Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Bila muncul gelombang tajam seperti pulsa ECG dibagian A1 dan A2, dan selalu sejajar
dengan Pulsa ECG, itu adalah artefact jantung.
Pengalaman penulis, biasanya akan muncul pada pasien yang berbadan gemuk.
Solusinya, coba pindahkan kabel elektrodanya ke bagian mastoid. Semoga artefact
jantungnya hilang atau paling tidak berkurang.
Salah satu yang harus diperhatikan bila terjadi seperti ini adalah dengan memeriksa
kabel elektroda.
Untuk memeriksa kabel elektoda bisa dengan menggunakan AVO Meter. Akan tetapi
dengan AVO Meter cukup merepotkan, kita harus mencopot dan memeriksa satu
persatu kabel elektrodanya.
Ada cara yang cukup cepat dan praktis, yaitu dengan mencelupkan semua kabel
elektroda ke dalam washkom yang diisi air. Kemudian Klik Impedance. Perhatikan pada
layar impedance, bila nilai impedance masih di bawah 1KOhm, kabel masih dikatakan
sangan baik. Bila sudah melebihi angka 3KOhm sebaiknya kabel diganti ( Walaupun
sebenarnya masih bisa dipakai, hanya saja impedansinya sudah kurang baik)
Selain itu perhatikan juga kualitas dari lapisan elektrodanya, ada beberapa yang
menggunakan elektroda AgCl dan ada yang menggunakan Gold.
Untuk yang menggunakan AgCl, bila cup elektrodanya sudah mulai berubah menjadi
silver, itu pertanda lapisan Cloridenya sudah mulai habis terkikis. Begitu juga dengan
elektroda Gold, bila lapisan goldnya sudah mulai hilang maka elektroda harus segera
diganti.
Untuk perawatan elektroda EEG, bersihkan selalu setiap selesai pemakaian. Rendam di
air hangat selama 10 menit ( Hanya dibagian Cup nya saja). Goyang – goyangkan kabel
sehingga pasta yang menempel terlepas. Untuk sisa pasta yang masih menempel
bersihkan dengan lidiwaten atau cutton bat. Terakhir keringkan dengan handuk lembut.
catatan : jangan menyikat cup elektroda dengan sikat gigi atau sikat apapun.
dikhawatirkan akan mempercepat terkikisnya lapisan elektrodanya.
1
Frequensi EEG
Ada empat frequensi yang dihasilkan oleh aktivitas elektrikal otak yaitu :
Sebenarnya masih ada lagi yaitu Bheta1 dan bheta2, tapi jarang dipergunakan.
Pertama-tama ukur sagittal plane dari titik Nasion ke Inion, terdapat lima titik
pengukuran yaitu FPZ, FZ, CZ, PZ dan OZ.
Dari titik Nasion ke FPZ adalah 10%, FPZ ke FZ 20%, FZ ke CZ 20%, CZ ke PZ 20%,
PZ ke OZ 20% dan OZ ke Inion 10%.
Contoh kasus : Panjang dari titik Nasion ke Inion adalah 30cm, berarti dari titik Nasion
ke FPZ adalah 3 Cm, FPZ ke FZ 6 Cm, FZ ke CZ 6 Cm, CZ ke PZ 6 Cm, PZ ke OZ 6Cm
dan OZ ke Inion 3 Cm.
2
Lanjutkan pengukuran dengan mengukur Coronal Plane dengan mencari titik T3, C3,
CZ, C4, T4. (dilihat dari sisi Frontal) caranya dengan mengukur titik di atas Tragus
telinga Kiri ke telinga Kanan. Kemudian bagi masing-masing titik dengan system 10-20
System. Dari titik di atas tragus ke T3 10%, T3 ke C3 20%, C3 ke CZ 20%, CZ ke T4
20%, C4 ke T4 20% dan T4 ke titik di atas tragus 10%.
Ukur panjang dari titik FPZ ke titik OZ (sisi sebelah kiri kepala pasien), dari FPZ ke FP1
10%, FP1 ke F7 20%, F7 ke T3 20%, T3 ke T5 20%, T5 ke O1 20% dan O1 ke OZ 10%.
Lanjutkan dengan sisi sebelah kanan, yaitu dengan mengukur dari FPZ dan OZ kembali,
kemudian bagi dengan system 10-20. FPZ ke F2 10%, F2 ke F8 20%, F8 ke T4 20%, T4
ke T6 20%, T6 ke O2 20% dan O2 ke OZ 10%.
3
(Superior View With Cross-Section of Skull)
Tentukan titik F3 dengan cara mengukur F7 dengan FZ, setelah itu bagi dua, hasilnya
adalah F3. F3 terletak antara F7 dan FZ.
Tentukan titik F4 dengan cara mengukur F8 dengan FZ, setelah itu bagi dua, hasilnya
adalah F4. F4 terletak antara F8 dan FZ.
Tentukan titik P3 dengan cara mengukur T5 dengan PZ, setelah itu bagi dua, hasilnya
adalah P3. P3 terletak antara T5 dan PZ.
Tentukan titik P4 dengan cara mengukur T6 dengan PZ, setelah itu bagi dua, hasilnya
adalah P4. P4 terletak antara T6 dan PZ.
4
(A Single Plane Projection of The Head)
Amplifier
Alat EEG tidak lepas dari yang namanya amplifier, amplifier berfungsi untuk menguatkan
sinyal yang dihasilkan oleh aktivitas otak, saat ini EEG sudah menggunakan komputer
untuk mengolah datanya. Untuk menghubungkan amplifier dan komputer dibutuhkan
kabel interface, ada beberapa kabel interface yaitu USB cable, Serial cable dan cabel
LAN. Dari sekian banyak produk EEG banyak yang menggunakan cable LAN untuk
interfacenya.
Pernah punya masalah untuk EEG dengan interface cable LAN? Amplifier tidak
terdetect? Amplifier not connected? Dll.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan bila menggunakan kabel LAN.
Coba masuk ke divice manager pada windows, apakah Ethernet card sudah terdeteksi
dengan benar? Kalau sudah lanjutkan pengecekan berikutnya, yaitu cek IP adresss dan
submasknya. Masuk ke control panel kemudian lihat setting IP adressnya.
5
Masing –masing mesin berbeda IP address dan submasknya, tapi yang umum
dipergunakan adalah IP = 192.168.101.1 dan submasknya 255.255.255.0.
Untuk IP address 192.168.xxx.x sudah default, yang bisa diganti – ganti adalah yang
bertanda xxx.
Kalau belum, coba cek firewallnya, off kan firewall pada windows. Biasanya sampai sini
masalah sudah selesai, kalau belum, coba cek drivernya, apa sudah terinstall semua.
Posisi ruangan dan kelistrikan di lab EEG adalah sangat penting, dikarenakan akan
mempengaruhi hasil rekaman.
GROUNDING
Grounding adalah suatu perangkat instalasi yang berfungsi untuk melepaskan arus
kedalam bumi, salah satu kegunaannya untuk melepas muatan arus petir. Standart
kelayakan grounding/pembumian harus bisa memiliki nilai Tahanan sebaran/Resistansi
maksimal 5 Ohm (Bila di bawah 5 Ohm lebih baik). Untuk mencapai nilai grounding
tersebut, tidak semua areal bisa terpenuhi, karena ada beberapa aspek yang
mempengaruhinya, yaitu :
1. Kadar air, bila air tanah dangkal/penghujan maka nilai tahanan sebaran mudah
didapatkan.
3. Derajat Keasaman, semakin asam PH tanah maka arus listrik semakin mudah
menghantarkan
4. Tekstur tanah, untuk tanah yang bertekstur pasir dan porous akan sulit untuk
mendapatkan tahanan sebaran yang baik karena jenis tanah seperti ini air dan mineral
akan mudah hanyut.
6
1. Mengurangi kemungkinan terjadinya kerusakan akibat dari Sambaran petir
2. Mencegah terjadinya Lonjakan Listrik (Spike)
3. Mencegah terjadinya loncatan yang ditimbulkan adanya perbedaan potensial
tegangan antara satu system pentanahan dengan yang lainnya.
Standar Nilai yang di syaratkan untuk kelistrikan : ( Terukur oleh AVO/Multi Meter)
Iso transformer (ETS) berfungsi untuk memperbaiki grounding yang buruk, dengan
menggunakan alat ini nilai tegangan antara Netral – Ground = 0V. Alat ini cukup mahal
harganya kurang lebih sekitar 6 juta rupiah.
Line Filter, Terkadang ground tidak cukup untuk meredam lonjakan listrik /spike, alat ini
dapat membersihkan spike yang timbul. Sehingga output dari Line filter diharapkan
adalah gelombang sinus murni.
UPS
Untuk beberapa daerah, sering terjadi pemadaman atau mati listrik, UPS berfungsi
untuk membackup listrik yang padam. Pergunakanlah UPS sesuai konsumsi daya dari
alat EEG.Penulis sarankan pergunakan UPS 1000 VA. UPS akan bertahan selama 15
sampai 20 menit setelah listrik padam (tergantung spesifikasi UPS yang digunakan)
LAMPU PIJAR
Untuk penerangan di ruang EEG disarankan mempergunakan lampu pijar, bukan lampu
neon. Karena lampu neon sering menimbulkan artefact.
Kayu adalah isolator yang baik, sehingga bila pasien berbaring dan anggota badannya
mengenai tempat tidur, tidak akan mempengaruhi hasil rekaman. Lain halnya bila
menggunakan tempat tidur berbahan besi, listrik statis bisa tibul akibat gesekan atau
operator EEG tidak sengaja memegang ranjangnya. Ingat gelombang EEG sangatlah
kecil, mikro volt, maka gangguan sekecil apapun diusahakan dikurangi atau ditiadakan.
Karena akan mempengaruhi hasil rekaman.
7
POSISI RUANGAN
Ruang EEG harus jauh dari peralatan yang menimbulkan noise, seperti Diatermy, tread
mill, kompresor, peralatan yang menggunakan motor listrik, pemancar radio / tv, dll.
HAND PHONE
SANGKAR FARADAY
Untuk pemasangan elektroda yang benar (simetris), ukur kepala dengan teknik 10-20
system. Setelah diukur, berikan tanda dengan pensil khusus EEG atau dengan spidol
merah disetiap titik peletakan elektroda. Dapat pula dengan mengkuncir rambut disetiap
titik, agar elektroda dapat menempel langsung ke kulit kepala tanpa terhalang rambut.
Bersihkan tiap titik peletakan elektroda dengan abrasive gel, caranya letakkan abrasive
gel ke lidiwaten / cutton bat kemudian gosok perlahan – lahan dititik yang akan
diletakkan elektrodanya. Penulis menggunakan Nuprep sebagai abrasive gelnya.
Elektroda pertama yang dipasang sebaiknya elektroda Ref dan ground, alasannya
adalah untuk memudahkan operator dalam cek impedance, pada mesin EEG buatlah
treshhold impedance di bawah 5Kohm. Semakin kecil nilai impedansinya, semakin baik
pemasangannya. Pemasangan elektroda ground biasanya diletakkan di FPZ dan untuk
Elektroda Ref diletakkan di diantara CZ dan FCZ.
Untuk merekatkan elektroda ke kepala, gunakan pasta ten20, pemasangan yang baik
adalah pada saat elektroda yang sudah diberi pasta ten20 kemudian direkatkan ke
kepala, akan keluar pasta dari lubang elektroda (seperti cacing).
8
Elektroda yang sering lepas bila pasien bergerak atau kulit pasien berminyak adalah di
titik FP1, FP2, A1, A2, O1, O2 dan OZ, di titik tersebut selain menggunakan pasta
penulis menyarankan menggunakan microtape, micropore, surgicaltape (pilih salah
satu)
Perhatikan setelah memasang elektroda, akan muncul nilai impedansi dilayar monitor.
Bila angka dibawah 5 Kohm berarti pemasangan sudah baik. Atau dibeberapa mesin
digital EEG ada parameter warna, bila berwarna hijau nilai di bawah 5 Kohm dan bila di
atas 5 Kohm berwarna merah. Parameter warna tergantung dari masing-masing mesin
EEG Lakukan langkah diatas sampai semua elektroda terpasang.
Pada saat perekaman, biasanya pasien dalam kondisi terentang, ganjal kepala pasien
dengan bantal, pergunakan bantal yang nyaman tapi tidak mengganggu elektroda yang
terpasang. Penulis menyarankan gunakan bantal guling kecil (bantal bayi).
Tanyakan ke pasien apakah posisi kepalanya sudah nyaman dan tidak tegang.
Beritahukan juga ke pasien agak tidak terlalu sering berkedip dan
bergerak.Renggangkan rahang pasien, maksudnya antara gigi atas dan gigi bawah
jangan menempel. Semua ini dimaksudkan agar mengurangi artefact yang timbul dari
pasien sendiri.
Setelah semua prosedur diatas dilakukan, lihatlah ke monitor, apakah gelombang EEG
sudah baik (tidak banyak artefact), Bila sudah lakukanlah perekaman.
Dalam awal perekaman perintahkanlah ke pasien agar membuka dan menutup mata,
lakukanlah beberapa kali. Jangan lupa memberikan marker pada saat melakukan setiap
perintah yang kita minta. Biasanya pada mesin EEG sudah terdapat tamplate marker
seperti Eye Open, Eye Close dll. Operator tinggal mengklik saja.
Aktivitas pasien harus selalu dipantau, misalkan saat pasien bergerak atau batuk,
berikanlah marker. Ini memudahkan dokter dalam membaca hasil rekaman. Saat ini
teknologi EEG sudah berkembang, selain menggunakan marker untuk menandai setiap
aktivitas pasien ada juga EEG dengan fasilitas Video recording, jadi saat hasil EEG
dibaca, dokter pembaca dapat melihat langsung aktivitas pasien selama perekaman
bersamaan dengan gelombang EEG.
Untuk jenis mesin EEG lama, operator harus merubah montage tiap beberapa menit,
Biasanya 2 sampai 3 menit perekaman operator harus merubah montage , dari montage
I sampai VIII
Di mesin EEG terbaru operator sudah tidak perlu lagi merubah montage, dikarenakan
pada saat merekam semua montage sudah direkam oleh mesin EEG. Penulis
menyarankan pada saat rekaman gunakanlah montage Referential, contoh : FP1-Ref,
FP2-Ref, F4-Ref dst. Kenapa penulis menyarankan menggunakan montage Referential?
Karena dengan montage referential pada saat ada elektroda yang lepas atau bed
connect dapat langsung terlihat posisi elektroda mana yang bermasalah, jadi operator
dengan mudah dan cepat untuk memperbaikinya.
9
Saat rekaman, lanjutkan dengan memberikan pertanyaan ringan samapi berat, seperti
Namanya sapa pak / bu?, alamatnya di mana?, no tlp / hpnya berapa?, 2×2 berapa?
7×9 berapa?
Jangan lupa memberikan marker setiap kita menanyakan sesuatu dan marker juga
setiap jawaban pasien.
Setelah itu lakukan provokasi dengan menggunakan photic, photic adalah lampu LED
atau strobo yang dapat diatur intensitas cahaya dan frequensinya.
Penulis biasanya menggunakan setting 2Hz, 3Hz, 5Hz, 10Hz, 15Hz, 20Hz (mata
tertutup) 20Hz, 15Hz, 10Hz, 5Hz, 3Hz, 2Hz (mata terbuka). Waktu tiap masing-masing
frequensi adalah 10 detik, dan atara frequensi pertama ke berikutnya ada jeda kosong
tanpa cahanya 10 detik. Dan energy cahaya menggunakan 1000 Joule
Contoh :
Frequensi Waktu
2 Hz 10s
0Hz 10s
3Hz 10s
0Hz 10s
5Hz 10s
0Hz 10s
10Hz 10s
0Hz 10s
15Hz 10s
0Hz 10s
20Hz 10s
0Hz 10s
20Hz 10s
0Hz 10s
10
15Hz 10s
0Hz 10s
10Hz 10s
5Hz 10s
0Hz 10s
3Hz 10s
0Hz 10s
2Hz 10s
Contoh di atas adalah tidak baku, masing-masing Lab EEG akan berbeda setting
photicnya..
Berikan contoh ke pasien sebelum melakukan hiperventilasi. Dengan cara tarik nafas
dari hidung buang melalui mulut, lakukan secara cepat. Hati-hati dalam melakukan
hiperventilasi, bila pasien ada gangguan jantung konsultasikanlah dengan dokter
pembaca atau dokter pengirim.
Setelah semua selesai, usahakan pasien tidur, bila pasien mengantuk diawal rekaman
biarkan pasien tidur kurang lebih 15 menit, kemudian bangunkan. Diharapakan dokter
pembaca dapat melihat aktivitas otak pasien dalam keadaan tidur.
Lama perekaman dari awal sampai akhir kurang lebih 30 sampai 45 menit (masing-
masing lab EEG berbeda, tergantung kebutuhan.
Penulis sadar bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna. Mohon masukan, kritik dan
saran dari para pembaca, bila ada yang kurang silahkan ditambahkan. Bila ada yang
salah mohon dimaafkan. Tulisan ini berdasarkan pengalaman bekerja penulis selama 10
tahun di EEG Engineering.
11