Vous êtes sur la page 1sur 12

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Geografi merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala alamiah yang
terdapat di permukaan bumi, meliputi gejala-gejala yang terdapat pada lapisan air,
tanah, dan udara (atmosfer) yang berhubungan dengan kehidupan manusia serta
mempelajari bentang alam, pelapukan batuan, tanah, air, udara, tumbuh-tumbuhan,
hewan, dan laut (Bisri Mustofa : 2010).
Pertanian merupakan kegiatan manusia memproduksi tumbuhan serta
mengembangbiakan hewan untuk memenuhi kebutuhannya, pengertian ini sesuai
dengan apa yang di kemukakan Cohen dalam Banoewidjojo (1983 : 20) “pertanian
dirumuskan sebagai ilmu dan seni mengusahakan tanah dan definisi ini terutama
menekankan produksi tanaman dalam pertanian”. Demikian juga Mosher dalam
Banoewidjojo (1983 : 20)
Pertanian diharapkan dapat berperan dalam penyediaan pangan yang cukup
bagi para penduduk, mendorong pertumbuhan ekonomi melalui penyediaan bahan
baku industri dan ekspor, meningkatkan pemerataan kesejahteraan petani melalui
penyediaan kesempatan kerja dan berusaha, memberi sumbangan pada
pengembangan wilayah. Misi penting dari sektor pertanian adalah menghasilkan
pangan yang cukup dan berkualitas bagi seluruh penduduk. Pencapaian dalam hal ini
akan memberi sumbangan yang besar kepada pembangunan nasional (Abdoel R
Djamali, 2000: 2).
Melihat latar belakang geografis, sektor pertanian seharusnya menjadi
tumpuan hidup masyarakat Indonesia, namun kenyataannya sektor pertanian tidak
menjadi skala prioritas sehingga produktivitasnya tertinggal jauh dibandingkan sektor
lain. Bahkan dalam kehidupan modern dapat dilihat bahwa orang tidak bangga
menekuni bidang pertanian, karena memang profesi ini dianggap sebagai kelompok
yang inferior. Adanya anggapan bahwa petani tidak inovatif, lamban serta tidak
intelektual dalam arti tidak ingin menjadi yang lebih maju, anggapan bahwa

1
perekonomian perdesaan bersifat tertutup serta usaha pertanian itu tidak komersial
merupakan anggapan yang tidak benar.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Apa saja Ruang lingkup Geografi Pertanian ?
1.3 TUJUAN PENULISAN
Untuk mengetahui Ruang lingkup Geografi Pertanian.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Ruang Lingkup Geografi Pertanian
Ruang lingkup dan makna geografi pertanian memang unik dan luas.
Pertanian selalu mendominasi lanskap budaya dan telah mengklaim sebagian besar
jam kerja manusia selama beberapa ribu tahun. Awal geografi pertanian sebagai
bidang studi yang berbeda adalah perkembangan yang sangat baru sejak sebelum
pembangunan di sektor pertanian sangat lambat. Studi yang menjadi keharusan di
belakang ledakan penduduk, memaksa pria untuk memahami distribusi yang ada,
konsentrasi, perbedaan regional, ketidakseimbangan, kesenjangan dan hubungan
geografis dalam pola-pola pertanian. Oleh karena itu, secara luas diakui sebagai
subjek kuno tetapi bidang baru. Lebih jauh, dalam bidang umum geografi ekonomi,
studi pertanian adalah yang pertama untuk menarik perhatian sejumlah ahli geografi
profesional karena 98% dari makanan yang dikonsumsi ditanam di tanah.
Pengkajian dalam Geografi Pertanian ialah mengkaji aktivitas pertanian dalam
konteks ruangan.
1. lokasi secara keseluruhan
2. kandungan aktivitas-aktivitas
3. Tanaman dan Ternakan, Benih, ladang , buruh, jentera, dll.
4. Pola ruangan
5. fenomena atau hubungan manusia dan alam sekitar fisikal.
Tugas utama dari setiap penyelidikan dalam geografi pertanian adalah:
a) untuk mengukur karakteristik pertanian (untuk menjalin hubungan melalui
metode statistik), dan
b) untuk memetakan distribusi spasial mereka, yaitu, tingkat konsentrasi dan
diversifikasi.
Geografi pertanian meliputi cakupan kegiatan pertanian dan variasi dalam
waktu dan ruang. Perhatian utama Geografi pertanian adalah dengan variasi spasial
dalam distribusi entitas pertanian dan penyebab variasi. Dengan kata lain, perhatian

3
utamanya adalah untuk menunjukkan distribusi penyebab, efek distribusi, dan
distribusi hubungan sebab-akibat.
Geografi Pertanian adalah salah satu yang paling sangat berkembang cabang-
cabang geografi abad kedua puluh. Beberapa dekade yang lalu, itu hampir pada tahap
primitif perkembangannya. Dalam beberapa tahun terakhir, hal itu telah membuat
banyak kemajuan menuju kedewasaan sebagai geografer pertanian telah mulai
memperlakukan data, konsep dan interpretasi kuantitatif. Sekarang sepenuhnya hidup
dengan perubahan ekonomi, sosial dan politik yang mengakibatkan fenomena dari
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. studi yang dianggap penting untuk
manusia yang tak tertahankan memenuhi keinginan untuk mengetahui, memahami
dan menyelidiki pengaturan spatio-temporal dan distribusi fenomena pertanian.
Selain itu, munculnya geografi pertanian sebagai independen, berbeda dan cabang
terkemuka geografi modern menjadi peristiwa penting dalam penggunaan lahan
pertanian perencanaan dan pembangunan.
Tujuan utama studi geografi pertanian adalah
a. untuk menjelaskan bagaimana berbagai jenis pertanian didistribusikan di atas
bumi dan bagaimana mereka berfungsi dalam tata ruang,
b. untuk memahami bagaimana jenis pertanian tertentu telah dikembangkan di
daerah-daerah tertentu dan bagaimana mereka serupa atau berbeda dari
pertanian di daerah-daerah lain,
c. untuk menganalisis pengoperasian sistem pertanian dan perubahan yang
mereka mengalami,
d. untuk menyorot ke arah mana dan dalam apa perubahan volume di bidang
pertanian sedang terjadi,
e. untuk membatasi produksi tanaman-tanaman daerah atau wilayah atau
kombinasi-usaha pertanian daerah,
f. untuk mengukur dan memeriksa tingkat perbedaan antara daerah,
g. untuk mengidentifikasi daerah-daerah yang lebih lemah dalam hal
produktivitas pertanian, dan

4
h. untuk membatasi stagnasi bidang pertanian, transisi dan dinamisme. Semua
ini termasuk dalam ruang lingkup geografi pertanian.
i. tujuan utama pertanian adalah analisis geografi dari daerah agraris terstruktur
dan alami mereka, ekonomi, dan hubungan sosial dan organisasi seperti
tercermin spasial.
Pertanian seperti studi geografi diperlukan untuk setiap kegiatan mengubah
manusia, terutama untuk tujuan perencanaan dan pembangunan. Pentingnya geografi
pertanian adalah bahwa hal itu memberikan bantuan dan panduan untuk para
pengambil keputusan: pertanian spesialis, yang ingin memperbaiki struktur pertanian;
makanan ekonom, yang ingin meningkatkan produksi bahan pangan; insinyur irigasi,
yang berencana untuk memperkenalkan skema irigasi baru; perencana daerah, yang
sedang mencari lokasi yang paling menguntungkan untuk rekreasi daerah; insinyur
transportasi, yang harus meletakkan rel baru jalur jalan; demografis perencana, yang
rencana layanan publik dan utilitas, dan banyak spesialis lainnya.
Pentingnya geografi pertanian adalah bahwa hal itu memberikan bantuan dan
panduan untuk para pengambil keputusan: pertanian spesialis, yang ingin
memperbaiki struktur pertanian; makanan ekonom, yang ingin meningkatkan
produksi bahan pangan; insinyur irigasi, yang berencana untuk memperkenalkan
skema irigasi baru; perencana daerah, yang sedang mencari lokasi yang paling
menguntungkan untuk rekreasi daerah; insinyur transportasi, yang harus meletakkan
rel baru jalur jalan; demografis perencana, yang rencana layanan publik dan utilitas,
dan banyak spesialis lainnya.
2.1.1 Pengertian Geografi Pertanian
Pengertian geografi pertanian di jelaskan oleh Singh dan Dhilon ( 1984 : 3 ),
yaitu bahwa geografi pertanian merupakan deskripsi tentang seni mengolah tanah
dalam skala luas dengan memperhatikan kondisi lingkungan alam dan manusia.
Sedangkan Ibery (1985) mengungkapkan bahwa geografi pertanian merupakan usaha
untuk menjelaskan mengenai variasi aktivitas pertanian secara spasial pada suatu
wilayah di permukaan bumi. Geografi pertanian merupakan satu bidang yang

5
mengkaji dan menguraikan perbedaan kawasan-kawasan yang diliputi oleh tanaman
di permukaan bumi dan boleh di katakan "ilmu pertanian permukaan bumi berubah,
dengan segala keterkaitan alam, ekonomi, dan sosial yang terkait sebagaimana
tercermin spasial ".
Geografi pertanian merupakan gabungan dari kegiatan ekonomi dan social
dan alam yang saling berkaitan dan berkesinambungan. Objek materi geografi
pertanian adalah fenomena pertanian. Terbentunknya fenomena pertanian karena
adanya interaksi berbagai faktor baik factor fisik, topologis, maupun factor manusia.
Secara jelas aspek-aspek kajian geografi pertanian adalah sebagai berikut:
1. Aspek topogarfi, yaitu meliputi : lokasi, jarak, luas, dan pola.
2. Aspek fisik, yang meliputi : topografi dan relief, tanah, iklim, air, flora dan
fauna.
3. Aspek Manusia, yang meliputi : kondisi sosial, kondisi ekonpomi, kondisi
budaya, dan kondisi politik.
2.1.2 Lahan
a) Pengertian Lahan
Lahan adalah suatu daerah dipermukaan bumi yang merupakan gabungan
unsur-unsur muka bumi dan unsur-unsur dekat muka bumi yang penting bagi
kehiupan manusia gna kelangsungan hidupnya. Dengan demikian lahan memiliki arti
yang sngat penting bagi kehidupan manusia karena semua aktiftas kehidupan manusia
baik secara langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan lahan. Lahan
dibutuhkan untuk menunjang ketersediaan pangan, sandang, papan dan fasilitas dasar
lainya dalam kuantitas dan kualitas dan tingkat keragaman tertentu Mabbut dalam
Sutanto (1980).
Menurut Rustiadi (1996 : 23) lahan adalah suatu daerah dipermukan bumi
dengan sifat-sifat tertentu, yaitu dalam hal sifat-sifat atmosfer, geologi, geomorfologi,
tanah, hidrologi, vegetasi, dan pengunaan lahan. Sedangkan menurut Hardjowigeno
(1999 : 54) lahan (land) adalah suatu daerah dipermukaan bumi yang merupakan

6
gabungan unsure-unsur muka bumi dan unsur-unsur dekat muka bumi yang sangat
penting bagi kehidupan manusia.
Dilihat dari definisinya lahan merupakan sebidang permukaan bumi yang
meliputi parameter-parameter geologi, endapan permukaan, topografi, hidrologi,
tanah, flora dan fauna yang secara bersama-sama dengan hasil kegiatan manusia baik
masa lampau maupun di masa sekarang, yang akan berpengaruh terhadap pengunaan
lahan oleh manusia, baik dimasa sekarang maupun di masa yang akan datang. Dari
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa lahan merupakan suatu daerah di permukaan
bumi yang mencakup keseluruhan yang ada di atas permukan bumi dan dibawah
permukaan bumi serta pengaruhnya terhadap kehidupan manusia yaitu berupa
pengunaan lahan. Dengan adanya aktifitas manusia di masa lalu akan memberikan
pengaruh terahadap kondisi saat ini, begitu juga kegiatan manusia saat ini akan
mempengaruhi kondisi lahan di masa yang akan datang, Karena keberadan lahan
sangat dipengaruhi oleh keberadaan manusia itu sendiri.
b) Penggunaan Lahan
Lahan mempunyai peranan sangat penting bagi kehidupan manusia. Segala
macam bentuk intervensi manusia secara siklis dan permanen untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya, baik yang bersifat materiil maupun spiritual yang berasal dari
lahan tercakup dalam pengunaan lahan . Dengan peranan ganda tersebut, maka dalam
pengelolaannya, sering terjadi benturan diantara sektor-sektor pembangunan yang
memerlukan lahan. Fenomena seperti ini seringkali mengakibatkan pengunaan lahan
kurang sesuai dengan kapabilitasnya. Dalam hubunganya dngan pengunaan lahan ini,
ada tiga factor yang mempengaruhi nilai lahan yaitu 1). Kualitas fisik lahan 2) lokasi
lahan terhadap pasar hasil-hasil produksidan pasar sarana produksinya, dan 3)
interaksi diantara keduanya. Nilai lahan semakin besar apabila kualitas biofisiknya
semakin baik dan lokasinya semakin dekat dengan pasar (Norton (1984) dalam
Soemarno (2005)).
Secara garis besar manfaat lahan pertanian dapat dibagi menjadi atas dua
kategori yaitu : pertama use values atau nilai pengunaan. Manfaat ini dihasilkan dari

7
kegiatan eksploitasi atau kegiatan usaha tani yang dilakukan pada sumberdaya lahan
pertanian. Kedua non-use yang dapat pula disebut sebagai intrinsic values atau
manfaat bawaan. Yang termasuk kategori manfaat ini adalah berbagai manfaat yang
tercipta dengan sendirinya walau bukan merupakan tujuan dari kegiatan ekploitasi
dilakukan oleh pemilik lahan Irawan (2005).
Lahan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Segala macam bentuk intervensi manusia secara siklis dan permanen untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, baik yang yang bersifat materiil maupun spiritual
yang berasal dari lahan tercakup dalam pengertian pengunaan lahan. Dengan peranan
ganda tersebut, maka dalam upaya pengelolaannya, sering terjadi benturan di antara
sektor-sktor pembangunan yang memerlukan lahan. Fenomena ini seringkali
megakibatkan pengunaan lahan kurang sesuai dengan kapabilitasnya. Dalam
hubungannya dengan pengunaan lahan ini, ada tiga factor yang mempengaruhi nilai
lahan, yaitu
1. kualitas fisik lahan
2. lokasi lahan terhadap pasar hasil produksi dan prasarana produksinya,
3. interaksi diantara keduanya.
2.1.3 Bentuk-bentuk Pertanian
a. Sawah
Sawah adalah bentuk pertanian lahan basah karena menggunakan banyak air
dalam kegiatan pertaniannya terutama pada awal kegiatan penanaman.
Macam-macam sawah di Indonesia :
1. Sawah Irigasi, adalah sawah dengan pengairan yang teratur
2. Sawah Lebak, adalah sawah yang terletak pada dataran banjir
3. Sawah Tadah hujan, adalah sawah yang pengairannya dari air hujan
4. Sawah Pasang Surut, adalah sawah yang terletak di muara sungai/tepi pantai.
b. Tegalan
Tegalan adalah lahan kering yang ditanami dengan tanaman musiman atau
tahunan, seperti padi ladang, palawija, dan holtikultura. Tegalan letaknya terpisah

8
dengan halaman sekitar rumah. Tegalan sangat tergantung pada turunnya air hujan.
Tegalan biasanya diusahakan pada daerah yang belum mengenal sistem irigasi atau
daerah yang tidak memungkinkan dibangun saluran irigasi. Permukaan tanah tegalan
tidak selalu datar. Pada musim kemarau keadaan tanahnya terlalu kering sehingga
tidak ditanami.
Tanaman utama di lahan tegalan adalah jagung, ketela pohon, kedelai, kacang
tanah, dan jenis kacang-kacangan untuk sayur. Tanaman padi yang ditanam pada
tegalan hanya panen sekali dalam satu tahun dan disebut padi gogo. Selain itu tanah
tegalan dapat ditanami kelapa, buah-buahan, bambu, dan pohon untuk kayu bakar.
Cara bertani di lahan tegalan menggunakan sistem tumpangsari, yaitu dalam sebidang
lahan pertanian ditanami bermacam-macam tanaman. Sistem tumpangsari sangat
menguntungkan karena dapat mencegah terjadinya kegagalan panen.
c. Ladang Berpindah
Ladang Berpindah adalah kegiatan pertanian yang dilakukan dengan cara
berpindah-pindah tempat. Ladang dibuat dengan cara membuka hutan atau semak
belukar. Pohon atau semak yang telah ditebang/dibabat setelah kering kemudian
dibakar. Setelah hujan tiba, ladang kemudian ditanami dan ditunggu sampai panen
tiba. Setelah ditanami 3 – 4 kali, lahan kemudian ditinggalkan karena sudah tidak
subur lagi.
Kejadian ini berlangsung terus menerus, setelah jangka waktu 10 - 20 tahun, para
petani ladang kembali lagi ke ladang yang pertama kali mereka buka.
Sistem ladang berpindah ini dapat mengakibatkan dampak negatif, diantaranya :
1. Mengurangi luas hutan
2. Kerusakan hutan,
3. Tanah menjadi tandus / lahan kritis
4. Tanah mudah tererosi,
5. Kebakaran hutan,
6. Pencemaran udara.
7. Banjir

9
d. Pekarangan
Pekarangan adalah bentuk pertanian dengan memanfaatkan pekarangan/
halaman sekitar rumah. Biasanya lahan pertanian pekarangan diberi batas/pagar. Jenis
tanaman yang diusahakan pada lahan ini antara lain jagung, kedelai, kacang tanah,
sayur-sayuran, kelapa dan buah-buahan.
2.1.4 Sistem Pertanian Di Indonesia
Berdasar tingkat efisiensi teknologi yang diterapkan, ada beberapa sistem :
1. Sistem ladang
Merupakan yang paling belum berkembang, suatu pengalihan dari tahap
pengumpulan ke tahap penanaman. Pengolahan tanah minimum sekali, produktivitas
berdasarkan pada lapisan humus yang berbentuk dari sistem hutan. Sistem ini hanya
akan bertahan di daerah yang berpenduduk jarang, dan sumber tanah yang terbatas.
Tanaman yang diusahakan umumnya tanaman pangan, baik padi, jagung maupun
umbi-umbian.
2. Sistem tegal pekarangan
Berkembang di tanah-tanah kering, yan g jauh dari sumber-sumber air yang
sinambung. Sistem ini diusahakan setelah menetap lama, tetapi tingkatan
pengusahaan juga rendah; untuk tegal umumnya tenaga kurang intensif dan pada
keduanya tenaga hewan jarang digunakan. Tanaman-tanaman yang diusahakan
terutama tanaman-tanaman yang tahan kekeringan dan pohon-pohonan.
3. Sistem Sawah
Merupakan tehnik budidaya yang tinggi, terutama dalam pengolahan tanah
dan pengolahan air, sehingga tercapai stabilitas biologi yang tinggi, sehingga
kesuburan tanah dapat dipertahankan. Ini dicapai dengan sistem pengairan yang
sinambung dan drainase yang lambat. Sawah merupakan potensi besar untuk
produksi pangan, baik padi maupun palawija; dibeberapa daerah tanaman tebu dan
tembakau sangat bergantung padanya.
4. Sistem perkebunan

10
Baik perkebunan rakyat maupun perkebunan besar ( estate) yang dulu milik
swasta asing dan sekarang kebanyakan perusahaan Negara, berkembang karena
kebutuhan tanaman ekspor. Dimulai dengan bahan-bahan ekspor seperti karet, kopi,
the, dan cokelat yang merupakan hasil utama. Akan tetapi dibandingkan dengan
kemajuan di dunia berkembang, masih jauh ketinggalan.

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Geografi Pertanian mempelajari mengenai konsep dan lingkungan geografi
pertanian, klasifikasi sistem pertanian, faktor produksi pertanian dan karakteristik
sistem pertanian, studi perkembangan pertanian, pembangunan pertanian dan
penelitian sistem pertanian. Jadi Geogarafi pertanian merupakan kegiatan yang
mengkaji pertanian di berbagai belahan bumi sebagai hasil interaksi manusia dengan
alam dan juga mengkaji pola-pola dari kegiatan pertanian yang bervariasi dari
tempat-tempat, meliputi segala kegiatan pertanian pada ruang dan waktu pertanian.
3.2 Saran
Di harapkan kritik dan saran apabila terdapat banyak kekurangan dalam
makalah ini.

12

Vous aimerez peut-être aussi