Vous êtes sur la page 1sur 10

MAKALAH BLOK RESPIRASI

(REMEDIASI KHUSUS)

MATERI KULIAH : ASKEP PNEUMONIA

MATERI KULIAH IV: FRAKTUR

Disusun oleh

AGUS HERI SETIAWAN

2012032008

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kami yang berjudul “Makalah
ASKEP PNEUMONIA ”

Terselesaikannya tugas ini tidak dapat lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena
itu, pada kesempatan kali ini kami ingin menyampaikan terimah kasih kepada Ibu selaku
dosen pengajar mata kuliah

Dalam menyelesaikan tugas ini kami telah berusaha untuk mencapai hasil yang
maksimum, tetapi dengan keterbatasan wawasan pengetahuan, pengalaman dan kemampuan
yang kami miliki, kami menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan sempurnanya tugas ini sehingga
dapat bermanfaat bagi para pembaca
Definisi
Pneumonia adalah peradangan akut pada parenkim paru, bronkiolus respiratorius dan
alveoli, menimbulkan konsolidasi jaringan paru sehingga dapat mengganggu pertukaran
oksigen dan karbon dioksida di paru-paru. Pada perkembangannya , berdasarkan tempat
terjadinya infeksi, dikenal dua bentuk pneumonia, yaitu pneumonia-masyarakat (community-
acquired pneumonia/CAP), apabila infeksinya terjadi di masyarakat; dan pneumonia-RS atau
pneumonia nosokomial (hospital-acquired pneumonia/HAP), bila infeksinya didapat di
rumah sakit.
Secara kinis pneumonia didefinisikan sebagai suatu peradangan paru yang disebabkan
oleh mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, parasit). Pneumonia yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis tidak termasuk. Sedangkan peradangan paru yang disebabkan
oleh nonmikroorganisme (bahan kimia, radiasi, aspirasi bahan toksik, obat-obatan dan lain -
lain) disebut pneumonitis.
Menurut Bruner dan Sudarth(2003) Pneumonia adalah proses inflamasi dari parenkim
paru yang umumnya disebabkan oleh preparat infeksius. Menurut Murwani A(2011)
Pneumonia adalah keadaan akut pada paru yang disebabkan oleh karena infeksi atau iritasi
bahan kimia sehingga alveolli terisi oleh eksudat peradangan.
Etiologi
Menurut Mayer (2012) etiologi pneumonia antara lain Bakteri, merupakan
mikroorganisme bersel tunggal sederhana dan memiliki dinding sel yang melindunginya
terhadap banyak mekanisme tubuh manusiacontohnya Diplococus pnumoniae, pnumococcus
streptococcus pyogenes, staphylococus aureus, Haemophilus influenza. Virus, merupakan
organisme subseluler yang tersusun hanya dari nukleus RNA atau nukleus DNA yang
terbungkus oleh protein. Virus merupakan organisme terkecil bahkan begitu kecilnya hanya
mampu dilihat menggunakan mikroskop electron contohnya Influenza, Adenovirus
sitomegalovirus.
Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme, yaitu bakteri, virus
jamur dan protozoa. Dari kepustakaan pneumonia komuniti yang diderita oleh masyarakat
luar negeri banyak disebabkan bakteri Gram positif, sedangkan pneumonia di rumah sakit
banyak disebabkan bakteri Gram negatif sedangkan pneumonia aspirasi banyak disebabkan
oleh bakteri anaerob. Akhir-akhir ini laporan dari beberapa kota di Indonesia menunjukkan
bahwa bakteri yang ditemukan dari pemeriksaan dahak penderita pneumonia komuniti adalah
bakteri Gram negatif.
Tanda dan gejala
Demam (dengan atau tanpa menggigil), batuk-batuk (dengan atau tanpa produksi sputum)
dan dispnea. Batuk non produktif menunjukkan pneumonia viral atau mikroplasma, sputum
yang benoda darah atau berwarna seperti warna karat menunjukkan pneumonia bakterialis.
Nyeri dada pleuristik disebabkan oleh inflamasi yang terjadi di dekat pleura (Tao. L dan
Kendall. K, 2013).

1. Sesak Napas

Penderita pneumonia memiliki kondisi paru-paru dengan kantong-kantong kecil di dinding


paru-paru yang terisi dengan cairan dan dalam keadaan membengkak. Kondisi semacam itu
akan menghambat masuknya oksigen ke dalam paru-paru. Alhasil, penderita paru-paru
biasanya akan mengalami sesak napas dan tersengal-sengal ketika bernapas. Kondisi
semacam itu biasanya tidak akan membaik meskipun penderita sudah beristirahat.

2. Sakit Kepala

Penderita pneumonia biasanya akan mengalami sakit kepala. Bahkan gejala ini merupakan
gejala paling umum yang dialami oleh penderita pneumonia pada usia anak-anak hingga
dewasa. Jika Anda memiliki riwayat penyakit pneumonia dan mengalami gejala sakit kepala
maka sebaiknya Anda segera memeriksakan diri ke dokter. Sakit kepala sangat mungkin
terjadi pada penderita pneumonia karena kadar oksigen yang masuk ke dalam tubuh relatif
kurang sehingga suplai oksigen ke otak juga tidak optimal.

3. Mual dan Muntah

Mual dan muntah merupakan gejala yang akan mengikuti rasa sakit kepala. Kondisi tersebut
biasanya muncul sebagai akibat dari penurunan nafsu makan yang dialami oleh penderita
pneumonia. Ketika nafsu makan menurun, maka lambung atau sistem pencernaan lainnya
akan mengalami gangguan. Produksi asam lambung juga akan meningkat sehingga muncul
rasa mual dan muntah.

4. Dada Terasa Sakit Ketika Menarik Napas Dalam atau Ketika Batuk
Akibat paru-paru yang terinfeksi oleh bakteri atau virus, dada penderita pneumonia biasanya
akan terasa sakit ketika digunakan untuk menarik napas dalam atau ketika batuk. Infeksi
tersebut akan menyerang paru-paru dan menyebabkan rasa nyeri.

5. Detak Jantung Lebih Cepat

Seorang penderita pneumonia sudah tentu akan memiliki jumlah oksigen yang relatif sedikit
di dalam tubuhnya. Kondisi tersebut membuat jantung harus bekerja lebih keras untuk
menyebarkan oksigen dalam jumlah yang terbatas ke seluruh tubuh. Akibatnya, jantung akan
berdetak lebih cepat sebagai upayanya untuk menyebarkan oksigen ke seluruh bagian tubuh.

6. Penurunan Suhu Tubuh

Demam merupakan gejala pneumonia yang paling sering dialami oleh anak-anak. Pada
orang-orang yang berusia lanjut (biasanya di atas 65 tahun), penurunan suhu tubuh
merupakan gejala yang sering menandakan penyakit pneumonia. Kondisi tersebut muncul
sebagai akibat kurangnya kadar oksigen di dalam tubuh sehingga tubuh mengalami
hipotermia.

7. Demam

Selain sakit kepala, mual, dan muntah, pneumonia juga ditandai dengan gejala demam.
Demam muncul sebagai akibat adanya infeksi pada paru-paru. Infeksi tersebut memicu
produksi antibodi pada sistem kekebalan tubuh sehingga tubuh akan melakukan penyerangan
terhadap infeksi. Kondisi itulah yang akan menyebabkan tubuh demam dan juga menggigil.

8. Batuk Kering atau Batuk Berdahak

Penderita pneumonia biasanya juga akan mengalami batuk kering atau batuk berdahak.
Namun kebanyakan kasus menunjukkan gejala batuk berdahak sebagai gejala yang lebih
sering muncul pada penderita pneumonia. Biasanya dahak akan berwarna kuning atau hijau
dan disertai dengan darah.

9. Nyeri pada Persendian

Seperti yang kita tahu, pneumonia disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus. Infeksi tersebut
nyatanya tidak hanya berdampak buruk pada kinerja paru-paru. Infeksi juga akan menyerang
area persendian sehingga nyeri sendi akan muncul sebagai akibat adanya infeksi pada tubuh
penderita pneumonia.

KLASIFIKASI PNEUMONIA
1. Berdasarkan klinis dan epideologis :
a.Pneumonia komuniti (community-acquired pneumonia)
b.Pneumonia nosokomial (hospital-acqiured pneumonia / nosocomial pneumonia)
c.Pneumonia aspirasi
d.Pneumonia pada penderita
Immunocompromisedpembagian ini penting untuk memudahkan penatalaksanaan.
2. Berdasarkan bakteri penyebab
a.Pneumonia bakterial / tipikal. Dapat terjadi pada semua usia. Beberapa bakteri mempunyai
tendensi menyerang sesorang yang peka, misalnya Klebsiella pada penderita alkoholik,
Staphyllococcus pada penderita pasca infeksi influenza.
b.Pneumonia atipikal, disebabkan Mycoplasma, Legionella dan Chlamydia
c.Pneumonia virus
d.Pneumonia jamur sering merupakan infeksi sekunder. Predileksi terutama pada penderita
dengan daya tahan lemah (immunocompromised)
3. Berdasarkan predileksi infeksi
a.Pneumonia lobaris. Sering pada pneumania bakterial, jarang pada bayi dan orang tua.
Pneumonia yang terjadi pada satu lobus atau segmen kemungkinan sekunder disebabkan oleh
obstruksi bronkus misalnya : pada aspirasi benda asing atau proses keganasan
b.Bronkopneumonia. Ditandai dengan bercak-bercak infiltrat pada lapangan paru. Dapat
disebabkan oleh bakteria maupun virus. Sering pada bayi dan orang tua. Jarang dihubungkan
dengan obstruksi bronkus
c.Pneumonia interstisial
PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Gambaran radiologis Foto toraks (PA/lateral) merupakan pemeriksaan penunjang utama
untuk menegakkan diagnosis. Gambaran radiologis dapat berupa infiltrat sampai konsolidasi
dengan " air broncogram", penyebab bronkogenik dan interstisial serta gambaran kaviti. Foto
toraks saja tidak dapat secara khas menentukan penyebab pneumonia, hanya merupakan
petunjuk ke arah diagnosis etiologi, misalnya gambaran pneumonia lobaris tersering
disebabkan oleh Steptococcus pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa sering memperlihatkan
infiltrat bilateral atau gambaran bronkopneumonia sedangkan Klebsiela pneumonia sering
menunjukkan konsolidasi yang terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai
beberapa lobus.
b. Pemeriksaan labolatorium Pada pemeriksaan labolatorium terdapat peningkatan jumlah
leukosit, biasanya lebih dari 10.000/ul kadang-kadang mencapai 30.000/ul, dan pada hitungan
jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan LED. Untuk menentukan
diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak, kultur darah dan serologi. Kultur darah
dapat positif pada 20-25% penderita yang tidak diobati. Analisis gas darah menunjukkan
hipoksemia dan hikarbia, pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis respiratorik.
PENGOBATAN
Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif. Pemberian antibiotik pada
penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme dan hasil uji kepekaannya,
akan tetapi karena beberapa alasan yaitu :
1. penyakit yang berat dapat mengancam jiwa
2. bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab pneumonia.
3. hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu.
maka pada penderita pneumonia dapat diberikan terapi secara empiris. Secara umum
pemilihan antibiotik berdasarkan baktri penyebab pneumonia dapat dilihat sebagai berikut :
Penisilin sensitif Strept ococcus pneumonia (PSSP)
ƒ Golongan Penisilin
ƒ TMP-SMZ
ƒ Makrolid
Penisilin resisten Streptococcus pneumoniae (PRSP)
ƒ Betalaktam oral dosis tinggi (untuk rawat jalan)
ƒ Sefotaksim, Seftriakson dosis tinggi
ƒ Marolid baru dosis tinggi
ƒ Fluorokuinolon respirasi
Pseudomonas aeruginosa
ƒ Aminoglikosid
ƒ Seftazidim, Sefoperason, Sefepim
ƒ Tikarsilin, Piperasilin
ƒ Karbapenem : Meropenem, Imipenem
ƒ Siprofloksasin, Levofloksasin
Methicillin resistent Staphylococcus aureus (MRSA)
ƒ Vankomisin
ƒ Teikoplanin
ƒ Linezolid
Hemophilus influenzae
TMP-SMZ
Azitromisin
Sefalosporin gen. 2 atau 3
Fluorokuinolon respirasi
Legionella
Makrolid
Fluorokuinolon
Rifampisin
Mycoplasma pneumoniae
Doksisiklin
Makrolid
Fluorokuinolon
Chlamydia pneumoniae
Doksisikin
Makrolid
Fluorokuinolon
Intervensi, Implementasi dan Evaluasi Keperawatan.

DIAGNOSA NOC NIC


KEPERAWATAN
Ketidak efektifan pola nafas Setelah dilakukan tindakan Airway Management
berhubungan dengan apnea: keperawatan 2x24 jam 1. Posisikan semi fowler
ansietas, posisi masalah ketidak efektifan 2. Lakukan fisioterapi dada
tubuh, deformitas dinding pola nafas teratasi ventilasi, jika perlu
dada, gangguan koknitif, kepatenan jalan nafas, status 3. Pasang mayo jika perlu
keletihan TTV 4. Berikan bronkodilator
hiperventilasi, sindrom Kriterihasil: mampu 5. Auskultasi suara nafas
hipovnetilasi, obesitas, mengeluarkan sputum, 6. Monitor pola nafas
keletihan otot spinal mampu bernafas dengan
mudah, tidak ada pursed lips,
klien tidak merasa tercekik,
irama, frekwency dalam
batas normal, tidak ada bunyi
abnormal.

1.

Vous aimerez peut-être aussi