Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
OLEH :
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA KELAYAN IQ “A” DENGAN
GAYA HIDUP KURANG GERAK DI DUSUN GUBUK BARU
DESA BANYUMULEK KECAMATAN KEDIRI
KABUPATEN LOMBOK BARAT
Mahasiswi
ANNISA FITRIANI
016.02.0608
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ALLAH S.W.T karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga laporan kasus kelolaan ASUHAN
KEPERAWATAN GERONTIK PADA KELAYAN IQ “R” DENGAN GAYA HIDUP
KURANG GERAK DI DUSUN GUBUK BARU DESA BANYUMULEK KECAMATAN
KEDIRI KABUPATEN LOMBOK BARAT dapat terselesaikan. Laporan
ini disusun untuk memenuhi sebagian syarat untuk memenuhi
kompetensi mata ajar Keperawatan Gerontik.Dalam penyusunan
laporan ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis
menyampaikan terima kasih kepada pembimbing akademik dan
pembimbing lahan yang telah bersedia membimbing kami dengan
penuh kesabaran.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Gaya hidup kurang bergerak adalah jenis gaya hidup
dengan tidak atau jarang melakukan aktivitas fisik.
Prilaku tidak aktif ditemui di masyarakat yang banyak
beraktivitas sambil duduk, duduk bersandar, dan berbaring
di luar waktu tidur. Menurut Nanda (2015-2017) gaya hidup
kurang gerak meliputi kurang latihan untuk olahraga,
kurang minat pada aktivitas fisik, kurang motivasai
terhadap aktivitas fisik, kurang pengetahuan tentang
keuntungan olahraga bagi kesehatan, dan kurang sumber
daya untuk aktivitas fisik.
Artrisis gout (asam urat) adalah salah satu
penyakit yang terjadi pada persendian lumrah diderita
masyarakat Indonesia baik tua maupun muda. Di masyarakat,
masih terus berkembang mitos dan anggapan yang salah
mengenai penyakit ini. Padahal mitos-mitos ini
menyesatkan bila dikaji dari sisi medis dan bisa
merugikan penderita. Salah satu mitos tersebut yaitu
dengan sering mandi malam diusia muda memicu asam urat
diusia tua. Faktanya sejauh ini belum ada bukti yang
menguatkan hal tersebut.
Prevalensi terjadinya penyakit ini adalah 1 % orang
dewasa. Lebih dominan terjadi pada perempuan. Perempuan 3
kali lebih rentan menderita artritis gout dibanding
dengan laki-laki. Penyakit ini menyerang semua etnis,
dengan insiden pada orang berusia 18 tahun berkisar 0,1 %
- 0,3 %. Sedangkan pada anak-anak dan remaja yang berusia
kurang dari 18 tahun 1 / 100.000 orang.
Pada tahun 2000, jumlah penderita Artritis Gout
(asam urat) sekitar 120 orang. Walaupun pravalensi
2
B.TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Penulis dapat mengaplikasikan teori yang didapat saat
proses belajar mengajar secara nyata kepada lansia
dengan Artritis gout (asam urat) dan secara langsung
memberikan asuhan keperawatan kepada kelayan.
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu mengidentifikasi tanda dan gejala
Artritis gout secara langsung.
b. Penulis mampu melaksanakan proses keperawatan
secara langsung, mulai dari pengkajian data
kelayan, menganalisa data tersebut kemudian
merumuskan diagnosa keperawatannya. Selanjutnya
membuat rencana tindakan dan melaksanakannya serta
melakukan evaluasi terhadap tindakan keperawatan
yang diberikan kepada kelayan.
C.METODE PENULISAN
Dalam mengumpulkan data untuk menyusun laporan ini,
penulis menggunakan beberapa pendekatan antara lain :
1. Observasi : Melakukan pengamatan terhadap kelayan
dalam melakukan kegiatan dan
aktivitas.
2. Wawancara : Penulis mewancarai kelayan dan
melakukan sesi tanya jawab serta
menyesuaikan kemampuan kelayan dalam
3
5. Sumber Data :
a. Primer : Yang diperoleh dari kelayan itu sendiri.
b. Sekunder : Yang diperoleh dari orang terdekat, team
kesehatan lain, serta hasil pemeriksaan
fisik.
D.SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk memudahkan dalam penyusunan dan pemahaman dari
Asuhan Keperawatan ini, maka sistematika penulisan ini
dapat dibagi dalam lima bab yaitu:
Bab I : Merupakan pendahuluan meliputi ; latar
belakang, tujuan penulisan, metode
penulisan dan sistematika penulisan.
Bab II : Berisi tinjauan teori meliputi ; konsep
dasar proses menua, konsep dasar penyakit
Rematik (masalah utama) dan konsep dasar
asuhan keperawatan yang terdiri dari
pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Bab III : Berisi tinjauan kasus yang meliputi
pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Bab IV : Pembahasan yang meliputi pengkajian,
diagnosa keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi dimana semua
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4. Patofisiologi
Destruksi Nyeri
sendi
Defisit
perawatan diri
11
5. Pemeriksaan Diagnostik
Faktor rheumatoid : Positif pada 80% - 95% kasus
Fiksasi lateks : Positif pada 75% dari kasus-
kasus khas.
Reaksi-reaksi aglutinasi : Positif pada lebih
dari 50% kasus-kasus khas.
LED : Umumnya meningkat pesat (80-
100mm/h). Mungkin kembali
normal sewaktu gejala-gejala
meningkat.
Protein C-Relatif : Positif selama masa
eksaserbasi.
6. Penatalaksanaan Medis
Prinsip pengobatan reumatoid artritis adalah
mengistirahatkan sendi yang terkena. Obat-obat yang
biasa digunakan, antara lain :
a. Obat Anti Inflamasi Non Steroid (AINS)
Kelompok obat ini dapat mengurangi peradangan
dengan menghalangi produksi mediator peradangan.
Yang paling banyak digunakan adalah aspirin dan
ibuprofen.
b. Obat Slow Acting
a. Senyawa emas
b. Penisilamin
c. Hidrioxi Kloroquin dan Sulfozalazin
c. Kortikosteroid
Untuk pemakaian kortikosteroid, harus diperhatikan
hal berikut :
Pemberian oral dilakukan pada kasus-kasus RA yang
tidak berespon terhadap AINS dan obat-obatan yang
bekerja lambat.
Untuk mengatasi gejala-gejala penyakit yang
terjadi selama menunggu efek obat-obatan yang
bekerja lambat.
12
f. Neurosensori
Gejala : Kebas/kesemutan pada tangan dan kaki,
hilangnya sensasi pada jari tangan.
Tanda : Pembengkakan sendi simetris.
g. Interaksi sosial
Gejala : Perusakan interaksi dengan keluarga/orang
lain, perubahan peran, isolasi.
h. Keamanan
Gejala :
Kulit mengkilat
Tegang
Lesi kulit
Ulkus kaki
Kesulitan dalam menangani ugas
Demam ringan menetap
Kekeringan pada mata dan membran mukosa
i. Interaksi ego
Gejala :
Keputusasaan dan ketidakberdayaan
Ancaman pada konsep diri, citra tibuh,
Identitas pribadi
2. Diagosa Keperawatan
a. Nyeri akut/kronis berhubungan dengan distensi
jaringan oleh akumulasi cairan proses inflamasi
ditandai dengan :
Keluhan nyeri, kelelahan
Fokus pada diri sendiri
Perilaku yang bersifat hati-hati
b. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri
atau ketidaknyamanan, penurunan kekuatan otot,
ditandai dengan :
Ketidakmampuan untuk dengan segaja bergerak dalam
lingkungan fisik.
14
3. Perencanaan
a. Nyeri akut/kronis berhubungan dengan distensi
jaringan oleh akumulasi cairan proses inflamasi.
Kaji keluhan nyeri (lokasi, intensitasnya).
Rasional : Membantu dalam menentukan kebutuhan
manajemen nyeri dan kefektifan
program.
Sarankan kelayan menggunakan matras/kasur keras,
dan bantal kecil.
Rasional : Matras yang lembut/empuk, bantal yang
besar akan mencegah pemeliharaan
kesejajaran tubuh yang tepat,
menempatkan stres pada sendi yang
sakit.
15
4. Pelaksanaan
a. Nyeri akut/kronis berhubungan dengan distensi
jaringan oleh akumulasi cairan proses inflamasi.
Mengkaji keluhan nyeri.
Menganjurkan kelayan untuk menggunakan
matras/kasur keras dan bantal kecil.
Meninggikan linen tempat tidur sesuai dengan
kebutuhan.
Memotivasi kelayan untuk sering merubah posisi.
Membantu kelayan untuk mendapatkan posisi yang
nyaman.
Memberikan massase lembut.
Menganjurkan manajemen stres, seperti teknik
relaksasi.
Memberikan obat-obatan sesuai dengan petunjuk.
b. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri/
ketidaknyamanan, penurunan kekuatan otot.
Mengkaji tingkat inflamasi/rasa sakit pada sendi.
Membantu kelayan melakukan rentang gerak
aktif/pasif.
Memotivasi kelayan mempertahankan postur tegak
dan duduk tinggi, berdiri dan berjalan.
Memodifikasi lingkungan.
c. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri
dtandai dengan keluhan susah tidur/istirahat.
Mendiskusikan kebiasaan pola dan kebutuhan tidur.
Memotivasi kelayan untuk melakukan ritual
menjelang tidur, seperti membaca/minum hangat.
Menyarankan untuk melakukan tindakan mengilangkan
nyeri sebelum tidur.
Menganjurkan untuk memposisikan sendi dengan
tepat.
Menciptakan tidur tanpa gangguan untuk
memungkinkan siklus tidur lengkap.
20
5. Evaluasi
S : Subyektif, keluhan yang dirasakan kelayan
O : Obyektif, kelihan kelayan yang dapat dilihat dan
diobservasi
A : Assesment
P : Planning
22
BAB III
TINJAUAN KASUS
A.PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : selasa, 10 Oktober 2017
Nama Pengkaji : Rudi Hartono
1. Data Biografi
Nama : Iq ”R”
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir : 31 desember 1944
Golongan Darah : -
Pendidikan terakhir : -
Agama : Islam
Status Perkawinan : menikah
TB / BB : 158 cm / 54 kg
Penampilan : Bersih dan rapi
Ciri-ciri tubuh : rambut beruban,
Alamat : Dusun Johor pelita
Oang yang dekat dihubngi : Sumarni
Hubungan dengan usia : Anak
Alamat : Dusun Johor pelita
21
23
2. Riwayat Keluarga
Genogram
Keterangan :
: Laki-laki / Perempuan hidup
: Laki-laki/ Perempuan meninggal
: Hubungan perkawinan
: Klien
: Hubungan keluarga
: Cerai mati
: Tinggal serumah
7. Deskripsi Kekhususan
25
Status imunisasi :
Tetanus : tidak dikaji
Difentri : tidak dikaji
Influenza : tidak dikaji
Pneomovaks : tidak dikaji
Alergi : kelayan mengatakan tidak alergi dengan
makanan dan obat-obatan
Penyakit yang diderita : asam urat
10. Aktivitas Hidup Sehari-hari
a. Indeks Katz
Skor A yaitu klien mandiri dalam hal makan,
berpindah, kontinen, ke kamar kecil, berpakaian dan
mandi.
b. Oksigenasi
Klien mengatakan tidak pernah mengalami gangguan
dalam bernapas, RR:22x/menit
c. Cairan dan elektrolit
Kelayan mengatakan minum air putih yang dimasak +
6-8 gelas / sehari (+ 1.500 mL)
d. Nutrisi
Kelayan mengatakan makan 3 kali sehari dengan porsi
sedang dan komposisi nasi, sayur bening, ikan,
kadang-kadang buah. Kelayan menghindari makanan
yang pedas, bersantan dan makanan yang menggunakan
bumbu penyedap.
e. Eliminasi
Kelayan mengatakan BAB 1 kali/hari pada pagi hari
dengan konsistensi lembek, bau khas, warna kuning
pucat. BAK 4-6 kali/hari warna bening dan agak
kekuningan, bau khas, tidak ada keluhan.
f. Istirahat dan tidur
Klien mengatakan istirahat dari jam 22.00-03.00
Wita, setelah itu kelayan tidak tidur lagi sampai
pagi karena nyeri lutut mulai kambuh. Klien kadang-
kadang tidur siang, + 20 menit. Tidur + 4 jam/hari.
27
g. Aktivitas
Klien dapat melakukan aktivitas secara mandiri
setiap hari seperti makan, ke kamar kecil,
berpakaian dan mandi. Kelayan tidak pernah
olahraga. Tetapi bila berakitivitas berlebihan rasa
sakit pada lutut dan pinggang akan kambuh.
h. Personal Hygiene
Klien berpenampilan bersih, rapi, mandi 2x sehari
dan tetap gosok gigi.
i. Seksual
Klien mengatakan tidak pernah melakukan hubungan
seksual semenjak di tinggal sama suaminya.
j. Rekreasi
Klien mengatakan tidak pernah jalan-jalan, hanya
menonton TV dirumah bersama keluarganya.
k. Psikologis : Klien mengatakan merasa nyaman tinggal
bersama keluarganya
Persepsi kelayan : Kelayan mengetahui menderita
Asam urat.
Konsep diri : Klien menyadari bahwa penyakitnya
timbul karena umur yang sudah tua
Emosi : Klien mengatakan tidak pernah marah-marah
atau merasa tidak puas dengan kondisinya saat ini
Adaptasi : Klien mengatakan mampu beradaptasi
dengan kondisinya.
Mekanisme pertahanan diri : Klien mengatakan
selalu berdo’a agar sembuh dari penyakitnya.
RR: 21 x/menit,
Head To Toe :
a. Kepala
Inspeksi : penyebaran rambut merata, rambut putih dan
tipis, tidak ada lesi
Palpasi : tidak terdapat benjolan, tidak terdapat
nyeri tekan pada semua area kepala
b. Mata
Inspeksi : sklera tidak ikterus, konjungtiva anemis,
reflek pupil (+), simetris, tidak ada
kotoran, VOS : 4/60, VOD : 4/60
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
c. Telinga
Inspeksi : bentuk simetris, bersih
Palpasi : tidak teraba benjolan, tidak ada nyeri
tekan
d. Hidung
Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada napas cuping
hidung, bersih
Palpasi : tidak ada polip
e. Leher
Inspeksi : tidak ada lesi
Palpasi : tidak teraba pembengkakan kelenjar tiroid
dan getah bening, tidak ada tegangan vena
jugularis
f. Dada dan Punggung
Inspeksi : pernapasan normal, tidak ada tarikan
dinding dada, bentuk simetris, punggung
tidak kifosis (bungkuk), kelayan tampak
memegang punggung yang sakit
Palpasi : vokal-fremitusnya normal dengan getaran
yang sama pada kedua dinding dada/punggung
Perkusi : sonor pada semua lapang paru, pekak pada
area jantung
29
n. Sistem Penciuman
Kelayan masih bisa membedakan bau-bauan dengan mata
tertutup seperti kopi dan parfum.
o. Tactil Respon
Kelayan masih bisa merespon bisa membedakan rasa
kasar dan halus
12. Status Kognitif, Afektif dan Sosial
a. SPSMQ (Short Portable Mental Questioner); jumlah
kesalahan 1 yang berarti kelayan memiliki fungsi
intelektual utuh
Pertanyaan yang tidak bisa dijelaskan:
- Tanggal berapa hari ini
b. MMSE (Mini Mental State Exam); nilai yang
didapatkan 26 yang berarti kelayan diindikasikan
tidak mengalami kerusakan kognitif.
c. IDB (Inventaris Depresi Bock); nilai yang
didapatkan 4, yang berarti kelayan tidak mengalami
depresi.
d. APGAR keluarga: nilai yang didapatkan 8
No Fungsi Skor
1 Adaptation 1
2 Partnership 2
3 Growth 1
4 Affection 2
5 Resolve 2
Total 8
B. Analisa Data
No Symptom Etiologi Problem
Tidak tau manfaat
DS : Kelayan Mengatakan
berolahraga
tidak memiliki kebiasaan
olahraga
Malas berolahraga Gaya hidup
DO : Kelayan terlihat
1. Kurang
selalu duduk-duduk di
Gaya hidup kurang Gerak
teras rumah dan tidak
gerak
pernah terlihat keluar
rumah.
2. DS :
P: Kelayan mengatakan Destruksi sendi Nyeri Akut
sakit lutut dan
pinggang akan kambuh
bila beraktivitas
berlebihan, jika Inflamasi
beristirahat rasa membran sinovial
sakit akan berkurang.
Q: Kelayan mengatakan
sakit seperti ditusuk-
tusuk dan terasa Melepas reseptor
ngilu, dengan stimulus nyeri
frekuensi sering. (brakinin,
R: Kelayan mengatakan histamin)
nyeri terasa di lutut
dan pinggang.
S: skala nyeri 3
(ringan) (0-10)
T: kelayan mengatakan Nyeri akut
tidur
DO :
Kelayan tampak
meringis.
Skala nyeri 3 (0-10)
nyeri ringan
Kelayan memegang
bagian lutut dan
pinggang yang sakit
K/U : Baik
TTV :
N : 84x/ menit
RR :21x/ menit
TD:130/90mmHg
N : 84x/ menit
33
Prioritas masalah :
1. Gaya hidup kurang gerak
2. Nyeri akut
3. Gangguan pola tidur
4. Manajemen regimen terapeutik tidak efektif
C.DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut, berhubungan dengan destruksi sendi
ditandai dengan :
Ds :
P: Kelayan mengatakan sakit lutut dan pinggang akan
kambuh bila beraktivitas berlebihan, jika
beristirahat rasa sakit akan berkurang.
34
D.RENCANA TINDAKAN
Hari/tgl
No Diagnosa Keperawatan TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
jam
1. Rabu Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan 1. Observasi keluhan 1. Membantu dalam
dengan destruksi sendi tindakan nyeri (penyebab, menentukan
28-12-16 ditandai dengan : keperawatan selama kualitas, lokasi, kebutuhan
3 x 45 menit, skala dan waktu) manajemen nyeri
Pukul Ds : diharapkan nyeri 2. Diskusikan tindakan 2. Mengetahui
16.30 WITA
terkontrol, dengan yang telah dilakukan kemampuan
P: Kelayan mengatakan
Kriteria hasil: kelayan untuk kelayan
sakit lutut dan
Skala nyeri 1 – 3 menangani nyeri mengatasi nyeri
pinggang akan kambuh
(0-10) nyeri 3. Diskusikan dengan 3. Membantu kelayan
bila beraktivitas
ringan kelayan upaya lain menangani nyeri
berlebihan, jika
Tidak mengeluh yang bisa dilakukan secara mandiri
beristirahat rasa
nyeri untuk menangani nyeri
sakit akan berkurang.
Tidak meringis seperti terapi jahe
Q: Kelayan mengatakan
TTV dalam batas 4. Anjurkan kelayan
sakit seperti ditusuk-
normal menerapkan terapi
tusuk dan terasa
Kelayan mampu jahe setiap hari 4. Membantu
ngilu, dengan
37
Do :
Kelayan tampak
meringis.
Skala nyeri 3 (0-10)
nyeri ringan
Kelayan memegang
bagian lutut dan
38
N : 84x/ menit
RR :21x/ menit
TD:130/90 mmHg
2. Rabu Gangguan pola tidur Setelah dilakukan 1. Diskusikan kebiasaan 1. Gangguan
berhubungan dengan nyeri tindakan dan pola kebutuhan istrahat/tidur
26-12-16 akut ditandai dengan : keperawatan istirahat/tidur mengakibatkan
selama 3 x 24 gangguan fungsi
Pukul Ds : jam, diharapkan kognitif,
17.30 WITA
Gangguan persepsi dan
Kelayan mengatakan
istirahat/tidur penurunan
tidak bisa istirahat /
teratasi dengan kontrol emosi
tidur jika nyerinya
kriteria hasil: 2. Membantu
kambuh
Bisa meningkatkan
Kelayan sering
istirahat/tidur relaksasi dan
terbangun tengah malam
Tidak terbangun menyiapkan tidur
karena nyeri (biasanya
39
jam 01.00 atau 02.00 tengah malam 2. Dorong kelayan untuk 3. Kelayan dengan
Wita), kadang-kadang Kelayan dapat melaksanakan minum penyakit
kelayan tidak bisa beristirahat air hangat sebelum inflamasi sendi
tidur kembali sampai dengan cukup tidur sering mengalami
pagi Jumlah jam tidur 3. Anjurkan tindakan gejala memburuk
normal (6-8 jam) penghilang rasa nyeri pada malam hari
DO : sebelum 4. Posisi yang
Kelayan merasa
rileks istirahat/tidur nyaman
Konjungtiva pucat
seperti relaksasi mengurangi rasa
Kelayan tampak lemas
napas dalam nyeri selama
dan tidak bergairah
4. Anjurkan mencari istirahat/tidur
K/U : Baik
posisi yang nyaman
TTV :
untuk menghilangkan
rasa nyeri, misalnya
N : 84x/ menit
miring kiri atau
RR :21x/ menit kanan
TD : 130/90 mmHg
40
4. Libatkan keluarga
untuk membantu
kelayan mematuhi
program terapi
42
E.PELAKSANAAN
Hari/ No
No Tindakan Keperawatan Evaluasi Tindakan
Tgl/Jam Dx
1. Rabu 1 1. Mengobservasi keluhan nyeri 1. Silu-silu kambuh saat bekerja
28-12-16 (penyebab, kualitas, lokasi, skala berlebihan, bila beristirahat rasa
16.50 dan waktu) sakit berkurang, sakit seperti di
tusuk-tusuk di daerah lutut dan
punggung, skala nyeri sedang (5) (0-10)
2. Mendiskusikan tindakan yang telah 2. Kelayan menggunakan air hangat untuk
dilakukan kelayan untuk menangani mandi, tetapi tidak terus menerus
penyakit
3. Mendiskusikan dengan kelayan upaya 3. Kelayan mengatakan baru mengetahui
lain yang bisa dilakukan untuk manfaat jahe untuk silu-silu, nyeri
menangani nyeri seperti menggunakan berkurang; skala nyeri ringan :2 (0-10)
jahe
4. Menganjurkan kelayan menerapkan 4. Kelayan tampak mengangguk, mau menuruti
terapi jahe setiap hari anjuran perawat
5. Memberikan massase lembut pada 5. Kelayan tampak rileks dan merasa nyaman
daerah lutut dan punggung. pada saat diberikan massase
6. Kolaborasi : memberikan obat-obatan 6. Kelayan belum mendapatkan terapi
43
F.EVALUASI
No Hari/Tanggal Dx Evaluasi
1. Senin 2 S :
2-01-2017 - Kelayan mengatakan nyeri berkurang ; skala ringan (2) (0-10)
Pukul 16.00 - Silu-silu kambuh saat bekerja berlebihan, bila beristirahat rasa sakit
Wita berkurang, sakit seperti di tusuk-tusuk di daerah lutut dan punggung
- Kelayan menggunakan air hangat untuk mandi, tetapi tidak terus menerus
- Kelayan mengatakan baru mengetahui manfaat jahe untuk silu-silu
O :
- Kelayan tampak mengangguk, mau menuruti anjuran perawat
- Kelayan tampak rileks
- Kelayan merasa nyaman saat diberikan massase
- Kelayan belum mendapatkan terapi farmakologi
A : Masalah teratasi sebagian
P : Inervensi dilanjutkan
1. Anjurkan kelayan menerapkan terapi jahe setiap hari
2. Berikan massase lembut pada daerah lutut dan pinggang
3. Senin 3 S :
02-01-2017 - Kelayan kooperatif menanyakan dan memperhatikan penjelasan yang diberikan
Pukul 17.00 - Kelayan aktif mencoba mengikuti ritual meminum air hangat sebelum tidur
46
4. Kamis 4 S :
30-01-2017 - Kelayan mengatakan mandi menggunakan air hangat, tetapi tidak terus menerus
Pukul 17.00 - Kelayan mengatakan mau mematuhi terapi jahe dengan mengobati lutut dan
pinggang tiap pagi dan sore
O :
Kelayan tampak senang saat diberikan pujian
- Keluarga tampak kooperatif
Kelayan kooperatif mengikuti terapi non-farmakologi
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
47
48
BAB IV
PEMBAHASAN
49
49
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pada tinjauan teori tentang konsep dasar asuhan
keperawatannya, terdapat 6 diagnosa, sedangkan pada
tinjauan kasus penulis mengangkat 3 diagnosa yang
semuanya ada di tinjauan teori. Hal ini terjadi karena
dalm pengkajian ditemukan data yang mendukung masalah
keperawatan kelayan.
C. PERENCANAAN
Dalam perencanaan teoritis, terdapat rencana
kolaborasi dengan tenaga medis lain seperti dokter untuk
pemberian terapi. Hal ini direncanakan pada perencanaan
kasus karena diharapkan dapat meningkatkan status
kesehatan kelayan. Tetapi pada kenyataannya dokter hanya
berkunjung tiga bulan sekali. Tidak semua perencanaan
yang ada di perencanaan teoritis dimasukkan ke
perencanaan kasus karena disesuaikan dengan tujuan dan
kebutuhan asuhan keperawatan, selain itu juga harus
disesuaikan dengan kemampuan perawat yang memberikan
asuhan keperawatan.
D.PELAKSANAAN
Pemberian tindakan keperawatan kepada kelayan
disesuaikan dengan perencanaan yang telah dibuat. Faktor
pelaksanaan tindakan keperawatan adalah health education
tentang bagaimana penanganan jika nyeri lutut dan
pinggang tidak dirasakan lagi. Tindakan difokuskan
kepada bagaimana mengalihkan rasa nyeri kelayan, ini
berhasil dilakukan karena kelayan sudah paham dengan apa
yang dijelaskan dan diajarkan oleh penulis. Sedangkan
penanganan gangguan masalah tidur, tindakan difokuskan
kepada pengalihan nyeri. Ini dikarenakan jika kelayan
merasakan nyeri kelayan tidak dapat beristitirahat /
50
E.EVALUASI
Dalam mengevaluasi keberhasilan pencapaian
pelaksanaan asuhan keperawatan kepada kelayan dilakukan
setelah 3 x 24 jam, tetapi eveluasi tindakan dilakukan
setiap selesai melaksanakan tindakan keperawatan. Pada
saat evaluasi akhir, menunjukkan pencapaian kriteria
evaluasi, misalnya untuk diagnosa I kelayan tampak
rileks yang menunjukkan nyeri berkurang. Hal ini sesuai
dengan kriteria hasil pada perencanaan.
51
BAB V
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Setelah proses pemberian asuhan keperawatan pada
kelayan Iq “A” penulis dapat menyimpulkan :
1. Dalam memberitahukan asuhan keperawatan pada lansia,
banyak diemukan hambatan-hambatan sehingga kita harus
benar-benar mengenal lansia itu agar kita bisa mencari
jalan keluar jika muncul hambatan terutama pada proses
pengkajian.
2. Dalam proses memberikan asuhan keperawatan asuhan
keperawatan pada lansia, kita harus sabar menghadapi
perubahan emosi yang setiap saat berubah-ubah.
3. Memberikan asuhan keperawatan pada lansia dengan
gangguan khusus seperti kelayan dengan gangguan
pendengaran memiliki trik-trik tersendiri agar
komunikasi lancar. Berbeda dengan lansia yang tidak
mengalami gangguan pendengaran, pelaksanaan asuhan
keperawatan lebih mudah.
B.SARAN
1. Bagi Kelayan
Hendaknya kelayan tetap menjaga kesehatan, jangan
terlalu memaksakan diri untuk bekerja dan lebih aktif
dalam kegiatan-kegiatan panti.
2. Bagi Perawat
Hendaknya lebih meningkatkan pengetahuan agar lebih
peka terhadap masalah-masalah yang dialami lansia
serta meningkatkan kerjasama.
52
LAMPIRAN