Vous êtes sur la page 1sur 14

ASKEP TRIKUSPIDALIS

Askep Trikuspidalis

BAB I
Konsep Dasar

1. Definisi
Katup merupakan pintu yang mengalirkan darah di dalam jantung antara
atrium dan ventrikrl serta antara ventrikel dan aorta/arteri pulmonalis. Pergerakan
membuka dan menutupnya pasif tergantung pada tekanan dari atrium dan
ventrikel jantung.

Beberapa katup (valvula):


1. Katup atrioventrikuler (katup antara atrium dan ventrikel)
a. Valvula trikuspidalis : katup yang terletak di antara atrium kanan dan ventrikel
kanan
b. Valvula bikuspidalis atau katup mitral : katup yang terletak di antara ventrikel kiri dengan atrium
kiri
Kedua katup tersebut memungkinkan darah mengalir dari masing-masing
atrium ke ventrikel pada saat diastole ventrikel dan mencegah aliran balik pada
saat diastole ventrikel.

2. Katup semilunar (katup antara ventrikel dengan aorta/arteri pulmonalis):


a. Katup aorta
b. Katup pulmonal

Masing-masing memiliki 3 daun katup yang simetris dan menonjol seperti


corong yang dikaitkan dengan cincin serabut. Pembukaan katup terjadi pada
waktu masing-masing ventrikel berkontraksi (tekanan ventrikel lebih tinggi
daripada tekanan yang ada dalam pembuluh darah arteri/aorta.

Hal ini memungkinkan darah mengalir dari masing-masing ventrikel ke


arteri pulmonalis dan aorta selama systole ventrikel dan mencegah aliran balik
sewaktu ventrikel diastole. Dalam keadaan normal, luas permukaan katup 4-6 cm.

Ada dua jenis penyakit katup yaitu:


1. Stenosis katup: katup menyempit, Katup menjadi lebih tebal sehingga
menurunkan fleksibilitas katup
2. Insufisiensi katup (regurgitasi): katup mengalami kekakuan akibat scar dan
retraksi sehingga tidak dapat menutup dengan sempurna
2. Anatomi dan Fisiologi

Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot jantung, bentuk dan
susunannya sama dengan otot serat lintang tetapi cara kerjanya menyerupai otot
polos yaitu di luar kesadaran.
1. Bentuk
Menyerupai jantung pisang, bagian atasnya tumpul dan disebut juga basis
cordis. Disebelah bawah agak runang disebut apex cordis.
2. Letak
Di dalam rongga dada sebelah depan (cavum mediastinum arteriol), sebelah
kiri bawah dari pertengahan rongga dada, di atas diafragma dan pangkalnya
dibelakang kiri ICS 5 dan ICS 6 dua jari dibawah papilla mammae. Pada tempat
itu teraba adanya pukulan jantung yang disebut Ictus Cordis.
3. Ukuran
Kurang lebih sebesar kepalan tangan dengan berat kira-kira 250-300 gram.
4. Lapisan
ndokardium :Lapisan jantung sebelah dalam, yang menutupi katup jantung.
okardium :Lapisan inti dari jantung yang berisi otot untuk berkontraksi.
Perikardium :Lapisan bagian luar yang berdekatan dengan pericardium viseralis.
Jantung sebagai pompa karena fungsi jantung adalah untuk memompa
darah sehingga dibagi jadi dua bagian besar, yaitu pompa kiri dan pompa kanan.
Pompa jantung kiri: peredaran darah yang mengalirkan darah ke seluruh
tubuh dimulai dari ventrikel kiri-aorta-arteri-arteriola-kapiler-venula-vena cava
superior dan inferior-atrium kanan.
Pompa jantung kanan: peredaran darah kecil yang mengalirkan darah ke
pulmonal, dimulai dari ventrikel kanan-arteri pulmonalis-4 vena pulmonalis-
atrium kiri.
Gerakan jantung terhadap dua jenis, yaitu konstriksi (sistol) dan relaksasi
(diastole) dari kedua atrium, terjadi serentak yang disebut sistol atrial dan diastole
atrial. Konstriksi ventrikel kira-kira 0,3 detik dan tahap dilatasi selama 0,5
detik. Konstriksi kedua atrium pendek, sedang konstriksi ventrikel lebih lama
dan lebih kuat. Daya dorong dari vantrikel kiri harus lebih kuat karena harus
mendorong darah ke seluruh tubuh untuk mempertahankan tekanan darah
sistemik.
Meskipun ventrikel kanan juga memompakan darah yang sama, tapi
tugasny hanya mengalirkan darah ke sekitar paru-paru dimana tekanannya lebih
rendah.
Mekanisme yang mendasari gagal jantung meliputi gangguan kemampuan
kontraktilitas jantung, yang menyebabkan aliran jantung normal. Konsep curah
jantung paling baik dijelaskan dengan persamaan CO=HR X SV dimana curah
jantung (CO/Cardiac Output) adalah fungsi frekuansi jantung (HR) dan volume
sekuncup (SV/Stroke Volume)
Frekuensi janTung adalah fungsi system saraf otonom. Bila curah jantung
berkurang, system saraf akan mempercepat frekuensi jantung untuk
mempertahankan. Bila mekanisme kompensasi ini gagal untuk mempertahankan
perfusi jaringan yang memadai maka volume sekuncup jantunglah yang harus
menyesuaikan diri untuk mempertahankan curah jantung.
Volume sekuncup, jumlah darah yang dipompa pada setiap kontraksi
jantung tergantung pada 3 faktor yaitu:
Preload adalah sinonim dengan hokum starling pada jantung yang menyatakan jumlah darah
yang mengisi jantung berbanding langsung dengan tekanan yang ditimbulkan
oleh regangan otot jantung.
ontraktilitas mengacu pada perubahan kekuatan kontraksi yang terjadi pada tingkat sel
yang berhubungan dengan perubahan panjang serabut jantung dan kadar kalsium.
fterload mengacu pada besarnya tekanan ventrikel yang harus dihasilkan untuk
memompakan darah melawan perbedaan tekanan yang ditimbulkan oleh tekanan
arteriol.

SIRKULASI JANTUNG
Lingkaran sirkulasi jantung dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu
sirkulasi sistemik dan sirkulasi pulmonal. Namun demikian terdapat juga
sirkulasi koroner yang juga berperan sangat penting bagi sirkulasi jantung
a. Sirkulasi Sistemik
1. Mengalirkan darah ke berbagai organ tubuh.
2. Memenuhi kebutuhan organ yang berbeda
3. Memerlukan tekanan permulaan yang besar.
4. Banyak mengalami tahanan.
5. Kolom hidrostatik panjang.

b. Sirkulasi Pulmonal
1. Hanya mengalirkan darah ke paru
2. Hanya berfungsi untuk paru-paru.
3. Mempunyai tekanan permulaan yang rendah.
4. Hanya sedikit mengalami tahanan
5. Kolom hidrostatiknya pendek.
Jantung memiliki empat ruangan, 2 ruangan kecil di atas (atrium) dan 2
ruangan besar di bawah (ventrikel).
Setiap ventrikel memiliki satu katup masuk searah dan satu katup keluar
searah.
Katup trikuspidalis membuka dari atrium kanan ke dalam ventrikel kanan, dan
katup pulmonalis membuka dari ventrikel kanan ke dalamarteri pulmonalis.
Katup mitral membuka dari atrium kiri ke dalam ventrikel kiri, dan
katup aorta membuka dari ventrikel kiri ke dalam aorta.

3. Etiologi
a. Stenosis Katup Trikuspidalis
Penyebab terbesar adalah penyakit jantung rematik (RHD). Biasanya tidak
berdiri sendiri tetapi umumnya bersama-sama dengan stenosis mitralis
b. Insufisiensi Katup Trikuspidalis
Dapat terjadi atas dua sebab:
1. Fungsional disebabkan dilatasi ventrikel kanan yang menyebabkan
dilatsi tricuspid yang akhirnya menyebabkan insufisiensi tricuspid. Timbul
sebagai akibat adanya decompensasio cordis kanan
2. Organic, disebabkan RHD dan atau kelainan congenital

4. Manifestasi Klinis
1. Peningkatan tekanan atrium kanan akan diteruskan ke vena kava superior dan
vena kava inferior
2. perasaan berdenyut pada leher
3. kepala juga adanya perasaan perih diperut akibat adanya hepatomegali.
4. Keadaaan curah jantung yang rendah akan mengakibatkan mudah lelah
5. sesak napas dan
6. gejala lain seperti halnya stenosis mitral

Click Here . . . .

5. Patofisiologis

6. Komplikasi
1. gagal jantung kanan

7. Pemeriksaan Penunjang
a. Kateterisasi jantung
ST : Peningkatan gradien tekanan melewati katup, peningkatan tekanan atrium kanan,
penurunan curah jantung
IT : Aliran balik media kontras melalui katup trikuspid, peningkatan tekanan
atrium kanan, curah jantung normal atau menurun.
b. EKG
ST : Hipertrofi atrium kanan, Hipertrofi ventrikel kanan, fibrilasi atrium
IT : Hipertrofi atrium kanan, Hipertrofi ventrikel kanan, fibrilasi atrium
c. Sinar x dada
ST : Pembesaran atrium kanan
IT : Pembesaran ventrikel dan atrium kanan
d. Ekokardiogram
ST : Dilatasi atrium kanan, perubahan gerakan daun-daun katup trikuspidalis
IT : Dilatasi atrium kanan, perubahan gerakan daun-daun katup trikuspidalis

8. Penetalaksanaan Medis
at dan batasi akativitas fisik
obatan diuretik
si Valvuloplasty bersamaan pada katup mitral yang timbul
pid valve replacement (TVR) bila ada kerusakan organik yang berat

BAB II
Asuhan Keperawatan
Dengan gangguan Katup Trikuspidalis

1. Pengkajian
a. Aktivitas / Istirahat
Gejala : Kelemahan, kelelahan
Pusing, rasa berdenyut
Dispnea karena kerja
Gangguan tidur
Tanda : Takikardi, gangguan pada TD
Pingsan karena kerja
Takipnea, dispnea
b. Sirkulasi
Gejala : Riwayat kondisi pencetus, contoh demam reumatik, endokarditis
bakterial subakut
Riwayat murmur jantung
Serak, Hemoptisis
Batuk dengan atau tanpa prodiksi sputum
Tanda : Sistolik TD menurun
Tekanan nadi : Penyempitan (SA), luas (IA)
Getaran : getaran diastolik pada apek (SM).getaran sistolik pada dasar (SA)
Dorongan : dorongan apikal selama sistolik (SA)
Kecepatan : takikardi
Mur-mur : meningkat selama inspirasi
c. Integritas Ego
Gejala : Tanda kecemasan, contoh gelosah, pucat, berkeringat, gemetar
d. Makanan / cairan
Gejala : Penurunan berat badan
Tanda : Edema umum
Hepatomegali dan asites
e. Neorosensori
Gejala : Pusing / pingsan berkenaan dengan beban kerja
f. Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Nyeri dada
g. Pernapasan
Gejala : Dispnea
Tanda : Takipnea
Sputum banyak
f. Pemeriksaan diagnostik
1. Kateterisasi jantung
ST : Peningkatan gradien tekanan melewati katup, peningkatan tekanan atrium kanan,
penurunan curah jantung
IT : Aliran balik media kontras melalui katup trikuspid, peningkatan tekanan atrium
kanan, curah jantung normal atau menurun.
2. EKG
ST : Hipertrofi atrium kanan, Hipertrofi ventrikel kanan, fibrilasi atrium
IT : Hipertrofi atrium kanan, Hipertrofi ventrikel kanan, fibrilasi atrium
3. Sinar x dada
ST : Pembesaran atrium kanan
IT : Pembesaran ventrikel dan atrium kanan
4. Ekokardiogram
ST : Dilatasi atrium kanan, perubahan gerakan daun-daun katup trikuspidalis
IT : Dilatasi atrium kanan, perubahan gerakan daun-daun katup trikuspidalis

2. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d Iskemia jaringan miokard
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d dispnea dan penurunan nafsu
makan
3. Ansietas b.d kondisi penyakit, dan efek fisiologis
4. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan kebutuhan
5. Kurang pengetahuan b.d kondisi penyakit dan rencana pengobatan
6. Resiko kelebihan volume cairan b.d peningkatan retensi cairan
7. Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan tekanan
atrium, aliran keluar ventrikel terhambat
3. Perencanaan Keperawatan
Dp. 1
Nyeri akut b.d Iskemia jaringan miokard
Tujuan : Mendemonstrasikan bebas dari nyeri
Kriteria hasil : Melaporkan nyeri hilang / terkontrol
Menyatakan metode yang membuat nyeri hilang
Intervensi dan Rasinalisasi :
No. Intervensi Rasionalisasi
Mandiri :
1. Pantau laporan nyeri dada dan Perbedaan gejala perlu untuk
bandingkan dengan mengidentifikasi penyebab
sebelumnya, gungakan skala penyakit/ Perilaku dan
nyeri untuk rentang intensitas perubahan tanda vital
. Catat ekspresi verbal / membantu menentukan derajat /
nonverbal nyeri, respon ketidaknyamanan pasien.
otomatis terhadap nyeri
(perubahan TD dan nadi,
2. peningkatan dan penurunan
frekuensi pernapasan. Aktivitas yang meningkatkan
kebutuhan oksigen miokardia
3. Anjurkan istirahat dan batasi yang menjadi pencetus nyeri
aktivitas sesuai kebutuhan dada

Berikan kompres air hangat Kompres air hangat dapat


4. mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi :
Berikan vasodilatator, contoh Obat diberikan untuk
nitrogliserin sesuai dengan meningkatkan sirkulasi
indikasi miokardia

Dp.2
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d dispnea dan penurunan nafsu
makan
Tujuan : Mendemonstrasikan masukan makanan yg adekuat untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme tubuh.
Kriteria hasil : Masukan makanan dan cairan meningkat, nafsu makan normal

Intervensi dan Rasionalisasi :


No Intrevensi Rasionalisasi
Mandiri :
1. Pantau : persentase jumlah makanan Untuk mengidentifikasi
yg dikonsumsi setiap kali makan. kemajuan-kemajuan atau
penyimpangan
sasaran yg diharapkan.
2. Berikan perawatan mulut tiap 4 jam jika
sputum tercium bau busuk. Pertahankan Bau yg tidak
kesegaran ruangan. menyenangkan dapat
3. mempengaruhi nafsu makan
Dorong pasien untuk mengkonsumsi
makanan TKTP.
Peningkatan suhu tubuh
meningkatkan metabolisme.
4. Masukan nutrisi yg adekuat,
Berikan makanan dengan porsi sedikit tapi vitamin, mineral dan
sering yg mudah kaloriuntuk aktivitas
anabolik dan sintesis
5.
Kolaborasi : antibodi.
Rujuk kepada ahli diet untuk membantu
memilih makanan yg dapat memenuhi Makanan porsi sedikit tapi
kebutuhan nutrisi selama sakit sering memerlukan lebih
sedikit energi.

Ahli diet ialah spesialisasi


dlm hal nutrisi yg dpt
membantu pasien memilih
makanan yg memenuhi
kebutuhan kalori dan
kebutuhan nutrisi sesuai
dgn keadaan sakitnya, usia,
TB & BB.

Dp.3
Ansietas b.d kondisi penyakit, dan efek fisiologis
Tujuan : Mendemonstrasikan hilangnya ansietas
Kriteria hasil : Menunjukan rileksasi dan menunjukan prilaku untuk menangani
stres

Intervensi dan Rasionalisasi :


No Intervensi Rasionalisasi
Mandiri :
1. Membantu menentukan derajat
cemas sesuai status jantung
Panatu respon fisik,
2. contohnya :takikardi, gerakan Mengorientasi program
berulang, gelisah pengobatan. Membantu
menyadarkan klien untuk
Jelaskan tujuan pengobatan memperoleh kontrol
3. pada pasien
Meningkatkan relaksasi dan
4. meningkatkan kemampuan
koping
Berikan tindakan kenyamanan
5. contohnya mandi dan Memberikan kontrol pasien,
perybahan posisi mmenurunkan kelemahan dan
meningkatkan energi
Koordinasikan waktu istirahat
dan aktivitas Mekanisme adaptif perlu untuk
mengkoping dengan penyakit
6. Dorong ventilasi perasaan jantung kronis dan mengganggu
tentang penyakit, efeknya pola hidup seseorang,
terhadap pola hidup dan status sehubungan dengan terapi
kesehatan akan datangKaji aktivitas sehari-hari
7. keefektifan koping denagn
stresor Keterlibatan dapat membantu
untuk memfokuskan perhatian
pasien dalam arti positif dan
Libatkan pasien atau orang memberikan rasa kontrol
terdekat dalam rencana
keperawatan dan dorong
partisipasi maksimun dalam Menghilangkan respon
rencana pengobatan ansietas, meningkatkan
relaksasi dan meningkatkan
Anjurkan pasien melakukan kemampuan koping
teknik relaksasi, contoh napas
dalam dan bimbingan
imajiansi

Dp.4
Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan kebutuhan
Tujuan : Pasien menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktifitas.
Kriteria hasil : terjadi keseimbangn antara suplai oksigen dan kebutuhsn
Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi toleransi aktifitas
Intervensi dan Rasionalisasi :
No. Intervensi Rasionalisasi
Mandiri :
1.
Kaji kesiapan untuk contoh : Stabilitas fisiologi pada istirahat
TD dan nadi stabil, penting untuk menunjukkan
peningkatan perhatian pada tingkat aktivitas individu
2. aktivitas dan perawatan diri
Jadwal atau periode aktivitas
Buat jadwal aktifitas harian, dapat meningkatkan toleransi
tingkatkan secara bertahap terhadap kemajuan aktivitas dan
mencegah
kelemahan.Kemajuan aktivitas
secara bertahap dapat mencegah
3. peningkatan kerja jantung
secara tiba-tiba
Berikan bantuan sesui
kebutuhan dan anjurkan
4. penggunaan kursi mandi, Teknik penggunaan energi
menyikat gigi / rambut dengan menurunkan penggunaan
duudk dan sebagainya. energisehingga membantu
5. keseimbangan suplai dan
Anjurkan program hemat kebutuhan oksigen
energi
Mencegah penggunaan energi
berlebihsn
Beri waktu istirahat yang
cukup Meningkatkan daya tahan
pasien, mencegah keletihan

Dp.5
Kurang pengetahuan b.d kondisi penyakit dan rencana pengobatan
Tujuan :Menyatakan pemahaman tentang kondisi [enyakit dan rencana pengobatan dan
potensial komplikasi
Kriteria hasil :menyatakan pemahaman terhadap kondisi penyakit
mengikuti perawatan

Intervensi dan Rasionalisasi :


No. Intervensi Rasionalosasi
Mandiri :
1. Jelaskan dasar patologi Pasien harus mempunyai dasar
abnormalitas katup pemahaman tentang
abnormalitas katupnya sendiri
2. Jelaskan rasiomal pengobatan,
dosis, efek samping, dan Dapat meningkatkan kerjasama
pentingnya minum obat sesuai dengan terapi obat dan
resep. mencegah penghentian sendiri
3. obat oleh pasien dan interaksi
obat yang merugikan
Diskusikan kebutuhan pasien
untuk keseimbangan aktivitas Program aktivitas bretahap
dan istirahat. Jelasjan yang konsisten dan tepat paling
pentingnya konsistensi dalam baik untuk meminimalkan
4. aktivitas kondisi dan kelemahan dan
mencegah kelebihan kerja yang
dapat meningkatkan beban
Berikan informasi tentang arti jantung.
endokarditis
Pasien dengan penyakit
jamtung beresiko tinggi
terhadap endokarditis

Dp.6
Resiko kelebihan volume cairan b.d peningkatan retensi cairan
Tujuan : Mengurangi resiko kelebihan volume cairan
Kriteria hasil : Menunjukan keseimbangan masukan dan halusan
Berat badan stabil
Tanda vital dalam rentang normal
Tidak ada edema

Intervensi dan Rasionalisasi :


No Intervensi Rasionalisasi
Mandiri :
1. Pantau pemasuakn dan Penting pada pengkajian
pengeluaran, catat jantung dan fungsi ginjaldan
keseimbangan cairan dan keefektifan terapi deuretik
2. timbang berat badan tiap hari
Auskultasi bunyi napas dan Tambahan bunyi napas
jantung (krekels) dapat menunjukkan
timbulnya edema paru akut atau
GJK kronis. Terddengarnya S3
3. adalah salah satu temuan klinik
pertama sehubungan denagn
dekompensasi.
Kaji adanya distensi vena
3. jugularis Indikator klinik gagal jantung
kanan dan kongesti sistemik
pada perluasan penyakit katup
4. jantung (2-3 katup)
Catat laporan dispnea, Teratasinya gejala menunjukan
ortopnea. Evaluasi derajat / status keseimbangan cairan dan
5. adanya edema keefektifan terapi.

Jelaskan tujuan pembatasan Dapat meningkatkan kerja sama


6. cairan pasien. Memberikan beberapa
rasa kontrol dalam upanya
7. menghadapi pembatasan cairan
Kolaborasi :
Berikan deuretik contoh Menurunkan kelebihan cairan
furosemid total tubuh dan edema paru

Pompa IV mencegah kelebihan


Berikan cairan IV melalui alat pemberian cairan
pengontrol
Dapat diperlukan unutk
menurunkan volume cairan
Batasi cairan sesuai indikasi ekstrasel / edema
(oral dan vena)

Dp.7
Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan tekanan
atrium, aliran keluar ventrikel terhambat
Tujuan : Mengurangi resiko penurunan curah jantung
Kriteria hasil : Menunjukan penurunan dispnea,dan nyeri dada
Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan beban kerja jantung
Mendemonstrasikan peningkatan intoleransi aktivitas

Intervensi dan Rasionalisasi :


No. Intervensi Rasionalisasi
Mandiri :
1. Pantau : Merupakan indikator klinis dari
- TD keadekuatan curah jantung
- Nadi Apilak
- Nadi Perifer
2.
Pantau irama jantung sesuai Disritmia umum pada pasien
indikasi dengan penyakit jantung
3. Menurunkan volume darah
Dorong tirah baring dengan yang kembali ke jantung, yang
kepala tempat tidur memungkinkan oksigenasi,
4. ditinggikan 45 derajat menurunkan dispnea
Melakukan kembali aktivitas
secara bertahap mencegah
Bantu dengan altivitas pemaksaan cadangan jantung
misalnya berjalan bila pasien
5. mampu turun dari tempat tidur Memberiakn oksigen untuk
miokard dalam upaya unutk
Kolaborasi : mengkompensasi peningkatan
6. Berikan oksigen tambahan kebutuhan oksigen
sesuai dengan indikasi
Pengobatan disritmia dapat
mrningkatkan efisiensi curah
Berikan obat-obatan sesuai jantung. Diuretik menurunkan
indikasi misalnya volume dirkulasi (preload),
antidisritmia, diuretik yang menurunkan TD lewat
katup yang tidak berfungsi.

BAB III
DAFTAR PUSTAKA

Asih, niluh gede yasmin.


Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta : EGC Penerbit buku Kedokteran.
Doengoes, Marilynn E .1999.
Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC Penerbit Buku Kedokteran.
Engram, Barbara.1999.
Rencana Asuhan Keperawatan medical-bedah. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Wilkinson, Judith M. 2002.
Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC Penerbit buku Kedokteran.
Haroen, Renardi T. dkk.1992.
Pengantar Kardiologi. Jakarta : Widya Medika.
Gray Hulin H. dkk. 2003
Kardiologi. Edisi 4. Jakarta : Erlangga.
www.google.com

dapus
http://mynameisrirind.blogspot.co.id/2013/01/asuhan-keperawatan-pada-penyakit-katup.html
https://plus.google.com/102407499636486733787/posts/UQJrWxnptWh
http://waspadauntukpenyakit.blogspot.co.id/2013/04/askep-trikuspidalis.html

Vous aimerez peut-être aussi