Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Titiek Aslianti
Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut, Gondol
PO Box 140 Singaraja 81101, Bali
E-mail: tiaspriyono@yahoo.com
ABSTRACT
Coral trout grouper (Plectropomus leopardus) is the prospective aquaculture
commodities with a high demand. Fingerling culture is the one of shortly rearing time
methods for grow out in net-cages in order to produce continuously. Two hundred
fishes with initial total length 16.6±0.5 cm and 72.2±7.6 g of body weight were stocked
in each of three of concrete tanks of 4m3 seawater. Water replace as a treatment was
applied i.e. A (200%/day), B (300%/day) and C (400%/day).respectively. Feeding
frequency of pellet was done twice a day of about 3 - 5% of body weight. Survival and
growth of fishes were monitored during two-month period. The result showed that the
different percentage of water replace had a significant role in increasing the growth
and survival rate of the fishes. Water replaced of 400% daily (treatment C) gave the
best survival rate (97%) and growth performance (TL 21.61±0,54 cm; BW 156.84±1.05
g). In contrast, the treatment B (300%/day) and A (200%/day) resulted in a lower
survival and growth , i.e. (SR 95.5%; TL 19.51±0.52 cm; BW 140.96±0.08 g) and A (SR
93%; TL 19.08±0.30 cm; BW 132.2±2.65 g)., respectively.
ABSTRAK
Ikan kerapu sunu (Plectropomus leopardus) termasuk komoditas budidaya yang
prospektif dengan pangsa pasar cukup tinggi. Upaya penggelondongan merupakan salah
satu cara untuk mempersingkat waktu pemeliharaan di keramba jaring apung (KJA)
agar kontinuitas produksi dapat terpenuhi sesuai permintaan pasar. Penelitian dilakukan
selama 2 bulan dengan menggunakan 3 unit bak fiber (4m3), masing-masing diisi 200
ekor kerapu sunu yang berukuran awal rata-rata panjang total (TL) 16.6±0.5cm dan
berat tubuh (BW) 72.2±7.6g. Pergantian air pemeliharaan merupakan perlakuan yaitu A
(200%/hari), B (300%/hari) dan C (400%/hari). Pakan berupa pellet komersial diberikan
dua kali sehari 3-5% dari bobot biomas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan
persentase pergantian air memberikan pengaruh yang berbeda terhadap peningkatan
pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan. Pergantian air 400%/hari (C) menghasilkan
kelangsungan hidup (97%) dan pertumbuhan (TL 21.61±0,54cm; BW 156.84±1.05g)
paling baik, sedangkan perlakuan B (300%/hari) dan A (200%/hari) menghasilkan
kelangsungan hidup dan pertumbuhan lebih rendah dari pada C yaitu berturut-turut B
(SR 95.5%; TL 19.51 ±0.52cm; BW 140.96±0.08g) dan A (SR 93%; TL
19.08±0.30cm; BW 132.2±2.65g).
Kata Kunci: Ikan kerapu sunu, pertumbuhan, laju kelangsungan hidup, pergantian air
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 2, No. 2, Desember 2010 27
Pemeliharaan Gelondongan Kerapu Sunu (Plectropomus Leopardus)…
lingkungan sampai mencapai ukuran siap lemak 10%, abu 13%, dan kadar air 10%
tebar (± 150gr) sehingga masa (Aslianti et al., 2009b). Pakan diberikan
pemeliharaan di KJA dapat dipersingkat. dua kali sehari sebanyak 3-5% dari bobot
Penelitian bertujuan untuk mendapatkan biomasa (±500 gr) dengan cara menebar
informasi pemeliharaan gelondongan hingga ikan tidak merespon (ad-libitum).
kerapu sunu dalam wadah terkontrol, Sisa pakan ditimbang untuk mengetahui
serta kendala yang dihadapi selama jumlah pakan yang terkonsumsi setiap
pemeliharaan sehingga resiko yang hari serta dilakukan penghitugan pada
mungkin terjadi pada budidaya akhir penelitian untuk mengetahui nilai
pembesaran di KJA dapat diperkecil. rasio konversi pakannya. Penelitian
dilakukan selama 2 bulan dengan
II. BAHAN DAN METODE menggunakan sistim air mengalir dan
persentase pergantian air merupakan
2.1. Persiapan wadah
Kegiatan penelitian diawali dengan perlakuan yaitu A (200%/hari); B
pencucian wadah penelitian berupa tiga (300%/hari) dan C(400%/hari).
(3) unit bak fiber kapasitas 4 m3 Penyiponan dasar bak dilakukan setiap 2
hari untuk membersihkan sisa
berbentuk segi empat berukuran 2x2x1m,
metabolisme berupa faeses ataupun sisa
dengan cara menyikat dan menyemprot
pakan yang tidak terkonsumsi oleh ikan.
dengan air tawar, kemudian dikeringkan
selama satu hari. Hal ini untuk
menghindari kemungkinan kontaminasi 2.3. Parameter yang diamati
Pengamatan pertumbuhan dilaku-
parasit. Selanjutnya wadah diisi air laut
kan setiap bulan melalui pengukuran
bersalinitas 30-33 ppt sampai ketinggian
panjang total dan berat tubuh terhadap 20
air 75 cm. Pengaturan pipa dan batu
ekor sampel (10% dari jumlah biomas)
aerasi disesuaikan dengan kebutuhan dan
yang diambil secara acak dari masing-
diatur sedemikian rupa sehingga pasok
masing perlakuan. Untuk mengetahui
oksigen yang mengalir dalam bak
efektifitas pakan terhadap pertumbuhan
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
dilakukan dengan cara menghitung rasio
ikan. Demikian juga pengaturan debit air
konversi pakan (FCR), sedangkan
masuk (inlet) dan keluar (outlet)
kualitas air diamati secara kontinyu
disesuaikan dengan perlakuan dengan
setiap minggu sebagai data pendukung
cara terlebih dahulu memposisikan stop
meliputi oksigen terlarut (DO), ammonia
kran yang disesuaikan dengan jumlah air
(NH3-N), nitrit (NO2-N) dan pH.
masuk per menit, sehingga dalam waktu
24 jam (sehari semalam) diharapkan air
dapat terganti sesuai perlakuan. 2.4. Analisa data
Semua data yang diperoleh
dihimpun secara tabulasi dan dianalisis
2.2. Hewan uji.
secara diskriptif serta diolah dengan
Hewan uji (kerapu sunu) yang telah
menggunakan program microsoft Excel.
melalui seleksi (keseragaman ukuran dan
kondisi fisik) dimasukkan kedalam
masing-masing bak dengan kepadatan III. HASIL DAN PEMBAHASAN
200 ekor. Rata-rata panjang total (TL) Hasil pengamatan terhadap per-
dan berat tubuh (BW) awal adalah tumbuhan panjang dan berat mutlak,
16.6±0.5cm dan 72.2±7.6g. Selama kelangsungan hidup dan rasio konversi
pemeliharaan, ikan diberi pakan pakan gelondongan kerapu sunu dari
komersial berbentuk pellet berdiameter masing-masing perlakuan tertera pada
±5 mm dengan kandungan protein 42%, Tabel 1.
28 http://www.itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt22
Aslianti
Tabel 1. Pertumbuhan panjang dan berat mutlak, kelangsungan hidup dan rasio konfersi
pakan kerapu sunu dari masing-masing perlakuan
A B C
Parameter
(200%/day) (300%/day) (400%/day)
Panjang total awal/Initial length (cm) 16.60 16.60 16.60
Panjang total akhir/Final length (cm 19.08 19.51 21.61
Pertambahan panjang/TL gain (%) 14.94 17.53 30.18
Berat tubuh awal/Initial weight (g) 72.20 72.20 72.20
Berat tubuh akhir/Final weight (g) 132.20 140.96 156.84
Pertambahan berat/BW gain (%) 83.10 95.24 117.23
Kelangsungan hidup/SR (%) 93 95.5 97
Rasio konfersi pakan/FCR 1.05 1.21 1.34
Tabel 2. Hasil rata-rata pengamatan kualitas air yang dilakukan setiap tiga hari dari
masing-masing perlakuan
A B C
Parameter
(200%/day) (300%/day) (400%/day)
Suhu maximum/Temp. max (oC) 28.50 ± 0.16 28.28 ± 0.19 27.96 ± 0.23
Suhu minimum/Temp. min (oC) 26.64 ± 0.21 26.98 ± 0.45 27.30 ± 0.42
Salinitas/Salinity (ppt) 32.4 ± 1.61 32.4 ± 1.61 32.40 ± 1.61
pH 7.78 ± 0.30 7.51 ± 0.23 7.05 ± 0.10
DO/Disolve Oksigen (mg/L) 6.39 ± 0.13 6.72 ±0.31 7.10 ± 0.29
NO2/Nitrite (mg/L) 1.50 ± 0.25 1.26 ± 0.04 0.69 ± 0.13
NH3/Amonium (mg/L) 1.83 ± 0.06 1.57 ± 0.08 0.98 ± 0.05
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 2, No. 2, Desember 2010 29
Pemeliharaan Gelondongan Kerapu Sunu (Plectropomus Leopardus)…
164.0
y = 1.6972x + 120.24
R2 = 0.9354
BERAT TUBUH (GR)
160.0
156.0
152.0
148.0
19.0 21.0 23.0 25.0
30 http://www.itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt22
Aslianti
a b
Gambar 2. Penyakit bakteri gram negatif yang menimbulkan luka pada permukaan
tubuh kerapu sunu (a), dan kerapu sunu yang mengalami deformity pada
mulut unsimetris (b)
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 2, No. 2, Desember 2010 31
Pemeliharaan Gelondongan Kerapu Sunu (Plectropomus Leopardus)…
32 http://www.itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt22
Aslianti
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 2, No. 2, Desember 2010 33