Vous êtes sur la page 1sur 12

Riptek Vol. 8, No. 2, Tahun 2014, Hal.

23 - 34

ANALISIS PEMBIAYAAN PENDIDIKAN SMK


DI KOTA SEMARANG

Totok Sumaryanto, Sunyoto, Margunani


Universitas Negeri Semarang

Abstract

This study aims to analyze the financing of education, in particular financing vocational
schools (SMK) in Semarang. This research is descriptive and population is entire vocational
schools in the city of Semarang. Samples were taken by purposive, involving 16 SMK, comprising
10 public shool and 6 private school. Collecting data using questionnaires, interviews, and
documentation. Data were analyzed by descriptive-qualitative. Conclusion of the study: 1) The
amount of expenditure per year in public vocational school is higher than private expenditure,
which is an average of Rp 6.197.347.599 compared to Rp 1.602.757.428, 2) Personal costs
directly related components teaching and learning process for private vocational school is greater
than the public vocational school (Rp 4.167.000 compared to Rp 1.874.000), 3) BOS (School
Operational Funds) for vocational in Semarang Rp 1.780.000 contribute to the direct personnel
costs amounted to 94.98% for public vocational school and 42.71% for private vocational
school, 4) Based budgets (public vocational school) the average cost per student per year
excluding the cost of the investment is Rp 2.027.167 or Rp 168.931 per month so that the BOS
funds accounted for 87.80%, 5) Compared to nonpersonnel standard operating costs pursuant
Permendiknas Number 69/2009, the BOS funds in Semarang for Non-Technical Vocational
already more than provisions (107.47%), while for Vocational Technical still under provisions,
namely for Automotive Engineering Program 93.66% and for Machinery Engineering Program
82, 99%.

Keywords: cost analysis, vocational school, Semarang

Abstrak

Penelitian ini bertujuan menganalisis pembiayaan pendidikan, khususnya pada Sekolah


Menengah Kejuruan (SMK) di Kota Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
dengan populasi seluruh SMK di Kota Semarang. Sampel penelitian diambil secara purposive,
terdiri dari 10 SMK negeri dan 6 SMK swasta. Pengumpulan data menggunakan metode
angket, wawancara, dan dokumentasi. Data dianalisis secara deskriptif-kualitatif. Kesimpulan
penelitian antara lain: 1) Besarnya biaya pengeluaran SMK negeri pertahun lebih tinggi daripada
pengeluaran SMK swasta, yaitu rata-rata Rp 6.197.347.599,- banding Rp 1.602.757.428,- 2)
Biaya Personal Komponen Langsung terkait proses belajar mengajar untuk SMK swasta lebih
besar daripada SMK negeri (Rp4.167.000,- banding Rp1.874.000,-), 3) Dana BOS untuk SMK
di Kota Semarang Rp1.780.000,- memberikan kontribusi terhadap Biaya Personal Langsung
siswa SMK negeri sebesar 94,98% dan untuk SMK swasta 42,71%, 4) Berdasarkan RAPBS
(SMK negeri), biaya rata-rata persiswa pertahun tidak termasuk Biaya Investasi adalah
Rp2.027.167,- atau Rp168.931,- perbulan sehingga dana BOS memberikan kontribusi sebesar
87,80%, 5) Jika dibandingkan Standar Biaya Operasi Nonpersonalia sesuai ketentuan
Permendiknas No. 69 tahun 2009, maka dana BOS di Kota Semarang untuk SMK non teknik
sudah lebih dari ketentuan (107,47%), sementara untuk SMK teknik masih di bawah ketentuan,
yaitu untuk program Teknik Mekanik Otomotif 93,66% dan untuk program Teknik Permesinan
82,99%.

Kata kunci: analisis biaya, SMK, Kota Semarang


Analisis Pembiayaan Pendidikan
SMK di Kota Semarang (Totok Sumaryanto, dkk)

Pendahuluan pembiayaan untuk jenjang sekolah


Kemajuan suatu bangsa bukan menengah kejuruan atau Sekolah
ditentukan oleh kekayaan sumber daya Menengah Kejuruan (SMK). Dalam PP
alamnya namun lebih ditentukan oleh RI No. 32 Tahun 2013 ps. 1 ayat (11)
kualitas sumber daya manusia (SDM). disebutkan, Standar Pembiayaan adalah
Untuk meningkatkan kualitas SDM kriteria mengenai komponen dan
tersebut, pembangunan bidang besarnya biaya operasi satuan
pendidikan memegang peranan sentral. pendidikan yang berlaku selama satu
Agar output dari proses pendidikan tahun. Selanjutnya dalam ayat (15)
meningkat, mempunyai daya saing tinggi, dinyatakan, biaya operasi satuan
serta mampu menjawab tantangan pendidikan adalah bagian dari dana
global, pemerintah telah pendidikan yang diperlukan untuk
mengembangkan standar nasional membiayai kegiatan operasi satuan
pendidikan. pendidikan agar dapat berlangsungnya
Sebagaimana disebutkan dalam kegiatan pendidikan yang sesuai Standar
Peraturan Pemerintah Republik Nasional Pendidikan secara teratur dan
Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 berkelanjutan.
tentang Perubahan Atas Peraturan Seperti terlihat pada Gambar 1,
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 pembiayaan pendidikan meliputi biaya
Tentang Standar Nasional Pendidikan, pengelolaan pendidikan (investasi), biaya
lingkup Standar Nasional Pendidikan di satuan pendidikan (operasional), dan
meliputi 8 (delapan) standar, yaitu: biaya pribadi peserta didik (personal).
Standar Isi, Standar Proses, Standar Khusus biaya operasional dibedakan
Kompetensi Lulusan, Standar Pendidik dua, yaitu Biaya Operasi Personalia,
dan Tenaga Kependidikan, Standar antara lain untuk membayar gaji guru
Sarana dan Prasarana, Standar dan tenaga kependidikan, dan Biaya
Pengelolaan, Standar Pembiayaan, dan Operasi Non Personalia.
Standar Penilaian Pendidikan. Terkait Biaya Operasi Non

Gambar 1
Skema Pembiayaan Pendidikan Menengah

Di antara delapan standar Personalia, pemerintah telah


pendidikan, kajian tentang standar mengeluarkan Peraturan Menteri
pembiayaan masih jarang dilakukan, Pendidikan Nasional Nomor 69 Tahun
padahal antara standar satu dengan yang 2009 Tentang Standar Biaya Operasi
lain sama-sama penting dan saling Nonpersonalia Tahun 2009 untuk
terkait. Oleh karena itu kajian tentang SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK,
standar pembiayaan penting untuk SDLB, SMPLB, SMALB. Dalam lampiran
dilakukan, salah satunya adalah standar Permendiknas tersebut telah disebutkan
24
Riptek Vol. 8, No. 2, Tahun 2014, Hal. 23 - 34

tentang besarnya Biaya Operasi Non Tahun 2009. Sebagaimana disebutkan


Personalia. Biaya Operasi Non dalam lampiran Permendikas, dana
Personalia meliputi: biaya alat tulis operasional non personalia untuk SMK
sekolah (ATS), biaya bahan dan alat lebih besar daripada SMA. Untuk SMA
habis pakai (BAHP), biaya pemeliharaan IPS Rp960.000,- dan SMA IPA
dan perbaikan ringan, biaya daya dan Rp1.010.000,-. Untuk SMK bervariasi
jasa, biaya transportasi/perjalanan dinas, bergantung pada program keahliannya.
biaya konsumsi, biaya asuransi, biaya Sebahgai gambaran, program keahlian
pembinaan siswa/ekstra kurikuler, biaya Bisnis dan Manajemen Rp1.830.000,-,
uji kompetensi, biaya praktek kerja program keahlian Teknik Otomotif
industri, dan biaya pelaporan. Rp2.040.000,-. dan program keahlian
Sebagaimana skema pada Gambar Teknik Mesin Rp2.370.000,- . Harga
1, Biaya Operasi Non Personalia ini tersebut didasarkan pada DKI Jakarta,
merupakan sasaran dari Bantuan dan untuk Kota Semarang dikalikan
Operasional Sekolah atau BOS. indeks yang besarnya 0,905.
Sebagaimana diamanatkan dalam Mengingat besarnya Biaya
Undang-undang nomor 20 tahun 2003 Operasional Non Personalia sebagai
tentang Sistem Pendidikan Nasional, alokasi dana BOS tersebut telah
Pemerintah dan Pemerintah Daerah ditetapkan sejak tahun 2009 (sudah 5
wajib menjamin tersedianya dana guna tahun berjalan), maka dipandang perlu
terselenggaranya pendidikan bagi setiap untuk menyesuaikan dengan inflasi atau
warga negara yang berusia tujuh sampai kenaikan harga-harga produk barang
dengan lima belas tahun, sebagai dan jasa saat ini. Atas dasar
konsekuensi dari kebijakan wajib belajar pertimbangan inilah dilakukanlah
9 tahun. penelitian ini guna mengetahui seberapa
Seiring dengan dinamika besar Biaya Operasional Non
pembangunan, sejak tahun 2013 Personalia bagi SMK di Kota Semarang.
Kementerian Pendidikan dan Diharapkan hasil penelitian ini
Kebudayaan (Kemendikbud) telah bermanfaat bagi Pemerintah Kota
merintis adanya BOS untuk pendidikan Semarang sebagai bahan pertimbangan
menengah (SMA/SMK) sebagai dalam mengalokasikan dana BOS,
persiapan ‘'Wajib Belajar 12 Tahun’. khususnya bagi Sekolah Menengah
Pada tahun 2020, Kemendikbud Kejuruan (SMK).
menargetkan semua warga Indonesia Dalam konsep dasar pembiayaan
berpendidikan minimal SMA/SMK. pendidikan ada dua hal penting yang
Rencananya, tahun 2020 itu APK perlu dikaji atau dianalisis, yaitu biaya
(Angka Partisipasi Kasar) sekolah pendidikan secara keseluruhan (total
menengah 97 persen, sekarang baru cost) dan biaya satuan per siswa (unit
mencapai 78 persen (M. Nuh, 2012). cost). Biaya satuan di tingkat sekolah
Pemerintah Kota Semarang mulai merupakan jumlah total (aggregate)
tahun 2013 juga telah memberikan BOS biaya pendidikan tingkat sekolah baik
bagi siswa sekolah menengah, yang yang bersumber dari pemerintah, orang
besarnya Rp960.000,- pertahun untuk tua, dan masyarakat yang dikeluarkan
SMA dan Rp1.780.000,- pertahun untuk untuk menyelenggarakan pendidikan
SMK. Komitmen Pemerintah Kota dalam satu tahun pelajaran. Biaya satuan
Semarang ini perlu disambut baik per murid merupakan ukuran yang
karena belum semua daerah mampu menggambarkan seberapa besar uang
memberikan BOS. Besarnya dana BOS yang dialokasikan sekolah secara efektif
yang diberikan Pemerintah Kota untuk kepentingan murid dalam
Semarang sebetulnya juga telah sesuai menempuh pendidikan. Oleh karena
dengan ketentuan Permendiknas No. 69 biaya satuan ini diperoleh dengan
25
Analisis Pembiayaan Pendidikan
SMK di Kota Semarang (Totok Sumaryanto, dkk)

memperhitungkan jumlah murid pada pelayanan pendidikan, sehingga sumber


masing-masing sekolah, maka ukuran daya yang dikonsumsi selalu didasarkan
biaya satuan dianggap standar dan dapat pada aktivitas yang seharusnya
dibandingkan antara sekolah yang satu dilakukan untuk menghasilkan pelayanan
dengan yang lainnya. pendidikan yang dapat dinikmati
Menurut Bastian (2007) untuk siswa/stakeholder. Oleh karena itu,
memecahkan permasalah perhitungan dalam panduan ini, perhitungan biaya
biaya sekolah dasar dan menengah layanan pendidikan didasarkan pada
adalah dengan pendekatan tradisional sistem Pembiayaan Berbasis Aktivitas
dan pendekatan Activity Costing System (Activity Based Costing System).
(ACS) atau juga dikenal Activity Based Keunggulan cara ABC dalam layanan
Costing (ABC). Proses dan sistematika pendidikan ini adalah memotivasi
pemecahannya adalah melalui rincian: 1) pengelola sekolah dan guru melakukan
pemahaman mengenai pengertian biaya, perubahan perilaku dan budaya
2) klasifikasi dan identifikasi biaya-biaya terhadap aktivitas yang dilakukan,
yang terjadi di sekolah ke dalam sebagai strategi efisiensi melalui cost
kategori tertentu dengan pendekatan reduction (Swabina.wordpress.com,
ACS, 3) pembuatan konsep perhitungan 2012).
biaya baru yang akurat dan informatif,
dan 4) simulasi aplikasi model Metode Penelitian
perhitungan biaya. Setelah diketahui Jenis penelitian ini adalah
biaya menurut sifatnya, identifikasi biaya penelitian deskriptif, yaitu penelitian
yang terjadi di sekolah disesuaikan yang dilakukan dengan tujuan utama
dengan APBS. Bastian (2007) menggambarkan dan
memaparkan bahwa komponen menginterprestasikan obyek sesuai
anggaran terdiri dari berbagai aktivitas dengan apa adanya. Tahapan penelitian
yang terjadi dalam proses belajar meliputi: (1) penyusunan rencana
mengajar. Dari berbagai aktivitas penelitian, (2) penyusunan instrumen
tersebut, biaya pelaksanaannya terdiri penelitian, (3) pengumpulan data, (4)
dari dua komponen, yaitu biaya pengorganisasian hasil pengumpulan
langsung dan biaya tidak langsung. data, (5) analisis dan perumusan hasil
Untuk menyusun laporan biaya aktivitas pengumpulan data, (6) penyusunan
digunakan analisis Activity Costing System laporan, (7) seminar hasil, dan (8)
(ACS). penulisan laporan akhir dan
Dalam menghitung biaya rekomendasi.
operasional pendidikan, idealnya Populasi penelitian adalah
pengelola sekolah dan guru memiliki stageholder (kepala sekolah, wakil kepala
kemampuan menghitung biaya sekolah, guru, tenaga kependidikan, dan
operasionalnya masing-masing yang siswa) SMK di Kota Semarang, baik
mendukung penyelenggaraan layanan SMK negeri maupun swasta. Di
pendidikan secara optimal. Guru Semarang terdapat 88 SMK (11 negeri
sebagai pengelola pendidikan di kelas, dan 77 swasta). Dari 88 SMK terdapat
harus mampu menghitung biaya yang 273 program keahlian, 18 terakreditasi
diperlukan dalam proses belajar A, 32 terakreditasi B, dan 223 masih
mengajar untuk menghasilkan terakreditasi C. Sampel penelitian
perubahan perilaku anak didik sesuai diambil secara purposive dengan
dengan kompetensi yang diharapkan. melibatkan stakeholder dari 16 SMK,
Sedangkan pengelola sekolah harus terdiri 10 SMK negeri dan 6 SMK
mampu menghitung biaya operasional swasta.
secara keseluruhan dalam memberikan
26
Riptek Vol. 8, No. 2, Tahun 2014, Hal. 23 - 34

Pengumpulan data menggunakan Kota Semarang, terdiri dari 8 SMK


berbagai metode dimana antara metode negeri dan 6 SMK swasta. SMK negeri
yang satu dengan yang lain saling meliputi: SMK Negeri 1, SMK Negeri 3,
melengkapi, sehingga data yang SMK Negeri 4, SMK Negeri 5, SMK
diperoleh semakin lengkap dan valid. Negeri 6, SMK Negeri 7, SMK Negeri
Kuesioner atau angket, dilakukan untuk 9, SMK Negeri 10. SMK swasta
mengumpulkan data utama yang meliputi: SMK Pelita Nusantara 1, SMK
diperoleh dari nara sumber primer. Ibu Kartini, SMK Teuku Umar, SMK
Wawancara, dilakukan untuk menjaring Muhamadiyah 2, SMK IPT, dan SMK
data-data dari nara sumber primer, Nurul Baqri. Khusus data dokumen
sekaligus utuk melengkapi data yang berasal dari 10 SMK negeri di Kota
diperoleh dengan metode angket. Semarang.
Pengambilan data ini melalui metode Data pengeluaran pembiayaan
FGD (Focus Group Discussion). pendidikan dilakukan dengan
Dokumentasi, dilakukan dengan memberikan isian angket terhadap
mengumpulkan data yang bersumber kepala sekolah dan siswa. Komponen
dari data statistik, dokumen, serta biaya pengeluaran yang diungkap dari
literatur yang berkaitan dengan perma- angket antara lain Biaya Investasi, Biaya
salahan penelitian. Operasi Personalia, Biaya Operasi Non
Sesuai dengan karakteristik Personalia, Dan Biaya Personal. Total
penelitian yang dilakukan, data yang pengeluaran adalah jumlah seluruh
dihasilkan dari kuesioner dianalisis pengeluaran tersebut seperti disajikan
menggunakan teknik analisis statistik pada Tabel 1.
deskriptif untuk melihat
kecenderungan-kecenderungan serta Tabel 1
hubungan atau relevansi yang terjadi. Rata-Rata Biaya Pendidikan SMK
Sedangkan data yang bersifat kualitatif pada tahun 2013-2014
yang diperoleh dari hasil wawancara Komponen SMK Negeri SMK Swasta
Penganggaran (Rp) (Rp)
dan studi dokumen dianalisis dengan Biaya Investasi 766.247.250 207.344.867
teknik analisis data kualitatif model Biaya Operasi 4.130.364.099 466.820.096
interaktif yang secara simultan terdiri Personalia
dari tahapan: (1) pengumpulan data, (2) Biaya operasi 1.154.816.250 314.979.040
reduksi data, (3) penyajian data, dan (4) pendidikan
langsung non 145.920.000 613.613.425
penarikan kesimpulan/verifikasi. personalia
Data penelitian tentang Biaya personal 6.197.347.599 1.602.757.428
penentuan satuan biaya pendidikan yang Total
diperoleh dari dokumen (RAPBS)
digunakan rumus: Untuk Biaya Personal dengan
Sb (s,t) = f [K sumber data siswa dapat dibedakan dua
(s,t) : M (s,t)] (Prakosa, 2010). jenis, yaitu biaya personal langsung dan
Keterangan: Sb: satuan biaya murid per tidak langsung. Biaya Personal Langsung
tahun; K: jumlah seluruh pengeluaran; adalah yang terkait dengan proses
M: jumlah murid; s: sekolah tertentu, t: belajar-mengajar (biaya operasi non
tahun tertentu personalia), sedangkan Biaya Personal
Tidak Langsung adalah biaya yang tidak
Hasil Penelitian terkait dengan PBM, misalnya uang
Data penelitian telah diperoleh saku, uang jajan, uang transport, biaya
dari stakeholder (kepala sekolah, wakil seragam sekolah dan lain-lain. Perincian
kepala sekolah, komite sekolah, kepala uang personal disajikan pada Tabel 2.
tata usaha atau bendahara harian, guru Dari Tabel 1 dan Tabel 2, dapat
dan siswa) yang berasal dari 14 SMK di diketahui bahwa nilai rata-rata
27
Analisis Pembiayaan Pendidikan
SMK di Kota Semarang (Totok Sumaryanto, dkk)

pengeluaran sekolah di SMK negeri ditanggung siswa jika semua biaya


lebih tinggi daripada pengeluaran dibebankan kepada siswa. Belanja
sekolah di SMK swasta. Namun Langsung meliputi Belanja Pegawai
demikian, rata-rata biaya personal dan (PNS, GTT/PTT), Belanja Barang dan
biaya personal komponen langsung Jasa serta Belanja Modal. Hasil
pembelajaran siswa SMK negeri lebih perhitungan dapat dilihat pada Tabel 3.
kecil daripada SMK swasta. Berdasarkan Tabel 3 dapat
diketahui bahwa biaya rata-rata
Tabel 2 persiswa pertahun adalah Rp2.999.550,-
Rata-Rata Biaya Personal Siswa SMK atau Rp249.963,- perbulan. Jika Biaya
pada tahun 2013-2014 Langsung tanpa memperhitungkan biaya
Komponen SMK SMK modal atau investasi, maka biaya rata-
Penganggaran Negeri (Rp) Swasta
(Rp) rata persiswa pertahun adalah
Biaya 1.874.000 4.167.000 Rp2.027.167,- atau Rp168.931,-
komponen perbulan. Apabila dibandingkan dengan
langsung untuk 6.236.000 5.143.000 Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di
pembelajaran Kota Semarang untuk SMK sebesar
Biaya Tidak 8.110.000 9.310.000
Langsung
Rp1.780.000,- persiswa pertahun, atau
Terhadap PBM Rp148.333,- persiswa perbulan, maka
Total BOS yang diberikan Pemerintah Kota
Semarang besarnya adalah 87,80% dari

Tabel 3
Analisis Biaya SMK Negeri Tahun 2012-2014
URAIAN JML SISWA Belanja Pegawai PNS Belanja Pegawai GTT/PTT Belanja Barang Dan Jasa Belanja Modal
NO
SEKOLAH 2012 - 2013 2013-2014 2012 - 2013 2013-2014 2012 - 2013 2013-2014 2012 - 2013 2013-2014 2012 - 2013 2013-2014
1 SMK 1 1.428 1.508 892.045.800 298.180.000 54.500.000 573.340.000 2.393.043.200 1.501.364.052 902.700.000 2.606.578.650
2 SMK 2 1.308 1.259 250.789.500 256.975.900 276.460.000 608.820.000 2.323.025.300 3.063.507.532 704.143.000 885.420.500
3 SMK 3 1.077 1.153 270.204.500 301.201.000 571.103.200 535.800.000 1.237.483.100 2.099.098.000 517.100.000 5.126.300.000
4 SMK 4 1.638 1.748 56.520.000 89.710.800 442.800.000 849.381.500 1.068.491.100 1.682.422.695 850.500.000 1.785.000.000
5 SMK 5 1.298 0 28.281.000 408.000.000 362.928.550 95.500.000
6 SMK 6 1.091 0 375.989.900 64.338.000 1.804.445.203 313.987.500
7 SMK 7 0 0
8 SMK 8 1.111 1.116 74.193.700 117.750.000 149.640.000 555.030.000 1.052.248.032 1.748.156.000 475.999.996 597.396.000
9 SMK 9 972 1.006 602.830.000 161.970.000 174.780.000 291.000.000 2.709.129.807 1.848.286.500 396.000.026 846.857.600
10 SMK 10 1.217 1.223 475.820.010 126.300.000 408.000.000 512.860.000 1.469.110.005 2.107.182.000 530.440.000 1.605.600.000
11 SMK 11 1.538 1.541 436.962.500 418.400.000 958.305.000 864.000.000 2.458.796.500 2.634.147.000 3.723.380.000 627.500.000

Jumlah: 12.678 10.554 3.463.636.910 1.770.487.700 3.507.926.200 4.790.231.500 16.878.700.797 16.684.163.779 8.509.750.522 14.080.652.750
Jumlah siswa SMK 23.232
Jumlah Biaya Langsung SMK Negeri Kota Semarang 2012-2013 = 23.850.263.907 2013-2014 = 23.244.882.979 2012-2014 = 47.095.146.886
Jumlah seluruh komponen Biaya Langsung dan Investasi 2012-2013 = 32.360.014.429 2013-2014 = 37.325.535.729 2012-2014 = 69.685.550.158

1 Seluruh Belanja Langsung (B. Pegawai dan B. Barang - Jasa) dan Investasiper tahun per siswa Rp 2.999.550
2 Seluruh Belanja Langsung (B. Pegawai dan B. Barang - Jasa) dan Investasi per bulan per siswa Rp 249.963
3 Biaya Langsung (Belanja Pegawai dan Belanja Barang - Jasa) per tahun per siswa Rp 2.027.167
4 Biaya Langsung (Belanja Pegawai dan Belanja Barang - Jasa) per bulan per siswa Rp 168.931

Dana BOS SMK per tahun Rp 1.780.000


Dana BOS SMK per bulan Rp 148.333

Selain data dari angket, dalam Biaya Langsung komponen Belanja


penelitian ini juga menggunakan data Pegawai dan Belanja Barang & Jasa.
dokumen dari Rencana Anggaran
Pendapatan dan Belanja Sekolah Pembahasan
(RAPBS) SMK negeri Tahun 2012-2014. Biaya pendidikan meliputi biaya
Total Belanja Langsung dibagi jumlah pengelolaan pendidikan (investasi), biaya
siswa menunjukkan biaya yang harus operasional, dan biaya pribadi peserta
28
Riptek Vol. 8, No. 2, Tahun 2014, Hal. 23 - 34

didik. Biaya operasional meliputi Biaya dan SMK swasta rata-rata


Operasi Personalia (gaji dan tunjangan Rp5.143.000,- pertahun atau
guru dan tenaga kependidikan) dan Rp428.583,- perbulan. Namun dana
Biaya Operasi Non Personalia, antara BOS tidak diperuntukkan untuk biaya
lain meliputi ATK, daya dan jasa, pribadi. Alokasi dana pribadi/personal
pembinaan siswa, bahan habis pakai, dll. tidak langsung PBM dicover oleh dana
Secara umum total seluruh BSM (Bantuan Siswa Miskin).
anggaran SMK negeri lebih besar Berdasarkan data RAPBS dari
daripada SMK swasta. Hal ini dapat SMK negeri, dapat diketahui rata-rata
terjadi karena beberapa hal, antara lain biaya yang harus ditanggung siswa untuk
komponen biaya utama untuk gaji seluruh biaya pendidikan (investasi,
pegawai yang notabene umumnya PNS operasional personalia maupun non
berdasarkan standar pemerintah, sarana personalia). Jika dihitung biaya rata-rata
dan prasarana pendidikan yang lebih persiswa pertahun adalah Rp2.999.550,-
banyak dan lebih lengkap sehingga atau Rp249.963,- perbulan. Jika
membutuhkan biaya operasional lebih dibandingkan dengan Bantuan
tinggi, serta aktivitas kegiatan belajar- Operasional Sekolah (BOS) di Kota
mengajar yang lebih banyak. Selain itu Semarang untuk SMK sebesar
sumber biaya pendidikan SMK negeri Rp1.780.000,- persiswa pertahun, atau
sebagian besar berasal dari pemerintah Rp148.333 persiswa perbulan, maka
(APBN/APBD) yang telah mempunyai BOS yang diberikan pemerintah Kota
standar/aturan tertentu. Sementara Semarang sebesar 59,34%. Namun
sumber biaya pendidikan di SMK swasta perlu diketahui bahwa BOS hanya
sebagian besar berasal dari masyarakat dipergunakan untuk biaya Operasi Non
atau siswa, sehingga pihak sekolah harus Personalia, atau tidak boleh untuk Biaya
dapat lebih “menghemat”. Investasi. Jika didasarkan pada Belanja
Namun untuk komponen Biaya Pegawai (selain gaji PNS) dan Belanja
Personal, SMK swasta lebih tinggi (rata- Barang & Jasa, maka dana BOS
rata Rp613.613.425,-) sementara untuk memberikan kontribusi sebesar 87,80%.
SMK negeri rata-rata Rp145.920.000,- Berdasarkan Permendiknas No.
pertahun (Lihat Tabel 4.1) Hal ini linier 69 Th. 2009 tentang Standar Biaya
dengan biaya personal dengan sumber Operasi Nonpersonalia dibedakan
data siswa (Tabel 4.2) untuk komponen menurut bidang/program keahliannya,
langsung, dimana untuk SMK Swasta dan mengacu pada standar di DKI
juga lebih besar (Rp4.167.000,-) Jakarta. Untuk Kota Semarang, standar
sementara untuk SMK Negeri yang ada dikalikan indeks yang besarnya
Rp1.874.000,-. 0,905. Besarnya Biaya Operasi
Jika dibandingkan dengan dana Nonpersonalia untuk SMK non teknik
BOS Kota Semarang untuk SMK yang berkisar antara Rp1.830.000,- s/d
besarnya Rp1.780.000 pertahun, Rp2.150.000,- bergantung pada
persentase BOS terhadap Biaya bidang/program keahliannya. Sebagai
Operasional Langsung siswa SMK gambaran, bidang Bisnis dan Manajemen
negeri adalah 94,98% sementara untuk besarnya Biaya Operasi Nonpersonalia
SMK swasta lebih kecil yaitu 42,71%. Rp1.830.000,- (Kota Semarang
Sementara untuk Biaya Rp1.656.150,-). Sementara untuk SMK
Personal Tidak Langsung (biaya pribadi), teknik besarnya Biaya Operasi
seperti untuk uang transport, uang Nonpersonalia lebih tinggi, berkisar
saku/uang jajan, uang les/kursus, dsb., antara Rp2.100.000,- s/d
biaya pribadi siswa SMK negeri lebih Rp2.510.000,- Sebagai gambaran
besar yaitu rata-rata Rp6.236.000,- program Teknik Mekanik Otomotif
pertahun atau Rp519.666,- perbulan sebesar Rp 2.100.000,- dan program
29
Analisis Pembiayaan Pendidikan
SMK di Kota Semarang (Totok Sumaryanto, dkk)

Teknik Permesinan Rp2.370.000,- atau Hasil penelitian yang didasarkan


untuk Kota Semarang besarnya data RAPBS tersebut dapat
Rp1.900.500,- dan Rp2.144.850,-. memberikan gambaran seberapa besar
Jika dibandingkan dengan dana dana BOS jika dibandingkan dengan
BOS Kota Semarang yang besarnya kebutuhan biaya pendidikan di SMK.
Rp1.780.000,- (berasal dari dana BOS Secara umum dana BOS masih lebih
Pusat Rp1.000.000,- dan Pendamping kecil dari kebutuhan. Demikian juga jika
BOS Kota Semarang Rp780.000,-), dibandingkan dengan standar biaya
maka untuk SMK non teknik sudah sesuai Permendiknas No. 69 tahun
lebih dari ketentuan Permendiknas No. 2009, yang masih di bawah standar.
69 tahun 2009 yang besarnya Melalui analisis pembiayaan ini, dapat
Rp1.656.150,- atau sudah 107,47%. dijadikan bahan pertimbangan dalam
Sementara untuk SMK teknik, menentukan dana BOS yang bersumber
besarnya dana BOS Kota Semarang dari APBN maupun APBD (Pendamping
masih di bawah ketentuan BOS).
Permendiknas No. 69 tahun 2009, yaitu
untuk program Teknik Mekanik Kesimpulan
Otomotif Rp1.780.000,- dari standar Berdasarkan analisis data yang
Rp1.900.500,- atau 93,66% dan untuk dilakukan, dapat diambil beberapa
program Teknik Permesinan kesimpulan sebagai berikut:
Rp1.780.000,- dari standar 1. Besarnya biaya pengeluaran SMK
Rp2.144.850,- atau 82,99%. negeri lebih tinggi daripada
Standar yang dikeluarkan pengeluaran SMK swasta, yaitu rata-
pemerintah telah berlaku sejak tahun rata Rp6.197.347.599,- banding
2009, sehingga dalam implementasinya Rp1.602.757.428,-
perlu mempertimbangkan inflasi. 2. Total biaya personal siswa SMK
Besarnya inflasi di Indonesia rata-rata negeri lebih kecil daripada SMK
pertahun sebesar 8,5% swasta, yaitu rata-rata Rp8.110.000,-
(http://www.indonesia- banding Rp9.310.000,- namun jika
investments.com/id/keuangan/angka- diperinci terdapat perbedaan yang
ekonomi- makro/inlasi-di- mencolok, yaitu untuk Biaya
indonesia/item254). Jadi besarnya Personal Komponen Langsung
standar Biaya Operasi Nonpersonalia terkait PBM untuk pembelajaran
harusnya mempertimbangkan besarnya SMK swasta lebih besar daripada
inflasi 8,5% pertahun. Misalnya standar SMK negeri (Rp4.167.000,-
tahun 2009 adalah Rp1.656.150,- (SMK banding Rp1.874.000,-). Sebaliknya,
non teknik Kota Semarang), Biaya Personal Tidak Langsung SMK
Rp1.900.500,- dan Rp2.144.850,- (SMK negeri lebih besar daripada SMK
teknik Kota Semarang), maka untuk swasta (Rp6.236.000,- banding
tahun 2013/2014 (setelah 3 tahun) Rp5.143.000,-).
harusnya menjadi Rp2.078.469,- (SMK 3. Persentase dana BOS untuk SMK di
non teknik Kota Semarang), Kota Semarang Rp1.780.000,-
Rp2.385.129,- dan Rp2.691.789,- (SMK terhadap Biaya Personal Langsung
teknik Kota Semarang). Persentase siswa SMK negeri adalah 94,98% dan
dana BOS Kota Semarang atas dasar untuk SMK swasta 42,71%.
Standar Biaya Nonpersonalia yang telah 4. Berdasarkan RAPBS (SMK negeri),
memperhitungkan inflasi menjadi biaya rata-rata persiswa pertahun
85,64% (SMK non teknik Kota termasuk Biaya Investasi adalah
Semarang), 74,63% dan 66,12% (SMK Rp2.999.550,- atau Rp249.963,-
teknik Kota Semarang), perbulan. Jika dibandingkan dengan
30
Riptek Vol. 8, No. 2, Tahun 2014, Hal. 23 - 34

Bantuan Operasional Sekolah (BOS) 85,64% (SMK non teknik Kota


di Kota Semarang untuk SMK Semarang), 74,63% dan 66,12% (SMK
sebesar Rp1.780.000,- persiswa teknik Kota Semarang).
pertahun, atau Rp148.333,- persiswa 9. Persepsi stakeholder terhadap
perbulan, maka BOS yang diberikan pemenuhan standar pembiayaan,
Pemerintah Kota Semarang sebesar implementasi kurikulum, standar
59,34%. pendidik dan tenaga kependidikan,
5. Berdasarkan RAPBS (SMK negeri), standar sarana dan prasarana, dan
biaya rata-rata persiswa pertahun standar pengelolaan pelaksanaan
tidak termasuk Biaya Investasi adalah pendidikan satuan pendidikan SMK di
Rp2.027.167,- atau Rp168.931,- kota Semarang tahun 2013/2014
perbulan. Jika dibandingkan dengan semuanya sama atau tidak terdapat
dana BOS di Kota Semarang untuk perbedaan.
SMK sebesar
Rp1.780.000,- persiswa pertahun, Rekomendasi
atau Rp148.333 persiswa perbulan, Rekomendasi yang dapat
maka kontribusi dana BOS adalah diberikan terkait hasil penelitian ini
sebesar 87,80%. adalah:
6. Jika dibandingkan Standar Biaya 1. Hasil penelitian yang telah dilakukan
Operasi Nonpersonalia sesuai dapat dijadikan bahan pertimbangan
ketentuan Permendiknas No. 69 dalam mengambil kebijakan oleh
tahun 2009, maka dana BOS Kota Pemerintah Kota Semarang, terkait
Semarang yang besarnya pembiayaan pendidikan pada
Rp1.780.000,- untuk SMK non teknik umumnya maupun di SMK pada
sudah lebih dari ketentuan yang khususnya, serta dapat dijadikan
besarnya Rp1.656.150,- atau sudah dasar dalam melakukan penelitian
107,47%. lebih lanjut.
7. Sementara untuk SMK teknik, 2. Perlu dilakukan penelitian yang lebih
besarnya dana BOS Kota Semarang mendalam dan lebih fokus tentang
yang besarnya Rp1.780.000,- pembiayaaa pendidikan di SMK, yaitu
masih di bawah ketentuan supaya pada salah satu komponen
Permendiknas No. 69 tahun 2009, biaya pendidikan, misalnya tentang
yaitu untuk program Teknik Mekanik Biaya Operasi Non Personalia,
Otomotif Rp1.900.500,- atau 93,66% dimana komponen ini termasuk
dan untuk program Teknik alokasi dana BOS (Bantuan
Permesinan Rp2.144.850,-.,- atau Operasional Sekolah).
82,99%. 3. Dana BOS yang diberikan
8. Apabila memperhitungkan inflasi Pemerintah Pusat atau Pendamping
sebesar 8,5% pertahun, maka untuk BOS dari Pemerintah Kota Semarang
tahun 2013/2014 (setelah 3 tahun untuk siswa SMK supaya
diberlakukannya Permendiknas No. membedakan bidang atau program
69 tahun 2009) besarnya biaya keahlian yang ada, paling tidak
Operasi Nonpersonalia harusnya dibedakan antara SMK non teknik
menjadi Rp2.078.469,- (SMK non dan SMK teknik, baik untuk SMK
teknik Kota Semarang), negeri maupun SMK swasta, dimana
Rp2.385.129,- dan Rp2.691.789,- untuk SMK teknik biaya
(SMK teknik Kota Semarang), operasionalnya lebih tinggi.
sehingga persentase dana BOS Kota 4. Selain memperhatikan bidang/
Semarang atas dasar Standar Biaya program keahlian, dana BOS atau
Operasi Nonpersonalia yang telah Pendamping BOS pada SMK untuk
memperhitungkan inflasi menjadi tahun-tahun mendatang perlu
31
Analisis Pembiayaan Pendidikan
SMK di Kota Semarang (Totok Sumaryanto, dkk)

memperhatikan tingkat inflasi DAFTAR PUSTAKA


sehingga besanya dapat ditingkatkan.
5. Biaya personal langsung terkait Bastian, Indra. 2007. Akuntansi
proses belajar-mengajar (PBM) pada Pendidikan. Jakarta: Erlangga.
SMK swasta lebih besar daripada
SMK negeri, maka pemerintah dapat BSNP. 2006. Standar Biaya Pendidikan
lebih memperhatikan bantuan Biaya Operasional SD. Jakarta: BSNP
kepada SMK swasta melalui BSM
(Bantuan Siswa Miskin) dimana Fattah, Nanang. 2007. Analisis Kebijakan
sumber pembiayaan utama SMK dan Pengelolaan Pendidikan Dasar.
swasta berasal dari siswa. Bandung: Sekolah Pascasarjana
6. Kepada pihak sekolah supaya lebih Universitas Pendidikan Indonesia
memperjelas penggunaan dana BOS
yang bersumber dari pusat maupun _____. 2008. Pembiayaan Pendidikan:
dari Pemerintah Kota Semarang Landasan Teori dan Studi
(pendamping BOS) untuk Empiris. Jurnal Pendidikan
menghindari tumpang tindih Dasar.(3).
pembiayaan atau kemungkinan
penggunaan di luar ketentuan yang Hartono, dkk. 2011. Pemetaan dan
berlaku. Pengembangan Kompetensi Siswa
7. Untuk mengetahui biaya ideal dalam SMA Berbasis Ujian Nasional
penyelenggraan pendidikan di SMK dalam Rangka Peningkatan Mutu
supaya didasarkan pada kebutuhan Pendidikan di Kabupaten Kendal,
ideal pihak sekolah, dan hal ini juga Kabupaten Semarang, dan Kota
memerlukan pemahaman dari Semarang. Laporan Penelitian
seluruh stakeholder terkait/pihak Pemetaan dan Pengembangan Mutu
sekolah tentang konsep sekolah ideal Pendidikan (PM-PMP) kerjasama
sehingga jawaban yang diberikan Ditlitabmas Dikti dengan Unnes.
memepunyai landasan yang kuat dan
dapat dipertanggungjawabkan. Jakaria, Y. 2009. Uji Coba Model
(Validasi). Materi disampaikan
Ucapan Terima Kasih dalam Pelatihan Penelitian dan
Penelitian ini dapat telaksana Pengembangan Research &
dengan dukungan biaya dari APBD Kota Development yang
Semarang tahun anggaran 2014 serta diselenggarakan oleh Pusat
bantuan dan dukungan berbagai pihak. Penelitian Kebijakan dan
Oleh karena itu pada kesempatan ini Inovasi Pendidikan. Badan
tim peneliti mengucapkan terima kasih Penelitian dan Pengembangan.
kepada: 1) Walikota Semarang beserta Depdiknas di Jakarta.
seluruh jajaran pimpinan dan staf, 2)
Kepala Bappeda Kota Semarang beserta Kemendikbud. 2014. Petunjuk Teknis
seluruh jajaran pimpinan dan staf, 3) Bantuan Operasional Sekolah
Kepala Dinas Pendidikan Kota (BOS) SMK. Jakarta:
Semarang beserta seluruh jajaran Kemendikbud.
pimpinan dan staf, 4) Kepala SMK
negeri maupun swasta di Kota Nurteti. 2008. Analisis Kebijakan
Semarang beserta segenap guru dan Pembiayaan Pendidikan di
siswa di Kota Semarang, 5) Semua pihak Indonesia. Blog Lilis Education
yang terlibat dan membantu dalam and Social Issues. (Diakses
kegiatan penelitian ini. tanggal 10 Maret 2014)
32
Riptek Vol. 8, No. 2, Tahun 2014, Hal. 23 - 34

Prakosa, Ibnu. 2010. Analisa Biaya


Pendidikan Satuan Pendidikan
Dasar (Studi Kasus di
Kabupaten Sragen). Tesis.
Surakarta: Magister Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret.

Republik Indonesia. 2009. Peraturan


Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 69 Tahun 2009 Tentang
Standar Biaya Operasi
Nonpersonalia Tahun 2009
Untuk SD/MI, SMP/MTs,
SMA/MA, SMK, SDLB, SMPLB,
SMALB

Republik Indonesia. 2005. Peraturan


Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan.

………..2012. Panduan Perhitungan


Satuan Biaya Operasional
Pendidikan.www.swabina.word
press.com. (Diakses tanggal 12
Maret 2014).

Republik Indonesia. 2003. Undang-


Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan
Nasional.

33
Analisis Pembiayaan Pendidikan
SMK di Kota Semarang (Totok Sumaryanto, dkk)

34

Vous aimerez peut-être aussi