Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
a. LATASIR
[Lapis Tipis Aspal Pasir (Sand Sheet, SS) Kelas A dan B]
Latasir merupakan lapisan penutup yang terdiri dari lapisan aspal dan pasir alam.
Ketebalan padat sekitar 1-2 cm. Latasir tidak tahan terhadap terjadinya alur (rutting).
Latasir memiliki sifat nonstruktural dan hanya sebagai lapisan penutup. Pemilihan SS-A
dan SS-B tergantung pada tebal nominal minimum. Latasir biasanya memerlukan
penambahan filler agar memenuhi kebutuhan sifat-sifat yang disyaratkan.
b. LATASTON
[Lapis Tipis Aspal Beton (Hot Rolled Sheet, HRS)]
Lapisan ini terdiri dari campuran antara agregat bergradasi senjang, mineral filler, dan
aspal keras. Latatson biasa digunakan untuk beban lalu lintas sedang. Lataston terdiri dari
dua jenis campuran yaitu HRS Pondasi (HRS-Base) dan HRS Lapis Aus (HRS Wearing
Course, HRS-WC). Ukuran maksimum agregat sebesar 19 mm. Spesifikasi latatson adalah
gradasi senjang, pencampuran pasir halus dengan agregat pecah mesin.
c. LASTON
[Lapis Aspal Beton (Asphalt Concrete, AC)]
Lapisan ini terdiri dari campuran aspal keras dan agregat bergradasi menerus. Digunakan
pada jalan dengan beban lalu lintas yang berat. Laston terdiri dari tiga jenis campuran:
- AC Lapis Aus (AC-WC), dengan ukuran maksimum agregat 19 mm.
- AC Lapis Antara (AC-Binder Course, AC-BC), dengan ukuran maks agregat 25,4 mm.
- AC Lapis Pondasi (AC-Base), dengan ukuran maksimum agregat 37,5 mm.
Aspal alam AC-WC Modified, AC-BC Modified, dan AC-Base Modified dimodifikasi dengan
aspal polimer.
BAHAN
1. Agregat Umum
Penyerapan air oleh agregat maksimum 3%. Berat jenis agregat kasar dan halus tidak
boleh berbeda lebih dari 0,2.
2. Agregat Kasar
Persyaratan agregat kasar sebagai berikut:
- Tertahan ayakan No.4 (4,75 mm) yang dilakukan secara basah
- Bersih, keras, awet dan bebas dari lempung atau bahan yang tidak dikehendaki
lainnya.
- Agregat kasar dari batu pecah mesin dan disiapkan dalam ukuran nominal sesuai
dengan jenis campuran
- Mempunyai angularitas (persen terhadap berat agregat) lebih besar dari 4,75 mm
dengan muka bidang pecah satu atau lebih, berdasarkan uji menurut SNI 7619:2012.
- Agregat kasar untuk Latasir kelas A dan B bisa dari kerikil yang bersih
- Fraksi agregat kasar harus ditumpuk terpisah dan dipasok dengan pemasok
penampung dingin agar gradasi gabungan agregat dapat dikendalikan dengan baik.
3. Agregat Halus
- Terdiri dari pasir atau hasil pengayakan batu pecah dan lolos ayakan No. 4 (4,75 mm)
- Fraksi agregat halus pecah mesin dan pasir harus ditempatkan terpisah dari agregat
kasar
- Ditumpuk terpisah dan dipasok dengan pemasok penampung dingin agar gradasi
gabungan agregat dapat dikendalikan dengan baik.
- Pasir alam dapat digunakan dalam campuran AC sampai suatu batas yang tidak
melampaui 15% terhadap berat total campuran
- Fraksi agregat halus merupakan bahan yang bersih, keras, awet dan bebas dari
lempung atau bahan yang tidak dikehendaki lainnya.
BINA MARGA
SNI 06-6399-2000 tentang Tata Cara Pengambilan Contoh Aspal
keget
ASTM
ASTM D 946 – 82 Penetration-Graded Asphalt Cement for Use in Pavement Construction
ASTM
PERBANDINGAN KETENTUAN ASPAL
SNI ASTM
Penetrasi Rentang 40-70 Rentang 40-300
Viskositas Dinamis Ada Tidak ada
Viskositas Kinematis Ada Tidak ada
Titik Lembek Sama
Daktilitas Sama
Titik Nyala Sama
Kelarutan dalam Trichloroethylene Sama
Berat jenis Ada Tidak ada
Stabilitas Penyimpanan : Perbedaan
Ada Tidak ada
Titik Lembek
Partikel yang lebih halus dari 150
Ada Tidak ada
micron
Pengujian Residu
Berat yang hilang Ada Tidak ada
Viskositas Dinamis Ada Tidak ada
Penetrasi Penetrasi 40-70 → ≥54 Penetrasi 40-50 → ≥55
Penetrasi 60-70 → ≥52
Daktilitas Penetrasi <40 → ≥ 25
Penetrasi <50 → ≥ 50 Penetrasi 60-70 → ≥ 50
Penetrasi 60-70 → ≥ 100
Keelastisan setelah Pengembalian Ada Tidak ada