Vous êtes sur la page 1sur 44

Mata Kuliah : Studio Perencanaan Wilayah

Tanggal Penyerahan : 19 Februari 2018


Dosen : Ratih Rantini ST, MT
Dr. Ir. Ari Djatmiko, MT
Asisten Dosen : Eliza Putri Ayu., ST.
Zaenal Ramdani., ST.
Togi Haidat Mangara., ST.

PROPOSAL ASPEK KEPENDUDUKAN KABUPATEN CIANJUR


BAGIAN UTARA
Laporan ini disusun guna memenuhi nilai tugas mata kuliah Studio Perencanaan
Wilayah.

Oleh :
M. Rahmat Rohman 153060042
Asfar Dwi Karlina 153060051
Imas Tirta Fajraniar I 153060060
Afifah Alifrianingrum 153060069

JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG
2018
2

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................... 2


DAFTAR TABEL ................................................................................................. 4
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. 5
BAB I ...................................................................................................................... 6
PENDAHULUAN .................................................................................................. 6
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 6
1.2 Tujuan dan Sasaran ............................................................................... 7
1.2.1 Tujuan .............................................................................................. 7
1.2.2 Sasaran ............................................................................................. 7
1.3 Ruang Lingkup ....................................................................................... 7
1.3.1 Ruang Lingkup Wilayah ................................................................ 7
1.3.2 Ruang Lingkup Substansi ............................................................ 15
1.4 Sistematika Penyusunan ...................................................................... 15
BAB II .................................................................................................................. 16
TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 16
2. 1. Penelitian Kuantitas ............................................................................. 16
2. 2. Penelitian Kualitas ............................................................................... 16
2. 3. Kependudukan (Demografi) ................................................................ 16
2. 4. Jumlah Penduduk................................................................................. 16
2. 5. Laju Pertumbuhan Penduduk ............................................................ 16
2. 6. Kepadatan Penduduk........................................................................... 17
2. 7. Struktur Penduduk .............................................................................. 17
2. 8. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) .................................... 17
2. 9. Mobilitas ................................................................................................ 17
2. 7. 1 Urbanisasi ........................................... Error! Bookmark not defined.
2. 7. 2 Migrasi ................................................ Error! Bookmark not defined.
2. 7. 3 Transmigrasi ....................................... Error! Bookmark not defined.
2. 9. Proyeksi Penduduk............................................................................... 18
2. 10. Dependency Ratio ............................................................................. 18
3

2. 11. Teori Sosial Masyarakat .................................................................. 18


BAB III METODOLOGI ................................................................................... 21
3.1 Metode Pendekatan .............................................................................. 22
3.2 Metode Pengumpulan Data ................................................................. 23
3.1.1 Data Primer ................................................................................... 23
3.1.2 Data Sekunder ............................................................................... 24
3.3 Metode Analisis..................................................................................... 24
3.3.1 Analisis Karakteristik Kependudukan Berdasarkan Kuantitas
25
3.3.2 Analisis Karakteristik Kependudukan Berdasarkan Kualitas . 26
3.3.3 Analisis Sosial Budaya .................................................................. 32
3.4 Kerangka Analisis ..................................................................................... 34
3.5 Matrik Analisis .......................................................................................... 35
3.6 Kerangka Berpikir ............................................................................... 40
3.7 Potensi dan Masalah Aspek Kependudukan ..................................... 41
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 42
4

DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Luas Administrasi Kabupaten Cianjur Bagian Utara....................12
Tabel 3. 1 Data Primer dan Data Sekunder ..................................................... 24
Tabel 3. 2 Perbandingan Proyeksi Penduduk ....... Error! Bookmark not defined.
5

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 The Fourth Component of The General Social System ....... Error!
Bookmark not defined.
Gambar 3. 1 Piramida Penduduk ...................................................................... 32
6

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perencanaan merupakan tindakan perubahan dari masa lalu, masa kini
menuju ke masa depan yang memerlukan faktor ruang, waktu, dan sumber–sumber
daya. Perencanaan tidak akan pernah berhenti sebab ia berfungsi secara
berkelanjutan. Dalam perencanaan tentunya memiliki tantangan salah satunya
mengenai kualitas lingkungan hidup yang akan semakin menurun karena
banyaknya kebutuhan manusia yang tidak pernah ada batasnya (dinamis).
Perencanaan akan berlangsung terus menerus sebagai upaya penyelesaian masalah
yang berkembang. Masalah dalam suatu wilayah akan terus berkembang seiring
juga dengan meningkatnya jumlah penduduk, yang mana hal tersebut harus
disesuaikan dengan suatu perencanaan agar dapat berkelanjutan.
Kependudukan atau “Demografi” adalah ilmu tentang susunan, jumlah,dan
perkembangan penduduk yang mana memberi uraian atau gambaran statistik
mengenai kondisi pendudukan serta perubahan-perubahannya sepanjang masa.
Dalam kependudukan terdapat tiga komponen penting yang perlu diperhatikan,
yakni kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), perpindahan penduduk (migrasi),
dan dua faktor pendukung ataau penunjang yakni mobilisasi sosial dan tingkat
perkawinan. (Sumber : Donald J. Bogue,Principles of Demography. New York: John Wiley & Sons, 1969).

Kependudukan adalah hal yang berkaitan dengan jumlah, pertumbuhan,


persebaran, mobilitas, penyebaran, kualitas, kondisi kesejahteraan, yang
menyangkut politik, ekonomi, sosial, budaya, agama serta lingkungan (Sumber :
Undang - Undang No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan).

Dalam perencanaan wilayah aspek kependudukan memegang peran yang


penting dalam proses perencanaan suatu wilayah. Untuk dapat memahami keadaan
kependudukan di suatu daerah atau negara, maka perlu didalami kajian demografi
karena demografi merupakan gambaran mengenai kependudukan, yang membahas
mengenai karakteristik kependudukan di suatu wilayah baik berdasarkan kuantitas
maupun kualitas beserta perubahan-perubahannya.
7

Jumlah penduduk Kabupaten Cianjur Bagian Utara Tahun 2017 sendiri


mencapai 1.492.972 jiwa dengan kepadatan 28.111 jiwa per km2. Dengan laju
pertumbuhan penduduk di Kabupaten Cianjur yang meningkat sebesar 1,47% dari
tahun 2011 sebesar 0,48% menjadi 1,95% di tahun 2015. Oleh karena itu diperlukan
kajian terhadap aspek kependudukan sebagai pertimbangan terhadap rencana yang
akan dibuat di masa yang akan datang karena permasalahan wilayah akan terus ada
seiring dengan perkembangan penduduk, khususnya di Kabupaten Cianjur Bagian
Utara yang berkontribusi sebesar 66% dalam jumlah penduduk Kabupaten Cianjur.

1.2 Tujuan dan Sasaran


1.2.1 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam kajian dan analisis aspek kependudukan
adalah untuk mengidentifikasi karakteristik kependudukan, sosial budaya serta
potensi dan masalah juga konsep strategi pengembangan di Kabupaten Cianjur
Bagian Utara
1.2.2 Sasaran
Adapun sasaran yang ingin dicapai dari penelitian ini yaitu :
1. Teridentifikasinya karakteristik kependudukan dari segi kuantitas di Kabupaten
Cianjur Bagian Utara.
2. Teridentifikasinya karakteristik kependudukan dari segi kualitas di Kabupaten
Cianjur Bagian Utara.
3. Teridentifikasinya kondisi sosial budaya di Kabupaten Cianjur Bagian Utara.
4. Teridentifikasinya potensi dan masalah kependudukan di Kabupaten Cianjur
Bagian Utara.
5. Terumuskannya konsep strategi pengembangan di Kabupaten Cianjur Bagian
Utara.
1.3 Ruang Lingkup
1.3.1 Ruang Lingkup Wilayah
a. Ruang Lingkup Wilayah Eksternal
Wilayah Kabupaten Cianjur secara geografis terletak pada koordinas
106o 42’- 107 o 25’ Bujur Timur dan 6 o 21’-7 o 25’ Lintang Selatan, Dengan batas
– batas wilayah daerah meliputi :
8

 Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Bogor dan Kabupaten


Purwakarta
 Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Purwakarta, Kabupaten
Bandung Barat, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Garut.
 Sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Hindia
 Sebelah barat Berbatasan dengan Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten
Bogor.

Kabupaten Cianjur sendiri terdiri dari 32 Kecamatan dengan luas wilayah


361.434,98 Ha. Sebagai daerah agraris Kabupaten Cianjur dimana
pembangunananya bertumpu pada sektor pertanian, kabupaten Cianjur merupakan
salah satu daerah swa-sembada padi. Produksi padi pertahun sekitar 625.000 ton
dan dari jumlah sebesar itu telah dikurangi kebutuhan konsumsi lokal dan benih,
masih memperoleh surplus padi sekitar 40 %. Produksi pertanian padi terdapat
hampir di seluruh wilayah Cianjur.

Lapangan pekerjaan utama penduduk Kabupaten Cianjur di sektor pertanian


yaitu sekitar 52,00 %. Sektor lainnya yang cukup banyak menyerap tenaga kerja
adalah sektor perdagangan yaitu sekitar 23,00 %. Sektor pertanian merupakan
penyumbang terbesar terhadap PDRB Kabupaten Cianjur yaitu sekitar 42,80 %
disusul sektor perdagangan sekitar 24,62%.
9

Gambar 1. 1 Peta Administrasi Kabupaten Cianjur


10

b. Pendeliniasian Wilayah
Pada kegiatan pendeliniasiaan wilayah dalam kegiatan studio wilayah ini
dilakukan berdasarkan dari karakteristik dari wilayah, yang dimana pada wilayah
sendiri memiliki karakteristik sebagai berikut :
1) Memiliki Homogenitas
Pada suatu wilayah pastinya akan memiliki karakteristik Homogenitas
berdasarkan komponen – komponen yang ada di wilayah tersebut. Seperti
Kegiatan Ekonomi, Kependudukan (sosial), Penggunaan lahan, kondisi
Fisik berupa ketinggian dan kemiringan.
2) Nodalitas
Pusat-pusat yang berkaitan tersebut membentuk kawasan yang bersifat
homogen, maka disebut sebagai wilayah.

Yang dimana kedua hal tersebut dijadikan dasar pertimbangan dalam


pendeliniasiaan wilayah yang pada kegiatan studio wilayah ini. pada kegiatan yang
dilakukan untuk mendiliniasi wilayah yang ada di Kabupaten Cianjur sendiri
dilakukan beberapa tahapan guna mendapatkan hasil deliniasi, diantaranya :

1) Pengumpulan data yang mendukung dalam mencari Homogenitas Wilayah


yaitu berupa data Jumlah Penduduk, Penggunaan Lahan, Kegiatan Ekonomi
dan Karakteristik Fisik yang ada.
2) Setelah data di dapatkan maka tahap selanjutnya yaitu mengelompokan
masing – masing Kecamatan yang ada berdasrkan Karakteristik
Homogenitas tersebut berdasarkan data jumlah penduduk, Penggunaan
Lahan, Kegiatan Ekonomi, Kependudukan, dan Karakteristik Fisik.
Sehingga di dapatkan pengelompokan Homogenitas berdasarkan masing –
masing Kecamatan dilihat dari data – data pendukung Homogenitas.
3) Setelah di dapatkan hasil pengelompokan homogenitas perkecamatan dari
data – data pendukung Homogenitas (jumlah Penduduk, Penggunaan lahan,
Kegiatan Ekonomi, dan fisik).
4) Lalu data pengelompokan berdasarkan homogenitas perkecamatan tersebut
di buat berdasarkan peta, yang nantinya dari masing – masing peta
11

pengelompokan homogenitasberdasatkan data – data penukung tersebut di


Overlay menjadi satu peta.
5) Tahap selanjutnya yaitu mempertimbangkan pusat – pusat yang ada di
Kabupaten cianjur sebelum membuat kesimpulan pendeliniasiaan
6) Setelah didapatkan hasil overlay dari semua peta – peta berdasarkan
karateristik homogenitas tersebut dan pusat – pusat (nodalitas) yang ada di
Kabupaten Cianjur lalu dibuatlah kesimpulan pembagian wilayah/ atau
deliniasi wilayah

Dari hasil kegiatan pendeliniasian wilayah tersebut akhirnya di dapatkan 3


Pembagian Wilayah untuk Kabupaten Cianjur yaitu :

1) Bagian Utara
Bagian Utara terdiri dari 16 kecamatan meliputi Kecamatan Cikalongkiulon,
Sukaresmi, Cipanas, Pacet, Cugenang, Mande, Cianjur, Ciranjang,
Karangtengah, Sukaluyu, Cilaku, Gekbrong, Warungkondang, haurwangi,
Bojongpicung dan Cibeber. Dengan luas wilayah 104.572,59 Hektare.
Mempunyai karakteristik dataran tinggi 400-2962 mdpl. Penggunaan lahan
didominasi oleh sawah dan lindung sawah irigasi teknis, memiliki sektor
ekonomi yang beragam. Dan sebaran penduduk yang tinggi. Berpusat di
Kecamatan Cianjur.
2) Bagian Tengah
wilayah selatan terdiri dari 9 kecamatan, meliputi Kecamatan Campaka,
Campakamulya, Suakanagara, Pagelaran, Takokak, Kadupandak, Tanggeung,
Cijati, dan Pasirkuda. Dengan luas wilayah 114.292,26 Hektare. Mempunyai
ketinggian tanah sedang dari mulai 350 hingga 1200 mdpl, penggunaan lahan
dindominasi kebun dan rawan gempa dan sektor ekonomi hortikultura.
Berpusat di Kecamatan Sukanagara.
3) Bagian Selatan
wilayah selatan terdiri dari 7 kecamatan, meliputi Kecamatan Cibinong, Leles,
Taringgul, Cikadu, Cidaun, Sindnagbarang, Agrabinta dengan luas wilayah
142.570,136 Hektare. Memiliki karakteristik ketinggian 7mdpl-1200 mdpl,
12

penggunaan lahan didominai oleh tegalan, dan produksi tanaman pangan,


sebaran penduduk rendah berpusat di Kecamatan Sindangbarang.
c. Ruang Lingkup Wilayah Internal

Adapun Ruang Lingkup Wilayah Internal yang di kaji di Kabupaten Cianjur


Bagian Utara diantaranya terdiri dari :

Tabel 1. 1 Luas Administrasi Kabupaten Cianjur Bagian Utara


No. Kecamatan Luas
1 Cibeber 12443,27
2 Warungkondang 4510,49
3 Cilaku 5241,20
4 Sukaluyu 4791,15
5 Ciranjang 3475,36
6 Mande 9853,36
7 Karangtengah 4841,46
8 Cianjur 2608,58
9 Cugenang 7595,79
10 Pacet 4160,02
11 Sukaresmi 9193,79
12 Cikalongkulon 14422,82
13 Bojongpicung 8813,18
14 Gekbrong 5049,76
15 Cipanas 6713,24
16 Haurwangi 4606,64
Luas 150807,95
Sumber : Hasil Analisis GIS 2018

Pada Bagian Utara sendiri terdiri dari 16 Kecamatan dengan luas total
150807,95 Ha. Yang memiliki Batas Administrasi sebagai berikut :
 Sebelah utara : Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kabupaten Karawang dan
Kabupaten Purwakarta
 Sebelah timur : Kabupaten Sukabumi, dan Kota Sukabumi
 Sebelah selatan : Kecamatan Campaka
 Sebelah barat : Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Purwakarta.
13

Yang dimana jika dilihat dari luas Kecamatan - Kecamatan yang ada,
Kecamatan yang memiliki Luas paling tinggi yaitu Kecamatan Cikalong Kulon
14422,82 Ha. Dengan Dominasi penggunaan lahan kegiatan yaitu Sawah Irigasi
dan Perkebunan.
14

Gambar 1. 2 Peta Administrasi Kabupaten Cianjur Bagian Utara


15

1.3.2 Ruang Lingkup Substansi


Ruang lingkup substantif/materi aspek kependudukan dan sosial budaya
yang didasarkan pada kuantitas dan kualitas penduduk di Kabupaten Cianjur
Bagian Utara, meliputi:
a. Mengidentifikasi karakteristik penduduk di Kabupaten Cianjur Bagian Utara
berdasarkan jumlah penduduk dan struktur penduduk menurut kelompok umur,
agama, tingkat pendidikan, lapangan kerja, kepadatan, laju pertumbuhan
penduduk dan dependency ratio.
b. Menganalisis proyeksi penduduk dimasa yang akan datang (untuk 20 tahun
kedepan dari tahun 2018 sampai tahun 2036).
c. Mengidentifikasi karakteristik sosial budaya di Kabupaten Cianjur Bagian
Utara menggunakan identifikasi perbandingan dalam masyarakat guna
mengetahui perbedaan dan persamaan masyarakat terutama dalam hal perilaku
dan meneliti kegunaan lembaga-lembaga kemasyarakatan dan struktur sosial
dalam masyarakat tersebut.
d. Mengidentifikasi potensi dan masalah aspek kependudukan di Kabupaten
Cianjur Bagian Utara.
1.4 Sistematika Penyusunan
Sistematika pembahasan penulisan Proposal Perencanaan Wilayah
meliputi:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar belakang, tujuan dan sasaran, ruang lingkup yang terdiri atas
ruang lingkup wilayah dan ruang lingkup substansi, serta sistematika penyusunan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menjelaskan mengenai landasan teori yang memuat berbagai teori,
referensi, maupun konsep berdasarkan kajian utama pada aspek kependudukan dan
sosial budaya.
BAB III METODOLOGI
Bab ini menjelaskan mengenai meode pendekatan, metode pengumpulan data,
metode analisis, matriks analisis serta kerangka berpikir.
16

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1. Penelitian Kuantitas
Menurut Sutrisno Hadi (1978) Penelitian kuantitas adalah penelitian yang
terdiri dari banyak bentuk baik survei, eksperimen, korelasi, dan regresi. Analisis
kuantitatif kependudukan sendiri terdiri atas :

 Analisis Laju Pertumbuhan Penduduk


 Analisis Kepadatan Penduduk
 Analisis Struktur Penduduk
 Analisis Proyeksi Penduduk
 Analisis TPAK (Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja)
 Analisis Dependency Ratio

2. 2. Penelitian Kualitas
Menurut Poerwandari (1998) Penelitian Kualitas adalah penelitian yang
menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti transkripsi
wawancara, catatan lapangan, gambar, foto rekaman video dan lain-lain. Analisis
Kualitatif kependudukan sendiri terdiri atas Sosial Budaya.

2. 3. Kependudukan (Demografi)
Kependudukan atau “Demografi” adalah ilmu tentang susunan, jumlah, dan
perkembangan penduduk yang memberi uraian atau gambaran statistik mengenai
kondisi pendudukan serta perubahan-perubahannya sepanjang masa. Dalam
kependudukan terdapat tiga komponen penting yang perlu diperhatikan, yakni
kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas). Untuk memahami karakteristik
penduduk, perencanaan bisa melihat secara menyeluruh dalam struktur ruang
maupun dalam struktur ciri tertentu dari penduduk (Said Rusli, 2012)

2. 4. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk akan memberikan pengetahuan tentang beban yang harus
ditanggung oleh suatu kota (Said Rusli, 2012). Adapun penyebaran penduduk pada
suatu kota menunjukkan adanya permasalahan pada kota tersebut. Penaksiran
17

jumlah penduduk dimaksudkan untuk mendapat besarnya jumlah penduduk secara


keseluruhan.

2. 5. Laju Pertumbuhan Penduduk


Laju pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu
wilayah tertentu setiap tahunnya (Said Rusli, 2012). Kegunaannya adalah
memprediksi jumlah penduduk suatu wilayah di masa yang akan datang. Sedangkan
laju pertumbuhan penduduk dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu, tingkat kelahiran,
tingkat kematian dan tingkat migrasi.

2. 6. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk adalah perbandingan jumlah penduduk dengan luas
kota, sehingga akan dihasilkan besar beban kota dalam menanggung dan melayani
penduduknya (Said Rusli, 2012).. Tingkat kepadatan penduduk merupakan suatu
metode analisis untuk mengetahui kepadatan penduduk (jiwa/ha).

2. 7. Struktur Penduduk
Melihat dari struktur ciri penduduk agar dapat diketahui potensi atau
masalah yang ditimbulkan oleh penduduk kota tersebut (Said Rusli, 2012).

2. 8. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)


Tenaga kerja menurut Dr.Payaman dikutip A.Hamzah (1990) adalah produk
yang sudah atau sedang bekerja atau sedang mencari pekerjaan, serta yang sedang
melaksanakan pekerjaan lain.

2. 9. Mobilitas
Mobilitas penduduk dapat dilihat dari dari 3 faktor yaitu urbanisasi, migrasi
dan transmigrasi (Said Rusli, 2012) :
a. Urbanisasi : Bertambahnya proporsi penduduk yang berdiam di daerah kota
yang disebabkan oleh proses perpindahan penduduk ke kota atau akibat dari
perluasan daerah kota.
b. Migrasi : perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu
tempat ke tempat lain melampaui batas politik/negara atau pun batas
18

administratif/batas bagian dalam suatu negara. Jadi migrasi sering diartikan


sebagai perpindahan yang relatif permanen dari suatu daerah ke daerah lain.
c. Transmigrasi : adalah program perpindahan penduduk dari daerah yang padat
seperti kota ke daerah lain seperti desa atau kota lainnya. Program transmigrasi
merupakan inisiatif dari pemerintah kolonial Belanda, dan kemudian
dilanjutkan oleh pemerintah Indonesia untuk memindahkan penduduk dari
daerah padat penduduk untuk daerah yang kurang padat penduduknya.
2. 10. Proyeksi Penduduk
Proyeksi penduduk bermanfaat sebagai basis data dan target penentuan
kebijakan untuk pembangunan sektoral dan pengambilan keputusan kebijakan ke
depan. Didalam Metode Proyeksi Penduduk ini terdapat analisis berupa Metode
Regresi Linear, Metode Lung Polinomial, Metode Bunga Berbunga (Bunga
Berganda). (Sumber : Rusli,Said. 2012. Pengantar Ilmu Kependudukan. Jakarta : LP3ES)

2. 11. Dependency Ratio


Menurut Said Rusli (2012) Dependency Ratio adalah alah satu pernyataan
yang berupa perbandingan antara banyaknya penduduk usia produktif dengan
penduduk usia yang non produktif.
2. 12. Teori Skala Likert
Menurut Sugiyono (14:2015), Skala Likert adalah skala yang digunakan
untuk mengukur persepsi, sikap atau pendapat seseorang atau kelompok mengenai
sebuah peristiwa atau fenomena sosial, berdasarkan definisi operasional yang telah
ditetapkan oleh peneliti. Skala ini merupakan suatu skala psikometrik yang biasa
diaplikasikan dalam angket dan paling sering digunakan untuk riset yang berupa
survei, termasuk dalam penelitian survei deskriptif.

Pada Skala linkert maka variabel akan dijabarkan menjadi demensi dan
indikator variabel. Indikator variabel sebagai titik tolak untuk menyusun item-item
instrumen. Jawaban setiap item imstrumen yang menggunakan skala linkert
mempunyai gradasi yang sangat positif sampai sangat negatif yang dapat berupa
kata-kata.
19

2. 13. Teori Sosial Masyarakat


A. Teori Sosial
Di dalam organisasi sosial manusia hidup berkelompok dan
mengembangkan norma-sosial yang meliputi kehidupan normatif, status, kelompok
sosial dan institusi. Organisasi sosial juga meliputi aspek fungsi yang
memperlihatakan manifestasinya di dalam aktifitas kolektif anggota masyarakat
dan aspek struktur yang terdiri dari strutur kelompok di dalam pola umum
kebudayaan dan seluruh karangka lembaga sosial. Bentuk umum proses sosial
adalah interaksi sosial karena interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya
aktivitas – aktivitas sosial. Bentuk – bentuk interaksi sosial menurut Gillin dan
Gillin adalah :
1. Proses yang asosiatif
a. Akomodasi : keadaan yang menunjuk terciptanya keseimbangan dalam
hubungan-hubungan sosial dengan norma-norma dan nilai-nilai yang
berlaku di masyarakat.
b. Asimilasi : proses sosial yang timbul apabila suatu kelompok manusia
dengan suatu kebudayaan sehingga unsur-unsur kebudayaan itu lambat laun
diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya, tanpa menghilangkan sifat
khas kepribadian kebudayaan asli.
c. Akulturasi : proses sosial tingkat lanjut yang timbul apabila terdapat
golongan-golongan manusia yang mempunyai latar belakang kebudayaan
yang berbeda-beda, saling berinteraksi dan bergaul secara langsung dan
intensif dalam waktu yang lama,sehingga berubah sifatnya menjadi unsur-
unsur kebudayaan yang baru.
2. Proses yang disosiatif (persaingan, pertentangan).
B. Komponen Sistem Sosial
Komponen sistem menurut Prof. Dr. Soerjono Soekanto dalam Bukunya
yaitu Sosiologi Suatu Pengantar dapat dirangkum sebagai berikut.
20

The lower level of system The highest level of system


Adaptation Behavioral –
Organic System

Goal Attainment Personality


System

Integration Social System

Latency/Pattern Cultural System


Maintenance
Gambar 2. 1 The Fourth Component of The General Social System
(Sumber : Soekanto, Prof. Dr. Soerjono. 2015. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada)

1. Adaptation (Adaptasi) : menjelaskan bagaimana suatu sistem sosial dapat


menyesuaikan diri dengan lingkungan serta kebutuhannya. Hubungan
adaptasi dengan perencanaan adalah adaptasi masyarakat terhadap
perencanaan tata ruang yag dilakukan di suatu wilayah.
2. Goal Attainment (Pencapaian Tujuan) : berdefinisi menentukan, mengatur,
dan memfasilitasi suatu sistem untuk pencapaian tujuan utamanya yang
dalam perencanaan berkaitan dengan tujuan dari perencanaan suatu
wilayah. Dimana pihak yang terlibat pada fungsi goal attainment dalam
perencanaan adalah pihak pemerintah, dibantu dengan pejabat pelaksana,
pihak pelaksana dan masyarakat yang melaksanakan tujuan yang berupa
program – program kebijaksanaan pemerintah.
3. Integration (Integrasi) : integrasi dalam sebuah sistem adalah sesuatu
dimana sistem harus mampu mengatur dan menjaga antar hubungan dari
bagian – bagian yang menjadi komponennya serta mengatur dan mengelola
ketiga fungsi pokok yang lain yaitu adaptation, goal attainment dan latency.
4. Latency (Latensi) : sebuah sistem sosial harus mampu berfungsi sebagai
pemelihara pola dan memperbaiki motivasi pola – pola individu dan kultural
misalnya dari keluarga dan lembaga pendidikan untuk mengendalian
perilaku masyarakat agar sesuai dengan apa yang seharusnya. Dalam aspek
perencanaan, hal ini dapat berkaitan dengan peran pemelihara pola individu
21

dalam masyarakat untuk dapat menerima perencanaan tata ruang yang telah
ditetapkan.
C. Teori Kebudayaan dan Masyarakat
Tujuh unsur kebudayaan yang dianggap sebagai cultural universals, yaitu
peralatan dan perlengkapan hidup manusia, mata pencaharian hidup dan sistem –
sistem ekonomi, sistem kemasyarakatan, bahasa, kesenian, sistem pengetahuan,
dan religi. (Sumber : Soekanto, Prof. Dr. Soerjono. 2015)
D. Perubahan Sosial dan Kebudayaan
Gillin dan Gillin mengatakan perubahan – perubahan sosial sebagai suatu
variasi dari cara – cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan –
perubahan kondisi geografis, kebudayaan materiil, komposisi penduduk, ideologi
maupun karena adanya difusi ataupun penemuan – penemuan baru dalam
masyarakat. Faktor – faktor yang menyebabkan perubahan sosial dan kebudayaan,
yaitu bertambah atau berkurangnya penduduk, penemuan – penemuan baru,
pertentangan (conflict) masyarakat serta terjadinya pemberontakan atau revolusi.
Sumber : Soekanto, Prof. Dr. Soerjono. 2015)
22

BAB III
METODOLOGI
3.1 Metode Pendekatan
Dalam penelitian aspek kependudukan ini metode pendekatan yang
digunakan yaitu metode kuantitatif dan metode kualitatif, dimana :

1. Metode Kuantitatif
Metode penelitian kuantitatif Menurut Sugiyono (14:2015), merupakan
metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada
umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan.
Pengertian lain dari Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang
analisisnya lebih fokus pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan
menggunakan metode statistika. Pada umumnya penelitian menggunakan
pendekatan kuantitatif merupakan penelitian sampel besar, karena pada pendekatan
kuantitatif dilakukan pada penelitian inferensial yaitu dalam rangka pengujian
hipotesis dan menyandarkan kesimpulan pada suatu probabilitas kesalahan
penolakan hipotesis nihil. Dengan menggunakan pendekatan ini, maka akan
diperoleh signifikansi hubungan antar variabel yang diteliti. Dalam penelitian ini,
metode kuantitatif digunakan untuk mengindentifikasi dan analisis karakteristik
dan proyeksi penduduk.

2. Metode Kualitatif
Menurut David Williams (1995) seperti yang dikutip Moleong (2007:5)
mengemukakan bahwa penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu
latar alamiah, dengan menggunakan metode alamiah, dan dilakukan oleh orang atau
peneliti yang tertarik secara alamiah.
Pengertian lain dari Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang
dilakukan berdasarkan paradigma, strategi, dan implementasi model secara
kualitatif. Menurut Bodgan dan Taylor (1975:5) yang mendefinisikan bahwa
kualititatif sebagai penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
23

tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Dalam penelitian ini,
metode kualitatif digunakan untuk identifikasi dan analisis sosial budaya.

3.2 Metode Pengumpulan Data


Dalam pengumpulan data aspek kependudukan, terbagi menjadi dua yaitu
data primer dan data sekunder yang dapat dirangkum sebagai berikut.

3.1.1 Data Primer


Data yang didapakan dari survey langsung menuju lapangan dengan
mengamati objek sasaran yang diteliti untuk memperoleh data. Adapun bentuk
survey yaitu:
a. Observasi Lapangan

Observasi lapangan dilakukan dengan cara mengamati keadaan wilayah


yang dikaji, permasalahan pada wilayah studi, potensi yang ada dalam wilayah
studi, dan lainnya.

Observasi lapangan adalah penelitian yang dilakukan secara lansung dengan


mengamati kondisi eksisting wilayah yang dikaji. Observasi yang dilakukan adalah
mengamati dan mengidentifikasi karekteristik kependudukan, potensi dan masalah
di Kabupaten Cianjur Bagian Utara.

b. Wawancara/Interview

Wawancara/interview dilakukan kepada responden yang dapat dianggap


mewakili suatu kelompok yang ada di wilayah kajian studi.

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dalam metode survey


yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada responden atau pihak terkait.
Dalam aspek kependudukan, wawancara berguna untuk mengetahui keadaan sosial
budaya di wilayah tersebut.
24

c. Kuesioner

Kuesioner dilakukan dengan cara memberikan pernyataan tertulis yang di


berikan kepada responden untuk dijawab dimana responden merupakan
masyarakat di Kabupaten Cianjur Bagian Utara yang berusia lebih dari 15 tahun.

3.1.2 Data Sekunder


Data yang dipapatkan dari instansi terkait untuk memperoleh data-data dan
literatur yang tersedia serta buku-buku terkait dengan data sekunder. Umumnya data
yang diperoleh sudah terpola sesuai dengan aturan dari masing-masing instansi.
Untuk memperoleh data yang benar-benar akurat sekurang-kurangnya data dalam
lima tahun terakhir.
Tabel 3. 1 Data Primer dan Data Sekunder
Data Primer Data Sekunder

Metode
Bentuk Bentuk Sumber
pengumpulan Sumber Jenis Data
Data Data
Data Primer
Kondisi eksisting 1. Jumlah dan Persebaran
Kabupaten Penduduk  BPS
Observasi Foto 2. Jumlah Penduduk Per Rentang Kabupaten
Cianjur Bagian
Umur Cianjur
Utara
3. Jumlah Penduduk Angkatan
Hasil  Kepala  Dinas
Kerja
wawancara Desa/Kepala 4. Jumlah Penduduk Usia Kerja Kependud
(dokumen, Camat 5. Jumlah Penduduk Urbanisasi ukan dan
Wawancara
rekaman  Tokoh dan Migrasi Catatan
Budaya/tokoh Dokumen
suara atau 6. Kepadatan Penduduk Sipil
masyarakat 7. Laju Pertumbuhan Penduduk
video)  Dinas
8. Jumlah Pengangguran
Ketenagak
9. Jumlah Penduduk Berdasarkan
Tingkat Pendidikan erjaan dan
Hasil Masyarakat
10. Jumlah Penduduk Berdasarkan Transmigr
Kuesioner kuisioner berusia lebih dari
Tingkat Pendidikan Terakhir asi
(dokumen) 15 tahun
11. Jumlah Penduduk Berdasarkan
Mata Pencaharian

3.3 Metode Analisis


Metode analisis aspek kependudukan dapat dibagi menjadi 2 yaitu metode
analisis kependudukan berdasarkan kuantitas dan metode analisis penduduk
berdasarkan kualitas yang dapt dirangkum sebagai berikut :
25

3.3.1 Karakteristik Penduduk Dari Segi Kuantitas


A. Laju Pertumbuhan Penduduk

Laju pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu


wilayah tertentu setiap tahunnya. Kegunaannya adalah memprediksi jumlah
penduduk suatu wilayah di masa yang akan datang.
1) Laju Pertumbuhan Penduduk Eksponensial
Pt = P0 x ert
(Sumber : Bambang Utoyo (2009), Geografi Membuka Cakrawala Dunia )

Dimana :
Pt = jumlah penduduk tahun akhir perhitungan
Po = jumlah penduduk tahun awal perhitungan
e = bilangan eksponensial, nilainya 2,7182819
r = rata-rata tingkat pertumbuhan pertahun (%)
t = lama waktu perhitungan
2) Laju Pertumbuhan Penduduk Geometrik
Pt = P0 (1+r)t
(Sumber : Bambang Utoyo (2009), Geografi Membuka Cakrawala Dunia )

Dimana :
Pt = jumlah penduduk tahun akhir perhitungan
Po = jumlah penduduk tahun awal perhitungan
1 = bilangan konstanta geometris
e = bilangan eksponensial, nilainya 2,7182819
r = rata-rata tingkat pertumbuhan pertahun (%)
t = lama waktu perhitungan
Jika nilai r > 0, artinya terjadi pertumbuhan penduduk yang positif atau
terjadi penambahan jumlah penduduk dari tahun sebelumnya. Jika r < 0, artinya
pertumbuhan penduduk negatif atau terjadi pengurangan jumlah penduduk dari
tahun sebelumnya. Jika r = 0, artinya tidak terjadi perubahan jumlah penduduk dari
tahun sebelumnya.
26

B. Kepadatan Penduduk
Merupakan suatu metoda analisis untuk mengetahui kepadatan penduduk
(jiwa/ha), untuk menentukan tingkat kepadatan penduduk maka menggunakan
persamaan berikut:

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘
𝐾𝑒𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 =
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐿𝑎ℎ𝑎𝑛 (𝐻𝑎)

(Sumber : Bambang Utoyo (2009), Geografi Membuka Cakrawala Dunia )

C. Proyeksi Penduduk
Metode ini dibagi menjadi tiga metode analisis yaitu Metode Regresi Linier,
Metode Lung Polynomial dan Bunga Berganda, untuk penejelasannya dapat dilihat
dalam uraian di bawah ini :
1) Metode Regresi Linier
Menurut Hasan (2008), Regresi Linear merupakan suatu alat ukur yang juga
digunakan untuk mengukur ada tidaknya korelasi antar variabel. Metode ini
diterapkan ketika populasi di wilayah studi menunjukan tingkat pertumbuhan
penduduk yang sama dan diasumsikan bahwa pola metode ini akan tetap sama
untuk masa yang akan datang. Bentuk persamaan dari model ini adalah
Dengan rumus :

P = a + b (x)

(Sumber : Teori Hasan. 2008)

Keterangan :
P : Jumlah Penduduk Tahun terhitung (jiwa)
X : Tambahan tahun terhitung
a, b : Tetapan yang diperoleh dari rumus dibawah ini :
Ʃ𝑃.Ʃ𝑋 2 −Ʃ𝑋.Ʃ𝑃𝑋 𝑁.Ʃ𝑃𝑋−Ʃ𝑋.Ʃ𝑃
ɑ= b = 𝑁.Ʃ𝑋 2 −(Ʃ𝑋)2
𝑁.Ʃ𝑋 2 −(Ʃ𝑋)2

(Sumber : Teori Hasan. 2008)


Adapun keuntungan dari metode linier adalah metode ini dapat memperluas
perkiran berdasarkan data masa lampau dan cara ini juga dianggap penghalusan dari
cara ektrapolasi garis lurus, dimana perkembangannya dianggap tidak ada loncatan.
27

2) Metode Lung Polinomial


Metode ini digunakan dengan memakai proyeksi berbentuk garis lurus,
yaitu dengan melihat rata-rata pertumbuhan jumlah penduduk tiap tahun pada masa
yang lampau. Metode ini juga digunakan dengan memakai proyeksi berbentuk garis
lurus yaitu dengan melihat rata-rata pertambahan jumlah penduduk tiap tahun pada
masa lampau sampai sekarang. Bentuk persamaannya model ini adalah:
Ʃ𝑏𝑛
b=
(𝑡−1) Pt + θ = Pt(1+r)θ

(Sumber : Teori Galouis. 1832)

Keterangan :
Pt+θ : Penduduk daerah yang diselidiki
Pt : Penduduk daerah pada tahun dasar
Θ : Selisih tahun dasar ke tahun yang diselidiki
b : Rata-rata tambahan jumlah penduduk tiap tahun

3) Metode Bunga Berbunga (Bunga Berganda)


Dalam metode ini diasumsikan perkembangan jumlah penduduk akan
berganda dengan sendirinya. Disini dianggap tambahan jumlah penduduk akan
membawa konsekuensi bertambahnya jumlah penduduk, dengan rumus sebagai
berikut :
Dimana :
Pn = Po (1+r)n
(Sumber : Wirosuhardjo, Kartomo.1981. Dasar - Dasar Demografi. Jakarta: Penerbit UI)
Dimana :
Pn : Jumlah penduduk pada tahun n
Po : Jumlah Penduduk pada tahu awal
r : Angka pertumbuhan penduduk
n : Jangka waktu dalam tahun
4) Metode Aritmatik
Metode Aritmatik digunakan dengan asumsi bahwa tingkat presentasi
pertumbuhan penduduk adalah konstan, yang berarti tiap satuan waktu
pertambahan penduduk akan menjadi besar dan lebih besar lagi. Bentuk
persamaannya model ini adalah :
28

Pn = Po (1 + rn)

(Sumber : Teori Klosterman. 1990)

Dimana :
Pn : Jumlah penduduk pada tahun
Po : Jumlah penduduk pada tahun awal (dasar)
r : Pertumbuhan penduduk rata-rata
n : Periode waktu dalam tahun
Tabel 3. 2 Perbandingan Proyeksi Penduduk
Metode Fungsi Kelebihan Kekurangan
Regresi Digunakan untuk Untuk mengetahui apa Prediksi didalam konsep regresi
Linier mengetahui yang mempengaruhi hanya boleh dilakukan didalam
pengaruh dalam pertumbuhan rentan data dari variable-
pertubumhan penduduk variable bebas yang digunakan
penduduk di suatu untuk membentuk regresi
wilayah. tersebut.
Lung Digunakan untuk Mudah digunakan Tidak dapat digunakan untuk
Polinominal melihat rata – rata karena menggunakan jangka panjang
pertumbuhan proyeksi garis lurus
penduduk
Bunga Digunakan ketika Dapat digunakan Hasilnya terlalu sederhana
Berganda perkembangan ketika data yang
penduduk tersedia sangat
berganda dengan terbatas.
sendirinya
Untuk Perkembangan jumlah Tidak melihat faktor lain yang
Aritmatik memprediksikan penduduk akan menyebabkan pertambahan
jumlah penduduk bertambah dengan jumlah penduduk
di suatu wilayah di sendirinya,
masa yang akan diakibatkan dari
datanng secara jumlah pertumbuhan
konstan. secara spontan dengan
adanya
. pengembangan
pengembangan pada
wilayah tersebut.
Eksp Untuk rumus yang mengabaikan rincian
mengetahui digunakan komponen dinamika
onensial
persentase sederhana, data kependudukan.
pertumbuhan yang diperlukan
penduduk sama mudah dipenuhi,
setiap hari. mudah dilakukan,
dan model yang
digunakan sudah
mendekati
29

Metode Fungsi Kelebihan Kekurangan


dinamika yang
tidak linear.

5) Metode Eksponensial
Metode eksponensial memiliki asumsi bahwa persentase pertumbuhan
penduduk sama setiap hari. Hasil proyeksi penduduk dengan menggunakan metode
eksponensial akan berbentuk garis lengkung yang lebih terjal daripada garis
lengkung pada metode geometrik. Jika nilai r > 0, artinya terjadi pertumbuhan
penduduk yang positif atau terjadi penambahan jumlah penduduk dari tahun
sebelumnya. Jika r < 0, artinya pertumbuhan penduduk negatif atau terjadi
pengurangan jumlah penduduk dari tahun sebelumnya. Jika r = 0, artinya tidak
terjadi perubahan jumlah penduduk dari tahun sebelumnya. Metode eksponensial
dalam proyeksi penduduk dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Pn = P0er.n
(Sumber : Wardiyatmoko.k 2006, Geografi untuk SMA kelas IX. Jakarta : Erlangga)
Keterangan:
Pn = Jumlah penduduk setelah n tahun ke depan.
P0 = Jumlah penduduk pada tahun awal.
r = Angka pertumbuhan penduduk.
n = Jangka waktu dalam tahun.
e = Bilangan eksponensial = 2,7182818.

6) Cara Pemilihan Metode Proyeksi Penduduk


Penentuan pemilihan metode proyeksi penduduk yang di gunakan, di
tentukan oleh pola pertambahan penduduk dari tahun-tahun sebelumnya sampai
tahun sekarang. Untuk menentukan pilihan rumus proyeksi jumlah penduduk yang
akan digunakan dengan hasil perhitungan yang paling mendekati kebenaran harus
dilakukan analisis dengan menghitung standar deviasi atau koefisien korelasi.
Rumus standar deviasi dan koefisien korelasi adalah sebagai berikut
30

Standar Deviasi:

Ʃ(𝑋𝑖−𝑋)2 Ʃ(𝑋𝑖−𝑋)2
S= 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑛 > S= 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑛 >
𝑛 𝑛−1
20 20
(Sumber : Dr. Budi Susetyo, Statistika Untuk Analisis Data Penelitian)

D. Dependency Ratio
Dependency Ratio Merupakan perbandingan antara banyaknya penduduk
usia produktif dengan penduduk usia yang non produktif. Perbandingan antara
jumlah penduduk berumur 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun
keatas dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 15-64 tahun. Rasio
ketergantungan dapat dilihat menurut usia yakni Rasio Ketergantungan Muda dan
Rasio Ketergantungan Tua.

𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 (0−14 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛)+𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 (>65 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛)


Dependency Ratio = 𝑋 100
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 (15−64 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛)

(Sumber : Wirosuhardjo, Kartomo.1981. Dasar-dasar Demografi. Jakarta: Penerbit UI)

E. Piramida Penduduk

Piramida penduduk adalah grafik mendatar yang menyajikan data


kependudukan dalam bentuk diagram batang yang menunjukkan komposisi
penduduk menurut umur dan jenis kelamin. Tersusun dari garis atau koordinat
vertikal yang digunakan untuk menyatakan golongan umur. Dimulai dari umur 0–
4, 5–9, dan seterusnya hingga usia maksimal yang bisa dicapai oleh penduduk di
suatu wilayah. Bentuk piramida penduduk berbeda-beda untuk setiap wilayah atau
negara. Meskipun bentuknya berbeda-beda, pada dasarnya dapat dikelompokkan
menjadi tiga. Masing-masing bentuk mencerminkan karakteristik penduduknya.
Ketiga bentuk piramida penduduk itu sebagai berikut.
1. Piramida Penduduk Muda (Expansive)
Suatu wilayah yang memiliki angka kelahiran yang tinggi dan angka kematian
yang rendah sehingga daerah ini mengalami pertumbuhan penduduk yang cepat.
Piramida ini dicirikan sebagian besar penduduk masuk dalam kelompok umur
muda. Contohnya adalah negara-negara yang sedang berkembang, misalnya
Indonesia, Malaysia, Filipina, dan India.
31

Ciri-ciri komposisi penduduk ekspansif antara lain sebagai berikut.


a. Jumlah penduduk usia muda (0–19 tahun) sangat besar, sedangkan usia tua
sedikit,
b. Angka kelahiran jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan angka
kematian,
c. Pertumbuhan penduduk relatif tinggi,
d. Sebagian besar terdapat di negara-negara berkembang, seperti Indonesia,
Malaysia, Thailand, Republik Rakyat Cina, Mesir, dan India.
2. Piramida Penduduk Stasioner
Bentuk piramida penduduk ini menggambarkan tingkat kelahiran yang hampir
sama dengan tingkat kematian atau bersifat stasioner. Pertumbuhan penduduk
cenderung tetap. Piramida ini menunjukkan jumlah penduduk muda, dewasa, dan
tua hampir sama. Contoh: bentuk piramida penduduk Jepang dan Singapura serta
beberapa negara yang tergolong maju.
Ciri-ciri komposisi penduduk stasioner antara lain sebagai berikut.
a. Perbandingan jumlah penduduk pada kelompok usia muda dan dewasa
relatif seimbang,
b. Tingkat kelahiran umumnya tidak begitu tinggi, demikian pula dengan
angka kematian relatif lebih rendah,
c. Pertumbuhan penduduk kecil,
d. Terdapat di beberapa negara maju antara lain Amerika Serikat, Belanda,
dan Inggris.
3. Piramida Penduduk Tua (Constructive)
Bentuk piramida penduduk ini menggambarkan tingkat kelahiran yang lebih
rendah dari tingkat kematian atau bersifat konstruktif. Penurunan tingkat kelahiran
yang tajam menyebabkan pertumbuhan penduduk mengalami penurunan. Piramida
penduduk ini memiliki umur median (pertengahan) sangat tinggi. Contoh: piramida
penduduk negara Jerman, Belgia, dan Swiss.
Ciri-ciri komposisi penduduk konstruktif antara lain sebagai berikut.
a. Jumlah penduduk usia muda (0–19 tahun) dan usia tua (di atas usia 64
tahun) sangat kecil,
32

b. Jumlah penduduk yang tinggi terkonsentrasi pada ke lompok usia dewasa,


c. Angka kelahiran sangat rendah, demikian juga angka kematian,
d. Pertumbuhan penduduk sangat rendah mendekati nol, bahkan
pertumbuhan penduduk sebagian mencapai tingkat negatif,
e. Jumlah penduduk cenderung berkurang dari tahun ke tahun,
f. Negara yang berada pada fase ini, antara lain Swedia, Jerman, dan Belgia.

Gambar 3. 1 Piramida Penduduk


(Sumber : Population Reference Bureau, dari data 1976)

4. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

Persentase jumlah angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja. Angka


TPAK dapat digunakan sebagai dasar untuk mengetahui penduduk yang aktif
bekerja ataupun mencari pekerjaan. Bila angka TPAK kecil maka dapat diduga
bahwa penduduk usia kerja banyak yang tergolong bukan angkatan kerja baik yang
sedang sekolah maupun mengurus rumah tangga dan lainnya.

𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎
TPAK = 𝑋 100
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑈𝑠𝑖𝑎 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 (𝑇𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎)

(Sumber : Wirosuhardjo, Kartomo.1981. Dasar-dasar Demografi. Jakarta: Penerbit UI)

3.3.2 Karakteristik Penduduk Dari Segi Kualitas


Karakteristik penduduk dari segi kualitas adalah analisis mengenai sosial
budaya yang merupakan kondisi sosial budaya masyarakat akibata danya suatu
pembangunan ataupun aktivitas kegiatan. Analisis sosial budaya bertujuan untuk
33

mengetahui kondisi sosial dan budaya masyarakat. Analisis sosial budaya akan
menilai kondisi sosial budaya yang mengalami perubahan ataupun tidak mengalami
perubahan akibatadanya suatu kegiatan dan atau proses pembangunan. Analisis
sosial budaya dapat diartikan sebagai Kajian untuk mengenali struktur sosial
budaya serta prasarana dan sarana budaya kajian ini dilakukan untuk mencapai
pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan bagi peningkatan
kesejahteraan masyarakat yang bersifat lahiriah, batiniah atau spiritual.
34

3.4 Kerangka Analisis


Analisis Kependudukan

LPP Kepadatan Proyeksi Depedency Ratio Piramida Penduduk TPAK Sosial Budaya

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘
𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝐿𝑎ℎ𝑎𝑛 (ℎ𝑎) 𝑥100%
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑈𝑠𝑖𝑎 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎
R2
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 ( 0−14𝑡ℎ𝑛 )+𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 (>65𝑡ℎ𝑛)
x100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 (15−64𝑡ℎ𝑛 )
Eksponensial Geometrik
koefisien
determinasi Deskriptif
Pt = P0 x ert Pt = P0 (1+r)t

Metode Regresi Linier Metode Lung Polinomial Bunga Berbunga Metode Aritmatik
P = a + (x) Pt+θ = Pt + b (θ) Pn = Po (1+r)n
Pn = Po (1 + rn)

Untuk mengetahui Untuk mengetahui Metode ini digunakan Menunjukan Untuk menunjukkan
pertambahan penduduk kepadatan banyaknya beban Menunjukan komposisi
untuk menganalisis proporsi kerja terhadap
tanggungan penduduk menurut
dalam satu tahun penduduk(jiwa/ha) aspek kependudukan tenaga kerja
Umur dan Jenis kelamin
35

3.5 Matrik Analisis

Bentuk
No Output Metode Analisis Data Sumber Data Instansi
Data
1 Rumus laju Pertumbuhan Penduduk, yaitu:
 BPS Kabupaten
Pt = P0 x e rt Pt = P0 (1+r)t Cianjur
 Dinas
Kependudukan
Laju Dimana: Data tabel Kabupaten Cianjur Dalam
Jumlah Penduduk dan Catatan
Pertumbuhan menurut Angka, Kecamatan Dalam
r = laju pertumbuhan penduduk tahun 2013-2017 Sipil
Penduduk kecamatan Angka
 Dinas
Pt = Jumlah penduduk pada tahun ke –t Ketenagakerjaan
dan
P0 = Jumlah penduduk pada tahun dasar Transmigrasi
t = selisih tahun Pt dengan P0

2 Kepadatan Penduduk =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 - Jumlah  BPS Kabupaten
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐿𝑎ℎ𝑎𝑛 (𝐻𝑎)
Penduduk tahun Cianjur
2013-2017  Dinas
- Luas Lahan Kependudukan
Kecamatan Data tabel Kabupaten Cianjur Dalam
Kepadataan dan Catatan
tahun 2017 menurut Angka, Kecamatan Dalam
Penduduk Sipil
kecamatan Angka
 Dinas
Ketenagakerjaan
dan
Transmigrasi
36

Bentuk
No Output Metode Analisis Data Sumber Data Instansi
Data
3 a. Metode Regresi Linier - Jumlah Penduduk
tahun 2013-2017
Dengan rumus : - Laju
Pertumbuhan
P = a + b (x) Penduduk tahun
Keterangan : 2013-2017

P = Jumlah Penduduk Tahun terhitung (jiwa)


X = Tambahan tahun terhitung
a, b = Tetapan yang diperoleh dari rumus dibawah ini :  BPS Kabupaten
Cianjur
 Dinas
Kependudukan
Data tabel Kabupaten Cianjur Dalam
Proyeksi dan Catatan
menurut Angka, Kecamatan Dalam
Penduduk Sipil
kecamatan Angka
b. Metode Lung Polinomial  Dinas
Ketenagakerjaan
dan
Pt+θ = Pt + b (θ) Transmigrasi

Dimana :
∑ 𝑏𝑛
b=
(𝑡−1)

keterangan :
Pt+θ = Penduduk daerah yang diselidiki
Pt = Penduduk daerah pada tahun dasar
37

Bentuk
No Output Metode Analisis Data Sumber Data Instansi
Data
Θ = Selisih tahun dasar ke tahun yang diselidiki
b = Rata-rata tambahan jumlah penduduk tiap tahun

c. Bunga Berbunga ( Bunga Berganda)

Pn = Po (1+r)n

Dimana :
Keterangan:
Pn : Jumlah penduduk pada tahun n
Po : Jumlah Penduduk pada tahu awal
r : Angka pertumbuhan penduduk
n : Jangka waktu dalam tahun

d. Metode Aritmatik

Pn = Po (1 + rn)

Dimana :
Pn = jumlah penduduk pada tahun
Po = jumlah penduduk pada tahun awal (dasar)
r = pertumbuhan penduduk rata-rata
38

Bentuk
No Output Metode Analisis Data Sumber Data Instansi
Data
n = periode waktu dalam tahun
e. Metode Eksponensial
Pn = P0er.n
Keterangan:
Pn = Jumlah penduduk setelah n tahun ke depan.
P0 = Jumlah penduduk pada tahun awal.
r = Angka pertumbuhan penduduk.
n = Jangka waktu dalam tahun.
e = Bilangan eksponensial = 2,7182818.

Dependency Ratio =
Penduduk (0−14 thn)+Penduduk (>65 thn)
x Jumlah Penduduk  BPS Kabupaten
Penduduk (15−64 thn) Berdasarkan Umur Cianjur
100 tahun 2017  Dinas
Kependudukan
Data tabel Kabupaten Cianjur Dalam
Dependency dan Catatan
4 menurut Angka, Kecamatan Dalam
Ratio Sipil
kecamatan Angka
 Dinas
Ketenagakerjaan
dan
Transmigrasi

TPAK =
Angkatan Kerja
x 100  Jumlah  BPS Kabupaten
Penduduk Usia Kerja ( Tenaga Kerja)
angkatan kerja Cianjur
tahun 2017 Data tabel Kabupaten Cianjur Dalam  Dinas
5 TPAK  Jumlah menurut Angka, Kecamatan Dalam Kependudukan
Penduduk usia kecamatan Angka dan Catatan
kerja tahun Sipil
2017  Dinas
Ketenagakerjaan
39

Bentuk
No Output Metode Analisis Data Sumber Data Instansi
Data
dan
Transmigrasi

Kondisi sosial Data hasil


Metode deskriptif budaya, potensi analisis
Sosial dan dan masalah di Wawancara, Masyarakat Kabupaten
6 -
Budaya Kabupaten Cianjur Kuisioner Cianjur Bagian Utara
Bagian Utara. dan
Observasi
40

3.6 Kerangka Berpikir


Gambar 3. 1 Kerangka Berpikir Aspek Kependudukan & Sosial Budaya
Potensi
Latar Belakang Sebesar 66% penduduk Kabupaten Cianjur
Landasan Hukum
Jumlah penduduk Kabupaten Cianjur Bagian Utara Tahun 2017 sendiri mencapai berada di Bagian Utara, dimana hal tersebut
 UU No 26 Tahun 2007
1.492.972 jiwa dengan kepadatan 28.111 jiwa per km2. Dimana sebesar 66% dapat meningkatkan perkembangan
 RTRW Kab Cianjur tahun
perekonomian di Kabupaten Cianjur Bagian
2011-2031 penduduk Kabupaten Cianjur berada di Bagian Utara. Oleh karena itu diperlukan Utara sendiri. Dengan mata pencarian
kajian terhadap aspek kependudukan sebagai pertimbangan terhadap rencana masyarakatnya didominasi pada sektor
perkebunan yang merupakan salah satu
yang akan dibuat di masa yang akan datang. sektor terbesar dalam kontribusi PDRB
Kabupaten Cianjur menurut lapangan usaha.
(Sumber : Kabupaten Cianjur Dalam Angka
Tahun 2017)
Masalah
TPAK Kabupaten Cianjur dari tahun 2012 ke
INPUT tahun 2015 mengalami penurunan sebesar
Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam kajian dan analisis aspek 5,01%. Dimana TPAK di Kabupaten Cianjur
kependudukan adalah untuk mengidentifikasi karakteristik kependudukan, berjumlah 960.166 jiwa, sedangkan
sosial budaya serta potensi dan masalah juga konsep strategi penduduk di Kabupaten Cianjur Bagian
pengembangan Utara berjumlah 1.378.923 jiwa. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa penduduk
Kabupaten Cianjur Bagian Utara

Sasaran berkontribusi cukup besar terhadap


1. Teridentifikasinya karakteristik kependudukan dari segi kuantitas di Kabupaten Cianjur penurunan TPAK di Kabupaten Cianjur.
Bagian Utara.
2. Teridentifikasinya karakteristik kependudukan dari segi kualitas di Kabupaten Cianjur Sumber : Kabupaten Cianjur Dalam Angka
Bagian Utara. Tahun 2015 dan 2017
3. Teridentifikasinya kondisi sosial budaya di Kabupaten Cianjur Bagian Utara.
4. Teridentifikasinya potensi dan masalah kependudukan di Kabupaten Cianjur Bagian
Utara.
5. Terumuskannya konsep strategi pengembangan di Kabupaten Cianjur Bagian Utara.

Metodologi:
Metode Pengumplan Data: E
Gambaran Umum
Survei Primer
Survei Sekunder
V
A
L
U
Tinjauan Teori
A
S
I
PROSES Analisis

Jumlah Penduduk, Laju Kepadatan Proyeksi Dependency TPAK


Pertumbuhan Pertumbuhan Penduduk Penduduk Ratio
Penduduk, Struktur Penduduk
Penduduk, &
Perkembangan sosial
budaya.

Mengetahui karakteristik kependudukan, sosial budaya serta potensi dan masalah juga konsep
OUTPUT
strategi pengembangan di Kabupaten Cianjur Bagian Utara.
41

3.7 Potensi dan Masalah Aspek Kependudukan


Potensi dan masalah terkait dengan aspek kependudukan yang ada di
Kabupaten Cianjur Bagian Utara dapat dirangkum sebagai berikut :

a. Potensi
Sebesar 66% penduduk Kabupaten Cianjur berada di Bagian Utara, dimana
hal tersebut dapat meningkatkan perkembangan perekonomian di Kabupaten
Cianjur Bagian Utara sendiri. Dengan mata pencarian masyarakatnya didominasi
pada sektor perkebunan yang merupakan salah satu sektor terbesar dalam kontribusi
PDRB Kabupaten Cianjur menurut lapangan usaha.
Sumber : Kabupaten Cianjur Dalam Angka Tahun 2017

b. Masalah
TPAK Kabupaten Cianjur dari tahun 2012 ke tahun 2015 mengalami
penurunan sebesar 5,01%. Dimana TPAK di Kabupaten Cianjur berjumlah 960.166
jiwa, sedangkan penduduk di Kabupaten Cianjur Bagian Utara berjumlah 1.378.923
jiwa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penduduk Kabupaten Cianjur Bagian
Utara berkontribusi cukup besar terhadap penurunan TPAK di Kabupaten Cianjur.
Sumber : Kabupaten Cianjur Dalam Angka Tahun 2015 dan 2017
42

DAFTAR PUSTAKA

 Undang – Undang
Republik Indonesia. 1972. Undang-undang No. 3 Tahun 1972 tentang
Administrasi Kependudukan.
Republik Indonesia. 2006. Undang - Undang No. 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan.
 Buku
Soekanto, Prof. Dr. Soerjono. 2015. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Suwardjoko, Warpani.2001. Analisis Kota & Wilayah. Bandung: Penerbit ITB.
Rusli, Said. 2012. Pengantar Ilmu Kependudukan. Jakarta : LP3ES
Wirosuhardjo, Kartomo.1981. Dasar - Dasar Demografi. Jakarta: Penerbit UI.
Donald J. Bogue. 1969. Principles of Demography. New York: John Wiley & Sons.
Utoyo, Bambang. 2009. Geografi Membuka Cakrawala Dunia. Jakarta: Pusat
Pembukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Dr. Budi Susetyo, M.Pd. 2017. Statistika Untuk Analisis Data Penelitian, Bandung.
: Refika Aditama.
Osman dan Pantandianan. 2014. Metode Analisis Perencanaan.
Wardiyatmoko.k 2006, Geografi untuk SMA kelas IX. Jakarta : Erlangga

 Lembaga/ Badan/ Organisasi


Badan Pusat Statistik. 2015. Provinsi Jawa Barat Dalam Angka. BPS Jawa Barat.
Badan Pusat Statistik. 2017. Kabupaten Cianjur Dalam Angka. BPS Jawa Barat.
Cianjur.
 Website
https://putriprafanda.wordpress.com/2016/10/05 (Diakses tanggal 4 Februari 2018,
pukul 10.09)
http://ratioatmadja.blogspot.co.id/2014/04/laju-pertumbuhan-penduduk.html
(Diakses tanggal 4 Februari 2018, pukul 10.45)
43

http://www.literasiinformasi.com/2017/11/definisi-penelitian-kuantitatif-
menurut.html (Diakses tanggal 8 Februari 2018, pukul 19.10)
http://infodanpengertian.blogspot.co.id/2016/01/pengertian-penelitian-
kualitatif.html (Diakses tanggal 8 Februari 2018, pukul 19.15)
http://www.masterpendidikan.com/2017/04/5-pengertian-analisis-regresi-
menurut-para-ahli.html (Diakses tanggal 8 Februari 2018, pukul 19.15)
http://www.pengertianahli.com/2014/09/pengertian-kepadatan-penduduk.html
(Diakses tanggal 8 Februari 2018, pukul 19.18)
http://insan-saiful.blogspot.co.id/2010/08/kegunaan-sex-ratio.html (Diakses
tanggal 8 Februari 2018, pukul 19.20)
https://idtesis.com/pengertian-dependency-ratio-dan-rumus-perhitungan/ (Diakses
tanggal 8 Februari 2018, pukul 19.23)
http://www.zonasiswa.com/2014/10/3-bentuk-piramida-penduduk.html (Diakses
tanggal 8 Februari 2018, pukul 19.28)
https://sirusa.bps.go.id/index.php?r=indikator/view&id=95 (Diakses tanggal 8
Februari 2018, pukul 20.23)
https://definisimenurutparaahli.blogspot.co.id/2017/05/ (Diakses tanggal 8
Februari 2018, pukul 20.45)
https://media.neliti.com/media/publications/50042-ID-pedoman-penghitungan-
proyeksi-penduduk-dan-angkatan-kerja.pdf (Diunduh tanggal 8 Februari
2017, pukul 21.14)
https://indahtrishanarasaki.wordpress.com/2015/05/15/teori-teori-tentang-
perkembangan-penduduk/ (Diunduh tanggal 8 Februari 2017, pukul 21.16)
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/46886/Chapter%20II.pdf;j
sessionid=1F3D4950D9BE8E8BAE9AEC796BCF99BD?sequence=3
(Diunduh tanggal 8 Februari 2017, pukul 21.14)
http://duniadinu.blogspot.co.id/2011/10/tingkat-partisipasi-angkatan-kerja-
tpak.html (Diakses tanggal 8 Februari 2018, pukul 21.48)
http://dilihatya.com/2786/pengertian-demografi-menurut-para-ahli-adalah
(Diakses tanggal 8 Februari 2018, pukul 21.48)
44

https://dzakyky.wordpress.com/2017/10/27/perkembangan-penduduk-indonesia/
(Diakses tanggal 17 Februari 2018, pukul 17.45)

Vous aimerez peut-être aussi