Vous êtes sur la page 1sur 19

AUDITING SALDO INVESTASI

Makalah
Disusun sebagai tugas kelompok untuk Mata Kuliah Auditting 2
Dosen Annisa Nurbaiti

Disusun oleh :

Yusril Amri 1402150065 / 2015


Vickry Anggriawan 1402150033 / 2015
Della Anggradita 1402154305 / 2015
Hilda Nurul Aeni 1402154273 / 2015
Mega Chalik Jamil 1402150137 / 2015

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TELKOM
BANDUNG
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata΄ala, karena


berkat rahmat-Nya saya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “AUDITING
SALDO INVESTASI”.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Auditing 2 Ibu
Annisa Nurbaiti yang telah membimbing kami sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Dan juga kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini. Sehingga makalah ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi
sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi teman-teman semus dan
dapat memberikan manfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu
pengetahuan bagi kita semua.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii


DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 1
1.3 Tujuan......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 3
2.1 Sifat dan contoh surat berharga .................................................................. 3
2.2 Tujuan pemeriksaan surat berharga............................................................ 6
2.3 Prosedur pemeriksaan surat berharga yang di sarankan............................. 7
2.4 Ekuitas Pemilik .......................................................................................... 9
2.4.1 Pengendalian Internal ...................................................................... 10
2.4.2 Audit modal saham dan modal disetor ............................................ 11
2.5 Kasus ........................................................................................................ 13
BAB III PENUTUP .................................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan............................................................................................... 14
Daftar Pustaka ............................................................................................................. 16

iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Aktivitas investasi (investing activity) adalah pembelian dan penjualan tanah,
bangunan, peralatan, serta aktiva lain yang umumnya tidak ditahan untuk dijual
kembali. Disamping itu, aktivitas investasi juga mencakup pembelian dan penjualan
instrumen keuangan yang tidak dimaksudkan untuk tujuan perdagangan.
Investasi pada umumnya merupakan bagian dari strategi jangka panjang.
Investasi dalam surat berharga dapat merupakan penanaman modal dalam surat
berharga yang termasukaktiva lancar maupun bukan aktiva lancar. Investasi dalam
surat berharga yang diklasifikasikan sebagai aktiva lancar merupakan investasi
sementara yang bertujuan untuk memanfaatkan dana yang tidak dipergunakan dalam
jangka pendek guna memperoleh laba (capital gain). Jangka waktu investasi
sementara tidak lebih dari satu periode akuntansi. Disamping investasi sementara,
investasi dapat dilakukan dalam bentuk penanaman modal surat berharga jangka
panjang.

1.2 Rumusan Masalah


1 Bagaimana sifat dan contoh surat berharga?
2 Apa tujuan pemeriksanaan (audit objectifves) surat berharga?
3 Bagaimana prosedur pemeriksaan surat berharga yang disarankan ?
4 Bagaimana persoalan utama dalam audit atas transaksi ekuitas pemilik?
5 Bagaimana merancang dan melaksanakan pengujian pengendalian,
pengujian substantive atas transaksi dan pengujian atas rincian saldo modal
saham serta laba ditahan?

1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui sifat dan contoh surat berharga
2. Untuk mengetahui tujuan pemeriksaan (Audit Objektives) surat berharga
3. Untuk mengetahui prosedur pemeriksaan surat berharga yang disarankan
4. Untuk mengetahui persoalan utama dalam audit atas transaksi ekuitas
pemilik
5. Untuk mengetahui pengujian pengendalian, pengujian substantive atas
transaksi dan pengujian atas rincian saldo modal saham serta laba ditahan.

2
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sifat dan contoh surat berharga


Investasi dalam surat berharga dapat merupakan aset lancar (Current Asset)
atau aset tidak lancar (Non Current Asset) tergantung maksud dan tujuan dari
pembelian surat berharga itu sendiri.
Apabila pembelian surat berharga tersebut bertujuan untuk memanfaatkan
kelebihan dana yang di miliki biasanya surat berharga tersebut harus mudah di
uangkan dalam waktu singkat dan surat berharga tersebut di klasifikasikan sebagai
temporary investment atau marketable securities yang merupakan current assets.
Surat berharga yang di golongkan sebagai long term investment biasanya di beli
dengan tujuan sebagai berikut :
 Untuk menguasai manajemen dari perusahaan yang sahamnya di beli (lebih
besar atau sama dengan 50% dari saham yang beredar).
 Untuk memperoleh pendapatan yang continue (misal dalam bentuk bunga dari
pembelian obligasi).
 Sebagai sumber penampungan dari penjualan hasil produksi atau sumber
pembelian bahan baku.

Menurut PSAK No.1,hal.1.10(IAI:2002)


Surat berharga di klasifikasikan aset lancar apabila surat berharga tersebut di
harapakan akan di realisasi dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal
laporan posisi keuangan dan jika lebih dari dua belas bulan di klasifikasikan
sebagai aset tidak lancar.

3
Akuntansi untuk investasi menurut PSAK No.13.1 s/d 13.2 dan 13.4 s/d 13.6
(IAI:2)
Investasi adalah suatu aset yang di gunakan perusahaan untuk pertumbuhan
kejayaan melalaui distribusi hasil investasi, untuk apresiasi nilai investasi atau
untuk menfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi seperti manfaat yang di
peroleh melalui hubungan perdagangan.
Investasi lancar adalah investasi yang dapat segera di cairkan dan di
maksudkan untuk di miliki selama 1 tahun atau kurang.
Nilai wajar adalah suatu jumlah yang dapat di gunakan sebagai pertukaran
aset atau penyelesaian kewajiban antara pihak yang paham dan berkeinginan untuk
melakukan transaksi wajar. Sedangkan nilai pasar adalah jumlah yang dapat di
peroleh dari penjualan suatu investasi dalam pasar yang aktif.
Biaya perolehan suatu investasi mengcangkup biaya perolehan lain di
samping harga beli, seperti komisi broker, jasa bank dan pungutan oleh bursa efek.
Jika suatu atau investasi di peroleh dengan penerbitan saham atau surat berharga
lain makabiaya perolehannya adalah nilai wajar dari surat berharga yang di
terbitkan dan bukan nilai nominal atau value.

SAK ETAP (IAI,2009:43-44 dan 46-51)


Mengatur investasi pada efek tertentu sebagai berikut :
Efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial,
saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif,
kontrak berjangka atas efek dan atas derivatif dari efek.
a. Efek utang adalah efek yang menunjukan hubungan utang piutang antara
kreditor dengan entitas yang menerbit efek.
b. Efek ekuitas adalah efek yang menunjukkan hak kepemilikan atas suatu
ekuitas atau hak untuk memperoleh atau hak untuk menjual kepemilikan
tersebut dengan harga yang telah atau akan di tetapkan.

4
Pada saat perolehan entitas harus mengklarifikasikan efek utang dan efek ekuitas
ke dalam salah satu dari tiga kelompok berikut :
a. Di miliki hingga jatuh tempo.
b. Diperdagangkan.
c. Tersedia untuk di perjualkan.

Pada saat pelaporan kelayakan pengelompokan tersebut harus di telaah


ulang. Jika entitas mempunyai maksud untuk memiliki efek utang hingga jatuh
tempo, maka investasi dalam efek utang tersebut harus di klasifikasikan dalam
kelompok “di miliki hingga jatuh tempo” dan di sajikan dalam laporan posisi
keuangan sebesar biaya perolehan setelah amortisasi premi atau diskonto.
Investasi efek utang yang tidak diklasifikasikan ke dalam “dimiliki hingga
jatuh tempo” dan efek nilai ekuitas yang nilai wajarnya telah tersedia,harus
diklasifikasikan ke dalam salah satu kelompok berikut ini dan diukur sebesar nilai
wajarnya dalam neraca :
a. “diperdagangkan”. Efek yang dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali dalam
waktu dekat harus diklasifikasikan dalam kelompok “diperdagangkan”. “Efek
dalam kelompok “diperdagangkan” biasanya menunjukan frekuensi
pembelian dan penjualan yang sangat sering. Efek ini di miliki dengan tujuan
untuk menghasilkan laba dari perbedaan harga jangka pendek.
b. “tersedia untuk dijual”. Efek yang tidak diklasifikasikan dalam kelompok
“diperdagangkan” dan dalam kelompok “dimiliki hingga jatuh tempo”, harus
diklasifikasikan dalam kelompok “tersedia untuk dijual”.

5
Laba atau rugi yang belum direalisasikan atas efek dalam kelompok
diperdagangkan harus diakui sebagai penghasilan. Laba atau rugi yang belum
direalisasi atas efek dalam kelompok tersedia untuk dijual(termasuk efek yang
diklasifikasikan sebagai aset lancar) harus dimasukan sebagai komponen ekuitas
yang disajikan secara terpisah, dan tidak boleh diakui sebagai penghasilan sampai
saat laba atau rugi tersebut dapat direalisasikan.

2.2 Tujuan pemeriksaan surat berharga


1 Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas
temporary dan long term investment.
2 Untuk memeriksa apakah surat berharga yang tercantum di laporan posisi
keuangan (neraca) benar-benar di miliki dan atas nama perusahaan (client)
per tanggal laporan posisi keuangan.
3 Untuk memeriksa apakah semua pendapatan dan penerimaan yang berasal
dari surat berharga tersebut telah di bukukan dan uangnya di terima oleh
perusahaan.
4 Untuk memeriksa apakah penilaian (valuation) dari surat berharga tersebut
sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku di
Indonesia/SAK/ETAP/IFRS
5 Untuk memeriksa apakah penyajian di dalam laporan keuangan sesuai
dengan standar akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia/SAK/ETAP/IFRS.

6
2.3 Prosedur pemeriksaan surat berharga yang di sarankan
1 Pelajari dan evaluasi internal control atas tenporary dan long term
investment.
2 Minta rincian dari surat berharga yang memperlihatkan saldo awal,
penambahan dan pengurangan serta saldo akhirnya.
3 Periksa fisik dari surat-surat berharga tersebut dan juga kepemilikannya.
Yang biasanya pemeriksaan fisik bersamaan dengan kas opnam.
4 Cocokkan data-data dalam rincian dengan berita acara pemeriksaan fisik
surat berharga tersebut.
5 Periksa mathematical accuracy dari rincian surat berharga.
6 Cocokkan saldo akhir dari rincian surat berharga.
7 Lakukan vouching atas pembelian dan penjualan surat berharga, terutama
perhatikan otorisasi dan kelengkapan bukti pendukungnya.
8 Periksa perhitungan dan devidennya dan perhatikan segi perpajakannya.
Periksa apakah bunga/deviden yang di terima telah di bukukan semuanya.
9 Periksa harga pasar dari surat berharga tersebut pada tanggal laporan posisi
keuangan.
10 Adakah diskusi dengan manajemen untuk mengetahui apakah ada
perubahan tujuan dari pembelian surat berharga yang akan mempengaruhi
klasifikasi dan surat berharga tersebut.
11 Periksa subsequent events untuk mengetahui apakah ada transaksi sesudah
tanggal laporan posisi keuangan yang akan mempengaruhi klasifikasi atau
disclosure dari surat-surat berharga tersebut.
12 Periksa apakah penyajian sudah sesuai dengan standar akuntansi yang
berlaku umum di Indonesia/SAK/ETAP/IFRS
13 Tarik kesimpulan mengenai kewajaran saldo temporary dan long term
inverstment yang di periksa.

7
Contoh Internal Control Questionnaires (ICQ) Surat Berharga (Securities)

8
2.4 Ekuitas Pemilik
Terdapat perbedaan yang penting dalam audit atas ekuitas pemilik antara
perusahaan terbuka (public held corporation) dan perusahaan tertutup (closed
held corporation). Dalam sebagian besar perusahaan tertutup, yang umumnya
memiliki sedikit pemegang saham, sering kali terjadi transaksi, jika ada, berkenaan
dengan modal saham selama tahun berjalan. Satu-satunya transaksi yang dimasukan
dalam bagian ekuitas pemilik kemungkinan adalah perubahaan ekuitas pemilik
akibat laba atau rugi tahunan dan pengumuman deviden. Perusahaan tertutup jarang
membayar deviden, sehingga auditor hanya akan menghabiskan waktu yang sedikit
untuk memverifikasi ekuitas pemilik, walaupun harus menguji catatan perusahaan.
Akan tetapi, perusahaan terbuka verifikasi atas ekuitas pemilik jauh lebih
kompleks karena banyaknya jumlah pemegang saham dan individu yang memiliki
saham sering berubah. Verifikasi akun ekuitas pemilik yang utama dalam satu
perusahaan terbuka mencakup:
 Modal dan saham biasa
 Agio saham
 Laba ditahan dan deviden yang terkait.

Gambar 22-3 diatas menyajikan suatu tinjauan mengenai akun ekuitas


pemilik khusus yang di bahas.

9
Tujuan dari setiap akun itu adalah untuk menentukan apakah:
1. Pengendalian internal terhadap modal saham dan dividen dan terkait sudah
memadai.
2. Transaksi ekuitas pemilik telah dicatat dengan benar, seperti didefinisikan oleh
enam tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi
3. Saldo ekuitas pemilik telah dicatat secara layak, seperti didefinisikan oleh
delapan tujuan audityang berkaitan dengan saldo, dan disajikan serta
diungkapkan secara layak, seperti didefinisikan oleh empat tujuan audit yang
berkaita dengan penyajian dan pengungkapan untuk akun ekuitas pemilik.

2.4.1 Pengendalian Internal


Pengendalian internal sangat penting bagi aktifitas ekuitas pemilik. Ada
beberapa pengendalian yang pengendalian internal.

2.4.1.1 Otorisasi Transaksi Yang Tepat.

Karena setiap transaksi ekuitas pemilik umumnya bersifat material, banyak


dari transaksi tersebutas harus disetujui oleh dewan direksi. Jenis transaksi ekuitas
pemilik berikut biasanya memerlukan otorisasi khusus;
1. Penerbitan modal saham. Otorisasi iti termasuk jenis ekuitas yang akan
diterbitkan (seperti saham preferen atau saham biasa), jumlah saham yang
akan diterbitkan, nilia pari saham, kondisi privilege bagi setiap saham selain
saham biasa, dan tanggal penerbitan.
2. Pembelian kembali modal saham. Pembelian kembali modal saham biasa atau
saham preferen, penetapan waktu pembelian kembali, dan jumlah yang akan
di bayar atas saham semuanya harus disetujui oleh dewan direksi.
3. Pengumuman deviden. Dewan direksi harus mengotorisasi bentuk deviden
(seperti tunai atau saham), junlah deviden per saham, dan catatan serta tanggal
pembayaran deviden.

10
2.4.1.2 Penyimpanan catatan dan pemisahan tugas yang tepat.

Jika suatu perusahaan menyimpan catatan miliknya sendiri mengenai


transaksi saham dan yang beredar, pengendalian internal harus memadai untuk
memastikan bahwa;
1. Pemilik actual saham diakui dalam catatan perusahaan
2. Jumlah deviden yang benar dibayar ke pemegang saham yang memiliki
saham pada tanggal pencatatan deviden
3. Potensi misapropriasi aktiva telah diminimalisasi

2.4.1.3 Penitera independen dan agen transfer saham

Setiap perusahaan yang sahamnya terdaftar dibursa saham diwajibkan


memiliki panitera independen sebagai pengendali untuk mencegah penerbitan
sertifikat saham yang tidak tepat. Tanggung jawab independen adalah memastikan
bahwa saham diterbitkan oleh perusahaan sesuai dengan provisi modal saham dalam
akta perusahaan dan otorisasi dewan direksi.

Kebanyakan perusahaaan berukuran besar juga menggunakan jasa agen


transfer saham (stock transfer agent) untuk menyimpan catatan pemegang saham,
termasuk mendokumentasikan transfer kepemilikan saham.

2.4.2 Audit modal saham dan modal disetor

Auditor memperhatikan empat hal berikut ketika mengaudit modal saham dan
agio saham antara lain;
1. Transaksi modal saham yang telah dicatat (tujuan yang berkaitan dengan
transaksi – kelengkapan)
2. Transaksi modal saham yang dicatat memang terjadi dan dicatat secara akurat
(tujuan yang berkaitan dengan transaksi–keterjadian dan keakuratan)
3. Modal saham telah dicatat secara akurat (tujuan yang berkaitan dengan saldo-
keakuratan)

11
4. Modal saham telah disajikan dan diungkapkan secara layak (keempat
tujuan penyajian dan pengungkapan)

2.4.2.1 Transaksi modal saham yang ada telah dicatat

Tujuan ini dapat dengan mudah dipenuhi apabila panitera atau agen transfer
digunakan. Auditor dapat mengkofirmasikan apabila setiap transaksi modal saham
memang terjadi serta keakuratan transaksi yang ada dengan mereka dan kemudian
menentukan apakah setiap transaksi telah dicatat.

2.4.2.2 Transaksi modal saham yang dicatat memang terjadi dan dicatat secara akurat

Akan diperlukan audit yang ekstensif atas transaksi yang melibatkan


penerbitan modal saham seperti penerbitan modal saham baru secara tunai, merger
dengan perusahaan lain melalui pertukaran saham, saham sumbangan, dan pembelian
saham treasuri.

2.4.2.3 Modal saham dicatat secara akurat

Auditor memverifikasi saldo akhir akun modal saham dengan menentukan


terlebih dahulu jumlah saham yang beredar pada tanggal neraca. Setelah auditor
yakin bahwa jumlah saham yang beredar sudah benar, nilai pari yang tercatat dalam
akun modal dapat diverifikasi dengan mengalikan jumlah saham dengan nilai pari
saham. Saldo akhir akun agio saham merupakan suatu jumlah residu. Saldo ini
diaudit dengan memverifikasi jumlah transaksi yang tercatat selama tahun tersebut
dan menambahkannya dengan atau menguranginya dari saldo awal akun.

2.4.2.4 Modal saham disajikan dan diungkapkan secara layak


Sumber informasi paling penting untuk menentukan apakah keempat tujuan
yang berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan bagi aktivitas modal saham
telah dipenuhi adalah akta perusahaan, notulen rapat dewan direksi, dan analisis
auditor menganai transaksi modal saham.

12
2.5 Kasus
Polda Minta BPKP Audit Kasus Investasi PT KAI
BANDUNG--Untuk mengetahui berapa nilai kerugian negara dalam kasus
proyek investasi PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) dengan PT Optima Karya
Capital Manajemen (OKCM), penyidik Satuan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor)
Polda Jabar berkoordinasi dengan BPKP. Permohonan untuk mengaudit proyek
tersebut, sudah diajukan penyidik beberapa waktu lalu. ‘’Kami sudah berkoordinasi
dengan BPKP untuk melakukan audit,’’kata Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol
Drs Dade Achmad, Jumat (30/10).
Dikatakan Dade, dengan adanya audit maka akan diketahui berapa kerugian
negara akibat kasus tersebut. Biasanya, imbuh dia, hasil audit tersebut memakan
waktu berbulan-bulan. Ia berharap BPKP bisa melakukan audit secara cepat sehingga
kasus ini semakin jelas. ‘’Kita belum tahu kapan BPKP akan menyampaikan hasil
auditnya. Mudah-mudahan tidak lama,’’kata dia.

Sebagaimana diberitakan Republika, dana investasi yang ditanamkan PT KAI


ke PT OKCM jumlahnya Rp 100 miliar. Menurut Kasat Tipikor Polda Jabar, AKBP
Drs Sony Sonjaya, dana investasi tersebut sampai saat ini belum dikembalikan oleh
pihak PT OKCM. ‘’Kalau dikembalikan tentunya tak ada kerugian negara, sampai
saat ini belum ada dana yang dikembalikan,’’ujar dia.

Kesimpulan:
1. PT KAI menderita kerugian sebesar Rp 100 miliar terhadap investasi pada PT
OKCM karena dana investasi tersebut tidak dikembalikan.
2. Proses audit yang memakan waktu cukup lama.

13
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa investasi merupakan suatu
aset yang digunakan perusahaan untuk pertumbuhan kejayaan melalui distribusi hasil
investasi, apresiasi nilai investasi atau untuk menfaat lain bagi perusahaan yang
berinvestasi seperti manfaat yang di peroleh melalui hubungan perdagangan. Adapun
aktivitas dari investasi itu sendiri meliputi pembelian dan penjualan tanah, bangunan,
peralatan, serta aktiva lain yang umumnya tidak ditahan untuk dijual
kembali. Disamping itu, aktivitas investasi juga mencakup pembelian dan penjualan
instrumen keuangan yang tidak dimaksudkan untuk tujuan perdagangan.
Pada umumnya, investasi merupakan bagian dari strategi jangka panjang.
Investasi dalam surat berharga merupakan aset lancar (current asset) atau non current
asset tergantung maksud atau tujuan dari pembelian surat berharga tersebut. Apabila
surat berharga tersebut dibeli dengan tujuan untuk memanfaatkan kelebihan dana
yang tersedia, surat berharga tersebut harus mudah diuangkan dalam waktu singkat
dan diklasifikasikan sebagai temporary investment atau merketable securities yang
merupakan current asset. Contoh dari surat berharga itu sendiri biasanya dalam
bentuk deposito berjangka (kurang atau sama dengan satu tahun) dan surat-surat
saham atau obligasi yang marketable.

14
15
Daftar Pustaka

Agoes,Sukrisno (2012) Auditing. Jakarta:Salemba Empat


http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/nusantara/09/10/31/85973-polda-
minta-bpkp-audit-kasus-investasi-pt-kai

16

Vous aimerez peut-être aussi