Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
“Keterlibatan Orang Tua Terhadap Kesiapan Anak Bersekolah
Dasar”
Dosen Pengampu :
Hayatun Thaibah, M.Psi
Disusun Oleh :
Kelompok 4
A01
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
ini. Untuk itu menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
Terlepas dari semua itu, Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca
Tua Terhadap Kesiapan Anak Bersekolah Dasar” ini dapat memberikan manfaat
Penyusun
Kelompok 4
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ii
BAB I PENDAHULUAN
D. Peranan Sekolah dan Guru Dalam Melibatkan Orang Tua Anak ...... 9
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 18
B. Saran .................................................................................................. 18
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
masyarakat dan pemerintah. Sehingga orang tua tidak boleh menganggap bahwa
pertama dan utama dimana anak berinteraksi sebagai lembaga pendidikan yang
tertua, artinya disinilah dimulai suatu proses pendidikan. Sehingga orang tua
dikatakan lingkungan yang paling utama, karena sebagian besar kehidupan anak
di dalam keluarga, sehingga pendidikan yang paling banyak diterima anak adalah
dalam keluarga.
yang ditata untuk mendorong perkembangan anak. Artinya orang tua harus
memahami hakikat dan peran mereka sebagai orang tua dalam membesarkan
anak, membekali diri dengan ilmu tentang pola pengasuhan yang tepat,
perkembangan anak.
Mempersiapkan anak masuk sekolah sebagian orang tua harus tau hal itu
mengetahui kemampuan apa yang harus dimiliki anak sebelum masuk sekolah
1
mengamati sendiri anaknya apakah sudah siap untuk sekolah. Kesiapan sekolah
harus di pahami tidak hanya sekedar keterampilan kognitif, tapi lebih sebagai
B. Rumusan Masalah
sekolah dasar?
dasar?
4. Bagaimana peran sekolah dan guru dalam melibatkan orang tua anak?
C. Tujuan Penulisan
dasar.
sekola dasar.
dasar.
2
4. Untuk mengetahui peranan sekolah dan guru dalam melibatkan orang
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
besekolah. Kesiapan sekolah adalah suatu kondisi dimana anak telah memiliki
kesiapan yang cukup memadai baik secara fisik, psikologis, kognitif dan sosial
peranan penting bagi anak dimana salah satunya adalah terkait prestasi sekolah
sekolah sebagai faktor yang terpenting bagi anak untuk mencapai prestasi
kognitif, tapi lebih sebagai konsen holistik yang menyertakan beberapa area
perkembangan seperti kognitif, sosio-emosional dan fisik. Adanya hal yang perlu
di perhatikan pada anak yang hendak masuk sekolah adalah seberapa jauh anak
tidak lagi tergantung kepada orang tuanya, untuk kesiapan anak memasuki
sekolah dasar, namun meliputi kesiapan fisik, mental, sosial, emosi. Menurut
Syamsul Yusuf anak sekolah pada usia sekolah dasar ada beberapa fase :
1. Perkembangan Intelektual
2. Perkembangan Bahasa
4
3. Perkembangan Sosial
4. Perkembangan Emosi
5. Perkembangan Moral
7. Perkembangan (motorik)
dari kesiapan secara fisik dan psikologis, yang meliputi kesiapan emosi, sosial,
dan intelektual. Seorang anak dikatakan telah memiliki kesiapan fisik bila
sekolah antara lain kematangan dan lingkungan tempat berkembang anak tersebut.
karakteristik keluarga, faktor tingkat pola asuh orang tua merupakan sesuatu yang
besar pengaruhnya terhadap anak. Pola asuh orang tua terdiri dari beberapa
macam, yaitu : Pola Asuh Otoriter, Pola Asuh Autoritatif, dan Pola Asuh Permisif.
Pola asuh otoriter adalah gaya pola asuh yang menuntut anak mengikuti perintah
orang tua, tegas, dan tidak memberi peluang anak untuk mengemukakan
pengawasan ketat pada tingkah laku anak, tetapi juga responsif, menghargai
Pola asuh permisif adalah gaya pola asuh yang mendidik anak secara bebas, anak
5
dianggap sebagai orang dewasa, diberi kelonggaran untuk melakukan hal yang
Pola asuh orang tua adalah pola perilaku orang tua yang diterapkan pada
anak yang bersifat relative dan konsisten dari waktu ke waktu. Pada dasarnya pola
asuh dapat diartikan seluruh cara perilaku orang tua yang diterapkan kepada anak.
Penerapan pola asuh yang tepat akan membantu anak untuk siapkan diri
bahwa pola asuh orang tua adalah bagaimana cara keluarga menentukan
disiplin pada diri anak. Hubungan interaksi anak dengan orang tua di lingkungan
miliki seorang anak bila anak akan memasuki sekolah dasar, yaitu :
6. Koordinasi gerak motorik dan pikiran untuk membuat tulisan atau coretan.
6
8. Perasaan diterima perilaku kemampuan membaca, menulis, dan
berhitungnya.
13. Sudah bisa berpisah dengan orang tua dengan adanya kesiapan anak
saling berhubungan dan saling pengaruhi satu sama lain. Adapun subsistem sosial
itu bukan unit-unit fisik, melainkan peran-peran atau fungsi. Selain itu harus ada
pola asuh, “Pola Asuh” tidak lain merupakan metode atau cara yang dipilih
orang tua terutama ayah dan ibu. Pola asuh orang tua terhadap anak merupakan
bentuk interaksi antara anak dan orang tua selama mengadakan pengasuhan yang
1. Dimensi Kontrol
orang tua bagi anak, berkaitan dengan kontrol perilaku dari orang tua.
7
dan menuntut kematangan serta tingkah laku yang bertanggung jawab dari
diinginkan.
mencapai tingkah laku yang diharapkan dengan sikap yang ketat dan
tegas.
d) Campur tangan orang tua, dalam hal ini rencana dan urusan anak
orang tua akan berperan atau ikut campur, termasuk hubungan anak
dengan teman-temannya.
2. Dimensi Kehangatan
8
b) Responsif atau tanggap terhadap kebutuhan anak.
bersama anak.
sekolah.
lembaga pendidikan.
9
Alasan utama yang mendasari pentingnya melibatkan orang tua dalam
hal.238) adalah :
berikutnya.
keluarga.
10
1. Kegiatan pertemuan orang tua
Kelas orang tua merupakan wadah komunikasi bagi orang tua untuk saling
anak-anaknya.
Keterlibatan orang tua di kelas adalah kegiatan yang melibatkan orang tua
dalam bentuk :
antar orang tua dengan anak dan orang tua dengan sekolah.
Hari konsultasi orang tua adalah hari-hari tertentu yang dijadwalkan oleh
keluarga.
11
1. Siswa dapat berperilaku dan menunjukkan prestasi yang lebih baik di
sekolah.
kehadiran anak, iklim sekolah, persepsi orang tua dan anak tentang belajar
di kelas, sikap dan perilaku positif anak, kesiapan anak untuk mengerjakan
12
BAB III
PEMBAHASAN
Anak usia SD umumnya dikenal pula dengan sebutan anak usia sekolah.
Sebagian besar dari kita paham, ditinjau dari usia, seorang anak akan masuk SD
jika ia sudah mencapai usia 7 tahun. Di usia ini biasanya anak telah memiliki
kenyataannya, tidak semua anak usia 7 tahun sudah siap masuk SD. Mengapa?
Karena, kesiapan anak untuk bersekolah, ternyata tidak hanya dilihat dari sisi
anaknya saja, melainkan juga sisi keluarga, terutama kesiapan orangtuanya. Oleh
karena itu, ketika para orang tua mulai memikirkan anaknya untuk masuk SD,
maka orangtua perlu memahami ciri-ciri anak yang siap untuk sekolah.
berikut :
a) Anak dapat meniti. Kalau berjalan di titian, ia tidak jatuh karena sudah
b) Anak dapat memegang alat tulis dengan benar, misalnya ketika dia
13
Misal, anak bisa mengancingkan baju sendiri, menyusun balok-balok,
2. Dalam menggambar,
dalam bentuk tertentu seperti orang, rumah, mobil, roda, bunga, dan
lainnya.
berkurang.
menikmatinya.
suatu hal. Itulah sebabnya dalam mengerjakan sesuatu anak terlihat lebih
tekun.
Pertanyaan yang diajukan tidak lagi menggunakan kata tanya “apa”, tetapi
14
kalau dari jauh menjadi kecil?” Anak juga menjadi cepat tanggap jika ada
hal-hal yang bertentangan dengan apa yang ibu-ayah ucapkan, “Kata Ibu,
sebelum makan harus cuci tangan dulu, tapi kok Ayah boleh makan
Sekolah Dasar sangat diperlukan. Berbagai hal diupayakan pada anak agar ia
berhasil masuk SD. Sejauh ini kebanyakan orangtua hanya menganggap, untuk
masuk SD, anak sudah harus berusia 7 tahun serta sudah harus bisa membaca,
masih banyak kemampuan lainnya yang juga perlu diasah agar anak dapat tumbuh
Berikut ini ada beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dalam
dan sebagainya.
2. Tanyakan pada anak, apa yang telah dilakukannya di hari itu. Hargailah
akan membuat anak kesal dan akhirnya tidak mau bercerita. Contoh,
“Adik sedang apa? Tadi waktu Ibu ke pasar, Adik menangis tidak? Besok
15
Adik mau ikut Ibu dan Bapak ke rumah Eyang?” Pertanyaan-pertanyaan
seperti ini membuat anak bingung; dia belum menjawab satu pertanyaan,
kelak dan berkenalanlah dengan guru-guru di sana. Hal ini berguna bagi
anak agar tidak malu dan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan
anak pun akan terbiasa dengan lingkungan sekolahnya kelak. Jika anak
memiliki kakak di SD, tentu akan lebih mudah bagi ibu-ayah untuk
bermain tanah liat, membuat tulisan di atas pasir atau tepung dengan
anak terbiasa dan tidak selalu minta tolong ibu-ayah maupun orang dewasa
lainnya
16
7. Ciptakan kondisi belajar sambil bermain sehingga anak terbiasa bahwa
8. Hargai setiap hasil karya anak. Ketika anak menunjukkan hasil tempelan
sekali hasil buatanmu, Nak. Ibu boleh tahu tidak ini apa?”.Hal ini dapat
Komentar seperti ini akan mengecilkan hati anak dan membuat anak
merasa tidak dihargai hasil karyanya, akhirnya anak jadi malas untuk
berkarya lagi.
katakanlah secara terus terang, “Wah, Nak...Ibu belum tahu kenapa kapal
terbang bisa terbang.... Coba nanti kita tanya Bapak, mungkin Bapak tahu
jawabnya.”
dasar anak. Akan tetapi lakukan melalui kegiatan yang menyenangkan dan sambil
17
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
yang didapat, sedangkan sebagian besar waktu anak bersama keluarga khususnya
Orang Tua. Maka sudah sewajarnya seluruh anggota keluarga turut terlibat
B. Saran
berikut, yaitu jika waktu bersama keluarga khususnya orang tua tidak digunakan
atau latihan akan susah didapat. Maka dengan memberikan lingkungan yang baik
khususnya dalam memberikan nutrisi dan stimulasi agar tumbuh kembang anak
18
DAFTAR PUSTAKA
Damayanti, A.K & Rachmawati. 2016. Kesiapan Anak Masuk Sekolah Dasar
Ditinjau Dari Dukungan Orangtua dan Motivasi Belajar. Psikovidya. 20: 16-
25.
Mohamad, R & Fahmi. 2017. Pengelolaan Kesiapan Belajar Anak Masuk Sekolah
Dasar. Tarbawi. 3: `129-143.
Putri, S.A. P. 2016. Peranan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kesiapan Bersekolah
Anak Memasuki Sekolah Dasar (Studi Kasus Di Taman Kanak-Kanak).
Psikoborneo. 4: 553-564.
Nila. 2016. Makalah Peran Orangtua dan Keluarga Terhadap Pendidikan Anak.
[Online]. Tersedia : https://www.scribd.com/doc/298411310/Makalah-Peran-
Orangtua-Dan-Keluarga-Terhadap-Pendidikan-Anak. Diakses pada : Minggu,
2 Desember 2017.
19