Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
I. DATA DEMOGRAFI
1. Biodata
A. Nama lengkap : An. R. M. S
B. Jenis kelamin : Perempuan
C. Umur/ Tanggal Lahir : 13 Tahun/ 30-10-2004
D. Agama : Islam
E. Suku bangsa : Jawa / Indonesia
F. Pendidikan : SMP
G. Pekerjaan : Pelajar
H. Alamat : Organda
I. Diagnosa medis : Soft Tisue Tumor Wrist Dextra
J. No Register : 44 48 72
K. Tanggal masuk RS : 24 Juli 2017 Pukul : 07.10 WIT
L. Tanggal pengkajian : 24 Juli 2017 Pukul : 10.15 WIT
M. Ruangan / Bangsal : Bedah RSUD Abepura
2. Penanggung Jawab
a. Nama : Tn. A
b. Jenis Kelamin : Laki - laki
c. Umur : 49 Tahun
d. Agama : Islam
e. Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
f. Pendidikan : Sarjana
g. Pekerjaan : Guru
a. Alamat : Organda
b. Hubungan dengan pasien : Anak kandung
3.
1
2
Keterangan :
+ : Sudah meninggal
: Perempuan
: Laki-laki
: Garis keluarga
: Garis keturunan
: Tinggal satu rumah
: Klien
V. RIWAYAT SPIRITUAL
1. Pasien menganut agama Islam
2. Sebelum sakit sembayang tiap hari di rumah/ kadang-kadang di masjid
3. Selama sakit pasien berdoa di tempat tidur
4. Keyakinan tentang kesembuhan
2
3
3
4
4
5
2. Bawah
a. Kekuatan otot kanan dan kiri 5555/5555
b. Akral teraba hangat.
c. Tonus otot kanan dan kiri baik
d. Koordinasi gerakan baik
e. Capila refill Time ( CRT < 2 detik )
P. Kulit dan kuku
1. Inspeksi
a. Kulit tampak bersih
b. Warna kulit coklat
c. Kulit tidak tampak pucat
d. Kuku tampak sedikit panjang
e. Tidak tampak oedema
2. Palpasi
Turgor kulit baik
Q. Status neurologi
1. N I (Olfaktorius): Pasien dapat membedakan aroma minyak kayu putih, minyak tawon, dan
parfum.
2. N II (Optikus) : Penglihatan pasien baik dan normal.
3. N III,IV, dan VI (Okulomotoris, Trachealis, Adbusens): Reflek pupil kanan dan kiri positif,
kelopak mata dapat membuka dan menutup, serta dapat menggerakan bola mata ke atas dan
bawah .
4. N V (Trigenimus): Mimik wajah tampak menahan sakit, dapat merasakan manis, asam dan
asin.
5. N VII (Acustikus): Pasien dapat mendengar pertanyaan dari perawat dengan baik.
6. N VIII (Faecialis): Muka pasien simetris kanan dan kiri dengan atau tanpa gerakan.
7. N IX dan X (Glosofaringeus dan Vagus): Reflek menelan baik dan tidak ada tanda–tanda reflek
muntah.
8. N XI (Asesorius): Pasien dapat memalingkan wajah ke kanan dan kiri, mengangkat bahunya
9. N. XII (Hipoglusus): Pasien mampu berbicara jelas.
5
6
6
7
8
9
XIII. ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN FRAKTUR FEMUR SINISTRA 1/3 MEDIAL
9
10
Kurang pengetahuan NOC : NIC : Tgl: Senin, 24-07-2017 Tgl: Senin, 24-07-
Berhubungan dengan Kowlwdge : Teaching : disease 2017
interpretasi terhadap disease process Process
informasi yang salah Kowledge : health 1. Berikan penilaian 1. Untuk mengetahui 10.40 1. Klien seorang Jam : 13.20
DS : Behavior tentang tingkat sejauh mana Wit pelajar dan belum S.
Klien mengatakan Kriteria Hasil : pengetahuan pasien pengetahui klien pernah di operasi - Klien mengatakan
- Ingin cepat Pasien dan tentang proses tentang prosedur sehingga tingkat sudah paham atas
sembuh. keluarga tindakan operasi yang operasi pengetahuannya prosedur operasi
- Sering bertanya menyatakan spesifik masih rendah atas - Klien sudah yakin
kapan dia akan pemahaman tindakan operasi bahwa bisa sembuh
dioperasi tentang prosedur 2. Sediakan informasi 2. Klien dapat 10.40 2. Klien sering dan tidak kambuh
- Apakah termasuk tindakan operasi pada pasien tentang mengutarakan Wit bertanya-tanya lagi
penyakit yang Pasien dan kondisi, dengan cara perasaan dan tentang tindakan
parah keluarga mampu yang tepat pendapat tentang operasi namun O.
DO : melaksanakan kondisinya selalu diberikan Pasien tampak :
- KU – lemah prosedur yang informasi yang - KU – lemah
10
11
A:
Masalah teratasi
P:
Hentikan intervensi
11
12
1. Cemas, berhubungan dengan pengalaman bedah (anesthesi, nyeri) dan hasil akhir dari pembedahan
2. Kurang pengetahuan mengenai prosedur dan protokol pre-operatif dan harapan pasca-operatif
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA Nn. R DENGAN STT REGIO ABDOMEN
DI RUANG INSTALASI RAWAT BEDAH RSUD KAYU AGUNG
ASUHAN KEPERAWATANPENGKAJIAN
1.Data Biografi Nama Pasien : Tuan AUsia : 32 TahunJenis kelamin :laki-lakiPekerjaan : -Agama : -
Suku bangsa : -Diagnosa Medis : Soft Tissue Tumor 2
.AnamnesaKeluhan Utama : klien mengeluh nyeri pada bagian tungkai kaki kiri bawah (dibawahlutut)
dengan skala nyeri 4 (0-5)Riwayat kesehatan Sekarang:Paliatif : Nyeri pada bagian tungkai kaki kiri
bawahQualitatif : -Region : Tungkai kaki kiri bawah (dibawah lutut)Scale/severity: 4 dari (0-5)Timing :
Sejak 6 bulan lalu3
13
14
.Riwayat kesehatan masa lalu:Dari hasil wawancara dengan klien, klien mengatakan sejak 6 bulan lalu
lutut klienterbentur cangkul dan mengalami perdarahan
.Kemudian diobati secara tradisional tetapi bukannya sembuh bahkan timbul benjolan pada luka bawah
lutut kemudian benjolan tersebutdi oprasi secara tradisional
.
4Riwayat kesehatan keluarga :Klien mengatakan di keluarganya tidak ada yang menderita seperti itu
.
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA TN .S DENGAN STT REGIO ABDOMEN
DI RUANG INSTALASI RAWAT BEDAH RSUD KAYU AGUNG
B. Penangung Jawab
Nama Penanggung Jawab : Ny A
Status : Istri
Usia : 52 Tahun
Alamat :Sri Dalam
E. Pemeriksaan fisik
a. Keluahan umum: klien mengtakan merasakan nyeri tekan pada bagian abdomen
b. Keluhan pasca operasi : meraskan nyeri pada bagian bekas operasi
c. TTV :
Keadaaan umum : K.U lemah
TD : 130/80 MmHg
RR : 84×/ menit
P : 24 ×/ menit
F. Pemeriksaan
1. Kepala : bentuk simetris
14
15
G. Hasil laboraturium
No Jenis pemeriksaan hasil Normal
1 HB 14,1 L: 14-16
2 Leokosit 6.900 m3 5000-10000 m3
3 Monosit 9
4 Trombosit 198.000 mm3 150.000-400.000
mm3
ANALISA DATA
Inisial Klien : Ny.”S” Diagnosa Medis : STT Abdomen
Ruang :PDL(Penyakit Dalam) Hari/Waktu : 01 April 2014
RESTI INFEKSI
RENCANA KEPERAWATAN
Inisial Klien : Ny.”S” Diagnosa Medis : STT Abdomen
Ruang :PDL(Penyakit Dalam) Hari/Waktu : 01 April 2014
3. Luka op
kering
TINDAKAN KEPERAWATAN
Inisial Klien : Ny.”S” Diagnosa Medis : STT Abdomen
Ruang :PDL(Penyakit Dalam) Hari/Waktu : 01 April 2014
No Diagnosa Implementasi Respon TTD
1. 1.Nyeri b.d post 1.Melakukan 1. klien mengatakan bahwa nyeri
op pengkajian secara berasal dari abdomen
kooperativ 2. klien mengikuti napa yang di
2. mengajarkan anjurkan oleh perawat
mengunakan teknik
non analgesik 3.( klien tampak kooperatif dan
relaksasi ) obat analgetik untuk
3. kaloborasi dengan menghilangan nyeri
tim medis dalam
2. pmberian obat
Intoleransi analgetik 1. TTV :
aktivitas b.d TD : 120/80 MmHg
adanya post op 1. Kaji TTV RR : 84×/ menit
P : 24 ×/ menit
2. Klien tampak melakukan
aktivitas secara mandiri
2. Mengajarkan klien
untuk aktivitas mandiri
3. Keluarga mengikuti anjuran
3. Kaloborasi dengan dari perawat dalam membantu
keluarga dalam klien untuk beraktivitas
pemenuhan aktifitas
3 Resti infeksi b.d klien
insinsi jaringan 1. Tampak tidak terjadi infeksi
op 1. Kaji TTV dan tanda pada luka post op
infeksi 2. Tidak terjadi infeksi luka post
2. Melakukan op sc pasien
perawatan
mengunanakan kasa
aseptik untuk
menganti pembalut
luka post sc 3. ‘klien mengikuti perintah
3. Kalaborasi dengan perawat dan anjuran untuk
dokter dalam meminum obat
17
18
memberikan obat
analgesik
EVALUASI KEPERAWATAN
Inisial Klien : Ny.”S” Diagnosa Medis : STT Abdomen
Ruang :PDL(Penyakit Dalam) Hari/Waktu : 03 April 2014
No Diagnosa Evaluasi
1. Nyeri b.d post op S: klien mengatakan nyeri
O: K.U tenang
(TTV: 120/80 , N: 90× , RR 20×, skala
nyeri 2
A: masalah teratasi
P : intervensi di hentikan
CATATAN PERKEMBANGAN
19
20
ASUHAN KEPERAWATAN PENGKAJIAN 1. Data Biografi Nama Pasien Usia Jenis kelamin
Pekerjaan Agama Suku bangsa Diagnosa Medis : Tuan A : 32 Tahun :laki-laki : : : : Soft Tissue Tumor
2. Anamnesa Keluhan Utama : klien mengeluh nyeri pada bagian tungkai kaki kiri bawah (dibawah
lutut) dengan skala nyeri 4 (0-5) Riwayat kesehatan Sekarang: Paliatif : Nyeri pada bagian tungkai kaki
kiri bawah Qualitatif : Region : Tungkai kaki kiri bawah (dibawah lutut) Scale/severity: 4 dari (0-5)
Timing : Sejak 6 bulan lalu 3. Riwayat kesehatan masa lalu: Dari hasil wawancara dengan klien, klien
mengatakan sejak 6 bulan lalu lutut klien terbentur cangkul dan mengalami perdarahan. Kemudian
diobati secara tradisional tetapi bukannya sembuh bahkan timbul benjolan pada luka bawah lutut
kemudian benjolan tersebut di oprasi secara tradisional. 4. Riwayat kesehatan keluarga : Klien
mengatakan di keluarganya tidak ada yang menderita seperti itu. .
5. Riwayat medikasi : Pelaksanaan oprasi tradisional pada benjolan. 6. Riwayat infeksi sebelumnya:
(tidak dikaji) Tetapi perlu dikaji bahwa infeksi berulang merupakan salah satu penentu diagnosis
keganasan. 7. Pemeriksaan Fisik : a. Keadaan umum : (tidak dikaji) b. TTV : RR : HR : TD : S :- CRT :
c. Inspeksi d. Palpasi e. Perkusi :adanya benjolan sebesar bola takraw , mengalami perdarahan. : adanya
benjolan :- f. Auskultasi : 8. Pemeriksaan penunjang : Hb : 7,3 9. Riwayat pengobatan : Transfusi darah
1 labu PRC Terapi analgetik 10. Rencana tindakan : radioterapi 11. Riwayat Psikososial dan spiritual:
Pasien kemungkinan akan merasa cemas karena rencana dilakukannya radioterapi.
- Klien kemungkinan akan merasa citra dirinya buruk karena terdapat benjolan yang besar di kaki kiri
bawah (bawah lutut) - Klien kemungkinan kesulitan beribadah karena kondisi fisiknya. Diagnosa
keperawatan 1. 2. 3. 4. 5. Nyeri berhubungan dengan adanya inflamasi ditandai dengan nyeri bagian
tungkai kiri bawah dengan skala nyeri 4. Integritas kulit berhubungan dengan poliferasi sel abnormal
yang bersifat osteogenik ditandai dengan luka tidak sembuh-sembuh. Resiko tinggi infeksi berhubungan
dengan oprasi tradisional ditandai dengan perdarahan, trauma cangkul yang menyebabkan benjolan
semakin besar. Gangguan mobilitas berhubungan dengan osteolitik ditandai dengan klien tidak bisa
berjalan sendiri. Gangguan citra diri berhubungan dengan perubahan struktur tubuh Rencana Asuhan
Keperawatan Diagnosa 1. Gg. Rasa Tujuan Tupan: 7x24 Intervensi 1. Kaji keluhan nyeri, catat lokasi
dan intensitas (skala 0 ± 10). Catat factor-faktor yang mempercepat dan tanda-tanda rasa sakit non
Rasional 1. Membantu dalam menentukan kebutuhan managemen nyeri dan keefektifan program 2.
Matras yang lembut/empuk, bantal yang besar akan mencegah nyaman: nyeri b.d jam nyeri inflamasi
ditandai hilang klien mengeluh nyeri pada bagian tungkai kiri bawah (dibawah lutut) dengan skala nyeri
4 (05) Tupen: 2x24 jam nyeri berkurang
verbal 2. Berikan matras atau kasur keras, bantal kecil. Tinggikan linen tempat tidur sesuai kebutuhan 3.
Biarkan pasien mengambil posisi yang nyaman pada waktu tidur atau duduk di kursi. Tingkatkan
istirahat di tempat tidur sesuai indikasi 4. Dorong untuk sering mengubah posisi. Bantu pasien untuk
bergerak di tempat tidur, sokong sendi yang sakit di atas dan di bawah, hindari pemeliharaan kesejajaran
tubuh yang tepat, menempatkan setres pada sendi yang sakit. Peninggian linen tempat tidur menurunkan
tekanan pada sendi yang terinflamasi / nyeri 3. Pada penyakit berat, tirah baring mungkin diperlukan
untuk membatasi nyeri atau cedera sendi. 4. Mencegah terjadinya kelelahan umum dan kekakuan sendi.
Menstabilkan sendi, mengurangi gerakan/rasa sakit pada sendi 5. Meningkatkan elaksasi/mengurai
gerakan yang menyentak 5. Berikan masase yang lembut 6. Berikan analgetik sesuai indikasi 2. Gg.
Integritas kulit berhubungan dengan poliferasi sel abnormal yang bersifat osteogenik ditandai dengan
luka tidak sembuh-sembuh. Tupan: 7x24 jam gg. integritas kulit tidak terjadi Tupen: 2x24 jam integritas
kulit membaik 1. Kaji ukuran luka, warna, kedalaman luka dan kondisi sekitar luka. 2. Lakukan
perawatan yang tepat dan tindakan kontrol infeksi. 3. Bersihkan dan keringkan kulit. 4. Lakukan
perawatan luka dengan teknik aseptik dan antiseptik. 3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan
oprasi tradisional ditandai dengan perdarahan, Tupan: 7x24 jam tidak ada infeksi Tupen: 2x24 jam tidak
ada tandatanda infeksi 1. Tingkatkan prosedur mencuci tangan yang baik 2. Ajarkan klien personal
hygien yang benar ngi tegangan otot 6. Untuk mengurangi nyeri 1. Untuk mengetahui dan menjaga
keadaan luka serta mengetahui tindakan selanjutnya. 2. Agar luka tidak menyebar dan tidak terjadi
infeksi. 3. Meningkatkan integritas kulit. 4. Mencegah terpajan organisme infeksis. 1. Lindungi klien
dari sumbersumber infeksi 2. Mengurangi resiko sumber infeksi dan pertumbuhan trauma cangkul yang
menyebabkan benjolan semakin besar. 3. Kolaborasi pantau jumlah darah lengkap dan SDP diferensial
dan jumlah granulosit dan trombosit sesuai indikasi 4. Berikan antibiotik sesuai indikasi sekunder 3.
Aktivitas sumsum tulang dihambat oleh efek kemoterapi, atau terapi radiasi. Pemantauan status
mielosupresipenti ng untuk mencegah komplikasi lanjut yakni infeksi 4. Untuk mencegah infeksi 4.
Gangguan mobilitas berhubungan dengan osteolitik ditandai dengan klien tidak bisa berjalan sendiri.
Tupan: 7x24 jam klien menunjukan tingkat mobilitas normal dan tidak terjadi imobilitas fisik. Tupen:
20
21
2x24 jam mobilitas klien membaik 1. Kaji derajat imobilitas yang dihasilkan oleh cedera dan perhatikan
persepsi klien terhadap imobilisasi. 2. Instruksikan klien untuk / bantu dalam rentang gerak klien / aktif
pada ekstremitas yang sakit dan yang tidak sakit. 3. Dorong penggunaan latihan isometrik 1. Klien
mungkin dibatasi oleh pandangan diri tentang keterbatasan fisik aktual, memerlukan informasi untuk
meningkatkan kemajuan kesehatan. 2. Meningkatkan aliran darah ke otot dan tulang untuk
meningkatkan tonus otot, mempertahankan gerak sendi, mencegah kontraktur, dan resorpsi kalsium
mulai dengan tungkai yang sakit. 4. Kolaborasi dengan ahli terapi fisik atau okupasi karena tidak
digunakan. 3. Kontraksi otot isometrik tanpa menekuk sendi atau menggerakan tungkai dan membantu
mempertahankan kekuatan dan masa otot. 4. Sebagai suatu sumber untuk mengembangkan perencanaan
dan mempertahankan / meningkatkan mobilitas klien. 5. Gangguan citra Tupen : y Dorong jam, lebih
perasaannya terutama yang : pikiran pandangannya tentang diri sendiri y Berikan terapeutik izin klien y
Persiapkan terdekat klien orang sentuhan dengan y Membuat rasa aman tentang dirasakan, dan klien y
Agar klien merasa untuk diri berhubungan dalam waktu dengan perubahan struktur tubuh 1x24 klien
mengungkapkan nyaman mengungkapkan beban pikirannya percaya diri Tupan Setelah 4x24 jam, bisa
bersosialisasi dengan baik klien. y Beri lingkungan y Keluarga memberikan dapat yang mendukung
dukungan moral yang lebih y Memberikan rasa nyaman pada klien
21
22
a. Kelainan hepar
b. Riwayat penyakit hepar
c. Status asam basa dan metabolisme
d. Riwayat nefritis akut, insufisiensi renal akut.
5. Fungsi Endokrin
a. Riwayat penyakit diabetes
b. Kadar gula darah
c. Riwayat penggunaan kortikosteroid atau steroid (resiko insufisiensi adrenal)
6. Fungsi Imunologi
a. kaji adanya alergi
b. riwayat transfusi darah
c. riwayat asthma bronchial
d. terapi kortikosteroid
e. riwayat transplantasi ginjal
f. terapi radiasi
g. kemoterapi
h. penyakit gangguan imunitas (AIDS, Leukemia)
i. suhu tubuh.
7. Sistem Integumen
a. Keluhan terbakar, gatal, nyeri, tidak nyaman, paresthesia
b. Warna, kelembaban, tekstur, suhu, turgor kulit
c. Alergi obat dan plesterriwayat puasa lama, malnutrisi, dehidrasi, fraktur mandibula, radiasi pada
kepala, terapi obat, trauma mekanik.
d. Perawatan mulut oleh pasien.
8. Terapi Medikasi Sebelumnya
a. obat-obatan yang dijual bebas dan frekuensinya
b. kortikosteroid adrenal : kolaps kardiovaskuler
c. diuretic : depresi pernafasan berlebihan selama anesthesia
d. fenotiasin : meningkatkan kerja hipotensif dari anesthesia
e. antidepresan : Inhibitor Monoamine Oksidase (MAO) meningkatkan efek hipotensif anesthesia
f. tranquilizer : ansietas, ketegangan dan bahkan kejang
g. insulin : interaksi insulin dan anestetik harus dipertimbangkan
h. antibiotik : paralysis system pernafasan.
9. Pertimbangan Gerontologi
a. penyakit kronis
b. ketakutan lansia divonis sakit berat — bohong (tidak melaporkan gejala)
c. fungsi jantung
d. fungsi ginjal
e. aktivitas gastrointestinal
f. dehidrasi, konstipasi, malbutrisi
g. keterbatasan sensori penglihatan
h. penurunan sensitivitas sentuhan
i. riwayat cedera, kecelakaan dan luka bakar
j. arthritis
k. keadaan mulut (gigi palsu)
l. kajian integumen (kulit) : gatal-gatal, penurunan lemak — perubahan suhu tubuh
m. penyakit pribadi
h. Abnormalitas imunologi
2. Penyakit Paru
a. penyakit obstruktif
b. kelainan restriktif
c. infeksi pernafasan
3. Penyakit Saluran Perkemihan dan Ginjal
a. penurunan fungsi ginjal
b. infeksi saluran perkemihan
c. obstruksi
4. Kehamilan
Hilangnya cadangan fisiologis maternal
5. Penyakit Kardiovaskuler
a. penyakit arteri koroner
b. gagal jantung
c. disritmia
d. hipertensi
e. katub jantung prostetik
f. treomboembolisme
g. diatesis hemoragik
h. penyakit serebrovaskuler
6. Disfungsi Endokrin
a. Diabetes Mellitus
b. kelainan adrenal
c. malfungsi tiroid
7. Penyakit Hepatik
a. Sirosis
b. Hepatitis
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Data laboratorium memberikan petunjuk yang bermanfaat untuk mengkaji status klinik pasien dan potensial
risiko infeksi. Meskipuntidak dapat digunakan tanpa referansi dari data klinik yang lain, hasil pemeriksaan
laboratorium dapat memberikan petunjuk penting untuk menentukan tindakan keperawatan perioperatif.
Adapun pemeriksaan laboratorium yang perlu dilakukan sebelum tindakan pembedahan adalah :
Hematokrit BJ urin
Hemoglobin AGD
Trombosit Leukosit atau sel darah putih
Albumin Gamma globulin
Elektrolit darahantibodi serum terhadap HIV HbSAg
Gula darah Golongan darah
Selain itu hasil pemeriksaan radiologis seperti rontgen foto, USG abdomen, USG ginjal, MRI, BNO-IVP, dll
yang terkait dengan prosedur pembedahan atau kasus, harus pula disertakan.
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Berdasarkan pada data pengkajian, diagnosis keperawatan pre-operatif mayor klien bedah dapat mencakup :
3. Cemas, berhubungan dengan pengalaman bedah (anesthesi, nyeri) dan hasil akhir dari pembedahan
4. Kurang pengetahuan mengenai prosedur dan protokol pre-operatif dan harapan pasca-operatif
25
26
5. Takut
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Menurunkan ansietas pre-operatif
2. Penyuluhan klien (lihat “Persiapan Operasi jangka panjang : latihan nafas dalam, batuk dan relaksasi,
perubahan posisi dan gerakan tubuh aktif, kontrol dan medikasi nyeri, dan kontrol kognitif)
3. Persiapan operasi segera
4. Berikan dorongan untuk pengungkapan. Dengarkan, pahami klien dan berikan informasi yang membantu
menyingkirkan kekhawatiran klien
5. Libatkan peran dari keluarga atau sahabat klien, sepanjang masih memungkinkan
6. Dorong klien untuk mengekspresikan ketakutan atau kekhawatiran tentang pembedahan yang akan
dihadapinya
7. Pertahankan komunikasi terbuka dengan klien
8. Bantu klien untuk mendapatkan bantuan spiritual yang klien inginkan
9. Persiapan nutrisi dan cairan
10. Persiapan intestinal
11. Persiapan kulit pre-operatif
12. Medikasi pre-anesthesia
13. Lengkapi catatan pre-operatif
14. Transportasi ke ruang bedah (OK)
15. Membantu keluarga klien melewati pengalaman bedah klien*
Bagi keluarga/sahabat yang menunggu klien selama pembedahan, dapat diinformasikan bahwa mungkin
setelah pembedahan, pada klien dapat terpasang peralatan tertentu ketika kembali ke ruangan (mis : IV-line,
kateter urine, botol penghisap, drain, selang oksigen, peralatan pemantau dan jalur transfusi darah).
Bagaimanapun, temuan pembedahan dan prognosisnya, bahkan ketika hasil pembedahannya memuaskan, hal
ini merupakan tanggung jawab ahli bedah dan bukan prerogatif atau tanggung jawab perawat.
EVALUASI
Banyak institusi menggunakan catatan medis yang berorientasi pada masalah (POMR). Dokumentasi POMR
memuat masalah pasien dan luas masalah yang sudah teratasi.sistem POMR mencakup catatan perawat, dokter
dan tim kesehatan lainnya yang diberi nomor dan label dalam urutan angka.
Konsep POMR telah dikembangkan menjadi catatan SOAP atau SOAPIE (Groah, 1983) :
1. Subjektif : status kesehatan pasien, apa yang ia pikirkan dan rasakan tentang masalah kesehatannya
2. Objektif : temuan fisik dan laboratorium serta observasi pasien
3. Pengkajian : rumusan diagnosis keperawatan, masalah klien, hasil yang diharapkan dan kriteria evaluasi
4. Perencanaan : aktivitas-aktivitas yang diperlukan pasien untuk mencapai tujuan
26
27
1. Ansietas dikurangi :
a. Mendiskusikan kekhawatiran yang berkaitan dengan tipe anesthesia dan induksi dengan ahli anesthesia
b. Mengungkapkan suatu pemahaman tentang medikasi pra anesthesi dan anesthesi umum
c. Mendiskusikan kekhawatiran saat-saat terakhir dengan perawat atau dokter
d. Mendiskusikan masalah-masalah finansial dengan pekerja sosial, bila diperlukan
e. Meminta kunjungan petugas rohani, bila diperlukan
f. Benar-benar rileks setelah dikunjungi oleh anggota tim kesehatan
27