Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Berbagi pengalaman menulis Asuhan Keperawatan khususnya tinjauan teoritis dan kasus
HOME
LP HIPERTENSI TERBARU
Askep Hipertensi Terbaru yang saya tulis di sini adalah hasil dari penyempurnaan askep hipertensi lainnya, yang saya kutip dari
berbagai buku sumber terbaru dan menjadi asuhan keperawatan pada pasien dengan hipertensi yang komplit dan bagus untuk di
aplikasi sebagai referensi dalam merawat pasien yang menderita hipertensi.
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN (LP HIPERTENSI)
BAB II
TINJAUAN TEORITIS ASKEP HIPERTENSI
A. Anatomi Fisiologi Sistem Kardiovaskuler (Heart Sistem)
1. Anatomi
Menurut Tarwoto (2009, hal. 183) Sistem kardiovaskuler terdiri dari jantung, vaskuler
(arteri, vena, kapiler) dan limfatik. Fungsi utama sisitem kardiovaskuler adalah
menghantarkan darah yang kaya oksigen keseluruh tubuh dan memompakan darah dari
seluruh tubuh (jaringan) ke sirkulasi paru untuk dioksigenasi.
a. Jantung
Jantung merupakan organ utama system kardiovaskuler , berotot dan berongga, terletak di
rongga toraks bagian mediastinum, diantara dua paru-paru. Bentuk jantung seperti kerucut
tumpul, pada bagian bawah disebut apeks, letaknya lebih ke kiri dari garis medial, bagiuan
tepinya pada ruang interkosta V kiri atau kira-kira 9 cm dari kiri linea medioclavikularis,
sedangkan bagian atasnya disebut basis terletak agak kekanan tepat nya pada kosta ke lll,1
cm dari tepi lateral sternum. Ukuran jantung kira-kira panjangnya 12 cm, lebar 8-9 cm
tebalnya 6 cm. beratnya sekitar 200 sampai 425 gram, pada laki-laki sekitar 310 gram, pada
perempuan sekitar 225 gram.
b. Lapisan otot jantung
Ada tiga lapisan jantung yaitu lapisan bagian luar disebut epikardium, lapisan bagian tengah
disebut miokardium, lapisan ini lebih tebal, tersusun atas otot lurik dan mampu berkontraksi
dengan kuat. Sedangkan lapisan bagian dalam disebut endokardium, lapisan ini terdiri dari
jaringan endothelia yang juga melapisi ruang jantung katup-katup jantung.
c. Selaput jantung
Jantung dilapisi oleh dua membran untuk mencegah terjadinya trauma juga infeksi yaitu
pericardium parietal dengan pericardium visceral. Pericardium parietal merupakan membran
lapisan jantung paling luar tersusun dari jaringan fibrosa. Membran ini sangat efektif dalam
melindungi jantung dari infeksi.
d. Ruang jantung
Jantung terbagi atas dua belahan yaitu belahan kanan dan belahan kiri, kedua belahan tersebut
dipisahkan oleh otot pemisah disebut septum,dengan demikian jantung memiliki empat
ruangan yaitu atrium kanan, ventrikel kanan, atrium kiri ventrikel kiri.
e. Katup jantung
Jantung memiliki dua tipe yaitu katup atrioventrikuler katup semilunar. Katup jantung
tersusun oleh endothelium yang dilapisi oleh jaringan fibrosa, sehingga katup dapat menutup
dan membuka karena sifatnya yang fleksibel.
f. Suplay darah otot jantung
Otot jantung membutuhkan aliran darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen, nutrient yang
sangat dibutuhkan untuk metabolisme. Otot jantung diperdarahi oleh arteri koronaria yang
merupakan cabang dari aorta, arteri koroner bercabang menjadi dua yaitu : arteri koronari
kanan atau right coronary artery (RCA) arteri koronari kiri atau left coronary artery (LCA).
Arteri koronari kanan memperdarahi bagian atrium kanan, ventrikel kanan, inferior ventrikel
kiri bagian posterior dinding septal, sinoatrial Node (SA Node) Atrioventrikel Node (AV
Node).
g. Siklus jantung
Siklus jantung merupakan periode dimana jantung berkontraksi relaksasi. Satu kali siklus
jantung sama dengan satu periode systole (saat ventrikel berkontrasi) satu periode diastole
(saat ventrikel relaksasi). Normalnya siklus jantung dimulai dengan depolarisasi spontan dari
sel pacemaker dari SA Node berakhir dengan keadaan rekaksasi ventrikel.
h. Bunyi jantung
Bunyi jantung terdiri dari bunyi jantung murni bunyi jantung tambahan. Bunyi jantung murni
terdiri atas bunyi jantung 1 (S1), terjadi akibat penutupan katup atrioventrikular pada saat
systole ventrikel bunyi jantung ll (S2), terjadi akibat penutupan katup semilunar pada saat
terjadi diastole ventrikel. Sedangkan bunyi tambahan misalnya bunyi lll (S3) bunyi jantung
lV (S4) terjadi akibat vibrasi pada dinding jantung pada saat darah mengalir dengan cepat
dalam ventrikel.
i. Frekuensi jantung
Jantung berdeyut dalam satu menit sekitar 60-100 kali atau rata-rata 75 kali permenit. Jika
jantung berdeyut lebih dari 100 kali disebut takhikardia jika kurang dari 60 kali disebut
bradikrdia. Frekuensi denyut jantung dipengaruhi oleh keadaan aktivitas, umur, jenis
kelamin, endokrin, suhu, tekanan darah, kecemasan, stress dan nyeri.
2. Fisiologi
Menurut Mutaqqin, (2014, hal 2) Sistim kardiovaskuler berfungsi sebagai sistim
regulasi melakukan mekanisme yang bervariasi dalam merespon seluruh aktivitas tubuh.
Salah satu contoh adalah mekanisme meningkatkan suplai darah agar aktivitas jaringan dapat
terpenuhi, pada keadaan tertentu darah akan lebih banyak dialirkan pada organ-organ vital
seperti jantung otak untuk memelihara sistim sirkulasi organ tersebut.
a. Darah
Komponen darah merupakan alat pembawa (carrier) pada sistim kardiovaskular, secara
normal volume darah yang berada dalam sirkulasi pada seseorang laki-laki dengan berat
badan 70 kg berkisar 8% dari berat badan atau sekitar 5600 ml. dari jumlah tersebut sekitar
55% merupakan plasma, volume komponen darah harus memiliki jumlah yang sesuai dengan
rentang yang normal agar system kardiovaskuler dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
b. Curah jantung
Tubuh manusia memiliki berbagai mekanisme control regulasi yang digunakan untuk
menigkatkan suplai darah secara aktif ke jaringan yaitu dengan meningkatkan jumlah cairan
jantung (cardiac output) pengaturan curah jantung bergantung pada hasil perkalian denyut
jantung (heart rate) dengan volume sekuncup (stroke volume). Curah jantung orang dewasa
adalah antara 4,5-8 liter permenit, peningkatan curah jantung terjadi karena adanya
peningkatan denyut jantung atau volume sekuncup.
c. Denyut jantung
Denyut jantung normalnya berkisar 70 kali permenit, denyut jantung ini dikontrol sendiri
oleh jantung melalui mekanise regulasi nodus SA dan system purkinje.
Dalam keadaan normal, regulasi denyut jantung dipengaruhi oleh saraf simpatis, saraf
parasimpatis melalui sistim saraf otonom. Empat reflek utama yang menjadi media system
saraf otonom dalam meregulasi denyut jantung adalah refleks baroreseptor, refleks
kemoreseptor, refleks Bainbrige, refleks pernapasan.
d. Tekanan vena
Kembalinya darah ke jantung disebabkan adanya tekanan gradient, ketika darah dipompa
oleh jantung, tekanan arteri berkisar 120 mmHg pada saat sistolik dan 70 mmHg pada saat
diastolic. Tekanan ini akan menurun bersamaan dengan pergerakan darah keluar menuju
arteri, kapiler, venula. Sistem vena mempunyai daya kapasitasnsi yang sangat besar dan
berpengaruh terhadap perubahan tekanan yang kecil. Adanya kapasitansi dan banyaknya
system saraf simpatis akan mengubah tekanan vena dalam mengatur aliran balik ke jantung,
konstriksi vena yang disebabkan oleh stimulasi saraf simpatis akan mengurangi kapasitani
dan meningkatkan tekanan vena, sehingga meningkatkan aliran balik ke jantung.
e. Ruang jantung
Atrium kanan
Atrium kanan memiliki lapisan dinding yang tipis berfungsi sebagai tempat penyimpanan
darah mengalirkan darah dari vena-vena sirkulasi sistemis ke dalam ventrikel kanan dan
kemudian ke paru-paru . darah yang berasal dari pembulu vena ini masuk ke dalam atrium
kanan melalui vena cava superior, inferior dan sinus koronarius.
f. Ventrikel kanan
Ventrikel kanan memiliki bentuk yang unik yaitu bulan sabit yang berguna untuk
menghasilkan kontraksi bertekanan rendah, yang cukup untuk mengalirkan darah ke dalam
arteri pulmonaris. Sirkulasi pulmunar merupakan sistim aliran darah bertekanan rendah,
dengan resitensi yang jauh lebih kecil terhadap aliran darah yang berasal dari ventrikel
kanan. Oleh karena itu, beban kerja dari ventrikel kanan jauh lebih ringan dari
pada ventrikel kiri.
g. Atrium kiri
Atrium kiri menerima darah yang sudah dioksigenisasi dari paru-paru melalui vena
pulmonaris. Tidak terdapat katup sejati antara vena pulmonalis dan atrium kiri. Oleh karena
itu, darah akan mengalir kembali ke pembuluh paru-paru bila terdapat perubahan tekanan
dalam atrium kiri (retrograde).
h. Ventrikel kiri
Ventrikel kiri harus menghasilkan tekanan yang cukup tinggi untuk mengatasi tahanan
sirkulasi sistemis dan mempertahankan aliran darah ke jaringan-jaringan perifer.
i. Katup jantung
Katup atrioventrikuler
katup antrioventrikuler karena terletak antara atrium dan ventrikel. Katup yang
terletak antara atrium kanan dan ventrikel kanan ini mempunyai tiga buah daun katup yang
disebut katup trikuspidalis. Sedangkan katup yang terletak antara atrium kiri dan ventrikel
kiri mempunyai dua buah daun katup yang disebut katup mitral.
j. Katup semilunar
Katup semilunar terdiri atas dua katup yaitu semilunar pulmonary dan katup semilunar aorta.
Katup semilunar pulmonary terletak pada arteri pulmonaris, memisahkan arteri pulmonaris
dengan ventrikel kanan.katup semilunar aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta.
B. LP Konsep Kasus Hipertensi
1. Pengertian
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik dengan konsisten diatas
140/90 mmHg. Diagnosis hipertensi tidak berdasarkan pada peningkatan tekanan darah yang
hanya sekali, tekanan darah harus diukur dalam posisi duduk dan
berbaring (Barbadero, 2005. Hal 49).
Hipertensi didefenisikan sebagai tekanan darah yang interminten atau terus-menerus diatas
140/90 mmHg karena fluktuasi tekanan darah terjadi antar individu dan dapat dipengaruhi
oleh lingkungan dan ansietas (Marrelli. 2008. Hal 125).
Sedangkan menurut Graber (2005. Hal 103) hipertensi didefenisikan sebagai rekanan darah
sistolik yang menetap diatas atau sama dengan 140mmHg atau tekanan darah diastolik yang
menetap diatas atau sama dengan 90 mmHg.
2. Etiologi Hipertensi
Menurut Brooker (2009) penyebab yang mendasari hipertensi tidak diketahui pada sebagian
besar pasien (lebih dari 95%) dan disebut hipertensi esensial. Etiologi hipertensi terdiri atas
multifaktor – faktor yang berkaitan dengan hipertensi meliputi obesitas, diabetes, asupan
garam (natrium) tinggi, penyalahan alkohol dan merokok. Faktor genetik juga memegang
peranan. Kelompok ras tertentu memiliki prevalensi hipertensi lebih tinggi, seperti
Afrika, Amerika dan Jepang.
Tekanan darah meningkat seiring usia dan hipertensi jarang terjadi pada kelompok usia
dibawah 25 tahun, kecuali mereka mengalami penyakit primer, seperti gagal
ginjal (Brooker, 2009).
3. Patofisiologi LP Hipertensi
Adapun patofisiologi hipertensi yang dikemukakan oleh Brasher (2007) ialah sebagai berikut
:
a. Hipertensi esensial melibatkan interaksi yang sangat rumit antara faktor genetik dan
lingkungan yang dihubungkan oleh pejamu mediator neuro-hormonal.
b. Secara umum disebabkan oleh peningkatan tahanan perifer dan atau peningkatan volume
darah.
c. Gen yang berpengaruh pada hipertensi primer (faktor herediter diperkirakan meliputi 30%
sampai 40% hipertensi primer) meliputi reseptor angiotensin II, gen angiotensin dan rennin,
gen sintetase oksida nitrat endothelial; gen protein repseptor kinase G; gen reseptor
adrenergis; gen kalsium transpor dan natrium hydrogen antiporter (mempengaruhi sensivitas
garam); dan gen yang berhubungan dengan resistensi insulin, obesitas, hiperlipidemia, dan
hipertensi sebagai kelompok bawaan.
d. Teori terkini mengenai hipertensi primer meliputi:
1) Peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis (SNS)
a) Respon maladaptive terhadap stimulasi saraf simpatis.
b) Parubahan gen pada reseptor ditambah kadar katekolamin serum yang menetap.
2) Peningkatan aktivitas sistem renin angiotensin aldosteron (RAA)
a) Secara langsung menyebabkan vasokontriksi tetapi juga meningkatkan aktivitas SNS dan
menurunkan kadar prostaglandin vasodilator dan oksida nitrat.
b) Memediasi remodeling arteri ( perubahan structural pada dinding pembuluh darah).
c) Memediasi kerusakan organ akhir pada jantung (hipertrofi), pembuluh darah dan ginjal.
3) Defek pada transpor garam dan air
a) Gangguan aktivitas peptida natriuretik otak (brain natriuretik peptide, BNF), peptida
natriuretik atrial (atrial natriuretik peptide, ANF), adrenomedulin, urodilatin dan endotelin.
b) Berhubungan dengan asupan diet kalsium, magnesium, dan kalium yang rendah.
4) Interaksi komplek yang melibatkan resistensi insulin dan fungsi endotel.
a) Hipertensi sering terjadi pada penderita diabetes, dan resistensi insulin di temukan pada
banyak pasien hipertensi yang tidak memiliki diabetes klinis.
b) Resistensi insulin berhubungan dengan penurunan pelepasan endothelial oksida nitrat dan
vasodilator lain serta memengaruhi fungsi ginjal.
c) Resistensi insulin dan kadar insulin yang tinggi meningkatkan aktivitas SNS dan RAA.
4. Gambaran Klinis Pada Askep Hipertensi
Menurut Davey (2005) gambaran klinis pada hipertensi biasanya asimtomatik, sampai terjadi
kerusakan organ target. Sebagian besar nyeri kepala pada hipertensi tidak berhubungan
dengan Tekanan Darah. Fase hipertensi yang berbahaya biasa ditandai oleh nyeri kepala dan
hilangnya penglihatan (papiledema). Gejala hipertensi sangat bervariasi, mulai dari yang
tanpa gejala, atau dengan keluhan ringan seperti pusing-pusing, sakit kepala. Sebagian
penderita mungkin mengeluh tegang-tegang di belakang leher, sesak napas bila melakukan
aktivitas, dan ada yang langsung terjadi serangan stroke dan atau gagal jantung.
5. Penatalaksanaan LP Askep Hipertensi
Tujuan penatalaksanaan medis pada klien dengan hipertensi adalah mencegah terjadinya
morbiditas dan mortalitas penyerta dengan mencapai dan mempertahankan tekanan darah
dibawah 140/90 mmHg. Efektifitas setiap program ditentukan oleh derajat hipertensi,
komplikasi, biaya perawatan, dan kualitas hidup sehubungan dengan terapi (Muttaqin & arif
2009).
6. Komplikasi LP askep Hipertensi
Menurut Dalimartha, dkk. (2008) Penderita hipertensi berisiko terserang penyakit lain yang
timbul kemudian. Beberapa penyakit yang timbul sebagai akibat hipertensi di antara nya
sebagai berikut :
a. Penyakit jantung koroner
Penyakit ini sering di alami penderita hipertensi sebagai akibat terjadi nya pengapuran pada
dinding pembuluh darah jantung. Penyempitan lubang pembuluh darah jantung menyebab
kan berkurang nya aliran darah pada beberapa bagian otot jantung. Hal ini menyebab kan
rasa nyeri di dada dan dapat berakibat gangguan pada otot jantung. Bahkan, dapat menyebab
kan timbul nya serangan jantung.
b. Gagal jantung
Tekanan darah yang tinggi memaksa otot jantung bekerja lebih berat untuk memompa
darah. Kondisi itu berakibat otot jantung akan menebal dan merenggang sehingga daya
pompa otot menurun. Pada akhir nya dapat terjadi kegagalan kerja jantung secara umum.
Tanda-tanda ada nya komplikasi yaitu sesak napas, napas putus-putus (pendek), dan terjadi
pembengkakan pada tungkai bawah serta kaki.
c. Kerusakan pembuluh darah otak
Beberapa penelitian di luar negeri mengungkapkan bahwa hipertensi menjadi penyebab
utama pada kerusakan pembuluh darah otak. Ada dua jenis kerusakan yang di timbulkan
yaitu pecahnya pembuluh darah dan rusaknya dinding pembuluh darah. Dampak akhirnya,
seseorang bisa mengalami stroke dan kematian.
d. Gagal ginjal
Gagal ginjal merupakan peristiwa di mana ginjal tidak dapat berfungsi sebagaimana
mestinya. Ada dua jenis kelainan ginjal akibat hipertensi, yaitu nefrosklerosis benigna dan
nefrosklerosis maligna. Nefrosklerosis benigna terjadi pada hipertensi yang berlangsung lama
sehingga terjadi pengendapan fraksi-fraksi plasma pada pembuluh darah akibat proses
menua. Hal itu akan menyebabkan daya permeabilitas dinding pembuluh darah berkurang.
Adapun nefrosklerosis maligna merupakan kelainan ginjal yang di tandai dengan naiknya
tekanan diastole di atas 130 mmHg yang di sebabkan terganggunya fungsi ginjal.
BAB III
LAPORAN PENDAHULUAN KASUS ASKEP HIPERTENSI
A. Asuhan Keperawatan Hipertensi Secara Teoritis
Menurut Wijayaningsih (2013, hal. 113) asuhan keperawatan pada klien Hipertensi
dilaksanakan melalui pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari :
1. Pengkajian Teori Pada Hipertensi
Pengkajian keperawatan pada klien hipertensi dalam Askep LP Hipertensi dilakukan dengan
cara berikut, dan mendapatkan data-data sebagai berikut :
a. Aktivitas atau Istirahat
kelemahan, letih, nafas pendek, frekuensi jantung tinggi, takipne, perubahan irama jantung,.
b. Sirkulasi.
Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit serebrovaskular, kenaikan tekanan darah,
takikardia, distritmia, kulit pucat, cianosis, diaforesis.
c. Integritas ego
Perubahan kepribadian, ansietas, depresi, atau marak kronik, gelisah, tangisan yang meledak,
gerak tangan empati, otot muka tegang, pernafasan maligna, peningkatan pola bicara.
d. Eliminasi
Gangguan ginjal saat ini atau masa lalu seperti infeksi, obstruksi atau riwayat penyakit ginjal.
e. Makanan/cairan
Makanan yang disukai tinggi garam, tinggi lemak, tinggi kolesterol, mual dan muntah,
perubahan berat badan obesitas, adanya edema.
f. Neurosensori
Pusing, sakit kepala, gangguan penglihatan, perubahan keterjagaan, orientasi pola atau isi
bicara efek proses pikir, atau memori (ingatan), Respon motorik (penurunan kekuatan
genggaman tangan), perubahan retina optic.
g. Nyeri atau kenyamanan
Angina, nyeri hilang atau timbul pada tungkai klaudikasi, sakit kepala, nyeri abdomen
h. Pernapasan
Dispnea, takipnea, ortopnea, dispnea noctural paroksisimal, riwayat merokok batuk dengan
atau tanpa sputum, distress respirasi atau penggunaan otot aksesori pernafasan, bunyi nafas
tambahan, sianosis.
i. Prioritas Keperawatan
1) Mempertahankan atau meningkatkan fungsi kardiovaskuler.
2) Mencegah komplikasi
3) Memberikan infomasi tentang proses proses atau prognosis dan program pengobatan.
4) Mendukung kontrol aktif pasien terhadap kondisi.
2. Diagnosa dan Intervensi keperawatan Pada Hipertensi
Diagnosa keperawatan yang timbul pada diagnosa keperawatan pasien dengan hipertensi
dalam LP Askep ini yang seharusnya di dapatkan menurut Wijayaningsih (2013.
Hal 113) yaitu :
a. Nyeri atau sakit kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular serebral.
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
c. Gangguan perubahan pola nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan
berlebihan kebutuhan metabolik.
d. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload
dan vasokontriksi.
3. Intervensi keperawatan Pada Kasus LP Askep Hipertensi
Intervensi Askep yang direncanaka pada pasien dengan hipertensi berdasarkan diagnosa
keperawatan menurut Wijayanigsih (2013. Hal 113) adalah sebagai berikut:
Diagnosa Perencanaan Rasional
Risiko tinggi terhadap 1. Pantau tekanan darah untuk 1. Perbandingan dari tekanan
penurunan curah jantung evaluasi awal. memberikan gambaran yang
berhubungan dengan lebih lengkap tentang
peningkatan afterload keterlibatan/bidang masalah
dan vasokontriksi 2. Catat keberadaan, kualitas vascular.
denyutan sentral dan perifer. 2. Denyutan karotis, jugularis,
radialis dan femoralis mungkin
3. Auskultasi tonus jantung dan bunyi teramati/terpalpasi.
nafas. 3. S4 terdengar pada pasien
hipertensi berat krena ada
hipertropi atrium (penigkatan
volume atau tekanan atrium),
perkembangan S3 menunjukkan
hipertropi ventrikel atau
4. Berikan lingkungan tenang, kerusakan fungsi
nyaman, kurang aktivitas/keributan 4. Membantu untuk menurunkan
lingkungan. rangsang simpatis.
5. Berikan lingkungan yang tenang, 5. Membantu menurunkan
nyaman, kurangi aktivitas atau rangsang simpatis dan
keributan dan batasi jumlha meningkatkan relaksasi.
pengunjung dan lamanya tinggal.
c. Data Subjektif : klien mengatakan tidak nafsu makan. Data Objektif :penampilan kurus,
porsi makan yang di berikan 1/3 bagian dihabiskan, berat badan 57 kg, tinggi badan 163
cm. Masalah : Perubahan nutrisi kurang dan kebutuhan tubuh. Penyebab : Anoreksia.
d. Data subjektif : klien mengatakan lemah kalau berjalan terasa mau jatuh dan pusing kepala.
Data objektif : klien bedrest di tempat tidur, sebagian besar aktifitas dibantu oleh keluarga
dan perawat, keadaan umum klien lemah, ketergantungan 4, TD : 160/90 mmHg, Pols :
84x/menit, RR : 18x/menit, temperature 370C. Masalah : Intoleransi
aktivitas. Penyebab: kelelahan umum.
DAFTAR PUSTAKA
Barbadero, (2008). Klien gangguan kardiovskuler: seri asuhan keperawatan. Jakarta: EGC.
Brasher. V,L (2007). Aplikasi klinis patofisiologi : pemeriksaan dan manajemen. Editor edisi bahasa Indonesia: Devi. Y. Edisi ke
dua. Jakarta : EGC
Brooker, C. (2009). Ensiklopedia Keperawatan. Editor edisi bahasa Indonesia Estu Tiar. Jakarta : EGC.
Candra, A. (2013). Penderita Hipertensi Terus Meningkat. Penderita.Hipertensi.Terus.Meningkat. diakses tanggal 28 Juli 2016
Carpenito, L.J. (2009). Diagnosis Keperawatan: aplikasi pada praktik klinis. Edisi ke Sembilan. Jakarta : EGC.
Dalimartha,S., Basuki T, Sutarina, N,. & Mahendra. (2008) Care your self, hipertensi. Jakarta : penebar plus
Farah, V.B.,(2013). WHO: 1 dari 3 Orang Dewasa Terkena Tekanan Darah Tinggi. http://health.detik.com. diakses tanggal 25 Juni
2016
Graber, M.A. (2006). Buku Saku Dokter Keluarga. University of IOWA. Edisi Ketiga. Jakarta: EGC.
Hasyim. (2015). Hipertensi Mulai Serang Usia Muda. diakses tanggal 28 Juli 2016
Hidayat, A.A,. (2008). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, edisi kedua. Jakarta : salemba medika.
Kartika. (2014). Hipertensi Bukan Sekadar Tekanan Darah Tinggi. Hipertensi.Bukan.Sekadar.Tekanan.Darah.Tinggi. diakses
tanggal 25 Juni 2016
Muttaqin & arif (2009). Pengantar asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem kardiovaskular. Jakarta : Salemba Medika.
Nursalim, M. (2015). Mengapa Kesehatan Sangat Penting Bagi Manusia. Diakses tanggal 03 Agustus 2016.
Sativa. (2013). Dampak dan Bahaya dari Penyakit Hipertensi. diakses pada tanggal 5 Juli 2016.
Tarwoto et al. (2009). Anatomi dan fisiologi untuk mahasiswa keperawatan. Cetakan pertama. Trans Info Media : Jakarta
Wijayaningsih, K, S.(2013). Standar Asuhan Keperawatan. Jakarta : CV. Trans Info Media
Postingan terkait:
ASKEP LUKA BAKAR
LAPORAN PENDAHULUAN (LP) VERTIGO TERBARU DAN LENGKAP
LP TB PARU LENGKAP
Asuhan Keperawatan
LP HIPERTENSI TERBARU
— 1 Comment — Asuhan Keperawatan
1 Tanggapan untuk "LP HIPERTENSI TERBARU"
1.
Dek WidhiJune 19, 2017 at 3:58 PM
Dapus kaga ada.
Reply
CARI DISINI
Search
POPULAR POST
LP GASTRITIS LENGKAP
LP HIPERTENSI TERBARU
LP TB PARU LENGKAP
LP GEA (GASTROENTERITIS AKUT)
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KELUARGA IBU. S TERUTAMA PADA IBU. S DENGAN
MASALAH KESEHATAN HIPERTENSI
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KELUARGA Bpk. B TERUTAMA Ibu. R DENGAN MASALAH
KESEHATAN GASTRITIS
LP ASKEP CKD TERLENGKAP
Askep Anemia Lengkap
Contoh KTI Asuhan Keperawatan Pada Ny. W dengan Asma Bronkhial
LP ASKEP ANEMIA dengan referensi terbaru
BLOG ARCHIVE