Vous êtes sur la page 1sur 19

AKUNTANSI HOTEL

“BISNIS PARIWISATA”

OLEH KELOMPOK 1 :

DESAK NYOMAN SUTRISNA YANTI 1415351105

LUH AYU AGUSTINA TRISNA DEWI 1415351111

NI KOMANG SRI ARIYANI 1415351113

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya kami dapat menyusun paper ini dengan baik dan tepat pada
waktunya. Dalam paper ini kami membahas “Bisnis Pariwisata” .Paper ini dibuat dengan
bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menghadapi tantangan dan hambatan selama
mengerjakan paper ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan paper ini

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada paper ini. Oleh
karena itu, kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun paper ini. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan paper selanjutnya. Semoga paper ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua. Akhir kata kami mengucapkan terima kasih.

Denpasar, 13 Februari 2017

Penulis

Akuntansi Hotel | 1
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .................................................................................................. 1

DAFTAR ISI .................................................................................................................. 2

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Rumusan Masalah ................................................................................... 3

1.2 Tujuan Penulisan ...................................................................................... 3

BAB II. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pariwisata .............................................................................. 4

2.2 Jenis-Jenis Pariwisata .............................................................................. 6

2.3 Usaha-Usaha Pariwisata .......................................................................... 8

2.4 Motivasi Melakukan Perjalanan .............................................................. 9

2.5 Pemasaran Pariwisata .............................................................................. 11

2.6 Aspek Ekonomis Pariwisata .................................................................... 13

2.7 Dampak Pembangunan Pariwisata .......................................................... 14

BAB III. PENUTUP

4.1 Kesimpulan .............................................................................................. 16

4.2 Saran ........................................................................................................ 17

BAB IV. DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 18

Akuntansi Hotel | 2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Rumusan Masalah Penulisan

1. Apa pengertian dari pariwisata?


2. Apa saja jenis jenis pariwisata?
3. Apa saja yang termasuk usaha-usaha pariwisata?
4. Bagaimana motivasi melakukan perjalanan?
5. Bagaimana pemasaran pariwisata?
6. Apa saja aspek ekonomis dari pariwisata?
7. Apa saja dampak pembangunan pariwisata?

1.2 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian dari pariwisata


2. Untuk mengetahui jenis jenis pariwisata
3. Untuk mengetahui usaha-usaha pariwisata
4. Untuk mengetahui apa motivasi melakukan perjalanan
5. Untuk mengetahui cara pemasaran pariwisata
6. Untuk mengetahui aspek ekonomis dari pariwisata
7. Untuk mengetahui dampak dari pembangunan pariwisata

Akuntansi Hotel | 3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pariwisata

Indonesia sebagai Negara yang mempunyai keindahan alam dan atraksi


budaya menawan mempunyai kesempatan untuk menjadi salah satu tujuan wisata.
Pariwisata di Indonesia di harapkan menjadi sumber devisa yang mendukung
penerimaan Negara dari sector lainnya.

Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang
dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya
tarik wisata.(UU No.9 tahun 1990 pasal 1). Lingkup pengertian wisata adalah :

1. Kegiatan perjalanan.
2. Dilakukan secara sukarela.
3. Bersifat sementara.
4. Perjalanan itu seluruhnya atau sebagian bertujuan untuk menikmati obyek dan
daya tarik wisata.

Obyek dan daya tarik wisata merupakan sasaran perjalanan wisata yang meliputi:

1. Ciptaan Tuhan Yang Maha Esa , yang berwujud keadaan alam serta flora dan
fauna seperti pemandangan alam, panrama indah, hutan rimba dengan
tumbuhan hutan tropis, serta binatang-binatang langka.
2. Karya manusia yang berwujud museum, peninggalan purbakala, peninggalan
sejarah, seni budaya, wisata agro ( pertanian), wisata tirta (air), wisata
petualangan, taman rekreasi dan tempat hiburan.
Wisata minat khusus, seperti berburu, mendaki gunung, gua, industry dan
kerajinan tempat perbelanjaan, sungai air deras, tempat-tempat ibadah, tempat-tempat
ziarah dan lain-lain., secara tidak langsung memberikan peluang atau sebagai salah
satu wujud strategi dalam mencintai dan melestarikan nilai-nilai tempat-tempat wisata
yang di maksud.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia “kepariwisataan” merupakan kata
nomina yaitu kata benda berarti perihal atau yang berhubungan dengan pariwisata .

Akuntansi Hotel | 4
Sedangkan “pariwisata” juga merupakan kata nomina yang berarti berhubungan
dengan perjalanan untuk rekreasi, pelancongan, dan turisme. Jika pariwisata dikaitkan
dengan kata bahari ( pariwisata bahari ) artinya pariwisata yang objeknya adalah laut
dan isinya ( berperahu, berselancar, menyelam dll sebagainya.)
Kata “ Pariwisata” berasal dari bahasa Jawa Kuna, menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia:
 Kata “pari” berarti semua, segala, sekitar,sekeliling.
 Kata “wisata” berarti berpergian bersama-sama untuk memperluas
pengetahuan, bersenang-senang dan sebagainya.
Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk
pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang
tersebut (UU No.9 tahun 1990 pasal 1). Sehingga lingkup pariwisata meliputi :
1. Semua kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan wisata.
2. Pengusahaan obyek dan daya tarik wisata, seperti kawasan wisata, taman
rekreasi, kawasan peninggalan sejarah (candi, makam), pegelaran seni budaya,
dll sebagainya.
3. Pengusahaan jasa dan sarana pariwisata seperti biro perjalanan wisata,
pramuwisata, pameran ,angkutan wisata, akomodasi , dll sebagainya.
Mc.Intosh dan Goeldner (1984:4) mengatakan pariwisata sebagai sekumpulan
fenomena dan hubungan yang tumbuh dari interaksi antara wisatawan (para
pelancong), para pengusaha dengan pemerintahan dan masyarakat tuan rumah.
Interaksi ini terjadi dalam suatu proses dimana pemerintah dan masyarakat tuan
rumah berusaha untuk mempengaruhi para wisatawan dan pengunjung lainnya
tersebut untuk singgah di tempat/ daerah atau Negara yang mereka kunjungi.
Murphy(1985:9) mengatakan pariwisata adalah gejala ekonomi karena adanya
permintaan dari pihak wisatawan dan penawaran dari pemberi jasa pariwisata (biro
perjalanan ,penginapan,rumah makan).
Wisatawan menurut kamus besar bahasa Indonesia merupakan kata nomina
yang berarti orang berwisata, pelancong atau turis artinya orang yang memasuki
wilayah atau Negara lain dengan tujuan apapun asal bukan untuk tinggal menetap atau
melakukan usaha yang teratur , dan mengeluarkan uangnya dinegara yang di kunjungi
serta tidak memperoleh uang dari Negara tersebut.

Akuntansi Hotel | 5
The Commite of Statistical Experts of the league of Nations (1937) memberikan
beberapa definisi terkait dengan wisatawan sebagai berikut:
1. Wisatawan adalah setiap orang yang mengunjungi suatu Negara selain Negara
di mana ia biasanya tinggal dan dengan periode setidak-tidaknya selama 24
jam.
2. Yang biasa dianggap sebagai wisatawan adalah :
a Orang-orang yang berpergian untuk tujuan bersenang-senang, alasan
keluarga, untuk tujuan kesehatann dan lain sebagainya.
b Orang-orang yang berpergian untuk mengadakan pertemuan atau
mewakili kedudukan sebagai diplomat, misi keagamaan, orang-orang
yang berpergian dengan alasan dagang .
c Orang-orang yang singgah dalam pelayaran lautnya, sekalipun bila
mereka tinggal kurang dari 24 jam.
3. Yang tidak biasa dianggap sebagai wisatawan adalah:
a Orang-orang yang datang baik dengan dasar kontrak maupun tidak,
untuk mencari kerja atau yang bekerja pada suatu aktivitas usaha di
Negara tersebut.
b Orang –orang lain yang datang untuk menetap menjadi penduduk di
Negara tersebut.
c Pelajar dan orang-orang muda yang mondok di rumah pemondokan
atau asrama.

Jadi dapat di simpulkan bahwa yang bisa di sebut sebagai wisatawan adalah yang
memiliki ciri-ciri berikut :
1. Perjalanan itu dilakukan lebih dari 24 jam.
2. Perjalanan itu dilakukan hanya untuk sementara waktu.
3. Orang yang melakukannya tidak untuk mencari nafkah di tempat di Negara
yang di kunjunginya.

2.2 Jenis-Jenis Pariwisata

Definisi pariwisata dan wisatawan yang telah dijelaskan sebelumnya memberi


gambaran tentang tujuan seseorang melakukan perjalanan wisata. Definisi tersebut
akan mempengaruhi dan menentukan jenis-jenis pariwisata yang dapat di

Akuntansi Hotel | 6
kembangkan didaerah tujuan wisata sehingga menarik wisatawan untuk
mengunjunginya. Menurut Spillane(1989) terdapat beberapa jenis pariwisata :

1. Pleasure tourism (pariwisata menikmati perjalanan)


Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang yang meninggalkan tempat
tinggalnya untuk berlibur, mencari udara segara yang baru, mengendorkan
ketegangan sarafnya, menikmati keindahan alam, menimati hikayat suatu
daerah, menikmati liburan dll sebagainya.Jenis pariwisata ini menyangkut
begitu banyak unsur yang sifatnya berbeda karena pengertian ultilitas pleasure
yang berbeda sesuai dengan karakter , citarasa , latar belakankehidupan , dan
temparemen individu.
2. Recreation tourism ( pariwisata rekreasi)
Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang yang menghendaki pemanfaatan
hari-hari libur untuk istirahat , memulihkan kembali kesegaran jasmani dan
rohani yang akan menyegarkan keletihan dan kelelahan.
3. Cultural tourism (pariwisata budaya)
Jenis pariwisata ini ditandai oleh adanya rangkaian motivasi seperti keinginan
untuk belajar di pusat-pusat pengajaran dan riset., mempelajari adat istiadat ,
cara hidup masyarakat suatu Negara , mengunjungi peninggalan bersejarah ,
mengunjungi peninggalan masa kini , pusat-pusat kesenian dan keagamaan ,
mengikuti festival seni music , film , teater , tari dan sebagainya.
4. Sport tourism (pariwisata olahraga)
Jenis pariwisata ini di bagi dalam dua kategori :
a Big sport event seperti : Olympiade games, tenis ,kejuaraan sepak bola.
b Sporting tourism of practionaer yaitu pariwisata olah raga bagi mereka
yang ingin berlatih dan mempraktikan sendiri , seperti pendakian
gunung , berburu, memancing, dan lain-lain sebagainya.
5. Business shoping tourism (pariwisata dagang besar-belanja)
Jenis perjalanan ini menurut banyak ahli tidak termasuk dalam kegiatan
pariwisata karena unsur voluntary tidak terlibat didalamnya.Dalam jenis
pariwisata ini, unsur yang ditekankan adalah kesempatan yang di gunakan oleh
pelaku perjalanan wisata menggunakan waktu-waktu bebasnya untuk
menjadikan dirinya sebagai wisatawan dengan mengunjungi dan menikmati
obyek wisata dan berbelanja.

Akuntansi Hotel | 7
6. Convention tourism (pariwisata konveksi)
Jenis pariwisata ini mengalami perkembangan yang luar biasa dan menjadi
penting dalam sumbangan terhadap devisa Negara. Hal ini dapat dilihat dari
banyaknya Negara yang mulai tertarik dan menganggap jenis pariwisata ini
degan banyaknya hotel atau bangunan –bangunan khusus dilengkapi untuk
menunjang convention tourism. Fasilitas konveksi ini di gunakan untuk
melalkukan pertemuan-pertemuan kepala Negara ataupun organisasi-
organisasi dunia yang melibatkan banyak Negara dan banyak peserta.

2.3 Usaha Pariwisata


Industri pariwisata merupakan jenis industry yang mempunyai matarantai
kegiatan yang sangat panjang. Banyak kegiatan yang terkait dengan industry
pariwisata, hal ini berarti banyak industry lain yang dapat digerakan oleh industry
pariwisata seperti kegiatan biro perjalanan, transportasi, perhotelan,
restoran,kesenian,dan budaya daerah, kerajinan rakyat, guider,pameran dan olahraga
internasional yang diselenggarakan didaerah-daerah.
Undang-Undang Republik Indonesia No.9 tahun 1990 memberikan definisi
tentang Usaha Pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa
pariwisata atau menyediakan (mengusahakan) obyek dan daya tarik wisata, usaha
sarana pariwisata dan usaha lain yang terkait dibidang tersebut. Sektor-sektor yang
dianggap termasuk sector pariwisata adalah:
1. Akomodasi termasuk didalamnya hotel, villa , penginapan,dan pemondokan.
2. Jasa boga termasuk didalamnya restoran,cafeteria,dan rumah makan.
3. Usaha wisata termasuk didalamnya pengusahaan obyek wisata , usaha
souvenir dan usaha hiburan.
4. Agen perjalanan wisata termasuk di dalamnya travel agent.
5. Perusahaan angkutan atau transportasi termasuk didalamnya perusahaan
angkutan darat, angkutan laut, angkutan udara yang menunjang perjalanan
wisman dan wisdom.
6. Convention organizer.
7. Pelatihan dan pendidikan.

Lastara (1997) mengemukakan bahwa usaha jasa pariwisata adalah usaha yang
menyediakan jasa perencanaan, jasa pelayanan dan jasa penyelenggaraan pariwisata,

Akuntansi Hotel | 8
yang dapat terdiri dari beberapa jenis usaha. Yang termasuk sebagai usaha jasa
pariwisata adalah :

1. Usaha biro perjalanan wisata, merupakan usaha penyediaan jasa perencanaan


dan atau jasa pelayanan dan penyelenggaraan wisata ( UU no. 9 tahun 1990
tentang kepariwisataan)
2. Usaha agen perjalanan wisata, adalah usaha jasa perantara untuk menjual dan
atau mengurus jasa untuk perjalanan wisata
3. Usaha jasa pramuwisata, adalah seseorang yang bertugas memberikan
bimbingan, penerangan dan petunjuk tentang objek wisata, serta membantu
segala sesuatu yang diperlukan oleh wisatawan di dalam perjalanan
4. Usaha jasa konversi, perjalanan insentif dan pameran, merupakan usaha
dengan kegiatan pokok member jasa pelayanan bagi suatu pertemuan
kelompok orang (negarawan, cendekiawan, usahawan) untuk membahas
masalah-masalah yang berkaitan dengan kepentingan bersama
5. Usaha jasa impresariat, adalah kegiatan pengurusan penyelenggaraan hiburan
baik yang berupa mendatangkan , mengirimkan maupun mengembalikannya
serta menentukan tempat, waktu dan jenis hiburan
6. Usaha jasa konsultan pariwisata, adalah jasa berupa saran dan nasehat yang
diberikan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang timbul mulai dari
penciptaan gagasan, pelaksanaan dan operasinya disusun secara sistematis
berdasarkan disiplin ilmu yang diakui, yang disampaikan secara lisan, tertulis
maupun gambar oleh tenaga ahli professional
7. Usaha jasa informasi pariwisata, adalah keterangan dalam bentuk apapun
mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan kepariwisataan.

2.4 Motivasi Melakukan Perjalanan

H.Peter Gray (1970) seperti dikutip oleh Prof.Dr.I Nyoman Erawan,


mengemukakan beberapa alasan seseorang melakukan perjalanan untuk bersenang-
senang, sebagai berikut :

1. Faktor haus akan sinar (sunlust), yaitu sifat-sifat yang mendasar pada tabiat
manusia, yang menyebabkan seseorang ingin pergi meninggalkan sesuatu
yang sudah biasa dilihat dan dirasakan, untuk melihat suatu daerah atau
kebudayaan baru yang berbeda. Jadi ini adalah fungsi dari karakter manusia.
Akuntansi Hotel | 9
2. Faktor yang menimbulkan jenis perjalanan yang khusus, yang tergantung pada
adanya hal-hal yang menyenangkan yang berbeda dan lebih baik untuk tujuan
tertentu dibandingkan dengan yang ada di tempat sendiri, seperti liburan
musim dingin di Florida, Hawai atau Caribia oleh orang-orang Canada dan
orang-orang yang berasal dari Amerika Serikat sebelah Utara.
Spillance (1989) mengemukakan produk dari obyek atau industri pariwisata memiliki
beberapa sifat khusus antara lain :
1. Produk wisata tidak dapat dipindahkan karena orang tidak dapat membawa
produk wisata ke wisatawan, tapi wisatawan itu sendiri yang harus
mengunjungi, mengalami, dan datang untuk menikmati produk wisata.
2. Produksi dan konsumsi terjadi pada waktu yang bersamaan. Tanpa wisatawan
yang sedang menggunakan jasa wisata itu, tidak akan terjadi kegiatan produksi
wisata.
3. Pariwisata tidak mempunyai standar ukuran yang obyektif karena pariwisata
memiliki berbagai ragam jenis pariwisata.
4. Wisatawan tidak dapat mencicipi, mengetahui, ataupun menguji produk itu
sebelumnya karena wisatawan hanya melihat melalui brosur, internet, ataupun
alat promosi lainnya.
5. Produk wisata mengandung resiko tinggi karena memerlukan modal besar,
sedangkan permintaannya sangat peka dan rentan terhadap situasi ekonomi,
politik, sikap masyarakat, dan kesukaan wisatawan.
Dinas Pariwisata Provinsi Bali (2005) mengemukakan bahwa hasrat ingin tahu dan
jiwa petualangan yang diberikan oleh sang pencipta kepada manusia merupakan
dorongan terhadap kita untuk melakukan perjalanan kemana saja yang ingin kita
lintasi dan nikmati obyek wisatanya meskipun sampai ke negeri orang. Selain hal
tersebut ada beberapa faktor yang menjadi penyebab untuk melakukan perjalanan
wisata yaitu :
1. Kondisi Lingkungan
Kondisi lingkungan sekitar yang kurang baik/rusak, lingkungan tempat tinggal
yang bising dan kotor, ataupun pemandangan yang membosankan.
2. Kondisi Sosial Budaya
Seperti kurang tersedianya fasilitas rekreasi, kegiatan yang rutin dalam
masyarakat setempat, terlalu banyak kerja, adanya perbedaan sosial antar
anggota masyarakat dan lain-lain.

Akuntansi Hotel | 10
3. Kondisi Ekonomi
Konsumsi yang tinggi dari masyarakat, biaya hidup sehari-hari, tingkat daya
beli yang tinggi, banyaknya waktu luang serta relatif rendahnya ongkos
angkutan.
4. Pengaruh Kegiatan Pariwisata
Peningkatan publikasi dan penyebaran informasi setrta timbulnya pandangan
tentang nilai lebih dari kegiatan berwisata terhadap fungsi sosial masyarakat.

2.5 Pemasaran Pariwisata


Pemasaran daerah tujuan wisata adalah keseluruhan usaha untuk mengenalkan
produk wisata yang ditawarkan oleh daerah tujuan wisata baik yang tangiable maupun
intangiable produk, mengenali identitas wisatawan yang mempunyai waktu, uang dan
mempunyai keinginan untuk berwisata, dan mencari cara terbaik untuk mencapai dan
meyakinkan wisatawan untuk berkunjung ke daerah tujuan wisata. Tujuan utama
pemasaran pariwisata adalah tidak hanya menyangkut jumlah maksimal wisatawan
yang berkunjung dan tinggal lebih lama tetapi lebih diutamakan quality tourism yang
dengan promosi selektif dapat mencapai wisatawan dengan belanja yang sangat besar
dan terjadi repeat request. Pemasaran daerah tujuan pariwisata memerlukan kerjasama
dengan pihak-pihak terkait seperti : pemerintah (menparpostel), perusahaan jasa
penerbangan dalam dan luar negeri, jasa transportasi darat, biro wisata, travel,
restoran dan hotel. Sasaran pasar dapat dicapai dengan menggunakan data statistik,
dan informasi seperti rata-rata lama tinggal, pengeluaran per kapita wisatawan, jumlah
kunjungan wisatawan, dan waktu-waktu pilihan yang menarik wisatawan untuk
datang dan mengunjungi daerah tujuan wisata (peak season and off season).
Realisasi kedatangan wisman ke Indonesia menunjukan bahwa jumlah wisman
yang datang paling banyak pada bulan Agustus dan Desember (peak season) karena
wisman memperoleh hak menikmati liburan atau hak cuti dari tempat kerjanya dan
bersamaan liburan natal dan tahun baru, sedangkan bulan Maret, April, Mei
merupakan bulan sepi kunjungan (off season).
Pemasaran daerah tujuan wisata dapat dilakukan tidak hanya dengan melakukan
promosi melalui iklan, brosur, internet maupun alat-alat promosi lainnya tetapi dapat
juga dengan mengundang penulis atau wartawan pariwisata asing dengan tujuan agar
penulis atau wartawan tersebut menulis atau meliput hasil kunjungannya di daerah
tujuan wisata .

Akuntansi Hotel | 11
Dalam manajemen pemasaran global, prinsip-prinsip dalam marketing mix
masih berlaku. H.F. Stanley dalam (Spillance,1989), seorang konsultan Pasific Asia
Travel Association (PATA) membagi unsur marketing mix dalam pariwisata menjadi
:
1. Product mix
Wisatawan memerlukan jasa objek wisata dan sarana wisata tertentu. Sarana
wisata adalah sarana sosial ekonomi secara keseluruhan atau sebagian
menghasilkan jasa atau barang yang digunakan wisatawan seperti hotel, rumah
makan, sarana olahraga, dan atraksi kesenian. Faktor penting dalam product
mix adalah masalah pemeliharaan warisan budaya, peninggalan sejarah, dan
pemeliharaan fisik dan nonfisik.
2. Distribution mix
Distribution mix mencakup jasa transportasi darat, laut dan udara yang
melibatkan perusahaan jasa transportasi darat, laut, udara, biro perjalanan dan
guide. Kunci penting dalam distribution mix adalah layanan agar wisatawan
memperoleh kepuasan saat mengkonsumsi produk pariwisata.
3. Communication mix
Communication mix diperlukan untuk menginformasikan, mengenalkan,
menarik, dan mendorong wisatawan agar mengunjungi suatu daerah tujuan
wisata. Ada beberapa pendekatannya yaitu :
a Sales promotion
Meliputi kegiatan komunikasi yang diarahkan kepada wisatawan
melalui media umum, biro perjalanan, dan hubungan langsung dengan
wisatawan.
b Image promotion
Dilakukan dengan cara membujuk secara halus untuk memberi kesan
dan gambaran suatu daerah tujuan wisata melalui kunjungan
perkenalan juru foto spesialis, penulis atau wartawan pariwisata,
feature khusus disurat kabar atau majalah, dan pengiriman misi
kesenian ke berbagai negara.
c Melalui pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan kepada semua staf
organisasi yang terkait dalam mata rantai kegiatan pariwisata.
d Melalui jasa penerangan kantor pariwisata, termasuk jasa surat
menyurat, dan hubungan korespondensi melalui alat komunikasi

Akuntansi Hotel | 12
4. Service mix
Kegiatan dalam service mix merupakan kebijakan pemerintah untuk
memperlancar perjalanan dan persinggahan wisatawan, seperti kebijakan visa
dan ketentuan bea cukai.

2.6 Aspek Ekonomis Pariwisata


Penelitian yang dilakukan Chau di Hawai (Spillance, 1989) menunjukan
bahwa setiap kenaikan kunjungan wisatawan sebanyak 25.000 orang mengakibatkan
terciptanya kesempatan kerja langsung sebanyak 390 orang dan tidak langsung
sebanyak 243 orang. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh International Union
of Office Travel Organization menyimpulkan bahwa kesempatan kerja yang terbuak
diseluruh dunia untuk bidang hotel dan restaurant diperkirakan mencapai 75.000
orang per tahunnya (Spillance,1989).
Menurut Tambunan (1999), industri pariwisata dapat menjadi sumber
Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah industri pariwisata yanhg dimiliki masyarakat
daerah (community tourism development atau CTD). Kegiatan CTD meliputi
pengembangan dan pelestarian budaya , kesenian dan budaya berbagai desa di daerah
tujuan wisata. Pilar ekonomi CTD dapat meningkatkan PAD dapat dilihat dari usaha
pemerintah daerah dalam melakukan pungutan dan retribusi resmi dari kegiatan
industri yang bersifat multisektoral, yang meliputi usaha perhotelan, restoran, usaha
wisata, usaha perjalanan wisata, professional convention organizer, pendidikan
formal dan informal, pelatihan dan transportasi.
Keterkaitan kegiatan industri pariwisata dengan penerimaan daerah melalui
jalur PAD terdiri dari pajak daerah, restribusi daerah, pendapatan hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan, bagi hasil kekayaan bukan pajak dan pendapatan
transfer yang terdiri dari dana bagi hasil pajak, dana bagi hasil sumber daya alam,
dana alokasi umum serta dana alokasi khusus. Sebagai contoh, keberadaan hotel
disuatu daerah kabupaten atau kota akan menjadi sumber PAD baginya :
1. Pajak daerah (berupa pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame
dan pajak minuman beralkohol)
2. Restribusi daerah (berupa uang sepadan reklame, restribusi kebersihan, uang
sewa tanah/bangunan, restribusi ijin mendirikan bangunan, dan restribusi
parker)

Akuntansi Hotel | 13
3. Laba BUMN (berupa penggunaan jasa bank pemerintah daerah, PD bank
pasar, dan PD air minum)
4. Bagi hasil pajak (berupa bagi hasil pajak bumi dan bangunan, bagi hasil bea
perolehan hak atas tanah dan bangunan, bagi hasil pajak penghasilan pasal
25,29, dan pph pasal 21)
5. Bukan pajak (berupa pemberian hak atas tanah pemerintah)
Bagi provinsi, keberadaan hotel yang ada di daerahnya akan menjadi sumber PAD
dari penerimaan :
1. Pajak provinsi (berupa pajak air bawah tanah, pajak bahan bakar kendaraan
bermotor dan pajak kendaraan bermotor)
2. Restribusi provinsi (berupa restribusi pemakaian tanah dan bangunan)
3. Laba BUMN provinsi (berupa penggunaan jasa bank BPD)
4. Bagi hasil pajak provinsi (berupa bagi hasil bumi dan bangunan, bagi hasil bea
perolehan hak atas tanah dan bangunan, bagi hasil pajak pph pasal 25,29 dan
21)

2.7 Dampak Pembangunan Pariwisata


Menurut Dinas Pariwisata Provinsi Bali (2005), manfaat dan keuntungan
dalam pembangunan dan pengembangan pariwisata bila direncanakan dan diarahkan
dengan baik adalah :
1. Manfaat ekonomi (kesejahteraan)
Meningkatkan arus wisatawan baik nusantara atau mancanegara ke suatu
daerah menuntut macam-macam pelayanan dan fasilitas yang semakin
meningkat jumlah dan ragamnya. Hal ini memberi manfaat ekonomi bagi
penduduk, pengusaha maupun pemerintah setempat seperti :
a Penerimaan devisa
b Kesempatan berusaha
c Terbukanya lapangan kerja
d Meningkatkan pendapatan masyarakat dan pemerintah
e Mendorong pembangunan daerah
2. Manfaat sosial budaya
a Pelestarian budaya dan adat istiadat
b Meningkatkan kecerdasan masyarakat
c Meningkatkan kesehatan dan kesegaran jasmani maupun rohani

Akuntansi Hotel | 14
d Mengurangi konflik sosial
3. Manfaat dalam berbangsa dan bernegara
a Mempererat persatuan dan kesatuan
b Menumbuhkan rasa memiliki, keinginan untuk memelihara dan
mempertahkan negara yang ujungnya tumbuh rasa cinta terhadap tanah
air
c Memelihara hubungan baik internasional dalam hal pengembangan
pariwisata
4. Manfaat bagi lingkungan
Pengembangan pariwisata adalah salah satu cara dalam upaya untuk
melestarikan lingkungan, di samping akan memperoleh nilai tambah atas
pemanfaat dari lingkungan yang ada.
Dampak-dampak yang tidak diinginkan karena berkembangnya kepariwisataan di
suatu daerah dapat menyangkut segi ekonomi, sosial budaya, politik maupun
lingkungan seperti :
1. Harga-harga barang atau jasa pelayanan menjadi naik karena banyaknya
pengunjung
2. Penduduk, khususnya remaja suka mengikuti pola hidup para wisatawan yang
tidak sesuai dengan budaya dan kepribadian bangsa kita sendiri
3. Banyaknya pemanfaatan wisatawan oleh orang-orang yang tidak
bertanggungjawab untuk melakukan hal-hal yang tidak pantas seperti
pemerasan, perjudian, pencurian, pengedaran barang-barang terlarang, dan
lain-lain
4. Terjadinya pengrusakan lingkungan, baik karena pembangunan prasarana dan
sarana pariwisata maupun karena ulah pengunjung atau tangan-tangan jahil.

Akuntansi Hotel | 15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat kami ambil dari paper ini pariwisata adalah segala
sesuatu yang berhubungan dengan wisata , termasuk pengusahaan objek dan daya
tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut (UU No.9 tahun 1990
pasal 1). Wisatawan adalah orang yang memiliki ciri-ciri (1) Melakukan perjalanan
lebih dari 24 jam ,(2) Perjalanan itu dilakukan hanya untuk sementara waktu, (3)
Orang yang melakukannya tidak mencari nafkah di tempat di Negara yang di
kunjunginya. Terdapat beberapa jenis pariwisata (Spillance, 1989) yaitu :

1. Pleasure tourism (pariwisata menikmati perjalanan)


2. Recreation tourism ( pariwisata rekreasi)
3. Cultural tourism (pariwisata budaya)
4. Sport tourism (pariwisata olahraga)
5. Business shoping tourism (pariwisata dagang besar-belanja)
6. Convention tourism (pariwisata konveksi

Yang termasuk sebagai usaha jasa pariwisata (Lastara,1997) adalah usaha biro
perjalanan wisata, usaha agen perjalanan wisata, usaha jasa pramuwisata, usaha jasa
konversi, usaha jasa impresariat, usaha jasa konsultan pariwisata, usaha jasa informasi
pariwisata. Dinas Pariwisata Provinsi Bali (2005) mengemukakan ada beberapa
faktor yang menjadi penyebab untuk melakukan perjalanan wisata yaitu kondisi
lingkungan, kondisi sosial budaya, kondisi ekonomi, dan pengaruh kegiatan
pariwisata. H.F. Stanley dalam (Spillance,1989) membagi unsur marketing mix dalam
pariwisata menjadi Product mix, Distribution mix, Communication mix, Service mix.

Keterkaitan kegiatan industri pariwisata dengan penerimaan daerah melalui


jalur PAD terdiri dari pajak daerah, restribusi daerah, pendapatan hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan, bagi hasil kekayaan bukan pajak dan pendapatan

Akuntansi Hotel | 16
transfer yang terdiri dari dana bagi hasil pajak, dana bagi hasil sumber daya alam,
dana alokasi umum serta dana alokasi khusus.

Menurut Dinas Pariwisata Provinsi Bali (2005), manfaat dan keuntungan


dalam pembangunan dan pengembangan pariwisata bila direncanakan dan diarahkan
dengan baik adalah manfaat ekonomi (kesejahteraan), manfaat sosial budaya, manfaat
dalam berbangsa dan bernegara, dan manfaat bagi lingkungan.
Dampak-dampak yang tidak diinginkan karena berkembangnya kepariwisataan di
suatu daerah dapat menyangkut segi ekonomi, sosial budaya, politik maupun
lingkungan.

3.2 Saran

Menyadari bahwa paper kami masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
kami akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan materi paper ini dengan sumber-
sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan.

Akuntansi Hotel | 17
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Widanaputra ,A.A G.P dkk.2009.Akuntansi Perhotelan (Pendekatan Sistem


Informasi).Yogyakarta: Graha Ilmu.

Akuntansi Hotel | 18

Vous aimerez peut-être aussi