Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Oleh:
Nama : Bakti Syailendra S
NIM/off : 150722607430/ G
Tanggal praktium : 13- Oktober 2017
Asisten : Diki Kurniawan
Rizki Pandhu S
I. TUJUAN
1. Mahasiwa mampu menghitung nilai evapotranspirasi menggunakan metode
Thormwaite, Blaney-Criddle, Blaney-Criddle modifikasi, Turc-Lungbein, Penman-
FAO, Hargreaves, Cristiansen
2. Mahasiswa mampu membuat matrik perbandingn metode berdasarkan parameter unsur
cuaca yang digunakan pada setiap metode.
A. Alat
1. Alat tulis
2. Laptop
B. Bahan
1. Data Pencatatan unsur meteorologi stasiun pengamatan klimatologi Cacaban tahun
1994
Evapotranspirasi adalah kombinasi proses kehilangan air dari suatu lahan bertanaman
melalui evaporasi dan transpirasi. Evaporasi adalah proses dimana air diubah menjadi uap air
(vaporasi, vaporization) dan selanjutnya uap air tersebut dipindahkan dari permukaan bidang
penguapan ke atmosfer (vapor removal). Evaporai terjadi pada berbagai jenis permukaan
seperti danau, sungai lahan pertanian, tanah, maupun dari vegetasi yang basah. Transpirasi
adalah vaporisasi di dalam jaringan tanaman dan selanjutnya uap air tersebut dipindahkan
dari permukaan tanaman ke atmosfer (vapor removal). Pada transpirasi, vaporisasi terjadi
terutama di ruang antar sel daun dan selanjutnya melalui stomata uap air akan lepas ke
atmosfer. Hamper semua air yang diambil tanaman dari media tanam (tanah) akan
ditranspirasikan, dan hanya sebagian kecil yang dimanfaatkan tanaman
Evapotranspirasi adalah keseluruhan jumlah air yang berasal dari permukaan tanah,
air, dan vegetasi yang diuapkan kembali ke atmosfer oleh adanya pengaruh faktor–faktor
iklim dan fisiologi vegetasi. Dengan kata lain, besarnya evapotranspirasi adalah jumlah
antara evaporasi (penguapan air berasal dari permukaan tanah), intersepsi (penguapan
kembali air hujan dari permukaan tajuk vegetasi), dan transpirasi (penguapan air tanah ke
atmosfer melalui vegetasi). Beda antara intersepsi dan tranapirasi adalah pada proses
intersepsi air yang diuapkan kembali ke atmosfer tersebut adalah air hujan yang tertampung
sementara pada permukaan tajuk dan bagian lain dari suatu vegetasi, sedangkan transpirasi
adalah penguapan air yang berasal dari dalam tanah melalui tajuk vegetasi sebagai hasil
proses fisiologi vegetasi (Soewarno, 2005).
Pengukuran Evapotranspirasi
1. Metode Thornthwaite
Rumus dasar:
keterangan:
Karena banyaknya hari dalam sebulan tidak sama, sedangkan jam penyinaran matahari yang
diterima adalah berbeda menurut musim dan jaraknya dari katulistiwa, maka PET harus
disesuaikan menjadi:
Keterangan:
2. Metode Blaney-Criddle
keterangan:
U = consumtive use (inch) selama pertumbuhan tanaman
P = persentase jumlah jam penyinaran matahari per bulan dalam 1 (satu) tahun (%)
keterangan:
dimana:
K = Kt ´ Kc
Kt = 0,0311(t) + 0,24
4. Metode Turc-Lungbein
Keterangan:
E = evapotranspirasi (mm/th)
Eo = evaporasi (mm/th)
5. Metode Penman
keterangan:
V. HASIL PRAKTIKUM
VI. PEMBAHASAN
Metode pertama yang digunakan pada praktikum ini adalah Thorwaite. Dalam
metode Thornwaite perhitungan parameter yang digunakan adalah suhu bulanan dan indeks
panas. Metode ini memanfaatkan suhu udara sebagai indeks ketersediaan energi panas untuk
berlangsungnya proses evapotranspirasi dengan asumsi suhu udara tersebut berkorelasi
dengan efek radiasi matahari dan unsur lain yang mengendalikan proses evapotranspirasi.
Namun hasil dari perhitungan metode Thornwaite belum sesuai karena banyaknya hari tidak
sama, sedangkan jam penyinaran matahari yang berbeda maka perlu disesuaikan .
Metode yang kedua adalah Blaney Criddle, metode ini menentukan besarnya
evapotranspirasi dari tumbuhan (consumtive use) dengan parameter suhu, presentase jumlah
jam penyinaran matahari, dan kefisien empiris tanaman. Penentuan metode Blaney Criddle
didasarkan pada kenyataan bahwa evapotranspirasi bervariasi sesuai dengan keadaan
temperatur. Metode Blaney Criddle terdapat modifikasi sehingga bukan penentuan
evapotranspirasi tanaman melainkan transpirasi bulanan namun masih menggunakan
parameter koefisien tanaman dan ditambah koefisien suhu.
Metode ketiga adalah Turc Lunghbein, metode ini menghitung evaporasi aktual
yaitu evaporasi dalam satu tahun. Parameter yag digunakan pada metode Turc Lunghbein
adalah hujan tahunan dan suhu tahunan. Dalam penentuan nilai evaporasi aktual sebelumnya
harus mengetahui nilai evaporasi air permukaan.
Metode Selanjutnya adalah Penman-FAO, metode ini menghitung evapotranspirasi
potensial. Metode ini telah mengalami modifikasi oleh Smith sehingga cukup kompleks
dengan parameter suhu, kelembaban, kecepatan angin, kecerahan matahari, tekanan uap,
panas laten,radiasi, albedo. Pada metode Penman-FAO membutuhkan alur perhitungan yang
cukup panjang dan parameter yang kompleks sehingga metode ini cocok digunakan
diberbagai tempat.
Metode keenam adalah metode Hargreaves, metode ini memiliki paramter yang
cukup kompleks seperti metode Penman namun perhiutngannya lebih sederhana. Metode ini
digunakan untuk menentukan kebutuhan air dalam suatu irigasi.dengan keterbatasan data
klimatologi. Sehingga metode ini dapat digunakan pada daerah yang memiliki lingkungan
arid atau semi arid (Hargreaves).
Metode yang terakahir adalah Christiansen, metode ini juga menhitung nilai
evapotrasnpirasi potensial per hari namun yang membedakan dengan metode Penman dan
Hargreaves adalah terdapat parameter koefisien tanaman sehingga pada metode Christiansen
memperhiutngkan nilai evaporasi dari koefisien tanaman namun berbeda dengan metode
Blaney Criddle. Perhitungan metode ini lebih sederhana jika dibandingkan dengan metode
Penman dan Hargreavees
VII. KESIMPULAN\
1. Nilai dari evaporasi tiap metode berbeda-beda karena memiliki parameter dan rumus
yang berbeda.
2. Tiap metode memiliki cara perhitungan dan parameter yang berbeda. Metode
Thornwaite, Blaney Criddle, Blaney Criddle modifikasi, dan Turc Lunghbein
memiliki perhiutngan dan parameter yang sederhan namun tingka akurasi datanya
kurang sedangkan metode Penman-FAO, Hargreaves, dan Christiansen memiliki
perhiutngan yang cukup rumit dan parameteryang kompleks sehingga membutuhkan
data yang lebih banyak namun hasilnya lebih akurat.
Kodoatie, RJ dan Sjarief, R. 2008. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu. Penerbit
Andi. Yogyakarta.
Soewarno, 2005. Hidrologi - Aplikasi Metode Statistik untuk Analisa Data Jilid. I.
Nova. Bandung.