Vous êtes sur la page 1sur 2

Pengertian dokter islam

Dr. Omar Hasan Kasule Sr. MB ChB (MUK), MPH (Harvard)


DrPH (Harvard), Profesor Epidemiologi dan Pengobatan Islam
di Universiti Brunei, menegaskan bahwa konsep kedokteran
Islam meliputi dua aspek yaitu integrasi dan excellent. Integrasi
berarti dalam mempelajari ilmu kedokteran maka di dalamnya
harus pula mempelajari ayat-ayat Allah yang berkaitan dengan
bidang keilmuan yang dipelajari. Kemudian excellent
mengandung pengertian bahwa sebagai dokter muslim haruslah
berkualitas baik dalam keilmuannya maupun akhlak sebagai
seorang muslim.

Standar praktek dokter yang professional dan islami

1. Profesionalisme
Menurut Islam pelayanan kesehatan tidak boleh dilakukan oleh
orang yang bukan ahli atau bukan profesinya. Islam
mengancam dengan hukuman berat kepada orang yang
membuka praktek pengobatan tanpa ada ijasah. Rasulullah
SAW. Bersabda :
“Barang siapa menjadi tabib (dokter) tetapi ia tidak pernah
belajar ilmu kedokteran sebelumnya maka ia akan menanggung
risikonya” (ditakhrij Abu Daud dan Nasa’i)
Apa yang diungkapkan dalam hadis di atas merupakan apa
yang oleh masyarakat kita sekarang disebut dengan syahadah
(ijasah) kedokteran, artinya jika seseorang mengobati pasien
sedang ia tidak memahami ilmu kedokteran maka ia harus
menanggung di depan Undang-Undang atas kesalahan
pengobatan yang dilakukannya.
2. Pertanggungjawaban
Hadis di atas juga memberikan pengertian lain yang tidak kalah
pentingya dengan diktum pertama, yaitu pertanggungjawaban
terhadap kesalahan pelayanan pengobatan.
Undang-Undang juga melindungi kesalahan dokter jika
kesalahan itu tidak terbukti ada unsur kesengajaannya atau
keteledorannya. Hadis di atas hanya membatasi
pertanggungjawaban atas orang yang melakukan praktek tanpa
izin praktek sebelumnya.
3. Setiap penyakit ada obatnya
Apabila ada penyakit yang hingga sekarang belum bisa
disembuhkan oleh ilmu medis, oleh karena memang
keterbatasan ilmu kita. Oleh karena itu Islam menganjurkan
agar kita senantiasa berupaya melakukan penelitian sehingga
menemukan obat yang dapat menyembuhkannya. Rasulullah
SAW. Bersabda:
“Sesungungnya Allah tidak menurunkan penyakit melainkan
menurunkan obatnya. Maka jika didapatkan obat maka
sembuhlah ia dengan izin Allah”.
4. Spesialisasi
Islam mendorong spesialisasi (keahlian khusus) dalam
pelayanan kesehatan. Hal ini dimaksudkan agar setiap dokter
benar-benar ahli dalam bidang yang ditekuninya. Itulah
sebabnya maka setiap kali Rasulullah melihat beberapa dokter
yang merawat pasien beliau bertanya: “Siapakah di antara
kalian yang lebih menguasai spesialisasi tentang penyakit ini”.
Apabila beliau melihat seorang di antara mereka yang lebih
mengetahui (ahli), maka beliau mendahulukan di antara yang
lainnya.
5. Tidak mengobati sebelum meneliti secara cermat
Dilarang mengobati sebelum meneliti pasien dengan tepat
sehingga akan tahu jenis penyakit dan sebab-sebabnya.
Syabardal, seorang tabib Bani Najran datang kepada Rasulullah
SAW. Berkata: “Demi Bapakku, engkau dan ibuku, wahai
Rasulullah, sesungguhnya aku ini adalah seorang dokter dan
tukan tenung kaumku pada masa jahiliyah, apa yang baik
bagiku”. Maka Rasulullah SAW bersabda: “janganlah kamu
mengobati seseorang sehingga kamu yakin benar penyakitnya”.

http://bangiche.blogspot.co.id/2008/09/prinsip-dasar-moralitas-dan-etika.html

Di web itu ada lumayan banyak tentang dokter dan islami siapa tau mau
ditambahkan.

Vous aimerez peut-être aussi