Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
(Softening Point of Asphalt and Tar in Ethylene Glycol Ring and Ball)
1. Tujuan Umum
Praktikum ini memberikan pengertian dan kemampuan dasar kepada mahasiswa
untuk dapat menentukan nilai/suhu titik lembek aspal.
2. Terminologi
- Duplo
Istilah yang menyatakan bahwa sampel yang diuji adalah ganda dan dipersiapkan,
dibuat dan dijaga pada kondisi yang sama.
- Ring & Ball
Istilah umum yang digunakan untuk menyatakan jenis praktikum ini (pemeriksaan
titik lembek aspal dan ter), karena peralatan utama yang digunakan adalah
seperangkat cincin kuningan dan bola baja.
3. Teori Dasar
Aspal adalah material termoplastik yang secara bertahap mencair, sesuai dengan
pertambahan suhu dan berlaku sebaliknya pada pengurangan suhu. Namun demikian
perilaku/respon material aspal tersebut terhadap suhu pada prinsipnya membentuk suatu
spektrum/beragam, tergantung dari komposisi unsur-unsur penyusunnya.
Percobaan ini dibuat karena pelembekan (softening) bahan-bahan aspal dan ter,
tidak terjadi secara sekejap pada suhu tertentu, tetapi lebih merupakan perubahan
gradual seiring penambahan suhu. Oleh sebab itu, setiap prosedur yang dipergunakan
untuk menentukan titik lembek aspal atau ter, hendaknya mengikuti sifat dasar tersebut,
artinya penambahan suhu pada percobaan hendaknya berlangsung secara gradual dalam
jenjang yang halus.
Metoda Ring and Ball yang umumnya diterapkan pada bahan aspal dan ter ini,
dapat mengukur titk lembek bahan semisolid sampai solid.
Gambar 2. Bejana Gelas Tahan Panas dan Alat “Ring and Ball”
Sumber: Dokumentasi Praktikum Jalan Raya 2017
1) Suhu pemanasan aspal maksimal adalah titik lembek perkiraan ditambah 50°C
(kira-kira 100°C).
2) Lamanya pemanasan di atas api tidak lebih dari 30 menit, di dalam oven tidak
lebih dari 2 jam.
3) Larutan gliserin dan talk digunakan pada permukaan alat besi bagian atas bukan
pada dinding ring benda uji.
4) Contoh aspal yang telah dipanaskan, dituang ke dalam cetakan benda uji dan
diamkan selama 30 menit, dipotong dengan spatula panas lalu disimpan dalam
ruangan pendingin (± 5°C) selama 30 menit.
5) Proses penuangan sampai percobaan selesai tidak boleh kurang dari 240 menit.
49+49,8
Sehingga nilai titik lembek rata-rata =
2
= 49,4 °C
(20−500 A)
PI =
(1+50 A)
dimana :
log 800−log85,90
=
49,4−25
= 0,03972
Sehingga :
20 – (500 . 0,03972)
PI =
1+(50 . 0,03972)
= 0,04689
- 3 ≤ PI ≤ + 7
- 3 ≤ 0,04689 ≤ + 7
6. Diskusi
Bersama-sama dengan nilai penetrasi digunakan untuk menentukan titik PI
(Indeks Penetrasi) yang merupakan tingkat kepekaan aspal terhadap temperatur.
Syarat :
0,015 ≤ A ≤ 0,06
- 3 ≤ PI ≤ + 7
Jika : PI (+) berarti aspal kurang peka terhadap temperatur
PI (-) berarti aspal peka terhadap temperatur
Hasil pengujian :
- PEN = 85,90 div
- Titik lembek = 49,40 °C
- A = 0,03972
- PI = 0,04689
Semakin tinggi titik lembek, maka semakin baik sebagai bahan pengikat.
Karena aspal yang tinggi titik lembeknya kurang peka terhadap temperatur,
sedangkan aspal yang tidak peka terhadap temperatur akan mempunyai workability
yang tinggi, yaitu proses pelaksanaan penghamparan dan pemadatan campuran
aspal yang semakin mudah.
7. Kesimpulan dan Saran
7.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan di laboratorium, diperoleh hasil pengujian sampel
mencapai titik lembek pada suhu 49,40 °C. Dengan demikian dari hasil
pengujian yang diperoleh memenuhi standar yang telah ditetapkan, dengan nilai
PI = 0,04689 yang berarti bahwa aspal dapat digunakan, nilai titik lembek pada
aspal memenuhi spesifikasi Bina Marga tentang Titik Lembek untuk aspal PEN
85/100 adalah minimum 46 °C (SNI 8135:2015).
7.2 Saran
Sebaiknya dalam melakukan percobaan di laboratorium, diharapkan
menggunakan aspal baru. Sehingga diperoleh hasil percobaan yang lebih
akurat.
LAMPIRAN
Gambar 3. Bejana Gelas Tahan Panas dan Alat “Ring and Ball”
(Memasukkan cincin kuningan ke dalam gelas)
Sumber : Dokumentasi praktikum jalan raya 2017
Gambar 4. Bejana Gelas Tahan Panas dan Alat “Ring and Ball”
(Seluruh alat-alat lain, masuk ke dalam gelas, pada saat ini kita menunggu temperatur tepat
6°C, kemudian alat di nyalakan pada saat 5°C, pada kenaikan 5°C waktunya di catat).
Sumber : Dokumentasi praktikum jalan raya 2017
Gambar 5. Bejana Gelas Tahan Panas dan Alat “Ring and Ball”
(Pada saat ini, tampilan dua bola baja, berada di atas cincin)
Sumber : Dokumentasi praktikum jalan raya 2017
Gambar 6. Bejana Gelas Tahan Panas dan Alat “Ring and Ball”
(Pada saat ini, aspal mulai mengalami perubahan bentuk yang dipengaruhi oleh temperatur)
Sumber : Dokumentasi praktikum jalan raya 2017
Gambar 7. Bejana Gelas Tahan Panas dan Alat “Ring and Ball”
(Pada saat ini, bisa dilihat kedua sampel mengalami penurunan bola baja).
Sumber : Dokumentasi praktikum jalan raya 2017
Gambar 8. Bejana Gelas Tahan Panas dan Alat “Ring and Ball”
(Pada saat ini, sampel telah mengalami titik lembek dimana ke dua bola baja jatuh).
Sumber : Dokumentasi praktikum jalan raya 2017