Vous êtes sur la page 1sur 29

LEISURE AND RECREATION

PERBEDAAN LEISURE MASYARAKAT


KOTA DAN DESA

DARMADA : 1611412024
FRETIKA PUTRI : 1611412038
NI PUTU VELDA SARASWATI : 1611412042

PROGRAM STUDI DIV PARIWISATA


FAKULTAS PARIWISATA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2017

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 . Latar Belakang Penelitian


Semakin derasnya berkempangaan arus teknologi, maka semakin
berkembang pula berbagai sektor tak terkecuali dalam hal pariwisata. Manusia
sebagai makhluk sosial dengan segala aktivitas yang dilakukan tak lepas dari
kebutuhan yang harus dipenuhi. Meminjam apa yang dikemukakan oleh Abraham
Maslowdalam teori Hirarki menyatakan bahwa setiap manusia memiliki lima
kebutuhan dasar yaitu kebutuhan fisiologis, keamanan, cinta, harga diri, dan
aktualisasi diri (Potter dan Patricia, 1997). Dahulu kebutuhan primer hanya
mencakup sandang, pangan, dan papan. Namun dewasa ini karena kehidupan yang
semakin kompleks maka ditambahkan pula hiburan bersamaan dengan
pendidikan, kesehatan dan lain-lain.
Berbagai upaya dilakukan oleh manusia dalam memenuhi kebutuhan yang
sifatnya hiburan, salah satunya adalah dengan berwisata. Beragamnya waktu luang
yang dimiliki oleh setiap orang menyebabkan perkembangan pariwisata berjalan
secara dinamis terutama dalam hal frekuensi berkunjung. Pariwisata merupakan
hal yang berkaitan erat dengan elemen waktunya. Waktu-waktu tertentu dapat
mendukung peningkatan pariwisata. Adanya waktu luang/ senggang masyarakat
diharapkan dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk aktivitas pariwisata.
Adapun waktu luang berbeda-beda antara mayarakat pedesaan dan perkotaan.
Perbedaan itu tercipta sesuai dengan perbedaan aktivitas yang ada di kota dan
desa. Gaya hidup masyarakat kota dengan berbagai aktivitas, rutinitas dan
mobilitas yang tinggi sering sekali menuntut mereka untuk menghadapi suatu
pekerjaan dan kegiatan yang begitu menyita waktu. Akhir pekan terkadang
mereka gunakan untuk menyelesaikan pekerjaan yang seharusnya digunakan
sebagai waktu untuk beristirahat dan berlibur, begitu pula dengan masyarakat
pedasaan, hal ini lah yang membuat perbedaan penggunaan waktu luang dari
kedua masyarakat ini.

2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dikemukakan rumusan masalah
yang diangkat dalam penulisan ini adalah:
Apakah perbedaan leisure masyarakat Kota dengan Desa ?

1.3 Tujuan Penelitian


Untuk mengetahui perbedaan leisure masyarakat Kota dengan Desa ?

1.4 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat yang diharapkan dari adanya pemulisan ini adalah sebagai
berikut:
1. Manfaat Akademis
Penulisan ini merupakan kesempatan bagi mahasiswa untuk memperluas
wawasan dan pengetahuan serta daya pikir dalam ilmu leisure dan
recreation dan perbedaan antara leisure kota dengan leisure desa.
2. Manfaat Praktis
Hasil penulisan ini nantinya dapat memberi sumbangsih pemikiran dalam
proses belajar di bidang leisure dan Recreation.

1.5 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan ini terdiri dari lima bab dimana sistematika yang
dimaksud adalah :

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan dan sistematika
penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Dalam bab ini akan diuraikan mengenai tinjauan, seperti
tinjauan tentang leisure dan recreation, masyarakat kota, dan
masyarakat desa.
BAB III METODE PENULISAN
Bab ini terdiri dari definisi operasional variabel, jenis dan
sumber data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

3
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan tentang pembahasan dari hasil
penulisan mengenai dampak-dampak globalisasi terhadap
generasi muda.

BAB V PENUTUP
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan dari hasil
pembahasan melalui analisis yang diterapkan dan saran yang
relevan.

Daftar Pustaka

Dalam daftar pustaka terdiri dari susunan karya tulis ilmiah berupa daftar
buku mengenai konsep dan teori berkaitan dengan pengaruh globalisasi
terhadap generasi muda, yang mendukung penulisan ini.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

4
2.1 Tinjauan Tentang Leisure atau Waktu Luang
Dalam bahasa Inggris waktu luang dikenal dengan sebutan leisure. Kata
leisure sendiri berasal dari bahasa Latin yaitu licere yang berarti diizinkan (To be
Permited) atau menjadi bebas (To be Free). Kata lain dari leisure adalah loisir
yang berasal dari bahasa Perancis yang artinya waktu luang (Free Time), George
Torkildsen (Januarius Anggoa, 2011). Berdasarkan teori dari George Torkildsen
dalam bukunya yang leisure and recreation management (Januarius Anggoa, 2011)
definisi berkaitan dengan leisure antara lain:
a. Waktu luang sebagai waktu (leisure as time) Waktu luang digambarkan
sebagai waktu senggang setelah segala kebutuhan yang mudah telah
dilakukan. Yang mana ada waktu lebih yang dimiliki untuk melakukan segala
hal sesuai dengan keinginan yang bersifat positif. Pernyataan ini didukung
oleh Brightbill yang beranggapan bahwa waktu luang erat kaitannya dengan
kaitannya dengan kategori discretionary time, yaitu waktu yang digunakan
menurut pemilihan dan penilaian kita sendiri.

b. Waktu luang sebagai aktivitas (leisure as activity) Waktu luang terbentuk dari
segala kegiatan bersifat mengajar dan menghibur pernyataan ini didasarkan
pada pengakuan dari pihak The 11 International Group of the Social Science of
Leisure, menyatakan bahwa: “waktu luang berisikan berbagai macam kegiatan
yang mana seseorang akan mengikuti keinginannya sendiri baik untuk
beristirahat, menghibur diri sendiri, menambah pengetahuan atau
mengembangkan keterampilannya secara objektif atau untuk meningkatkan
keikutsertaan dalam bermasyarakat.

c. Waktu luang sebagai suasana hati atau mental yang positif (leisure as an end in
itself or a state of being) Pieper beranggapan bahwa:“Waktu luang harus
dimengerti sebagai hal yang berhubungan dengan kejiwaan dan sikap yang
berhubungan dengan hal-hal keagamaan, hal ini bukan dikarenakan oleh
faktor-faktor yang datang dari luar. Hal ini juga bukan merupakan hasil dari
waktu senggang, liburan, akhir pekan, atau lib uran panjang.

5
d. Waktu luang sebagai sesuatu yang memiliki arti luas (leisure asanall
embracing) Menurut Dumadezirer, waktu luang adalah relaksasi, hiburan, dan
pengembangan diri. Dalam ketiga aspek tersebut, mereka akan menemukan
kesembuhan dari rasa lelah, pelepasan dari rasa bosan, dan kebebasan dari hal-
hal yang bersifat menghasilkan. Dengan kata lain, waktu luang merupakan
ekspresi dari seluruh aspirasi manusia dalam mencari kebahagiaan,
berhubungan dengan tugas baru, etnik baru, kebijakan baru, dan kebudayaan
baru.

e. Waktu luang sebagai suatu cara untuk hidup (leisure as a way of living) Seperti
yang dijelaskan oleh Goodale dan Godbye dalam buku The Evolution Of
Leisure : “Waktu luang adalah suatu kehidupan yang bebas dari tekanan-
tekanan yang berasal dari luar kebudayaan seseorang dan lingkungannya
sehingga mampu untuk bertindak sesuai rasa kasih yang tak terelakkan yang
bersifat menyenangkan, pantas, dan menyediakan sebuah dasar keyakinan”.

Hal senada juga diungkapkan oleh Soetarlinah Sukadji (Triatmoko, 2007)


yang melihat arti istilah waktu luang dari 3 dimensi, yaitu:

a. Dilihat dari dimensi waktu, waktu luang dilihat sebagai waktu yang tidak
digunakan untuk bekerja mencari nafkah, melak sanakan kewajiban, dan
mempertahankan hidup.

b. Dari segi cara pengisian, waktu luang adalah waktu yang dapat diisi dengan
kegiatan pilihan sendiri atau waktu yang digunakan dan dimanfaatkan sesuka
hati.

c. Dari sisi fungsi, waktu luang adalah waktu yang dimanfaatkan sebagai sarana
mengembangkan potensi, meningkatkan mutu pribadi, kegiatan terapeutik bagi
yang mengalami gangguan emosi, sebagai selingan hiburan, sarana rekreasi,
sebagai kompensasi pekerjaan yang kurang menyenangkan, atau sebagai
kegiatan menghindari sesuatu. Dengan banyaknya definisi waktu luang, dapat
disimpulkan bahwa waktu luang adalah waktu yang mempunyai posisi bebas
penggunaannya dan waktu tersebut berada diluar kegiatan rutin sehari-hari
sehingga dapat dimanfaatkan secara positif guna meningkatkan produ ktifitas

6
hidup yang efektif dan pengisian waktu luang dapat diisi dengan berbagai
macam kegiatan yang mana seseorang akan mengikuti keinginannya sendiri
baik untuk beristirahat, menghibur diri sendiri, menambah pengetahuan atau
mengembangkan keterampilannya secara objektif. Mengisi waktu luang bagi
remaja terutama siswa yaitu waktu yang terdapat pada siswa diluar jam
pelajaran sekolah dan dapat diisi dengan kegiatan relaksasi atau istirahat,
kegiatan hiburan atau rekreasi, dan kegiatan pengembangan diri sesuai dengan
pilihan sendiri sehingga akan timbul suatu kesembuhan dari rasa capek dan
melepaskan dari rasa bosan.

2.2 Konsep Waktu Luang Masyarakat Bagi Pariwisata


Pariwisata merupakan hal yang berkaitan erat dengan elemen waktunya.
Waktu-waktu tertentu dapat mendukung peningkatan pariwisata. Adanya waktu
luang/ senggang masyarakat diharapkan dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin
untuk aktivitas pariwisata. Waktu luang/ senggang atau dalam bahasa Inggris
sering disebut leisure time terdiri dari dua kata yang mana kata pertama
memegang kunci untuk mengetahui pengertiannya. Kata leisure berasal dari kata
licere yang berarti to be permitted (diperkenankan). Dari kata tersebut kemudian
diperjelas sebagai saat-saat bebas untuk beristirahat dan bebas dari segala
pekerjaan, tugas, atau kewajiban-kewajiban. Jadi perngertian waktu luang/
senggang (leisure time) adalah suatu periode dimana orang tidak melakukan lagi
kegiatan-kegiatan atau usaha-usaha guna kepentingan kehidupan primernya (W.
Haryono, 1978).
Dari pengertian waktu luang yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat
memperjelas bahwa waktu luang sangat terkait dengan pariwisata. Menurut W.
Haryono (1978) hal itu mulai terlihat dari masa lampau periode tahun 50-an yang
mana perkembangan industri di dunia khususnya di Eropa dan Amerika Serikat
begitu pesat sehingga berbanding lurus dengan penambahan waktu luang/
senggang sehingga menambah kesempatan untuk melakukan rekreasi. Rekreasi
dari masyarakat waktu itu pun terus berkembang sehinga mereka tidak begitu saja
puas dengan rekreasi lokal sehingga mereka melakukan rekreasi ke tempat yang
jauh dan bahkan sampai ke luar negeri. Hal itu lah yang terus mendorong

7
perkembangan pariwisata sehingga muncul pula indrustri pariwisata dan terus
berkembang hingga periode sekarang.

Pada dasarnya rekreasi dengan pariwisata adalah dua istilah yang tidak
sama. Menurut W. Haryono (1978) rekreasi dapat diartikan suatu aktivitas yang
bersifat fisik, mental, maupun emosionil yang dapat dilakukan pada waktu luang/
senggang (leisure time) dan tanpa adanya paksaan (bebas). Sementara Pariwisata
mempunyai pengertian yaitu suatu bentuk kegiatan manusia dan sebagai
pernyataan dari usaha-usaha manusia untuk memenuhi sesuatu keinginan ataupun
kebutuhan hidupnya.

Jika dilihat dari pengertian masing-masing memang sekilas tampak hampir


sama, tetapi ada hal yang membedakan. Pariwisata merupakan sebuah kata yang
berakar dari kata wisata yang berarti mengadakan perjalanan, berkelana, ataupun
mengembara. Jadi bisa dikatakan bahwa Pariwisata mengandung unsur rekreasi di
dalamnya. Sedangkan jika hanya sekedar rekreasi, tidak harus dilakukan dengan
melakukan perjalanan tetapi bisa jadi cukup melakukan kegiatan di waktu
senggang/ luang (leisure time). Setelah memahami dari pengertian masing-masing
maka dapat dibentuk sebuah peta konsep yang menunjukkan keterkaitan antara
waktu luang/ senggang (leisure time) dengan rekreasi dan pariwisata sebagai
berikut.

2.3 Penggunaan Waktu Luang dan Dinamika Kepariwisataan


Waktu luang merupakan salah satu indikator yang menjadi alasan seseorang
berwisata, beragamnya kesibukan yang dimiliki oleh setiap orang membuat
dinamika tersendiri dalam hal berwisata.

2.4 Tinjauan Tentang Jenis-Jenis Wisata


Terdapat beberapa jenis wisata yang dapat dialakukan oleh masyarakat,
diantaranya yaitu sebagai berikut :
1. Wisata Olahraga

8
Wisata Olahraga adalah pariwisata dimana para wisatawan mengadakan
kunjungan untuk kegiatan berolahraga. Olahraga memiliki berbagai macam
organisasi, baik organisasi yang bersifat nasional maupun internasional. Dan
di dalam olahraga terdapat dua pembedaan, yaitu pertandingan olahraga dan
olahraga sebagai kegiatan olahraga. Banyak pertandingan internasional yang
menarik pengunjung dalam jumlah yang besar akan tetapi yang dimaksud
menjadi wisatawan olahraga adalah mereka yang berolahraga bukan mereka
yang menyaksikan kegiatan olahraga. Contoh: Olahraga paralayang. Olahraga
paralayang yang bertempat di Wana Wisata Gunung Banyak, Kota Batu ini
dikunjungi wisatawan berkisar 100 hingga 200 orang setiap hari, dan
mengalami peningkatan pada akhir pekan berkisar 800 wisatawan per hari.
2. Wisata Bisnis
Wisata Bisnis adalah kegiatan wisata yang dilakukan bersamaan dengan
kegiatan bisnis yang dikerjakan. Ada kunjungan bisnis, pertemuan bisnis, ada
pekan raya dagang yang perlu dikunjungi, semua peristiwa itu mengundang
kedatangan orang-orang bisnis dengan demikian arus wisatawan bertambah
besar pada saat kegiatan-kegiatan tersebut diselenggarakan. Contoh:
International Franchise, License & Business Concept Expo & Conference
(IFRA). Menurut data dari Asosiasi Franchise Indonesia (AFI), IFRA tahun
2014 tercatat pengunjung mencapai lebih dari 14.000 orang, IFRA 2015
mencatat jumlah pengunjung 13.236 orang, dan dalam IFRA 2016 jumlah
pengunjung 15.000 orang.
3. Wisata Konvensi

Wisata Konvensi adalah perjalanan wisata yang timbul karena


mengadakan pertemuan untuk membicarakan berbagai macam permasalahan,
seperti pelestarian hutan, pemberantasan penyakit atau sekedar pertemuan
rutin para ahli. Contoh: Kunjungan untuk kegiatan penelitian di Kebun Raya
Bogor. Menurut data yang diberikan oleh Pengawas Pelayanan Jasa dan
Tiketing Kebun Raya Bogor, Upun Punijar. Pada hari Rabu 6 Juli 2016 jumlah
pengunjung sebanyak 4.515 dan pada hari Kamis jumlahnya meningkat
menjadi 12.725, hari Jumat jumlah pengunjung sebanyak 11.945, pada hari
Sabtu jumlah pengunjung meningkat drastis menjadi 23.533 pengunjung.

9
4. Wisata Sosial
Wisata Sosial adalah kegiatan pariwisata yang perjalananya dilaksanakan
dengan bantuan pihak-pihak tertentu yang diberikan secara sosial atau
kegiatan wisata yang bertarif rendah. Bantuan sosial tersebut bisa berupa
kendaraan, tempat penginapan seperti wisma peristirahatan, hotel remaja
(youth hostel). Contoh: Berwisata ke Taman Balekambang Surakarta. Menurut
Kepala UPTD Kawasan Wisata Taman Balekambang, Endang Sri Murniyati,
mengatakan jumlah kunjungan pada hari biasa sekitar 3.000 pengunjung per
hari. Sedangkan pada akhir pekan meningkat mencapai 5.000 pengunjung.

2.5 Motif Berpariwisata


Pada hakikatnya motif orang untuk mengadakan perjalanan wisata itu tidak
terbatas dan tidak dapat dibatasi. Di Indonesia sendiri ada salah satu kebiasaan
untuk menentukan perjalanan wisata berdasarkan modal atraksi wisata misalnya
seperti wisata alam, wisata bahari, wana wisata, dll yang berdasarkan atas modal
alam, laut, hutan, dan sebagainya. Dan hubungannya seperti modal laut dapat
dikembangkan menjadi atraksi wisata rekreasi, olahraga, dan lain sebagainya.
Dibawah ini diklasifikasikan sejumlah subkelas motif wisata yaitu ;
1. Motif Bersenang-Senang atau Tamasya
Motif bersenang-senang adalah motif yang melahirkan tipe wisata tamasya
(pleasure tourism). Wisatawan tipe ini ingin mengumpulkan pengalaman
sebanyak-banyaknya, mendengarkan dan menikmati apa saja yang menarik
perhatian . Wisatawan tamasya berpindah-pindah dari tempat yang satu ke tempat
lain dengan menikmati pemandangan alam, adat kebiasaan setempat, pesta rakyat.
Dan intinya wisatawan tamasya itu ingin memanfaatkan waktu luang guna
mengganti pemandangan atau wisatawan tamasya berpindah-pindah tempat.

2. Motif Rekreasi
Motif rekreasi merupakan tipe wisata rekreasi (recreation tourism). Rekreasi
ialah kegiatan yang menyenangkan guna untuk memulihkan kesegaran jasmani
dan rohani manusia. Kegiatan-kegiatannya dapat berupa olahraga (tenis, berkuda,

10
mendaki gunug,dll) ataupun mengerjakan hobi juga dapat diisi dengan perjalanan
tamasya singkat untuk menikmati keadaan sekitar tempat menginap (sightseeing).
Dan bagi negara-negara industri maju motif rekreasi ini sangat penting. Tipe
wisatawan rekreasi itu biasanya menghabiskan waktunya di satu tempat saja.
3. Motif Kebudayaan
Motif kebudayaan merupakan tipe wisata kebudayaan (culture tourism)
dimana orang tidak hanya sekedar mengunjungi suatu tempat untuk menyaksikan
akan tetapi lebih dari itu dimana orang itu datang untuk mempelajari sesuatu
bahkan mengadakan penelitian tentang keadaan setempat. Biasanya para seniman
sering mengadakan perjalanan wisata untuk memperkaya diri, menambah
pengalaman dan mempertajam kemampuan penghayatannya. Dalam wisata
budaya itujuga termasuk kunjungan wisatawan ke berbagai peristiwa khusus
(special events) seperti upacara keagamaan, pertunjukan rombongan kesenian
yang terkenal, dan sebagainya.
4. Motif Spiritual
Motif spiritual atau wisata spiritual (spiritual tourism) merupakan salah satu tipe
wisata yang tertua. Sebelum orang mengadakan perjalanan untuk rekreasi, bisnis,
olahraga, dll orang sudah mengadakan perjalanan untuk berziarah atau untuk
keperluan keagamaan lain. Jika di Indonesia merupakan tipe wisata spiritual yang
penting, biasanya seperti hari-hari besar nasional salah satu caranya yaitu
berziarah ke makam pahlawan. Kalau orang Islam biasanya berziarah ke makam
para sunan wali songo atau ke kyai-kyai yang namanya terkenal. Jika diluar negeri
tempat-tempat berziarahnya yaitu Palestina, Roma, Mekah,Madinah merupakan
tempat wisata yang utama untuk dikunjungi. Orang naikhajipun adalah wisatawan.
Seperti bulan Syaban oleh orang Jawa dianggap sebagai bulan para arwah (disebut
bulan ruwah) yang secara khusus disediakan untuk berziarah kemakam leluhur.

5. Motif Interpersonal
Maksud dari motif interpersonal dimana orang dapat mengadakan perjalanan
untuk bertemu dengan orang lain. Orang dapat tertarik oleh orang lain untuk
mengadakan perjalanan wisata atau dalam kepariwisataan istilahnya adalah atraksi

11
wisata. Pada umumnya orang yang menarik kedatangan orang lain ialah orang-
orang yang istimewa karena kedudukannya, pengaruhnya, keseniannya,
prestasinya disuatu bidang dll. Seperti jika ada suatu panggung atau pertunjukkan
dimana akan menampilkan artis yang terkenalmakabanyak warga masyarakat
berbondong-bondong dating untuk menyaksikan acara tesebut.
6. Motif Kesehatan
Wisata kesehatan merupakan tipe wisata yang juga penting sekali. Dahulu
selalu ada kegiatan yang berhubungan dengan pariwisata di tempat-tempat sumber
air mineral (spa) yang dianggap memiliki khasiat untuk menyembuhkan penyakit.
Namun sekarang sudah lain ceritanya kebanyakan orang Indonesia sering berobat
ke Singapura, Jepang, Amerika dll. Perjalanan pasien-pasien itu adalah wisata
kesehatan. Sementara itu spa kini telah tumbuh menjadi pusat kebugaran jasmani
yang diselaraskan secara ekologis dengan alam yang sehat.
2.6 Masyarakat Kota dan Desa
Kota merupakan pusat dari segala kegiatan seperti pusat industri, pusat
pendidikan, pusat perdagangan, pusat hiburan, pusat pemerintahan dan lain
sebagainya. Kota memiliki peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi
dan kemakmuran Negara. Pertumbuhan kota dipengaruhi oleh adanya
pertumbuhan penduduk yang dapat menjadi pendukung bagi kehidupan
diperkotaan. Dalam satu kota terdapat masyarakat kota yang beraktivitas di
dalamnya.
Masyarakat kota merupakan masyarakat modern dengan berbagai rutinitas
dan aktivitas dengan mobilitas yang tinggi. Keseharian ini menuntut mereka
dengan gaya hidup yang serba cepat serta praktis. Masyarakat dengan mobilitas
yang tinggi tentunya banyak menghabiskan waktunya di luar rumah
sehingga dapat mempengaruhi aktivitasnya. Ciri-ciri masyarakat kota adalah
heterogen dimana terdiri dari beragam suku, tingkat pendidikan yang
berbeda-beda, menganut agama yang beragam, serta status sosial yang berbeda-
beda dari setiap individunya. Semuanya berkumpul dengan tujuan yang beragam
seperti bekerja, kuliah, dan lain sebagainya.
Gaya hidup masyarakat kota dengan berbagai aktivitas, rutinitas dan
mobilitas yang tinggi sering sekali menuntut mereka untuk menghadapi suatu

12
pekerjaan dan kegiatan yang begitu menyita waktu. Akhir pekan terkadang
mereka gunakan untuk menyelesaikan pekerjaan yang seharusnya digunakan
sebagai waktu untuk beristirahat dan berlibur. Menurut Seymour M. Gold (1980)
dalam bukunya Recreation Planning and Design, disebutkan bahwa dalam satu
hari terdapat tiga penggunaan waktu yaitu Subsistance Time, dimana waktu yang
digunakan untuk melakukan kebutuhan hidup sehari-hari seperti makan, minum,
tidur. Existance Time, yaitu waktu yang digunakan untuk melakukan pekerjaan
yang berhubungan dengan profesi seperti bekerja atau belajar, lalu Leisure
Time yaitu waktu luang yang digunakan untuk melakukan aktivitas di luar
aktivitas existance dan subsistence. Secara teori dalam satu hari terdapat
waktu yang disebut dengan waktu luang, yaitu waktu dimana kita dapat
melakukan aktivitas rekreasi.
Masyarakat dapat mempunyai arti yang luas dan sempit. Dalam arti luas
masyarakat adalah ekseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup bersama dan
tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa dan sebagainya. Atau dengan kata lain
kebulatan dari semua perhubungan dalam hidup bermasyarakat. Dalam arti sempit
masyarakat adalah sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu,
misalnya territorial, bangsa, golongan dan sebagainya.

Masyarakat perkotaan sering disebut urban community . Pengertian


masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat kehidupannya serta cirri-ciri
kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Ada beberap ciri yang
menonjol pada masyarakat kota yaitu

1. kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan


keagamaan di desa
2. orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus
bergantung pada orang lain. Yang penting disini adalah manusia
perorangan atau individu. Di kota – kota kehidupan keluarga sering
sukar untuk disatukan sebab perbedaan kepentingan paham politik ,
perbedaan agama dan sebagainya

13
3. Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan
, menyebabkan bahwa interaksi – interaksi yang terjadi lebih didasarkan
pada factor kepentingan daripada factor pribadi.
4. pembagian kerja di antra warga-warga kota juga lebih tegas dan
mempunyai batas-batas yang nyata
5. kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih
banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa
6. interaksi yang terjai lebih banyak terjadi berdasarkan pada factor
kepentingan daripaa factor pribadi
7. pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat
mengejar kebutuhan individu
8. perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab
kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.

Masyarakat pedesaan selalu memiliki ciri-ciri atau dalam hidup


bermasyarakat, yang biasanya tampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada
situasi dan kondisi tertentu, sebagian karakteristik dapat digeneralisasikan pada
kehidupan masyarakat desa di Jawa. Namun demikian, dengan adanya perubahan
sosial religius dan perkembangan era informasi dan teknologi, terkadang sebagian
karakteristik tersebut sudah “tidak berlaku”. Masyarakat pedesaan juga ditandai
dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga desa, yaitu
perasaan setiap warga/anggota masyarakat yagn amat kuat yang hakekatnya,
bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
masyarakat dimanapun ia hidup dicintainya serta mempunyai perasaan bersedia
untuk berkorban setiap waktu demi masyarakatnya atau anggota-anggota
masyarakat, karena beranggapan sama-sama sebgai masyarakat yang saling
mencintai saling menghormati, mempunyai hak tanggung jawab yang sama
terhadap keselamatan dan kebahagiaan bersama di dalam masyarakat.

Adapun yang menjadi ciri masyarakat desa antara lain :

14
1. Didalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan
yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat
pedesaan lainnya di luar batas wilayahnya.
2. Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan
3. Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian
4. Masyarakat tersebut homogen, deperti dalam hal mata pencaharian, agama,
adapt istiadat, dan sebagainya

2.7 Perbedaan Masyarakat Pedesaan Dan Perkotaan


1. Lingkungan Umum dan Orientasi Terhadap Alam, Masyarakat perdesaan
berhubungan kuat dengan alam, karena lokasi geografisnyadi daerah desa.
Penduduk yang tinggal di desa akan banyak ditentukan oleh kepercayaan
dan hukum alam. Berbeda dengan penduduk yang tinggal di kota yang
kehidupannya “bebas” dari realitas alam.
2. Pekerjaan atau Mata Pencaharian, Pada umumnya mata pencaharian di
dearah perdesaan adalah bertani tapi tak sedikit juga yg bermata
pencaharian berdagang, sebab beberapa daerah pertanian tidak lepas dari
kegiatan usaha.
3. Ukuran Komunitas, Komunitas perdesaan biasanya lebih kecil dari
komunitas perkotaan.
4. Kepadatan Penduduk, Penduduk desa kepadatannya lbih rendah bila
dibandingkan dgn kepadatan penduduk kota,kepadatan penduduk suatu
komunitas kenaikannya berhubungan dgn klasifikasi dari kota itu sendiri.
5. Homogenitas dan Heterogenitas, Homogenitas atau persamaan ciri-ciri
sosial dan psikologis, bahasa, kepercayaan, adat-istiadat, dan perilaku
nampak pada masyarakat perdesa bila dibandingkan dengan masyarakat
perkotaan. Di kota sebaliknya penduduknya heterogen, terdiri dari orang-
orang dgn macam-macam perilaku, dan juga bahasa, penduduk di kota
lebih heterogen.
6. Diferensiasi Sosial, Keadaan heterogen dari penduduk kota berindikasi
pentingnya derajat yg tinggi di dlm diferensiasi Sosial.

15
Pelapisan Sosial, Kelas sosial di dalam masyarakat sering nampak dalam bentuk
“piramida terbalik” yaitu kelas-kelas yg tinggi berada pada posisi atas piramida,
kelas menengah ada diantara kedua tingkat kelas ekstrem dari masyarakat.
Ada beberapa perbedaan pelapisan sosial yang tak resmi antara masyarakat desa
dan kota:

 pada masyarakat kota aspek kehidupannya lebih banyak system


pelapisannya dibandingkan dengan di desa.
 pada masyarakat desa kesenjangan antara kelas eksterm dalam piramida
sosial tidak terlalu besar dan sebaliknya.
 masyarakat perdesaan cenderung pada kelas tengah.
 ketentuan kasta dan contoh perilaku.
Tabel 2.1
Perbedaan Masyarakat Kota dan Desa

16
2.3 Interaksi Manusia Dengan Lingkungan Alam, Sosial, Budaya, Dan
Ekonomi

Interaksi merupakan merupakan suatu bentuk hubungan timbal balik


antara individu dengan individu, individu dan kelompok, serta kelompok dengan
kelompok. Interaksi manusia bukan hanya dengan individu dan kelompok saja,
melainkan mencakup interaksi manusia dengan lingkungan alam, sosial, budaya
dan ekonomi. Dalam interaksi tersebut, terjadi berbagai macam permasalahan
yang disebut dengan dinamika interaksi. Dinamika ini, mendorong terbentuknya
suatu perubahan kepada hal yang baik atau pun hal yang sebaliknya. Manusia
berinteraksi dengan lingkungan hidupnya. Interaksi antara manusia dan
lingkungan hidup merupakan proses saling mempengaruhi antara satu dan lainnya.
Lingkungan hidup memiliki pengaruh besar bagi manusia karena merupakan
komponen penting dari kehidupan manusia. Begitupun sebaliknya, manusia
memiliki pengaruh besar terhadap lingkungan hidup dalam hal pemeliharaan dan
pelestarian. Lingkungan hidup manusia terdiri atas lingkungan alam, lingkungan,
sosial, budaya dan ekonomi.

1. Interaksi Manusia dengan Lingkungan Alam

Lingkungan alam adalah lingkungan yang terbentuk secara alamiah tanpa


campur tangan manusia. Lingkungan alam mencakup semua benda hidup dan tak
hidup yang terjadi secara alamiah di bumi. Lingkungan alam terdiri atas
komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah segala sesuatu yang ada
di lingkungan yang bukan makhluk hidup. Lingkungan biotik adalah segala benda
hidup yang ada di lingkungan.

Dalam lingkungan alam terjadi interaksi antara lingkungan abiotik dengan


lingkungan biotik atau sebaliknya. Bahkan, antar komponen lingkungan biotik dan
antar komponen lingkungan abiotik juga terjadi saling keterkaitan. Contoh
interaksi antara komponen abiotik dengan biotik adalah tanah, suhu dan curah
hujan yang memengaruhi jenis tanaman yang tumbuh suatu daerah.

Lingkungan biotik juga dapat memengaruhi lingkungan abiotik.


Contohnya daerah yang banyak tumbuhannya akan membuat suhu udara menjadi

17
lebih sejuk. Daerah yang masih banyak tumbuhannya juga dapat menyimpan air
tanah lebih banyak karena tanah di bawahnya dapat menyerap air lebih banyak.

Interaksi antara manusia dan alam dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu
interaksi yang menyesuaikan diri dengan alam dan interaksi yang mendominasi
alam.

Interaksi manusia yang menyesuaikan diri dengan alam contohnya adalah hidup
dekat dengan sumber makanannya. Manusia menyesuaikan waktu tanam dengan
musim penghujan, waktu untuk berlayar menyesuaikan dengan keadaan cuaca,
menghindari tinggal di daerah rawan bencana alam, dan lain-lain.

Interaksi manusia yang mendominasi alam. Ilmu pengetahuan dan


teknologi yang dimiliki manusia cenderung melakukan upaya mengambil sumber
daya alam. Bahkan, manusia berupaya memodifikasi cuaca dengan
mengembangkan teknologi hujan buatan. Namun demikian, sampai saat ini
manusia belum mampu memperkirakan kapan gempa bumi akan terjadi, jam
berapa gunung akan meletus, dan seterusnya. Manusia juga tidak mampu
menghentikan gelombang tsunami, menghentikan banjir dan lain-lain. Dalam hal
ini manusia cenderung berupaya menyesuaikan diri. Sebagai contoh, penduduk
yang tinggal di daerah gempa mengembangkan teknologi rumah atau bangunan
yang tahan gempa.

2. Interaksi Manusia dengan Lingkungan Sosial

Manusia perlu berhubungan atau berkomunikasi dengan yang lainnya.


Maka terjadilah apa yang dinamakan proses sosial. Proses sosial adalah suatu
interaksi atau hubungan saling memengaruhi antarmanusia. Proses sosial ini akan
terjadi kalau ada interaksi sosial. Interaksi sosial adalah hubungan-hubungan
antara orang perorangan, antara kelompok manusia, maupun antara orang
perorangan dan kelompok manusia.

Dalam interaksi sosial, hubungan yang terjadi harus secara timbal balik
dilakukan oleh kedua belah pihak. Artinya kedua belah pihak harus saling
merespon. Proses interaksi sosial akan terjadi apabila di antara pihak yang

18
berinteraksi melakukan kontak sosial dan komunikasi.Menurut Soerjono Soekanto
(2003), kata “kontak” berasal dari bahasa Latin, yaitu berasal dari kata con dan
tangere (bersama, menyentuh). Kontak berarti bersama-sama saling menyentuh
secara fisik. Dalam pengertian gejala sosial, kontak sosial ini dapat berarti
hubungan masing-masing pihak tidak hanya secara langsung bersentuhan secara
fisik, Kontak dapat dilakukan melalui surat-menyurat, telepon, sms, dan lain-lain.
Dengan demikian hubungan fisik bukan syarat utama terjadinya interaksi sosial.

Menurut Karl Mannheim, (2003: 65) kontak dapat dibedakan ke dalam dua
bagian, yaitu kontak primer dan kontak sekunder. Kontak primer adalah kontak
yang dikembangkan dalam media tatap muka, sedangkan kontak sekunder terjadi
tidak dalam media tatap muka dan ditandai dengan adanya jarak. Kontak
Sekunder dapat dibagi lagi ke dalam dua bagian: Kontak Sekunder langsung, yaitu
kontak yang terjadi antara masing-masing pihak melalui alat tertentu, misalnya
telepon, internet, surat, sms, dan lain-lain.

1. Kontak Sekunder tidak langsung, yaitu kontak yang memerlukan pihak


ketiga. Misalnya, Ahmad minta tolong kepada Fauzi untuk dikenalkan
kepada Fatimah.

2. Kontak sosial juga dapat berlangsung dalam tiga kegiatan atau bentuk,
yaitu:

 Antara orang perorangan . Contohnya, seorang bayi yang baru lahir,


ia akan melakukan kontak sosial dengan ibunya dan keluarga secara
langsung.

 Antara perorangan dengan kelompok. Misalnya seorang siswa


sedang belajar bersama atau berdiskusi dalam kelompok belajarnya.

 Antara kelompok dengan kelompok. Contohnya, seperti kelompok


pelajar dari suatu sekolah melakukan studi banding ke sekolah yang
lain.

Berlangsungnya suatu proses interaksi sosial didorong oleh beberapa faktor, antara
lain sebagai berikut:

19
a. Faktor Imitasi

Menurut Gabriel Tarde (2003: 66), imitasi berasal dari kata imitation, yang
berarti peniruan. imitasi merupakan proses seseorang mencontoh orang lain atau
kelompok. Untuk dapat meniru, menurut Choros (2003: 66) ada syarat-syarat
tertentu, antara lain: (1) Harus menaruh minat terhadap sesuatu yang akan
diimitasi. (2) mengagumi hal-hal yang akan diimitasi. (3) memberikan
penghargaan sosial yang tinggi terhadap objek yang akan menjadi objek imitasi
kita. (4) memiliki pengetahuan tentang pihak atau sesuatu yang akan diimitasi.

b. Faktor Sugesti

Sugesti artinya pengaruh yang dapat menggerakan hati orang. Faktor


sugesti ini akan terjadi apabila kemampuan berpikir seseorang terhambat sehingga
orang itu melakukan pandangan orang lain. Selain itu sugesti akan terjadi kalau
orang yang memberi sugesti memiliki wibawa/terpandang di bidangnya atau juga
sugesti itu terjadi jika pandangan itu didukung oleh sebagian orang (mayoritas).

c. Faktor Identifikasi

Identifikasi merupakan kecenderungan-kecenderungan atau keinginan-


keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan orang lain. Proses ini
dapat berlangsung dengan sendirinya, sehingga pandangan dan sikap orang lain
bisa masuk ke dalam jiwanya. Misalnya, kita mengidolakan seseorang sehingga
semua tingkah laku orang itu kita lakukan.

d. Faktor Simpati

Simpati merupakan suatu proses ketika seseorang merasa tertarik kepada


orang lain. Simpati akan muncul melalui perasaan yang memegang peranan sangat
penting. Faktor simpati yang utama adalah ingin mengerti dan ingin bekerjasama
dengan orang lain.

3. Interaksi Manusia dengan Lingkungan Budaya

Manusia tidak bisa hidup sendiri untuk memenuhi seluruh kebutuhan


hidupnya. Manusia mempunyai kecendrungan untuk hidup berkelompok dan

20
bermasyarakat. Dalam kehidupan bermasyarakat, kita harus dapat beradaptasi
dengan lingkungan, termasuk dalam hal perilaku, aturan, nilai, norma,
kepercayaan dan adat istiadat yang berlaku di lingkungan tersebut. Perilaku,
aturan, nilai, norma, kepercayaan dan adat istiadat merupakan bagian dari
kebudayaan. Kebudayaan merupakan salah satu unsur penting yang dimiliki oleh
suatu masyarakat. Melalui kebudayaan itu, dapat terlihat ciri khas setiap suku.
Kita seharusnya mengetahui tentang kebudayaan bangsa yang beranekaragam
hingga dapat menyesuaikan diri terhadap aturan-aturan dan cara-cara beradaptasi
terhadap lingkungan. Hal ini bertujuan agar keberadaan kita dapat diterima dalam
suatu kelompok masyarakat.

4. Interaksi Manusia dengan Lingkungan Ekonomi

Lingkungan ekonomi adalah faktor ekonomi yang memengaruhi jalannya


usaha atau kegiatan ekonomi. Faktor pendukung kegiatan ekonomi adalah
kebijakan ekonomi pemerintah, pendapatan masyarakat, sumber daya ekonomi
yang tersedia dan sebagainya. Manusia dalam kehidupan sehari-hari melakukan
interaksi dengan lingkungan ekonominya. Mereka melakukan aktivitas ekonomi
dengan memanfaatkan sumber daya ekonomi yang tersedia. Sumber daya
ekonomi adalah alat yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia, baik
berupa barang maupun jasa. Sumber daya alam, tenaga kerja, modal dan
kewirausahaan merupakan sumberdaya ekonomi. Sumber daya alam dapat berupa
lahan, bahan tambang, hewan, tumbuhan dan sebagainya. Tenaga kerja merupakan
sumber daya untuk menghasilkan barang dan jasa.

21
BAB III
METODE PENULISAN

3.1 Definisi Operasional Variabel


Definisi Operasional Variabel adalah aspek penelitian yang
memberikan informasi kepada kita tentang bagaimana cara mengukur suatu
variable. Definisi operasional merupakan informasi ilmiah yang sangat
membantu penulis lain yang ingin melakukan penulisan dengan menggunakan
variable yang sama. Karena berdasarkan informasi itu, ia akan mengetahui
bagaimana caranya melakukan pengukuran terhadap variable yang dibangun
berdasarkan konsep yang sama. Dengan demikian ia dapat menentukan apakah
tetap menggunakan prosedur pengukuran yang sama atau diperlukan
pengukuran yang baru.

3.1.1 Laisure
Waktu luang merupakan salah satu indikator yang menjadi alasan
seseorang berwisata, beragamnya kesibukan yang dimiliki oleh setiap
orang membuat dinamika tersendiri dalam hal berwisata.

3.1.2 Masyarakat Desa


Masyarakat desa adalah masyarakat yang tinggal di suatu kawasan,
wilayah, teritorial tertentu yang disebut desa.

3.1.2 Masyarakat Kota


Masyarakat perkotaan merupakan masyarakat urban dari berbagai
asal/desa yang bersifat heterogen dan majemuk karen terdiri dari berbagai
jenis pekerjaan/keahlian dan datang dari berbagai ras, etnis, dan agama.

Tabel 3.1
Defisi operasional variabel

Variable Indikator

Dampak positif
Leisure
Dampak negative

22
Desa
Masyarakat
Kota

3.2 Jenis dan Sumber Data


3.2.1 Jenis Data
Dalam penulisan ini data yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Data Kualitatif
Data yang tidak bernilai numerik, melainkan berupa informasi
atau keterangan yang berhubungan dengan permasalahan dan
materi yang ingin diuraikan dan dibahas. Dalam penulisan ini
meliputi informasi tentang globalisasi terhadap generasi muda.
3.2.2 Sumber Data
Berdasarkan sumbernya, data yang digunakan dalam penulisan ini
dibedakan menjadi dua, antara lain sebagai berikut:
1. Data primer, yaitu informasi yang diperoleh dari sumber pada
buku, dan jurnal.
2. Data sekunder, yaitu informasi yang diperoleh bukan dari
sumber asli yang menjadi sasaran penulisan, seperti contoh kasus
dan berita terkini.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

3.3.1 Dokumentasi
Dokumentasi yaitu suatu cara pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memperoleh data mengenai hal – hal atau variabel yang
diteliti.

3.3.2 Studi Kepustakaan


Studi kepustakan adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti
untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah
yang akan atau sedang diteliti. Dalam hal ini, yaitu perbedaan antara
leisure desa dengan leisure kota.

23
3.4 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, masalah diteliti menggunakan teknik analisis
deskriptif kualitatif yaitu gambaran data yang disusun secara sistematis,
aktual, akurat mengenai fakta-fakta yang ada. Analisis ini digunakan
menguraikan informasi untuk memperoleh data dan informasi yang jelas
dan objektif mengenai pengaruh globalisasi terhadap generasi muda.

BAB IV

PEMBAHASAN

2.4 Perbedaan Aktivitas Leisure Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan


Masyarakat perkotaan cenderung meluangkan waktu luang pendek yang
terdiri dari home-based recreation dan daily leisure dimana aktivitas rekreasi di
luar rumah maupun di sekitar rumah yang dilakukan seperti membaca, berkebun,
berolahraga, berjalan-jalan di taman, dan lain sebagainya. Sedangkan waktu
luang panjang terdiri dari day trip dan tourism (wisata) yang aktivitasnya
dilakukan dengan berpindah sementara ke suatu daerah tujuan di luar lingkungan
rumah dan tempat kerja biasa.

24
Aktivitas rekreasi dapat dilakukan bagi masyarakat perkotaan yang
memiliki waktu luang pendek disela-sela pekerjaan mereka seperti
mendengarkan musik, membaca majalah, atau sekedar berjalan-jalan di
lingkungan sekitar tempatnya bekerja karena tujuan melakukan rekreasi adalah
untuk kesegaran pikiran sehingga rekreasi penting dilakukan agar kualitas
pekerjaan menjadi lebih baik. Selain waktu luang, rekreasi membutuhkan suatu
area atau tempat untuk beraktivitas. Dalam hal ini, sarana rekreasi dibagi
berdasarkan kepemilikannya dimana terdapat sarana rekreasi yang bersifat publik
sehingga masyarakat tidak perlu membayar untuk menggunakannya seperti
taman kota dan lapangan terbuka. Lalu terdapat juga sarana rekreasi yang
bersifat privat atau komersil dimana untuk menggunakannya masyarakat harus
membayar untuk melakukan aktivitas rekreasi. Kegiatan rekreasi sesungguhnya
tidak selalu harus dilakukan pada tempat tempat khusus seperti kawasan
wisata atau taman rekreasi karena akan menghabiskan waktu dan biaya. Salah
satu tempat yang memfasilitasi aktivitas waktu luang pendek masyarakat kota
adalah ruang publik seperti taman kota.

Sedangkan Leisure masyarakat pedesaan adalah sebagai berikut:


1 . Duduk menikmati media elektronik (televisi & radio)
Aktivitas duduk santai ada yang dilakukan sambil mendengarkan radio,
menonton televisi (TV), dengan tiduran atau hanya duduk saja. Semua itu
tergantung dari individu masing-masing dan fasilitas yang tersedia. Bagi
mereka yang tidak mempunyai media elektronik akan cenderung duduk saja
atau mencari teman. Televisi dan radio adalah salah satu media elektronik
yang saat sekarang ini hampir ada di setiap rumah. Dari hasil observasi dan
wawancara menunjukkan bahwa sebagian besar mereka menonton TV pada
waktu sore hingga malam hari (hingga tidur). Mereka menonton di
rumah, kadang sendiri, kadang bersama orang dekat seperti keluarga dan kadang
juga dengan tetangga bahkan ada yang sengaja menikmatinya di tempat tetangga.
Tujuan mereka menonton TV tidak lain adalah untuk mendapatkan hiburan, agar
hati mereka merasa senang.
2. Berbincang-berbincang /ngobrol

25
Aktivitas ngobrol ini mereka lakukan di lingkungan rumah, tempat
tetangg dan kadang-kadang di lingkungan kerja mereka (sawah). Orang yang
diajak untuk berbicara antara lain adalah anggota keluarga (istri, anak, cucu dan
sanak saudara), tetangga, teman dari desa lain dan kadang-kadang orang asing
yang baru kenal. Hal yang mereka bicarakan bermacam-macam. Ada
yang membahas tentang pekerjaan, hobi, dan ada pula yang membicarakan
kondisi lingkungan mereka. Aktivitas ini mereka lakukan karena untuk menjaga
keharmonisan hubungan antar mereka, untuk bertukar informasi dan untuk
mendapatkan ketenangan hati.

3. Beraktivitas ringan
Aktivitas ini adalah bentuk aktivitas yang pada intinya seseorang
tidak mau untuk hanya berdiam diri saja, dalam artian ingin selalu beraktivitas,
apapun yang penting tubuhnya bergerak dan kalau bisa menghasilkan sesuatu.
Misalnya membersihkan kebun, mencari kayu, menanam pohon dan sebagainya.
Aktivitas berkebun banyak dilakukan di desa terutama yang masih mempunyai
kebun atau pekarangan yang luas termasuk sawah, sehingga mereka juga
memanfaatkan lahan tersebut untuk bercocok tanam dengan menggunakan
peralatan seperlunya. Mereka akan mendapatkan suatu kepuasan tersendiri
dengan melihat hasil tanaman mereka Rasa senanglah yang membuat seseorang
akan meluangkan waktu, melakukan segala hal untuk mendapatkannya.

26
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Waktu luang/ senggang atau dalam bahasa Inggris sering disebut leisure
time terdiri dari dua kata yang mana kata pertama memegang kunci untuk
mengetahui pengertiannya. Kata leisure berasal dari kata licere yang
berarti to be permitted (diperkenankan). Dari kata tersebut kemudian
diperjelas sebagai saat-saat bebas untuk beristirahat dan bebas dari segala
pekerjaan, tugas, atau kewajiban-kewajiban. Jadi perngertian waktu luang/
senggang (leisure time) adalah suatu periode dimana orang tidak
melakukan lagi kegiatan-kegiatan atau usaha-usaha guna kepentingan
kehidupan primernya (W. Haryono, 1978).
2. Gaya hidup masyarakat kota dengan desa jauh berbeda dengan berbagai
aktivitas, rutinitas dan mobilitas yang tinggi sering sekali menuntut
mereka untuk menghadapi suatu pekerjaan dan kegiatan yang begitu
menyita waktu, sehingga penggunaan waktu luang pun berbeda juga.

27
DAFTAR PUSTAKA

Saugi, achmad. Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan


https://achmadsaugi.wordpress.com/2009/12/11/masyarakat-perkotaan-dan-
pedesaan/ diakses : 26 September 2017

https://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=kegiatan+leisure+&btnG= diakses : 26 September 2017
Guntur, suworo. Leisure Centre
http://eprints.undip.ac.id/9230/1/leisure_center_di_smg.pdf diakses : 26
September 2017

28
29

Vous aimerez peut-être aussi