Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
2. Riwayat Pengobatan :
Pasien sering mendapatkan pengobatan untuk keluhan sekarang
1
3. Riwayat Kesehatan/Penyakit :
Terdapat riwayat Astma (+)
2
Daftar Pustaka :
1. Sundaru H, 2006.Asma Bronkial dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I, Edisi
IV revisi, Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI, pp 245-250
2. Price SA and Wilson LM, 1995. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit
Buku 1, Edisi 4, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, pp 177-190
3. Hardianto M dkk, 2004. Asma Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan di
Indonesia, Jakarta, Perhimpunan dokter paru Indonesia
4. Heru S, 2003. Asma Bronkial. Dalam Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta, Gaya
baru. Hlm: 21-26
2. Obyektif
Pada pemeriksaan fisik didapatkan nadi 80x/menit regular, dangan laju napas 30/menit,
tekanan darah 120/80, terdapat wheezing dikedua paru.
3
3. Assesment
Definisi
Definisi asma yaitu "Asma adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon
trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan
jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah, baik secara spontan maupun sebagai
hasil pengobatan".
Etiologi
Penyebab asma masih belum jelas. Diduga yang memegang peranan utama ialah
reaksi berlebihan dari trakea dan bronkus (hipereaktivitas bronkus). Banyak faktor yang turut
menentukan derajat reaktivitas atau iritabilitas tersebut. Faktor genetik, biokimia, saraf
otonom, imunologis, infeksi, endokrin, psikologis, dan lingkungan lainnya, dapat turut serta
dalam proses terjadinya manifestasi asma. Karena itu asma disebut penyakit yang
multifaktorial.
Menurut GINA ( Global Initiatif for Astma ) yang disusun oleh National Heart Lung and
blood Institude Amerika bekerjasama dengan WHO, Klasifikasi asma dapat dibagi menjadi 4
golongan:
4
Berat / Gejala Klinik Fungsi Paru
ringannya Asma
Asam Persisten -Kambuhan 1-2x/mgg tapi < 1x/hr -APE > 80% prediksi
Ringan
-Gejala asma malam hari > 2x/bln -Variabilitas APE
20%-30%
-Eksaserbasi dapat mengganggu aktivitas
Patogenesa
Asma ditandai dengan 3 kelainan utama pada bronkus yaitu bronkokonstriksi otot
bronkus, inflamasi mukosa, dan bertambahnya sekret yang berada di jalan nafas.(Ilmu
Kesehatan Anak)
Pada asma ekstrinsik alergen menimbulkan reaksi yang hebat pada mukosa bronkus
yang mengakibatkan konstriksi otot polos, hiperemia, serta sekresi lendir yang tebal.
Mekanisme terjadinya reaksi ini telah diketahui dengan baik, walaupun sangat rumit.
Asma intrinsik memiliki patogenesa yang berbeda dengan asma ekstrinsik. Mungkin
diawali oleh kepekaan yang berlebihan (hipersensitivitas) dari serabut-serabut nervus vagus
5
yang akan merangsang bahan-bahan iritan dalam bronkus sehingga timbul refleks batuk dan
sekresi lendir.
Penatalaksanaan
6
Berat Penyakit Pencegahan jangka panjang Pengobatan mengatasi
serangan
Asma Persisten Pengobatan setiap hari Inhalasi bronkodilator kerja
Berat Inhalasi steroid singkat
MDI+spacer >1mg/hr atau Agonis beta-2 atau
Steroid nebulasi>1mg, 2x/hr ipratropium bromida atao
Bila perlu steroid oral, dosis oral agonis beta-2 3-4x/hr
kecil, selang sehari,pagi hari
Asma Persisten Pengobatan setiap hari Inhalasi bronkodilator kerja
Sedang Inhalasi steroid singkat
MDI+spacer 400-800mcg/hr atau Agonis beta-2 atau
Steroid nebulisasi <1mg/hr ipratropium bromida
Agonis beta-2 atau
ipratropium bromida oral
agonis beta-2, 3-4x/hr
Asma persisten Pengobatan setiap hari Inhalasi bronkodilator kerja
Ringan Inhalasi steroid singkat
MDI+spacer 200-400mcg/hr Agonis beta-2 atau
Kromoglikat (gunakan ipratropium bromida
MDI+spacer atau secara Agonis beta-2 atau
nebulisasi ipratropium bromida oral
agonis beta-2, 3-4x/hr
Asma Intermitten Tidak dibutuhkan Inhalasi bronkodilator kerja
singkat.
Agonis B2 atau ipratropium
bromid bila dibutuhkan.
7
Penatalaksanaan serangan asma di rumah sakit
Penilaian awal
Pengobatan awal :
- Oksigen untuk mencapai saturasi O2≥90%
- Inhalasi agonis beta-2 kerja singkat ( nebulisasi ) setiap 20 menit dalam 1 jam
atau agonis beta-2 injeksi (Terbutalin 0,5 ml subkutan atau adrenalin 1/1000
0,3 ml subkutan )
- Kortikosteroid sistemik jika tidak ada respon segera dengan bronkodilator/ jika
akhir-akhir ini mendapat kortikosteroid orak, atau serangan asmanya berat
8
4. Plan
Diagnosis klinis :Dari anamesis dan pemeriksaan fisik, maka pasien ini didiagnosis asma
bronkial intermiten dalam serangan ringan
Diagnosis banding : -
Pengobatan :
O2 2 ltr/menit
Nebulisasi : Combivent 2,5 ml, 1 ampule dan Flixotide 1 ml 1/2 ampule observasi 20
menit ekspirasi memanjang (-), Wheezing (+) berkurang
Pasien diobservasi selama ± 1 jam post nebulisasi terakhir, jika tidak ada serangan lagi,
pasien dipulangkan dengan saran segera kembali ke IGD bila terjadi serangan asma dan
kontrol ke poli.
Obat pulang: