Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
BATIK
PUTRA LAWEYAN
Disusun Oleh :
1. Rafika Maharani D600150100
2. Shanaz Erwinda Ramadhani D600150102
3. Rengganis Ernia Wulansari D600150116
4. Danang Setiawan D600150121
5. Kama Adhitya Susanto D600150125
A. LATAR BELAKANG
Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan
telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa). Yang
merupakan warisan nenek moyang bangsa Indonesia sejak dahulu kala.
Sejarah pembatikan di Indonesia berkaitan dengan perkembangan kerajaan
Majapahit dan kerajaan sesudahnya. Dalam beberapa catatan
perkembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram,
kemudian pada kerajaan Solo dan Yogyakarta.
Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi turun menurun,
sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga
tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang.
Bahkan sampai saat ini beberapa motif batik tradisional hanya dipakai oleh
keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta.
Pada laporan ini penulis mengidentifikasi sistem pemasaran di CV.
Batik Putera Laweyan. Identifikasi tersebut meliputi context diagram,
dekomposisi, data flow diagram, dan entitas relationship diagram.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sejarah perusahaan batik?
2. Bagaimana Context Diagram pada perusahaan batik?
3. Bagaimana Dekomposisi pada perusahaan batik?
4. Bagaimana Data Flow Diagram pada perusahaan batik?
5. Bagaimana Entitas Relationship Diagram pada perusahaan batik?
6. Bagaimana User Interface dari sistem pemasaran perusahaan batik ?
C. TUJUAN
1. Mengetahui sejarah perusahaan batik.
2. Mengetahui Context Diagram pada perusahaan batik.
3. Mengetahui Dekomposisi pada perusahaan batik.
4. Mengetahui Data Flow Diagram pada perusahaan batik.
5. Mengetahui Entitas Relationship Diagram pada perusahaan batik.
6. Mengetahui User Interface dari sistem pemasaran perusahaan batik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. SEJARAH PERUSAHAAN
Sejarah berdirinya perusahaan Batik Putra Laweyan Solo ini
berawal dari didirikannya perusahaan Batik Bintang Mulya pada tahun
1967. Perusahaan yang memproduksi kain-kain batik tulis tradisional ini
terletak di Kampung Sayangan Wetan RT.07 RW.I Laweyan Solo. Omset
yang kurang menguntungkan dan selalu mengalami penurunan membuat
perusahaan ini sempat menghentikan produksinya pada tahun 1979. Hal ini
juga dipicu oleh mulai bermunculannya perusahaan-perusahaan batik
dengan proses printing yang proses produksinya lebih efisien dengan harga
relatif lebih murah.
Pada tahun 1981, perusahaan Batik Bintang Mulya berdiri kembali
dengan nama perusahaan Batik Cahaya Putra. Usaha yang dilakukan untuk
meningkatkan hasil adalah dengan memproduksi kain-kain batik bermotif
modern atau gaya baru yang memenuhi selera konsumen. Setelah
perusahaan Batik Cahaya Putra berkembang, putra pemilik perusahaan ini
akhirnya memulai usaha industri kecil yang juga bergerak di bidang industri
batik pada tahun 1990. Usaha ini terletak tidak jauh dari perusahaan Batik
Cahaya Putra. Usaha batik ini mengalami peningkatan dari tahun ke tahun
hingga pada akhirnya terbentuklah perusahaan yang dikenal dengan nama
CV. Batik Putra Laweyan pada tahun 2000, dengan mendapat ijin usaha
nomor : 517/0660/PK/VI/2006.
B. CONTEXT DIAGRAM
Diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan
menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. Diagram konteks merupakan
level tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input ke sistem atau
output dari sistem. Ia akan memberi gambaran tentang keseluruan sistem.
Sistem dibatasi oleh boundary (dapat digambarkan dengan garis putus).
(Jogiyanto,2005,14).
Berikut merupakan diagram konteks dari sistem pemasaran.
C. DEKOMPOSISI
Dekomposisi adalah aktivitas mendekomposisi proses utama pada context
diagram menjadi beberapa proses yang lebih detail. Setiap proses harus
minimal memiliki satu input dan satu output. (Jogiyanto,2005,17).
Dekomposisi proses dilakukan untuk memudahkan proses
pengidentifikasian proses dan aliran data atau informasi yang terjadi dalam
proses awal
Berikut merupakan dekomposisi dari sistem pemasaran.
F. User Interface