Vous êtes sur la page 1sur 7

TUGAS PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

ANIMAL MODELLING
UNTUK PENGOBATAN DIURETIK

OLEH :
1. Nofika Dwi A. (19133994 A)
2. Novia Permata A. (19133995 A)
3. Maysyaroh Endah P.N. (19133996 A)
4. M.Zulfikar S. (19133997 A)
5. Dhini Jiwa R. (19133998 A)

TEORI : V – J

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2014
I. DASAR TEORI

Diuretik adalah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urin. Istilah
diuresis mempunyai dua pengertian:
1. menunjukkan adanya penambahan volume urin yang diproduksi.
2. menunjukkan jumlah pengeluaran zat-zat terlarut dalam air.
Fungsi utama diuretik adalah untuk memobilisasi cairan udem, yang berarti
mengubah keseimbangan cairan sedemikian rupa sehingga volume cairan ekstra sel
kembali menjadi normal. Diuretik menurunkan tekanan darah terutama dengan cara
mendeplesikan simpanan natrium tubuh. Awalnya, diuretik menurunkan tekanan darah
dengan menurunkan volume darah dan curah jantung, tahanan vaskuler perifer.
Penurunan tekanan darah dapat terlihat dengan terjadinya diuresis. Diuresis
menyebabkan penurunan volume plasma dan stroke volume yang akan menurunkan
curah jantung dan akhirnya menurunkan tekanan darah.
Mekanisme kerja diuretik
Ada tiga faktor utama yang mempengaruhi respon diuretik :
- tempat kerja diuretik di ginjal. Diuretik yangbekerja pada daerah yang reabsorbsi
natrium sedikit, akanmemberi efek yang lebih kecil bila dibandingkan dengan diure-
tik yang bekerja pada daerah yang reabsorbsi natrium banyak.
- status fisiologi dari organ. Misalnya dekompensasijantung, sirosis hati, gagal ginjal.
Dalam keadaan ini akanmemberikan respon yang berbeda terhadap diuretik.
- interaksi antara obat dengan reseptor.
Diuretik dapat dibagi menjadi 5 golongan yaitu :
1. Diuretik osmotik
Tempat Dan Cara Kerja :
 Tubuli Proksimal penghambatan reabsorbsi natrium dan air melalui daya
osmotiknya
 Ansa Henle penghambatan reasorbsi natrium dan air oleh karena
hiperosmolaritas daerah medula menurun.
 Duktus Koligentes penghambatan reasorbsi natrium dan air akibat adanya
papilarry washout, kecepatan aliran filtrat yang tinggi, atau adanya faktor lain.
diuretik osmotik biasanya dipakai untuk zat bukan elektrolit yang mudah dan cepat
diekskresi oeh ginjal.
Contoh dari diuretik osmotik adalah ; manitol, urea, gliserin dan isosorbid.
2. Diuretik golongan penghambat enzim karbonik anhidrase
Tempat Dan Cara Kerja : Diuretik ini bekerja pada tubuli Proksimal dengan
cara menghambat reabsorpsi bikarbonat. Yang termasuk golongan diuretik ini adalah
asetazolamid, diklorofenamid dan meatzolamid.
3. Diuretik golongan tiazid
Tempat Dan Cara Kerja : Diuretik golongan tiazid ini bekerja pada hulu tubuli
distal dengan cara menghambat reabsorpsi natrium klorida. Obat-obat diuretik yang
termasuk golongan ini adalah ; klorotiazid, hidroklorotiazid, hidroflumetiazid,
bendroflumetiazid, politiazid, benztiazid, siklotiazid, metiklotiazid, klortalidon,
kuinetazon, dan indapamid.
4. Diuretik hemat kalium
Tempat Dan Cara Kerja : Diuretik hemat kalium ini bekerja pada hilir tubuli distal
dan duktus koligentes daerah korteks dengan cara menghambat reabsorpsi natrium
dan sekresi kalium dengan jalan antagonisme kompetitif (sipironolakton) atau secara
langsung (triamteren dan amilorida). Yang tergolong dalam kelompok ini adalah:
antagonis aldosteron. triamterenc. amilorid.
5. Diuretik kuat
Tempat Dan Cara Kerja : Diuretik kuat ini bekerja pada Ansa Henle bagian
asenden pada bagian dengan epitel tebal dengan cara menghambat transport elektrolit
natrium, kalium, dan klorida. Yang termasuk diuretik kuat adalah ; asam etakrinat,
furosemid dan bumetamid.

II. GOLONGAN OBAT


A. Golongan Tiazid
1. Bendroflazid/bendroflumetazid ( Corzide® )
Indikasi : edema, hipertensi
Kontra indikasi : hipokalemia yang refraktur, hiponatremia, hiperkalsemi,
gangguan ginjal dan hati yang berat, hiperurikemia yang
simptomatik, penyakit adison.
Bentuk sediaan obat: tablet
Dosis : edema dosis awal 5-10 mg sehari atau berselang sehari pada
pagi hari; dosis pemeliharaan 5-10 mg 1-3 kali seminggu
Hipertensi, 2,5 mg pagi hari.
Efek samping : hipotensi postural dan gangguan saluran cerna yang ringan
impotensi (reversible bila obat dihentikan), hokalemia,
hiponatremia, hiperkalsemia, alkalosis hipoklorematik,
hiperurisemia, pirai, hiperglikemia, dan peningkatan kadar
kolestrol plasma, jarang terjadi ruam kulit, fotosensivitas,
hiperglikemia, ganggan darah (termasuk neutropenia dan
trombositopenia, bila diberikan pada masa kehamilan akhir);
pankreatitis, kolestasis intrahepatik dan reaksi
hipersensitivitas.
Peringatan : dapat menyebabkan hipokalemia, memperburuk diabetes
dan pirai; mungkin memperburuk SLE ( eritema lupus
sistemik ); usia lanjut; kehamilan dan menyusui; gangguan
hati dan ginjal yang berat;porfiria.
2. Chlortalidone ( Hygroton®, Tenoret 50®, Tenoretic® )
Indikasi : edema, hipertensi, diabetes insipidu
Peringatan,Kontra indikasi, dan efek samping: lihat pada Bendrofluazid
Dosis : edema, dosis awal 50 mg pada pagi hari atau 100-200 mg
selang sehari, kurangi untuk pemeliharaan jika mungkin.
Hipertensi, 25 mg; jika perlu ditingkatkan sampai 50 mg pada
pagi hari.
Bentuk sediaan obat: tablet
3. hidroklorotiazid
Indikasi : edema, hipertensi
Peringatan,Kontra indikasi, dan efek samping: lihat pada Bendrofluazid
Dosis : edema, dosis awal 12,5-25 mg, kurangi untuk pemeliharaan
jika mungkin; untuk pasien dengan edema yang berat dosis
awalnya 75 mg sehari Hipertensi, dosis awal 12,5 mg sehari;
jika perlu ditingkatkan sampai 25 mg pada pagi hari.
Bentuk sediaan obat: tablet
B. Diuretik kuat
1. Furosemide ( Lasix®, uresix®, impugan® )
Indikasi : edema pada jantung, hipertensi
Kontra indikasi : gangguan ginjal dan hati yang berat.
Bentuk sediaan obat: tablet, injeksi, infus
Dosis : oral: dewasa 20-40 mg pada pagi hari, anak 1-3 mg/kg bb;
Injeksi, dewasa dosis awal 20-50 mg im, anak 0,5-1,5mg/kg
sampai dosis maksimal sehari 20 mg; infus IV disesuaikan
dengan keadaan pasien
Efek samping : Gangguan saluran cerna dan kadang-kadang reaksi alergi
seperti ruam kulit
Peringatan : dapat menyebabkan hipokalemia dan hiponatremia,
kehamilan dan menyusui; gangguan hati dan ginjal,
memperburuk diabetes mellitus; perbesaran prostat; porfiria.
C. Diuretik hemat kalium
1. Amilorid HCL ( Amiloride®, puritrid®, lorinid® )
Indikasi : edema, hipertensi, konservasi kalium dengan kalium dan
tiazid
Kontra indikasi : gangguan ginjal, hiperkalemia.
Bentuk sediaan obat: tablet
Dosis : dosis tunggal, dosis awal 10 mg sehari atau 5 mg dua kali
sehari maksimal 20 mg sehari. Kombinasi dengan diuretik lain
5-10 mg sehari.
Efek samping : Gangguan saluran cerna dan kadang-kadang reaksi alergi
seperti ruam kulit, bingung, hiponatremia.
Peringatan : dapat menyebabkan hipokalemia dan hiponatremia;
kehamilan dan menyusui; gangguan hati dan ginjal;
memperburuk diabetes mellitus; usia lanjut.
2. Spironolakton ( Spirolactone®, Letonal®, Sotacor®, Carpiaton® )
Indikasi : edema, hipertensi
Kontra indikasi : gangguan ginjal, hiperkalemia, hipernatremia, kehamilan dan
menyusui, penyakit adison.
Bentuk sediaan obat: tablet
Dosis : 100-200 mg sehari, jika perlu tingkatkan sampai 400 mg;
anak, dosis awal 3 mg/kg dalam dosis terbagi.
Efek samping : Gangguan saluran cerna dan kadang-kadang reaksi alergi
seperti ruam kulit, sakit kepala, bingung, hiponatremia,
hiperkalemia, hepatotoksisita, impotensi.
Peringatan : dapat menyebabkan hipokalemia dan hiponatremia; kehamilan
dan menyusui; gangguan hati dan ginjal; usia lanjut.
Untuk pemilihan obat Diuretik yang tepat ada baiknya anda harus periksakan diri
dan konsultasi ke dokter. Di apotik online medicastore anda dapat mencari obat
diuretik dengan merk yang berbeda dengan isi yang sama secara mudah dengan
mengetikkan di search engine medicastore. Sehingga anda dapat memilih dan beli
obat diuretik sesuai dengan kebutuhan anda.

III. ALAT DAN BAHAN


 Tikus 1 ekor
 Obat : furosemid injeksi
 Timbangan hewan
 Alat suntik
 Alat untuk pengujian (tabung metabolisme)
 Gelas ukur

IV. CARA KERJA


1. Tikus ditimbang pada timbangan hewan.
2. Dihitung nilai VAO dan dosis furosemid yang akan diinjeksikan pada tikus
3.Tikus disuntikan secara intraperitoneal dengan kadar dosis yang telah dihitung.
4.Tikus dimasukkan kedalam tabung metabolisme untuk dilakukan pengamatan.
5. Pengamatan dilakukan pada menit ke 10’, 20’, 30’, 40’, 50’, 60’
6. Jumlah volume urin tikus yang dihasilkan pada menit diatas dicatat
7. Dibuat kurva hubungan antara volume urin dan waktu.
8. Dilihat perbedaan pada dosis yang diberikan terhadap jumlah urine yang
dihasilkan.

V. HASIL PENGAMATAN
 Tikus I
§ Berat Badan : 300 mg = 0,3 kg
§ Dosis Obat (Furosemid) : 40 mg
§ Konsentrasi Obat : 10 mg/ml
§ VAO : BB (kg) x Dosis (mg/kgBB) / Konsentrasi (
mg/ml)
: 0,3 kg x 40 mg/kgBB / 10 mg/ml
: 1,2 ml
 Tikus II
Berat Badan : 320 mg = 0,32 kg
§ Dosis Obat (Furosemid) : 80 mg
§ Konsentrasi Obat : 10 mg/ml
§ VAO : BB (kg) x Dosis (mg/kgBB)/Konsentrasi
(mg/ml)
: 0,3 kg x 40 mg/kgBB / 10 mg/ml
: 1,8 ml
 TabeL Hasil pengamatan

Waktu (Menit) Tikus I Tikus II

10 0 2
20 4 2
30 2,5 2,5
40 2,5 1,5
50 2 1,25
60 2 1,25

VI. KESIMPULAN
1. Diuretik berfungsi sebagai obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urine.
2. tikus 1 lebih banyak mengeluarkan urine dari pada tikus 2.
3. obat furosemid Diuretik kuat ini bekerja pada Ansa Henle bagian asenden pada bagian
dengan epitel tebal dengan cara menghambat transport elektrolit natrium, kalium, dan
klorida. Mulai menunjukkan efek pada menit ke 72.
4. Adanya kesalahan dalam penyuntikan, sehingga hasil yang didapat tidak sesuai.
Diharuskan pratikan lebih ahli dalam penyuntikan.

Vous aimerez peut-être aussi