Vous êtes sur la page 1sur 31

Pemeriksaan Diagnostik

1. EKG : Hipertrofi atrial atau ventrikuler, penyimpangan aksis, iskemia dan

kerusakan pola mungkin terlihat. Disritmia mis : takhikardi, fibrilasi atrial.

Kenaikan segmen ST/T persisten 6 minggu atau lebih setelah infark miokard

menunjukkan adanya aneurisme ventricular.

2. Sonogram : Dapat menunjukkan dimensi pembesaran bilik, perubahan dalam

fungsi/struktur katup atau area penurunan kontraktilitas ventricular.

3. Scan jantung : Tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan pergerakan

dinding.

4. Kateterisasi jantung : Tekanan abnormal merupakan indikasi dan membantu

membedakan gagal jantung sisi kanan verus sisi kiri, dan stenosis katup atau

insufisiensi, Juga mengkaji potensi arteri koroner. Zat kontras disuntikkan

kedalam ventrikel menunjukkan ukuranabnormal dan ejeksi fraksi/perubahan

kontraktilitas.

BAB III KAJIAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

Gagal serambi kiri/kanan dari jantung mengakibatkan ketidakmampuan

memberikan keluaran yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan dan

menyebabkan terjadinya kongesti pulmonal dan sistemik . Karenanya diagnostik


dan terapeutik berlanjut . GJK selanjutnya dihubungkan dengan morbiditas dan

mortalitas.

1. Aktivitas/istirahat

a. Gejala : Keletihan/kelelahan terus menerus sepanjang hari, insomnia,

nyeri dada dengan aktivitas, dispnea pada saat istirahat.

b. Tanda : Gelisah, perubahan status mental mis : letargi, tanda vital

berubah pada aktivitas.

2. Sirkulasi

a. Gejala : Riwayat HT, IM baru/akut, episode GJK sebelumnya, penyakit

jantung , bedah jantung , endokarditis, anemia, syok septik, bengkak

pada kaki, telapak kaki, abdomen.

b. Tanda :

1) TD ; mungkin rendah (gagal pemompaan).

2) Tekanan Nadi ; mungkin sempit.

3) Irama Jantung ; Disritmia.

4) Frekuensi jantung ; Takikardia.

5) Nadi apical ; PMI mungkin menyebar dan merubah

6) posisi secara inferior ke kiri.

7) Bunyi jantung ; S3 (gallop) adalah diagnostik, S4 dapat

8) terjadi, S1 dan S2 mungkin melemah.

9) Murmur sistolik dan diastolic.

10) Warna ; kebiruan, pucat abu-abu, sianosis.


11) Punggung kuku ; pucat atau sianosis dengan pengisian

12) kapiler lambat.

13) Hepar ; pembesaran/dapat teraba.

14) Bunyi napas ; krekels, ronkhi.

15) Edema ; mungkin dependen, umum atau pitting

16) khususnya pada ekstremitas.

3. Integritas ego

a. Gejala : Ansietas, kuatir dan takut. Stres yang berhubungan dengan

penyakit/keperihatinan finansial (pekerjaan/biaya perawatan medis)

b. Tanda : Berbagai manifestasi perilaku, mis : ansietas, marah,

ketakutan dan mudah tersinggung.

4. Eliminasi

Gejala : Penurunan berkemih, urine berwarna gelap, berkemih malam

hari (nokturia), diare/konstipasi.

5. Makanan/cairan

a. Gejala : Kehilangan nafsu makan, mual/muntah, penambahan berat

badan signifikan, pembengkakan pada ekstremitas bawah,

pakaian/sepatu terasa sesak, diet tinggi garam/makanan yang telah

diproses dan penggunaan diuretik.

b. Tanda : Penambahan berat badan cepat dan distensi abdomen (asites)

serta edema (umum, dependen, tekanan dan pitting).


6. Higiene

a. Gejala : Keletihan/kelemahan, kelelahan selama aktivitas Perawatan

diri.

b. Tanda : Penampilan menandakan kelalaian perawatan personal.

7. Neurosensori

a. Gejala : Kelemahan, pening, episode pingsan.

b. Tanda : Letargi, kusut pikir, diorientasi, perubahan perilaku dan mudah

tersinggung.

8. Nyeri/Kenyamanan

a. Gejala : Nyeri dada, angina akut atau kronis, nyeri abdomen kanan atas

dan sakit pada otot.

b. Tanda : Tidak tenang, gelisah, fokus menyempit dan perilaku melindungi

diri.

9. Pernapasan

a. Gejala : Dispnea saat aktivitas, tidur sambil duduk atau dengan

beberapa bantal, batuk dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat

penyakit kronis, penggunaan bantuan pernapasan.

b. Tanda :

1) Pernapasan; takipnea, napas dangkal, penggunaan otot asesori

pernapasan.

2) Batuk : Kering/nyaring/non produktif atau mungkin batuk terus

menerus dengan/tanpa pembentukan sputum.


3) Sputum ; Mungkin bersemu darah, merah muda/berbuih (edema

pulmonal)

4) Bunyi napas ; Mungkin tidak terdengar.

5) Fungsi mental; Mungkin menurun, kegelisahan, letargi.

6) Warna kulit ; Pucat dan sianosis.

10. Keamanan

Gejala : Perubahan dalam fungsi mental, kehilangankekuatan/tonus otot,

kulit lecet.

11. Interaksi sosial

Gejala : Penurunan keikutsertaan dalam aktivitas sosial yang biasa

dilakukan.

12. Pembelajaran/pengajaran

a. Gejala : menggunakan/lupa menggunakan obat-obat jantung, misalnya

: penyekat saluran kalsium.

b. Tanda : Bukti tentang ketidak berhasilan untuk meningkatkan.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan ; Perubahan kontraktilitas

miokardial/perubahan inotropik, Perubahan frekuensi, irama dan konduksi

listrik, Perubahan struktural, ditandai dengan ;

a. Peningkatan frekuensi jantung (takikardia) : disritmia, perubahan

gambaran pola EKG

b. Perubahan tekanan darah (hipotensi/hipertensi).

c. Bunyi ekstra (S3 & S4)

d. Penurunan keluaran urine

e. Nadi perifer tidak teraba

f. Kulit dingin kusam

g. Ortopnea,krakles, pembesaran hepar, edema dan nyeri dada.

Tujuan

Klien akan : Menunjukkan tanda vital dalam batas yang dapat diterima

(disritmia terkontrol atau hilang) dan bebas gejala gagal jantung ,

Melaporkan penurunan episode dispnea, angina, Ikut serta dalam aktivitas

yang mengurangi beban kerja jantung.

Intervensi

a. Auskultasi nadi apical ; kaji frekuensi, iram jantung

Rasional : Biasanya terjadi takikardi (meskipun pada saat istirahat) untuk

mengkompensasi penurunan kontraktilitas ventrikel.

b. Catat bunyi jantung


Rasional : S1 dan S2 mungkin lemah karena menurunnya kerja pompa.

Irama Gallop umum (S3 dan S4) dihasilkan sebagai aliran darah

keserambi yang distensi. Murmur dapat menunjukkan

Inkompetensi/stenosis katup.

c. Palpasi nadi perifer

Rasional : Penurunan curah jantung dapat menunjukkan menurunnya

nadi radial, popliteal, dorsalis, pedis dan posttibial. Nadi mungkin cepat

hilang atau tidak teratur untuk dipalpasi dan pulse alternan.

d. Pantau TD

Rasional : Pada GJK dini, sedang atau kronis tekanan darah dapat

meningkat. Pada HCF lanjut tubuh tidak mampu lagi mengkompensasi

dan hipotensi tidak dapat normal lagi.

e. Kaji kulit terhadap pucat dan sianosis

Rasional : Pucat menunjukkan menurunnya perfusi perifer sekunder

terhadap tidak adekuatnya curah jantung; vasokontriksi dan anemia.

Sianosis dapat terjadi sebagai refrakstori GJK. Area yang sakit sering

berwarna biru atau belang karena peningkatan kongesti vena.

f. Berikan oksigen tambahan dengan kanula nasal/masker dan obat sesuai

indikasi (kolaborasi)

Rasional : Meningkatkan sediaan oksigen untuk kebutuhan miokard

untuk melawan efek hipoksia/iskemia. Banyak obat dapat digunakan


untuk meningkatkan volume sekuncup, memperbaiki kontraktilitas dan

menurunkan kongesti.

2. Aktivitas intoleran berhubungan dengan : Ketidak seimbangan antar suplai

oksigen. Kelemahan umum, Tirah baring lama/immobilisasi.Ditandai dengan

: Kelemahan, kelelahan, Perubahan tanda vital, adanya disritmia, Dispnea,

pucat, berkeringat.

Tujuan /kriteria evaluasi :

Klien akan : Berpartisipasi pada aktivitas yang diinginkan, memenuhi

perawatan diri sendiri, Mencapai peningkatan toleransi aktivitas yang dapat

diukur, dibuktikan oleh menurunnya kelemahan dan kelelahan.

Intervensi

a. Periksa tanda vital sebelum dan segera setelah aktivitas, khususnya bila

klien menggunakan vasodilator,diuretik dan penyekat beta.

Rasional : Hipotensi ortostatik dapat terjadi dengan aktivitas karena efek

obat (vasodilasi), perpindahan cairan (diuretik) atau pengaruh fungsi

jantung.

b. Catat respons kardiopulmonal terhadap aktivitas, catat takikardi, disritmia,

dispnea berkeringat dan pucat.

Rasional : Penurunan/ketidakmampuan miokardium untuk meningkatkan

volume sekuncup selama aktivitas dapat menyebabkan peningkatan

segera frekuensi jantung dan kebutuhan oksigen juga peningkatan

kelelahan dan kelemahan.


c. Evaluasi peningkatan intoleran aktivitas.

Rasional : Dapat menunjukkan peningkatan dekompensasi

jantung daripada kelebihan aktivitas.

d. Implementasi program rehabilitasi jantung/aktivitas (kolaborasi)

Rasional : Peningkatan bertahap pada aktivitas menghindari kerja

jantung/konsumsi oksigen berlebihan. Penguatan dan perbaikan fungsi

jantung dibawah stress, bila fungsi jantung tidak dapat membaik kembali,

3. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan : menurunnya laju filtrasi

glomerulus (menurunnya curah jantung)/meningkatnya produksi ADH dan

retensi natrium/air. ditandai dengan : Ortopnea, bunyi jantung S3, Oliguria,

edema, Peningkatan berat badan, hipertensi, Distres pernapasan, bunyi

jantung abnormal.

Tujuan /kriteria evaluasi,

Klien akan : Mendemonstrasikan volume cairan stabil dengan keseimbangan

masukan dan pengeluaran, bunyi nafas bersih/jelas, tanda vital dalam

rentang yang dapat diterima, berat badan stabil dan tidak ada

edema., Menyatakan pemahaman tentang pembatasan cairan individual.

Intervensi :

a. Pantau pengeluaran urine, catat jumlah dan warna saat dimana diuresis

terjadi.
Rasional : Pengeluaran urine mungkin sedikit dan pekat karena

penurunan perfusi ginjal. Posisi terlentang membantu diuresis sehingga

pengeluaran urine dapat ditingkatkan selama tirah baring.

b. Pantau/hitung keseimbangan pemasukan dan pengeluaran selama 24

jam

Rasional : Terapi diuretic dapat disebabkan oleh kehilangan cairan tiba-

tiba/berlebihan (hipovolemia) meskipun edema/asites masih ada.

c. Pertahankan duduk atau tirah baring dengan posisi semifowler selama

fase akut.

Rasional : Posisi tersebut meningkatkan filtrasi ginjal dan menurunkan

produksi ADH sehingga meningkatkan diuresis.

d. Pantau TD dan CVP (bila ada)

Rasional : Hipertensi dan peningkatan CVP menunjukkan kelebihan

cairan dan dapat menunjukkan terjadinya peningkatan kongesti paru,

gagal jantung.

e. Kaji bising usus. Catat keluhan anoreksia, mual, distensi abdomen dan

konstipasi.

Rasional : Kongesti visceral (terjadi pada GJK lanjut) dapat mengganggu

fungsi gaster/intestinal.

f. Pemberian obat sesuai indikasi (kolaborasi)

g. Konsul dengan ahli diet.


Rasional : perlu memberikan diet yang dapat diterima klien

yang memenuhi kebutuhan kalori dalam pembatasan natrium.

4. Resiko tinggi gangguan pertukaran gas berhubungan dengan : perubahan

membran kapiler-alveolus.

Tujuan /kriteria evaluasi,

Klien akan : Mendemonstrasikan ventilasi dan oksigenisasi dekuat pada

jaringan ditunjukkan oleh oksimetri dalam rentang normal dan bebas gejala

distress pernapasan., Berpartisipasi dalam program pengobatan dalam batas

kemampuan/situasi.

Intervensi :

a. Pantau bunyi nafas, catat krekles

Rasional : menyatakan adanya kongesti paru/pengumpulan

sekret menunjukkan kebutuhan untuk intervensi lanjut.

b. Ajarkan/anjurkan klien batuk efektif, nafas dalam.

Rasional : membersihkan jalan nafas dan memudahkan aliran oksigen.

c. Dorong perubahan posisi.

Rasional : Membantu mencegah atelektasis dan pneumonia.

d. Kolaborasi dalam Pantau/gambarkan seri GDA, nadi oksimetri.

Rasional : Hipoksemia dapat terjadi berat selama edema paru.

e. Berikan obat/oksigen tambahan sesuai indikasi

5. Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tirah

baring lama, edema dan penurunan perfusi jaringan.


Tujuan/kriteria evaluasi

Klien akan : Mempertahankan integritas kulit, Mendemonstrasikan

perilaku/teknik mencegah kerusakan kulit.

Intervensi

a. Pantau kulit, catat penonjolan tulang, adanya edema, area sirkulasinya

terganggu/pigmentasi atau kegemukan/kurus.

Rasional : Kulit beresiko karena gangguan sirkulasi perifer, imobilisasi

fisik dan gangguan status nutrisi.

b. Pijat area kemerahan atau yang memutih

Rasional : meningkatkan aliran darah, meminimalkan hipoksia jaringan.

c. Ubah posisi sering ditempat tidur/kursi, bantu latihan rentang gerak

pasif/aktif.

Rasional : Memperbaiki sirkulasi waktu satu area yang mengganggu

aliran darah.

d. Berikan perawtan kulit, minimalkan dengan kelembaban/ekskresi.

Rasional : Terlalu kering atau lembab merusak

kulit/mempercepat kerusakan.

e. Hindari obat intramuskuler

Rasional : Edema interstisial dan gangguan sirkulasi memperlambat

absorbsi obat dan predisposisi untuk kerusakan kulit/terjadinya infeksi..


6. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi dan program

pengobatan berhubungan dengan kurang pemahaman/kesalahan persepsi

tentang hubungan fungsi jantung/penyakit/gagal, ditandai dengan :

Pertanyaan masalah/kesalahan persepsi, terulangnya episode GJK yang

dapat dicegah.

Tujuan/kriteria evaluasi

Klien akan :

a. Mengidentifikasi hubungan terapi untuk menurunkan episode berulang

dan mencegah komplikasi.

b. Mengidentifikasi stress pribadi/faktor resiko dan beberapa teknik untuk

menangani.

c. Melakukan perubahan pola hidup/perilaku yang perlu.

Intervensi

a. Diskusikan fungsi jantung normal

Rasional : Pengetahuan proses penyakit dan harapan dapat

memudahkan ketaatan pada program pengobatan.

b. Kuatkan rasional pengobatan.

Rasional : Klien percaya bahwa perubahan program pasca pulang

dibolehkan bila merasa baik dan bebas gejala atau merasa lebih sehat

yang dapat meningkatkan resiko eksaserbasi gejala.

c. Anjurkan makanan diet pada pagi hari.


Rasional : Memberikan waktu adekuat untuk efek obat sebelum waktu

tidur untuk mencegah/membatasi menghentikan tidur.

d. Rujuk pada sumber di masyarakat/kelompok pendukung suatu indikasi

Rasional : dapat menambahkan bantuan dengan pemantauan

sendiri/penatalaksanaan dirumah.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. F DENGAN KASUS CHF


DI CEMPAKA BAWAH RSU PERSAHABATAN
JAKARTA TIMUR

A. Pengkajian
I. Identitas Klien
a. Nama : Tn. F
b. Umur : 42 Tahun
c. Jenis kelamin : Pria
d. Agama : Islam
e. Alamat : Jl. Rawa Kuning Kel. Pulo Gebang
Kec. Cakung Jakarta Timur
f. Suku : Batak
g. Pekerjaan : Buruh
h. MRS : 09 – 04 – 2012 jam 23:07
i. Pengkajian : 10 – 04 - 2012
j. Register : 001342977
k. Diagnosa medis : CHF

II. Riwayat Penyakit Sekarang

Alasan utama MRS : Klien mengeluh sesak nafas sejak 2 hari SMRS
Keluhan Utama :
Klien mengeluh nyeri dada 3 minggu sebelum MRS, timbul terutama saat
batuk dan sesak nafas sejak 2 hari sebelum MRS, dan apabila melakukan
aktifitas sehari-hari bertambah sesak, tidak berkurang dengan pemberian obat
dari dokter( nama lupa) serta tidur menggunakan bantal lebih dari 2. Pada
tanggal 9 April 2012 klien dibawa ke IGD RSU Persahabatan dan dibawa ke
ruang Cempaka Atas

III. Riwayat Penyakit Terdahulu


Sekitar 5 tahun yang lalu klien menderita hipertensi sejak itu klien kontrol ke
RSU Persahabatan tapi tidak rutin

IV. Riwayat Penyakit Keluarga


Pada keluarga tidak ada yang menderita penyakit hipertensi,jantung atau DM
V. Pola Kegiatan Sehari-hari
a. Nutrisi
Sebelum MRS klien makan 3x Sehari dengan porsi cukup saat MRS
pemenuhan nutrisi diit jantung III dengan 1700 kal, minum 750 cc/24 jam,
kesulitan menelan tidak ada, keadaan yang mengganggu nutrisi tidak ada.
Setelah MRS pasien mengatakan perut semakin membesar, mudah kenyang,
makan < 1 piring, nafsu makan baik

b. Pola Eliminasi
BAB BAK
Frekuensi : 1x/2 hari Frekuensi : 5/6 x / hari
Warna dan bau : coklat Warna dan Bau : kuning
Konsistensi : Lunak Keluhan :-
Keluhan :-

c. Pola Tidur dan Istirahat

Sebelum MRS Setelah MRS


Tidur
Frekuensi : 2x / hari Frekuensi : 2x / hari
Jam tidur siang : 4 – 5 jam / hari Jam tidur siang : 4 – 5 jm/hr
Jam tidur malam: 6 – 7 jam / hari Jam tidur malam :6–7
jm/hr
Keluhan : tidak ada Keluhan : sesak, mudah terbangun
d. Pola Aktivitas

Sebelum MRS Klien hanya istirahat di rumah saja, tidak ada kegiatan sehari-
hari karena merasa sesak ketika melakukan aktifitas yang agak berat. Setelah
MRS klien hanya duduk dan berbaring di ranjang.

VI. Pemeriksaan Fisik

a. Status kesehatan
Keadaan penyakit sedang, kesadaran komposmentis, suara jelas
TD : 140/90 mmHg, N : 100 x/menit reguler , RR : 20 x/ menit,T : 36,5 oC
b. Kepala
Normocephalic, simetris, nyeri kepala tidak ada
c. Wajah
Simetris, oedema (-), tidak ada sianosis
d. Mata
Kelopak mata normal, konjungtiva anemis (-), isokor, sklera ikterik
(-),reflex cahaya (+), tajam penglihatan menurun
e. Telinga
secret (-), serumen (+), membrane timpani normal, pendengaran menurun

e. Mulut dan Faring


Stomatitis (-), gigi banyak yang hilang, kelainan tidak ada
f. Leher
Simetris, kaku kuduk (-), pembesaran vena jugularis (+)
g. Thoraks
Paru
Gerakan simetris, retraksi supra renal (-), retraksi intercosta (-), perkusi
resonan, ronchi +/+, wheezing -/-, vocal fremitus kuat dan simetris
h. Jantung
Batas jantung kiri ics 2 sternal kiri dan ics 4 sternal kiri, batas kanan ics 2 sternal
kanan dan ics 5 axila anterior kanan, perkusi dullness, bunyi S1 dan S2 tunggal,
Gallop (-), mur-mur (-), capillary refill 2-3 detik
i. Bising usus (+), tidak ada benjolan, nyeri tekan pada kuadran kanan bawah,
pembesaran hepar 2 jari lunak.
j. Genitalia
Tidak diperiksa
k. Ekstermitas
Akral hangat, edema (-/-), kekuatan 3/4, gerak yang tidak disadari (-)

VII. Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium
Hb : 11,9 13 - 15
Hematokrit : 35 40 - 48
Leukosit : 6300
Trombosit : 255.000
Diff : -/-/ 2/73/24/1
AGD
1. Ph : 7.492
2. Po2 : 133,4
3. PCo2 : 23,6
4. HCO3 : 17,9
5. Sat O2 : 98,8
Na : 138
K : 5,3
Cl : 101
Ureum : 14
Kreatinin : 210
SGOT : 111,3
SGPT : 360
Albumin : 3,8
Gula Darah Puasa : 97
Ck : 771
CKMB : 100
Radiologi
Hasil/kesan : CTR > 50% (kardiomegali)
EKG
Tanggal : 11-4-2012
Hasil/kesan : irama sinus, ST elevasi pada V4, Q patologis pada v1-v3
Tanggal : 12-4-2012
Hasil/kesan : irama sinus, HR 110x/ mnt ireguler, axis, LAD

VIII. Terapi

- Obat-obatan
IVFD : 20 tts/ mnt
Lasix : 3 x 40 mg iv
Ascardia: 1 x 80 mg
Simvatatin: 1 x 20 mg
Captopryl: 3 x 25 mg
O2: 3 liter/ mnt Nasal Kanul
-Diet
Diet jantung III ( 1700 kal ), RG

KLASIFIKASI DATA

Klien mengeluh sesak nafas sejak 2 hari SMRS


Klien mengeluh nyeri dada 3 minggu sebelum MRS
Klien mengatakan ketika melakukan aktifitas sehari-hari bertambah sesak
Klien mengatakan tidur menggunakan bantal lebih dari 2
Klien mengatakan sekitar 5 tahun yang lalu klien menderita hipertensi
Klien mengatakan perut semakin membesar, mudah kenyang, makan < 1 piring setelah
MRS
Klien mengeluh sesak dan mudah terbangun pada malam hari
TTV :
TD : 140/90 mmHg, N : 100 x/menit reguler , RR : 20 x/ menit,T : 36,5 oC
tajam penglihatan menurun
telinga : serumen (+)
Mulut dan Faring: gigi banyak yang hilang
Leher: pembesaran vena jugularis (+)
Abdomen: nyeri tekan pada kuadran kanan bawah
Ekstermitas : kekuatan 3/4
Laboratorium
Hb : 11,9 13 - 15
Hematokrit : 35 40 - 48
EKG : Tanggal : 11-4-2012
Hasil/kesan : irama sinus, ST elevasi pada V4, Q patologis pada v1-v3
Tanggal : 12-4-2012
Hasil/kesan : irama sinus, HR 110x/ mnt ireguler, axis, LAD

ANALISA DATA
DATA ETIOLOGI PROBLEM
DS Disfungsi miocard Penurunan curah
Klien mengeluh sesak nafas sejak 2 hari jantung
SMRS Kontraktilitas
Klien mengeluh nyeri dada 3 minggu
sebelum MRS
Klien mengatakan ketika melakukan
aktifitas sehari-hari bertambah sesak Gagal pompa
DO ventrikel
TTV :
TD : 140/90 mmHg, N : 100 x/menit
reguler , RR : 20 x/ menit,T : 36,5 oC
Leher: pembesaran vena Curah jantung ( COP)
jugularis (+)
Laboratorium
Hb : 11,9 13 -
15
Hematokrit : 35 40
- 48
EKG : Tanggal : 11-4-2012
Hasil/kesan : irama
sinus, ST elevasi pada V4, Q
patologis pada v1-v3
Tanggal : 12-4-2012
Hasil/kesan : irama
sinus, HR 110x/ mnt ireguler,
axis, LAD

DATA ETIOLOGI PROBLE


M
DS Suplai drh Intoleran
Klien mengeluh sesak nafas sejak kejaringan si
2 hari SMRS Nutrisi & O2sel aktifitas
Klien mengatakan ketika Metabolisme sel
melakukan aktifitas sehari-hari Lemah &
bertambah sesak letih
Tajam penglihatan
menurun
DO
Ekstermitas : kekuatan
3/4
Laboratorium
Hb :
11,9 13 - 15
Hematokrit :
35 40 - 48
EKG : Tanggal : 11-4-
2012
Hasil/kesan :
irama sinus, ST
elevasi pada V4, Q
patologis pada v1-v3
Tanggal : 12-4-2012
Hasil/kesan :
irama sinus, HR 110x/
mnt ireguler, axis,
LAD
TTV :
TD : 140/90 mmHg, N : 100 x/menit
reguler , RR : 20 x/ menit,T : 36,5 oC

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan Perubahan kontraktilitas miokardial ditandai
dengan :
DS
Klien mengeluh sesak nafas sejak 2 hari SMRS
Klien mengeluh nyeri dada 3 minggu sebelum MRS
Klien mengatakan ketika melakukan aktifitas sehari-hari bertambah sesak
DO
TTV :
TD : 140/90 mmHg, N : 100 x/menit reguler , RR : 20 x/ menit,T : 36,5 oC
Leher: pembesaran vena jugularis (+)
Laboratorium
Hb : 11,9 13 - 15
Hematokrit : 35 40 - 48
EKG :
Tanggal : 11-4-2012
Hasil/kesan : irama sinus, ST elevasi pada V4, Q patologis pada v1-v3
Tanggal : 12-4-2012
Hasil/kesan : irama sinus, HR 110x/ mnt ireguler, axis, LAD
2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan dan keletihan ditandai dengan:
DS
Klien mengeluh sesak nafas sejak 2 hari SMRS
Klien mengatakan ketika melakukan aktifitas sehari-hari bertambah sesak
Tajam penglihatan menurun
DO
Ekstermitas : kekuatan 3/4
Laboratorium
Hb : 11,9 13 - 15
Hematokrit : 35 40 - 48
EKG : Tanggal : 11-4-2012
Hasil/kesan : irama sinus, ST elevasi pada V4, Q patologis pada v1-v3
Tanggal : 12-4-2012
Hasil/kesan : irama sinus, HR 110x/ mnt ireguler, axis, LAD
TTV : TD : 140/90 mmHg, N : 100 x/menit reguler , RR : 20 x/ menit,T :
36,5 oC

RENCANA PERAWATAN
DIAGNOSA RASION
TUJUAN INTERVENSI
KEPERAWATAN AL
1. Penurunan curah jantung Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji dan 1.
berhubungan keperawatan kondisi klien catat tekanan
denganPerubahan dapat membaik denga darah,sianosi
kontraktilitas miokardial kriteria: s,irama dan
ditandai dengan : - tanda-tanda vital dalam denyut
DS batas normal;N:60-100 jantung
Klien x/mnt,TD:100-120/80-90 2. Intruksikan
mengeluh sesak nafas sejak 2 mmHg,P: 16-20 x/mnt, untuk
hari SMRS - tidak ada hipotensi menjaga
Klien - AGD dalam batas normal keseimbanga
mengeluh nyeri dada 3 - tidak ada distensi vena n intake dan
minggu sebelum MRS jugularis output
Klien 3. Jelaskan
mengatakan ketika tentang
melakukan aktifitas sehari- penggunaan
hari bertambah sesak dosis
DO frekuensi dan
TTV : efek samping
TD : 140/90 mmHg, N : 100 obat
x/menit reguler , RR : 20 x/ 4. Kolaboratif:
menit,T : 36,5 oC diuretic dan
Leher: antibiotic
pembesaran vena jugularis
(+)
Laboratorium
Hb : 11,9 13 -
15
Hematokrit : 35 40 -
48
EKG :
Tanggal : 11-
4-2012
Hasil/ke
san :
irama
sinus,
ST
elevasi
pada
V4, Q
patolog
is pada
v1-v3
Tanggal : 12-
4-2012
Hasil/kesan :
irama sinus,
HR 110x/ mnt
ireguler, axis,
LAD
2. Intoleransi aktifitas
berhubungan dengan
kelemahan dan keletihan Setelah dilakukan tindakan
ditandai dengan: keperawatan diharapkan
DS intoleransi aktifitas klien 5. Kaji
Klien mengeluh dapat teratasi denga criteria respon
sesak nafas sejak 2 hasil: emosional
hari SMRS -TTV dalam batas normal sosial dan
Klien -klien mampu spiritual
mengatakan ketika mendemonstrasikan 6. Monitor
melakukan aktifitas aktifitas dan self care respon
sehari-hari -keseimbangan antara cardiorespi
bertambah sesak aktifitas dan istirahat ratory
Tajam 6 terhadap
penglihatan . kelelahan
menurun 7. Intruksika
DO n teknik
Ekstermitas : relaksasi
kekuatan 3/4 selama
Laboratorium aktifitas
Hb : 8. Evaluasi
11,9 13 - 15 motivasi
Hematokrit : 35 klien
40 - 48 terhadap
EKG : Tanggal : peningkata
11-4-2012 n aktifitas
Hasil/k
esan : irama sinus,
ST elevasi pada
V4, Q patologis
pada v1-v3
Tangga
l : 12-4-2012
Hasil/k
esan : irama sinus,
HR 110x/ mnt
ireguler, axis,
LAD
TTV : TD :
140/90 mmHg, N :
100 x/menit
reguler , RR : 20 x/
menit,T : 36,5oC

NO HARI/
JAM INTERVENSI EVALUASI KET
DX TANGGAL
1 11- 04 2012 09:00
1. mengkaji dan catat tekanan S: klien mengatakan
darah,sianosis,irama dan denyut sesak nafas dan
jantung jantung bergerak
hasil: TD: 120/90, HR: 122 x/mnt tidak teratur
regular, RR: 20 x/mnt O: TD: 120/90
09:30
2. mengintruksikan untuk menjaga mmHg,RR: 22
keseimbangan intake dan output x/mnt,N: 116 x/mnt,
hasil: reuler, EKG: irama
klien Nampak paham dengan sinus, HR: 110
penjelasan yang diberikan x/mnt, ireguler, axis,
3. menjelaskan tentang LAD
09:50 penggunaan dosis frekuensi dan A. masalah belum
efek samping obat teratasi
hasil:
klien Nampak paham dengan P: Lanjutkan
penjelasan yang diberikan intervensi
4. mengkolaborasi pemberian
10:00 diuretic dan antibiotic
hasil: klien minum obat

NO HARI/ JAM INTERVENSI EVALUASI KET


DX TANGGAL
2 11-04-2012 09:00
5. mengkaji respon emosional dan S: klien mengatakan
spiritual klien sesak nafas dan
hasil: motivasi klien terhadap jantung bergerak
aktifitas baik tidak teratur
09:30
6. memonitor cardiorespiratory O: TD: 120/90
terhadap kelelahan mmHg,RR: 22
hasil: TTV: x/mnt,N: 116 x/mnt,
T: 120/90 mmHg reuler, EKG: irama
HR: 116 x/mnt regular sinus, HR: 110
RR: 22 x/mnt x/mnt, ireguler, axis,
09:45
7. menintruksikan teknik relaksasi LAD
selama aktifitas B. masalah belum
hasil: klien paham dengan teratasi
intruksi yang diberikan
09:47
8. mengevalu P: Lanjutkan
si motivasi kilen terhadap intervensi
peningkatan aktifitas
hasil: klien mangatakan mudah
merasa lelah,sesak nafas, dah
jantung tidak teratur
NO HARI/
JAM INTERVENSI EVALUASI KET
DX TANGGAL
1 12- 04 2012 09:00 1. mengkaji dan catat tekanan S: klien mengatakan
darah,sianosis,irama dan sesak nafas dan
denyut jantung jantung bergerak
hasil: TD: 120/90, HR: 110 x/mnt tidak teratur
regular, RR: 22 x/mnt capillary O: TD: 120/90
09:30 refill 3 detik mmHg,RR: 22
2. mengintruksikan untuk x/mnt,N: 116 x/mnt,
menjaga keseimbangan reguler, EKG: irama
intake dan output sinus, HR: 110
hasil: x/mnt, ireguler,
klien Nampak paham dengan axis, LAD
09:50 penjelasan yang diberikan C. masalah belum
3. menjelaskan tentang teratasi
penggunaan dosis frekuensi
dan efek samping obat P: Lanjutkan
hasil: intervensi
klien Nampak paham dengan
10:00 penjelasan yang diberikan
4. mengkolaborasi pemberian
diuretic dan antibiotic
hasil: klien minum obat

NO HARI/ JAM 5. INTERVENSI EVALUASI KET


DX TANGGAL
2 12-04-2012 09:00 6. mengkaji respon S: klien mengatakan
emosional dan spiritual sesak nafas dan
klien jantung bergerak
hasil: motivasi klien tidak teratur
09:30 terhadap aktifitas baik O: TD: 120/90
7. memonitor mmHg,RR: 22
cardiorespiratory terhadap x/mnt,N: 116 x/mnt,
kelelahan reuler, EKG: irama
hasil: TTV: sinus, HR: 110
T: 120/90 mmHg x/mnt, ireguler,
09:45 HR: 110 x/mnt regular axis, LAD
RR: 20 x/mnt D. masalah belum
8. menintruksikan teknik teratasi
relaksasi selama aktifitas
09:47 hasil: klien paham dengan P: Lanjutkan
intruksi yang diberikan intervensi
9. mengevalu
si motivasi kilen terhadap
peningkatan aktifitas
hasil: klien mangatakan
mudah merasa lelah,sesak
nafas, dah jantung tidak
teratur

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
o Gagal jantung adalah keadaan patofisiologik dimana jantung sebagai pompa
tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan
o Faktor-faktor yang dapat memicu perkembangan gagal jantung melalui
penekanan sirkulasi yang mendadak dapat berupa : aritmia, infeksi sistemik
dan infeksi paru-paru dan emboli paru-paru.
o Gagal jantung ditangani dengan tindakan umum untuk mengurangi beban kerja
jantung dan manipulasi selektif terhadap ketiga penentu utama dari fungsi
miokardium, baik secara sendiri-sendiri maupun gabungan dari : beban awal,
kontraktilitas dan beban akhir.

B. SARAN
Sangat diharapkan agar terhindar dari penyakit gagal jantung kongestif ini dilakukan dengan
menghindari penyebab dari penyakit ini misalnya menjaga gaya hidup yang sehat terutama
pada makanan yang dikonsumsi diharapkan tidak yang melihat enaknya saja tetapi juga
mempertimbangkan gizi yang terkandung dalam, makanan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Barbara C Long, Perawatan Medikal Bedah (Terjemahan), Yayasan IAPK Padjajaran


Bandung, September 1996, Hal. 443 - 450
Doenges Marilynn E, Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien), Edisi 3, Penerbit Buku Kedikteran EGC,
Tahun 2002, Hal ; 52 – 64 & 240 – 249.
Junadi P, Atiek S, Husna A, Kapita selekta Kedokteran (Efusi Pleura), Media Aesculapius,
Fakultas Kedokteran Universita Indonesia, 1982, Hal.206 - 208
Wilson Lorraine M, Patofisiologi (Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit), Buku 2, Edisi 4,
Tahun 1995, Hal ; 704 – 705 & 753 - 763.

Vous aimerez peut-être aussi