Vous êtes sur la page 1sur 24

HARGA DIRI RENDAH

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kesehatan jiwa merupakan suatu kebutuhan tiap individu yang sangat penting. Oleh
karena itu kesehatan jiwa harus juga diperhatikan. Selain hal ini merupakan peran petugas
kesehatan, tetapi merupakan hal yang menuntut adanya keselarasan dan kerja sama dari
berbagai pihak selain individu itu sendiri, keluarga maupun lingkungan.
Dari berbagai masalah kesehatan jiwa, gangguan konsep diri dengan harga diri rendah
banyak mengiringi penyakit-penyakit gangguan jiwa. Bila hal ini terjadi, terkadang dapat
menimbulkan dampak yang buruk pada diri pasien sendiri maupun orang lain di sekitarnya.
Oleh karena itu kami mencoba untuk melakukan Asuhan Keperawatan Pada Tn. Y Dengan
Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah agar mengalami perubahan yang di harapkan

B. TUJUAN PENULISAN
a) Tujuan khusus
Tujuan utama dari penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas individu mata kuliah
Keperawatan jiwa
b) Tujuan umum
- Menerapkan teori dan lebih menekankan dalam mempraktekan proses keperawatan yang
terdiri dari pengkajian, perencanaan, tindakan dan evaluasi
- Dapat mengetahui cara merawat klien dengan isolasi sosial

C. METODE PENULISAN
Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan laporan ini adalah

a. Wawancara : Dilakukan pada pada klien, keluarga klien dan perawat ruangan
b. Observasi : Pengamatan pasien selama proses keperawatan
c. Perpustakaan : Catatan medis dan mata kuliah keperawatan jiwa
BAB II
KONSEP DASAR

A. MASALAH UTAMA
Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah

B. PROSES TERJADINYA MASALAH


1. Pengertian
Haraga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan
menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan diri sendiri tanpa syarat,
walaupun melakukan kesalahan, kekalahan dan kegagalan, tetap merasa sebagai seseorang
yang penting dan berharga.
Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri sendiri atau
kemampuan diri yangnegatif yang dapat secara langsung atau tidak langsung diekspresikan.
(Towsend, 1998).
Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak
dapat bertanggung jawab atas kehidupan sendiri, gagal menyesuaikan tingkah laku dancita –
cita. (Fk.UNDIP , 2001 )
Kesimpulan harga diri rendah adalah perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang
percayaan diri, harga diri serta menolak dirinya. Tidak dapat bertanggung jawab atas
kehidupan sendiri serta gagal dalam menyesuaikan tingkah laku dan cita-cita.
2. Tanda-tanda klien dengan harga diri rendah adalah :
a. Perasaan malu terhadap diri sendiri adalah akibat penyakit dan akibat tindakan terhadap
penyakit.
b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri
c. Merendahkan martabat
d. Gangguan hubungan sosial seperti menarik diri
e. Percaya diri kurang
f. Menciderai diri
(Stuart dan Sudden ; 1998, hal 230)
3. Faktor-faktor
a. Faktor predisposisi
1. Penolakan orang tua
2. Harapan orang tua yang tidak realistis
3. Kegagalan yang berulang kali
4. Kurang mempunyai tanggung jawab personal
5. Ketergantungan kepada orang lain
6. Ideal diri tidak realistis
b. Faktor presipitasi
1. Citra tubuh yang tidak sesuai
2. Keluhan fisik
3. Ketegangan peran yang dirasakan
4. Perasaan tidak mampu
5. Penolakan terhadap kemampuan personal
6. Perasaan negatif mengenai tubuhnya sendiri

C. POHON MASALAH

Isolasi Sosial = Menarik Diri

Gangguan Konsep Diri = Harga Diri Rendah Masalah Utama

Koping Individu Tidak Efektif

D. MASALAH KEPERAWATAN
1. Isolasi Sosial : Menarik diri
Data :
a. Apatis (acuh terhadap lingkungan)
b. Komunikasi verbal menurun atau tidak ada. Klien tidak bercakap-cakap dengan klien lain
atau perawat
c. Mengisolasi diri (menyendiri)
d. Tidak atau kurang sadar dengan linkungan sekitarnya
e. Menolak hubungan dengan orang lain
f. Aktifitas menurun
g. Harga diri rendah
2. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
Data :
a. Malu terhadap diri sendiri akibat penyakit
b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri
c. Merendahkan martabat
d. Gangguan hubungan sosial : menarik diri
e. Percaya diri kurang
f. Menciderai diri

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Isolasi sosial : Menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah


2. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah berhubungan dengan koping individu tidak
efektif
F. RENCANA KEPERAWATAN
l : Menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
 Tujuan umum
Klien tidak menarik diri dan mampu berhubungan dengan orang lain secara optimal
 Tujuan khusus
TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya
o Kriteria hasil
Ekspresi wajah bersahabat, tidak acuh, ada kontak mata, mau berjabat tangan, mau
menyebutkan nama, mau bercakap-cakap dan mengutarakan masalah yang dihadapi
o Intervensi
Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip hubungan therapeutik
1. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
2. Perkenalkan diri dengan sopan
3. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggialan yang disukai klien
4. Jelaskan tujuan pertemuan
5. Jujur dan menepati janji
6. Selalu kontak mata selama interaksi
7. Tunjukan sikap empati dan penuh perhatian pada klien

TUK 2 : Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
o Kriteria hasil
Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
o Intervensi
1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
2. Bantu klien mengekspresikan dan menggambarkan perasaan serta pikirannya
3. Tekankan bahwa kekuatan untuk berubah tergantung pada klien sendiri
4. Identifikasi stresor yang relevan dan penilaian klien terhadap stresor tersebut
5. Dukung kekuatan, ketrampilan dan respon koping yang efektif
6. Utamakan memberi pujian therapeutik
7. Tingkatkan keterlibatan keluarga dan kelompok untuk memberikan dukungan untuk
mempertahankan kemajuan dan perkembangan klien

TUK 3 : Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan


o Kriteria hasil
Klien menilaim kemampuan yang digunakan
o Intervensi
1. Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan
2. Dukung kekuatan, ketrampilan dan respon koping yang adaptif
3. Utamakan memberi pujian therapeutik
4. Libatkan keluarga dalam perawatan klien

TUK 4 : Klien dapat merencanakan kegiatan harian


1. Dukung klien untuk merencanakan kegiatan harian
2. Rencanakan kegiatan bersama klien, aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai
kemampuan (kegiatan sendiri, kegiatan dengan bantuan sebagian, kegiatan dengan bantuan
total)
3. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
4. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh dilakukan
5. Libatkan keluarga dalam perawatan klien

TUK 5 : Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuannya


o Kriteria hasil
Klien melakukan kegiatan sesuai dengan kondisi dan kemampuannya
o Intervensi
1. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan
2. Beri pujian atas keberhasilan klien
3. Beri dukungan yang sesuai dan positif untuk mempertahankan kemajuan dan
pertumbuhannya
4. Libatkan keluarga dalam perawatan klien

TUK 6 : Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada


o Kriteria hasil
Klien memanfaatkan sistem pendukung yang ada
o Intervensi
1. Berikan pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga diri
rendah
2. Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat
3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah sesuai dengan keadaan klien
STRATEGI PELAKSANAAN KEPERAWATAN
Pertemuan : Ke-I (satu)

Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien, membantu pasien menilai
kemampuan yang masih dapat digunakan membantu pasien memilih atau menetapkan
kemampuan yang akan dilatih, melatih kemampuan yang telah dipilih dan menyusun jadwal
pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih dalam rencana harian.
1. Orientasi :
- Salam terapeutik : “Assalamu’alaikum,
- Validasi : bagaimana keadaan Tn. Y, hari ini? Tn. terlihat segar ”
- Kontrak :
Topik :“Bagaimana, kalau kita bercakap-cakap tentang bagaimana cara membina hubungan
saling percaya? Tn. Bisa menyebutkannya.?nanti setelah itu kita lakukan bersama.”
Tempat :“Tn. mau kita bicara dimana? Bagaimana kalau di ruang tamu? Berapa lama?
Waktu : “ Bagaimana kalau 15 menit?
2. Kerja :
“Tn. Y, apa saja cara membina hubungan saling percaya Tn.? Bagus, apa lagi? Apa saja
yang Tn. Lakukan selain itu yang biasa Tn. lakukan? Bagaimana dengan berjabat tangan?
Menanyakan nama? Menanyakan alamat……..dst.”. “Wah, bagus sekali ada lima cara untuk
membina hubungan saling percaya yang Tn. lakukan.”
“Tn. Y, dari lima cara ini, yang mana yang Tn. bisa lakukan di rumah sakit? Coba kita lihat,
yang pertama bisakah, yang kedua……sampai yang kelima (misalnya masih tiga yang masih
bisa dilakukan). Bagus sekali masih ada tiga cara yang masih bisa lakukan di rumah sakit
ini.
“Sekarang, coba Tn. Y pilih satu cara yang bisa dilakukan di rumah sakit ini”. “O, ya nomor
satu,berjabat tangan? Kalau begitu, bagaimana kalau sekarang kita berlatih berjabat tangan
Tn.”. Mari kita lakukan dengan saya Tn. Y. coba, sudah bisa kan berjabat tangan /
memperkenalkan diri?”
“Nah kalau kita mau berjabat tangan, mari kita dekati orang yang ingin Tn. ingin berjabat
tangan dan memperkenalkan diri. Bagus! Sekarang duduk berdampingan, ya Bagus! Nah
sekarang kita ucap salam, ya Bagus! Sekarang kita sebut nama dan alamat. ya bagus!.”
“Tn. Y sudah bisa berjabat tangan dan memperkenalkan diri dengan baik sekali. Sekarang
bedakan dengan sebelum Tn. mengenalinya? Bagus!”
3. Terminasi :
- Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan Tn. Y setelah bercakap-cakap dan berjabat tangan / memperkenalkan
diri? Yah, Tn. ternyata banyak yang dapat dilakukan di rumah sakit ini. Salah satuny
memperkenalkan diri, yang sudah Tn. praktekan dengan sekali.
- Evaluasi Objektif
“Klien mampu duduk berdampingan,menjawab salam, danmenyebutkan nama.”
- Rencana tindakan lanjut
”Bagaimana kalau kegiatan itu Tn. lakukan selama disini dan nanti kegiatan tersebut tetap
Tn. lakukan dirumah, kalau begitu kita buat jadwalnya saja ya Tn?biar Tn. tidak lupa.
- Kontrak
Topik : “Besok kita akan membicarakan tentang kemampuan dan aspek positif yang Tn.
miliki.
Tempat : “Tn mau kita berbincang – bincang dimana.?
Waktu : “Mau berapa lama Tn.?”bagaimana kalu 15 menit?setuju?“ sampai jumpa ya”

STRATEGI PELAKSANAAN KEPERAWATAN


Pertemuan : Ke-2 (Dua)

Melatih pasien melakukan kegiatan lain yang sesuai dengan kemampuan pasien

1. Orientasi :
- Salam theraupetik : “Assalammua’alaikum,
- Validasi :“ Bagaimana perasaan Tn. Y pagi ini? Apakah masih ingat tentang apa yang kita
lakukan kemarin?Bagus! Coba diulang lagi? Bagus sekali!
- Kontrak:
Topik :“Sekarang kita akan lakukan kegiatan kedua. Masih ingat apa kegiatan itu Tn?”
“Ya banar, kita akan membicarakan kemampuan dan aspek positif yang Tn. miliki.”
Tempat :“Bagaimana kalau kita bicara ditaman?.”
Waktu :“Bagaimana kalu 15 menit?.”

2. Kerja :
“Tn. Y, tadi telah mengungkapkan hal hal yang dapat Tn. lakukan?, masih ada yang lain?
Sekarang kita coba pilih kemampuan bapak yang dapat Tn. lakukan disini.”.
3. Terminasi :
- Validasi Subjekti :
“Bagaimana perasaan Tn. setelah tahu dan mencoba kegiatan yang dapat Tn. lakukan
disini? Bagus!”
- Validasi Objektif :
“Klien sudah mampu melakukan beberpa aspek positif yang dimiliki”
- Rencana tindakan lanjut :
“Saya harap Tn. mau mencoba melakukan kegiatan selama disini.”
- Kontrak :
o pik :“Tn. pertemuan ini sampai disini dulu, besok kita mengobrol lagi dengan keluarga
apabila datang.”
Tempat : “Bagaimana kalau diruang tamu saja?”
Waktu :“Biasanya keluarga Tn. jenguk jam berapa? Baiklah kita diskusikan nanti ya.
Sampai jumpa.”
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. A DENGAN HARGA DIRI RENDAH DI
RUANG ALI RSI SUNAN KUDUS

Tanggal Pengkajian : 20 Desember 2017


Tanggal Masuk : 17 Desember 2017
Ruang : Ali

I. PENGKAJIAN
A. Identitas Klien
Nama : Tn. A
Umur : 30Tahun
Alamat :
Status Perkawinan : Belum Menikah
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa / Indonesia
Pendidika : SMA
Pekerjaan : Pedagang
No. CM :
B. Penanggung Jawab
Nama : Ny. P
Hubungan dengan Klien: Ibu Kandung
Alamat :

II. ALASAN MASUK


2 bulan sebelum masuk RSI Sunan Kudus klien sering menyendiri,melamun, bicara sedikit,
sulit kominikasi, bicara sendiri dan sulit tidur.
. III FAKTOR PREDISPOSISI
1. Klien pernah mengalami gangguan jiwa ±2 tahun yang lalu, pernah rawat jalan di
RS.Islam Sunan kudus.
2. Kontrol tidak rutin, pengobatan kurang berhasil.
3. Klien mengatakan tidak pernahmengalami pengalaman yang tidak menyenangkan seperti
aniaya fisik, aniaya seksual, penolakan dan kekrasan keluarga dan tindakan kriminal
4.. Klien mengatakan bahwa didalam keluarganya tidak ada anggota keluarga yang
mengalami gangguan jiwa.
5. Klien mempunyai pengalaman masalalu yang tidak menyenangkan yaitu ia jatuh dari
sepeda motor.

IV. PEMERIKSAAN FISIK


. Tanda – tanda vital :
1. Keadaan umum : Baik
2. Tingkat kesadaran : Compos Mentis
3. Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Suhu : 36,5 ºC
Pernafasan : 26 x/menit
4. Ukuran :
Tinggi badan : 170cm
Berat badan : 62 Kg
5.Keluhan Fisik :Klien tidak mengeluh sakit apa – apa, tidak ada kelainan fisik.
6. Pemeriksaan fisik
a. Kepala : Mesocepal, tidak terdapat bekas luka.
b. Rambut : Rambut bersih, lurus, warna hitam, dan tidak mudah rontok, berminyak.
c..Mata : Simetris kanan dan kiri,konjungtiva tidak anemis,sclera tidak ikterik,pupil
ishokor, pandangan kosong, kontak mata kurang dan wajah kelihatan
murung,
d.Hidung : Bersih, tidak ada secret tidak ada epitaksis
e.Telinga : Simetris, tidak ada serumen maupun gangguan pendengaran
f. Mulut : Bersih, tidak ada stomatitis, mukosa bibir lembab , gigi bersih
g.Tenggorokan :Tidak ada gangguan menelan, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
h. Dada :
Paru :
I : Simetris, pergerakan dada kanan dan kiri
P : Vocal vremitus kanan dan kiri sama kuat
P : Sonor disemua lapang paru
A : Vesikuler disemua lapang paru
Jantung :
I : Ictus cordis tampakdi intercosta 4 dan 5 linea midclavikulasinistra
P : Ictus cordis teraba di intercosta 4 dan 5 linea midclavikulasinistra
P : Redup
A : Bunyi jantung S1 dan S2 reguler, tidak ada bunyi tambahan
i.Abdomen :

I : datar
P : tidak ada nyeri tekan,tidak ada ascites , hepar dan lien tidak teraba
P : timpani
A : peristaltik usus 12x/ menit
j. Genetalia : Bersih dan tidak ada kelainan, anus ; tidak ada haemoroid
k. Ektremitas: Jari kaki dan tangan lengkap,tidak tremor,kuku bersih
7. Riwayat pengobatan penyakit fisik : Bila klien sakit berobat ke puskesmas atau dokter.

V. PSIKOSOSIAL
Genogram

Keterangan ;

: Laki-laki

: Perempuan

: Garis keturunan

: Tinggal Satu Rumah


a. Pengambilan keputusan dalam rumah oleh ibu
b. Pala komunikasi antar keluarga : Klien bila berkomunikasi dengan keluarga baik, yapi bila
dengan orang lain merasa malu dan rendah diri.
c. Pola asuh yang diterapka keluarga: Klien senang dengan model asuh ibunya yang selalu
melindungi klien.
d. Sumber pembiayaan ekonomi keluarga : dari berjualan sembako dipasar
e. Posisi kamar tidur berhadapan dengan ruang tamu.

2. Konsep Diri

Gambaran diri : Klien mengatakan menyukai adalah semua anggota tubuhnya.


Identitas diri : Klien mengatakan anak ke-2 dari 3 bersaudara.
Peran : Klien mengatakan di dalam keluarganya atau dirumah sebagai anak.
 Ideal diri : Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan pulang, merasa bosan
dan ingin bekerja lagi.
Harga diri : Klien mengatakan malu berhadapan langsung dengan orang lain
selain ibu dan adiknya,klien merasa tidak pantas jika berada diantara
orang lain, kurang interaksi sosial.dan merasa rendah diri.
Masalah Keperawatan : harga diri rendah

3. Hubungan Sosial
Orang yang dekat dengan klien adalah ibu dan adiknya.
Peran serta kelompok / masyarakat : sebelum klien sakit sering mengikuti gotong
royong didesanya.
Hambatan dalam hubungan dengan orang lain: selama klien rawat jalan / berobat jalan
temannya berkurang karena klien malu berkomunikasi dan berinteraksi.
Masalah Kepeawatan : Menarik diri

4. .Spiritual
Klien mengatakan beragama islam dan melakukan sholat dalam 5x sehari, jika sholat klien
sehabis sholat klien berdoa agar cepat sembuh.

VI. STATUS MENTAL


1.. Penampilan : Penampilan klien kurang rapi, rambut jarang disisir, klien menggunakan baju
cukup bersih.
2. Pembicaraan : Klien berbicara lambat tetapi dapat tercapai dan dapat dipahami.
3Aktivitas Motorik : Klien labih banyak menunduk, tampak malu ,aktivitas klien menyesuaikan.
4.Alam perasaan : Klien mengatakan bosan diRS ingin cepat sembuh dan pulang, klien sedih
karena tidak bisaselalu bertemu ibu.dan adiknya,
5.Afek: Klien tidak sesuai dalam berfikir, bicara klien lambat
6. Interaksi selama wawancara : Kontak mata kurang karena menunduk,sesekali klien melihat
ke perawat dan ,selalu menjawab jika ditanya.
7 Persepsi : Halusinasi saat pengkajian tidak ditemukan.
8 Proses Fikir : Tidak ada waham.
9. Isi pikir : Klien tidak mengalami fobia, pikiran magic atau depersonalisasi (perasaan
asing terhdap diri sendiri, orang lain dan lingkungan), klien tidak
mengalami waham baik waham curiga,waham agama, waham kebesaran,
maupun waham somatic

10.Tingkat kesadaran : Klien sadar hari, tanggal dan waktu saat pengkajian, hari Rabu tanggal
25 Oktober 2017 jam 15.00 WIB,hari berikutnya juga klien sadar hari
Kamis tanggal 26 Oktober 2017.
11. Memori :Daya ingat jangka panjang klien masih ingat masa lalunya.
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung : Klien berhitung lancar, contoh 25 – 15= 10
13. Kemampuan Penilaian : Klien mampu menilai antara mandi dulu sebelum makan atau
makan dulu sebelum mandi?. Klien menjawab mandi dulu sebelum
makan.
14. Daya Tilik Diri : Klien tahu dan sadar bahwa dirinya dirumah sakit Islam “SUNAN
KUDUS”

VIII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Makan
Klien makan 3x sehari, pagi, siang, sore, minum ± 6 gelas / hari, mandiri.
2. BAB / BAK
Klien BAB 1x sehari, BAK ± 4x sehari, mandiri.
3. Mandi
Klien mandi 2x sehari, pagi dan sore, gosok gigi setiap kali mandi, mandiri.
4. Berpakaian / berhias
Klien mampu berpakaian sendiri tanpa bantuan orang lain.
5. Istirahat dan Tidur
Klien lebih banyak tiduran, tidur siang 13.00 WIB - 15.00 WIB,tidur malam jam 20.00WIB
04.30 WIB.
6. Penggunaan obat
Klien minum obat 2x sehari setelah makan. Haloperidol 2x5 mg, trihexiperidine 2x2 mg.
7. Pemeliharaan Kesehatan
Klien sudah pernah periksa di RSI SUNAN KUDUS tetapi rawat jalan.
8. Kegiatan di Dalam Rumah
Klien dirumah membantu orang tua mengerjakan pekerjaan rumah.
9. Kegiatan di luar rumah
Klien membantu ibu berjualan dengan ibunya di pasar.
IX. MEKANISME KOPING
a. Klien mampu berbicara dengan orang lain,terlihat malu
b.Klien mampu menjaga kebersihan diri sendiri
c. Klien mampu jika ada masalah tidak menceritakan kepada orang lain,lebih suka diam.
Masalah Keperawatan : Koping Individu Tidak Efektif.

X. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


a.Masalah berhubungan dengan lingkungan : Klien menarik diri dari lingkungan
b. Masalah dengan kesehatan (-)
c. Masalah dengan perumahan:Klien tinggal dengan kedua orang tua dan adiknya.
d. Masalah dengan Ekonomi : Kebutuhan klien dipenuhi oleh ibunya.

XI. ASPEK MEDIK


a. Diagnosa Medis
Schizofrenia
b. Terapi
Infus RL 20 tts/mnt
Haloperidol 2x5 mg
Trihexiperidine 2x2 mg

XII. MASALAH KEPERAWATAN


a. Harga Diri Rendah
b. Menarik Diri
1. Koping Individu Tidak Efektif

XIII. POHON MASALAH

Isolasi Sosial = Menarik Diri

Gangguan Konsep Diri = Harga Diri Rendah Masalah Utama

Koping Individu Tidak Efektif

XIV. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Menarik Diri b/d Harga Diri Rendah
2. Harga Diri Rendah b/d Koping Individu Tidak Efektif
XV. ANALISA DATA

No Data Etiologi Problem

1. Ds : Harga diri Rendah Menarik Diri


- Klien mengatakan sering
menunduk, kurangnya interaksi
social
Do “
- Klien tampak menyendiri, malu

Ds: Klien mengatakan sering Koping Individu Harga Diri Rendah


melamun dan menyendiri Tidak Efektif
Do: klien tampak murung minder

XVI. RENCANA KEPERAWATAN

Tgl. Dx.Keperawat Tujuan Kriteria Hasil Intervensi


an
25- Menarik Diri TUM
12-17 berhubungan Klien dapat
dengan harga berhubungan
Diri Rendah dengan orang lain
secara optimal.
TUK 1
Klien dapat  Klien ekspresi 1. Beri salam / panggil nama
membina hubungan wajah bersahabat2. yang disukai
saling percaya . 3. Jelaskan BHSP dengan
 Klien komunikasi terapeutik
menunjukan rasa
senang. 3. Memperkenalkan diri
 Klien mau dengan sopan.
kontak mata. 4.
 Klien mau 5. Tanyakan nama lengkap
berjabat tangan. dan nama panggilan
 Klien mau 6.
membalas salam.7. Tujuan pertemuan
8.
 Klien mau duduk6. Jujur dan menepati janji
berdampingan.
 dengan perawat.7. Tunjukan sikap empati
 Klien mau dan menerima klien apa
menyebut nama adanya
dan mau
mengutaraka 8. Lakukan kontak singkat
masalah yang tapi sering
dihadapi.
TUK 2  Klien mampu 1. Diskusikan kemampuan
Klien dapat mengidentifikasi dan aspek positif yang
mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki
kemampuan dan dimiliki 2.
aspek positif yang  Aspek positif 2. Hindarkan dari penilaian
dimiliki keluarga yang negative
 Aspek positif
lingkungan yang 3. Utamakan pemberian
dimilii klien pujian yang realistic
TUK 3  Klien mampu 1. Diskusikan kemampuan
Klien dapat menilai menilai yang dapat digunakan
kemampuan yang kemampuan yang selama sakit
dimiliki dimiliki selama 2.
sakit 2.Diskusikan kemampuan
yang dapat ditunjukan
penggunaannya
TUK 4  Klien dapat 1. Rencanakan bersama klien
Klien dapat membuat rencana aktifitas yang dapat
menetapkan kegiatan harian dilakukan setiap hari
perencanaan 2.
kegiatan sesuai - Kegiatan mandiri
dengan - Dibantu sebagian
kemampuannya - Dengan bantuan total

3. Tingkatkan kegiatan
sesuai dengan toleransi
kondisi klien
4.
3. Beri contoh cara
pelaksanaan kegiatan yang
boleh klien lakukan

Harga Diri TUM  Klien mampu 1. Lakukan pendekatan


Rendah Klien dapat duduk dengan baik, menerima
berhubungan melakukan berdampingan klien apa adanya dan
dengan keputusan yang dengan perawat bersikap empati
Koping efektif untuk  Klien mampu 2. Cepat mengendalikan
Individu mengendalikan berbincang - perasaan dan reaksi
Tidak Efektif situasi kehidupan bincang dengan perawatan diri sendiri
yang demikian perawat misalnya rasa marah
menurunkan  Klien mampu ,empati.
perasaan rendah diri merespon
TUK 1 tindakan perawat3. Sediakan waktu untuk
Klien dapat berdiskusi dan bina
menbina hubungan hubungan yang sopan..
terapeutik dengan 4.
perawat 4. Berikan kesempatan
kepada klien untuk
merespon.
TUK 2  Klien dapat 1. Tunjukan emosional yang
Klien dapat mengungkapkan sesuai
mengenali dan perasaannya 2.
mengekspresikan  Klien mampu 3. Gunakan tekhnik
emosinya mengenali komunikasi terapeutik
emosinya dan terbuka,
dapat 4.
mengekspresikan3. Bantu klien
nya mengekspresikan
perasaannya
4.
5. Bantu klien
mengidentifikasikan
situasi kehidupan yang
tidak berada dalam
kemampuan dan
mengontrolnya
6.
5. Dorong untuk menyatakan
secara verbal perasaan –
perasaan yang
berhubungan dengan
ketidak mampuannya.
TUK 3  Klien dapat 1. Diskusikan masalah yang
Klien dapat mengidentifikasi dihadapi klien dengan
memodifikasi pola pemikiran yang memintanya untuk
kognitif yang negatif menyimpulkannya
negative  Klien dpat 2.
menurunkan 3. Identifikasi pemikiran
penilaian yang negatif klien dan bantu
negatifpada untuk menurunkan
dirinya. pemikiran negatif.
4.
2. Evaluasi ketetapan
persepsi logika dan
kesimpulan yang dibuat
klien
3.
4. Kurangi penilaian klien
yang negatif terhadap
dirinya
5.
5. Bantu klien menerima
nilai yang dimilikinya atau
perilakunya atau
perubahan yang terjadi
pada dirinya.
TUK 4  Klien mampu 1. Libatkan klien dalam
Klien dapat menentukan menetapkan tujuan yang
berpartisipasi dalam kebutuhan untuk ingin dicapai
mengambil perawatan pada 2.
keputusan yang dirinya 3. Motivasi klien untuk
berkenan dengan  Klien dapat membuat jadwal aktivitas
perawatan dirinya berpartisipasi perawatan dirinya
dalam 4.
pengambilan 3. Berikan privasi sesuai
keputusan kebutuhan yang ditentukan

4. Berikan reinsforcement
positif tentang pencapaian
kegiatan yang telah sesuai
dengan keputusan yang
ditentukannya

XVII. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN


Tanggal No Implementasi Evaluasi
/ Jam
25 DES 11. MemBina hubungan saling S:
2017 percaya dengan :  Klien menjawab salam dan
Jam  Menyapa klien dengan mengatakan selamat sore
15.00 ramah ,menyebutkan nama A dan
 Memperkenalkan diri alamat
dengan sopan O:
 Menanyakan nama lengkap Klien mau berjabat tangan
serta alamat klien  Klien mau duduk
 Menunjukan sikap empati, berdampingan dengan perawat
jujur dan menempati janji  Klien mau mengutarakan
 Menanyakan masalah yang masalahnya
dihadapi A : SP 1 tercapai
P:
Lanjutkan SP 2 adakan kontrak
waktu pertemuan berikutnya.
Pk :
Anjurkan klien untuk dapat
menyapa perawat jika bertemu
dan percaya jika perawat akan
membantu masalah yang
dihadapi
25 DES 2. Bina hubungan terapeutik S:
2017 dengan perawat dengan :  Klien mau duduk
Jam  Pendekatan dengan baik berdampingan dengan perawat
15.30 ,menerima klien apa adanya O:
 Mengidentifikasi perasaan  Klien mampu berbincang –
dan reaksi perawatan diri bincang dengan perawat
sendiri  Klien mampu merespon
 Menyediakan waktu untuk tindakan perawat.
bina hubungan yang sopan A : SP 2 tercapai
 Menberikan kesempatan Pp :
untuk merespon Lanjutkan SP 3 adakan kontrak
waktu pertemuan berikutnya.
Pk :
Anjurkan klien mampu
berkomunikasi,mampu
memulai berbicara dan tidak
canggung.

26 DES 3. Mengidentifikasi S:
2017 kemampuan dan aspek  Klien mengatakan cara
Jam positif yang dimiliki dengan penilaian positif tidak boleh
17.00 : berfikir jelek terhadap orang
 Membantu lain,sopan santun dan ramah
mengidentifikasi dengan yang diutamakan.
aspek yang positif O:
 Mendorong agar  Klien dapat mengungkapkan
berpenilaian positif perasaannya
 Membantu mengungkapkan A : SP 3 tecapai
perasaannya Pp :
lanjutkan SP 1 keluarga
Pk :
Anjurkan klien untuk
mempertahankan hubungan
saling percaya berinteraksi
secara terarah.

5. Merencanakan bersama S: Klien mengatakan mampu


klien aktifitas yang dapat melakukan aktifitas sesuai yang
dilakukan setiap hari direncanakan
6. O : Klien tampak melakukan
- Memantau kegiatan klien aktifitas secara mandiri
secara mandiri A: SP 4 tercapai
- Dibantu sebagian P : Anjurkan klien untuk tetap
- Dengan bantuan total mempertahankan kegiatan yang
dilakukan
7. Meningkatkan kegiatan
sesuai dengan toleransi
kondisi klien
8.
Memberi contoh cara
pelaksanaan kegiatan yang
boleh klien lakukan
S :Klien mengatakan senang
. Memberikesempatan klien dapat melakukan aktifitas
untuk mencoba kegiatan O: Klien tampak senang
yang telah direncanakan A : SP 5 tercapai
2. Memberi pujian atas P : Rencanakan
keberhasilan klien untukkemungkinan kegiatan
Mendiskusikan dirumah,
kemungkinan melaksanakan
dirumah
S: Keluarga mengatakan akan
. Memberi pendidikan memantau kegiataan da
kesehatan cara perawatan perawatan klien
klien dengan Harga Diri O: Keluarga tampak semangat
Rendah pada keluarga A : SP 6 tercapai
Membantu keluarga P: -
menyiapkan lingkungan di
rumah.

BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah penulis melakukan pengkajian dan perawatan pada Tn. Y dengan gangguan
konsep diri : harga diri rendah di Ruang perkasa Rumah Sakit Jiwa Daerah Klaten selama 2
minggu penulis dapat menarik kesimpulan bahwa dalam malakukan perawatan jiwa sangat
penting sekali membina hubungan saling percaya dan juga membutuhkan kolaborasi yang
baik dengan tenaga medis (dokter dan perawata), keluarga dan juga lingkungan (tetangga dan
masarakat) terapeutik, agar semua maksud dan tujuan klien dirawat maupun perawat yang
merawat tercapai.

B. SARAN
1. Klien
- Libatkan klien dalam aktivitas positif
- Minum obat secara rutin dengan prinsip 5B
- Memahami aspek positif dan kemampuan yang dimilikinya
- Berlatih untuk berinteraksi dengan orang lain
2. Keluarga
- Mau dan mampu berperan serta dalam pemusatan kemajuan klien
- Membantu klien dalam pemenuhan aktivitas positif
- Menerima klien apa adanya
- Hindari pemberian penilaian negatif
3. Perawat
- Lebih mengingatkan terapi theraupetik terhadap klien
- Menyarankan keluarga untuk menyiapkan lingkungan dirumah
- Meningkatkan pemenuhan kebutuhan dan perawatan klien
- Memberi reinforcement

DAFTAR PUSATAKA

Stuart, G.W. dan Sudeen, S.J. (2014). “Principles And Practice Of Psychiatric Nursing”.

Town send, M.C. (1998). “Diagnosa Keperawatan Psikiatri : Pedoman untuk pembuatan
rencana keperawatan”. Jakarta : EGC
Carpenito, L. 2011. Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktik Klinis (terjemahan). EGC.
Jakarta

Dalami,W. 2009. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Jiwa. Tiras Info Medika:
Jakarta.

FKUI dan WHO. 2006. Modul Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. (MPKP Jiwa).
FKUI&WHO

Mubarak, W. 2008. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi Dalam Praktik.
EGC. Jakarta

Vous aimerez peut-être aussi