Nomor
bahwa ukuran bank berpengaruh positif 8/26/PBI/2006 tentang Bank Perkreditan
terhadap kinerja perbankan. Rakyat. Jadi BPR yang total asset-nya
Fachrudin (2011) mneyatakan bahwa tinggi belum tentu menunjukkan kinerjanya
ukuran perusahaan tidak berpengaruh baik. Sehingga hal ini menyebabkan ukuran
terhadap kinerja perusahaan (ROE), yang BPR tidak berpengaruh terhadap kinerja
menunjukkan bahwa ukuran perusahaan keuangan BPR.
bukanlah jaminan perusahaan akan
memiliki kinerja yang baik. Total aktiva yang PENUTUP
besar tidak selalu mencerminkan bahwa Simpulan
perusahaan mengalami pertumbuhan laba Berdasarkan hasil analisis data dan
untuk menciptakan profitabilitas yang tinggi. hasil pengujian hipotesis di atas, maka
Apabila dikaitkan dengan batasan- dapat disimpulkan bahwa (1) Model regresi
batasan yang dimiliki BPR yaitu dilarang berganda yang digunakan dalam penelitian
ikut kliring, transaksi valuta asing, serta ini cukup layak digunakan, karena lolos dari
usaha perasuransian. Berbeda dengan empat pengujian terhadap asumsi klasik,
bank umum yang pendapatan operasinya yaitu uji normalitas, uji heterokedastisitas,
selain pendapatan bunga juga ada uji autokorelasi, dan uji multikolonieritas. (2)
pendapatan dari jasa-jasa bank (lalu lintas Kepemilikan manajerial tidak berpengaruh
giro, dari transaksi pasar uang, transaksi terhadap kinerja keuangan yang
jual beli valas, transaksi L/C). BPR dengan diproksikan dengan ROA. Hal ini dibuktikan
batasan usaha yang diperkenankan otoritas dengan nilai t hitung (-1,469) < t tabel
perbankan, maka sumber pendapatan (1,6624) dan nilai signifikansi 0,146 (>
usaha dari BPR tertumpu pada margin 0,05). (3) Ukuran dewan direksi secara
antara pendapatan bunga kredit dengan statistik tidak berpengaruh signifikan
biaya bunga pendanaan. terhadap kinerja keuangan yang
Maka salah satu upaya untuk diproksikan dengan ROA. Hal ini dibuktikan
memperoleh dana dari masyarakat, BPR dengan nilai t hitung (0,088) < t tabel
memberikan bunga simpanan yang lebih (1,6624) dan nilai signifikansi 0,930 (>
tinggi dibandingkan dengan bank umum. 0,05). (4) Ukuran dewan komisaris secara
Akibat memberikan bunga simpanan yang statistik tidak berpengaruh signifikan
tinggi menyebabkan BPR memberikan terhadap kinerja keuangan yang
bunga kredit yang tinggi kepada debitur. diproksikan dengan ROA. Hal ini dibuktikan
Bunga kredit yang tinggi tentu sangat dengan nilai t hitung (-0,409) < t tabel
menguntungkan bagi pendapatan bunga (1,6624) dan nilai signifikansi 0,684 (>
BPR tapi disisi lain bunga kredit yang tinggi 0,05). (5) Proporsi komisaris independen
menjadi resiko terhadap pengembalian secara statistik tidak berpengaruh signifikan
kredit oleh debitur kepada BPR. Sehingga terhadap kinerja keuangan yang
tidaklah mudah untuk BPR memperoleh diproksikan dengan ROA. Hal ini dibuktikan
kinerja keuangan (ROA) yang tinggi apabila dengan nilai t hitung (-1,732) < t tabel
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)
Jati, Framudyo. 2009. Pengaruh Struktur Ujiyantho, M.A., dan B.A. Pramuka. 2007.
Corporate Governance Terhadap Mekanisme Corporate Governance,
Kinerja Perusahaan Manufaktur yang Manajemen Laba dan Kinerja
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Keuangan. Simposium Nasional
Jurnal Akuntansi., Fakultas Ekonomi, Akuntansi X, Makasar
Universitas Gunadarma
Utari, Ayu Dwi dan Fachruzzaman. 2014.
Lastanti, Hexana Sri. 2004. Hubungan Analisis Pengaruh Mekanisme
Struktur Corporate Governance Corporate Governance, Firm Size
dengan Kinerja Perusahaan dan Dan Growth Opportunity Terhadap
Reaksi Pasar, Konferensi Nasional Kinerja Perusahaan Bumn Yang
Akuntansi: Peran Akuntan dalam Terdaftar Di BEI Periode 2007-2012.
Membangun Good Corporate Universitas Bima nNusantara
Governance
Wulandari, Ndaruningpuri. 2006. Pengaruh
Okkyrianto, Rico. 2014. Pengaruh Good Indikator Mekanisme Corporate
Corporate Governance Terhadap Governance Terhadap kinerja
Kinerja Keuangan Perusahaan. Perusahaan Publik di Indonesia.
Skripsi. Fakultas Ekonomi. Jurnal Fokus Ekonomi, Vol. 1, No. 2
Universitas Brawijaya Malang
www.bi.go.id
Peraturan Bank Indonesia
No.8/26/PBI/2006, Tentang Bank
www.ojk.go.id
Perkreditan Rakyat. Tersedia pada
www.bi.go.id (Diakses pada tanggal
28 September 2014 pukul 22.10 www.lps.go.id
WITA