Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
KELOMPOK 4
Nama Kelompok :
2017
1
KATA PENGANTAR
Puji da Syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
karunia-Nyalah penulis mempunyai kesempatan dan kesehatan dalam menyelesaikan
makalah Agama ini. Shalawat beserta salam tidak lupa penulis ucapkan kepada junjungan
kita Nabi besar Muhammad SAW, yang telah membawa umatnya dari alam yang tidak
berilmu pengetahuan ke alam yang berilmu pengetahuan seperti saat ini.
Makalah Al Islam Kemuhammadiyahan ini disusun sebagai salah satu tugas yang
diberi oleh dosen mata pelajaran Al Islam Kemuhammadiyahan yang berjudul ‘’Veneer Gigi
Dalam Pandangan Islam” Selama penulisan dan penyusunan tugas ini, penulis banya
mendapat bantuan dan dorongan dari semua pihak sehingga makalah ini dapat penulis
selesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari bapak harapkan, oleh karena
itu penulis mohon maaf atas segala kekurangan. Penulis mengharapkan kritikan dan saran
yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini.
Surabaya,Oktober 2017
Penulis
2
DAFTAR ISI
Cover .............................................................................................................................. 1
Tujuan ............................................................................................................................ 4
LAMPIRAN ................................................................................................................... 17
3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Agar mahasiswi lebih memahami isi makalah ini
4
BAB 2
Tinjauan Pustaka
2.1 Pengertian
Veneer adalah sebuah bahan pelapis yang sewarna dengan gigi yang
diaplikasikan pada sebagian atau seluruh permukaan gigi yang mengalami kerusakan
atau pewarnaan intrinsik. Bahan yang digunakan untuk pembuatan veneer dapat dari
resin komposit, keramik atau porselen.
Veneer porselen adalah suatu bahan untuk meningkatkan penampilan estetik gigi yang
mengalami pewarnaan. Veneer porselen berupa lapisan tipis setebal kira – kira 0.5 –
0.8 mm yang menutupi permukaan labial gigi anterior dan permukaan bukal beberapa
gigi premolar.
Veneer dibentuk dengan struktur yang serupa dengan gigi agar dapat melekat
erat pada gigi yang akan di preparasi.
Terdapat dua tipe veneer, antara lain :
1. Partial veneer
Partial veneer diindikasikan untuk restorsai permukaan gigi yang mengalami
perubahan warna secara intrinsik, dan kerusakan yang terlokalisir. Pembuatan
partial veneer dilakukan secara direct (langsung diaplikasikan pada pasien).
2. Full veneer
Full veneer untuk restorasi yang memerlukan pelapisan permukaan fasial secara
luas atau untuk area yang mengalami staining intrinsik pada permukaan fasial.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum pemasangan full veneer, yaitu:
usia pasien, oklusi, kondisi kesehatan jaringan sekitarnya, letak dan posisi gigi,
serta kebersihan rongga mulut pasien. Pembuatan full veneer dilakukan secara
direct dan indirect.
2.2.1 Pembuatan Veneer
Pembuatan veneer dapat dilakukan secara direct dan indirect tergantung
kondisi gigi pada saat itu. Pembuatan direct veneer secara langsung diaplikasikan
pada pasien sedangkan indirect dilakukan pencetakan terlebih dahulu kemudian
diproses di laboratorium, hasilnya baru diaplikasikan pada pasien.
o Direct veneer
Terdapat 2 teknik pembuatan pada tipe direct veneer :
5
Direct partial veneer (veneer langsung sebagian)
Teknik ini digunakan untuk pewarnaan gigi pada kondisi kerusakan kecil atau
area yang terlokalisir yang dikelilingi dengan gingiva yang sehat. Kerusakan ini
bisa direstorasi dalam satu kali kunjungan dengan komposit light cured.
Sebelum direstorasi dengan komposit light cured, dilakukan pre eliminir seperti
pembersihan, pemilihan bentuk, isolasi dengan cotton roll atau mengunakan
rubber dam.
Direct full veneer (veneer langsung penuh)
Teknik ini digunakan untuk merestotasi gigi anterior yang mengalami
hipoplasia disertai diastema antara gigi insisivus sentral. Teknik ini
menggunakan komposit light cured mikrofill dalam satu kali kunjungan, tetapi
untuk mengurangi trauma bagi pasien maupun operator lebih baik di koreksi
dalam dua kali kunjungan. Kedua insisivus sentral di preparasi dengan
kedalaman 0.5 – 0.7 mm, akhiran preparasi bentuk chamfer, preparasi direct
veneer umumnya berakhir pada bagian labial sampai kontak proksimal gigi
sebelahnya kecuali terdapat diastema. Untuk mengoreksi diastema preparasi
diperluas sampai permukaan mesial dan berakhir pada mesio-lingual line
angles. Insisal edge tidak dipreparasi karena akan melindungi dari daya kunyah
yang besar.
Jika veneer telah terpasang harus diperhatikan bentuk tepi anatomis khususnya
daerah gingival untuk menjaga kesehatan jaringan. Jika hanya melibatkan
beberapa gigi saja atau jika permukan fasial tidak seluruhnya mengalami
kerusakan, dapat langsung diaplikasikan veneer komposit dalam satu kali
kunjungan.
Pada tehnik direct veneer bahan pilihan adalah mikrofill komposit resin, karena
bahan ini dapat dipoles dengan baik sehingga menyerupai enamel yang
sesungguhnya dan hasil poles bertahan untuk jangka waktu cukup lama.
Indikasi direct composit resin yaitu instant cosmetic, pasien tidak menghendaki
pengasahan pada gigi, keterbatasan biaya laboratorium, dan pada kasus-kasus
ortodontic tertentu. Untuk gigi yang mengalami pewarnaan tetrasiklin, restorasi
dengan direct veneer lebih sulit jika warna sudah mencapai 1/3 gingival.
o Indirect Veneer
Banyak dokter gigi yang mengalami kesulitan dalam melakukan preparasi,
aplikasi dan finishing pada prosedur direct veneer, serta terasa melelahkan dan
6
menghabiskan waktu. Pasien juga tidak merasa nyaman selama perawatan tersebut,
karena hal tersebut maka dibuat indirect veneer. Teknik indirect veneer dibuat dari
bahan komposit, feldspathic porcelain dan keramik (pressed or cast ceramic).
Dengan teknik indirect warna dan kontur veneer lebih mudah dikontrol dan tidak
menghabiskan waktu karena dibuat di laboraotrium. Feldspathic porcelain yang
ditempelkan ke preparasi intraenamel banyak dipilih dokter gigi karena memiliki
kekuatan dan ketahanan untuk mempertahankan struktur gigi pada teknik indirect
veneer. Pressed ceramic veneer memberikan estetik yang baik, tetapi memerlukan
preparasi yang lebih dalam. Penempelan dengan teknik indirect veneer, veneer
ditempelkan pada email dengan meggunakan etsa asam dan bonding dengan semen
resin light- cured.
Pembuatan indirect veneer dapat dilakukan secara konvensional atau dengan
teknik CAD-CAM. Pembuatan veneer dan mahkota secara konvensional dibuat
menggunakan serbuk porselen dan melalui proses fusi di tungku bersuhu tinggi yang
membutuhkan waktu beberapa hari. Terdapat beberapa cara pembuatan veneer
secara konvensional, antara lain :
1. Foil Technique
Ada dua tipe, tidak perlu menggunakan core shade, dan menggunakan core shade.
Keuntungan teknik ini ialah dapat dicoba serta dapat memilih warna. Sedangkan
kerugiannya yaitu dalam penempelannya perlu mengangkat tepi mahkota, dan
untuk veneer multiple lebih banyak gigi yang dikurangi.
2. Sintering on a refractory die
Dalam proses sintering, adonan bubuk keramik diterapkan pada refractory
die,dikeringkan, kemudian dibakar dalam tungku porselen. Beberapa lapisan dapat
dibentuk untuk mengembangkan karakterKeahlian tinggi diperlukan oleh teknisi
laboratorium gigi untuk mendapatkan estetika terbaik dan kontur yang tepat.
Namun pada proses ini terdapat masalah ketidaktepatan perlekatan akibat dari
penyusutan yang sangat tinggi. Contoh komersialnya leucite-reinforcement
ceramic.
3. Hot pressing
Pada proses sintering ditemukan masalah ketidaktepatan perlekatan akibat dari
penyusutan yang sangat tinggi. Untuk mengatasi masalah tersebut maka muncul
teknik baru dengan menggunakan glass ceramics dengan cara pengecoran untuk
7
membuat crown,veneerand inlay. Hot-pressing merupakan teknik yang
melibatkan pemanasan batang dari keramik. Batang/ingot tersebut merupakan
bahan solid yang terbuat dari leucite-reinforced feldspar. Metode ini
memanfaatkan bagian dari teknik pengecoran lost-wax. Seperti pada lost-wax
casting, waxpattern diproduksi, yangkemudian ditanam dalam refractorydie
materials. Waxdibakar untuk menciptakan ruang untuk diisi oleh leucite yang
diperkuat kaca keramik.
Sebuah pressing furnace dirancang khusus kemudian digunakan untuk
mengisi ruang cetakan dengan butiran dari kaca-keramik menggunakanproses
aliran viskos pada suhu 11800C.Ketika batang/ingot dipanaskan sampai suhu yang
cukup tinggi akan menjadi lunak dan mengalir ke dalam cetakan tahan panas.
Proses ini juga sering digambarkan sebagai transfer molding. Proses ini jelas
berbeda dari teknik sintering karena tidak bergantung pada gabungan partikel
bubuk.
Pada tahap terakhir, shading dapat diselesaikan dengan mengaplikasikan
stains pada permukaan. Untuk restorasi gigi anterior veneer dirapikan dengan
dipotong dan dibentuk, serbuk dari leucite-reinforced glass-ceramic dibentuk
menggunakan teknik sintering konvensional.
8
ikatan veneer dengan email yang berkualitas kurang baik dapat mengakibatkan
kebocoran akhiran restorasi yang ada akhirnya akan merusak restorasi sendiri
b. Memperbaiki gigi yang mengalami diskolorisasi
Diskolorisasi yang disebabkan oleh fluorosis, pewarnaan akibat tetrasiklin atau
nekrosis dapat diperbaiki dengan veneer porselen, selama perawatan tersebut
tidak terlalu parah. Kekurangan akan selalu ada, biasanya pewarnaan akibat
fluorosis secara memuaskan dapat dirawat dengan menggunakan veneer porselen
setelah permukaan email dipreparasi
c. Memperbaiki kerusakan struktur gigi
Horn menyarankan penggunaan veneer porselen untuk memperbaiki tepi insisal
yang fraktur, dan memperbaiki maloklusi gigi ringan.
d. Menutupi diastema (celah antar gigi) ringan
e. Memperbaiki bentuk insisif lateral bentuk conus
Bahan komposit resin digunakan jika kerusakan struktur gigi yang kecil, hal ini
karena preparasi perlu dilakukan. Jika menggunakan veneer porselen walaupun
sedikit tetapi berguna untuk kekuatan akhiran preparasi. Sedangkan pada direct
composit resin penggantian struktur gigi dapat dengan mudah tanpa melakukan
preparasi. Preparasi gigi penting untuk memudahkan pembuatan akhiran yang
tepat pada saat tahap penyelesaian. Tetapi jika terdapat maloklusi ringan
beberapa gigi yang melibatkan seluruh permukaan labial gigi lebih baik membuat
veneer porselen dengan melakukan preparasi beberapa gigi. Selain lebih estetis,
juga lebih tahan dibandingkan direct composit veneer yang waktu pengerjaan di
klinis lebih lama.
f. Veneer porselen juga digunakan untuk mengoreksi kosmetik atau gangguan
fungsional yang ringan pada anak remaja. Tetapi preparasi agak sulit karena
adanya resiko perforasi pada pembuatan akhiran bentuk soulder yang terlalu
dalam karena ruang pulpa yang masih besar.
g. Veneer porselen juga untuk gigi yang telah dirawat endodontik untuk
meningkatkanan nilai estetik
h. Mengganti veneer resin komposit lama
Apabila penambalan resin komposit yang berulang-ulang, dan sudah aus serta
berubah warna perlu diganti dengan veneer porselen
i. Retainer ortodonti
9
Veneer porselen dapat digunakan sebagai retainer ortodonti untuk menutupi
diastema, dengan mempertahan kontak gigi dengan gigi yang berdekatan
sehingga dapat mencegah terbentuknya kembali ruang diantara gigi
10
dengan menggunakan kombinasi finishing strip dan disk, carbidedan diamond rotary
instrument , dan rubber polishing points atau pasta diamond polishing.
2.5 Kegagalan
Kegagalan PLV
1. Kagagalan Estetik
2. Masalah mekanik
3. Masalah perekatan
4. Kegagalan kekuatan internal dan eksternal
5. Perubahan warna luting resin
Mismatching warna atau perubahan warna mungkin juga alasan sebuah kegagalan.
Cara terbaik untuk menghindari ketidakcocokan warna gigi PLV dan alami adalah
untuk mengembangkan komunikasi dengan tehnician laboratorium. Jika warna
akhir dari PLV tidak cocok, perlu diubah dengan resin luting berwarna, maka
perbedaan warna antara nonpolymerized dan polymerized dari resin harus
dipelajari untuk pencegahan segera kegagalan estetik.
Kegagalan ini dapat diterima dengan baik bahwa perbedaan warna akan sangat
mungkin terjadi antara resin dual-sama atau cahaya berwarna-sembuh sebelum
dan setelah dipolimerisasi. Menggunakan resin luting selain yang transparan atau
tembus, juga akan merusak efek bunglon dari margin. Jika resin luting berwarna
akan digunakan, maka margin serviks harus siap subgingivally, untuk
menghindari kegagalan estetika yang akan terlihat pada margin
gingiva.Kebocoran mikro pada margin juga dapat menyebabkan perubahan warna
lokal, terbatas pada tempat kebocoran mikro itu berada, dan dapat menyebabkan
kegagalan langsung atau kegagalan jangka panjang.
6. Glazing dan Polishing
Urutan rinci perencanaan dan persiapan pengobatan gigi sangat penting dalam
perawatan PLV itu. Semua masalah yang berkaitan dengan bentuk panjang PLV
dan tekstur, serta dengan desain senyum, harus diperbaiki pada tahap uji coba
sehingga teknisi laboratorium menerapkan glasir final dan cat ke permukaan PLV
eksternal. Bila masalah tersebut tidak diperbaiki pada uji coba, maka koreksi
harus dilakukan setelah mereka terikat, sehingga permukaan porselen aroughened
yang telah kehilangan glasir dan rentan terhadap perubahan warna dari pewarna
11
ekstrinsik. Aplikasi yang tepat dari seluruh proses treatmen PLV akan mencegah
kegagalan jangka panjang.
7. Aging / penuaan
Proses alami penuaan, merupakan penyebab penggelapan gigi, dalam jangka
panjang hal ini akan mempengaruhi warna dari PLV. Veneer ultra-tipis yang
terikat dengan resin luting akan mengalami penggelapan warna sepuluh sampai
lima belas tahun setelah pemasangan. Namun, karena merupakan bagian dari
proses yang alami maka tidak akan dianggap sebagai kegagalan oleh pasien. Jika
PLV yang dibuat awalnya buram maka menjadi masalah besar setelah penuaan.
8. Microleakage
Kebocoran mikro adalah salah satu penyebab utama kegagalan estetik dan
mekanik dan dapat dikaitkan dengan berbagai faktor. Sayangnya, kebocoran
mikro hanya dapat dideteksi setelah ikatan PLV selesai dan satu-satunya solusi
untuk mengatasi masalah ini adalah untuk menggantikan PLV tersebut.
9. Margin preparation
10. Lack of Marginal fit
Kurang sesuainya marginal yang tepat dari margin prepred harus dibuat dan
dipindahkan ke laboratorium. Presisi yang sama harus diterapkan untuk
membangun procelain, untuk menghindari marjinal pada model plester utama
sebelum dikirim ke dokter gigi dan dokter gigi harus melakukan cek selama uji
coba berlangsung. Jika marginal fit kurang terdeteksi, pilihan paling bijaksana
adalah untuk memperbaharui PLV untuk mencegah kebocoran mikro dan
kegagalan jangka panjang. Meskipun upaya untuk menutup kesenjangan dengan
komposit luting dapat mencegah kebocoran mikro, warna perubahan komposit ini
pada antar muka gigi porselen akan menimbulkan masalah estetika dalam jangka
panjang.
11. Tissue Management
Isolation sempurna pada tahap ikatan sangat penting. Namun, jika kesehatan
periodontal tidak baik atau jika tindakan telah menyebabkan masalah bagi
jaringan, maka apapun tindakan pencegahan yang diambil untuk mengisolasi,
jaringan tetap berdarah, dikarenakan efek negatif pada ikatan. Kekuatan mekanik,
rangsangan kimia dan agen etsa juga dapat menyebabkan perdarahan. Bukan
hanya karena merusak ikatan dan menyebabkan kebocoran mikro, tetapi juga
menyebabkan perubahan warna setelah ikatan. Dalam rangka menciptakan media
12
yang sehat untuk ikatan, perdarahan harus dihentikan dengan agen kimia,
elcetrosurgery atau laser jaringan lunak.
12. Isolasi
13. Incomplete polimerisasi
Polimerisasiresin luting yang sempurna sangat penting dalam mencegah
kegagalan perekatan. PLV tebal atau buram dapat mencegah penetrasi cahaya
curing. Bahkan jika semua tindakan pencegahan lainnya telah diambil,
mekanisme perbaikan cahaya harus diperiksa dan harus berada minimum pada
400-500 mw/cm2. Oksigen yang terperangkap hanya dapat dilihat pada margin
dalam kasus PLV, dan jika tidak benar dapat menyebabkan kebocoran marjinal
postoperativ. Oleh karena itu, untuk mencegah penetrasi oksigen ke resin luting
pada margin, semua margin harus tertutup sehingga oksigen tehambat masuk pada
daerah – daerah tersebut.
14. Kegagalan Biologi
15. Kesalahan Akhir
16. Kegagalan Oklusal
13
9. penempatan sulit dan memakan waktu
Apabila veneer digunakan sebagai pengobatan, seperti untuk menguatkan gigi yang
terkena karies atau mengembalikan bentuk gigi yang patah karena kecelakaan maka veneer
diperbolehkan berdasarkan apa yang diriwayatkan oleh Abu Daud dari Abdurrahman bin
Tharafah bahwa kakeknya ‘Arfajah bin As’ad terpotong hidungnya pada hari al Kulab lalu dia
mengambil hidung perak namun ia menjadi busuk lalu Nabi saw memerintahkannya agar
mengambil hidung emas.’
Namun, apabila veneer dan crown ini digunakan hanya untuk tujuan kecantikan yang
nantinya malah akan jatuh pada hal tabarruj, maka jelas tidak diperbolehkan.
Rasulullah bersabda:
Aku melaknat wanita-wanita yang mengikir (gigi) agar lebih cantik dan wanita-wanita yang
merubah ciptaan Allah” ( HR. Muttafaq Alaih)
Firman Allah:
“…dan akan aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka
merubahnya”. Barangsiapa yang menjadikan syaitan menjadi pelindung selain Allah, Maka
Sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata.” (QS. An Nisaa :119)
14
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Veneer merupakan bahan kedokteran gigi yang digunakan untuk memperbaiki bentuk
jaringan keras dari gigi, dan estetika gigi, yang dalam pengaplikasiannya perlu dilakukan
preparasi terhadap email gigi terlebih dahulu. Dalam penggunaanya perlu
memperhatikan beberapa hal, terutama kepentingan manfaatnya, sehingga untuk hanya
alasan estetik saja mungkin perlu dipertimbangkan lagi untuk pemakaiannya kecuali
benar-benar harus memakai perwatan tersebut.
15
DAFTAR PUSTAKA
Hatrick, Eakle dan Bird. 2011, Dental Materials: Clinical Applications for Dental
Assistants and Dental Hygienists, 2nd ed. Philadelpia: Elsevier
http://www.drwilliamchong.com/id/svc-pvc.html
16