Vous êtes sur la page 1sur 24

BENANG MERAH HATIKU

Disudut ruangan ini kurangkai kata demi kata pada helai demi
helai kertas putih tak bernoda, kurangkum isi hati dengan rumus
“31 ≤≥ 13” hingga terbentang benang merah
hatiku………DISEPANJANG JALAN KENANGAN

BAB I

Disebuah kampong yang damai bernama Batu besar Kecamatan


Nongsa Kota Batam aku dilahirkan, tepat dihari rabu tanggal 2 april
1967, Orang tuaku memberiku nama Kamariah Nur, dengan
panggilan kesayangan kala itu “NUR”, berharap sbg cahaya penerang
dalam keluarga konon ceritanya. Aku dibesarkan dlm keluarga yg
ekonomi pas pasan, ya..kenapa aku menyebut pas-pasan? Karena mau
dibilang mewah / kaya pasti tdk, mau dibilang miskin jg tdk,
meskipun harus dgn usaha yg keras dlm mencari rezeki, tp keluargaku
tdk merasa bahwa kami miskin, justru dari kehidupan seperti itulah
orang tuaku mengajarkan dan mendidik kami anak-anaknya untuk
belajar hidup sederhana.
Dimasa itu kakekku adalah orang yg disegani dikampungku,
banyak yg belajar agama kepada beliau dan orang menyebutnya
ulama/guru tempat bertanya baik soal agama maupun masalah
kehidupan sosial lainnya, hal yg sama jg diturunkan kepada ayahku,
tercermin dari kehidupan keluargaku yg sederhana dan religius. Hari-
hariku penuh keceriaan, layaknya anak-anak seusiaku, senang
bermain, apakah bersama teman atau bersama kakak, abang dan
adikku, sungguh menyenangkan….Suasana kehidupan keluargaku
yang penuh kasih sayang, meskipun didalamnya tetap kedisiplinan
harus dijalankan, yang terkadang aku merasa kebebasanku
terbatas/dikekang, ya…sangat wajar perasaan itu timbul pada usia
anak-anak sepertiku, yang belum memahami maksud dan tujuan baik
dari orang tua dalam mendidik anak-anaknya.

Aku adalah anak keempat dari tujuh bersaudara, ayahku


bernama HARUN BIN H.MUHAMMAD NUR dan ibuku bernama
JURUNIAH BINTI H.HARUNA. aku mengecam pendidikan disekolah
dasar negeri no. 90 batu besar, satu-satunya sekolah yg ada
dikampungku bahkan beberapa kampong semua bersekolah disana,
orang tuaku sangat disiplin dlm mendidik, terutama dlm hal
pendidikan agama, disisi lain beliau, terutama ayahku jg sangat
memperhatikan pendidikan umum, namun beliau punya prinsip bahwa
kalau kita ingin sukses harus dengan perjuangan yg sungguh-sungguh,
oleh sebab itu sebelum berangkat dan sesudah pulang dari sekolah kami
tdk ada yg berleha-leha, atau berpangku tangan, semua harus
melakukan tugas membantu pekerjaan orang tua.

Masih duduk dikelas 1 aku punya pengalaman yg tak mungkin


terlupakan sampai kapanpun…” hari itu seperti biasa setelah shalat
subuh aku membantu ayahku yg bekerja menoreh getah, memang
setiap hari tugasku adalah membersihkan cangkir2 tempat cairan
getah, dengan cara mengikuti terus dimana ayahku melakukan
pekerjaannya, karena pohon karet yg begitu banyak, dan areanya yang
sangat luas, maka sampai hari sudah siang belum selesai pekerjaan
kami, aku tak punya keberanian menyampaikan kpd ayahku kalau
seharusnya aku sudah berangkat kesekolah. Setelah ayahku menyadari
kalau hari sdh siang, aku disuruh pulang kerumah utk bersiap
kesekolah, memang jarak dari rumah kesekolah tidak begitu jauh, bisa
ditempuh dlm 10-15 menit saja. Aku bergegas pulang dan
bersiap…tapi yang terpikir didalam benakku adalah… “aku pasti
terlambat”, karena memang sudah kesiangan, hanya saja aku sekali lg
tdk punya keberanian utk membantah…. Pendek cerita akupun
berangkat kesekolah..dari kejauhan aku memandang kearah sekolah,
sudah sepi…sdh masuk semua…perasaanku bercampur baur, mau
lanjut…malu, mau putar balik kerumah…takut, akhirnya aku
bersembunyi disebuah rumah kosong yg tdk jauh dari sekolah, maksud
dihati…setelah jam pulang sekolah baru aku jg pulang, namun dalam
penantian itu aku berpikir lg, takut teman2 sekolah atau bahkan guru
nanti melihat, bisa kena marah/sangsi, maka kira2 20-30 menit
sebelum jam pulang sekolah aku lebih dulu keluar dari persembunyian
dan pulang kerumah… dikejauhan kulihat ayahku berdiri didepan rmh
sambil mengenyitkan dahi tanda keheranan, melihat matanya saja aku
sdh tdk berani berbohong…akhirnya aku diantar lg oleh ayahku
kesekolah dan kali ini langsung keruangan kelasku dan melapor kpd
guru yg sdg mengajar waktu itu, dan betapa malunya diriku… karena
baru saja aku duduk dibangku belajar, ketua kelas sdh memberikan
aba-aba utk pulang…. Malu..malu dan malu…aku tdk tau bagaimana
raut wajahku saat itu menahan malu… tapi itulah pembelajaran yg
diberikan ayahku agar aku tdk mengulangi lg …dan benar …masih
banyak hari-hari berikutnya yg aku terlambat masuk kesekolah, tapi
tetap memberanikan diri utk masuk keruangan kelas dan mengakui
keterlambatan dan untungnya guruku sdh mengerti dan paham akan
keadaanku” sungguh pengalaman itu adalah sesuatu
buanget….hehehe…pembelajaran yg sangat berharga, yg takkan
terlupakan

Menginjak kelas 2, entah apa sebabnya…ayah dan ibuku


memboyong kami semua pindah kesebuah kampong yg bernama lobam
darat, disana ayahku membuka hutan dan membuat kebun, dengan
demikian aku jg harus pindah sekolah. Jarak rmh kesekolah cukup
jauh, hrs ditempuh dlm waktu 1 jam bahkan lebih, jalannyapun
menyusuri pantai, belum lagi kalau air pasang…harus menyeberang
sungai, kadang pakaian basah sampai kering lg dibadan… lagi2
guruku sangat memahami keadaanku, bahkan kadang guruku
menyambangiku dikala istirahat dan memberiku makanan, sepertinya
ia sangat simpati kpdku. Kalau teringat masa itu, kadang tak terasa
air mata ini mengalir membasahi pipi… spti saat aku menulis kisah
ini, yah…. Inilah kehidupan..semua dapat dijadikan pembelajaran
berharga, terima kasih guruku….

2 tahun berselang…aku sdh duduk dikelas 4, lagi2 tanpa


mencari tau sebabnya, ayah dan ibuku memboyong kami kembali
kekampung kelahiranku Batu besar, disekolah inilah aku menamatkan
sekolah dgn memperoleh STTB/IJAZAH. Aku bersyukur meskipun
banyak rintangan dlm perjalananku menuntut ilmu, namun aku sdh
menyelesaikan satu fase jenjang pendidikan. Selanjutnya aku bertekat
utk melanjutkan pendidikan….

Karena keterbatasan biaya dan kebetulan paman dari ayahku


menawarkan agar aku tinggal dirumahnya dan bersekolah disana,
maka akupun berangkat diantar oleh ayahku, tempatnya cukup
jauh…KUALA LAHANG, salah satu desa bagian dari wilayah
Tembilahan Indra Giri Hilir, datuk dan nenekku sebagai pengganti
ayah dan ibuku kala itu. Aku masih ingat, aku diantar kesekolah utk
mendaftar dan langsung masuk kelas karena memang proses belajar
mengajar waktu itu sdh berjalan sekitar 1 bulan, karena kami datang
dari jauh, lagi2 guru disekolah itu sangat memaklumi, ditambah lagi
datuk dan nenekku adalah tokoh yg disegani dikampung itu, sekali
lagi…terima kasih guruku…terima kasih datuk dan nenekku…dan
terima kasih yg tak terhingga ayah dan ibuku… satu lagi
pembelajaran yg aku peroleh, betapa berat perjuangan ayah dan ibuku,
begitu besar perhatiannya terhadap kelangsungan pendidikan anaknya,
apapun akan dilakukannya …dilakukan dengan tulus tanpa pamrih.
Tak terasa lagi2 air mataku membasahi pipi saat menulis kisah
ini…semoga ayahku tenang disana, dipangkuan ilahi rabbi…Ya
Allah….ampunilah dosa ayahku, muliakanlah ia, dan sembuhkanlah
penyakit yg diderita ibuku, bahagiakanlah ia Aamiin…

Sekian banyak lika liku perjalananku dlm menuntut ilmu


dirantauan, berbekal tekad dan pesan-pesan orang tua, akhirnya satu
tahun sdh terlewati, aku naik kekelas 2 SMP, aku senang dan
bahagia…betapa tidak, liburan ini ayahku datang menjemput utk
pulang kekampung halaman, cukuplah untuk melepas rindu pada
keluarga terutama ibuku. Namun…Perjalanan pulangpun tidak
semulus yg kubayangkan, kami harus menaiki pompong dlu
ketembilahan,dengan mengarungi ombak dan angin sesekali badai jg
menerpa, dari tembilahan ketanjung pinang dan selanjutnya baru akan
sampai kekampungku, sungguh suatu perjalanan yg mencemaskan,
dalam kecemasan itu…tiba-tiba ayahku berbisik ditelingaku, “lihatlah
ciptaan Allah, alam yg luas, laut terbentang, angin berhembus dan
ombak yg menggulung….ini Dapat membawa kita sampai ketujuan,
tapi bisa jg kita tenggelam dilautan ini, makanya jgn sampai lalai,
berdoalah dan berserah diri terhadap ketentuan Allah nak…ini semua
adalah bukti kebesaranNYA”. Yah…aku mendengarkan dgn baik kata-
kata ayahku, namun rasa takut bukan berkurang, malah bertambah..
dan masih jelas dalam ingatan, saat itu ayahku tersenyum lebar sambil
merangkulku dan berucap,” jangan takut…ini belum apa-apa…”,
beliau menguatkan aku, memberi semangat dan menanamkan ilmu
agama disetiap kesempatan. Satu lagi pembelajaran yg kuperoleh dari
peristiwa ini, yg mungkin tdk akan didapatkan dibangku sekolah,
begitulah cara beliau mencurahkan kasih sayang, terima kasih
ayah…kasihmu seluas samudera, mulialah tempatmu, Aamiin…

Dengan berbagai pertimbangan, salah satunya agar tidak terlalu


jauh dari kampong halaman, maka akhirnya aku pindah sekolah ke
MTsN Tanjung pinang, disinilah aku menimba ilmu sampai
memperoleh STTB/IJAZAH. Bahagia rasanya dapat menyelesaikan
pendidikan tingkat pertama dengan baik sesuai harapan ayah dan
ibuku… dalam kurun waktu 2 tahun menuntut ilmu ditsanawiah,
tidak terlepas dari cobaan dan rintangaan, juga cerita2 yg
mengesankan. Salah satunya pengalaman ketika kembali dari libur
kenaikan kelas, perjalanan dari Tanjung Uban ke Tanjung Pinang,
seperti biasa kalau musim tahun ajaran baru, kapal penuh…dan aku
diantara yg tdk bisa menaiki kapal tsb, sementara teman2ku sdh
didlm kapal, hampir mau menangis atau memang sdh menangis aku
waktu itu, tapi kusembunyikan..ada rasa takut dan cemas karena tak
seorangpun yg aku kenal disekitarku, sementara kapal/feri sudah
semakin menjauh dari dermaga, apalagi diantara penumpang kapal itu
ada seseorang yang aku kagumi dan kuhormati karena beliau
terkaenal baik dan keluarganya jg sangat baik dengan keluargaku
dikampung, tapi saat itu dia tidak melakukan apa-apa utk sekedar
mambantuku yg dalam kesulitan, beruntung pertolongan Allah
datang…benar kata ibuku saat melepasku pergi menuntut ilmu, “
nak.. jauh atau dekat perjalananmu, jangan pernah lalai dari
mengingat Allah…bila ada kesulitan berusaha dan mohonlah
pertolongan kepadaNYA,” ya…bukti kekuasaan Allah…, tiba2 ada
seorang pegawai kplp, yg datang padaku dan berusaha menenangkan
aku, mungkin ia menangkap kegelisahanku, akhirnya kami
diberangkatkan dengan memakai kapal kplp hari itu jg,
Alhamdulillah…. Tak henti2nya aku mengucap syukur… terima
kasih atas nasehatmu IBU…dan terima kasih Ya Allah…KAU telah
mengirim orang baik disaat aku kesulitan, smg orang baik ini
senantiasa mendapat perlindungan dari Allah swt, Aamiin…

Sesuai cita-citaku yang ingin menjadi guru, akhirnya orang


tuaku memutuskan untuk mengizinkan aku mendaftar di SPG
(Sekolah Pendidikan Guru), memang pada awalnya ayahku akan
mendaftar di PGA (Pendidikan Guru Agama) mengikuti kakak dan
abangku yg sdh lebih dulu bersekolah disana, dengan tujuan agar tetap
mendapatkan ilmu agama yg lebih baik tentunya. Namun ayahku jg
adalah orang yg mempunyai wawasan dan sifat demokrasi, sehingga
ketika seorang tokoh pendidik yg tdk lain adalah guruku disekolah
dasar memberikan pendapat dan usulan agar aku mendaftar di SPG
saja, ayahku setuju…tentu setelah mendapatkan penjelasan panjang
lebar dari guruku yg memang beliau adalah lulusan SPG tsb. Ya….
Dengan bantuan dan jasa guruku itu akhirnya selama 3 tahun aku
menuntut ilmu disana, disebuah sekolah yg tugasnya mencetak
pendidik/guru yg berkualitas.

Kurun waktu 3 tahun aku menuntut ilmu di SPG Tanjung


Pinang, tentu banyak lika liku dan suka duka yg kualami, dimana
saat itu usiaku jg sdh menginjak remaja. Ada rasa senang jika diberi
perhatian oleh lawan jenis, ada rasa bahagia ketika mendapat pujian,
ada rasa bangga saat gurupun memberikan semangat dengan pujian2
kecilnya. Ya …kebetulan dikelasku aku adalah siswa yg berprestasi
sbg juara kelas, namun disisi lain aku jg tetap ingat pesan-pesan orang
tuaku, bahwa aku harus bersungguh2 hanya utk belajar, tdk blh
menyia-nyiakan waktu, tdk blh meninggalkan shlat, dan sedert lg
pesan2 yg baik tentunya, bahkan sebenarnya ada larangan agar aku
tdk dekat2 dengan lawan jenis atau bahasa sekarang tdk blh pacaran
dlu….oleh karena itulah setiap ada teman yg menyatakan maksud
hatinya, aku berusaha menolak dengan halus… dan berhasil, kita
semua berteman dan punya tujuan yg sama yaitu BELAJAR, namun
RASA ya tetap RASA, ketika ada seseorang yg sebenarnya tdk pernah
menyatakan perasaan apa-apa, tapi ia memberi perhatian yg lebih,
selalu ada saat dibutuhkan, santun, tdk lebay, tdk perlu diistimewakan,
bahkan selalu memberi nasehat yang baik, diantaranya agar kita
jangan sampai mengecewakan orang tua yang sudah membiayai kita
dengan susah payah, ya…sepertinya aku merasa nyaman dengan
perhatiannya, dengan sikapnya, dgn kesederhanaannya, dgn
kedewasaannya dan dgn nasehat2nya…apakah aku menyukainya?
Jawabnya aku simpan jauh dlm lubuk hatiku yang paling dalam, tdk
blh ada seorangpun yang tau, bahkan andaikan bisa, akupun tidak
boleh tau apa yang aku rasakan…

BAB II

Kini babak baru dalam kehidupanku dimulai setelah aku


meninggalkan kota Tanjung Pinang tempatku menuntut ilmu Selama
beberapa tahun, kota dimana masa2 indah bersama teman-teman
seperjuangan yang datang dari berbagai daerah, kota dimana sejuta
kenangan terpatri dan terpahat, dari kisah kasih dalam diam, rindu yg
terpendam, cemburu yg tak bertepi sampai sesal yg tak berbatas,
semua itu tinggal kenangan. Masih segar dalam ingatan…dihari
terakhir pertemuan kami, lidah terasa kelu, kami hanya saling
pandang, kata tersirat dari bola matanya dapat kumengerti, begitupun
dia, sepertinya dia sangat paham dgn perasaanku, kami hanya bermain
perasaan, mungkin memang sdh tepatlah yg kami lakukan saat itu,
karena masih terlalu dini utk membicarakan hal yg lebih serius,
kamipun berpisah seolah esok masih akan bertemu dan bisa menjalani
hari2 indah…padahal, itu tak mungkin terjadi… komunikasi terputus
sampai disitu, aku pulang kekampung halamanku dan diapun pulang
kekampung halamannya, tidak ada alat komunikasi canggih seperti
sekarang, hanya melalui surat, itupun entah kapan sampainya
ditambah lagi alamat yg tidak jelas, maka tamatlah riwayat kisah
kasih masa sekolah…..

Tak terasa sdh 1 bulan aku dikampung, aku menikmati suasana


asri tempat kelahiranku, hari2 bahagia bersama ayah, ibu,
kakak,abang dan adik2ku, aku seperti baru menemukan keluargaku yg
lama hilang, sungguh suasana bahagia yg tak bisa dilukiskan dengan
kata2. Bertepatan dengan bulan puasa kala itu, malam2nya banyak
kegiatan, dari tarawih, tadarrus dan lain-lain kegiatan islami, sungguh
menyenangkan… Terima kasih Ya Allah…aku hidup ditengah2
keluarga yg harmonis, bersahaja dan religius.

Suatu malam keluargaku menerima kedatangan tamu, istimewa


kelihatannya, setelah kuperhatikan dari balik dinding, tamunya adalah
seorang tokoh dikampungku bersama istrinya, dalam pikiranku ya
sudahlah… mungkin ini kebiasaan orang2 tua dikampung dalam
menjalin silaturrahmi, setelah membantu ibuku menyediakan minuman
dan kueh mueh akupun masuk tidur tanpa mendengarkan
perbincangan orang tuaku dan tamunya, karena memang kami dididik
dari kecil tidak boleh suka2 nimbrung percakapan org tua, ditambah
lagi sampai larut malam tamunya belum juga pulang. Selanjutnya
pendek cerita, rupanya tamu yg datang itu membawa hajat utk
melamarku, itulah cerita ibuku keesokan harinya. Antara percaya dan
tidak, hatiku mulai gundah… bagaimana tidak? Belum cukup 2 bulan
aku kembali dari menuntut ilmu sdh dilamar orang? Bagaimana
dengan sidia teman baikku? Yg meskipun tak terucap tapi kami saling
memahami perasaan masing2 dan seharusnya aku bersabar
menunggu…paling tidak setelah diatas 6 bulan, mengingat komunikasi
kala itu yg belum secanggih sekarang. Yah… itu hanya kata hatiku,
karena pada kenyataannya aku harus mematuhi kehendak orang tua.
Tidak satupun yg bisa membantah ayahku, ibuku sekalipun tdk mampu
menggoyahkan pendirian ayahku, yg menurutnya lelaki calon suamiku
itu sdh memenuhi 4 kriteria menurut islam, yaitu agamanya,
ketampanannya, keturunannya dan hartanya sdh memadai. Sebagai
anak yg dari kecil terdidik patuh kpd org tua, aku tdk punya pilihan,
meskipun hatiku sedih dan pilu… disisi lain akupun tdk dpt
berkomunikasi dg dia teman baikku, walau sekedar bertanya kepastian
hubungan kami… akhirnya kujalani saja seperti air mengalir.
Beruntung keluarga dua belah pihak adalah orang bijak yg meskipun
tegas dalam mengambil keputusan tapi kami diberi waktu utk saling
mengenal, dengan masa pertunangan selama 1 tahun mereka sepakati
sbg masa pendekatan utk kami yg memang sebelumnya belum begitu
saling kenal, karena usia yang terpaut 7 tahun maka kami tdk pernah
dipertemukan dalam satu sekolah, lain halnya dengan keluarganya…
mereka sangat baik dan banyak berjasa terhadap keluargaku, aku
paham betul akan hal itu.

Setahun masa pertunanganpun sdh terlewati, atas izin Allah


swt, berkat doa orang tua kedua belah pihak dan masa ta’aruf yg
memadai, kamipun memulai kehidupan baru dengan bertekad
membangun mahligai rumah tangga yg sakinah mawaddah
warahmah…. Terima kasih utk semua pengertian dan kebaikan
mertuaku, ipar2ku dan semua keluarga suamiku yg waktu itu masih
berstatus calon… senang dan bahagia rasanya…suatu hubungan
dengan restu orang tua.

Seperti halnya jodohku yg begitu cepat datang, begitupun


karirku… beberapa bln saja setelah tamat dr sekolah pendidikan guru
aku sdh mendapat tawaran utk mengajar disekolah tempatku dlu
menamatkan sekolah dasar, kebetulan kepala sekolahnya adalah guruku
dimasa kelas 1 dlu,( jadi ingat waktu terlambat….hehehe). 2 thn sbg
guru honor aku diangkat menjadi PNS, tentu dengan melalui beberapa
tes didinas pendidikan kota madya Batam.
Sebagai Pegawai Negeri Sipil aku harus rela untuk pindah2
tugas mengajar, 4 thn di SDN 002 Batu Besar, 8 thn di SDN 003
Sambau, 6 thn diSDN 001 Nongsa. Sungguh suatu perjalanan karir
yang didalamnya sangat menyenangkan, bukan karena tanpa cobaan
dan rintangan, tapi lebih kepada keseruan dengan kehadiran anak-
anak didik disekolah setiap hari, dari tingkah polah mereka yg lucu
dan menggemaskan sampai tingkah polah mereka yang nakal dan
kadang menjengkelkan, namun kuhadapi anak-anak didikku dengan
penuh kasih sayang, kupraktekkan ilmu yg kuperoleh di bangku SPG
dlu, tentu dengan cara /metode yang sesuai dengan karakter anak,
agar anak juga merasa nyaman disekolah, bukankah kita sebagai guru
disekolah adalah pengganti orang tua dirumah? Mengajar dan mendidik
agar anak mempunyai akhlaq yg baik dan memiliki ilmu yang luas
adalah kewajiban yg harus dilaksanakan oleh yg namanya GURU, dan
ketika hal itu dilakukan dengan tulus dan penuh tanggung jawab, ada
kepuasan tersendiri dalam jiwa , ada kebahagiaan yg tak terlukiskan,
apatah lagi setelah anak menyelesaikan pendidikannya dengan baik,
melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi dan seterusnya diharapkan
dapat berbakti kepada Negara, bangsa dan agamanya…

Selain pengabdian kepada bangsa dan Negara dengan mengajar


dan mendidik dibeberapa sekolah dasar diwilayah kecamatan nongsa,
salah satu kecamatan dikota batam, pengabdian kepada keluarga juga
punya arti dan makna tersendiri bagiku, membangun rumah tangga
bersama suami tercinta MAZLAN BIN MADIUN, layaknya membawa
bahtera dilautan lepas, ombak dan badai senantiasa mengintai, andai
sang nakhoda dan awaknya tidak saling memahami, tidak saling
bekerja sama, tidak saling berbagi tugas, maka bahtera itu bisa saja
tenggelam dilautan yg tak bertepi. Sebaliknya dengan saling
memahami, saling bantu membantu dan saling berbagi tugas, maka
bahtera akan sampai ketujuan, begitupun halnya dengan mahligai
rumah tangga yang aku dan suami bangun, tidak terlepas dari kerikil-
krikil tajam, cobaan, ujian dan bahkan mungkin peringatan dari Allah
swt sudah kulewati, suka dan duka silih berganti…dari pertengkaran
kecil sampai yg besarpun sudah pernah kualami, namun kalau
dihitung2 lagi, jauh lebih banyak kebahagiaan yg aku rasakan, justru
cobaan dan ujian itu menjadi penyeri dalam kehidupan berumah tangga
yang sesungguhnya.

BAB III

Tahun 2004 aku dipromosikan menjadi kepala sekolah, sebagai


buah ketekunan dalam melaksanakan tugas sbg guru, dan dukungan
penuh dari suamiku, akhirnya aku dipercaya utk menjabat sbg kepala
sekolah disebuah sekolah yang letaknya dipesisir pantai, yaitu kampong
teluk mata ikan. Dalam pengabdian disekolah inilah satu musibah besar
menimpa keluargaku… pagi itu…tepatnya hari sabtu tanggal 10 juni
2006, seperti biasa anak lelakiku satu-satunya sudah siap mau
berangkat kesekolah, hari itu ia berangkat lebih pagi, biasalah anak
seusianya ingin cepat2 berbaur dengan teman2nya, ditambah lagi
beberapa hari kedepannya hanya akan diisi dengan latihan2 dalam
rangka acara perpisahan kelas enam yang kebetulan anakku salah
satunya. Kudengar pintu kamar diketuk seadanya seraya berucap
“dayat pegi dulu ya mak…?”sambil berlalu keluar dan menaiki
sepedanya, aku yang waktu itu sedang bersiap2 juga dikamar
terlambat membuka pintu, sebaik saja pintu kubuka dan melihat keluar
rumah, anakku sudah melaju dengan sepedanya, pas sudah melewati
tikungan dan tidak kelihatan lagi karena tertutup dengan rumah
tetangga, sebenarnya tak biasanya anakku bertingkah seperti itu, cium
tangan dan memberi salam adalah kebiasaannya, tapi ..ya sudahlah
pikirku waktu itu, aku coba memaklumi tingkahnya, “ pasti mau main
bola sama teman2nya” kata hatiku, memang permainan bola kaki
adalah salah satu hobi anakku selain bermain gitar dan musik2
lainnya. Hari itu ada rapat kepala sekolah didinas pendidikan, sebelum
berangkat aku singgah dulu disekolah utk mengambil beberapa berkas
yg diperlukan, disamping itu mengingat kebiasaan anakku jg kalau
aku ada perjalanan keluar dari sekolah, pasti dia akan minta tambahan
uang jajan karena biasanya aku akan kembali setelah sore hari, namun
hari itu tidak demikian adanya, dia sedang bermain bola kaki
dilapangan waktu itu, kupanggil-panggil namanya tp dia tidak
berhenti, tetap sambil berlari dia hanya mengacungkan jempolnya
berkali-kali, begitu juga saat ayahnya memanggil, dia hanya
melambaikan tangan dari ujung lapangan, karena khawatir terlambat
rapat maka akhirnya akupun berangkat sambil berpesan kepada salah
satu guru yang jg temanku dari sekolah dasar NURHAYATI agar
memberi uang kalau2 anakku kehabisan uang jajan. Sekitar 20 menit
perjalananku, belum sampai kedinas pendidikan aku mendapat telpon
dari salah satu guru disekolah bahwa anakku jatuh,aku menangkap ada
kecemasan dari suaranya, pasti jatuh waktu main bola pikirku…cepat
kuperintahkan agar dibawa kepuskesmas, tak sampai 5 menit
kemudian hpku bordering lg, kali ini ia memintaku utk kembali
pulang, aku terkejut! Apa yg sudah terjadi? Pikirku, sambil
menyampaikan kepada suami berita itu kami langsung memutar
haluan, tak lama berselang hpku bordering lagi, aku tambah terkejut
dan cemas, temanku memintaku utk langsung saja ke RUMAH SAKIT
BUDI KEMULIAN, karena anakku sedang dibawa kesana, hatiku tak
karuan, sambil menangis aku berdo’a kepada Allah agar melindungi
dan menyelamatkan anakku, suamikupun menambah kelajuan sambil
tak henti2nya menyuruhku menanyakan apa sebenarnya yg terjadi,
tidak ada jawaban yg jelas dari temanku, akhirnya kami sampai
kerumah sakit tsb, namun anakku belum sampai, kami menunggu
didepan ruang UGD. Hanya beberapa menit kemudian bas jono berhenti
pas didepan kami, lalu kulihat dua orang keluar dari dalam mobil
sambil masing2 membopong seorang anak yang sedang tidak sadarkan
diri/pingsan, Ya Allah…anakku? Akupun hampir pingsan melihat
pemandangan itu, setelah beberapa menit anakku dan temannya
mendapat pertolongan dari tim medis, suamiku dipanggil menemui
dokter, dan sebaik saja suamiku keluar dari ruang dokter, sambil
menahan tangis ia menyampaikan padaku bahwa anak kami akan
dirujuk ke RSAB karena diduga ada pendarahan dikepala dan harus
discan terlebih dahulu, dalam kesedihan dan kebingungan kami
mengikuti semua arahan dokter, berharap smg anakku baik2 saja.
Sambil mengabari keluarga dan sanak family kami menuju RSAB,
beruntung tim medis disanapun dengan cepat mengambil
tindakan…dan hasil dari scan tsb menyatakan bahwa ada pendarahan
didalam otak akibat benturan yg sangat kuat dan harus diOPERASI.
Aku terduduk lemas mendengar berita itu, air mata tak terbendung
lagi…sambil tak henti2nya memanjatkan doa mengharap keajaiban
dari yg maha kuasa agar menyelamatkan anakku, keluargapun
berdatangan memberikan doa dan menghiburku agar tabah menghadapi
musibah ini. Dari hasil musyawarah keluarga besarku diputuskan utk
dipindahkan ke RSOB, kebetulan dokter bedah yg bertugas saat itu
kenal baik dengan salah satu keluargaku, akhirnya operasipun
dilakukan….beberapa jam kami menunggu dalam kecemasan,
operasipun usai, anakku dibawa keruang ICU, ruang dimana pasien
tidak bisa setiap saat ditunggui, kami hanya menunggu dan berjaga2
diluar ruangan, agar lebih tenang dan cepat pemulihannya menurut
dokter.

Satu jam, dua jam, tiga jam sampai 24 jampun anakku belum
sadar jg, menurut dokter operasi sudah berhasil, darah beku yang ada
dalam rongga kepala itupun sudah diangkat, hanya saja daya tahan
tubuh anakku yang lemah, mungkin karena pada saat kecelakaan itu
anakku sedang dalam keadaan lelah sehabis bermain bola kaki
disekolahnya, namun kami tidak putus harap, usaha sdh dilakukan,
dokter sdh berusaha semaksimal mungkin, hanya doalah yang tak
henti2nya kami pohonkan kehadirat ilahi rabbi, berharap suatu
keajaiban mudah-mudahan anakku bisa melewati masa kritisnya dan
pulih seperti sedia kala. Hari pertama, hari kedua sdh
berlalu…anakku belum juga sadar dari komanya, sanak family, handai
taulan, guru dan teman2 anakku silih berganti datang membesuk dan
memberikan doa utk kesembuhan anakku, namun Tuhan berkata
lain…dihari ketiga…sekitar jam 3 dini hari perawat memanggilku…
spontan suami, dua anakku dan adik bungsuku ikut menghampiri,
kami masuk keruangan ICU tempat anakku dirawat, dokter dan
perawat meminta izin untuk melepas semua alat medis yang menempel
ditubuh anakku……. Ya ALLAH…jantungku berdetak tak karuan,
aku terhenyak, lemas tubuhku, putus sudah
harapanku…anakku….bathinku menjerit!, namun aku tak kuasa lg
bersuara, sambil memeluk anakku aku menangis, hatiku berontak,
inikah jawaban dari doa-doaku Tuhan? Sungguh tidak adil…begitu
cepat Kau ambil anakku….dengan sigap suamiku yang kelihatan lebih
kuat dan bisa menerima keadaan mendekat kearah telinga anakku,
dibisikkan kalimah LAAILAAHA ILLALLAAH MUHAMMADUR
RASUULULLAH…PERGILAH DENGAN TENANG ANAKKU,
NANTIKAN ABAH DAN EMAK DISYURGA…., itulah kalimat yang
mengiringi kepergian anakku kepangkuanAllah swt, sambil menahan
tangis suamiku memegang tanganku dan berucap, “ sudahlah…mari
kita doakan anak kita, ikhlaskan…agar lapang jalannya, Tuhan lebih
menyayanginya, Tuhan tidak mau dia menderita, dia akan lebih
bahagia disana, karena pasti syurgalah tempatnya”sambil berbalik
memeluk dua orang anak perempuanku yang sedang menangis,
pecahlah tangis suamiku….yang sedari tadi tertahan…” adek dayat
sudah taada nak.. “ itu saja yg mampu terucap dari mulut
suamiku…selanjutnya hanya isak tangis yang terdengar. Dalam
suasana sedih, ZULKHAIRUZZAMAN adik bungsuku menyampaikan
kabar duka ini kepada keluarga, dalam sekejap saja keluargapun
berdatangan menyampaikan bela sungkawa dan doa, sebagian keluarga
mempersiapkan administrasi agar jenazah anakku bisa lebih cepat
dibawa pulang, sebagian lagi mempersiapkan dirumah duka dan
selanjutnya persiapan hal2 lain terkait pemakaman. Saat –saat
menjelang pemakamanpun terasa begitu cepat, rasa sebak didada,
perasaan berkecamuk…ada rasa sedih, sesal dan marah, apa lagi
setelah mengetahui penyebab kecelakaan itu terjadi, tapi sekali lagi aku
harus pasrah, berserah diri akan ketentuan Allah, berharap ada
hikmah dibalik muibah ini, “Ya Allah…kuatkan aku…agar bisa
mengikhlaskan kepergian anakku…. “ dan saat ini.. sepuluh tahun
telah berlalu…saat aku mencurahkan Kata demi kata… melalui
tulisan ini… air matakupun tak henti2nya membasahi pipi,
mengenang saat-saat terakhir bersama dia buah hatiku MUHAMMAD
NUR HIDAYAT “Ya Allah…berikan tempat yg istimewa disisiMu,
tenanglah dikau anakku….dipangkuan Ilahi Rabbi…

BAB IV

Hari demi hari, minggu ke minggu bahkan bulan


berganti…kesedihan belum juga hilang, hatiku sedikit terobati ketika
aku berada dirumah, mungkin karena ada kesibukan bercengkrama
dengan anak bungsuku SYAFIRA RIZKA ADELYA yang baru
berumur 1 tahun lebih, lain halnya ketika aku berada disekolah, setiap
hari aku dihadapkan dengan berbagai kenangan bersama anakku yang
sudah tiada, serasa ia memanggil-manggilku, kadang aku sampai
terhenyak dari lamunanku…seakan mendengar suaranya…. Tak
jarang aku menuruti kata hatiku keluar dari ruang kerjaku, hanya
untuk memastikan bahwa benarkah ada suara itu? Sesuatu yang tak
mungkin, namun hatiku belum merasa tenang kalau aku belum keluar
dan menatap disetiap sudut2 halaman sekolahku tempat anakku
bermain sehari-hari dimasa hidupnya. Sungguh sulit bagiku untuk
melupakan barang sedetikpun. Aku tidak bisa focus melaksanakan
tugas, rekan2kupun ikut merasakan kesedihanku dan berusaha
menghiburku, terutama teman masa kecilku NURHAYATI, dialah
yang selalu menghiburku, menguatkanku, memberi motivasi agar aku
bisa menjalani hari-hariku seperti sedia kala, ya…akupun berusaha
untuk itu…namun sulit sekali Ya Allah…., apa lagi setiap hari aku
harus berhadapan dengan seseorang yang sedikit banyak mempunyai
peran dalam kecelakaan itu, dia juga sahabat karibku… betapa aku
berada pada posisi yang sangat sulit dan serba salah, namun…aku
sudah ikhlas, bahkan aku sudah memaafkan, walau rasa ini tidak bisa
dibohongi Ya Allah…sakiiiit sekali, bantu aku Ya Rabb.. agar bisa
keluar dari rasa yang sangat menyiksa ini.

Mei 2007, aku dipindah tugaskan ke SDN NO 008 Nongsa di


Batu Besar, sudah barang tentu ada pihak-pihak yang bersimpati akan
keadaanku dan menyampaikan kepada atasanku sebagai pengambil
kebijakan, tapi yang pasti mungkin ini adalah jawaban dari doa-doaku,
atau inilah cara Tuhan agar aku bisa sedikit demi sedikit keluar dari
kesedihanku, puji syukur Ya Allah…, terima kasih untuk siapapun dia
yang bersimpati padaku…

Hanya sekitar 8 bulan aku bertugas di SDN 008, aku


dipromosikan menjadi LURAH, disalah satu kelurahan dikecamatan
Nongsa yaitu kelurahan Sambau, artinya aku keluar jalur…dari
fungsional ke structural, sungguh diluar dugaan, tapi itulah
kehidupan…garis tangan yang harus kulalui, rencana Tuhan siapa
yang tau…? Profesi baru yang aku tekuni ini menuntut Aku untuk
banyak belajar, agar bisa menyesuaikan diri, kalau selama menjadi
guru dan kepala sekolah yang kuhadapi adalah siswa, maka setelah
menjadi lurah yang kuhadapi adalah masyarakat. Alhamdulillah aku
tidak mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugas sebagai lurah,
karena masyarakat yang ada diwilayah tugasku sebagian besar adalah
para wali murid dimasa aku menjadi guru dan kepala sekolah,
mengingat profesi sbg pendidik sudah kujalani sekitar 22 tahun
dibeberapa sekolah, sehingga tidak heran ketika ada beberapa diantara
masyarakat yang berurusan kekantorku, yang kebetulan adalah
mantan2 muridku. Aku menikmati profesi ini, silaturrahmi dan
komunikasi dengan masyarakat selalu terjalin, ditambah lagi
banyaknya kegiatan2 tahunan yg bersentuhan langsung dengan
masyarakat, diantaranya kegiatan: musyawarah rencana pembangunan
(MUSRENBANG), Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ), dan HUT RI
dengan pesta rakyatnya, sungguh menyenangkan…., begitu jg kalau
ada musibah, kematian atau bencana alam dan sejenisnya, kita akan
bersama –sama masyarakat turun tangan saling membantu,
memberikan dukungan moril dan materi semampunya, ya…ada
kebahagiaan tersendiri ketika kita dapat membantu sesama, begitupun
disaat aku mengadakan resepsi pernikahan putri pertamaku FAUZIA
SOFIANA, partisipasi dan bantuan warga masyarakat sangat tinggi,
baik berupa tenaga, waktu dan materi, dari persiapan sampai acara
pelaksanaan dan setelah selesai resepsi, terima kasih warga
masyarakatku… semoga Allah swt senantiasa meridhai setiap langkah
kita, Aamiin …

Tidak berhenti disitu, 3 tahun kemudian aku dipindah


tugaskan lagi ke Badan Pertanahan Daerah Kota Batam, lagi-lagi aku
jalani dengan baik dan penuh tanggung jawab, banyak diantara
teman2ku bertanya adakah kendala dlm melaksanakan tugas yang
konon katanya itu tidak sesuai dengan bidangku, ya…inilah perjalanan
hidup, semua atas kehendak Allah swt dan aku menjalani bagai air
mengalir…dimanapun aku ditempatkan, akan kulaksanakan sebaik
mungkin sesuai kemampuan tentunya, itu sudah merupakan sebuah
PRINSIP dalam hidupku, dan aku menikmati dimanapun aku
bertugas. Senang dan bahagia aku rasakan ditempat kerjaku yang
baru, rekan2 sekantorku sungguh ramah dan baik hati, terutama ibu
NINA sekretaris dikantorku kala itu, suasana kekeluargaan sangat
terasa, saling membantu dan kerja sama dlm menyelesaikan
permasalahan, saling memberi semangat dikala salah satu dari kami
dalam kesusahan atau mendapat musibah, saling mengingatkan jika
ada yang menyimpang dan saling menguatkan utk berbuat kebaikan,
terima kasih Ya Allah…,

Hanya dalam waktu 11 bulan, walau dengan berat hati…aku


terpaksa berpisah dari rekan2 kerjaku di Badan Pertanahan Daerah,
tepatnya tanggal 2 maret 2012 aku dipindah tugaskan lagi dan
mendapat promosi jabatan eselon III sebagai sekretaris kecamatan (
SEKCAM )di wilayah kecamatan nongsa. Tak jauh berbeda ketika aku
menjadi lurah, tugas sehari-hari selain sebagai administrasi kantor
adalah memberikan pelayanan prima kepada masyarakat, baik dalam
urusan surat menyurat, identitas diri maupun urusan social
kemasyarakatan lainnya, hanya saja wilayah kerjanya tentu lebih luas,
dengan demikian beban kerja yang diemban jg sudah lebih besar,
namun dengan tekad yang kuat dan senantiasa berserah diri serta
memohon petunjuk kepada Tuhan YME, aku yakin akan dapat
melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya.

Sepanjang perjalanan tugasku dalam mendampingi bapak camat


Nongsa DRS.H.JOHN HENDRI M Si, tentu banyak suka duka yang
aku alami, dari tingkah polah pegawai internal sendiri sampai
permasalahan eksternal, seperti konflik-konflik pendirian rumah
ibadah, kios-kios liar dan yang paling banyak dikeluhkan adalah
penyerobotan lahan masyarakat. Mengapa ini terjadi? Tak lain tak
bukan karena adanya dualisme kepemimpinan dikota batam yaitu OB
dan PEMKO, yang mana menurut KEPRES lahan berada dalam
penguasaan OB, dan PEMKO hanya mengurusi masyarakat, sehingga
masyarakat yang sudah bermukim, memiliki dan mewarisi kebun dan
lahan selama berpuluh2 tahun, ratusan tahun bahkan sudah 5 sampai
6 generasi, tidak diakui kepemilikannya oleh OB, masyarakat merasa
tertindas dan haknya dirampas, memang kadang ada juga kompensasi
pengganti yang diberikan, tapi itu jauh dari kewajaran, nah… hal-hal
seperti inilah yang menjadi salah satu keprihatinanku, apa lagi aku
adalah putri daerah yang dilahirkan disalah satu kelurahan
dikecamatan nongsa ini, sudah barang tentu harapan besar dari warga
masyarakat kepadaku tak bisa kuanggap angin lalu, meskipun belum
tentu aku bisa mengatasi setiap permasalahan, namun dengan kerja
sama yang baaik semua pihak, mudah-mudahan ada titik temu dan
jalan keluarnya, Insyaaallah….

Disisi lain masyarakat kecamatan nongsa dikenal dengan


keramah tamahannya, kepeduliannya dan kekelurgaannya, banyak
warga baru yg datang dan diterima dengan baik oleh penduduk
tempatan, seiring dengan perkembangan industri dikota batam,
banyak lapangan kerja yang tersedia, begitu juga diwilayah kecamatan
nongsa, menjadi perhatian besar bagiku agar penduduk tempatan
diberikan kesempatan kerja disetiap perusahaan yg yang ada diwilayah
mereka bermukim, tentu sesuai dengan keahliannya masing-masing.

Pada masa bertugas dikantor camat inilah,sekali lagi aku


mengadakan resepsi pernikahan anak keduaku SURAYU AHYA,
tepatnya tgl 9 september 2012, melaksanakan perhelatan dalam
rangka pertemuan dua insan yang sama2 mempunyai keluarga besar
tentu tidak mudah, apa lagi kdua belah pihak masih memegang kuat
adat istiadat Melayu, terutama dalam rangkaian acara pernikahan,
sungguh suatu kebahagiaan tersendiri yang aku rasakan, sifat kegotong
royongan begitu tinggi dari rekan kerja dan warga masyarakat
kecamatan nongsa umumnya dan tetangga, handai taulan serta
keluarga besarku khususnya, yang banyak membantu baik tenaga,
pikiran maupun materi, sehingga kerja yang berat menjadi ringan dan
yang sulit menjadi mudah, semoga segala kebaikan akan dibalas oleh
Allah swt dengan kebaikan yang berlimpah pula, aamiin…

Tak terasa 2 tahun 4 bulan aku bertugas sebagai sekretaris


kecamatan dikantor camat nongsa sudah kulewati, mutasi besar2an
dilingkungan pemerintah kota batam dilakukan lagi dan aku salah satu
yang termasuk dalam pelantikan itu, tanpa ada pemberi tahuan
sebelumnya, seperti biasa kita hanya akan mendapat
undangan/panggilan melalui telpon untuk menghadiri pelantikan sesuai
jadwal yang sudah ditentukan. Setelah pembacaan SK dan pelantikan
baru akan kita ketahui dimana kita ditempatkan, hal ini sudah sesuai
dengan janji awal menjadi PNS, bahwa kita bersedia ditempatkan
dimanapun diwilayah INDONESIA, dan aku kali ini dipindah tugaskan
ke BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KOTA BATAM
dibawah pimpinan Bpk RUDOLF NAPITUPULU sebagai KEPALA
BIDANG BINA IDIOLOGI DAN WAWASAN KEBANGSAAN…..
“LAIN LUBUK LAIN PULA IKANNYA” pribahasa ini sangat tepat
untuk menggambarkan perjalanan karirku sejak menjadi PNS, lain
tempat lain pula tantangannya, dan aku berusaha melewatinya dengan
baik dan penuh tanggung jawab.

Tak jauh berbeda, tugas pokok dan fungsiku ditempat yang baru
ini adalah memberikan pemahaman tentang wawasan kebangsaan,
penerapan nilai2 panca sila dan menanamkan rasa cinta tanah air
melalui program kegiatan sosialisasi, dialog dan bentuk kegiatan
lainnya yang masih bersentuhan dengan masyarakat melalui
organisasi2/forum2 dan paguyuban serta guru dan anak didik pada
semua jenjang pendidikan dikota batam.

BAB V
Masa berlalu begitu cepat, pada usia 27 tahun perkawinanku
tepatnya tanggal 14 agustus 2014, aku merasakan seolah-olah berada
pada masa awal-awal perkawinan, yang mana tinggal aku, suami dan
anak bungsuku, dari tiada kemudian ada dan akhirnya tiada lagi. Dari
sendiri, berdua, punya anak 1, 2,3 dan 4, kemudian 1 dijemput oleh
Allah swt, 2 lagi dijemput oleh jodohnya…akhirnya tinggallah keluarga
kecilku, begitulah RODA KEHIDUPAN, pembelajaran dapat kita petik
dari proses ini bahwa kitapun akan menjadi tiada atau meninggalkan
dunia ini jika tiba waktunya, tiada yang kekal dan abadi didunia,
akhirat jua tempat yang abadi, semoga kita selalu ingat untuk
memperbanyak amal kebaikan sebagai bekal kita menuju tempat yang
abadi, Aamiin…

Anakku yang bungsu SYAFIRA RIZKA ADELYA kini sudah


kelas enam dan sudah berusia 11 tahun, suatu usia yang sebentar lagi
akan sampai pada usia remaja, Alhamdulillah…seperti halnya kakak
dan abangnya, disekolah dia sangat berprestasi, tiap semester dia
mendapat predikat juara, bahkan pernah meraih JUARA UMUM
disekolahnya. Anankku yang satu ini juga sangat MANDIRI, segala
keperluan hari2nya lebih banyak diurus sendiri, dari keperluan sekolah
sampai keperluan dirumah, aku tinggal mengarahkan saja terutama
dalam membagi waktu, agar kegiatan sekolah, belajar dirumah,
mengaji dan waktu istirahatnya dapat diatur sedemikian rupa dan
berjalan dengan baik, tentu tidak terlepas dari pengawasan kami orang
tuanya. Dalam shalat berjama’ah yang sebisa mungkin kami lakukan
setiap MAGHRIB dan ISYA’, secara tidak langsung didikan agama,
nasehat2 dan wejangan positif, aku dan suami sampaikan kepada dia
semata wayangku saat ini, semoga menjadi anak yang shalehah,
berbakti kepada orang tua, agama, bangsa dan Negara, serta senantiasa
dalam lindungan Allah swt, Aamiin…
Beberapa hari belakangan ini, santer terdengar isu-isu bahwa
akan ada lagi mutasi besar2an dilingkungan pemerintah kota batam,
dimana ini adalah mutasi pertama setelah tampuk kepemimpinan
dijabat oleh walikota baru yaitu Bpk H.MUHAMMAD RUDI,SE MM
yang meraih suara terbanyak dalam PEMILU beberapa waktu yang
lalu. Aku sebagai pegawai negeri sipil tentu harus siap ditempatkan
dimanapun seandainya nanti namaku akan masuk dalam daftar yang
akan dimutasi, garis tangan sudah ditentukan oleh yang maha kuasa
ALLAH SWT, kita tinggal menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya,
semoga Allah memberikan kekuatan dalam sisa-sisa pengabdianku,
Aamiin…

Diusiaku yang sudah mendekati separuh abad, aku sangat


bersyukur kepada Allah swt, bahwa aku mempunyai pendamping hidup
yang baik dan penuh perhatian, selalu mengerti akan tugas2ku
dikantor dan membantu tugas2ku dirumah, selalu mengingatkan bila
aku hampir tersalah jalan atau menyimpang dari yang seharusnya,
tentu dengan caranya sendiri demi kebaikan bersama dan untuk
keselamatan dunia dan akhirat. Walaupun belum berhasil, aku tak
berhenti bertekad dan berusaha untuk selalu melakukan sesuatu yang
menyenangkan hati suami, melaksanakan tugas kantor tanpa
meninggalkan tugas kewajiban dirumah, melakukan pekerjaan sehari-
hari dalam hal memenuhi kebutuhan dan keperluan keluarga kecilku,
seperti memasak, mencuci, menyetrika, menyapu dan mengemas
rumah, namun aku adalah istri yang punya banyak kekurangan,
seorang wanita yang lemah, yang tidak punya cukup waktu dan tenaga
untuk melakukan secara sempurna, untuk itulah pengertian dan
kemaafan dari keluarga terutama suami sangat aku harapkan, karena
ridhanya Allah tergantung pada ridhanya suami, semoga kelalaian dan
kealpaanku dalam mengurus rumah tangga dapat dimaklumi dan
dimaafkan oleh suamiku tercinta, Aamiin… Disisi lain keluarga
besarku, baik dari pihak suami maupun dari pihak keluargaku sendiri
sangat mendukung baik karir maupun kehidupan rumah tanggaku,
semoga suasana kekeluargaan ini akan terjaga selamanya sampai hayat
memisahkan, terima kasih Ya Allah…terima kasih keluarga
besarku…dan terima kasih suamiku H.MAZLAN MADIUN….serta
anak-anakku FAUZIA SOFIANA, SURAYU AHYA, MUHAMMAD
NURHIDAYAT(ALM) dan SYAFIRA RIZKA ADELYA….

SEKIAN DAN TERIMA KASIH…..

Mari kita rajut silaturrahmi demi mempererat persaudaraan


dan persahabatan

PERJALANAN HIDUPKU INI KUTUANGKAN DALAM


BENTUK TULISAN DALAM KURUN WAKTU DARI 31 AGUSTUS
S/D 13 SEPTEMBER 2016

310813092016

Vous aimerez peut-être aussi