Vous êtes sur la page 1sur 8

Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNIK 2015) - Semarang, 10 Oktober 2015

ISBN: 978-602-1034-19-4

MODEL PERENCANAAN STRATEGIS SI/TI UNTUK INDUSTRI


STARTUP MENGGUNAKAN METODE WARD PEPPARD DAN
SAMM

Putri Nastiti1, Eko Nugroho2, Ridi Ferdiana3


1,2,3
Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Email: 1putri.cio14@mail.ugm.ac.id, 2nugroho@ugm.ac.id, 3ridi@ugm.ac.id

ABSTRAK
Berbagai industri startup yang bermunculan menjadi bagian dari era ekonomi kreatif di Indonesia. Tetapi banyak
diantaranya yang mengalami kegagalan. Beberapa alasan yang muncul terkait kegagalan sebuah startup
diantaranya adalah tidak menyediakan kebutuhan pasar, investasi TI yang kurang matang, konflik internal startup,
model bisnis yang tidak sesuai, dan sifat fleksibilitas startup yang rendah. Makalah ini mengajukan suatu konsep
model perencanaan strategis SI/TI untuk industri startup dengan menggunakan kolaborasi antara kerangka kerja
Ward Peppard dimana akan dilakukan analisis lingkungan internal dan eksternal baik dari sisi bisnis maupun TI,
dengan model SAMM (Strategic Alignment Maturity Model) untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi
pemicu dan penghambat keselarasan strategi bisnis dan TI. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Critical Success Factor, Value Chain, Politik Ekonomi Sosial Teknologi, Portofolio McFarlan Strategic Grid. Hasil
dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu model perencanaan strategis SI/TI yang dapat menciptakan
keselarasan strategi antara bisnis dan TI dan sesuai dengan budaya industri startup.
Kata Kunci: Startup, Perencanaan Strategis, Ward and Peppard, SAMM

1. PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi yang kian meningkat berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Hal ini dapat ditandai dengan meningkatnya aktifitas bisnis di dalam negeri baik dalam skala kecil,
menengah, maupun besar. Indonesia pun sudah memasuki era ekonomi kreatif, dimana keberadaan ilmu
pengetahuan dan ide sebagai motor dalam perkembangan ekonominya [1]. Seperti yang dilansir dalam
sebuah artikel pada The Jakarta Globe berjudul “Indonesia Seen Leading SE Asian Online Shopping
Boom” Indonesia telah dipersiapkan untuk memimpin tren belanja online di kawasan Asia Tenggara
karena akses internet yang semakin meningkat dan para investor berinvestasi ke perusahaan startup yang
mulai berkembang pesat di dalam negeri [2]. Berbagai ide baru yang diciptakan oleh perusahaan startup
akan mengendalikan bisnis transaksi elektronik di tingkat dunia [3]. Startup merupakan suatu organisasi
yang dirancang untuk menemukan model bisnis yang tepat agar dapat menghasilkan keuntungan yang
maksimal. Berangkat dari definisi tersebut, para pelaku bisnis diharapkan memahami bagaimana cara
membuat perusahaan mengurangi tingkat kegagalan. Keberhasilan dari startup dapat diusahakan melalui
proses yang tepat yang dapat dipelajari, serta dapat diajarkan [4].

Pengembangan sebuah sistem informasi yang tidak direncanakan secara sistematis akan mengakibatkan
organisasi tersebut tidak memiliki skala prioritas proyek pengembangan TI. Hal ini akan berdampak pada
penurunan produktivitas organisasi [5]. Perencanaan strategis sistem informasi adalah pendekatan
sistematis untuk menentukan cara mana yang paling efektif dan efisien berkaitan dengan kepuasan
pemenuhan kebutuhan informasi [6]. Perencanaan tersebut dibutuhkan untuk menyesuaikan gerak
langkah organisasi dengan sistem informasi agar seirama dengan perkembangan organisasi untuk
memenuhi kebutuhan sistem informasi organisasi di masa yang akan datang [7]. Keselarasan strategi
bisnis dan TI juga diperlukan dalam setiap organisasi. Keselarasan antara strategi bisnis dan TI tersebut
akan mengarahkan organisasi untuk dapat merealisasikan manfaat dari investasi TI dalam rangka
menciptakan keunggulan kompetitif bisnis yang berkesinambungan [8]. Maka dari itu diperlukan adanya
suatu perencanaan strategis TI yang tepat untuk diimplementasikan pada bisnis startup. Penelitian ini
bertujuan untuk membuat suatu perencanaan strategis sistem informasi dan teknologi informasi dalam
pengembangan bisnis startup yang selaras dengan strategi bisnisnya.

Tinjauan Pustaka
Ada beberapa penelitian tentang perencanaan strategis yang sudah terlebih dahulu dilakukan. Diantaranya
adalah:

Linda Parker [9] dalam publikasi ilmiah berjudul “Strategic Planning with Critical Success Factors and
Future Scenarios: An Integrated Strategic Planning Framework” berisi uraian tentang penelitian yang
dilakukan oleh SEI. Pada tahun 2005, SEI (Software Engineer Institute) mulai menerima gagasan untuk
menggabungkan metode CSF dengan metode future scenario dalam konteks perencanaan strategis. Hasil
dari penelitian ini mengeksplorasi nilai dari meningkatkan teknik perencanaan strategis yang khas dengan
metode CSF dan future scenario dan menyajikan suatu kerangka terpadu untuk perencanaan strategis.
101
Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNIK 2015) - Semarang, 10 Oktober 2015
ISBN: 978-602-1034-19-4

Kedua metode tersebut dapat memperjelas situasi organisasi saat ini, potensi masa depan, dan kontribusi
terhadap kerangka kerja perencanaan strategis yang kuat.

Ade [10] melakukan penelitian dengan menggunakan metode Ward and Peppard dan IT Balanced
Scorecard. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan sebuah rancangan rencana strategis sistem
informasi yang menyelaraskan fungsi dari SI/TI dengan visi misi Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan
Informatika Kabupaten Cilacap. Pada penelitian ini disebutkan bahwa ternyata penggunaan SI/TI masih
belum optimal, dan belum menunjukkan efisiensi proses kerja bisnis, maka dirumuskan suatu strategi SI,
strategi TI dan strategi manajemen SI/TI untuk Dishubkominfo Kabupaten Cilacap.

Wulandari [11] melakukan penelitian untuk mengukur tingkat kematangan keselarasan strategi bisnis dan
TI. Penelitian ini membahas pendekatan yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kematangan
keselarasan strategi bisnis dan strategi teknologi informasi sehingga dapat diketahui posisi tingkat
kematangannya. Metode pengukuran yang dilakukan adalah metode Luftman (Luftman‟s Strategic
Alignment Maturity Model). Dengan menggunakan metode ini, gap atau kesenjangan yang ada dapat
diketahui sehingga dapat disusun rekomendasi berupa langkah yang lebih baik sehingga dapat
mewujudkan tingkat keselarasan yang lebih baik pula.

2. METODE
2.1. PSSI Menggunakan Kerangka Kerja Ward dan Peppard
Dalam merancang suatu perencanaan strategis diperlukan metode yang sesuai dengan obyek penelitian.
Suatu kerangka kerja diperlukan dalam perencanaan strategis untuk meminimalkan resiko kegagalan,
memastikan keterlibatan semua pihak yang berkepentingan serta meminimalkan ketergantungan individu
dan lebih menekankan kepada proses dan sasaran yang ditentukan [12].

Metode Ward Peppard terdiri dari tahapan masukan dan keluaran. Pada tahapan masukan yang dilakukan
adalah analisis lingkungan bisnis internal (mencakup aspek strategi bisnis saat ini, sumber daya, tujuan,
proses bisnis, budaya organisasi), analisis lingkungan bisnis eksternal (mencakup aspek ekonomi, industri
dan iklim bersaing perusahaan), analisis lingkungan SI/TI eksternal (mencakup tren teknologi saat ini dan
peluang pemanfaatannya), penggunaan SI/TI oleh kompetitor, lingkungan SI/TI internal (mencakup
kondisi SI/TI organisasi dari perspektif bisnis saat ini, bagaimana kematangannya, kontribusi TI terhadap
bisnis, keterampilan sumber daya menggunakan TI, portofolio SI/TI saat ini). Setelah dilakukan analisis
lingkungan maka tahapan selanjutnya adalah penyusunan strategi. Hasil dari proses penyusunan strategi
berupa strategi SI, strategi TI, dan strategi manajemen SI/TI.

2.2. Strategic Alignment Maturity Model


Persamaan matematika dinomori dengan angka Arab di dalam tanda kurung buka-tutup pada model
SAMM diperkenalkan oleh Luftman. Model ini dibuat berdasarkan pengembangan dari 12 komponen
pada model SAM oleh Henderson dan Venkatraman. Hasil penelitian Luftman ini mengidentifikasikan
faktor-faktor yang menjadi pemicu (enabler) dan penghambat (inhibitor) terhadap keselarasan antara
bisnis dan TI. Tingkat kematangan suatu organisasi digambarkan dalam enam dimensi model [11] seperti
Gambar 1.

Gambar 1. Strategic alignment maturity model [11].


102
Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNIK 2015) - Semarang, 10 Oktober 2015
ISBN: 978-602-1034-19-4

a. Kematangan komunikasi
Pertukaran ide, pengetahuan dan informasi antara elemen bisnis dan TI, sehingga memiliki
pemahaman yang jelas tentang strategi perusahaan, mampu beradaptasi dengan lingkungan bisnis dan
TI yang serba dinamis, memahami prioritas, dan langkah langkah yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan organisasi.
b. Kematangan pada kompetensi
Tolak ukur antara nilai bisnis dan TI dalam memberikan kontribusi TI terhadap bisnis.
c. Kematangan pada tata kelola
Sejauh mana kewenangan untuk membuat keputusan TI didefinisikan dan diatur dalam organisasi
serta bagaimana manajemen bisnis dan TI menerapkan prioritas TI dan alokasi sumber daya TI.
d. Kematangan pada hubungan kerja
Hubungan antara manajemen bisnis TI dan rekan bisnis, termasuk keterlibatan manajemen TI dalam
menentukan strategi bisnis, tingkat kepercayaan antara keduanya dan bagaimana masing-masing
merasakan kontribusi dari yang lain.
e. Kematangan pada ruang lingkup dan arsitektur
Sejauh mana TI mampu menyediakan infrastruktur yang fleksibel, mengevaluasi dan menerapkan
teknologi yang sedang berkembang, mengaktifkan atau mendorong proses bisnis, dan menyediakan
solusi khusus untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan kebutuhan internal.
f. Kematangan pada keahlian
Praktek-praktek seperti pelatihan, laporan kinerja, dorongan berinovasi, memberikan peluang karir,
kesiapan organisasi TI untuk perubahan, kemampuan untuk belajar, dan kemampuan untuk
memanfaatkan ide-ide baru.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan studi literatur dan beberapa penelitian sebelumnya, sebuah model konseptual diajukan pada
penelitian ini. Dimensi pada model konseptual ini diadopsi dari beberapa penelitian yang menggunakan
metode Ward dan Peppard sebagai kerangka kerja dalam perencanaan strategis SI/TI, dan metode SAMM
sebagai acuan untuk mengukur keselarasan strategi bisnis dan strategi TI. Penelitian ini akan
membutuhkan empat startup sebagai obyek penelitian. Startup yang akan diteliti disini adalah startup
yang sudah beroperasi kurang dari 4 tahun dan masuk dalam asosiasi digital kreatif Indonesia. Keempat
startup tersebut adalah Gongsin International Transindo, Tonjoo, Javan labs, dan Amagine Interactive.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara diskusi, wawancara dengan founder atau CEO beserta beberapa
staff startup, dilanjutkan dengan pengisian kuesioner keselarasan oleh staff, total 20 responden (bersifat
kualitatif). Jalannya penelitian digambarkan dalam model seperti terlihat pada Gambar 2.

103
Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNIK 2015) - Semarang, 10 Oktober 2015
ISBN: 978-602-1034-19-4

Mulai

Identifikasi
Masalah

Pengambilan Data
(Primer &
Sekunder)

Bisnis SI / TI

Eksternal : Eksternal :
PEST Tren SI/TI

Internal :
Internal :
Aset SI/TI
CSF
SDM TI
SWOT
Jaringan komputer
Value Chain
Portofolio SI

SAMM :
Komunikasi
Kompetensi
Tata Kelola
Hubungan Kerjasama
Arsitektur
Keahlian

Penyusunan
Strategi

Strategi
Strategi SI Strategi TI
Manajemen SI/TI

Portofolio Masa
Depan

Verifikasi Hasil

Selesai

Gambar 2. Model penelitian.

Penelitian akan dilakukan dalam lima tahapan, yaitu:


1) Identifikasi masalah dan pengambilan data
2) Analisis lingkungan organisasi
3) Penyusunan strategi
4) Penentuan portofolio masa depan
5) Verifikasi hasil
104
Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNIK 2015) - Semarang, 10 Oktober 2015
ISBN: 978-602-1034-19-4

Analisis Lingkungan Internal Bisnis dibagi menjadi tiga, yaitu:


 Value chain
Analisis rantai nilai (value chain) dikemukakan oleh Michael Porter pada tahun 1984. Menurut
Porter, setiap perusahaan adalah kumpulan kegiatan yang dilakukan untuk produksi, pemasaran,
pegiriman, dan dukungan terhadap produk. Keseluruhan kegiatan ini dapat direperentasikan dengan
menggunakan value chain. Porter juga menjelaskan bahwa teknologi informasi adalah salah satu
pendukung utama dari value chain [13]. Analisis value chain untuk memetakan seluruh proses kerja
yang terjadi dalam organisasi menjadi dua kategori aktivitas, yaitu aktivitas utama dan aktivitas
pendukung.
 CSF
Analisa CSF merupakan suatu ketentuan dari organisasi dan lingkungannya yang berpengaruh pada
keberhasilan atau kegagalan. CSF dapat ditentukan jika objektif organisasi telah diidentifikasi.
Tujuan dari CSF adalah menginterpretasikan objektif secara lebih jelas untuk menentukan aktivitas
yang harus dilakukan dan informasi apa yang dibutuhkan. Peranan CSF dalam perencanaan strategis
adalah sebagai penghubung antara strategi bisnis organisasi dengan strategi SI-nya, memfokuskan
proses perencanaan strategis SI pada area yang strategis, memprioritaskan usulan aplikasi SI dan
mengevaluasi strategi SI [14].
 SWOT
Analisis SWOT merupakan metode yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman. Analisis ini akan memetakan hasil penelitian di lingkungan internal bisnis
[15]. Identifikasi strength (kekuatan) bertujuan untuk mengetahui apa saja kekuatan organisasi untuk
dapat meneruskan dan mempertahankan bisnis. Identifikasi weak (kelemahan) bertujuan untuk
mengetahui apa saja kelemahan organisasi yang masih ada, sehingga dengan memahami kelemahan
yang dimiliki, organisasi dapat melakukan perbaikan agar menjadi lebih baik. Identifikasi
opportunity (peluang) bertujuan untuk mengetahui peluang, baik yang ada tersedia saat ini ataupun di
masa depan sehingga organisasi dapat mempersiapkan diri untuk mencapai peluang tersebut.
Identifikasi threat (ancaman) bertujuan untuk mengetahui ancaman apa saja yang harus siap dihadapi
oleh organisasi, sehingga organisasi dapat meminimalkan ancaman tersebut.

Analisis Lingkungan Eksternal Bisnis


Analisis ini berfungsi untuk memahami lingkungan eksternal organisasi dan mengetahui posisi serta daya
saing organisasi terhadap para kompetitor. Selain itu juga dapat digunakan untuk menemukan peluang
apa saja yang dapat menciptakan competitive advantage organisasi. Dalam melakukan analisis ini,
metode yang digunakan adalah PEST (Politik, Ekonomi, Sosial, Teknologi). Analisis ini merupakan alat
yang cukup efektif untuk digunakan sebagai pengukur kondisi dari segi eksternal organisasi yang
mungkin mempengaruhi organisasi [16]. Analisis PEST mempunyai kemampuan dalam mengenali dan
mengevaluasi peluang dan ancaman eksternal, sehingga organisasi akan mampu mengembangkan visi dan
misi sebagai dasar strategi yang tepat untuk mencapai sasaran jangka panjang.

Analisis Lingkungan Internal SI/TI


Analisis ini mencakup semua sumber daya SI/TI yang dimiliki oleh organisasi. Sumber daya tersebut
termasuk sistem, teknologi, serta manajemen informasi yang ada dan dimanfaatkan oleh organisasi untuk
keperluan bisnis dan teknis. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui posisi, keadaan, dan kekuatan SI/TI
organisasi. Ketiga hal tersebut menjadi patokan dan pertimbangan melakukan sebuah perencanaan
strategis SI/TI bagi organisasi di saat mendatang [12].

Analisis Lingkungan Eksternal SI/TI


Analisis ini bertujuan untuk mengetahui adanya perkembangan teknologi saat ini dan apakah teknologi
tersebut dapat dimanfaatkan oleh organisasi dalam mendukung strategis bisnisnya di masa depan.
Beberapa poin penting dalam mengidentifikasi perkembangan teknologi saat ini adalah:
1) Mengetahui perkembangan teknologi dalam organisasi.
Pada poin ini yang perlu dilakukan adalah mengumpulkan data teknologi apa saja yang digunakan
organisasi saat ini, kemudian dikelompokkan berdasarkan fungsi bisnis organisasi, mencari dampak
positif atau dampak negatif dalam menggunakan SI/ TI tersebut serta mengevaluasi dengan sumber
daya SI/TI yang ada. Hasil dari proses ini didapatkan daftar SI/TI yang digunakan saat ini dalam
organisasi.
2) Mengetahui peluang keunggulan kompetitif terhadap pesaing.
Pada poin ini yang perlu dilakukan adalah menentukan prosedur yang akan digunakan, arah
penggunaannya, modus strategi penggunaan secara ofensif atau defensif; kemudian berdasarkan
jawaban pertanyaan tersebut maka kesimpulan keunggulan kompetitif akan didapatkan, menentukan
pengguna akhir, kemudian yang terakhir adalah membuat prioritas usulan pemanfaatan. Hasil dari
105
Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNIK 2015) - Semarang, 10 Oktober 2015
ISBN: 978-602-1034-19-4

analisis tersebut berupa daftar rincian keunggulan kompetitif teknologi dan daftar prioritas
pemanfaatan teknologi [12].

Analisis Portofolio Aplikasi


Analisis portofolio aplikasi menggunakan metode McFarlan Strategic Grid. Analisis ini bertujuan untuk
memetakan aplikasi sistem informasi berdasarkan kontribusinya terhadap organisasi. Terdapat empat
kategori utama dalam analisis ini, yaitu strategic, high potential, key operation, dan support. Kategori
strategic yaitu aplikasi yang sangat diperlukan untuk keberlanjutan strategi bisnis pada masa mendatang,
kategori high potential yaitu aplikasi yang mempunyai peranan sangat penting untuk mencapai
keberhasilan di masa mendatang, kategori key operation yaitu untuk mencapai suatu keberhasilan,
organisasi sangat bergantung pada aplikasi tersebut, kategori support yaitu aplikasi yang sangat berharga,
tetapi tidak terlalu mempunyai peran penting dalam keberhasilan organisasi [5].

Analisis Keselarasan Strategi


Keselarasan strategi bisnis dan TI ditunjukkan melalui hubungan dua arah yang saling mendukung.
Keselarasan antara strategi bisnis dan TI akan mengarahkan organisasi untuk dapat merealisasikan
manfaat dari investasi TI dalam rangka menciptakan keunggulan kompetitif organisasi yang berkelanjutan
[8]. Analisis ini menggunakan model SAMM oleh Luftman.

4. SIMPULAN
Sebuah perencanaan strategis diperlukan agar perusahaan startup mempunyai keunggulan kompetitif.
Kerangka kerja Ward Peppard sesuai dengan proses bisnis yang terjadi di industri startup karena
mencakup sejumlah aspek penting organisasi, seperti strategi bisnis saat ini, aspek ekonomi, industri,
iklim bersaing organisasi, kondisi SI/TI dari perspektif bisnis, tingkat kematangan SI/TI, kontribusi SI/TI
pada bisnis, keterampilan sumber daya manusia, infrastruktur teknologi, portofolio SI/TI saat ini, serta
tren teknologi. Penelitian ini juga memperhitungkan aspek kematangan keselarasan strategi organisasi.
Penilaian dengan menggunakan metode SAMM mencakup beberapa aspek yaitu komunikasi yang baik
antara bisnis dengan TI, pengukuran manfaat dan kompetensi TI yang lebih terintegrasi dengan bisnis,
penerapan tata kelola TI yang efektif, kemitraan bisnis dengan TI yang terkelola, perencanaan ruang
lingkup dan arsitektur TI yang baik dan SDM TI yang berkualitas.

Penelitian selanjutnya adalah melakukan analisis lingkungan startup. Setelah itu hasil analisis tersebut
menjadi acuan untuk penyusunan strategi SI, strategi TI, dan strategi manajemen SI/TI. Dengan demikian
industri startup diharapkan mempunyai suatu perencanaan strategis yang mendukung terciptanya
keselarasan antara strategi bisnis dan TI.

5. REFERENSI
[1] Liang, I. C. S. 2013. Industri Kreatif Dan Ekonomi Sosial Di Indonesia: Permasalahan Dan Usulan
Solusi Dalam Menghadapi Tantangan Global. Prociding The 5th International Conference on
Indonesian Studies: “Ethnicity and Globalization. 304-322.
[2] Revees, S. 2014. Indonesia Seen Leading SE Asian Online Shooping Boom.(Online),
(http://jakartaglobe.beritasatu.com/business/indonesia-seen-leading-se-asian-online-shopping-
boom/, diakses 20 Desember 2014).
[3] Chenoweth dan Steve. 2008. Undergraduate Software Engineering Students in Startup Businesses.
21st Conference on Software Engineering Education and Training.
[4] Blank dan Steve. 2013. Why The Lean Start-Up Changes Everything. Harvard Business Review.
_____.
[5] Ward, J. dan Peppard, J. 2002. Strategic Planning For Information Systems 2nd Ed. John Wiley &
Sons, New York.
[6] Ward, J. dan Griffiths, P. 2003. Strategic Planning For Information Systems 2nd Ed. John Wiley &
Sons, Chicester.
[7] Fatchur dan Rochim. 2003. Perencanaan Strategis Sistem Informasi Perguruan Tinggi : Studi Kasus
Universitas Diponegoro Semarang.(Online), (http://directory.umm.ac.id/SIP/binus.pdf, diakses
1 September 2015).
[8] Luftman, J. 2003. Measure Your Business-IT Alignment: The Longstanding Business-IT Gap can be
Bridge with an Assessment Tool to Rate Your Effort. Optimize Magazine Issue 22.(Online),
(http://davidjf.free.fr/new/Xgov_luftman_align.pdf, diakses 17 Januari 2015).
[9] Gates, L. P. 2010. Strategic Planning with Critical Success Factors and Future Scenarios : An
Integrated Strategic Planning Framework.(Online), (www.sei.cmu.edu/reports/10tr037.pdf,
diakses 11 Desember 2014).

106
Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNIK 2015) - Semarang, 10 Oktober 2015
ISBN: 978-602-1034-19-4

[10] Wibowo, A. A. 2015. Perencanaan Strategis Sistem Informasi Menggunakan Pendekatan Ward And
Peppard Dan IT Balanced Scorecard (Studi Kasus: Dinas Perhubungan, Komunikasi Dan
Informatika Kabupaten Cilacap). Tesis. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
[11] Wulandari, I. 2012. Pengukuran Tingkat Kematangan Keselarasan Strategi Bisnis Dan Strategi
Teknologi Informasi Pada Badan Perijinan Terpadu (BPT) Kabupaten Sragen. Tesis.
Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
[12] Maryani, Darudianto, dan Suparto. 2010. Perancangan Rencana Strategis Sistem Informasi Dan
Teknologi Informasi (SI/TI): Studi Kasus STMIK XYZ. CommIT Vol. 4.
[13] Pant, S. dan Hsu, C. 1995. Strategic Information Systems Planning: A Review., 1995 Information
Resources Management Association International Conference, May 21-24, Atlanta, Georgia .
[14] Nugroho, A. 2005. Analisa dan Perancangan Sistem Informasi. Penerbit Informatika, Bandung.

107
Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNIK 2015) - Semarang, 10 Oktober 2015
ISBN: 978-602-1034-19-4

108

Vous aimerez peut-être aussi