Vous êtes sur la page 1sur 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Batu saluran kemih (urolitiasis) adalah zat padat yang dibentuk
oleh persipitasi berbagai zat terlarut seperti kalsium oksalat, kalsium fosfat,
dan asam urat yang meningkat dalam urine di saluran kemih. Beberapa
peneliti mengemukakan bahwa penderita batu saluran kemih pada laki-laki 3-4
kali lebih banyak dari wanita, hal ini terjadi karena kadar kalsium air kemih
sebagai bahan utama pembentukan batu. Sedangkan pada wanita lebih rendah
dari pada laki-laki karena kadar sitrat air kemih sebagai bahan penghambat
terjadinya batu lebih tinggi dari laki-laki. Batu kandung kemih ini juga dapat
terbentuk pada usia lanjut karena terjadi akibat adanya gangguan aliran di
perkemihan, misalnya karena hyperplasia (Baradero, 2010).
Batu saluran kemih banyak dijumpai pada orang dewasa antara umur
30-60 tahun dengan rata-rata pria banyak yang menderita di usia 43 tahun
dan wanita 40 tahun. Sedangkan umur terbanyak penderita batu saluran
kemih di negara-negara barat 20-50 tahun dan di Indonesia sendiri 30-60
tahun. Kemungkinan faktor penyebab ini dikarenakan dari faktor sosial,
ekonomi dan budayanya. Sedangkan Berdasarkan data yang didapatkan dari
rumah sakit muhammadiyah surakarta kejadian dalama 1 tahun terakhir
didapatkan 6 orang yang menderita penyakit urolitiasis dengan rata-rata usia
penderita sekitar 30-43 tahun. Sedangkan angka kekambuahan 10 tahun ke
depan bisa mencapai 75% dan 20-25 tahun ke depan bisa mencapai 95-100%
ini dapat dipicu dari faktor sosial, ekonomi dan dengan kemajuan zaman yang
semakin berkembang saat ini. Hal ini dapat disimpulkan bahwa rata-rata
penderita batu saluran kemih ini banyak diderita oleh kalangan dewasa laki-
laki dan banyak hal yang harus diketahui oleh kalangan masyarakat untuk
mencegah t e rj adi n ya peni ngk at an p end eri t a (Baradero, 2010 )

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Batu Saluran Kemih ?
2. Jelaskan etiologi Batu Saluran Kemih ?
3. Jelaskan patofisologi Batu Saluran Kemih ?
4. Apa saja manifestasi klinis Batu Saluran Kemih ?
5. Bagaimana penatalaksanaan Batu Saluran Kemih ?
6. Apa saja pencegahan Batu Saluran Kemih ?
7. Jelaskan komplikasi Batu Saluran Kemih ?
8. Bagaimana pengkajian Batu Saluran Kemih ?
9. Apa saja diagnose dan intervensi keperawatan Batu Saluran Kemih ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Batu Saluran Kemih
2. Untuk mengetahui etiologi Batu Saluran Kemih
3. Untuk mengetahui patofisologi Batu Saluran Kemih
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis Batu Saluran Kemih
5. Untuk mengetahui penatalaksanaan Batu Saluran Kemih
6. Untuk mengetahui pencegahan Untuk mengetahui
7. Untuk mengetahui komplikasi Batu Saluran Kemih
8. Untuk mengetahui pengkajian Batu Saluran Kemih
9. Untuk mengetahui diagnose dan intervensi keperawatan Batu Saluran Kemih

2
BAB II
KONSEP MEDIK
2.1 Definisi
Batu Saluran Kemih (BSK) adalah penyakit dimana didapatkan masa keras seperti batu
yang terbentuk di sepanjang saluran kemih baik saluran kemih atas (ginjal dan ureter) dan
saluran kemih bawah (kandung kemih dan uretra), yang dapat menyebabkan nyeri,
perdarahan, penyumbatan aliran kemih dan infeksi. Batu ini bisa terbentuk di dalam ginjal
(batu ginjal) maupun di dalam kandung kemih (batu kandung kemih). Batu ini terbentuk dari
pengendapan garam kalsium, magnesium, asam urat, atau sistein (Noer, 2011)

Batu saluran kemih merupakan agregat polycrystalline yang terbentuk dari berbagai
macam kristaloid dan matriks organik. Terbentuknya batu dipengaruhi oleh saturasi urin.
Saturasi urin bergantung pada pH urin, ion - ion, konsentrasi zat terlarut, dan lain lain.
Hubungan antara konsentrasi zat terlarut dengan terbentuknya batu sangat jelas. semakin
besar konsentrasi ion, maka kemungkinan ion akan mengendap akan semakin tinggi.
Apabila konsentrasi ion meningkat, ion akan mencapai suatu titik yang disebut solubility
product (Ksp). Bila konsentrasi ion meningkat diatas titik ini, maka akan dimulai proses
perkembangan kristal dan nukleasi (Shires, 2011)
Batu ini bisa terbentuk di dalam ginjal (batu ginjal) maupun di dalam kandung kemih
(batu kandung kemih). Proses pembentukan batu ini disebut urolitiasis, dan dapat terbentuk
pada :
1. Ginjal (Nefrolithiasis)
2. Ureter (Ureterolithiasis)
3. Vesica urinaria (Vesicolithiasis)

3
2.1 Etilogi
Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya dengan gangguan aliran
urine, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi, dan keadaan-keadaan lain yang
masih belum terungkap/idiopatik (Kartika, 2013).
a. Faktor intrinsik
1. Herediter (keturunan)
Studi menunjukkan bahwa penyakit batu diwariskan. Untuk jenis batu umum
penyakit, individu dengan riwayat keluarga penyakit batu memiliki risiko dua kali
lipat lebih tinggi menjadi batu bekas. Ini risiko yang lebih tinggi mungkin karena
kombinasi dari predisposisi genetik dan eksposur lingkungan yang sama (misalnya,
diet). Meskipun beberapa faktor genetik telah jelas berhubungan dengan bentuk yang
jarang dari nefrolisiasis, (misalnya, cystinuria), informasi masih terbatas pada gen
yang berkontribusi terhadap risiko bentuk umum dari penyakit batu.4
2. Umur
Penyakit ini paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun. Untuk pria, insiden
mulai meningkat setelah usia 20, puncak antara 40 dan 60 tahun. Untuk wanita, tingkat
insiden tampaknya lebih tinggi pada akhir 20-an pada usia 50, sisa yang relatif konstan
selama beberapa dekade berikutnya. 1,4
3. Jenis kelamin
Jumlah pasien laki-laki tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan pasien
Perempuan
b. Faktor Ekstrinsik
1. Geografi
Pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian batu saluran kemih yang lebih
tinggi dari pada daerah lain, sehingga dikenal sebagai daerah stone belt (sabuk batu),
sedangkan daerah Bantu di Afrika Selatan hampir tidak dijumpai penyakit batu saluran
kemih.
2. Iklim dan temperatur
3. Asupan air
Kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium pada air yang
dikonsumsi, dapat meningkatkan insiden batu saluran kemih.

4
4. Diet
Diet banyak purin, oksalat, dan kalsium mempermudah terjadinya penyakit batu
saluran kemih.
5. Pekerjaan
Sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak duduk dan kurang aktifitas
atau sedentary life.

5
2.3 Patofisiologi
Secara teoritis batu dapat terbentuk di seluruh saluran kemih terutama pada tempat-
tempat yang sering mengalami hambatan aliran urine (statis urin), yaitu pada sistem kalises
ginjal atau buli-buli. Banyak teori yang menerangkan proses pembentukan batu di saluran
kemih; tetapi hingga kini masih belum jelas teori mana yang paling benar. Beberapa teori
pembentukan batu adalah (Price, 2013).
1. Teori Nukleasi
Batu terbentuk di dalam urine karena adanya inti batu sabuk batu (nukleus).
Partikel-partikel yang berada dalam larutan yang terlalu jenuh (supersaturated) akan
mengendap di dalam nukleus itu sehingga akhirnya membentuk batu. Inti batu dapat
berupa kristal atau benda asing di saluran kemih.
2. Teori Matriks
Matriks organik terdiri atas serum/protein urine (albumin, globulin, dan
mukoprotein) merupakan kerangka tempat diendapkannya kristal-kristal batu.
3. Penghambatan kristalisasi
Urine orang normal mengandung zat penghambat pembentuk kristal, antara lain :
magnesium, sitrat, pirofosfat, mukoprotein dan beberapa peptida. Jika kadar salah satu
atau beberapa zat itu berkurang, akan memudahkan terbentuknya batu di dalam saluran
kemih. Ion magnesium (Mg2+) dikenal dapat menghambat pembentukan batu karena jika
berikatan dengan oksalat, membentuk garam magnesium oksalat sehingga jumlah oksalat
yang akan berikatan dengan kalsium (Ca2+) untuk membentuk kalsium oksalat menurun.
Beberapa protein atau senyawa organik lain mampu bertindak sebagai inhibitor dengan
cara menghambat pertumbuhan kristal, menghambat agregasi kristal, maupun
menghambat retensi kristal. Senyawa itu antara lain :
1. Glikosaminoglikan (GAG)
2. Protein Tamm Horsfall (THP) / uromukoid
3. Nefrokalsin
4. Osteopostin.

6
ISK Idiopatik Iklim GangguanMetabolik

Bakteri memecah urea PengendapanUrin


Kelebihan kalsium,
purin, oksalat
Pengendapan Urea
pH urin asam
Proses kristalisasi
Proses kristalisasi Proses kristalisasi

Terbentuk calculi

UROLITIASIS

Ureter HIPERTERMI Vesika urinari Pelvis renal

Obstruksi Peningkatan TD
Peningkatan suhu Obstruksi
pada ureter hidrostatik
tubuh
Hematuria
Gesekan pda Peningkatan akumulasi
Merangsang termoregulasi cairan interstitial
dinding ureter Oliguria/anuria/disuria
di hipotalamus

Iritasi lumen Pelepasan mediator Hambatan saluran urin Distensi abdomen


ureter inflamasi (Pirogen)
Nausea
Perubahan eliminasi urin
Nyeri
RETENSI URINE MUAL
7
NYERI
AKUT
2.4 Manifestasi klinis
Banyak gejala serta tanda yang dapat menyertai penyakit batu saluran kemih. Walaupun
begitu, ada juga beberapa batu yang tidak menunjukkan gejala atau tanda khusus tetapi
ditemukan pada hasil pemeriksaan radiologi. Gejala-gejala yang sering timbul pada pasien
dapat berupa nyeri,hematuria, mual, muntah, demam, dan gangguan buang air kecil seperti
frekuensi, urgensi dan disuria (Nursalam, 2012)
Nyeri merupakan gejala yang paling sering menyertai penyakit batu saluran kemih, mulai
dari nyeri sedang sampai nyeri berat yang memerlukan pemberian analgesik. Nyeri biasanya
terjadi pada batu di saluran kemih bagian atas, dengan karakter nyeri bergantung pada lokasi
batu, ukuran batu, derajat obstruksi, dan kondisi anatomis setiap orang yang berbeda-
beda.Nyeri yang terjadi dapat berupa kolik maupun nonkolik (Price, 2013).
Nyeri kolik pada ginjal biasanya terjadi diakibatkan meregangnya ureter atau collecting
duct, diakibatkan adanya obstruksi saluran kemih. Obstruksi juga menyebabkan
meningkatnya tekanan intraluminal,meregangnya ujung-ujung saraf, dan mekanisme lokal
pada lokasi obstruksi seperti inflamasi, edema, hiperperistaltik dan iritasi mukosa yang
berpengaruh pada nyeri yang dialami oleh pasien (Brunner, 2009).
Pada obstruksi di renal calyx, nyeri yang terjadi berupa rasa nyeri yang dalam pada
daerah flank atau punggung dengan intensitas bervariasi. Nyeri dapat muncul pada konsumsi
cairan yang berlebihan. Pada obstruksi renal pelvic dengan diameter batu diatas 1 cm, nyeri
akan muncul pada sudut costovertebra. Nyeri yang timbul dapat berupa nyeri yang redup
sampai nyeri yang tajam yang konstan dan tidak tertahankan, dan dapat merambat ke flank
dan daerah kuadran abdomen ipsilateral (Purnomo, 2009).
Obstruksi di proximal ureter menimbulkan nyeri pada sudut kostovertebra yang intens
dan dapat merambat sepanjang dermatom dari saraf spinal yang terpengaruh. Pada obstruksi
ureter bagian atas, nyeri merambat ke daerah lumbal, sementara pada obstruksi midureter
nyeri merambat ke daerah lower abdomen. Obstruksi di ureter bagian distal cenderung
menyebabkan nyeri yang merambat ke daerah lipat paha dan testis pada pria atau labia
mayora pada wanita. Rambatan nyeri tersebut. dihantarkan melalui nervus ilioinguinal atau
cabang genital dari nervus genitofemoral (Purnomo, 2009).

8
2.5 Penatalaknsaan
Batu yang sudah menimbulkan masalah pada saluran kemih secepatnya harus dikeluarkan
agar tidak menimbulkan penyakit yang lebih berat. Indikasi untuk melakukan tindakan/
terapi pada batu saluran kemih adalah jika batu telah menimbulkan obstruksi, infeksi, atau
harus diambil karena sesuatu indikasi sosial (Purnomo, 2009).
 Farmakologi
1. Medikamentosa
Terapi medikamentosa ditujukan untuk batu yang ukurannya kurang dari 5 mm,
karena batu dapat diharapkan keluar spontan. Terapi yang bertujuan untuk mengurangi
nyeri, memperlkancar aliran urin dengan pemberian diuretikum, dan minum banyak
supaya dapat mendorong batu keluar dari saluran kemih (Purnomo, 2009).
2. ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsy)
Alat ESWL adalah pemecah batu yang diperkenalkan pertama kali oleh Caussy
pada tahun 1980. Alat ini dapat memecah batu ginjal, batu ureter proksimal, atau batu
buli-buli tanpa melalui tindakan invasive dan tanpa pembiusan. Batu dipecah menjadi
fragmen-fragmen kecil sehinga mudah dikeluarkan melalui saluran kemih. Tidak jarang
pecahan ini meniimbulkan kolik dan hematuria (Purnomo, 2009).
3. Endourologi
Tindakan endourologi adalah tindakan invasive minimal untuk mengeluarkan batu
saluran keih yang terdiri atas memecah batu, dan kemudian mengeluarkannya dari
saluran kemih melalui alat yang dimasukkan langsung kedalam saluran kemih. Alat itu
dimasukkan melalui uretra atau melalui insisi kecil pada kulit (perkutan). Proses
pemecahan batu dapat dilakukan secara mekanik, dengan memakai energy hidraulik,
energy gelombang suara, atau dengan enersi laser. Beberapa tindakan endourologi itu
adalah 1) PNL (Percutaneus Nephro Litholapaxy), 2) Litotripsi, 3) Ureteroskopi atau
uretero-renoskopi, 4) Ekstraksi Dormia (Purnomo, 2009).
4. Bedah Laparoskopi
Pembedahan laparoskopi untuk mengambil batu saluran kemih saat ini sedang
berkembang. Cara ini banyak dipakai untuk mengambil batu ureter (Purnomo, 2009).

9
5. Bedah Terbuka
Di klinik yang belum mempunyai fasilitas endourologi, laparoskopi, maupun
ESWL, pengambilan batu masih dilakukan melalui pembedahan terbuka. pembedahan
terbuka itu antara lain adalah pielolitotomi atau nefrolitotomi untuk mengambil batu pada
saluran ginjal, dan ureterolitotomi untuk batu di ureter. Tidak jarang pasien menjalani
tindakan nefrektomi atau pengambilan ginjal karena ginjalnya sudah tidak berfungsi dan
berisi nanah (pionefrosis), korteksnya sudah sangat tipis, atau mengalami pengkerutan
akibat batu saluran kemih yang menimbulkan obstruksi dan infeksi yang menahun
(Purnomo, 2009).

 Non Farmakologi
1. Diet
Diet atau pengaturan makanan sesuai jenis batu yang ditemukan.(Pearle, 2009).
a) Batu kalsium oksalat
Makanan yang harus dikurangi adalah jenis makanan yang mengandung kalsium
oksalat seperti: bayam, daun sledri, kacang-kacangngan, kopi, coklat; sedangkan
untuk kalsium fosfat mengurangi makanan yang mengandung tinggi kalsium
seperti ikan laut, kerang, daging, sarden, keju dan sari buah.
b) Batu struvite; makanan yang perlu dikurangi adalah keju, telur, susu dan daging.
c) Batu cystin; makanan yang perlu dikurangi antara lain sari buah, susu, kentang.

2.6 Pencegahan
1. Usahakan diuresis yang adekuat : minum air 2-3 liter/hari dapat dicapai diuresis 1,5
liter/hari
2. Pelaksanaan diet dapat berganrtung dari jenis penyakit batu (rendah kalsium tinggi sisa
asam, diet tinggi sisa basa, dan diet rendah purin)
3. Eradikasi infeksi saluran kemih khususnya untuk batu struvit (Prabowo, 2014).

10
2.7 Komplikasi
Batu saluran kemih selain memicu terjadinya renal colic, ada beberapa komplikasi yang
diwaspadai (Sandy,2012) :
1) Pembendungan dan pembengkakan ginjal
2) Kerusakan dan gagal fungsi ginjal akibat sumbatan yang lama sebelum pengobatan dan
pengangkatan batu pada ginjal.
3) Infeksi akibat desiminasi partikel batu ginjal atau bakteri akibat obstruksi

11
BAB III

KONSEP KEPERAWATAN

3.7 Pengkajian
A. Identitas
Nama : Tidak dikaji
Umur : lebih sering 30-50 tahun
Jenis kelamin : 3x lebih banyak pada pria
Alamat : Tidak dikaji
Pekerjaan : Tidak dikaji
B. Keluhan Utama : Nyeri, kolik menyebar ke paha dan genitalia
C. Riwayat Penyakit Dahulu :
a. Pernah menderita infeksi saluran kemih
b. Sering mengkonsumsi susu berkalsium tinggi
c. Bekerja dilingkungan yang panas
d. Penderita osteoporosis dengan penggunaan pengobatan kalsium
D. Riwayat Penyakit Sekarang : Nyeri, Mual/Muntah, Hematuria, Diare, Oliguria,
Demam, Disuria
E. Riwayat penyakit Keluarga :
a. Pernah menderita urolitiasis
b. Riwayat ISk dalam keluarga
c. Riwayat hipertensi
F. Dasar-dasar pengkajian :
a. Aktivitas/Istirahat
Tanda : Pekerjaan monoton, pekerjaan dimana klien terpajan pada lingkungan
bersuhu tinggi, keterbatasan aktivitas/mobilisasi sehubungan dengan kondisi
sebelumnya (contoh penyakit tak sembuh, cedera medulla spinalis)
b. Sirkulasi
Tanda : Peningkatan tekanan darah /nadi (Nyeri, Ansietas, gagal ginjal), kulit
hangat dan kemerahan
c. Eliminasi

12
Gejala: Riwayat adanya ISK kronis : obstruksi sebelumnya, penurunan haluaran
urine, kandung kemih penuh, rasa terbakar,, dorongan berkenih, diare,
Tanda : Oliguria, Hematuria, Piuria, perubahan pola berkemih
d. Makanan/Cairan
Gejala: Mual/Muntah, Nyeri tekan abdomen, Diet tinggi purin, Kalsium,
Oksalat,, ketidakcukupan pemasukan cairan : tidak minum air yang cukup
Tanda : Distensi abdominal, tidak ada bising usus, muntah
e. Nyeri/Kenyamanan
Gejala:
1. Episode akut nyeri berat, nyeri kolik. Lokasi tergantung pada lokasi batu,.
Contoh pada panggul di region sudut kostovetebral : dapat menyebar ke
panggul, abdomen, dan turun ke lipatan paha/genitalia
2. Nyeri dangkal konstan menunjukan kalkulus ada di pelvis atau kalkulus
ginjal
3. Nyeri dapat digambarkan sebagai akut, hebat dengan posisi
Tanda : Perilaku distraksi, nyeri tekan pada daerah ginjal pada saat di palpasi
f. Keamanan
Gejala: penggunaan alcohol : demam menggigil
g. Penyukuhan/pembelajaran
Gejala: Riwayat kalkulus dalam keluarga, penyakit ginjal , hipertensi, gout
arthritis, ISK kronis, riwayat penyakit usus halus, bedah abdomen sebelumnya,
hiperparatiroidisme. Penggunaan anti hipertensi, natrium bikarbonat aluporinol,
fosfat, tiazid, pemasukan berlebihan kalsium/vitamin.

13
3.2 Diagnosa keperawatan
1. Nyeri Akut (00132)
Domain 12 : Kenyamanan
Kela 1 : Kenyamanan Fisik
2. Gangguan Eliminasi urine (00016)
Domain 3 : Eliminasi dan Pertukaran
Kelas 1 : Fungsi Perkemihan
3. Hipertermi (00007)
Domain 11 : Keamanan/Perlindungan
Kelas 6 : Termoregulasi
4. Mual (00134)
Domain 12 : Kenyamanan
Kelas 1 : Kenyamanan Fisik

14
3.3 Intervensi keperawatan
NO. DIAGNOSA KEPERAWATAN NOC NIC
1. Nyeri Akut (00132) NOC : Observasi :
Domain 12 : Kenyamanan - Tingkat Kenyamanan : 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
Kelas 1 : Kenyamanan Fisik tingkat persepsi positif komprehensif termasuk lokasi,
terhadap kemudahan fisik dan karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
Definisi : psikologis. dan factor presipitasi (management nyeri )
Pengalaman sensori dan emosi yang - Pengendalian Nyeri : Rasional : Melakukan pengkajian secara
tidak yang menyenangkan akibat tindakan individu untuk komprehensif agar dapat mengidentifikasi
adanya kerusakan jaringan yang mengendalikan nyeri secara mendetail dan utuh mengenai
actual atau potensial, atau - Tingkat Nyeri :keparahan keluhan pasien.
digambarkan dengan istilah seperti nyeri yang dapat diamati atau 2. Monitor (P, Q, R, S, T) Profokatif,
(International Association for the dilaporkan. Quality, Regio, Scale, Time.
study of pain); awitan yang tiba-tiba Rasional : Untuk mengetahui ( P, Q, R, S,
atau perlahan dengan intensitas Kriteria Hasil : T)
ringan sampai berat dengan akhir Setelah dilakukan tindakan 3. Kontrol lingkungan yang dapat
yang dapat diantisipasi atau dapat keperawatan selama …x24 jam mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
diramalkan dan durasinya kurang diharapkan pasien : pencahayaan dan kebisingan
dari 6 bulan. - Memperlihatkan teknik Rasional : melakukan kontrol lingkungan
relaksasi secara individual agar dapat mencegah pengaruhnya
yang efektif untuk mencapai terhadap nyeri

15
Batasan Karakteristik : kenyamanan 4. Kaji factor yang dapat mempengaruhi
- Mengungkapkan secara verbal - Melaporkan bahwa nyeri nyeri
atau melaporkan nyeri dengan berkurang Rasional : Melihat faktor apa yang
isyarat. - Merasa nyaman setelah mempengaruhi nyeri yang dirasakan
- Perilaku ekspresif (misalnya nyeri berkurang
gelisah, merintih, menangis, Mandiri :
kewaspadaan berlebihan, peka 5. Gunakan teknik komunikasi terapeutik
terhadap rangsang, dan menghela untuk mengetahui pengalaman nyeri
nafas panjang) pasien
- Bukti nyeri yang dapat diamati. Rasional : Untuk mengetahui pengelaman
nyeri masa lampau pasien dan cara pasien
Faktor Yang Berhubungan : untuk mengatasi nyeri tersebut
- Agens – agens penyebab cedera 6. Evaluasi pengalaman nyeri masal lampau
(misalnya, biologis, kimia, fisik, Rasional : Untuk menilai apakah nyeri
dan psikologis) masa lampau sama dengan nyeri yang
dirasakan sekarang
7. Management Nyeri : Gunakan terapi
relaksasi napas dalam, distraksi dan
imajinasi terbimbing
Rasional : untuk mengurangi rasa nyeri
yang dirasakan
8. Bantu pasien untuk lebih fokus terhadap

16
aktivitas.
Rasional : Agar klien tidak focus terhadap
nyeri yang dirasakan

HE :
9. Intruksikan pasien / keluarga untuk
menginformasikan jika peredaan nyeri
tidak tercapai
Rasional : Agar perawat dapat
mengetahui jika intervensi yang dilakukan
tidak berhasil dan akan dilanjutkan dengan
intervensi yang lain
10. Informasikan tentang penggunaan teknik
nonfarmakologi (relaksasi, imajinasi
terbimbing, terapi music distraksi)
Rasional : Agar pasien dan keluarga dapat
melakukan sencara mandiri teknik
relaksasi, distraksi dan imajinasi
terbimbing saat terjadi nyeri.

Kolaborasi :
11. Pemberian analgesic : menggunakan

17
agens-agens farmakologi untuk
mengurangi atau menghilangkan nyeri
Rasional : Memberikan obat analgetik
untuk mengurangi rasa nyeri yang
dirasakan

2. Retensi Urine (00023) NOC : Observasi :


Domain 3 : Eliminasi dan Kontinensia Urine : 1. Pantau asupan dan haluaran
Pertukaran Pengendalian eliminasi urine dari Rasional : Agar menjamin asupan dan
Kelas 1 : Fungsi Perkemihan kandung kemih haluaran yang adekuat
Eliminasi Urine : Pengumpulan 2. Pantau derajat distensi kandung kemih
Definisi : dan pengeluaran urine melalui palpasi dan perkusi
Ketidaksempurnaan pengosongan Rasional : Untuk mengetahui adanya
kandung kemih Kriteria Hasil : penignkatan cairan di dalam ginjal
Setelah dilakukan tindakan
Batasan Karakteristik : keperawatan selama …x24 jam Mandiri :
Subjektif diharapkan pasien : 3. Kateterisasi urine
- Disuria 1. Menunjukan pengosongan Rasional : Untuk memudahkan proses
- Sensasi kandung kemih penuh kandung kemih dengan pengeluaran urine
prosedur bersih kateterisasi 4. Manajemen eliminasi urine
Objektif intermiten mandiri Rasional : Untuk memelihara pola
- Distensi kandung kemih 2. Mempunyai keseimbangan eliminasi urine yang optimum

18
- Urine menetes asupan dan haluaran 24 iam 5. Perawatan retensi urine
- Haluaran urine sering dan sedikit 3. Mengosongkan kandung Rasional : Untuk membantu mengurangi
atau tidak kemih secara teratur adanya distensi abdomen

Faktor yang berhubungan : HE :


- Sumbatan saluran perkemihan 6. Ajarkan pasien tentang tanda dan gejala
- Tekanan ureter tinggi infeksi saluran kemih yang harus
dilaporkan
Rasional : Agar pasien tau tentang
kondisi-kondisi umum yang akan tejadi
mengenai infeksi saluran kemih
7. Instruksikan pasien dan keluarga untuk
mencatat haluaran urine
Rasional : Untuk menjamin asupan yang
adekuat
8. Instruksikan klien untuk mengkonsumsi
makanan yang rendah kalsium
Rasional : Untuk mencegah terbentuknya
kristalisasi yang dapat membeuat
terbentuknya batu

19
Kolaborasi :
9. Rujuk ke perawat terapi enterostoma untuk
instruksi kateterisasi intermiten mandiri
menggunakan prosedur bersih setiap 4-6
jam
Rasional : untuk memudahkan proses
pengeluaran urine dan mencegah
keparahan yang akan terjadi pada klien

3. Hipertermi (00007) NOC : Observasi :


Domain 11 : - Thermoregulation 1. Monitor suhu sesering mungkin
Keamanan/Perlindungan Rasional : Untuk mengetahui ada atau
Kelas 6 : Termoregulasi Kriteria Hasil : tidaknya perubahan suhu dari klien
Setelah dilakukan tindakan 2. Monitor warna kulit
Definisi : keperawatan selama …x24 jam Rasional : Untuk mengetahui ada atau
Suhu inti tubuh diatas kisaran normal diharapkan pasien : tidaknya perubahan pada warna kulit
diurnal karena kegagalan - Suhu tubuh dalam rentang akibat dari demam
termoregulasi. normal 3. Monitor TTV
- Nadi dan RR dalam Rasional : Untuk mengetahui tanda-tanda
Batasan Karakteristik : rentang normal vital
- Peningkatan suhu tubuh diatas - Tidak ada perubahan 4. Monitor intake dan output
kisaran normal warna kulit Rasional : Untuk mengetahui klien dalam

20
- Kulit terasa hangat keadaan dehidrasi atau tidak
Faktor Yang Berhubungan :
- Penyakit Mandiri :
- Aktivitas berlebihan 5. Kompres air hangat
Rasional : Untuk menurunkan demam
yang dirasakan klien
6. Lepaskan pakaian yang berlebihan dan
tutupi pasien dengan selimut
Rasional : Agar klien tidak merasa
kepanasan yang membaut keadaannya
menjadi tidak nyaman

HE :
7. Ajarkan pasien/keluarga dalam mengukur
suhu untuk mencegah dan mengenali
secara dini hipertemia.
Rasional : Agar klien dapat melakukan
pengukuran suhu tanpa bantuan tenaga
medis dan dapat segera memberikan obat
penurun demam

21
Kolaborasi :
8. Kolaborasikan dengan dokter tentang
pemberian obat antipiuretik
Rasional : Untuk menurunkan demam
yang dirasakan klien

4. Mual (00134) NOC : Observasi :


Domain 12 : Kenyamanan - Selera Makan :Keinginan 1. Pantau gejala subjektif mual pada pasien.
Kelas 1 : Kenyamanan Fisik untuk makan disaat sakit Rasional : Untuk mengetahui gejala mual
atau menjalani terapi. pada pasien
Definisi : - Pengendalian Mual dan 2. Kaji penyebab mual
Perasaan subjektif, seperti gelombang Muntah : Tindakan Rasional : Untuk mengetahui penyebab
yang tidak menyenangkan dibelakang individu untuk mual
tenggorok, dan lambung yang dapat mengendalikan mual, rasa
atau tidak dapat menyebabkan ingin muntah, dan gejala Mandiri :
muntah. muntah. 3. Pemantauan Cairan : Mengumpulkan dan
Batasan Karakteristik : menganalisis data pasien untuk mengatur
- Sensasi ingin muntah Kriteria Hasil : keseimbangan cairan
- Melaporkan mual Setelah dilakukan tindakan Rasional : mengatur dan mencegah
keperawatan selama …x24 jam komplikasi akibat perubahan kadar cairan
Faktor Yang Berhubungan :
diharapkan pasien : dan elektrolit

22
- Nyeri - Mual akan berkurang 4. Manajemen Medikasi
- Melaporkan terbebas dari Rasional : Memfasilitasi penggunaan obat
mual. resep dan obat bebas secara aman dan
efektif
5. Pemantauan nutrisi
Rasional : mengumpulkan dan
menganalisis data pasien untuk mencegah
atau meminimalkan malnutrisi

HE :
6. Jelaskan kepada pasien dan keluarga
tentang penyebab mual
Rasional : Agar pasien dan keluarga tau
tentang apa yang menyebabkan mual
tersebut

Kolaborasi :
7. Kolaborasikan dengan dokter tentang
pemberiaan obat antiemetic
Rasional : Untuk mengatasi mual yang
dirasakan
8. Konsultasi dengan dokter untuk

23
memberikan obat pengendalian nyeri yang
adekuat dan tidak menyebabkan mual pada
pasien
Rasional : Agar klien tidak merasakan
mual dan nyeri

24
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Urolithiasis adalah adanya batu (kalkuli) di traktus urinarius. Urolithiasis
merupakan penyakit yang salah satu tanda gejalanya adalah pembentukan batu di dalam
saluran kemih.
Factor-faktor yang mempengaruhi pembentukan batu: Idiopatik,gangguan
saluran,kemih,gangguan metabolism,Infeksi saluran kemih oleh mikroorganisme berdaya
membuat urease (Proteus mirabilis), dehidrasi, benda asin, multifaktor, jaringan mati
(nekrosis papil). Tanda dan gejala penyakit batu saluran kemih ditentukan oleh letaknya,
besarnya dan morfologinya.

4.2 Saran
Pengetahuan seorang perawat tentang konsep dasar sebuah penyakit dapat
membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. Seorang perawat yang telah
mampu menguasai konsep dasar penyakit maka kemungkinan akan lebih mudah dalam
melaksanakan asuhan keperawatannya. Selain mempermudah perawat atau dalam
menyusun asuhan keperawatan, memahami konsep dasar sebuah penyakit juga dapat
membantu perawat dalam memberikan edukasi kepada pasien. Dalam hal ini perawat
dapat membantu memberikan pengetahuan kesehatan tentang Batu Saluran Kemih pada
pasien. Sehingga pasien dapat melakukan pencegahan dini terhadap kemungkinan
munculnya penyakit Batu Saluran Kemih.

25

Vous aimerez peut-être aussi