Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
The role of the Cooperatives for Management of Fish Cage in Improving Economic Fishermen
Member in Sungai Nipah, IV Jurai of South Pesisir district, Sociology Department, STKIP
PGRI West Sumatra, Padang, 2016.
Oleh:
ABSTRACT
This research is motivated low economy of the community in the District IV Jurai especially
South Painan namely Sungai Nipah village predominantly worked as a fisherman and its economy
relies on the sea. Income as a fisherman can not vouch for completing everyday needs. therefore,
established a cooperative as a form groups of fishermen who have a clear legal entities. The
cooperative is engaged in the management of fish cages fishermen. After the fishermen become
members of the cooperative's Bangkit Bersama there was an increase in fishing economy that basically
are in a weak economy and a low level, have made progress. The role of cooperative members to
economy is very influential in improving income fishermen through the management of fish cages.
This study aims to explain the role of cooperatives for the management of fish cages as a forum for
fishermen investment in improving the household economy.
The theory used in this research is the theory of structural-functional by Talcott Parsons and
using AGIL scheme. This type of research used in this research is using qualitative approach by
applying descriptive type. Research sites in South Painan namely Sungai Nipah village. Informant
selection techniques using purposive sampling with 14 informants, while the method of collecting data
through observation, interviews and document research. Accuracy of data is tested using data analysis
interactive model that consists of collection, reduction, presentation and conclusion.
Result of this study shows that the role of Bangkit Bersama cooperatives are: first Increase the
knowledge of fishermen about fish farming cages, Second Provision of vaccines or vitamins for fish
cages, Third Loan capital for members who manage fish farming cages and Fourth Provision of
humpback grouper fingerlings, gorgeus grouper and cantang grouper.
Key Words: The role of the Cooperatives for Management of Fish Cage
1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat
2
Pembimbing I, staf Pengajar Program Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat
3
Pembimbing II, staf pengajar Program Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat
3
ABSTRAK
RIANA ANISA (12070013). “Peranan Koperasi Terhadap Pengelolaan Keramba Ikan Dalam
Meningkatkan Ekonomi Anggota di Sungai Nipah Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir
Selatan”. Program Studi Pendidikan Sosiologi, STKIP PGRI Sumatera Barat. Padang. 2016.
PENDAHULUAN
Adapun peranan koperasi terhadap pengelolaan anggota koperasi Bangkit Bersama untuk
keramba ikan ialah: membeli vaksin atau vitamin yang disediakan
oleh koperasi agar ikan yang ada di keramba
1. Menambah Pengetahuan Nelayan nelayan terhindar dari berbagai penyakit ikan.
Mengenai Pengelolaan Keramba Ikan
3. Penyediaan Modal Untuk Nelayan
Menurut Soerjono Soekanto (2003:6) ilmu Dalam Pengelolaan Keramba Ikan
pengetahuan secara pendeknya yaitu
pengetahuan (knowledge) yang tersusun secara Dalam pengelolaan keramba ikan yang
sistematis dengan menggunakan kekuatan memiliki dana relatif besar hingga puluhan juta
pemikiran, pengetahuan mana selalu dapat sangat tidak mungkin untuk nelayan dalam
diperiksa dan ditelaah (dikontrol) dengan kritis memenuhi peralatan serta keramba itu sendiri
oleh setiap orang lain yang ingin dengan dana pribadinya. Oleh karena itu, pihak
mengetahuinya. Pengetahuan merupakan koperasi Bangkit Bersama dengan bantuan
sekumpulan informasi yang diketahui oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Pesisir Selatan
individu dari pemikiran dan pembelajaran dalam membantu usaha nelayan dalam pengembangan
suatu kelompok. Hal ini dimaksudkan pada dan budidaya ikan kerapu bebek, kerapu cantik
kelompok Koperasi Bangkit Bersama yang dan kerapu cantang pada Keramba Jaring Apung
beranggotakan para nelayan di Sungai Nipah (KJA) yang ada di laut Sungai Nipah Kecamatan
Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan. Penyediaan
yang mengalami penambahan pengetahuan modal berupa alat seperti mesin, jaring apung
mengenai budidaya ikan keramba melalui serta pembersih pakan dan modal juga ada yang
penyuluhan dan sosialisasi pengurus koperasi berbentuk uang. Pinjaman yang dilakukan
terutama dari ketua koperasi Bangkit Bersama. memiliki rentangan yaitu Rp 500.000-5.000.000
Pengetahuan yang diperoleh anggota koperasi dan Rp 5.000.000-10.000.000. Sebelum
Bangkit Bersama mulai dari jenis ikan, harga melakukan pinjaman terlebih dahulu
ikan hingga pengelolaan keramba ikan. menyepakati perjanjian dengan ketua koperasi
Bangkit Bersama.
2. Penyediaan Vaksin atau Vitamin Untuk
Ikan Keramba 4. Penyediaan Bibit Ikan Keramba
Vaksin atau vitamin ialah suatu obat yang Koperasi juga memiliki peran lain yaitu
dipakai untuk pencegahan virus masuk ke dalam dalam pembelian bibit untuk nelayan dan
tubuh ikan dengan cara mencampurkannya ke pemasaran ikan. Pembelian bibit disini koperasi
dalam makanann ikan tersebut. Perkembangan hanya menyediakan bibit dan nelayan akan
usaha budidaya ikan kerapu diikuti oleh membeli dengan uang pribadi jadi tidak ada
berjangkitnya berbagai jenis penyakit baik itu bantuan lagi, sekarang nelayan sudah usaha
disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, parasit mandiri setelah hasil panen pertama. Penyediaan
maupun oleh penyakit non-infeksi seperti bibit yang dilakukan oleh koperasi berdasarkan
malnutrisi dan deformiti (Johny, Roza dan jenis ikan dan ukurannya yaitu kerabu bebek
Zafran, 2014 ). ukuran 10cm seharga Rp 22.000/ekor, kerapu
Penyediaan vaksin atau vitamin oleh cantik ukuran 14cm seharga Rp 14.000/ekor dan
koperasi Bangkit Bersama ini tidak lainnya kerapu cantang ukuran 10cm seharga Rp
untuk menghindari kerugian para nelayan 10.000/ekor. Hal ini dilakukan koperasi untuk
nantinya apabila ikan keramba akan siap panen. mempermudah nelayan dalam perolehan bibit
Jika ikan tidak diberi vaksin maupun vitamin baru setelah panen ikan keramba.
ikan akan mudah terkena penyakit dan fatal
akibatnya akan banyak ikan yang mati dan itu
sangat berimbas pada hasil panen nelayan
nantinya. Oleh karena itu, koperasi Bangkit
Bersama saat ini telah menyosialisasikan kepada
7
C.Peningkatan Ekonomi Anggota Koperasi nelayan yang mulai menabung untuk biaya
Bangkit Bersama anaknya hingga ke Perguruan Tinggi yang
diinginkan oleh anaknya tersebut. Kini
Berbicara tentang ekonomi koperasi anak nelayan yang telah menempuh
tidak terlepas dari konsep ekonomi dan koperasi. Perguruan Tinggi sebanyak 2 orang, yang
Ekonomi secara umum diartikan sebagai usaha sedang menempuh Perguruan Tinggi ada 3
manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup, orang dan lainnya akan berencana
sedangkan koperasi adalah organisasi ekonomi melanjutkan pendidikan ke Perguruan
dimana anggota sebagai pemilik dan sekaligus Tinggi setelah lulus dari Sekolah
sebagai pelanggan. Prinsip ekonomi Menengah Atas (SMA) taupun Sekolah
memberikan arahan bagi manusia yang rasional Menengah Kejuruan (SMK).
tentang cara memilih alternatif yang dapat Hal ini tampak jelas bahwasanya terjadi
memuaskan kebutuhan hidup perubahan perekonomian rumah tangga nelayan
(Kusnadi,2005:10). yang awalnya berada pada garis bawah taraf
Berdasarkan hasil penelitian dengan perekonomian rumah tangga kini mulai
melakukan wawancara dengan anggota koperasi meningkat perekonomian rumah tangganya
Bangkit Bersama dapat dikategorikan hingga dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-
peningkatan perekonomian apa saja yang hari dan untuk menabung melanjutkan masa
dialami oleh para anggota koperasi Bangkit depan. Penghasilan sebagai seorang nelayan
Bersama diantaranya: perharinya tidaklah menentu, semua
1) Rumah yang dahulunya semi permanen pengahasilan sangat bergantung pada kondisi
maupun dari kayu/papan sekarang telah cuaca dan iklim laut. Terkadang para nelayan
beranjak pada rumah permanen yang ada juga yang tidak mendapatkan hasil tangkap
dibangun secara bertahap oleh para dan tidak membawa penghasilan pulang ke
nelayan. Rumah nelayan yang telah rumah. Apabila nelayan mendapatkan hasil pada
mengalami perubahan sebanyak 35 orang hari tersebut kisaran pendapatannya ialah Rp
dan selebihnya masih menabung uang 100.000/150.000.
untuk pembangunan rumah permanen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
2) Sebelum bergabung pada koperasi Bangkit tabel dibawah ini mengenai jumlah penaikan
Bersama para istri nelayan tidak memiliki pendapatan nelayan setelah memiliki keramba
barang emas sekarang setelah beberapa kali ikan, pendapatan yang diperoleh para nelayan
memanen hasil ikan keramba para istri berdasarkan jumlah keramba dan jangka waktu
nelayan telah memiliki barang emas yang panen masing-masing ikan. Ikan kerapu bebek
cukup tampak dipakainya sebagai simbol membutuhkan waktu 16 bulan dengan harga/kg
peningkatan penghasilan suaminya sebagai Rp 300.000, ikan kerapu cantik membutuhkan
nelayan. Bukti adanya para istri nelayan waktu 12 bulan dengan harga/kg Rp 90.000 dan
memiliki emas ialah pada melakukan ikan kerapu cantang membutuhkan waktu 9
wawancara peneliti berbincang mengenai bulan dengan harga/kg Rp 80.000.000. Tabel
perolehan hasil keramba dipergunakan berikut akan menggambarkan penaikan jumlah
untuk apa saja dan mayoritas para pendapatan nelayan,
informan mengatakan emas menjadi salah
satu targetnya untuk investasi. Rata-rata
semua istri nelayan telah membeli emas
sejak penghasilan panen keramba pertama
pada tahun 2014.
3) Dahulu para nelayan seperti bapak Ferry,
bapak Jon dan Bapak Syafril tidak pernah
terfikirkan untuk menyekolahkan anak
hingga Perguruan Tinggi, sekarang setelah
tampak hasil yang menjanjikan terhadap
hasil panen ikan keramba banyak para
8