Vous êtes sur la page 1sur 21

Oct

11

MAKALAH ANALISIS UNSUR


INSTRINSIK NOVEL

MAKALAH
ANALISIS UNSUR INSTRINSIK NOVEL
BERCINTA DALAM TAHAJUDKU

Disusun Oleh :
Nama : Milu Asri Riya
Kelas : XI IPA 3
No. Absen : 24

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


SMA NEGERI 1 ...........
TAHUN PELAJARAN 2012/2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya saya dapat

menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Pada dasarnya makalah yang berjudul “Analisis Unsur Intrinsik Novel Bercinta

Dalam Tahajudku” dibuat dengan tujuan untuk mengembangkan kreativitas pembaca dalam
menulis dan meningkatkan pengetahuan bagi pembaca serta untuk memenuhi tugas dari mata

pelajaran Bahasa Indonesia.

Pada kesempatan ini saya selaku penulis makalah ingin mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Drs. ........ selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1.......

2. Bapak ...... S.Pd sebagai Guru Pembimbing Bahasa Indonesia

3. Pihak Perpustakaan yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah

4. Teman-teman yang telah mendukung dan ikut memotivasi dalam menyelesaikan makalah ini

Makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan

kritik dan saran yang bersifat membangun.

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman judul

luar.......................................................................................................................i

Halaman judul

dalam…………………………………………………………………………..ii

Kata

Pengantar………………………………………………………………………………...iii
Daftar

Isi……………………………………………………………………………………...iiii

Bab 1 Pendahuluan……………………………………………………………………….....…6

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………......6

1.2 Batasan Masalah……………………………………………………………………….......7

1.3 Rumusan Masalah……………………………………………………………………….....7

1.4 Tujuan Penulisan……………………………………………………………………….......8

1.4.1 Tujuan Umum………………………………………………………………………….8

1.4.2 Tujuan Khusus…………………………………………………………………………8

1.5 Penegasan Istilah…………………………………………………………………………..9

1.6 Sistematika Pembahasan………………………………………………………………....10

Bab 2 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori…………………………………………….......11

2.1 Tinjauan Pustaka………………………………………………………………................11

2.2 Kerangka Teori……………………………………………………………………….......13

Bab 3 Pembahasan……………………………………………………………………….......16

3.1 Tema Dalam Novel Bercinta Dalam Tahajudku………………………………………....16

3.2 Tokoh Yang Berperan Dalam Novel Bercinta Dalam Tahajudku……………………....16

3.3 Alur Peristiwa Dalam Novel Bercinta Dalam Tahajudku……………………….............18

3.4 Setting Pada Novel Bercinta Dalam Tahajudku………………………………................19

3.5 Sudut Pandang Pada Novel Bercinta Dalam Tahajudku………………………...............19

3.6 Amanat Yang Terkandung Dalam Novel Bercinta Dalam Tahajudku…………………...20

Bab 4 Penutup………………………………………………………………………..............21

4.1 Kesimpulan…………………………………………………………………...............…..21

4.2 Kritik dan Saran……………………………………………………….............................22

Daftar Pustaka………………………………………………………......................................24
Lampiran I................................................................................................................................25

Biodata Penulis.........................................................................................................................27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hadirnya suatu karya sastra tentunya agar dinikmati oleh para pembaca. Untuk dapat

menikmati sebuah karya sastra secara baik diperlukan seperangkat pengetahuan akan karya

sastra. Tanpa pengetahuan yang cukup penikmatan akan sebuah karya sastra hanya bersifat

dangkal dan sepintas karena kurangnya pemahaman yang tepat.

Dalam dunia fiksi kadang ada sesuatu yang tidak dapat diterima oleh akal sehat,

karena seorang pengarang menggunakan imajinasinya untuk diwujudkan dalam karya sastra.

Dari sinilah dapat disimpulkan bahwa karya sastra merupakan sebuah bentukan dari proses

imajinatif pengarang dalam mengapresiasi untuk menjadi sesuatu yang estetik.

Dikalangan remaja karya satra yang paling diminati biasanya karya sastra berbentuk

prosa terutama novel. Novel merupakan karya prosa fiksi yang ditulis secara naratif (dalam

bentuk cerita). Kata novel berasal dari bahasa Italia “novella” yang berarti sebuah kisah atau
sepotong berita. Selain dari bahasa Italia novel juga berasal dari bahasa Latin yaitu

“novellus” yang diturunkandari kata “novies” yang berarti baru (Tarigan, 1984 : 164).

Jadi, dapat disimpulkan bahwa novel adalah karya imajinatif yang mengisahkan sisi

utuh problematika kehidupan seseorang atau beberapa orang tokoh. Novel menceritakan

suatu kejadan luar biasa dari kehidupan tokoh. Dikatakan luar biasa karena dari kejadian itu,

lahir suatu konflik yang menimbulkan pergolakan jiwa para tokohnya sehingga mengubah

jalan hidupnya.

Dalam membaca novel, agar pembaca dapat menikmati dan memahami isi dan jalan

cerita di dalamnya diperlukan pengetahuan mengenai unsur-unsur yang terkandung dalam

sebuah novel yang sering disebut dengan unsur intrinsik. Unsur intrinsik tersebut meliputi

tema, tokoh, alur, setting, sudut pandang, dan amanat. Dengan begitu, pembaca akan lebih

mudah menangkap maksud dan makna yang ingin disampaikan oleh pengarang.

Oleh sebab itu, jika pembaca dapat memahami dengan tepat unsur intrinsik dari

sebuah novel yang dibaca, maka pembaca dapat menikmati novel tersebut dengan baik

karena pembaca telah mengerti makna dan jalan cerita pada sebuah novel yang dibaca.

1.2 Batasan Masalah

Bertolak dari ruang lingkup masalah di atas, maka penulisan makalah dengan judul

“Analisis Unsur Intrinsik Novel Bercinta Dalam Tahajudku” perlu dibatasi supaya hasil

penulisan memberikan informasi dan hasil yang tepat. Masalah yang dibahas sebagai berikut

1. Menganalisis unsur intrinsik pada novel Bercinta Dalam Tahajudku terutama pada tema,

tokoh, alur, setting, sudut pandang dan amanat.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas dapat dirumuskan beberapa masalah berikut

:
1. Apakah tema dari novel Bercinta Dalam Tahajudku ?

2. Siapakah tokoh yang berperan dalam novel Bercinta Dalam Tahajudku ?

3. Bagaimanakah alur peristiwa dalam novel Bercinta Dalam Tahajudku ?

4. Setting apakah yang terdapat pada novel Bercinta Dalam Tahajudku ?

5.Sudut pandang apakah yang digunakan pengarang pada novel Bercinta Dalam Tahajudku ?

6. Amanat apakah yang terkandung pada novel Bercinta Dalam Tahajudku ?

1.4 Tujuan Penulisan

1.4.1 Tujuan Umum

Secara umum penulisan makalah bertujuan mendiskripsikan tentang judul “Analisis

Unsur Intrinsik Novel Bercinta Dalam Tahajudku”.

1.4.2 Tujuan Khusus

Berdasarkan tujuan di atas dapat dirumuskan tujuan khusus pada judul “Analisis

Unsur Intrinsik Novel Bercinta Dalam Tahajudku” adalah untuk :

1. Memperoleh deskripsi tentang tema dari novel Bercinta Dalam Tahajudku.

2. Memperoleh deskripsi tentang tokoh yang berperan dalam novel Bercinta Dalam Tahajudku.

3. Memperoleh deskripsi tentang alur peristiwa dalam novel Bercinta Dalam Tahajudku.

4. Memperoleh deskripsi tentang setting yang terdapat pada novel Bercinta Dalam Tahajudku.

5. Memperoleh deskripsi tentang sudut pandang pada novel Bercinta Dalam Tahajudku.

6. Memperoleh deskripsi tentang amanat yang terkandung dalam novel Bercinta Dalam

Tahajudku

1.5 Penegasan Istilah

Agar pemahaman makalah dengan judul “Analisis Unsur Intrinsik Novel Bercinta

Dalam Tahajudku” perlu ditegaskan istilah-istilah yang membentuk judul tersebut.

Judul : Analisis Unsur Intrinsik Novel Bercinta Dalam Tahajudku.


Analisis : Penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dsb) untuk mengetahui keadaan

yang sebenarnya (sebab, musabab, duduk perkaranya, dsb).

(Dekdikbud, 2011 halaman 58)

Unsur : Bagian terkecil dari suatu benda (Dekdikbud, 2011 halaman 1531)

Intrinsik : Terkandung di dalamnya (Dekdikbud, 2011 halaman 544)

Novel : Karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan

orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat pelaku (Dekdikbud, 2011

halaman 969)

Bercinta : menaruh (rasa) cinta yang muda (Dekdikbud, 2011 halaman 268)

Dalam : Kata depan unuk menandai tempat yang mengandung isi ; kata depan untuk menandai

sesuatu yang mengandung isi (Dekdikbud, 2011 halaman 289)

Tahajud : Shalat sunah pada tengah malam seusai tidur (Dekdikbud, 2001 halaman 1374)

Ku : Bentuk klitik aku sebagai penunjuk pelaku (Dekdikbud, 2011 halaman 744)

1.6 Sistematika Pembahasan

Makalah ini terdiri dari 4 bab, meliputi :

Bab I Pendahuluan

Bab II Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori

Bab III Pembahasan

Bab IV Penutup
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Dalam tinjauan pustaka hanya memuat buku-buku yang relevan serta dari berbagai

pendapat yang sudah diakui kebenarannya. Pustaka yang dimaksud memuat masalah-masalah

tentang :

1. Sejarah Sastra

2. Apresiasi Sastra

1. Sejarah Sastra

Sejarah sastra adalah kegiatan menelaah perkembangan sastra dari mulai lahir hingga

masakini, banyaknya jumlah hasil karya sastra yang dihasilkan, tokoh-tokoh yang terlibat

dalam perkembangan sastra, karya-karya puncak, cirri-ciri pada masing-masing angkata

sastra atau generasi, dansebagainya.

Menurut Soedjijono sejarah sastra adalah bidang pengkajian sastra yang memusatkan

perhatiannya kepada perhubungan dua atau lebih karya sastra yang selanjutnya membimbing

kepada masalah evolusi atau perkembangan kehidupan sastra. Dan untuk menentukan
tahapan perkembangan itu tentunya harus menentukan patokan-patokan. Sementara itu

patokan yang digunakan adalah kriteria intrinsik dan kriteria ekstinsik.1

1
Liberatus Tengsoe Tjahjono, Sastra Indonesia Pengantar Teori dan Apresiasi (NTT, 1988),
hal. 20
Kriteria atau unsur intrinsik itu meliputi tema, perasaan, nada, suasana dan amanat yang

ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca. Sedangkan kriteria atau unsur

ekstrinsiknya meliputi biografi pengarang, sosial budaya pengarang, politik, dan ekonomi.

2. Apresiasi Sastra

Apresiasi sastra merupakan salah satu bentuk reaksi kinetic dan reaksi verbal seorang

pembaca terhadap karya sastra yang didengar atau yang dibacanya.

Kata apresiasi diserap dari bahasa Inggris “appreciation” yang berarti penghargaan.

Apresiasi sastra berarti penghargaan terhadap karya satra. Apresiasi sastra berusaha

menerima karya satra sebagai sesuatu yang layak diterima dan mengakui nilai-nilai sastra

sebagai suatu yang benar. Penghargaan terhadap karya sastra ini dilakukan melalui proses

bertahap, antaralain :

a. Tahap mengenal dan menikmati

Pada tahap ini, kita berhadapan dengan suatu karya. Kemudian kita mengambil suatu

tindakan berupa membaca, melihat, dan mendengarkan suatu karya.

b. Tahap menghargai

Pada tahap ini kita merasakan manfaat atau nilai karya satra yang telah dinikmati. Manfaat

disini berkaitan dengan kegunaan karya satra tersebut. Misalnya member kesenangan,

hiburan, serta memperluas wawasan.

c. Tahap pemahaman
Pada tahap ini kita melakukan tindakan menganalisis unsur-unsur yang membangun karya

sastra, baik intrinsic maupun ekstrinsiknya. Dengan begitu, kita dapat menyimpulkan karya

sastra tersebut. Apakah karya satra tersebut baik atau tidak, bermanfaat atau tidak.

d. Tahap penghayatan

Pada tahap ini, kita membuat penafsiran terhadap karya sastra serta menyusun argument

berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya.

e. Tahap penerapan

Segala nilai, ide, wawasan yang diserap pada tahap-tahap terdahulu diinternalisasi dengan

baik, sehingga masyarakat penikmat sastra dapa tmewujudkan nilai-nilai tersebut dalam sikap

dan tingkah laku sehari-hari.

Dengandemikian, kegiatan apresiasi satra diartikan sebagai suatu proses mengenal,

menikmati, memahami, dan menghargai suatu karya sastra secara sengaja, sadar, dan kritis

sehingga tumbuh pengertian dan penghargaan terhadap karya sastra.

(http://mengerjakantugas.blogspot.com/2011/02/apresiasi-sastra-berarti-
penghargaan.html?m=1)

2.2 Kerangka Teori

Berdasarkan hasil kajian pustaka yang telah dilakukan maka kerangka teori dalam

Pembuatan makalah berupa seperangkat konsepsi dan berbagai bentuk operasionalnya yang

meliputi berbagai konsepsi sebagai berikut :

1. Kritik Sastra

2. Fungsi Sastra

1. Kritik Sastra

Kritik sastra menurut HB. Jassin adalah pertimbangan baik buruknya sesuatu hasil

kesusastraan. Lantas, Mursal Esten menegaskan hendaknya penilaian tersebut benar-benar


berdasarkan proses yang menyakinkan orang-orang kritik yang hanya memperhatikan hasil

penelitian saja tanpa menjelaskan hasil penilaian itu, bukanlah kririk yang baik.

Sasaran kririk sastra yang utama adalah sastrawan dan hasil karyanya namun disisi lain

kritik sastra pun dapat berguna bagi para pembaca.2 Fungsi kritik bagi pengarang atau

sastrawan biasa bercermin dari orang lain mengenai hasil karya sastra yang lebih baik. Di sisi

lain kritik sastra pun berguna bagi pembaca yaitu pembaca akan tahu hasil karya sastra yang

bermutu atau tidak dari hasil kritikan.

2. Fungsi Sastra

Fungsi sastra harus sesuai sifatnya yakni menyenangkan dan bermanfaat. Kesenangan

yang tentunya berbeda dengan kesenangan yang disuguhkan oleh karya senilainnya.

Kesenangan yang lebih tinggi, yaitu kontemplasi yang tidak mencari keuntungan. Dan juga

memberikan manfaat keseriusan. Keseriusan yang menyenangkan, estetis dan keseriusan

persepsi. Sehingga ini berarti karya sastra tidak hanya memberikan hiburan kepada

peminatnya tetapi juga tidak melupakan keseriusan pembuatnya.

Fungsi sastra, menurut sejumlah teoritikus, adalah untuk membebaskan pembaca dan

penulisnya dari tekanan emosi. Mengekspresikan emosi berarti melepaskan diri dari emosi

itu. Contohnya ketika penonton drama dan pembaca novel yang bias mengalami perasaan

lega dalam artian bias melepaskan emosinya.


2
Liberatus Tengsoe Tjahjono, Sastra Indonesia Pengantar Teori dan Apresiasi (NTT, 1988),
hal. 19

Namun hal ini masih dipertanyakan karena banyak novel yang ditulis atas dasar curahan

emosi penulisnya sehingga pembaca pun bias merasakan emosi yang menekan penulisnya.

Dalam kaitannya dengan kehidupan sosial- kemasyarakatan, sastra memiliki fungsi-fungsi

sebagai berikut :

a. Fungsi rekreatif
Sastra berfungsi sebagai sarana hiburan bagi masyarakat karena mengandung unsur

keindahan.

b. Fungsi didaktis

Sastra memiliki fungsi pengajaran karena bersifat mendidik dan mengandung unsur kebaikan

dan kebenaran.

c. Fungsi estetis

Sastra memiliki unsur dan nilai-nilai keindahan bagi para pembacanya

d. Fungsi moralitas

Sastra mengandung nilai-nilai moral yang menjelaskan tentang yang baik dan yang buruk

serta yang benar dan yang salah.

e. Fungsi religius

Sastra mampu memberikan pesan-pesan religious untuk pembacanya.

(http://sheltercloud.blogspot.com/2009/11/pengertian-dan-fungsi-sastra.html?m=1)

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Tema Dalam Novel Bercinta Dalam Tahajudku

Tema merupakan gagasan, ide, atau pikiran utama yang mendasari suatu cerita. Tema

yang terkandung dalam novel Bercinta Dalam Tahajudku adalah kebangkitan dan perubahan

seorang gadis manja bernama Kisi Carrisa yang akhirnya menjadi seorang gadis yang

senantiasa sabar menerima cobaan Allah. Selain tema utama tersebut dalam novel ini juga
terdapat tema bawahan yakni kisah cinta yang tak dapat bersatu antara Kisi dengan Ustadz

Bangga.

3.2 Tokoh Yang Berperan Dalam Novel Bercinta Dalam Tahajudku

Tokoh-tokoh dalam sebuah cerita tidak saja berfungsi untuk memainkan cerita, tetapi

juga berperan untuk menyampaikan ide, motif atau tema. Pada dasarnya tokoh dalam sebuah

cerita dibagi menjadi dua jenis, yakni tokoh utama dan tokoh bawahan. Tokoh utama adalah

tokoh yang selalu hadir pada setiap peristiwa cerita dan sering muncul dalam cerita. Tokoh

bawahan adalah tokoh yang kehadirannya diperlukan untuk menunjang tokoh utama.

Dalam novel Bercinta Dalam Tahajudku yang berperan sebagai tokoh utama adalah

Kisi Carissa dan Ustadz Bangga. Kedua tokoh ini senantiasa hadir dalam setiap peristiwa.

Sedangkan yang berperan sebagai tokoh bawahan adalah Papa Kisi, Mama Kisi, Pak Haji, Bu

Haji, Riris, Mauricio, Velly, Rani, dan Mas Adit.

Berikut tokoh beserta karakteristiknya, seperti :

Tokoh Utama :

1. Kisi : Seorang gadis manja dari keluarga kaya. Dia gadis yang keras kepala, egois, mudah

bersu’uzhan serta cara bicara dan tingkah lakunya yang kurang sopan. Pengetahuan agama

yang lemah membuatnya menjadi gadis yang mudah putus asa. Namun, dengan hadirnya

Ustadz Bangga, Kisi berubah menjadi gadis yang kuat dan tabah dalam menghadapi setiap

cobaan hidupnya.

2. Ustadz Bangga : Seorang pemuda soleh yang berprofesi sebagai ustadz sekaligus Guru

Agama di SMA Tunas Bangsa yang berkepribadian lembut bijaksana, dan sangat taat kepada

Allah. Sehingga dia menjadi pemuda yang kuat yang dapat menahan godaan hawa nafsu.

Ustadz Bangga adalah keponakan Pak Haji dan dia tinggal bersama Pak Haji dan Bu Haji.

Tokoh Bawahan :
1. Papa Kisi : Kisi sangat menyayangi Papanya sebab papanya selalu menuruti semua

permintaan Kisi. Dia adalah sosok papa yang baik dan penyabar. Namun, tak berapa lama

papa Kisi meninggal karena kecelakaan.

2. Mama Kisi : Dia sangat menyayangi Kisi. Dia ibu yang baik dan juga sosok ibu yang selalu

sabar dalam menghadapi tingkah laku Kisi yang kurang sopan. Semenjak kepergian

suaminya, mama Kisi berubah menjadi perempuan yang taat kepada Allah.

3. Riris : Dia adalah sahabat Kisi. Riris perempuan yang ramah, anggun, setia kawan, dan aktif

dalamkegiatan keagamaan. Dia selalu menasehati Kisi ketika Kisi melakukan hal yang salah.

4. Mauricio : Seorang cowok idola di sekolah Kisi karena ketampanannya. Dia adalah adik

kelas Kisi. Mauricio merupakan cowok yang ditaksir Kisi. Namun Mauricio lebih memilih

Riris daripada Kisi. Akan tetapi Riris menolaknya karena Maurico cowok ateis.

5. Velly : Velly adalah musuh Kisi. Dia cewek centil, sombong, dan dia suku menggoda Ustadz

Bangga. Kisi sangat membencinya karena Kisi menyukai Ustadz Bangga. Padahal Velly

sudah punya pacar. Dan Velly lah yang telah menyebabkan Kisi kehilangan kaki kanannya.

6. Rani : Dia adalah adik Ustadz Bangga. Dia adalah adik yang baik dan Ustadz Bangga sangat

menyayanginya. Rani dan orang tuanya tinggal di Surabaya.

7. Mas Adit : Dia adalah kakak sepupu Kisi. Dia tinggal di Kalimantan dan dia seorang

mahasiswa. Mas Adit orang yang humoris yang selalu menghibur Kisi dan menjadi

penyemangat Kisi saat Kisi sedang dalam masalah.

Untuk menggambarkan karakter tokoh tersebut, pengarang menggunakan teknik

analitik dan teknik dramatik. Teknik analitik yaitu karakter tokoh diceritakan langsung oleh

pengarang. Teknik dramatik yaitu karakter tokoh dikemukakan melalui penggambaran fisik

dan perilaku tokoh, pengungkapan jalan pikirsn tokoh, serta penggambaran oleh tokoh lain.

3.3 Alur Peristiwa Dalam Novel Bercinta Dalam Tahajudku


Alur yang terdapat pada novel Bercinta Dalam Tahajudku adalah alur campuran. Alur

campuran yaitu alur yang merupakan gabungan dari alur maju dan alur mundur. Pada novel

ini di awal cerita menceritakan masa sekarang, kemudian kembali ke peristiwa masa lalu,

kemudian menuju ke peristiwa masa depan. Begitu seterusnya hingga akhir cerita.

3.4 Setting Pada Novel Bercinta Dalam Tahajudku

Latar atau setting adalah segala keterangan, petunjuk, pengakuan yang berkaitan

dengan tempat, waktu, dan suasana terjadinya peristiwa dalam cerita.

a. Latar tempat

Latar ini berhubungan dengan masalah tempat suatu cerita terjadi. Di dalam novel ini latar

tempatnya meliputi : SMA Tunas Bangsa (sekolah Kisi), masjid, rumah Kisi, kamar Kisi,

rumah Pak Haji, rumah sakit, dan tempat pemakaman.

b. Latar waktu

Latar waktu berkaitan dengan saat berlangsungnya suatu cerita. Di dalam novel ini latar

waktu yang ditampilkan meliputi waktu pagi hari, siang hari, sore hari, malam hari, Maghrib,

Isya’, Subuh, jam 03.00 pagi, 30 Oktober 2006, 1 November 2006, 5 Desember 2006, 24 Mei

2007, dan 30 Mei 2007.

c. Latar suasana

Menunjukkan suasana yang ditampilkan saat peristiwa terjadi. Di dalam novel ini latar

suasana yang digambarkan meliputi suasana sepi, sunyi, ramai, tegang, dan khidmat.

3.5 Sudut Pandang Pada Novel Bercinta Dalam Tahajudku

Sudut pandang merupakan cara memandang pengarang dalam menempatkan dirinya

pada posisi tertentu dalam cerita novel tersebut. Sudut pandang dibedakan menjadi sudut

pandang orang pertama dan sudut pandang orang ketiga

Sudut pandang yang digunakan pengarang dalam novel Bercinta Dalam Tahajudku

adalah sudut pandang orang ketiga “dia” maha tahu. Dalam novel ini pengarang mampu
menceritakan sesuatu yang bersifat baik dapat diindera maupun sesuatu yang terjadi dalam

hati dan pikiran tokoh. Sehingga pembaca menjadi tahu keadaan luar dan dalam masing-

masing tokoh.

3.6 Amanat Yang Terkandung Dalam Novel Bercinta Dalam Tahajudku

Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang. Pesan ini bisa berupa

harapan, nasihat, kritik, dan sebagainya. Pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada

pembaca melalui novel Bercinta Dalam Tahajudku ini adalah :

1.) Membiasakan hidup sabar dan tawakal dalam menghadapi cobaan Allah.

2.) Jangan mudah putus asa.

3.) Jangan mudah berprasangka buruk atau bersu’uzhan karena dapat merugikan diri sendiri dan

orang lain.

Ketiga pesan tersebut disampaikan oleh pengarang melalui dialog antar tokoh.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan-pembahasan yang telah penulis uraikan pada bab-bab

sebelumnya, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

Novel merupakan karya prosa fiksi yang ditulis secara naratif (dalam bentuk cerita)

yang memiliki unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik yang dapat mendukung sebuah novel.
Unsur instrinsik itu meliputi tema, tokoh, alur, setting, sudut pandang, dan amanat.

Sedangkan unsur ekstrinsiknya meliputi biografi pengarang, sosial budaya pengarang, politik

dan ekonomi.

Membaca sebuah novel pada hakikatnya merupakan kegiatan apresiasi sastra secara

langsung. Maksudnya adalah kegiatan memahami novel dengan sungguh-sungguh sehingga

tumbuh pengertian, penghargaan, serta kepekaan kritis yang baik terhadap novel yang dibaca.

Dengan begitu, pembaca tidak hanya mengetahui jalan ceritanya saja,tetapi juga unsur-unsur

yang mendukungnya.

Novel Bercinta Dalam Tahajudku merupakan karya prosa fiksi yang unsure

instrinsiknya sebagai berikut :

1. Temanya adalah kebangkitan dan perubahan Kisi Carissa menjadi gadis yanglebih baik.

2. Tokoh utamanya adalah Kisi Carissa dan Ustadz Bangga serta ditunjang oleh beberapa tokoh

tambahan lainnya.

3. Alurnya menggunakan alur campuran yakni gabungan dari alur maju dan alur mundur.

4. Setting yang digunakan adalah setting tempat, setting waktu, dan setting suasana.

5. Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang ketiga “dia” maha tahu.

6. Amanatnya adalah biasakanlah hidup sabar dan tawakal.

4.2 Kritik dan Saran

Dengan tersusunnya makalah ini penulis menyarankan agar pembaca pada umumnya

serta siswa-siswi SMAN 1 ...... pada khususnya, dapat mengetahui dan memahami tentang

macam-macam unsur instrisik dalam sebuah novel maupun karya sastra lainnya.

Selain itu, disarankan agar para siswa-siswi senantiasa untuk membaca dan menelaah

apa yang ada disekitarnya untuk mempertajam fikiran, salah satu caranya adalah dengan

menelaah karya satra yang banyak akan nilai kemanusiaan dan kehidupan.
Setelah para siswa-siswi membaca ataupun menelaah karya sastra, hendaknya para

siswa-siswi mampumenyebutkan satu-persatu unsur instrinsik yang terkandung dalam sebuah

karya sastra, yang meliputi tema, tokoh, alur, setting, sudut pandang, dan amanat. Dengan

begitu siswa-siswi mampu memahami jalan cerita di dalamnya serta mampu menceritakan

kembali cerita yang dibaca. Dan juga, disarankan kepada pembaca pada umumnya serta

siswa-siswi SMAN 1 ...... pada khususnya, mampu memahami dan menangkap nilai-nilai

kehidupan pada sebuah karya sastra yang dibaca sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari.

Akhirnya penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu penulis menerima setiap kritik dan saran yang membangun dari para pembaca yang

dapatmemperbaiki dan menyempurnakan makalah ini.


DAFTAR PUSTAKA

Ashela. 2010. Bercinta Dalam Tahajudku. Jogjakarta : DIVA Press

Anwar, M.Shoim. 2012. Sejarah Sastra Indonesia. Sidoarjo : Media Ilmu

Departemen Pendidikan Nasional. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat.

Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Honiatri, Euis dan E. Kosasih. 2013. Intisari Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung : CV.

Pustaka Setia

Tjahjono Tengsoe, Liberatus. 1988. Sastra Indonesia Pengantar Teori dan Apresiasi. NTT :

Nusa Indah

Situs :

(http://mengerjakantugas.blogspot.com/2011/02/apresiasi-sastra-berarti-
penghargaan.html?m=1)
(http://sheltercloud.blogspot.com/2009/11/pengertian-dan-fungsi-sastra.html?m=1)

LAMPIRAN I

SINOPSIS NOVEL “BERCINTA DALAM TAHAJUDKU” KARYA ANSHELA

Seorang gadis bernama Kisi Carissa yang merupakan anak tunggal dari keluarga

berada. Dia egois, keras kepala, manja, dan mudah berburuk sangka. Tiba-tiba dia

dibenturkan dengan peristiwa dahsyat ditinggal sang ayah tercinta untuk selamanya dengan

cara tragis yang telah mengambil separuh kekuatannya.


Tak cukup itu, orang yang dia sukai selama ini benar-benar tidak memilihnya

melainkan memilih sahabat baiknya sendiri, Riris. Namun, Tuhan hadirkan Ustadz Bangga

dalam hidupnya. Dari situ, Kisi mulai mendekatkan dirinya kepada Allah dan membawa

dirinya ke jalan Allah. Walaupun niatnya bukan karena Allah tapi orang-orang sekelilingnya

percaya bahwa suatu hari nanti Kisi akan melakukan itu karena Allah.

Ketika Kisi mulai ikhlas untuk berubah, dia didatangkan dengan satu musibah. Kaki

kanannya terpaksa diamputasi karena sebuah kecelakaan yang disebabkan oleh kelakuan

Velly. Dari situ, dia belajar arti sabar dan tawakal. Paling penting, dia belajar untuk ikhlas

memaafkan orang lain.

Kesabaran dan keikhlasannya menghadapi ujian-ujian yang berat membuahkan

sebuah hasil. Ustadz Bangga lelaki yang dia idamkan selama ini datang melamarnya. Namun

Kisi salah paham. Kisi mengira kalau Ustadz Bangga akan menikahi gadis lain. Kemudian

Kisi meminta kepada Tuhan agar pernikahan Ustadz Bangga gagal. Padahal gadis yang akan

dinikahi itu adalah dia sendiri. Ketika dia telah menyadari bahwa Ustadz Bangga akan

menikahinya, hatinya sangat senang. Sampai Kisi lupa akan do’anya.

Dan hari yang ditunggu-tunggu itu datang. Kisi begitu bahagia karena dia akan

memiliki Ustadz Bangga seutuhnya. Namun, kebahagiaan Kisi lenyap seketika setelah

mendengar berita kalau Ustadz Bangga meninggal. Dan ternyata do’anya itu terkabulkan.

Kisi sangat menyesal.

Pembaca tercinta, novel ini dengan sajian kisah yang menarik mengajarkan makna

pelajaran penting dalam kehidupan yakni sabar dan tawakal. Selain itu, anda pun bisa

menemukan seabrek keluarbiasaan salat tahajud bagi kualitas hidup anda.

Vous aimerez peut-être aussi