Vous êtes sur la page 1sur 9

RESUME KAJIAN AGAMA ISLAM

Disusun Oleh :

SUKMA ANGGRAENI G (22020113120020/A.13.1)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
2013
Kajian 1 (Wisata Al Quran)

Hari, tanggal : Kamis, 26 September 2013

Tempat : Masjid Kampus Undip, Tembalang

Nama Pembicara : Ustadz Yasir

Topik : Aqidah Iman

Dalam syariat Islam terdiri dua pangkal utama. Pertama : Aqidah yaitu
keyakinan pada rukun iman itu, letaknya di hati dan tidak ada kaitannya dengan cara-
cara perbuatan (ibadah). Bagian ini disebut pokok atau asas. Kedua : Perbuatan yaitu
cara-cara amal atau ibadah seperti sholat, puasa, zakat, dan seluruh bentuk ibadah
disebut sebagai cabang. Nilai perbuatan ini baik buruknya atau diterima atau tidaknya
bergantung yang pertama. Makanya syarat diterimanya ibadah itu ada dua, pertama :
Ikhlas karena Allah SWT yaitu berdasarkan aqidah islamiyah yang benar. Kedua :
Mengerjakan ibadahnya sesuai dengan petunjuk Rasulullah SAW. Ini disebut amal
sholeh. Ibadah yang memenuhi satu syarat saja, umpamanya ikhlas saja tidak mengikuti
petunjuk Rasulullah SAW tertolak atau mengikuti Rasulullah SAW saja tapi tidak
ikhlas, karena faktor manusia, umpamanya, maka amal tersebut tertolak. Sampai benar-
benar memenuhi dua kriteria itu. Inilah makna yang terkandung dalam Al-Qur'an surah
Al-Kahfi 110 yang artinya : "Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya,
maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shaleh dan janganlah ia mempersekutukan
seorangpun dalam beribadah kepada Tuhannya."

Penyimpangan pada aqidah yang dialami oleh seseorang berakibat fatal dalam
seluruh kehidupannya, bukan saja di sunia tetapi berlanjut sebagai kesengsaraan yang
tidak berkesudahan di akhirat kelak. Dia akan berjalan tanpa arah yang jelas dan penuh
dengan keraguan dan menjadi pribadi yang sakit personality. Kita sebagai umat muslim
harus senantiasa mendalami, memahami, dan mengaplikasikan Aqidah Islamiyah yang
shahih agar hidup kita yang sekali dapat berjalan sesuai kehendak Allah demi
kebahagiaan dunia dan akhirat kita. Allah SWT berfirman dalam QS. An-Nisa’ 69 yang
artinya: “Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan
bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat Allah, yaitu: Nabi-nabi,
para shiddiqin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shaleh. Dan mereka
itulah teman sebaik-baiknya.”
Jadi seorang mukmin harus yakin kebenaran Aqidah Islamiyah sebagai poros
dari segala pola laku dan tindakannya yang akan menjamin kebahagiaannya di dunia
akhirat. Dan merupakan keserasian antara ruh dan jasad, antara siang dan malam, antara
bumi dan langit dan antara ibadah dan adat serta antara dunia dan akhirat.

-------------------------oo---------------------------
Kajian 2 (Wisata Rohani)

Hari, tanggal : Selasa, 1 Oktober 2013

Tempat : Masjid Kampus Undip, Tembalang

Nama Pembicara : Ustadz Yasir

Topik : Kedudukan Ilmu Tauhid dalam Islam

Tauhid memiliki kedudukan yang sangat tinggi di dalam ajaran Islam.

1. Tauhid Adalah Tujuan Penciptaan Manusia


Allah berfirman, “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan
supaya mereka menyembah kepada-Ku.” (Adz-Dzariyat: 56) maksud dari kata
menyembah di ayat ini adalah mentauhidkan Alloh dalam segala macam bentuk
ibadah sebagaimana telah dijelaskan oleh Ibnu Abbas rodhiyallohu ‘anhu,
seorang sahabat dan ahli tafsir. Ayat ini dengan tegas menyatakan bahwa tujuan
penciptaan jin dan manusia di dunia ini hanya untuk beribadah kepada Alloh
saja. Tidaklah mereka diciptakan untuk menghabiskan waktu kalian untuk
bermain-main dan bersenang-senang belaka. Sebagaimana firman Alloh “Dan
tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan segala yang ada di antara
keduanya dengan bermain-main. Sekiranya Kami hendak membuat sesuatu
permainan, tentulah Kami membuatnya dari sisi Kami. Jika Kami menghendaki
berbuat demikian.” (Al Anbiya: 16-17). “Maka apakah kamu mengira, bahwa
sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main, dan bahwa kamu
tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (Al-Mu’minun: 115)

2. Tauhid Adalah Tujuan Diutusnya Para Rosul


Allah berfirman, “Dan sungguh Kami telah mengutus rosul pada tiap-tiap umat
(untuk menyerukan): ‘Sembahlah Allah, dan jauhilah Thaghut itu’.” (An-Nahl:
36). Makna dari ayat ini adalah bahwa para Rosul mulai dari Nabi Nuh sampai
Nabi terakhir Nabi kita Muhammad shollallohu alaihi wa sallam diutus oleh
Allah untuk mengajak kaumnya untuk beribadah hanya kepada Allah semata dan
tidak memepersekutukanNya dengan sesuatu apapun.

3. Tauhid Merupakan Perintah Allah yang Paling Utama dan Pertama


Allah berfirman, “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya
dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-
kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan
tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu.
Sesungguhnya Alloh tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membangga-banggakan diri.” (An-Nisa: 36). Dalam ayat ini Allah
menyebutkan hal-hal yang Dia perintahkan. Dan hal pertama yang Dia
perintahkan adalah untuk menyembahNya dan tidak menyekutukanNya.
Perintah ini didahulukan daripada berbuat baik kepada orang tua serta manusia-
manusia pada umumnya. Maka sangatlah aneh jika seseorang bersikap sangat
baik terhadap sesama manusia, namun dia banyak menyepelekan hak-hak
Tuhannya terutama hak beribadah hanya kepada Allah semata.

--------------------------oo-------------------------
Kajian 3 (Wisata Ilmu)

Hari, tanggal : Rabu, 27 November 2013

Tempat : Masjid Kampus Undip, Tembalang

Nama Pembicara : Bpk. Harjum (Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis)

Topik : Manajemen Keuangan Seorang Muslim

Agama Islam telah mengatur semua seluk beluk kehidupan manusia. Salah
satunya adalah dalam hal mengatur keuangan. Mengatur keuangan bagi seorang muslim
sangatlah penting. Karena dengan mengatur keuangan yang baik, seorang muslim
diajarkan untuk senantiasa menyisihkan uang untuk keperluan yang lebih penting.

Kita sebagai seorang muslim telah diberi amanah (dalam hal kekayaan) oleh
Allah. Semakin banyak amanah yang kita pegang, semakin berat kita menjaganya. Dan
kita harus tahu bagaimana cara untuk mengatur dan mencari amanah (kekayaan)
tersebut sesuai dengan ajaran agama Islam. Contohnya: seorang muslim harus berusaha
untuk mencari harta dengan niat karena Allah Ta’ala. Mencari harta di sini diartikan
sebagai usaha/bekerja dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Setelah mendapatkan
uang atas kerja keras yang dilakukan, seorang muslim harus tahu bagaimana caranya
untuk mendistribusikan uangnya atau mengatur uangnya. Dengan begitu uang yang ia
dapat, tidak hanya keluar dengan percuma.

Harta seorang muslim haruslah bersih. Karena di dalam harta tersebut juga
terdapat harta orang lain. Nah, bagaimana caranya kita membersihkan harta tersebut?
Jawabannya yaitu dengan membayar zakat, seperti zakat pendapatan. Uang yang kita
dapatkan dari bekerja, kita zakatkan sebesar 2,5% untuk orang-orang yang berhak
menerima zakat. Karena tidak semua orang bisa mendapatkan rezeki dan tidak semua
orang bisa mencari rezeki. Maka dari itu, muslim yang mampu berzakat harus
menzakatkannya.

Seorang muslim harus bisa menyeimbangkan antara pendapatan dan


pengeluaran. Pengeluaran tidak boleh lebih besar daripada pendapatan. Kita sebagai
muslim yang baik, harus hati-hati dengan keinginan kita sendiri. Karena keinginan tidak
ada batasnya sedangkan kebutuhan ada batasnya. Dan kebutuhan akan uang juga ada
cukupnya. Lebih baik, kita menyisihkan uang kita untuk bershodaqoh. Di samping kita
mendapatkan pahala, shodaqoh akan menjadi tabungan akhirat kita.

-------------------------oo---------------------------
Kajian 4 (Training Rohis)

Hari, tanggal : Sabtu, 23 November 2013

Tempat : Pondok Pesantren Edi Mancoro Salatiga

Nama Pembicara : Bpk. Imron Hamzah

Topik : Syahadatain

Ada 3 fenomena tentang syahadat:

1. Ketika Rasulullah diutus Allah ke habilah Quraisy dengan tujuan untuk


mengajak kaum Quraisy mengucap syahadat, Rasulullah membutuhkan
perjuangan yang luar biasa. Sampai-sampai beliau mendapatkan ancaman untuk
dibunuh. Waktu itu, Rasulullah telah berdakwah secara terang-terangan. Beliau
naik ke Bukit Sofa untuk mengajak kaum Quraisy mengucap syahadat.
Walaupun Rasulullah dijuluki sebagai Al Amin (orang yang dipercaya) dan
ketika Rasulullah mengucap dua kalimat syahadat, kaum Quraisy tidak mau
mengikuti apa yang Rasulullah ucapkan.
2. Sebelum Rasulullah berdakwah di Makkah, sebenarnya masyarakat telah
mengenal Allah. Karena saat itu banyak di antara mereka yang bernama
“Abdullah” yang berarti “hamba Allah”. Tetapi, mereka masih menyembah
berhala. Dan ayah Rasulullah yang bernama Abdullah juga memiliki sifat yang
sama seperti kebanyakan masyarakat Makkah yang lain.
3. Setelah mendakwahkan Islam, Abu Jahal (musyrikin Quraisy) bernegosiasi
dengan Rasullulah tentang Rab dan Illah.

Melihat 3 fenomena di atas, dapat diketahui bahwa syahadatain sangat berpengaruh


pada kehidupan. Syahadatain sendiri memiliki 4 arti dalam bahasa Arab.

1. Al I’lan berarti menyampaikan


2. Al Ikrar berarti menyatakan
3. Al Abdu berarti berjanji
4. Al Qosmu berarti sumpah
Syahadatain yaitu meyakini bahwa Allah adalah Tuhan kita dan Nabi Muhammad
adalah Rasul kita dengan menaati semua perintah dan menjauhi semua larangan yang
telah ditetapkan oleh Allah agar kita senantiasa beristiqomah melakukan hal-hal yang
dapat menjadi ibadah.

Adapun hal-hal yang dapat membatalkan syahadatain, di antaranya:

1. Lebih mencintai kehidupan dunia daripada akhirat


2. Mengimani sebagian ajaran Islam dan mengkufuri ajaran Islam
3. Bertawakal dan bergantung kepada selain Allah
4. Membuat hukum dan perbandingan selain hukum Allah
5. Bekerja dan beraktivitas kepada selain Allah
6. Menjadikan orang kafir sebagai pemimpin

-------------------------oo-------------------------

Vous aimerez peut-être aussi