Vous êtes sur la page 1sur 16

MAKALAH AL ISLAM Dan KEMUHAMMADIYAHAN

VANNER GIGI DALAM PANDANGAN ISLAM

KELOMPOK 4

Nama Kelompok :

1. Dyah Aulia M. (20150661013)


2. Aisyah Permatasari (20150661036)
3. Henny Yuliana (20150661040)

UNIVESITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PRODI D III KEBIDANAN

2017
1
KATA PENGANTAR

Puji da Syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
karunia-Nyalah penulis mempunyai kesempatan dan kesehatan dalam menyelesaikan
makalah Agama ini. Shalawat beserta salam tidak lupa penulis ucapkan kepada junjungan
kita Nabi besar Muhammad SAW, yang telah membawa umatnya dari alam yang tidak
berilmu pengetahuan ke alam yang berilmu pengetahuan seperti saat ini.

Makalah Al Islam Kemuhammadiyahan ini disusun sebagai salah satu tugas yang
diberi oleh dosen mata pelajaran Al Islam Kemuhammadiyahan yang berjudul ‘’Veneer Gigi
Dalam Pandangan Islam” Selama penulisan dan penyusunan tugas ini, penulis banya
mendapat bantuan dan dorongan dari semua pihak sehingga makalah ini dapat penulis
selesaikan dengan baik.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari bapak harapkan, oleh karena
itu penulis mohon maaf atas segala kekurangan. Penulis mengharapkan kritikan dan saran
yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini.

Surabaya,Oktober 2017

Penulis

2
DAFTAR ISI

Cover .............................................................................................................................. 1

Kata Pengantar ............................................................................................................... 2

Daftar Isi ........................................................................................................................ 3

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................. 4

Latar Belakang ............................................................................................................... 4

Rumusan Masalah .......................................................................................................... 4

Tujuan ............................................................................................................................ 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................... 5

BAB 3 PENUTUP ......................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 16

LAMPIRAN ................................................................................................................... 17

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dewasa ini, perkembangan ilmu di bidang kedokteran gigi telah menemukan
teknik untuk merestorasi kelainan atau kerusakan gigi khususnya berkaitan dengan
estetik. Salah satu tehnik untuk mengoreksi gigi yang tidak estetik yang memenuhi
prinsip ini adalah veneer. Veneer adalah suatu lapisan tipis yang sewarna gigi sedikit
transparan diaplikasikan pada permukaan bagian fasial dan proksimal gigi secara tetap
dengan menggunakan etsa asam dan bonding agent. Dilakukan pada gigi yang
mengalami kerusakan atau pewarnaan, malformasi, abrasi atau kegagalan restorasi.
Ada veneer komposit dan vener porselen yang menggunakan teknik etsa asam,
bonding dan semen resin. Di balik segala manfaat yang diperoleh dari penggunaan
veneer, terdapat beberapa kontroversi dalam penggunaannya karena sekarang ini
marak penggunaan veneer yang hanya untuk kepentingan estetik saja tanpa adanya
masalah pada gigi. Hal tersebut cenderung merugikan untuk gigi yang sehat, karena
sebelum veneer diaplikasikan, dilakukan pengikisan terlebih dahulu pada email gigi.
Makalah ini dibuat untuk mengetahui cara terbaik pembuatan veneer yang
menghasilkan estetik yang baik namun tetap sehat.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana pandangan islam mengenai Vanner gigi ?

1.3 Tujuan
1. Agar mahasiswi lebih memahami isi makalah ini

4
BAB 2
Tinjauan Pustaka

2.1 Pengertian
Veneer adalah sebuah bahan pelapis yang sewarna dengan gigi yang
diaplikasikan pada sebagian atau seluruh permukaan gigi yang mengalami kerusakan
atau pewarnaan intrinsik. Bahan yang digunakan untuk pembuatan veneer dapat dari
resin komposit, keramik atau porselen.
Veneer porselen adalah suatu bahan untuk meningkatkan penampilan estetik gigi yang
mengalami pewarnaan. Veneer porselen berupa lapisan tipis setebal kira – kira 0.5 –
0.8 mm yang menutupi permukaan labial gigi anterior dan permukaan bukal beberapa
gigi premolar.
Veneer dibentuk dengan struktur yang serupa dengan gigi agar dapat melekat
erat pada gigi yang akan di preparasi.
Terdapat dua tipe veneer, antara lain :
1. Partial veneer
Partial veneer diindikasikan untuk restorsai permukaan gigi yang mengalami
perubahan warna secara intrinsik, dan kerusakan yang terlokalisir. Pembuatan
partial veneer dilakukan secara direct (langsung diaplikasikan pada pasien).
2. Full veneer
Full veneer untuk restorasi yang memerlukan pelapisan permukaan fasial secara
luas atau untuk area yang mengalami staining intrinsik pada permukaan fasial.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum pemasangan full veneer, yaitu:
usia pasien, oklusi, kondisi kesehatan jaringan sekitarnya, letak dan posisi gigi,
serta kebersihan rongga mulut pasien. Pembuatan full veneer dilakukan secara
direct dan indirect.
2.2.1 Pembuatan Veneer
Pembuatan veneer dapat dilakukan secara direct dan indirect tergantung
kondisi gigi pada saat itu. Pembuatan direct veneer secara langsung diaplikasikan
pada pasien sedangkan indirect dilakukan pencetakan terlebih dahulu kemudian
diproses di laboratorium, hasilnya baru diaplikasikan pada pasien.
o Direct veneer
Terdapat 2 teknik pembuatan pada tipe direct veneer :

5
 Direct partial veneer (veneer langsung sebagian)
Teknik ini digunakan untuk pewarnaan gigi pada kondisi kerusakan kecil atau
area yang terlokalisir yang dikelilingi dengan gingiva yang sehat. Kerusakan ini
bisa direstorasi dalam satu kali kunjungan dengan komposit light cured.
Sebelum direstorasi dengan komposit light cured, dilakukan pre eliminir seperti
pembersihan, pemilihan bentuk, isolasi dengan cotton roll atau mengunakan
rubber dam.
 Direct full veneer (veneer langsung penuh)
Teknik ini digunakan untuk merestotasi gigi anterior yang mengalami
hipoplasia disertai diastema antara gigi insisivus sentral. Teknik ini
menggunakan komposit light cured mikrofill dalam satu kali kunjungan, tetapi
untuk mengurangi trauma bagi pasien maupun operator lebih baik di koreksi
dalam dua kali kunjungan. Kedua insisivus sentral di preparasi dengan
kedalaman 0.5 – 0.7 mm, akhiran preparasi bentuk chamfer, preparasi direct
veneer umumnya berakhir pada bagian labial sampai kontak proksimal gigi
sebelahnya kecuali terdapat diastema. Untuk mengoreksi diastema preparasi
diperluas sampai permukaan mesial dan berakhir pada mesio-lingual line
angles. Insisal edge tidak dipreparasi karena akan melindungi dari daya kunyah
yang besar.
Jika veneer telah terpasang harus diperhatikan bentuk tepi anatomis khususnya
daerah gingival untuk menjaga kesehatan jaringan. Jika hanya melibatkan
beberapa gigi saja atau jika permukan fasial tidak seluruhnya mengalami
kerusakan, dapat langsung diaplikasikan veneer komposit dalam satu kali
kunjungan.
Pada tehnik direct veneer bahan pilihan adalah mikrofill komposit resin, karena
bahan ini dapat dipoles dengan baik sehingga menyerupai enamel yang
sesungguhnya dan hasil poles bertahan untuk jangka waktu cukup lama.
Indikasi direct composit resin yaitu instant cosmetic, pasien tidak menghendaki
pengasahan pada gigi, keterbatasan biaya laboratorium, dan pada kasus-kasus
ortodontic tertentu. Untuk gigi yang mengalami pewarnaan tetrasiklin, restorasi
dengan direct veneer lebih sulit jika warna sudah mencapai 1/3 gingival.
o Indirect Veneer
Banyak dokter gigi yang mengalami kesulitan dalam melakukan preparasi,
aplikasi dan finishing pada prosedur direct veneer, serta terasa melelahkan dan

6
menghabiskan waktu. Pasien juga tidak merasa nyaman selama perawatan tersebut,
karena hal tersebut maka dibuat indirect veneer. Teknik indirect veneer dibuat dari
bahan komposit, feldspathic porcelain dan keramik (pressed or cast ceramic).
Dengan teknik indirect warna dan kontur veneer lebih mudah dikontrol dan tidak
menghabiskan waktu karena dibuat di laboraotrium. Feldspathic porcelain yang
ditempelkan ke preparasi intraenamel banyak dipilih dokter gigi karena memiliki
kekuatan dan ketahanan untuk mempertahankan struktur gigi pada teknik indirect
veneer. Pressed ceramic veneer memberikan estetik yang baik, tetapi memerlukan
preparasi yang lebih dalam. Penempelan dengan teknik indirect veneer, veneer
ditempelkan pada email dengan meggunakan etsa asam dan bonding dengan semen
resin light- cured.
Pembuatan indirect veneer dapat dilakukan secara konvensional atau dengan
teknik CAD-CAM. Pembuatan veneer dan mahkota secara konvensional dibuat
menggunakan serbuk porselen dan melalui proses fusi di tungku bersuhu tinggi yang
membutuhkan waktu beberapa hari. Terdapat beberapa cara pembuatan veneer
secara konvensional, antara lain :
1. Foil Technique
Ada dua tipe, tidak perlu menggunakan core shade, dan menggunakan core shade.
Keuntungan teknik ini ialah dapat dicoba serta dapat memilih warna. Sedangkan
kerugiannya yaitu dalam penempelannya perlu mengangkat tepi mahkota, dan
untuk veneer multiple lebih banyak gigi yang dikurangi.
2. Sintering on a refractory die
Dalam proses sintering, adonan bubuk keramik diterapkan pada refractory
die,dikeringkan, kemudian dibakar dalam tungku porselen. Beberapa lapisan dapat
dibentuk untuk mengembangkan karakterKeahlian tinggi diperlukan oleh teknisi
laboratorium gigi untuk mendapatkan estetika terbaik dan kontur yang tepat.
Namun pada proses ini terdapat masalah ketidaktepatan perlekatan akibat dari
penyusutan yang sangat tinggi. Contoh komersialnya leucite-reinforcement
ceramic.

3. Hot pressing
Pada proses sintering ditemukan masalah ketidaktepatan perlekatan akibat dari
penyusutan yang sangat tinggi. Untuk mengatasi masalah tersebut maka muncul
teknik baru dengan menggunakan glass ceramics dengan cara pengecoran untuk

7
membuat crown,veneerand inlay. Hot-pressing merupakan teknik yang
melibatkan pemanasan batang dari keramik. Batang/ingot tersebut merupakan
bahan solid yang terbuat dari leucite-reinforced feldspar. Metode ini
memanfaatkan bagian dari teknik pengecoran lost-wax. Seperti pada lost-wax
casting, waxpattern diproduksi, yangkemudian ditanam dalam refractorydie
materials. Waxdibakar untuk menciptakan ruang untuk diisi oleh leucite yang
diperkuat kaca keramik.
Sebuah pressing furnace dirancang khusus kemudian digunakan untuk
mengisi ruang cetakan dengan butiran dari kaca-keramik menggunakanproses
aliran viskos pada suhu 11800C.Ketika batang/ingot dipanaskan sampai suhu yang
cukup tinggi akan menjadi lunak dan mengalir ke dalam cetakan tahan panas.
Proses ini juga sering digambarkan sebagai transfer molding. Proses ini jelas
berbeda dari teknik sintering karena tidak bergantung pada gabungan partikel
bubuk.
Pada tahap terakhir, shading dapat diselesaikan dengan mengaplikasikan
stains pada permukaan. Untuk restorasi gigi anterior veneer dirapikan dengan
dipotong dan dibentuk, serbuk dari leucite-reinforced glass-ceramic dibentuk
menggunakan teknik sintering konvensional.

Baru-baru ini dalam pembuatan veneer dan mahkota dapat menggunakan


tekhnik CAD/CAM (computer-assisted design/computer assisted machining).
Teknik ini menggunakan komputer untuk mendesain dan memproduksi mahkota dan
veneer hanya dalam beberapa jam. Hasilnya, mahkota dan veneer lebih akurat dan
lebih pas. Pencitraan dipindai menggunakan kamera digital. Mahkota dan veneer
didesain menggunakan program perangkat lunak komputer. Bahan porselin tersebut
dipilih dan diisi kedalam mesin cerec. Dibutuhkan waktu 3 jam untuk memproduksi
veneer atau mahkota, sedangkan untuk tekhnik konvensional membutuhkan 7 hari
untuk menghasilkan veneer atau mahkota.

2.3 Kegunaan Veneer Porselen


a. Memperbaiki kerusakan permukaan non karies
Veneer porselen dapat digunakan untuk memperbaiki kerusakan yang bersifat
non karies seperti malformasi email lokal dan hipoplasia. Veneer porselen sangat
dianjurkan untuk merawat erosi gigi dan hipoplasia email. Namun demikian,

8
ikatan veneer dengan email yang berkualitas kurang baik dapat mengakibatkan
kebocoran akhiran restorasi yang ada akhirnya akan merusak restorasi sendiri
b. Memperbaiki gigi yang mengalami diskolorisasi
Diskolorisasi yang disebabkan oleh fluorosis, pewarnaan akibat tetrasiklin atau
nekrosis dapat diperbaiki dengan veneer porselen, selama perawatan tersebut
tidak terlalu parah. Kekurangan akan selalu ada, biasanya pewarnaan akibat
fluorosis secara memuaskan dapat dirawat dengan menggunakan veneer porselen
setelah permukaan email dipreparasi
c. Memperbaiki kerusakan struktur gigi
Horn menyarankan penggunaan veneer porselen untuk memperbaiki tepi insisal
yang fraktur, dan memperbaiki maloklusi gigi ringan.
d. Menutupi diastema (celah antar gigi) ringan
e. Memperbaiki bentuk insisif lateral bentuk conus
Bahan komposit resin digunakan jika kerusakan struktur gigi yang kecil, hal ini
karena preparasi perlu dilakukan. Jika menggunakan veneer porselen walaupun
sedikit tetapi berguna untuk kekuatan akhiran preparasi. Sedangkan pada direct
composit resin penggantian struktur gigi dapat dengan mudah tanpa melakukan
preparasi. Preparasi gigi penting untuk memudahkan pembuatan akhiran yang
tepat pada saat tahap penyelesaian. Tetapi jika terdapat maloklusi ringan
beberapa gigi yang melibatkan seluruh permukaan labial gigi lebih baik membuat
veneer porselen dengan melakukan preparasi beberapa gigi. Selain lebih estetis,
juga lebih tahan dibandingkan direct composit veneer yang waktu pengerjaan di
klinis lebih lama.
f. Veneer porselen juga digunakan untuk mengoreksi kosmetik atau gangguan
fungsional yang ringan pada anak remaja. Tetapi preparasi agak sulit karena
adanya resiko perforasi pada pembuatan akhiran bentuk soulder yang terlalu
dalam karena ruang pulpa yang masih besar.
g. Veneer porselen juga untuk gigi yang telah dirawat endodontik untuk
meningkatkanan nilai estetik
h. Mengganti veneer resin komposit lama
Apabila penambalan resin komposit yang berulang-ulang, dan sudah aus serta
berubah warna perlu diganti dengan veneer porselen
i. Retainer ortodonti

9
Veneer porselen dapat digunakan sebagai retainer ortodonti untuk menutupi
diastema, dengan mempertahan kontak gigi dengan gigi yang berdekatan
sehingga dapat mencegah terbentuknya kembali ruang diantara gigi

2.4 Cara Penempelan veneer


Veneer dilekatkan pada gigi menggunakan air atau gel. Gel adalah bahan larut
air yang menempati ruang antara veneer dan permukaan gigi. Tanpa air atau gel,
cahaya yang ditransmisikan melalui veneer akan tersebar oleh udara, mengubah
penampilan veneer. Gel bisa jernih atau sedikit berbayang sesuai dengan nuansa
ikatan resin. Sebelum veneer terikat pada gigi, veneer keramik agak rapuh karena
sangat tipis. Veneer harus ditangani dengan hati-hati ketika dicoba pada gigi untuk
menyesuaikan kecocokan atau menyesuaikan daerah kontak. Veneer mungkin akan
retak jika terlalu banyak tekanan yang diterapkan. Setelah mereka terikat, mereka
mendapatkan dukungan dari struktur gigi yang mendasarinya dan kekuatannya sangat
meningkat.
Veneer terikat pada gigi dengan semen resin menggunakan teknik etsa asam
dan resin bonding agent. Semen resin ada dalam berbagai
warna, termasuk resin terang/cerah. Jika diperlukan, warna resin dapat dipilih untuk
sedikit mengubah penampilan akhir dari veneer untuk membantu menutupi warna
yang mendasari gigi. Untuk mendapatkan resin yang melekat pada porselen,
permukaan internal veneer dibuat kasar melaluipengeetsaan dengan menggunakan
asam fluorida. Sebuah agen kopling, yang disebut silane, mungkin ditambahkan ke
permukaan porselen yang telah dietsa untuk meningkatkan ikatan dan membentuk
ikatan kimia antara porselen dan semen resin.
Setelah permukaan gigi dan permukaan internal veneer telah benar-benar siap, semen
resin ditempatkan pada veneer,penempatan dilakukan dengan hati-hati untuk
menghindari terperangkapnya udara. Veneer digetarkan secara ringan dengan suatu
alat atau jari untuk dilekatkan sepenuhnyadan membuangsemua gelembung
udara yang terperangkap. Kelebihan semen bisa dihilangkan pada tahap ini dengan
kuas kecil, atau lampu curing dapat dilambaikan di atas permukaan selama 3 atau
4 detik untuk membuat resin berubah menjadi sedikit gel tetapi tidak
sepenuhnya.Kelebihan gel pada resin dapat dengan mudah dihilangkan dengan
menggunakan explorer atau pisau bedah. Beberapa tambahan finishing dan polishing
mungkin dibutuhkan. Untuk langkah terakhir dapat dilakukan dengan berbagai teknik

10
dengan menggunakan kombinasi finishing strip dan disk, carbidedan diamond rotary
instrument , dan rubber polishing points atau pasta diamond polishing.

2.5 Kegagalan
Kegagalan PLV
1. Kagagalan Estetik
2. Masalah mekanik
3. Masalah perekatan
4. Kegagalan kekuatan internal dan eksternal
5. Perubahan warna luting resin
Mismatching warna atau perubahan warna mungkin juga alasan sebuah kegagalan.
Cara terbaik untuk menghindari ketidakcocokan warna gigi PLV dan alami adalah
untuk mengembangkan komunikasi dengan tehnician laboratorium. Jika warna
akhir dari PLV tidak cocok, perlu diubah dengan resin luting berwarna, maka
perbedaan warna antara nonpolymerized dan polymerized dari resin harus
dipelajari untuk pencegahan segera kegagalan estetik.
Kegagalan ini dapat diterima dengan baik bahwa perbedaan warna akan sangat
mungkin terjadi antara resin dual-sama atau cahaya berwarna-sembuh sebelum
dan setelah dipolimerisasi. Menggunakan resin luting selain yang transparan atau
tembus, juga akan merusak efek bunglon dari margin. Jika resin luting berwarna
akan digunakan, maka margin serviks harus siap subgingivally, untuk
menghindari kegagalan estetika yang akan terlihat pada margin
gingiva.Kebocoran mikro pada margin juga dapat menyebabkan perubahan warna
lokal, terbatas pada tempat kebocoran mikro itu berada, dan dapat menyebabkan
kegagalan langsung atau kegagalan jangka panjang.
6. Glazing dan Polishing
Urutan rinci perencanaan dan persiapan pengobatan gigi sangat penting dalam
perawatan PLV itu. Semua masalah yang berkaitan dengan bentuk panjang PLV
dan tekstur, serta dengan desain senyum, harus diperbaiki pada tahap uji coba
sehingga teknisi laboratorium menerapkan glasir final dan cat ke permukaan PLV
eksternal. Bila masalah tersebut tidak diperbaiki pada uji coba, maka koreksi
harus dilakukan setelah mereka terikat, sehingga permukaan porselen aroughened
yang telah kehilangan glasir dan rentan terhadap perubahan warna dari pewarna

11
ekstrinsik. Aplikasi yang tepat dari seluruh proses treatmen PLV akan mencegah
kegagalan jangka panjang.
7. Aging / penuaan
Proses alami penuaan, merupakan penyebab penggelapan gigi, dalam jangka
panjang hal ini akan mempengaruhi warna dari PLV. Veneer ultra-tipis yang
terikat dengan resin luting akan mengalami penggelapan warna sepuluh sampai
lima belas tahun setelah pemasangan. Namun, karena merupakan bagian dari
proses yang alami maka tidak akan dianggap sebagai kegagalan oleh pasien. Jika
PLV yang dibuat awalnya buram maka menjadi masalah besar setelah penuaan.
8. Microleakage
Kebocoran mikro adalah salah satu penyebab utama kegagalan estetik dan
mekanik dan dapat dikaitkan dengan berbagai faktor. Sayangnya, kebocoran
mikro hanya dapat dideteksi setelah ikatan PLV selesai dan satu-satunya solusi
untuk mengatasi masalah ini adalah untuk menggantikan PLV tersebut.
9. Margin preparation
10. Lack of Marginal fit
Kurang sesuainya marginal yang tepat dari margin prepred harus dibuat dan
dipindahkan ke laboratorium. Presisi yang sama harus diterapkan untuk
membangun procelain, untuk menghindari marjinal pada model plester utama
sebelum dikirim ke dokter gigi dan dokter gigi harus melakukan cek selama uji
coba berlangsung. Jika marginal fit kurang terdeteksi, pilihan paling bijaksana
adalah untuk memperbaharui PLV untuk mencegah kebocoran mikro dan
kegagalan jangka panjang. Meskipun upaya untuk menutup kesenjangan dengan
komposit luting dapat mencegah kebocoran mikro, warna perubahan komposit ini
pada antar muka gigi porselen akan menimbulkan masalah estetika dalam jangka
panjang.
11. Tissue Management
Isolation sempurna pada tahap ikatan sangat penting. Namun, jika kesehatan
periodontal tidak baik atau jika tindakan telah menyebabkan masalah bagi
jaringan, maka apapun tindakan pencegahan yang diambil untuk mengisolasi,
jaringan tetap berdarah, dikarenakan efek negatif pada ikatan. Kekuatan mekanik,
rangsangan kimia dan agen etsa juga dapat menyebabkan perdarahan. Bukan
hanya karena merusak ikatan dan menyebabkan kebocoran mikro, tetapi juga
menyebabkan perubahan warna setelah ikatan. Dalam rangka menciptakan media

12
yang sehat untuk ikatan, perdarahan harus dihentikan dengan agen kimia,
elcetrosurgery atau laser jaringan lunak.
12. Isolasi
13. Incomplete polimerisasi
Polimerisasiresin luting yang sempurna sangat penting dalam mencegah
kegagalan perekatan. PLV tebal atau buram dapat mencegah penetrasi cahaya
curing. Bahkan jika semua tindakan pencegahan lainnya telah diambil,
mekanisme perbaikan cahaya harus diperiksa dan harus berada minimum pada
400-500 mw/cm2. Oksigen yang terperangkap hanya dapat dilihat pada margin
dalam kasus PLV, dan jika tidak benar dapat menyebabkan kebocoran marjinal
postoperativ. Oleh karena itu, untuk mencegah penetrasi oksigen ke resin luting
pada margin, semua margin harus tertutup sehingga oksigen tehambat masuk pada
daerah – daerah tersebut.
14. Kegagalan Biologi
15. Kesalahan Akhir
16. Kegagalan Oklusal

2.6 Keuntungan dan Kerugian


 Keuntungan veneer porselen antara lain:
1. persiapan gigi memerlukan waktu yang singkat
2. porcelain veneers lebih kuat dan lebih tahan lama dibandingkan veneer komposit
3. alternatif untuk restorasi cakupan penuh dalam kasus patah pada bagian insisal
atau perubahan warna gigi
4. warna stabil
 Kekurangan veneers porselen antara lain :
1. berpotensi over-contouring
2. membutuhkan prosedur laboratorium
3. margin porselen enamel mungkin tipis dan sulit untuk diselesaikan
4. margin rapuh
5. terjadi pitting karena traetment acidulated fluoride
6. tidak bisa diperbaiki dengan mudah
7. kadang sulit untuk ditunda
8. warna tidak dapat diubah secara substansial setelah penempatan

13
9. penempatan sulit dan memakan waktu

2.7 Veneer Gigi dalam Pandangan Islam


Veneer adalah lapisan tipis yang ditempelkan secara permanen pada permukaan gigi.
Proses penempelannya hampir mirip dengan pemasangan kuku palsu, bedanya veneer
dilakukan pada gigi. Veneer dilakukan untuk menutupi warna gigi yang kuning sehingga
didapatkan gigi putih yang bersih dan menutup renggang diantara jajaran gigi serta
memperbaiki gigi yang patah atau keropos.

Apabila veneer digunakan sebagai pengobatan, seperti untuk menguatkan gigi yang
terkena karies atau mengembalikan bentuk gigi yang patah karena kecelakaan maka veneer
diperbolehkan berdasarkan apa yang diriwayatkan oleh Abu Daud dari Abdurrahman bin
Tharafah bahwa kakeknya ‘Arfajah bin As’ad terpotong hidungnya pada hari al Kulab lalu dia
mengambil hidung perak namun ia menjadi busuk lalu Nabi saw memerintahkannya agar
mengambil hidung emas.’

Namun, apabila veneer dan crown ini digunakan hanya untuk tujuan kecantikan yang
nantinya malah akan jatuh pada hal tabarruj, maka jelas tidak diperbolehkan.

Rasulullah bersabda:

Aku melaknat wanita-wanita yang mengikir (gigi) agar lebih cantik dan wanita-wanita yang
merubah ciptaan Allah” ( HR. Muttafaq Alaih)

Firman Allah:

“…dan akan aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka
merubahnya”. Barangsiapa yang menjadikan syaitan menjadi pelindung selain Allah, Maka
Sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata.” (QS. An Nisaa :119)

14
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Veneer merupakan bahan kedokteran gigi yang digunakan untuk memperbaiki bentuk
jaringan keras dari gigi, dan estetika gigi, yang dalam pengaplikasiannya perlu dilakukan
preparasi terhadap email gigi terlebih dahulu. Dalam penggunaanya perlu
memperhatikan beberapa hal, terutama kepentingan manfaatnya, sehingga untuk hanya
alasan estetik saja mungkin perlu dipertimbangkan lagi untuk pemakaiannya kecuali
benar-benar harus memakai perwatan tersebut.

15
DAFTAR PUSTAKA

Hatrick, Eakle dan Bird. 2011, Dental Materials: Clinical Applications for Dental
Assistants and Dental Hygienists, 2nd ed. Philadelpia: Elsevier

McCabe,F., Walls,WG.,2008, Applied Dental Materials. 9thed. Blackwell Publishing

Roberson,T.M., Heymann,E.J. Swift, Jr., 2008, Sturdevant’s Art and Science of


Operative Dentistry. 5th ed. St.Louis;Mosby ,124-147

Noort.,V.R.,2007, Laboratory and related Dental Materials. 3rd ed. St.Louis;Mosby

http://www.drwilliamchong.com/id/svc-pvc.html

16

Vous aimerez peut-être aussi

  • LP Kad Icu
    LP Kad Icu
    Document52 pages
    LP Kad Icu
    Setiadi Nugraha
    Pas encore d'évaluation
  • Chapter 2
    Chapter 2
    Document19 pages
    Chapter 2
    ZINATUL WIDAD
    Pas encore d'évaluation
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Document4 pages
    Daftar Isi
    ZINATUL WIDAD
    Pas encore d'évaluation
  • Jdkdke
    Jdkdke
    Document65 pages
    Jdkdke
    ZINATUL WIDAD
    Pas encore d'évaluation
  • Leaflet BPH
    Leaflet BPH
    Document2 pages
    Leaflet BPH
    ZINATUL WIDAD
    Pas encore d'évaluation
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Document4 pages
    Daftar Isi
    ZINATUL WIDAD
    Pas encore d'évaluation
  • Bab Iii PDF
    Bab Iii PDF
    Document32 pages
    Bab Iii PDF
    ZINATUL WIDAD
    Pas encore d'évaluation
  • Kualitas Hidup dan Psychological Ownership Pengemudi Komuter
    Kualitas Hidup dan Psychological Ownership Pengemudi Komuter
    Document91 pages
    Kualitas Hidup dan Psychological Ownership Pengemudi Komuter
    Peny Indrawati
    Pas encore d'évaluation
  • 1 Abstrak OK PDF
    1 Abstrak OK PDF
    Document6 pages
    1 Abstrak OK PDF
    ZINATUL WIDAD
    Pas encore d'évaluation
  • Lampiran PDF
    Lampiran PDF
    Document39 pages
    Lampiran PDF
    farida
    Pas encore d'évaluation
  • Jurnal 01
    Jurnal 01
    Document10 pages
    Jurnal 01
    Ners Mario
    Pas encore d'évaluation
  • T 54081
    T 54081
    Document12 pages
    T 54081
    ZINATUL WIDAD
    Pas encore d'évaluation
  • 02.40.0134 Pajarani Mogar S Daftar Pustaka
    02.40.0134 Pajarani Mogar S Daftar Pustaka
    Document3 pages
    02.40.0134 Pajarani Mogar S Daftar Pustaka
    ZINATUL WIDAD
    Pas encore d'évaluation
  • Bab I
    Bab I
    Document7 pages
    Bab I
    ZINATUL WIDAD
    Pas encore d'évaluation
  • Dever
    Dever
    Document9 pages
    Dever
    Maya_AnggrainiK
    Pas encore d'évaluation
  • 01 GDL Rusmininim 946 1 Ktirusm 2
    01 GDL Rusmininim 946 1 Ktirusm 2
    Document105 pages
    01 GDL Rusmininim 946 1 Ktirusm 2
    esadhika
    Pas encore d'évaluation
  • FisioterapiDadaAnak
    FisioterapiDadaAnak
    Document3 pages
    FisioterapiDadaAnak
    ZINATUL WIDAD
    Pas encore d'évaluation
  • BAB 2 - Burn PDF
    BAB 2 - Burn PDF
    Document20 pages
    BAB 2 - Burn PDF
    Ryan Khunam Alamhari
    Pas encore d'évaluation
  • BAB I Fix Print
    BAB I Fix Print
    Document6 pages
    BAB I Fix Print
    ZINATUL WIDAD
    Pas encore d'évaluation
  • Naskah Publikasi
    Naskah Publikasi
    Document13 pages
    Naskah Publikasi
    Monica Eliza
    Pas encore d'évaluation
  • Fisioterapi Dada
    Fisioterapi Dada
    Document10 pages
    Fisioterapi Dada
    Nia Firdianty
    Pas encore d'évaluation
  • Kasus Fix
    Kasus Fix
    Document25 pages
    Kasus Fix
    ZINATUL WIDAD
    Pas encore d'évaluation
  • Infeksi Nifas Post Partum
    Infeksi Nifas Post Partum
    Document9 pages
    Infeksi Nifas Post Partum
    rulisaka
    Pas encore d'évaluation
  • Asma
    Asma
    Document25 pages
    Asma
    Evedici
    Pas encore d'évaluation
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Document11 pages
    Bab Iii
    ZINATUL WIDAD
    Pas encore d'évaluation
  • Bab 1
    Bab 1
    Document12 pages
    Bab 1
    dhiyauddin dhiya
    Pas encore d'évaluation
  • Chapter1 PDF
    Chapter1 PDF
    Document5 pages
    Chapter1 PDF
    Fia Pyoo
    Pas encore d'évaluation
  • S2 2015 336720 Chapter1
    S2 2015 336720 Chapter1
    Document8 pages
    S2 2015 336720 Chapter1
    Barbara Sakura Riawan
    Pas encore d'évaluation
  • GGK Kelompok 5
    GGK Kelompok 5
    Document46 pages
    GGK Kelompok 5
    ZINATUL WIDAD
    Pas encore d'évaluation
  • Kelompok 4 Gga
    Kelompok 4 Gga
    Document37 pages
    Kelompok 4 Gga
    ZINATUL WIDAD
    Pas encore d'évaluation