Vous êtes sur la page 1sur 11

KAJIAN TESIS MATEMATIKA

Penyaji:
Nama : Fitria Lestari
NPM : 1423021021
Program Studi : Magister Pendidikan Matematika
Judul Kajian tesis : PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN
PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MATEMATIS SISWA
KELAS VIII SMP BOGOR

Penulis : Sukarya
Dokumentasi Tesis : Program Pascasarjana Universitas Terbuka Jakarta
Tahun : 2013
Mata Kuliah : Metodologi Penelitian
: Dr. Sugeng Sutiarso, M.Pd / Dr. Sri Hastuti Noer, M.Pd
Dosen

PASCASARJANA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
TAHUN 2015
2

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN BRAIN


BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP BOGOR

DISUSUN OLEH SUKARYA


A. Abstrak
Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang melibatkan dua kelompok yaitu
kelas eksperimen yang mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan Brain
Based dan kelas kontrol dengan menggunakan Direct Instruction dimana
bertujuan untuk menganalisa pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman
konsep, kemampuan prosedural, dan pemecahan matematis pada siswa SMP kelas
VIII di kota bogor. Subjek penelitian sebanyak 67 siswa kelas VIII yang terdiri
dari 31 siswa kelas kontrol dan 36 siswa kelas eksperimen. Untuk mendapatkan
data penelitian digunakan instrumen berupa tes pemahaman konsep , kemampuan
prosedural, pemecahan masalag matematis siswa dan lembar observasi. Materi
matematika siswa pada penelitian adalah bangun ruang sisi datar. Analisis data
dilakukan secara kuantitaif dan kualitatif. Analasisis datan yang dilakukan secara
kuantitatif dan kualitatif. Analisis kuantitatif dilakukan terhadap hasil tes
kemampuan matematis siswa dengan menggunakan tes kolmogrov-smirnov (Uji
Z), tes levene (Uji F) , uji t sampel independen dan anava dua jalur. Analisis
kualitatif dilakukan untuk menelaah aktivitas siswa dalam pembelajaran.
Berdasarkan hasil analisis menunjukan bahwa tidak ada interaksi pembelajran
dengan pendekatan Brain Based Learning lebih baik dari pada siswa tyang
memperoleh pembelajaran secara konvensional. Peningkatan kemampuan
prosedural matematis siswa setelah memperoleh pembelajaran dengan
menggunakan Brain Based Learning tidak lebih baik dari pada siswa yang
memperoleh pembeljaaran konvensional. Penelitian ini juga menyimpulkan sikap
siswa terhadap pembelajaran matematika dengan pendekatan Brain Based
Learning menunjukan sikap yang positif.
3

Kata kunci : Pembelajaran Matematika dengan pendekatan Brain Based Learning,


Pemahaman konsep, kemampuan prosedural, Pemecahan Masalah
Matematis.

B. Latar Belakang Masalah


Kualitas hasil pembelajaran matematika siswa di Indonesia masih rendah seperti
yang diungkapkan oleh Mulyadi yang didasarkan pada hasil penelitian Trend in
Mathematics and Science Study (TIMSS) terhadap siswa kelas VIII indonesia
tahun 2011. Penilaian yang dilakukan Inetnational Association for the evaluation
of Educational Achievement Study Center Boston college tersebut, diikuti oleh
600.0000 siswa dari 63 negara. Untuk bidang Matematika indonesia berada pada
urutan ke-38 dengan dengan skor 386 dari 42 negara yang siswanya dites. Skor
indonesia turun 11 poin dari penilaian tahun 2007, selain itu diukur berdasarkan
jumlah siswa yang tidak lulus dalam satuan pendidikan baik SD, SMP, muapun
SMA. Salah satunya berdasarkan hasil UN SMP thaun 2012 terdapat 177 siswa di
Jawa Barart tidak lulus dari stauan pendidikan, ketidaklulusan siswa dari satuan
tingkat pendidikan karena tidak lulus untuk mata pelajaran matematika yaitu
sebanyak 60 siswa.
Pendekatan Brain Based Learning adalah pembelajaran yang diselaraskan dengan
cara otak yang didesain secara alamiah untuk belajar. Pembelajarab Brain Based
Learning melibatkan lima komponen penting ketika otak belajar yaitu : 1. Otak
emosional yang dapat membangkitkan hasrat belajar, 2. Otak sosial yang berperan
membangun visi untuk melihat apa yang mungkin, 3. Otak kognitif yang
menumbuhkan niat untuk mengembangkan pengethauan dan kecakapan 4. Otak
kinestesisi yang mendorong tindakan untuk mengubah mimpi menjadi kenyataan,
5. Otak reflektif yang merupakan kemampuan berfikir tingkat tinggi yang akan
menghasilkan kebijaksanaan yang membuat seseorang mampu dan mau
berintropkesi
Karena banyak siswa yang kurang tertarik dengan matematika apalagi berkaitan
dengan soal-soal pemcehan masalah , hal ini menunjukan poerlu ada pendekatan
pembelajaran yang tepat dan sesuai untuk mengatasi masalah yang berkaitan.
4

C.. Rumusan Masalah


1. bagaimana kualitas peningkatan pemahaman konsep peserta didik yang
mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan Brain Based Learning?
2. Bagaimana kualitas peningkatan kemampuan prosedural peserta didik
yang mendapatkan pembelajaran pendekatan Brain Based Learning?
3. Bagaimana kualitas peningkatan pemcahan masalah peserta didik yang
mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan Brain Based Learning?
4. apakah terdapat perbedaan kemampuan matematis siswa yang belajar
melalui pendekatan Brain Based Learning dengan belajar melalu
pendekatan Direct Instruction (pembelajaran langsung)
D. Tujuan Penelitian
1. untuk kualitas peningkatan pemahaman konsep peserta didik yang
mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan Brain Based Learning
2. Untuk mengkaji kualitas peningkatan kemampuan prosedural peserta didik
yang mendapatkan pembelajaran pendekatan Brain Based Learning
3. Untuk mengkaji kualitas peningkatan pemcahan masalah peserta didik
yang mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan Brain Based
Learning
4. untuk mengkaji perbedaan kemampuan matematis siswa yang belajar
melalui pendekatan Brain Based Learning dengan belajar melalu
pendekatan Direct Instruction (pembelajaran langsung)
E. Tinjauan Pustaka
Berdasarkan penelitian yang dilakukan National Research Council (NRC)
diperoleh kesimpulan bahwa terdapat lima jenis kecakapan/kemampuan
matematika yang perlu dikembangkan dalam pembelajaran matematika disekolah
yaitu :
1. Conceptual understanding yatiu kemecakupan konsep, oprasi dan relasi
dalam matematika yang dimiliki peserta didik.
2. Procedural Fluency, yaitu kemahiran peserta didik dalam menggunakan
procedure secara fleksibel, akurat, efisien dan tepat.
3. Stateggic competence, yaitu kemampuan peserta didik untuk merumuskan,
menyajikan serta memecahkan masalah-masalah matematika.
5

4. Adaptiv reasoning yaitu kemampuan untuk memperkirakan,


merefleksikan, menjelaskan dan menilai matematika
5. Productive diposition, yaitu kebiasaan siswa yang cenderung melihat
matematika sebagai suatu yang masuk akal, berguna dan berharga
bersamaan dengankepercayaan mereka terhadap ketekunan dan
keberhasilan dirinya sendiri dalam matematika.
Definisi Operasional :
1. Kemampuan Prosedural (Procedural Fluency) adalah kemahiran siswa
dalam menggunakan prosedur secara fleksibel, akurat, efisien dan tepat.
Indicator kemampuan procedural pada penelitian terdiri dari 3 jenis yaitu :
2. Pemahaman Konsep
Merupakan tingkat hasil belajar seorang sehingga dapat mendefinisikan
atau menjelaskan suatu bagian informasi dengan kata-kata sendiri.
3. Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Proses kognitif yang menyangkut pencarian prosedur yang efisien untuk
menentukan solusi atau mendapatkan hasil atau mencapai tujuan
4. Pendekatan Brain-Based Learning
Pendekatan pembelajaran yang berbasis otak yang diselaraskan dengan
cara otak belajar. Tahapan-tahapan perencanaan pembelajaran Brain-
Based Learning yaitu tahapan pra-pemaparan, persiapan, inisiasi dan
akusisi , elaborasi dan memasukan memori, verifikasi dan pengeckan
keyakinan dan terakhir perayaan integrasi.
5. Pendekatan Langsung (Direct Intruction) adalah model pembelajaran yang
diarahkan oleh guru melalui tugas spesifik yang dilengkapi siswa dibawah
pengawasan guru secara langsung, pendekatan langsung sangat mirip
dengan pendekatan konvensional yang biasa digunakan oleh guru
matematika di sekolah, menggunkan metode ekspositori guru
menyampaikan materi dan member contoh soal beserta penyelesainnya ,
kemudian siswa mencatat materi yang disampaikan oleh guru, mengajukan
pertanyaan jika ada penjelasan guru yang kurang dimengerti, dan
mengerjakan soal-soal latihan yang berkaitan dengan materi tersebut.
6

F. Hipotesis
Hipotesis statistik :
1. Kemampuan Pemahaman Konsep matematika siswa
Ho : Tidak terdapat perbedaan peningkatan pemahaman konsep matematika siswa
yang memperoleh pembelajaran matematika dengan menggunakan
pendekatan Brain Based Learning dengan siswa yang memperoleh
pembelajaran konvensional
H1 : Peningkatan pemahaman konsep matematika siswa yang mmperoleh
pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan Brain Based
Learning dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional
2. Kemampuan Prosedural siswa
Ho :Tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan prosedural siswa yang
memperoleh pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan
Brain Based Learning dengan siswa yang memperoleh pembelajaran
konvensional
H1 : Peningkatan kemampuan prosedural siswa yang memperoleh pembelajaran
matematika dengan menggunakan pendekatan Brain Based Learning
dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional
3. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa
Ho : Tidak terdapat perbedaan peningkatan pemecahan masalah siswa yang
memperoleh pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan
Brain Based Learning dengan siswa yang memperoleh pembelajaran
konvensional
H1 : Peningkatan pemecahan masalah siswa siswa yang memperoleh
pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan Brain Based
Learning dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional
4. Kemampuan Matematis siswa
Ho : Tidak terdapat perbedaan kemampuan matematis siswa yang memperoleh
pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan Brain Based
Learning dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional
7

H1 : Terdapat Peningkatan pemecahan masalah siswa yang memperoleh


pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan Brain Based
Learning dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional
G. Desain Penelitian
Berbentuk penelitian eksperimen yang melibatkan dua kelompok dengan pretest
dan post test . pengambilan kelompok dilakukan secara acak kelas. Langkah awal
untuk menentukan unit-unit eksperimen dilakukan dengan memilih sekolah, yang
kemudian memilih dua kelas yang homogeny ditinjau dari kemampuan
akademiknya. Kelas BBL adalah kelas yang memperoleh perlakuan menggunakan
pembelajaran pendekatan Brain-Based Learning dan kelas konvensional adalah
kelas yang memperoleh perlakuan dengan pembelajarn langsung/konvensional.
Data dari Penelitian ini berupa data kualitatif dan kuantitatif

Alur kerja penelitian


8

H. Populasi dan sampel


Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri Kota Bogor kelas
VIII tahun pelajaran 2012-2013 pada semster genap. Pemilihan kelas penelitian
maupun kontrol menggunakan teknik cluster random sampling. Sebelum
pemilihan sampel kelas yang akan dijadikan sebagai objek penelitiann dilakukan
pemilihan sekolah sebagai sampel penelitian dengan mengundi 20 sekolah negeri
yang ada dikota bogor. Maka ditetapkan SMP Negeri 3 kota Bogor sebagai
sampel sekolah penelitian.
Kelas eksperimen diwakili oleh kelas VIII-E yang berjumlah 37 siswa, kelas VIII-
F berjumlah 35 siswa.
Persamaan dan Perbedaan Perlakukan Kelas Kontrolo dan Kelas Eksperimen
9

I. Instrumen Penelitian
Terdapat empat macam instrumen yang digunakan yaitu :
1. Tes kemampuan prosedural, pemahaman konsep, dan pemecahan masalah
2. Lembar observasi
3. Bahan Ajar
4. Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran , daya pembeda hasil uji coba
instrument

J. Prosedur Pengumpulan data


Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui tes dan lembar observasi. Data
yang berkaitan dengan pemahan konsep, kemampuan prosedural dan pemecahan
masalah yang dikumpulkan melalui pretest dan posttest. Sedangkan untuk lembar
observasi didi saat pembelajaran berlangsung oleh pengamat.

K. Metode Analisis Data


Pada penelitian ini ada dua jenis d bbata yang diperoleh, yaitu data kuantitatif
(data yang didapat melalui tes awal dan akhir) dan data kualitatif (data yang
didapat melalui angket).
1. Analisis Gain Ternormalisasi : setelah data yang diperoleh dari hasil tes awal
dan tes akhir dianalisis besarnya mutu peningkatan kemampuan procedural ,
pemahamn konsep, dan pemecahan masalah siswa sebelum dan sesudah
pembelajaran.
2. Menggunakan Uji Anova F
10

Kesimpulan :
1. Peningkatan oemahaman konsep matematis siswa setelah memperoleh
pembelajaran matematika dengan pendekatan Brain Based Learning lebih
baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran matematika secara
konvensional.
2. Tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan procedural siswa yang
memperoleh pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan
Brain Based Learning dengan siswa yang memperoleh pembelajaran
konvensional.
11

3. Peningkatan pemecahan masalah matematis siswa setelah memperoleh


pembelajaran matematika dengan pendekatan Brain Based Learning lebih
baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran matematika secara
konvensional.
4. Terdapat perbedaan kemampuan matematis siswa yang belajar melalui
pendekatan Brain Based Learning dengan pembelajaran konvensional

Vous aimerez peut-être aussi