Vous êtes sur la page 1sur 3

1.

Muhammadiyah sebagai gerakan keagamaan


a. Model gerakan keagamaan muhammadiyah !
Jawab : setiap gerakan sosial yang memiliki jaringan organisasi hingga ketingkat akar
rumput tentu akan memikirkan bagaimana model mengembangkan aktivitas
organisasi di tingkat akar rumput sebagai basis gerakan. Muhammadiyah sebenarnya
telah menggagas tentang penguatan basis gerakan ini sejak awal berdirinya . bahkan
mukhtamar tahun 1970 an telah memutuskan untuk menggalang gerakan jama’ah dan
da’wah jama’ah (GJDJ). Kesadaran yang sama muncul pada mukhtamar ke 46
yogyakarta dengan adanya progam revitalisasi cabang dan ranting (LPCR) sebagai
respon atas kondisi global dan tantangan yang akan di hadapi muhammadiyah di
masa depan. Progam GJDJ sebagai bagian untuk mengadaptasikan gerakan
muhammadiyah di akar rumput yang berlangsung secara massif pasca orde baru.
Beberapa decade yang lalu telah merumuskan mengenai pembinaan jama’ah,
keluarga sakinah dan qaryah thoyyibah menjadi gagasan gerakan untuk memperkuat
basis.
1. Geraka jam’ah dan dakah jama’ah (GJDJ)
Perhatian utama gerakan jama’ah adalah membina keluarga secara aktif
melalukan advokasi terhadap berbagai persoalan yang terjadi di akar rumput/level
jama’ah. Orientasi dari gerakan ini adalah membangun basis kehidupan jama’ah
dengan dakwah bil hal dibidang pendidikan, sosial, ekonomi dan kesehatan yang
instrument sudah dimiliki oleh muhammadiyah.
2. Langkah penguatan jama’ah
 Melakukan assessment awal mengenai kehidupan keagamaan
 Memantapkan konsep dakwah jamaah
 Melakukan pendampingan dakwah jamah
 Melakukan sosialisasi dan pelatihan bagi fasilitator

2. Muhammadiyah sebagai gerakan sosial


a. Model gerakan sosial muhammadiyah !
jawab : muhammadiyah sebagai gerakan sosial keagamaan terbuka
1) Muhammadiyah gerakan pemurnian islam
Gerakan pemurnian oleh muhammadiyah di tujukan baik kepada kalangan
tradisionalis maupun kalangan islam dari segala khurafat , sisa-sia kebudayaan
kuno yang melekat di kalangan abangan. Muhammadiyah berupaya keras untuk
memurnikan agama dan menghilangkan pengaruh-pengaruh cultural dan symbol-
simbol yang tidak relevan dengan islam agar dapat lebih dinamis.
2) Gerakan kualitatif-kuantitatif
Perkembangan selanjutnya ternyata bahwa gerakan kualitatif itu menimbulkan
dampak kuantitatif. Ketika muhammadiyah makin bergerak pada tingkat
kuantitatif muncul menjadi kekuatan sosial dan politik karena gerakan pemurnian,
muhammadiyah kemudian menciptakan lembaga dan tradisi baru denagan
dukungan organisasi modern.
Reaksi kaum tradisional : pada tantangan masalah basis sosial ini
melatarbelakangi lahirnya Nu karena reaksi terhadap
politisi agama terhadap SI dan terhadap gerakan
pembaharuan muhammadiyah.
Basis sosial muhammadiyah dan NU : NU mengembangkan gerakannya dengan
menggunakan lembaga-lembaga dan jaringan-jaringan
lama, maka SI dan muhammadiyah menciptakan
lembaga dan tradisi baru dengan jaringan yang bersifat
organis dan assosiasional.
3. muhammadiyah sebagai gerakan pendidikan
a. Bagaimana tujuan pendidikan muhammadiyah !
jawab :
a) Untuk mendidik anak yang mempunyai aqidah yang benar, akhlak yang mulia,
cerdas, terampil, dan siap mengabdi demi kepentingan agama islam dan masyarakat.
b) Memberikan pelajaran ilmu agama dan ilmu umum
c) Untuk menyampaikan da’wah islam
d) System pendidikan modern menjadi petunjuk dan rahmat bagi hidup dan
kehidupan segenap manusia jika disampaikan dengan cara modern
b. cita-cita pendidikan muhammadiyah !
jawab : Sebagai gerakan dakwah islam amar ma’ruf nahi munkar, muhammadiyah
dituntut untuk mengkomunikasikan pesan-pesan dakwahnya dengan cara menanamkan khazanah
pengetahuan melalui jalur pendidikan. Apa yang telah di usahakan oleh muhammadiyah dengan
mendirikan dan menyelenggarakan system pendidikan modern, selain berkomitmen dengan
ajaran islam juga menginginkan agar islam betul-betul menjadi rahmatan lil-alamin, menjadi
petunjuk dan rahmat bagi hidup segenap umat manusia. Dari segi cita-cita adalah untutk
membentuk manusia muslim yang berakhlaqul karimah, alim dalam beragama, luas pandangan
dan peran terhadap masalah keduniann, cakap, serta bersedia berjuang untuk kemajuan agama
islam dan masyarakat. Secara umum dapat dipastikan cirri khas lembaga pendidikan
muhammadiyah adalah di masukkannya mata pelajaran AIK/ismuba di lembaga pendidikan
formal.
4. spiritualitas islam dalam pandangan muhammadiyah
a) faham muhammadiyah tentang kehidupan spiritual !
5. jelaskan gerakan zakat, infaq dan shadaqah dalam muhammadiyah !
Jawab : “teologi al-Ma’un” dalam rangka mengamalkan surat al-ma’un menjadi spirit
dasar gerakan sosial muhammadiyah sampai saat ini. Keberpihakan muhammadiyah kepada
kaum dhu’afa adalah harga mati yang tidak bisa ditawar-tawar dan harus menjadi kesadaran
komunal bagi segenap warga muhammadiyah. Zakat adalah persoalan pokok (dharuriyah)
agama. Selain memberikan nilai-nilai kebajikan bagi para pemilik harta itu sendiri. Zakat, infaq
dan shadaqah memiliki dimensi sosial (kesalihan sosial). Dalam konteks mikro, zakat (infaq dan
shdaqah) dapat membantu meringankan beban hidup yang dialami oleh saudara-saudara sesame
muslim yang dalam kususahan. Sementara dalam konteks makro dapat menjadi solusi cerdas
bagi ketimpangan sosial yang terjadi ditengah-tengah kehidupan msyarakat, bangsa dan negara.

6. keberpihakan muhammadiyah terhadap kaum dhu’afa!


Jawab : dalam konteks keberpihakan muhammadiyah terhdap kaum dhu’afa,
muhammadiyah dapat memainkan peran strategis dengan member sumbangan nyata terhadap
masyarakat. Muhammadiyah harus member perhatian serius terhadap the new mustadla’afin
karena sejak awak kiai Akhmad Dahlan sedah menetapkan komitmen organisasi terhadap
pembelaan masyarakat tertindas. Advokasi dan aksi praksis kiai Dahlan saat berdirinya gerakan
mengupayakan keberpihakan kepada kaum lemah dan terpinggirkan. Muhammadiyah sebagai
lembaga sosial keagamaan dapat lebih berperan aktif dalam pemberdayaan masyarakat kecil.
Upaya pengentasan kemiskinan (Adh Dhuha (93):9-10) dan pemberdayaan sosial (Q.s. Ar-Rum
(30):28) hendaknya tidak sebatas tindakan karitatif serta santunan sosial belaka. Di butuhkan
komitmen serius menghadang kemungkinan sosial, memerangi dosa-dosa sosial ini. Upaya itu
antara lain dapat dilakukan melalui pemberdayaan, pendidikan tranformasi, untuk
meresdistribusi sosial dan keadilan (Qs. Al-Baqarah (2) :720, An-nisa (4):2.

Vous aimerez peut-être aussi