Vous êtes sur la page 1sur 7

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains VIII, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW

Salatiga, 15 Juni 2013, Vol 4, No.1, ISSN:2087-0922

PEMANFAATAN SERABUT KELAPA TERMODIFIKASI SEBAGAI


BAHAN PENGISI BANTAL DAN MATRAS

Sri Hartini, Andreas B. Wijaya, Nastassiah Widjojo, Maria Susilowati, Giwang Petriana

Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Matematika


Universitas Kristen Satya Wacana
Jln. Diponegoro No. 52-60 Salatiga

dec1arantius@yahoo.com

ABSTRAK

Serabut kelapa atau coconut fiber adalah limbah dari industri perkebunan kelapa. Umumnya kandungan serat dalam
serabut kelapa sebesar 65,38%. Kandungan serat yang tinggi dalam serabut kelapa dapat dimanfaatkan sebagai salah
satu bahan alternatif pengisi bantal ataupun matras. Tujuan dari penelitian adalah memodifikasi serabut kelapa
menjadi serabut kelapa yang siap digunakan sebagai bahan alternatif pengisi bantal ataupun matras. Penelitian ini
dilakukan dengan metode bleaching, softening, dan drying. Pada proses bleaching dengan menggunakan larutan
pengelantang, serabut kelapa menunjukkan adanya perubahan warna menjadi putih kekuningan. Kemudian hasil
serabut kelapa yang telah melalui proses bleacing dilakukan softening dengan menggunakan minyak nabati, hasil
yang diperoleh adalah serabut kelapa menjadi lebih lembut. Selanjutnya serabut kelapa yang telah melalui proses
softening dikeringkan dan menghasilkan serabut kelapa kering. Hasil akhir yang berupa serabut kelapa dengan
tekstur yang lebih lembut, dan warna yang lebih terang dapat digunakan sebagai bahan alternatif pengsisi bantal
ataupun bahan tambahan dalam pembuatan matras.

Kata kunci : Serabut kelapa, serat.

PENDAHULUAN negara-negara maju lainya. Hanya beberapa


Perkembangan Home Industry di Indonesia yang daerah saja yang telah berhasil mengembangkan
berkembang dengan pesat, berdampak pada variasi produknya, seperti Lampung, yang telah
meningkatnya perekonomian masyarakat kecil. berhasil menjadi eksportir serabut. Padahal kalau
Salah satu jenis Home Industry yang sedang serabut kelapa itu sedikit dipoles, maka bisa
populer, adalah indusri tekstil. Misalnya, untuk memiliki nilai lebih yang menguntungkan.
pembuatan seprei, bantal, guling, dll.
Selama ini pemanfaatan serabut kelapa di
Dalam pembuatannya, bahan baku yang biasa Indonesia kebanyakan hanya dipakai sebagai
digunakan adalah kapuk dan dakron. Kapuk dan bahan pembuatan keset. Padahal, serabut kelapa
dakron sering digunakan dalam skala besar karena sebenarnya memiliki nilai jual ekonomi yang
selain elastis, murah, bahan ini memiliki tekstur cukup tinggi[4]. Banyak produk yang bisa
lembut. Dibalik teksturnya yang lembut, kapuk dihasilkan dari pengolahan serabut kelapa.
dan dakron memiliki dampak yang cukup Indonesia sendiri mempunyai persebaran tanaman
berbahaya untuk manusia. Dari segi kesehatan, kelapa yang cukup besar jika dibandingkan dengan
kapuk merupakan tempat hidupnya tungau, dan negara lainnya seperti Philipina, India, Sri Lanka,
serat kapuk sendiri dapat menimbulkan alergi. dll.
Begitu pula dakron untuk bahan pengisi bantal
karena debu dapat tertinggal di dalamnya [7]. Contoh pemanfaatan serabut kelapa misalnya
seperti untuk pembuatan matras (tempat tidur
Serabut kelapa (Cocos nucifera L) yang ada di kecil), jok sepeda motor (tempat duduk sepeda
Indonesia biasanya hanya langsung diekspor ke motor), untuk pengisi bantal (bisa digunakan

395
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains VIII, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW
Salatiga, 15 Juni 2013, Vol 4, No.1, ISSN:2087-0922

sebagai pengganti busa), dll [8]. Meskipun serabut dengan warna yang lebih putih. Untuk
kelapa memiliki jenis tekstur yang sedikit kasar, melembutkan tekstur dari serabut kelapa
tapi dengan beberapa tahap pengolahan berupa digunakan minyak nabati karena banyaknya
bleaching, softening dan drying maka serabut penggunaan minyak nabati untuk melembutkan
kelapa yang kasar dapat mempunyai tekstur yang dalam sabun. Selain itu minyak nabati merupakan
hampir menyerupai woll ataupun benang. trigliserida yang mengandung 90% asam
ricinoleat.
Bila dicermati, maka serabut kelapa merupakan
bagian yang cukup besar dari buah kelapa, yaitu Berdasarkan penjelasan diatas maka tujuan dari
35 % dari berat keseluruhan buah. Serabut kelapa penelitian ini adalah untuk memodifikasi serabut
terdiri dari serat dan gabus yang menghubungkan kelapa dan pemanfaatan serabut kelapa
satu serat dengan serat lainnya. Serat adalah termodifikasi sebagai bahan alternatif pengisi
bagian yang berharga dari serabut. Setiap butir dalam bantal ataupun sebagai bahan substitusi
kelapa mengandung serat 525 gram (75 % dari pembuatan matras.
serabut), dan gabus 175 gram (25 % dari serabut)
[3]. BAHAN DAN METODE
Bahan
Serabut kelapa dapat menjadi bahan baku tali, Alat dan Bahan yang digunakan adalah ember,
anyaman keset, matras, jok kendaraan [1, 2]. Dari panci, pengaduk, kompor gas, kolf, kompor listrik,
serabut kelapa ini dapat diperoleh serat matras, oven, desikator, reflux, larutan pengelantang,
serat berbulu dan sekam/dedak atau gabus. Serat coconut fiber, minyak nabati, silicon rubber,
matras digunakan untuk pengisi jok, penyaring cetakan, HCl 20 %, dan NaOH 3M.
dan matras. Serat berbulu digunakan untuk sikat
pembersih, sapu, dan keset. Sedangkan Metode
sekam/gabus digunakan sebagai media tanam dan 1. Modifikasi Serabut kelapa
pupuk kalium. [6]. a. Preparasi sampel
Serabut kelapa (Gambar 1) ditimbang 5 gram
Serabut kelapa dengan tekstur berupa serat kasar dan dimasukkan ke dalam beaker glass.
mengandung selulosa yang cukup besar. Selulosa
adalah senyawa seperti serabut liat, tidak larut
dalam air, dan ditemukan dalam dinding sel
pelindung tumbuhan.

Warna coklat atau hitam yang dihasilkan dari


serabut kelapa, karena adanya senyawa tannin Gambar 1. Serabut kelapa (Cocofiber)
yang membuat warna dari serabut kelapa berubah
dari warna putih ke warna coklat atau hitam. b. Pemutihan (bleaching)
Selain itu reaksi kimia ini menyebabkan serabut Proses pemutihan (Gambar 2) ini dilakukan
kelapa menjadi keras dan kaku. Tannin adalah untuk menghilangkan warna coklat pada
salah satu senyawa fenolik yang dapat berfungsi serabut kelapa dengan cara merendam serabut
sebagai antioksidan bagi makhluk hidup. kelapa dalam 100 ml larutan pengelantang dan
Antioksidan inilah yang berperan sebagai senyawa diaduk-aduk hingga tidak terjadi perubahan
untuk meredam dampak negatif dari radikal bebas warna lagi. Proses bleaching ini dilakukan
yang dihasilkan oleh tubuh. sampai warna berubah menjadi kuning
kecoklatan dan diulang sebanyak tiga kali
Pengurangan kandungan senyawa tannin dalam perendaman.
serabut kelapa dilakukan dengan proses bleaching
dengan larutan pengelantang. Sifat dari larutan
pengelantang yang mampu melarutkan tannic acid
dalam serabut kelapa menghasilkan serabut kelapa

396
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains VIII, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW
Salatiga, 15 Juni 2013, Vol 4, No.1, ISSN:2087-0922

Analisis Protein Menggunakan Metode Biuret


[5]
0,15 g tembaga (II) sufat (CuSO4.5H2O)
ditambah dengan 0,6 g Natrium k\Kalium
Tartrat, kemudian dilarutkan dengan 50 mL
akuades. Selanjutnya ditambahkan 30 mL
NaOH 10% dan akuades sampai garis tera
Gambar 2. Proses Bleaching
labu ukur 100 ml dan larutan
c. Softening
dihomogenisasikan.
Pada proses softening (Gambar 3)
Pembuatan larutan standar bovin serum
dilakukan dengan memakai minyak nabati.
albumin (BSA 10 mg/mL) dilakukan dengan
Hasil serabut kelapa setelah melalui proses
melarutkan 0,1g BSA dengan akuades dalam
bleaching kemudian direndam dalam 20 ml
labu ukur 10 mL. Selanjutnya, dibuat kurva
minyak nabati. Proses ini diulang sebanyak
standar protein metode Biuret dengan
dua kali untuk mendapatkan serabut yang
membuat seri pengenceran BSA. Semua
benar-benar halus.
larutan didiamkan selama 30 menit dan diukur
absorbansi pada λ 550 nm.
Analisis kadar protein terlarut sampel
dilakukan dengan cara menimbang 2 gram
sampel dan dimasukkan dalam labu ukur 50
mL. Selanjutnya digenapkan dengan akuades
sampai garis tera. 0,5 mL sampel dimasukkan
kedalam tabung reaksi dan ditambah 2 mL
reagen Biuret, kemudian didiamkan selama
30 menit dan diukur absorbansinya pada λ
Gambar 3. Cocofiber hasil Softening
550 nm.
d. Drying
2. Analisis Karbohidrat
Setelah dilembutkan dengan memakai minyak
Sampel yang dipakai pertama-tama dihaluskan
nabati, serabut kemudian dikeringkan. Tujuan
dengan menggunakan blender, sebelum
dari pengeringan ini untuk menghilangkan
ditimbang sample dihomogenkan. Sampel
minyak yang ada di dalam serabut. Proses
ditimbang sebanyak 5,0132 g.
pengeringan dilakukan dengan mengeringkan
serabut langsung dibawah sinar matahari.
Pengeringan ini dilakukan selama 1-2 hari. Sampel yang ditimbang dalam Erlenmeyer
kemudian ditambahkan HCl 3% sebanyak 200
Analisa kadar serat (metode gravimetri) mL. Selanjutnya campuran dipanaskan dengan
Analisa kadar serat dalam serabut kelapa menggunakan pendingin tegak, selama 3 jam.
dilakukan dengan metode gravimetri sebagai Setelah dipanaskan, sampel dalam Erlenmeyer
berikut: dinetralkan dengan larutan NaOH 30%, sampai
Sampel sebanyak 5 gram dimasukkan dalam sampel dan campuran didalamnya netral, untuk
kolf, ditambahkan 50 ml HCl 20 % dan mengetahui apakah larutan sudah mencapai
direfluks selama 30 menit kemudian disaring netral maka diperlukan uji kualitatif dengan
dan dicuci dengan air panas. Filtrat ditambah menggunakan kertas lakmus biru. Jika larutan
dengan 50 ml NaOH 3 M kemudian direfluks tidak berubah warna maka larutan sudah netral.
selam 30 menit. Filtar disaring, dicuci dengan
air panas dan dioven selama 1 malam Setelah larutan netral, kemudian ditambahkan
kemudian didesikator dan ditimbang massa CH3COOH atau asam lemah, penambahan
seratnya.

397
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains VIII, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW
Salatiga, 15 Juni 2013, Vol 4, No.1, ISSN:2087-0922

asam asetat ini dimaksudkan agar larutan dalam Analisis kadar lemak menggunakan metode
suasana sedikit asam. ekstraksi Soxhlet.

Selanjutnya larutan dipindahkan dalam labu 4. Analisis Kadar Abu [5]


ukur 500 mL, dan ditambahkan aquadest Kadar abu dinalisis dengan pengabuan cara
sampai tanda batas, dan disaring. Lalu larutan kering menggunakan furnace.
dikocok sampai larutan homogen. Setelah itu
larutan tersebut dipipet 5 mL dengan pipet 5. Analisis gula reduksi [5]
volume dan dimasukan dalam Erlenmeyer 500 Analisis gula reduksi menggunakan metoda
mL. Luff Schoorl

Setelah sampel dimasukan dalam Erlenmeyer Uji Coba Pembuatan Produk Matras dan Bantal
500 mL, kemudian ditambahkan larutan luff Pembuatan matras dilakukan dengan mencampur
schrool sebanyak 25 mL, dan 15 mL aquades. cocopeat dengan rubber silicon. Sedangkan
Kemudian sampel dipanaskan dengan pembuatan bantal dilakukan dengan mengisi
pendingin tegak. kantung bantal dengan cocofiber yang sudah
disiapkan.
Campuran tersebut ditambahkan batu didih
untuk mencegah terjadinya letupan (bumping).
Proses pemanasan, diusahakan larutan HASIL DAN DISKUSI
mendidih dalam waktu 3 menit dan biarkan Pada penelitian ini dilakukan uji analisa
mendidih selama 10 menit, hal ini kandungan serat dengan metode gravimetri. Selain
dimaksudkan agar proses reduksi berjalan dilakukan uji kandungan serat, diperoleh data lain
sempurna, dan Cu dapat tereduksi dalam waktu yaitu kandungan protein, karbohidrat, lemak, gula
kurang lebih 10 menit. reduksi, kadar air dan kadar abu (Tabel 1).

Campuran tersebut kemudian didinginkan Tabel 1. Kandungan Gizi dalam Coco Fiber
dalam bak yang berisi es. Agar pendinginan No. Coco Fiber
berlangsung cepat, maka pendinginan dengan Kadar %
es perlu dilakukan. Setelah campuran dingin 1 Air 4,13 (w/w)
kemudian ditambahkan KI 20% sebanyak 15 2 Protein 1,28 (w/v)
mL dan H2SO4 25% perlahan-lahan. 3 Karbohidrat 18,95 (w/v)
4 Lemak 3,43 (w/w)
Reaksi tersebut ditandai dengan timbulnya buih 5 Serat Kasar 65,38 (w/w)
dan warna larutan menjadi coklat. Larutan 6 Abu 2,37 (w/w)
tersebut kemudian dititrasi cepat dengan 7 Gula Reduksi 0,28 (w/w)
menggunakan larutan tio sulfat (Na2S2O3) 0,1
N. titrasi cepat dilakukan untuk menghindari Dari hasil pengukuran kadar serat serabut kelapa,
penguapan KI. jumlah kadar serat sebesar 65,38%. Oleh sebab
itu, serabut kelapa dapat diaplikasikan untuk
Indikator yang dipergunakan adalah amilum. bahan pengisisi di dalam bantal ataupun bahan
Penambahan indicator amilum dilakukan substitusi dalam pembuatan matras.
setelah campuran mendekati titik akhir, hal ini
dilakukan karena apabila dilakukan pada awal Kadar serat yang tinggi dalam serabut kelapa
titrasi maka amilum dapat membungkus iod dikarenakan kandungan suatu polimer yang
dan mengakibatkan warna titik akhir menjadi disebut dengan selulosa. Selulosa adalah senyawa
tidak terlihat tajam. seperti serabut liat, tidak larut dalam air, dan
ditemukan dalam dinding sel pelindung tumbuhan.
3. Analisis Lemak [5] Selulosa merupakan bagian dari polisakarida

398
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains VIII, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW
Salatiga, 15 Juni 2013, Vol 4, No.1, ISSN:2087-0922

struktural yang memberikan perlindungan, bentuk,


dan daya penyangga terhadap sel atau jaringan, [ 1] Abdullah, A., Shamsul B. J., Mazlee M.
dalam hal ini khususnya endosperm buah kelapa. N. dan Kamarudin H., Composite Cement
Reinforced Coconut Fiber: Physical and
Pengolahan serabut kelapa sebagai bahan pengisi Mechanical Properties and Fracture Behavior.
dalam bantal dan bahan tambahan dalam Australian Journal of Basic and Applied
pembuatan matras, adalah salah satu alternatif Sciences, 5(7): 1228-1240, 2011 ISSN 1991-
untuk mengurangi limbah dari serabut kelapa yang 8178
selama ini jarang dimanfaatkan sebagai salah satu
hasil samping komoditas perkebunan kelapa yang [2] Anonim. 2008. Prospek Pengolahan Hasil
bermanfaat. Dengan adanya pengembangan Samping Buah Kelapa. http://www.blogster.
teknologi dalam aplikasi secara tepat, serabut com/thewastegold/prospek-pengolahan-hasil-
kelapa terbukti mampu menghasilkan nilai samping-buah-kelapa. Diunduh tanggal 19
ekonomis yang cukup besar. november 2009

Model bantal yang berisi modifikasi cocofiber dan [3] Anonim1. 2009. Pemanfaatan Serabut dan
cocopeat dapat dilihat di Gambar 4 dan 5 Tempurung Kelapa serta Cangkang Sawit
dibawah ini. untuk Pembuatan Asap Cair. diunduh tanggal
15 November 2009.

[3] Anonim2. 2009. Bisnis Emas Serabut Kelapa.


http://produkkelapa.wordpress.
com/2009/08/12/bisnis-emas-serabut-kelapa/.
Diunduh tanggal 15 November 2009

[4] Asasutjarit, C., S. Charoenvai, J. Hirunlabh


and J. Khedari, 2009. Materials and
Gambar 4. Model Bantal Berisi Cocofiber mechanical propertiesof pretreated coir-
based green composites, Composites: Part
B, 40: 633-637

[5] C.S. James, Blackie. 2009. Academic and


Professional - General overview of food
analysis techniques. Woodhead Publishing,
Cambridge, UK.

[6] Marthatiahu, C., 2009. Maksimalisasi Kelapa.


Gambar 5. Model Jok Berisi Cocopeat http://jefrihutagalung.wordpress.
com/2009/08/30/maksimalisasi-kelapa-part-
KESIMPULAN 1/. Diunduh tanggal 15 November 2009

Kandungan serat yang terdapat dalam serabut [7] Gunawan, Rahman. 2006. Dimana beli dakron
kelapa sebesar 65,38%. Maka hasil pengolahan atau silikon kiloan. http://www.mail-
serabut kelapa (cocofiber) dapat dimanfaatkan archive.com/balita-anda@balita-
sebagai bahan alternatif pengisi bantal dan serbuk anda.com/msg130673.html Diunduh tanggal 15
kulit kelapa (cocopeat) dapat digunakan sebagai November 2009
bahan tambahan dalam pembuatan matras. [8] Keyvani, S.A. and N. Saeki., 1997. Behavior
of fiber concrete composites using recycled
DAFTAR PUSTAKA

399
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains VIII, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW
Salatiga, 15 Juni 2013, Vol 4, No.1, ISSN:2087-0922

steel shavings,The Journal of Solid Waste


Technology and Management, 24(1): 1-8

400
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains VIII, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW
Salatiga, 15 Juni 2013, Vol 4, No.1, ISSN:2087-0922

Nama Penanya : Barry. F


Instansi : UKSW
Pertanyaan : Bagaimana daya tahannya ?
Jawaban : Tahan, karena tidak menghasilkan debu

401

Vous aimerez peut-être aussi