Vous êtes sur la page 1sur 27

1

I. DATA DEMOGRAFI
1. Biodata
A. Nama lengkap : An. R. M. S
B. Jenis kelamin : Perempuan
C. Umur/ Tanggal Lahir : 13 Tahun/ 30-10-2004
D. Agama : Islam
E. Suku bangsa : Jawa / Indonesia
F. Pendidikan : SMP
G. Pekerjaan : Pelajar
H. Alamat : Organda
I. Diagnosa medis : Soft Tisue Tumor Wrist Dextra
J. No Register : 44 48 72
K. Tanggal masuk RS : 24 Juli 2017 Pukul : 07.10 WIT
L. Tanggal pengkajian : 24 Juli 2017 Pukul : 10.15 WIT
M. Ruangan / Bangsal : Bedah RSUD Abepura
2. Penanggung Jawab
a. Nama : Tn. A
b. Jenis Kelamin : Laki - laki
c. Umur : 49 Tahun
d. Agama : Islam
e. Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
f. Pendidikan : Sarjana
g. Pekerjaan : Guru
a. Alamat : Organda
b. Hubungan dengan pasien : Anak kandung

II. KELUHAN UTAMA


Adanya benjolan didaerah pergelangan tangan sebelah kanan
III. RIWAYAT KESEHATAN
A. Riwayat Kesehatan Sekarang :
Tanggal 18 Juli 2017, klien datang ke polik dengan mengeluh ada benjolan didaerah
pergelangan tangan sebelah kanan, tidak nyeri dan direncanakan operasi pada tanggal 24 Juli 2017
serta sebelumnya klien diharuskan puasa dari rumah dan datang ke ruangan dalam keadaan puasa.
Pada tanggal 24-07-2017 jam 07.10 wit klien datang ke ruangan bedah dan jam 07.50 wit klien
dipasang infuse RL 20 TPM. Klien mengatakan takut jika terjadi keadaan yang lebih buruk saat
operasi. Keluarga klien mengatakan: cemas dengan keadaan klien sekarang, takut jika terjadi hal
yang tidak diinginkan saat tindakan operasi.
B. Riwayat Kesehatan Masa Lalu :
Pasien tidak pernah menderita penyakit menular maupun penyakit keturunan
C. Riwayat Kesehatan Keluarga :
Pasien mengatakan bahwa keluarganya tidak pernah menderita penyakit keturunan dan
menular seperti TBC, DM dan Jantung.
D. Genogram :
Dari ayah Dari ibu
+ +

3.

1
2

Keterangan :

+ : Sudah meninggal
: Perempuan
: Laki-laki
: Garis keluarga
: Garis keturunan
: Tinggal satu rumah
: Klien

IV. RIWAYAT PSIKOSOSIAL


1. Pola konsep diri dan persepsi diri.
a. Klien mengatakan: Takut jika terjadi keadaan yang lebih buruk saat operasi
b. Keluarga klien mengatakan : cemas dengan keadaan klien sekarang, takut jika terjadi hal yang
tidak diinginkan saat tindakan operasi
2. Pola kognitif - persepsi
a. Pasien : Ingin cepat sembuh.
b. Sering bertanya kapan dia akan dioperasi
c. Apakah termasuk penyakit yang parah
3. Pola hubungan – peran.
a. Pasien tampak dekat dengan perawat
b. Pasien mengikuti kegiatan ekstrakulikuler pramuka di sekolahnya.
c. Pasien berkomunikasi dengan orang lain di sekitar
4. Pola penangganan masalah stress dan toleransi.
Pasien tampak bersama ayahnya dan ibunya

V. RIWAYAT SPIRITUAL
1. Pasien menganut agama Islam
2. Sebelum sakit sembayang tiap hari di rumah/ kadang-kadang di masjid
3. Selama sakit pasien berdoa di tempat tidur
4. Keyakinan tentang kesembuhan

VI. RIWAYAT SEKSUALITAS


Klien mengatakan bahwa sampai ini, klien belum pernah mengalami mestruasi.

VII. PEMERIKSAAN FISIK

A. Keadaan Umum : Lemah


B. Kesadaran : Compos Mentis
C. Tanda – tanda vital.
1. Tekanan Darah : 110/90 mmhg
2. Nadi : 90 x/m
3. Respirasi : 20 x/m
4. Suhu badan : 36,8 ˚C
D. Kepala
1. Inspeksi
a. Bentuk simetris kanan / kiri
b. Rambut hitam, lurus
c. Rambut tidak tampak kotor / kusam
d. Penyebaran rambut merata.
e. Bentuk kepala ovale.
2. Palpasi

2
3

a. Tidak teraba benjolan


b. Tidak terdapat nyeri tekan
c. Dahi teraba hangat
E. Muka
1. Inspeksi
a. Muka tampak simetris kanan dan kiri
b. Bentuk wajah ovale
c. Tidak tampak adanya pergerakan abnormal
d. Ekspresi wajah murung, tampak khawatir dan tampak tidak tenang
2. Palpasi
a) Tidak terdapat nyeri tekan pada wajah
F. Mata
1. Inspeksi
a. Tampak simetris kanan dan kiri
b. Sklera tidak ictherik
c. Pupil tampak isokor kanan dan kiri
d. Refleks cahaya +/+ (pupil mengecil 3 mm)
e. Tidak memakai alat bantu penglihatan
f. Penglihatan jelas
2. Palpasi
a) Tidak terdapat nyeri tekan pada bola mata
G. Hidung
1. Inspeksi
a. Bentuk simetris kanan dan kiri
b. Tampak adanya lubang hidung
c. Tidak terdapat polip
d. Tidak terdapat secret
e. Tidak terdapat tanda–tanda radang (bengkak, kemerahan, panas, kehilangan fungsi)
2. Palpasi
a. Tidak terdapat nyeri tekan
b. Tidak terdapat benjolan
H. Telinga
1. Inspeksi
a. Bentuk simetris kanan dan kiri
b. Lubang telinga tidak terdapat serumen
c. Tidak ada cairan yang keluar dari telinga
d. Tidak ada tanda peradangan
e. Tidak tampak adanya penggunaan alat bantu pendengaran
2. Palpasi
a. Tidak terdapat nyeri tekan
b. Tekstur daun telinga lentur
I. Mulut
1. Inspeksi
a. Gigi tampak lengkap
b. Tidak tampak adanya karang gigi
c. Gusi tampak merah muda
d. Tidak terdapat peradangan pada gusi dan mukosa
e. Lidah tampak bersih
f. Bibir tampak merah muda dan basah
g. Bibir tidak sianosis
h. Gigi tidak tampak kotor
i. Tidak tampak adanya pembesaran tonsil
2. Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan pada mulut
J. Leher
1. Inspeksi
a. Tidak ada pembesaran pada kelenjar tiroid

3
4

b. Tidak terdapat kaku kuduk


2. Palpasi
Tiroid tidak teraba.
K. Thorax dan pernafasan
1. Inspeksi
a. Bentuk dada simetris kanan dan kiri
b. Frekuensi pernafasan 20 x/m
c. Irama pernapasan teratur
d. Sifat pernapasan dada dan perut
2. Palpasi
a. Tidak terdapat nyeri tekan
b. Tidak terdapat massa
3. Auskultasi
a. Suara ronchi -/-
b. Suara whezing -/-
c. Bunyi nafas vesikuler
4. Perkusi
Terdengar suara sonor
L. Jantung
1. Inspeksi
Tidak terdapat Ictus cordis pada ICS V Lenia Medio Clavikularis Kiri
2. Palpasi
a. Tidak terdapat nyeri tekan
b. Tidak terdapat masa
c. Tidak terdapat ictus cordis
3. Perkusi
Tidak terdapat pembesaran jantung
4. Auskultasi
a. BJ I pada ICS IV Linea Sternalis Kiri
b. BJ I Mitral pada ICS V Medio Clavikularis kiri
c. BJ II Aorta pada ICS II linea Sternalis kanan
d. BJ II Pulmonalis pada ICS II dan III Linea Sternalis kiri
e. Tidak ada mur–mur dan gallop
M. Abdomen
1. Inspeksi
a. Tidak tampak benjolan
b. Tidak tampak adanya luka
c. Tidak tampak adanya spider nevi (timbul vena di perut)
d. Tidak tampak adanya strie-strie (garis-garis di kulit).
2. Palpasi
a) Hepar tidak mengalami pembesaran.
b) Tidak terdapat nyeri tekan pada epigastrium
c) Lien tidak membesar
3. Auskultasi
a. Peristaltik usus 13 x/m
4. Perkusi
a. Terdapat bunyi timpani atau kembung
N. Genetalia dan anus
1. Inspeksi
a. Klien mengatakan belum menstruasi pertama
O. Ekstremitas
1. Atas
a. Kekuatan otot kanan dan kiri 5555/5555
b. Tampak tumor pada pergelangan tangan kanan
c. Akral teraba hangat.
d. Tonus otot kanan dan kiri baik
e. Koordinasi gerakan baik

4
5

f. Capila refill Time ( CRT < 2 detik )

2. Bawah
a. Kekuatan otot kanan dan kiri 5555/5555
b. Akral teraba hangat.
c. Tonus otot kanan dan kiri baik
d. Koordinasi gerakan baik
e. Capila refill Time ( CRT < 2 detik )
P. Kulit dan kuku
1. Inspeksi
a. Kulit tampak bersih
b. Warna kulit coklat
c. Kulit tidak tampak pucat
d. Kuku tampak sedikit panjang
e. Tidak tampak oedema
2. Palpasi
Turgor kulit baik

Q. Status neurologi
1. N I (Olfaktorius): Pasien dapat membedakan aroma minyak kayu putih, minyak tawon, dan
parfum.
2. N II (Optikus) : Penglihatan pasien baik dan normal.
3. N III,IV, dan VI (Okulomotoris, Trachealis, Adbusens): Reflek pupil kanan dan kiri positif,
kelopak mata dapat membuka dan menutup, serta dapat menggerakan bola mata ke atas dan
bawah .
4. N V (Trigenimus): Mimik wajah tampak menahan sakit, dapat merasakan manis, asam dan
asin.
5. N VII (Acustikus): Pasien dapat mendengar pertanyaan dari perawat dengan baik.
6. N VIII (Faecialis): Muka pasien simetris kanan dan kiri dengan atau tanpa gerakan.
7. N IX dan X (Glosofaringeus dan Vagus): Reflek menelan baik dan tidak ada tanda–tanda reflek
muntah.
8. N XI (Asesorius): Pasien dapat memalingkan wajah ke kanan dan kiri, mengangkat bahunya
9. N. XII (Hipoglusus): Pasien mampu berbicara jelas.

VIII. AKTIVITAS SEHARI-HARI

KEGIATAN SEBELUM SAKIT SELAMA SAKIT


Pola Nutrisi.
Makan.
Jenis makanan Nasi, sayur dan lauk. Nasi, sayur dan lauk
Frekuensi makan 3 kali 3 kali
Nafsu makan Baik Baik
Porsi Sepiring habis 1 porsi habis
Masalah Tidak ada Tidak ada
Minum
Jenis minuman Air putih, susu, dan teh Air putih dan susu.
Frekuensi minum 5 -7 x/hari 6 – 9 x/hari
Jumlah minum 1500 – 2400 cc 1500 – 2500 cc
Masalah Tidak ada Tidak ada
Pola Eliminasi
BAB
Frekuensi 0 – 1 x/hari 0 – 2 x/ hari
Bau Khas Khas
Warna Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan
Konsistensi Lunak berbentuk Lunak berbentuk

5
6

Masalah Tidak ada Tidak ada


BAK
Frekuensi 2 – 5 x/hari 2 – 5 x/hari
Bau Amoniak Amoniak
Warna Kuning Kuning
Jumlah - +/- 1400 /hari
Masalah Tidak ada Tidak
Pola istirahat dan tidur
Istirahat dan tidur
Tidur siang 13-00 – 14-30 13-00 – 14-30
Tidur malam 22.00 – 06.00 21.00 – 05.30
Masalah Tidak ada Tidak ada
Pola aktivitas dan latihan
Frekuensi - -
Jumlah - -
Jenis Membantu orang tua Di tempat tidur
Masalah Tidak ada Tidak ada
Pola Persepsi Pemeliharaan Kesehatan
Personal Hyegiene
Frekunsi mandi 2 x/hari 2 x/hari
Menggunakan sabun Pakai sabun Pakai sabun
Frekuensi gosok gigi 3 x/hari 3 x/hari
Frekuensi keramas 2 x/minggu 2 x/minggu
Frekuensi potong kuku 1 x/minggu 1 x/minggu
Frekuensi korek telinga 1 x/minggu 1 x/minggu
Masalah Tidak ada Tidak ada

IX. TEST DIAGNOSTIK


a. Pemeriksaan tanggal `19 Juli 2017
N0 PARAMETER HASIL UNIT NILAI RUJUKAN
1. HGB 13.0 g/l 11 – 16,5
2. RBC 5.12 10^12L 3.8 – 5.8
3. HCT 41.4 % 35 - 50
4. MCV 80.9 fl 80 - 97
5. WBC 5.51 10^3/L 3.5 - 10
6. PLT 274 10^3/L 150 - 500
7. DDR Negatif (-) Negatif
8. CT 2’30’’
9. BT 1’30’’
10 HBSAg Non Reaktif
11 Creatinin 0,4 Mg/dl 0,8 – 1.5
12 Glucose 99 Mg/dl 70 – 150
13 Ureum 18 Mg/dl 10 – 50
14 SGOT 16 U/I 0 – 50
15 SGPT 19 U/I 0 – 50

b. Foto Rongen : Tidak dilakukan


c. USG : Tidak dilakukan

X. TERAPI SAAT INI


1. Infus RL (Ringer Laktat) 20 tetes/menit makro
2. Ceftriaxone 2 x mg / IV
3. Ketorolak 3% 3 x 1 ampul (30mg) / IV
4. Ranitidine 3 x 1 Ampul (50 mg) / IV

6
7

XI. KLASIFIKASI DATA

Data subyektif Data obyektif

- Klien mengatakan: Takut jika terjadi keadaan Pasien tampak :


yang lebih buruk saat operasi
- Keluarga klien mengatakan : cemas dengan - KU: Lemah
keadaan klien sekarang, takut jika terjadi hal - Kesadaran: Compos Mentis
yang tidak diinginkan saat tindakan operasi - Ekspresi wajah murung
- Ingin cepat sembuh. - Klien tampak khawatir
- Sering bertanya kapan dia akan dioperasi - Klien tampak tidak tenang
- Apakah termasuk penyakit yang parah - Ekspresi wajah keuarga : tampak cemas

- Tanda – tanda vital.


 Tekanan Darah : 110/90 mmhg
 Nadi : 90 x/m
 Respirasi : 20 x/m
 Suhu badan : 36,8 ˚C
- Pengobatan
 Infus RL (ringer laktat) 30 tetes/menit mikro
 Ceftriaxone 2 x 1gr / IV
 Ketorolak 3% 3 x 1 ampul (30mg) / IV
 Ranitidine 3 x 1 Ampul (50 mg) / IV

XII. ANALISA DATA

No Data Masalah Penyebab

1.. DS: Kecemasan Soft tisue tumor


- Klien mengatakan: Takut jika terjadi keadaan
yang lebih buruk saat operasi
- Keluarga klien mengatakan : cemas dengan Persiapan Operasi
keadaan klien sekarang, takut jika terjadi hal yang
tidak diinginkan saat tindakan operasi
DO: Tidak terpajangnya
informasi
- Ekspresi wajah murung
- Klien tampak khawatir
- Klien tampak tidak tenang
- Ekspresi wajah keuarga : tampak cemas Kurang pengetahuan
tentang tindakan
- Tanda – tanda vital. operasi
 Tekanan Darah : 110/90 mmhg
 Nadi : 90 x/m
 Respirasi : 20 x/m Kecemasan
 Suhu badan : 36,8 ˚C

2. DS : Kurang Koping individu tidak


Klien mengatakan pengetahuan adekuat
- Ingin cepat sembuh. ↓
- Sering bertanya kapan dia akan dioperasi Kurang pengetahuan
- -Apakah termasuk penyakit yang parah ↓
DO : Kurang terpaparnya
- KU – lemah informasi tentang
- Kesadaran CM. penyakitnya
7
8

- Tidak mengerti tentang tindakan operasi ↓


- Tampak cemas Kurang pengetahuan
- Tak akurat mengikuti instruksi tentang penyakitnya
- Keluarga nampak murung
- Keluarga nampak gelisah
- Pengobatan
 Infus RL (ringer laktat) 30 tetes/menit mikro
 Ceftriaxone 2 x 1gr / IV
 Ketorolak 3% 3 x 1 ampul (30mg) / IV
 Ranitidine 3 x 1 Ampul (50 mg) / IV

8
9

XIII. ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN FRAKTUR FEMUR SINISTRA 1/3 MEDIAL

Nama : An. R . M. S Tanggal masuk RS : 24 Juli 2017 Jam: 07.10 Wit


Umur : 13 Tahun Tanggal pengkajian : 24 Juli 2016 Jam: 10.15 Wit
Ruangan/ Bangsal : Bedah RSUD Abepura Diagnosa medis : Soft Tisue Tumor Wrist Dextra

DIAGNOSA RENCANA TINDAKAN Jam IMPLEMENTASI EVALUASI


No
KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONALISASI
1 Cemas, berhubungan NOC : NIC : Tgl: Senin, 24-07-2017 Tgl: Senin, 24-07-
dengan pengalaman  Anxiety control Anxiety Reduction 2017
bedah (anesthesi,  Coping (penurunan kecemasan)
nyeri) dan hasil akhir  Impulse control 1. Observasi vital sign 1. Vital sign menunjukan 10.15 1. Mengobservasi TTV Jam : 13.20
dari pembedahan Kriteria Hasil : tingkat kecemasan Wit Respon: S.
DS:  Klien mampu klien  TD: 110/90 mmhg - Klien mengatakan
- Klien mengidentifikasi dan  Nadi: 90 x/m masih sedikit takut
mengatakan: mengungkapkan  Respirasi: 20 x/m karena belum pernah
Takut jika terjadi gejala cemas  Suhu badan: 36,8 ˚C di operasi
keadaan yang  Mengidentifikasi, - Keluarga mulai
lebih buruk saat mengungkapkan dan 2. Identifikasi tingkat 2. Mengetahui sejauh 10.25 2. Klien saat ini tingkat nampak tenang
operasi menunjukkan tehnik kecemasan mana tingkat Wit cemasnya masih dapat mendengar
- Keluarga klien untuk mengontol kecemasan klien ditolerasi penjelasan tentang
mengatakan : cemas 3. Bantu pasien mengenal 3. Mengetahui situasi 10.27 3. lKlien nampak cemas prosedur operasi
cemas dengan  Vital sign dalam situasi yang seperti apa yang Wit bila ada kata operasi
keadaan klien batas normal menimbulkan menimbulkan O.
sekarang, takut  Postur tubuh, kecemasan kecemasan Pasien tampak :
jika terjadi hal ekspresi wajah, 4. Dorong pasien untuk 4. Membantu klien 10.30 4. Klien merasa cemas - Ekspresi wajah
yang tidak bahasa tubuh dan mengungkapkan mengurangi kecemasan Wit dengan prosedur mulai tampak rileks
diinginkan saat tingkat aktivitas perasaan, ketakutan, dengan secara verbal tindakan bedah - Klien tidak acuh tak
tindakan operasi menunjukkan persepsi acuh lagi dengan
berkurangnya 5. Instruksikan pasien 5. Mengurangi tingkat 10.33 5. Menarik nafas perawat dan tidak
DO: kecemasan menggunakan teknik kecemasan dengan Wit kemudian tahan mondar-mandir lagi
- Ekspresi wajah relaksasi pengalihan perhatian sebertar keluarkan di sekitar ruangan
murung dan pernapasan secara berlahan-lahan. - Eksprersi wajah

9
10

- Klien tampak Lakukan bila mulai keluarga sudah


khawatir cemas yach rileks
- Klien tampak 6. Jelaskan semua 6. Klien tidak salah 10.35 6. Klien mulai paham - Tanda – tanda
tidak tenang prosedur persepsi dan siap Wit tentang jalannya vital.
- Ekspresi wajah menghadapi saat tindakan operasi  T.D: 110/90 mmhg
keluarga : dilakukan tindakan  Nadi: 90 x/m
tampak cemas 7. Berikan informasi 7. Menenangkan perasaan 10.38 7. Operasi yang akan  Respirasi: 20 x/m
- Tanda – tanda faktual mengenai klien Wit dilakukan ini hanya  Suhu badan: 36,8 ˚C
vital. diagnosis sebentar dan operasi
 Tekanan Darah: 8. Dorong keluarga untuk 8. Membantu dalam 10.40 tumor jinak A:
110/90 mmhg menemani anak dorongan moril klien Wit 8. Keluarga memahami Masalah teratasi
 Nadi: untuk selalu
90 x/m menemani klien P :
 Respirasi: sebelum operasi Hentikan intervensi
20 x/m
 Suhu badan:
36,8 ˚C

Kurang pengetahuan NOC : NIC : Tgl: Senin, 24-07-2017 Tgl: Senin, 24-07-
Berhubungan dengan  Kowlwdge : Teaching : disease 2017
interpretasi terhadap disease process Process
informasi yang salah  Kowledge : health 1. Berikan penilaian 1. Untuk mengetahui 10.40 1. Klien seorang Jam : 13.20
DS : Behavior tentang tingkat sejauh mana Wit pelajar dan belum S.
Klien mengatakan Kriteria Hasil : pengetahuan pasien pengetahui klien pernah di operasi - Klien mengatakan
- Ingin cepat  Pasien dan tentang proses tentang prosedur sehingga tingkat sudah paham atas
sembuh. keluarga tindakan operasi yang operasi pengetahuannya prosedur operasi
- Sering bertanya menyatakan spesifik masih rendah atas - Klien sudah yakin
kapan dia akan pemahaman tindakan operasi bahwa bisa sembuh
dioperasi tentang prosedur 2. Sediakan informasi 2. Klien dapat 10.40 2. Klien sering dan tidak kambuh
- Apakah termasuk tindakan operasi pada pasien tentang mengutarakan Wit bertanya-tanya lagi
penyakit yang  Pasien dan kondisi, dengan cara perasaan dan tentang tindakan
parah keluarga mampu yang tepat pendapat tentang operasi namun O.
DO : melaksanakan kondisinya selalu diberikan Pasien tampak :
- KU – lemah prosedur yang informasi yang - KU – lemah

10
11

- Kesadaran CM. dijelaskan secara konkrit. - Kesadaran CM.


- Tidak mengerti benar 3. Hindari jaminan yang 3. Mencegah salah 10.40 3. Memberikan - Klien Nampak
tentang tindakan kosong persepsi dan tindakan Wit keterangan pada mulai memahami
operasi yang tidak sesuai klien sesuai dengan prosedur tindakan
- Tampak cemas harapan klien kenyataan yang ada operasi
- Tak akurat 4. Diskusikan pilihan 4. Klien dapat merasa 10.40 4. Klien tidak terlalu - Ekspresi wajah
mengikuti terapi atau nyaman dengan Wit suka minum obat klien mulai
instruksi penanganan terapi atau penangan sehingga pilihannya tampak rileks
- Keluarga yang dilakukan dengan injeksi dan - Klien tidak acuh
nampak murung klien merasa tak acuh lagi
- Keluarga nyaman daripada dengan perawat
nampak gelisah harus minum obat dan tidak mondar-
5. Eksplorasi 5. Membantu klien 10.40 5. Klien merasa mandir lagi di
- Pengobatan kemungkinan sumber dalam mendapatkan Wit nyaman bila sekitar ruangan
 Infus RL (ringer atau dukungan, dukungan moril ditemani ibu dan - Eksprersi wajah
laktat) 30 dengan cara yang bapaknya keluarga sudah
tetes/menit mikro tepat rileks
 Ceftriaxone 2 x - Pengobatan
1gr / IV  Infus RL (ringer
 Ketorolak 3% 3 x laktat) 30
1 ampul (30mg) / tetes/menit mikro
IV  Ceftriaxone 2 x 1gr
 Ranitidine 3 x 1 / IV
Ampul (50 mg) /  Ketorolak 3% 3 x 1
IV ampul (30mg) / IV
 Ranitidine 3 x 1
Ampul (50 mg) / IV

A:
Masalah teratasi

P:
Hentikan intervensi

11
12

1. Cemas, berhubungan dengan pengalaman bedah (anesthesi, nyeri) dan hasil akhir dari pembedahan
2. Kurang pengetahuan mengenai prosedur dan protokol pre-operatif dan harapan pasca-operatif

5 Cemas NOC : NIC :


Anxiety Reduction (penurunan
Definisi :  Anxiety control kecemasan)
 Coping  Gunakan pendekatan yang
Perasaan gelisah yang tak jelas  Impulse control menenangkan
dari ketidaknyamanan atau Kriteria Hasil :  Nyatakan dengan jelas harapan
ketakutan yang disertai respon terhadap pelaku pasien
 Klien mampu
autonom (sumner tidak spesifik  Jelaskan semua prosedur dan apa
mengidentifikasi dan
yang dirasakan selama prosedur
atau tidak diketahui oleh mengungkapkan gejala
 Pahami prespektif pasien terhdap
individu); perasaan keprihatinan cemas
situasi stres
disebabkan dari antisipasi  Mengidentifikasi,
mengungkapkan dan  Temani pasien untuk memberikan
terhadap bahaya. Sinyal ini keamanan dan mengurangi takut
menunjukkan tehnik
merupakan peringatan adanya
untuk mengontol cemas  Berikan informasi faktual
ancaman yang akan datang dan  Vital sign dalam batas mengenai diagnosis, tindakan
memungkinkan individu untuk normal prognosis
mengambil langkah untuk  Postur tubuh, ekspresi  Dorong keluarga untuk menemani
wajah, bahasa tubuh dan anak
menyetujui terhadap tindakan
tingkat aktivitas  Lakukan back / neck rub
Ditandai dengan menunjukkan  Dengarkan dengan penuh
berkurangnya perhatian
 Gelisah kecemasan  Identifikasi tingkat kecemasan
 Insomnia  Bantu pasien mengenal situasi
 Resah yang menimbulkan kecemasan
 Ketakutan  Dorong pasien untuk
 Sedih mengungkapkan perasaan,
 Fokus pada diri ketakutan, persepsi
 Kekhawatiran  Instruksikan pasien menggunakan
 Cemas teknik relaksasi
 Barikan obat untuk mengurangi
kecemasan

6 Kurang pengetahuan NOC : NIC :


Teaching : disease Process
 Kowlwdge : disease 6. Berikan penilaian tentang tingkat
process pengetahuan pasien tentang
Definisi :  Kowledge : health proses penyakit yang spesifik
Behavior 7. Jelaskan patofisiologi dari
Tidak adanya atau kurangnya Kriteria Hasil : penyakit dan bagaimana hal ini
informasi kognitif sehubungan berhubungan dengan anatomi dan
dengan topic spesifik.  Pasien dan keluarga fisiologi, dengan cara yang tepat.
menyatakan 8. Gambarkan tanda dan gejala yang
pemahaman tentang biasa muncul pada penyakit,
penyakit, kondisi, dengan cara yang tepat
12
13

Batasan karakteristik : prognosis dan program 9. Gambarkan proses penyakit,


memverbalisasikan adanya pengobatan dengan cara yang tepat
masalah, ketidakakuratan  Pasien dan keluarga 10. Identifikasi kemungkinan
mampu melaksanakan penyebab, dengna cara yang tepat
mengikuti instruksi, perilaku
prosedur yang 11. Sediakan informasi pada pasien
tidak sesuai. dijelaskan secara benar tentang kondisi, dengan cara yang
 Pasien dan keluarga tepat
mampu menjelaskan 12. Hindari jaminan yang kosong
Faktor yang berhubungan : kembali apa yang 13. Sediakan bagi keluarga atau SO
dijelaskan perawat/tim informasi tentang kemajuan
keterbatasan kognitif,
kesehatan lainnya. pasien dengan cara yang tepat
interpretasi terhadap informasi 14. Diskusikan perubahan gaya hidup
yang salah, kurangnya yang mungkin diperlukan untuk
keinginan untuk mencari mencegah komplikasi di masa
informasi, tidak mengetahui yang akan datang dan atau proses
sumber-sumber informasi. pengontrolan penyakit
15. Diskusikan pilihan terapi atau
penanganan
16. Dukung pasien untuk
mengeksplorasi atau mendapatkan
second opinion dengan cara yang
tepat atau diindikasikan
17. Eksplorasi kemungkinan sumber
atau dukungan, dengan cara yang
tepat
18. Rujuk pasien pada grup atau
agensi di komunitas lokal, dengan
cara yang tepat
19. Instruksikan pasien mengenai
tanda dan gejala untuk
melaporkan pada pemberi
perawatan kesehatan, dengan cara
yang tepat

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA Nn. R DENGAN STT REGIO ABDOMEN
DI RUANG INSTALASI RAWAT BEDAH RSUD KAYU AGUNG

ASUHAN KEPERAWATANPENGKAJIAN
1.Data Biografi Nama Pasien : Tuan AUsia : 32 TahunJenis kelamin :laki-lakiPekerjaan : -Agama : -
Suku bangsa : -Diagnosa Medis : Soft Tissue Tumor 2
.AnamnesaKeluhan Utama : klien mengeluh nyeri pada bagian tungkai kaki kiri bawah (dibawahlutut)
dengan skala nyeri 4 (0-5)Riwayat kesehatan Sekarang:Paliatif : Nyeri pada bagian tungkai kaki kiri
bawahQualitatif : -Region : Tungkai kaki kiri bawah (dibawah lutut)Scale/severity: 4 dari (0-5)Timing :
Sejak 6 bulan lalu3

13
14

.Riwayat kesehatan masa lalu:Dari hasil wawancara dengan klien, klien mengatakan sejak 6 bulan lalu
lutut klienterbentur cangkul dan mengalami perdarahan
.Kemudian diobati secara tradisional tetapi bukannya sembuh bahkan timbul benjolan pada luka bawah
lutut kemudian benjolan tersebutdi oprasi secara tradisional
.
4Riwayat kesehatan keluarga :Klien mengatakan di keluarganya tidak ada yang menderita seperti itu
.

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA TN .S DENGAN STT REGIO ABDOMEN
DI RUANG INSTALASI RAWAT BEDAH RSUD KAYU AGUNG

Nama Mahasiswa : Dwi Novita Sari


NPM : 11142013421
Tempat Praktek : Instalasi Rawat Bedah
Jam/ Pengkajian : 01 April 2014 / Jam : 14:00
A. Pengkajian
Nama Klien : Tn. S
Usian : 60 Tahun
Jam / MRS : O9:00/ 31 Maret 2014
Alamat : Sri Dalam
Diagnosa Medis: SST Ragio Abdomen
No Rm : 427145
Alasan MRS : Beberapa Bulan Yang Terdapat Benjolan Di Perut

B. Penangung Jawab
Nama Penanggung Jawab : Ny A
Status : Istri
Usia : 52 Tahun
Alamat :Sri Dalam

C. Riwayat penyakit sekarang


a. Keluhan utama : klien mengatakan terdapat luka benjolan pada bagian perut
Dan terdapat nyeri tkan pada bagian abdomen
b. Riwayat penyakit masa lalu : klien mengatakan tidak pernah mempunyai
Penyakit yang sama pada masa lalu
c. Riwayat penyakit sekarang : klien mengatakan ada benjolan sejak beberapa
bulan yang lalu
D. Keadaan saat ini
1. Diagnosa medis : Tn. S
2. No. Cm : 427145
3. Tanggal MRS : 31 maret 2014
4. Tanggal operasi : 01 april 2014

E. Pemeriksaan fisik
a. Keluahan umum: klien mengtakan merasakan nyeri tekan pada bagian abdomen
b. Keluhan pasca operasi : meraskan nyeri pada bagian bekas operasi
c. TTV :
Keadaaan umum : K.U lemah
TD : 130/80 MmHg
RR : 84×/ menit
P : 24 ×/ menit
F. Pemeriksaan
1. Kepala : bentuk simetris
14
15

2. Keadaan rambut : rambut berwarna putih


3. Hidung : bentuk simetris
4. Telinga : bentk simetris , bersih
5. Mulut : entk simetris, tidak ada radang
6. Dada : simetris
7. Genetelia : anus : normal
Penis : normal

G. Hasil laboraturium
No Jenis pemeriksaan hasil Normal
1 HB 14,1 L: 14-16
2 Leokosit 6.900 m3 5000-10000 m3
3 Monosit 9
4 Trombosit 198.000 mm3 150.000-400.000
mm3

H. Terapi yang di berikan


No Nama obat Golongan Indikasi Dosis
1 Ceftriaxone Antibiotik Anti infeksi 2×1 vial
2 Kataralog Antipiretik Mengurangi rasa 3×1 amp
nyeri
3 Ranitidin Anti tuka lambung Mengurangi rasa 3×1 amp
mual

ANALISA DATA
Inisial Klien : Ny.”S” Diagnosa Medis : STT Abdomen
Ruang :PDL(Penyakit Dalam) Hari/Waktu : 01 April 2014

No Data Etiologi Masalah


keperawatan
1 Ds: klien mengatakan post op
meraskan nyeri di daerah Adanya luka post op
bekas luka operasi jaringan terputus
Do: tampak ada bekas luka Merangsang area NYERI
post op yang tertutup sensorik
Skala nyeri 6
TD : 130/ 80 NYERI
N: 84 ×/ menit
RR: 20 ×/ menit

2 Ds: klien mengatakan Post Op


belum mampu neraktivitas Luka post op INTOLERANSI
normal seperti semula Jaringan terputus AKTIVITAS
Do: klien tampak berbaring kurang pergerakan
dan belum bisa melakukan kelemahan otot
aktvitas INTOLERANSI
AKTIVITAS

Ds : klien mengatakan lukia Luka post op


3. op peedih RESTI
Ds : adanya luka sayatan di Jarinagn terbuka INFEKSI
bagian abndomen Invasi bakteri
15
16

RESTI INFEKSI

RENCANA KEPERAWATAN
Inisial Klien : Ny.”S” Diagnosa Medis : STT Abdomen
Ruang :PDL(Penyakit Dalam) Hari/Waktu : 01 April 2014

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional TTD


1. Nyeri b. Setelah di
1. Melakukan
1. Untuk
Adanya luka beri tindakan pengkajian secara mentukan
post op 2×24 ja di kooverativ tidakan
harapkan selanjutnya
nyeri 2. Mengajarkan
2. Untuk
berkurang teknik non mengurang post
dengan KH : analgetik op
1. Klien
mengtakan 3. Kaloborasi
3. Untuk
nyeri dengan tim dokter mengurangi
berkuranmg dalam pemberian rasa nyeri
2. Sekala obat analgetik
nyeri
Menurun
1. Untuk
2. Intoleransi menentukan
aktivitas b.d 1. Kaji TTV intervensi
post op selanjutnya
Setelah 2. Meningkatkan
diberikan kemampuan
tindakan 2. Ajarkan Klien mandiri
keperawatan aktivitas mandiri
2×24
diharapkan
dapat 3. Untuk
mobilitas 3. Kalaborasi memnbnantu
dengan dengan keluarga klien selama
KH : dalam pemenuhan masa pemulihan
1. Klien dapat ADL klien
berakivotas
sekitar
tuangan
3. Resti infeksi
2. Klien dapat 1.Untuk
b.d insisi melakukan 1. Kaji TTV dan menunjukan ada
jaringan aktit\vitas tanda-tanda infeksi atau tidak hya
mandiri infeksi
2.Perawatan yang
Setelah di2. Perawatan luka haigenis akan
lakukan post op menghindari
perawatan luka dari infeksi
3×24 jam di 3.Untuk
harapka tidak3. Kalaborasi mempercepat
ada infeksi dengan tim medis sembuh
1. KH : tidak dalam pemberian
d temukan obat
tanda-tanda
infeksi
2. TTv normal
16
17

3. Luka op
kering

TINDAKAN KEPERAWATAN
Inisial Klien : Ny.”S” Diagnosa Medis : STT Abdomen
Ruang :PDL(Penyakit Dalam) Hari/Waktu : 01 April 2014
No Diagnosa Implementasi Respon TTD
1. 1.Nyeri b.d post 1.Melakukan 1. klien mengatakan bahwa nyeri
op pengkajian secara berasal dari abdomen
kooperativ 2. klien mengikuti napa yang di
2. mengajarkan anjurkan oleh perawat
mengunakan teknik
non analgesik 3.( klien tampak kooperatif dan
relaksasi ) obat analgetik untuk
3. kaloborasi dengan menghilangan nyeri
tim medis dalam
2. pmberian obat
Intoleransi analgetik 1. TTV :
aktivitas b.d TD : 120/80 MmHg
adanya post op 1. Kaji TTV RR : 84×/ menit
P : 24 ×/ menit
2. Klien tampak melakukan
aktivitas secara mandiri
2. Mengajarkan klien
untuk aktivitas mandiri
3. Keluarga mengikuti anjuran
3. Kaloborasi dengan dari perawat dalam membantu
keluarga dalam klien untuk beraktivitas
pemenuhan aktifitas
3 Resti infeksi b.d klien
insinsi jaringan 1. Tampak tidak terjadi infeksi
op 1. Kaji TTV dan tanda pada luka post op
infeksi 2. Tidak terjadi infeksi luka post
2. Melakukan op sc pasien
perawatan
mengunanakan kasa
aseptik untuk
menganti pembalut
luka post sc 3. ‘klien mengikuti perintah
3. Kalaborasi dengan perawat dan anjuran untuk
dokter dalam meminum obat
17
18

memberikan obat
analgesik
EVALUASI KEPERAWATAN
Inisial Klien : Ny.”S” Diagnosa Medis : STT Abdomen
Ruang :PDL(Penyakit Dalam) Hari/Waktu : 03 April 2014
No Diagnosa Evaluasi
1. Nyeri b.d post op S: klien mengatakan nyeri
O: K.U tenang
(TTV: 120/80 , N: 90× , RR 20×, skala
nyeri 2
A: masalah teratasi
P : intervensi di hentikan

2. Intoleansi aktiitas b.d


adanya post op S: klien mengatakan dia telah melakukan
aktivitas secara mandiri
A: klien tampak melakukan aktivitas
mandiri
O: masalah teratasi
P: intervensi di hentikan
3. Resti infeksi b.d insisi
jaringan post op
S: klien mengatakan tidak pedih lagi
O: tiadak ada tanda infeksi
A: intervensi teratasi
P : intervensi di hentikan

CATATAN PERKEMBANGAN

Inisial Klien : Ny.”S” Diagnosa Medis : STT Abdomen


Ruang :PDL(Penyakit Dalam) Hari/Waktu : 02 April 2014
No Diagnosa keperawatan Jam Catatan perkembangan Paraf
1 Nyeri b.d post sc 17:15 S: klien mengatakan nyeri
pada bagian bekas operasi
O: klien tampak gelisah dan
sekala nyeri 6
A: masalah teratasi sebagian
P: intervensi di lanjutkan
I:
-menganjurkan teknik
relaksasi
-Kaloborasi dengan tim medis
dalam pemberian obat
analgetik
E:
S: klien mengatakan nyeri
berkurang
2 Intoleansi aktiitas b.d 18:00 O: klien tampak tenang dan
18
19

adanya post op skala nyeri 3

S: klien mengatakan belum


bisa beraktivitas secara
normal
O: klien tampak berbaring
A: masalah teratasi sebagian
P: intervensi di lanjutkan
I:
-anjurkan aktivitas mandiri
-kalobrasi dengan keluarga
dalam pemenuhan ADL klien
E:
S: -klien mengatakan muli
3 Resti infeksi b.d insisi 18:30 bisa melakukan aktivitas
jaringan post op secara mandiri
O: tampak klien sudah mulai
berjalan

S: klien mengatakan luka op


pedih
O: tampak ada luka op
A: masalah belum teratasi
P : intervensi di lanjutkan
I:
-melakukan perawatan luka
E:
S:Klien mengatakan luka
tidak pedih lagi
O: tidak terdapat tanda-tanda
infeksi

Diposting oleh dwi novita sari di 22.23


Reaksi:

19
20

ASUHAN KEPERAWATAN PENGKAJIAN 1. Data Biografi Nama Pasien Usia Jenis kelamin
Pekerjaan Agama Suku bangsa Diagnosa Medis : Tuan A : 32 Tahun :laki-laki : : : : Soft Tissue Tumor
2. Anamnesa Keluhan Utama : klien mengeluh nyeri pada bagian tungkai kaki kiri bawah (dibawah
lutut) dengan skala nyeri 4 (0-5) Riwayat kesehatan Sekarang: Paliatif : Nyeri pada bagian tungkai kaki
kiri bawah Qualitatif : Region : Tungkai kaki kiri bawah (dibawah lutut) Scale/severity: 4 dari (0-5)
Timing : Sejak 6 bulan lalu 3. Riwayat kesehatan masa lalu: Dari hasil wawancara dengan klien, klien
mengatakan sejak 6 bulan lalu lutut klien terbentur cangkul dan mengalami perdarahan. Kemudian
diobati secara tradisional tetapi bukannya sembuh bahkan timbul benjolan pada luka bawah lutut
kemudian benjolan tersebut di oprasi secara tradisional. 4. Riwayat kesehatan keluarga : Klien
mengatakan di keluarganya tidak ada yang menderita seperti itu. .
5. Riwayat medikasi : Pelaksanaan oprasi tradisional pada benjolan. 6. Riwayat infeksi sebelumnya:
(tidak dikaji) Tetapi perlu dikaji bahwa infeksi berulang merupakan salah satu penentu diagnosis
keganasan. 7. Pemeriksaan Fisik : a. Keadaan umum : (tidak dikaji) b. TTV : RR : HR : TD : S :- CRT :
c. Inspeksi d. Palpasi e. Perkusi :adanya benjolan sebesar bola takraw , mengalami perdarahan. : adanya
benjolan :- f. Auskultasi : 8. Pemeriksaan penunjang : Hb : 7,3 9. Riwayat pengobatan : Transfusi darah
1 labu PRC Terapi analgetik 10. Rencana tindakan : radioterapi 11. Riwayat Psikososial dan spiritual:
Pasien kemungkinan akan merasa cemas karena rencana dilakukannya radioterapi.
- Klien kemungkinan akan merasa citra dirinya buruk karena terdapat benjolan yang besar di kaki kiri
bawah (bawah lutut) - Klien kemungkinan kesulitan beribadah karena kondisi fisiknya. Diagnosa
keperawatan 1. 2. 3. 4. 5. Nyeri berhubungan dengan adanya inflamasi ditandai dengan nyeri bagian
tungkai kiri bawah dengan skala nyeri 4. Integritas kulit berhubungan dengan poliferasi sel abnormal
yang bersifat osteogenik ditandai dengan luka tidak sembuh-sembuh. Resiko tinggi infeksi berhubungan
dengan oprasi tradisional ditandai dengan perdarahan, trauma cangkul yang menyebabkan benjolan
semakin besar. Gangguan mobilitas berhubungan dengan osteolitik ditandai dengan klien tidak bisa
berjalan sendiri. Gangguan citra diri berhubungan dengan perubahan struktur tubuh Rencana Asuhan
Keperawatan Diagnosa 1. Gg. Rasa Tujuan Tupan: 7x24 Intervensi 1. Kaji keluhan nyeri, catat lokasi
dan intensitas (skala 0 ± 10). Catat factor-faktor yang mempercepat dan tanda-tanda rasa sakit non
Rasional 1. Membantu dalam menentukan kebutuhan managemen nyeri dan keefektifan program 2.
Matras yang lembut/empuk, bantal yang besar akan mencegah nyaman: nyeri b.d jam nyeri inflamasi
ditandai hilang klien mengeluh nyeri pada bagian tungkai kiri bawah (dibawah lutut) dengan skala nyeri
4 (05) Tupen: 2x24 jam nyeri berkurang
verbal 2. Berikan matras atau kasur keras, bantal kecil. Tinggikan linen tempat tidur sesuai kebutuhan 3.
Biarkan pasien mengambil posisi yang nyaman pada waktu tidur atau duduk di kursi. Tingkatkan
istirahat di tempat tidur sesuai indikasi 4. Dorong untuk sering mengubah posisi. Bantu pasien untuk
bergerak di tempat tidur, sokong sendi yang sakit di atas dan di bawah, hindari pemeliharaan kesejajaran
tubuh yang tepat, menempatkan setres pada sendi yang sakit. Peninggian linen tempat tidur menurunkan
tekanan pada sendi yang terinflamasi / nyeri 3. Pada penyakit berat, tirah baring mungkin diperlukan
untuk membatasi nyeri atau cedera sendi. 4. Mencegah terjadinya kelelahan umum dan kekakuan sendi.
Menstabilkan sendi, mengurangi gerakan/rasa sakit pada sendi 5. Meningkatkan elaksasi/mengurai
gerakan yang menyentak 5. Berikan masase yang lembut 6. Berikan analgetik sesuai indikasi 2. Gg.
Integritas kulit berhubungan dengan poliferasi sel abnormal yang bersifat osteogenik ditandai dengan
luka tidak sembuh-sembuh. Tupan: 7x24 jam gg. integritas kulit tidak terjadi Tupen: 2x24 jam integritas
kulit membaik 1. Kaji ukuran luka, warna, kedalaman luka dan kondisi sekitar luka. 2. Lakukan
perawatan yang tepat dan tindakan kontrol infeksi. 3. Bersihkan dan keringkan kulit. 4. Lakukan
perawatan luka dengan teknik aseptik dan antiseptik. 3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan
oprasi tradisional ditandai dengan perdarahan, Tupan: 7x24 jam tidak ada infeksi Tupen: 2x24 jam tidak
ada tandatanda infeksi 1. Tingkatkan prosedur mencuci tangan yang baik 2. Ajarkan klien personal
hygien yang benar ngi tegangan otot 6. Untuk mengurangi nyeri 1. Untuk mengetahui dan menjaga
keadaan luka serta mengetahui tindakan selanjutnya. 2. Agar luka tidak menyebar dan tidak terjadi
infeksi. 3. Meningkatkan integritas kulit. 4. Mencegah terpajan organisme infeksis. 1. Lindungi klien
dari sumbersumber infeksi 2. Mengurangi resiko sumber infeksi dan pertumbuhan trauma cangkul yang
menyebabkan benjolan semakin besar. 3. Kolaborasi pantau jumlah darah lengkap dan SDP diferensial
dan jumlah granulosit dan trombosit sesuai indikasi 4. Berikan antibiotik sesuai indikasi sekunder 3.
Aktivitas sumsum tulang dihambat oleh efek kemoterapi, atau terapi radiasi. Pemantauan status
mielosupresipenti ng untuk mencegah komplikasi lanjut yakni infeksi 4. Untuk mencegah infeksi 4.
Gangguan mobilitas berhubungan dengan osteolitik ditandai dengan klien tidak bisa berjalan sendiri.
Tupan: 7x24 jam klien menunjukan tingkat mobilitas normal dan tidak terjadi imobilitas fisik. Tupen:
20
21

2x24 jam mobilitas klien membaik 1. Kaji derajat imobilitas yang dihasilkan oleh cedera dan perhatikan
persepsi klien terhadap imobilisasi. 2. Instruksikan klien untuk / bantu dalam rentang gerak klien / aktif
pada ekstremitas yang sakit dan yang tidak sakit. 3. Dorong penggunaan latihan isometrik 1. Klien
mungkin dibatasi oleh pandangan diri tentang keterbatasan fisik aktual, memerlukan informasi untuk
meningkatkan kemajuan kesehatan. 2. Meningkatkan aliran darah ke otot dan tulang untuk
meningkatkan tonus otot, mempertahankan gerak sendi, mencegah kontraktur, dan resorpsi kalsium
mulai dengan tungkai yang sakit. 4. Kolaborasi dengan ahli terapi fisik atau okupasi karena tidak
digunakan. 3. Kontraksi otot isometrik tanpa menekuk sendi atau menggerakan tungkai dan membantu
mempertahankan kekuatan dan masa otot. 4. Sebagai suatu sumber untuk mengembangkan perencanaan
dan mempertahankan / meningkatkan mobilitas klien. 5. Gangguan citra Tupen : y Dorong jam, lebih
perasaannya terutama yang : pikiran pandangannya tentang diri sendiri y Berikan terapeutik izin klien y
Persiapkan terdekat klien orang sentuhan dengan y Membuat rasa aman tentang dirasakan, dan klien y
Agar klien merasa untuk diri berhubungan dalam waktu dengan perubahan struktur tubuh 1x24 klien
mengungkapkan nyaman mengungkapkan beban pikirannya percaya diri Tupan Setelah 4x24 jam, bisa
bersosialisasi dengan baik klien. y Beri lingkungan y Keluarga memberikan dapat yang mendukung
dukungan moral yang lebih y Memberikan rasa nyaman pada klien

21
22

ASUHAN KEPERAWATAN PRE OPERATIF

PERAN PERAWAT PADA FASE PRE-OPERATIF


1. Pengkajian Praoperatif di klinik/per telepon
a. Melakukan pengkajian perioperatif awal
b. Merencanakan metode penyuluhan yang sesuai dengan kebutuhan pasien
c. Melibatkan keluarga dalam wawancara
d. Memastikan kelengkapan pemeriksaan perioperatif
e. Mengkaji kebutuhan pasien terhadap transportasi dan perawatan pasca operatif.
2. Unit Bedah
a. Melengkapi pengkajian praoperatif
b. Mengkoordinasi penyuluhan pasien dengan staf keperawatan lain
c. Menjelaskan fase-fase dalam periode perioperatif dan hal-hal yang diperkirakan terjadi
d. Membuat rencana asuhan.
3. Ruang Operatif
a. Mengkaji tingkat kesadaran pasien
b. Menelaah lembar observasi pasien
c. Mengidentifikasi pasien
d. Memastikan daerah pembedahan.
4. Perencanaan
a. Menentukan rencana asuhan
b. Mengkoordinasi pelayanan dan sumber-sumber yang sesuai.
5. Dukungan Psikologis
a. Menceritakan pada pasien apa yang sedang terjadi
b. Menentukan status psikologis
c. Memberikan peringatan akan stimuli nyeri
d. Mengkomunikasikan status emosional pasien pada anggota tim kesehatan yang berkaitan.

PENGKAJIAN FISIK UMUM


Pengkajian klien bedah meliputi evaluasi faktor-faktor fisik dan psikologis secara luas. Banyak
parameter dipertimbangkan dalam pengkajian menyeluruh terhadap klien, dan berbagai masalah klien atau
diagnosis keperawatan dapat diantisipasi atau diidentifikasi dengan dibandingkan pada data dasar.
1. Status Nutrisi dan Penggunaan Bahan Kimia
a. mengukur tinggi dan berat badan
b. mengukur lipat kulit trisep
c. mengukur lingkar lengan atas
d. mengkaji kadar protein darah dan keseimbangan nitrogen
e. kadar elektrolit darah
f. asupan makanan pre-operatif
Keadaan khusus :
a. Obesitas : jaringan lemak rantan terhadap infeksi, peningkatan masalah teknik dan mekanik (resiko
dehisensi), dan nafas tidak optimal.
b. Penggunaan obat dan alcohol : rentan terhadap cedera, malnutrisi, dan tremens delirium.
2. Status Pernafasan
a. berhenti merokok 4 – 6 minggu sebelum pembedahan
b. latihan nafas dan penggunaan spirometer intensif
c. pemeriksaan fungsi paru dan analisa gas darah (AGD)
d. riwayat sesak nafas atau penyakit saluran pernafasan yang lain.
3. Status Kardiovaskuler
a. penyakit kardiovaskuler
b. kebiasaan merubah posisi secara mendadak
c. riwayat immobilisasi berkepanjangan
d. hipotensi atau hipoksia
e. kelebihan cairan/darah
f. tanda-tanda vital
g. riwayat perdarahan.
4. Fungsi Hepatik dan Ginjal
22
23

a. Kelainan hepar
b. Riwayat penyakit hepar
c. Status asam basa dan metabolisme
d. Riwayat nefritis akut, insufisiensi renal akut.
5. Fungsi Endokrin
a. Riwayat penyakit diabetes
b. Kadar gula darah
c. Riwayat penggunaan kortikosteroid atau steroid (resiko insufisiensi adrenal)
6. Fungsi Imunologi
a. kaji adanya alergi
b. riwayat transfusi darah
c. riwayat asthma bronchial
d. terapi kortikosteroid
e. riwayat transplantasi ginjal
f. terapi radiasi
g. kemoterapi
h. penyakit gangguan imunitas (AIDS, Leukemia)
i. suhu tubuh.
7. Sistem Integumen
a. Keluhan terbakar, gatal, nyeri, tidak nyaman, paresthesia
b. Warna, kelembaban, tekstur, suhu, turgor kulit
c. Alergi obat dan plesterriwayat puasa lama, malnutrisi, dehidrasi, fraktur mandibula, radiasi pada
kepala, terapi obat, trauma mekanik.
d. Perawatan mulut oleh pasien.
8. Terapi Medikasi Sebelumnya
a. obat-obatan yang dijual bebas dan frekuensinya
b. kortikosteroid adrenal : kolaps kardiovaskuler
c. diuretic : depresi pernafasan berlebihan selama anesthesia
d. fenotiasin : meningkatkan kerja hipotensif dari anesthesia
e. antidepresan : Inhibitor Monoamine Oksidase (MAO) meningkatkan efek hipotensif anesthesia
f. tranquilizer : ansietas, ketegangan dan bahkan kejang
g. insulin : interaksi insulin dan anestetik harus dipertimbangkan
h. antibiotik : paralysis system pernafasan.
9. Pertimbangan Gerontologi
a. penyakit kronis
b. ketakutan lansia divonis sakit berat — bohong (tidak melaporkan gejala)
c. fungsi jantung
d. fungsi ginjal
e. aktivitas gastrointestinal
f. dehidrasi, konstipasi, malbutrisi
g. keterbatasan sensori penglihatan
h. penurunan sensitivitas sentuhan
i. riwayat cedera, kecelakaan dan luka bakar
j. arthritis
k. keadaan mulut (gigi palsu)
l. kajian integumen (kulit) : gatal-gatal, penurunan lemak — perubahan suhu tubuh
m. penyakit pribadi

FAKTOR-FAKTOR RESIKO UNTUK SEGALA PROSEDUR PEMBEDAHAN


1. Faktor-faktor Sistemik
a. hipovolemia
b. dehidrasi atau ketidakseimbangan elektroli
c. defisit nutrisi
d. usia tua
e. BB ekstrim
f. Infeksi dan sepsis
g. Kondisi toksik
23
24

h. Abnormalitas imunologi
2. Penyakit Paru
a. penyakit obstruktif
b. kelainan restriktif
c. infeksi pernafasan
3. Penyakit Saluran Perkemihan dan Ginjal
a. penurunan fungsi ginjal
b. infeksi saluran perkemihan
c. obstruksi
4. Kehamilan
Hilangnya cadangan fisiologis maternal
5. Penyakit Kardiovaskuler
a. penyakit arteri koroner
b. gagal jantung
c. disritmia
d. hipertensi
e. katub jantung prostetik
f. treomboembolisme
g. diatesis hemoragik
h. penyakit serebrovaskuler
6. Disfungsi Endokrin
a. Diabetes Mellitus
b. kelainan adrenal
c. malfungsi tiroid
7. Penyakit Hepatik
a. Sirosis
b. Hepatitis

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Data laboratorium memberikan petunjuk yang bermanfaat untuk mengkaji status klinik pasien dan potensial
risiko infeksi. Meskipuntidak dapat digunakan tanpa referansi dari data klinik yang lain, hasil pemeriksaan
laboratorium dapat memberikan petunjuk penting untuk menentukan tindakan keperawatan perioperatif.
Adapun pemeriksaan laboratorium yang perlu dilakukan sebelum tindakan pembedahan adalah :
Hematokrit BJ urin
Hemoglobin AGD
Trombosit Leukosit atau sel darah putih
Albumin Gamma globulin
Elektrolit darahantibodi serum terhadap HIV HbSAg
Gula darah Golongan darah
Selain itu hasil pemeriksaan radiologis seperti rontgen foto, USG abdomen, USG ginjal, MRI, BNO-IVP, dll
yang terkait dengan prosedur pembedahan atau kasus, harus pula disertakan.

KLASIFIKASI STATUS FISIK UNTUK ANESTHESIA SEBELUM PEMBEDAHAN


(ASA : American Society of Anesthesiology)
1. Baik : tidak ada penyakit organic, tidak ada gangguan sistemik
Contoh : hernia tidak terkomplikasi, fraktur
2. Cukup : gangguan sistemik ringan sampai sedang
Contoh : penyakit jantung ringan, diabetes ringan
3. Buruk : gangguan sistemik berat
Contoh : diabetes dengan kontrol yang buruk, komplikasi pulmonary, penyakit jantung sedang
4. Serius : penyakit sistemik yang mengancam jiwa
Contoh : penyakit ginjal berat, penyakit jantung berat
5. Moribund : kans bertahan hidup kecil tetapi pengiriman ke ruang operasi harus dilakukan
Contoh : ruptur aneurisme abdomen dengan syok hebat, embolus pulmonary massif
6. Kedaruratan : semua dari yang telah disebutkan di atas ketika pembedahan dilakukan dalam suatu situasi
kedaruratan
Contoh : Hernia tidak terkomplikasi yang menjadi strangulata dan berkaitan dengan mual muntah.
24
25

KLASIFIKASI PROSEDUR OPERASI


KATEGORI DEFINISI KARAKTERISTIK INTERVENSI BEDAH
Operasi bersih Kontaminasi endogen Non traumatic, tidak terinfeksi, tidak ada inflamasi.
(ex : herniorrafi) minimal; luka tidak Saluran nafas, cerna, dan GU tidak dimasuki, tidak
terinfeksi melanggar teknik aseptic, penutupan utama, tidak ada drain
(beberapa institusi membolehkan penggunaan penghisapan
luka tertutup untuk operasi bersih)
Operasi bersih Kontaminasi bakteri dapat Saluran nafas, cerna dan GU dimasuki tanpa percikan yang
terkontaminasi terjadi dari sumber berarti (atau urin atau empedu terinfeksi, untuk traktus GU
(ex : appendiktomi) endogen dan pohon biliaris).
Vagina dan orofaring dimasuki. Melanggar teknik aseptic.
Luka dapat berair.
Operasi terkontaminasi Kontaminasi telah terjadi Percikan dari traktus GI; urin atau empedu terinfeksi (pada
(ex : perbaikan trauma prosedur traktus GU atau biliaris). Luka terbuka traumatic
baru, terbuka) yang baru; inflamasi non purulen akut ditemui. Melanggar
teknik aseptic.
Operasi kotor dan Dijumpai infeksi, jaringan Luka traumatic lama (lebih dari 12 jam). Luka terinfeksi,
terinfeksi mati, atau kontaminasi viscera mungkin mengalami perforasi.
(ex : drainase abses) mikroba

FORMULIR KEPERAWATAN PERIOPERATIF


Formulir keperawatan perioperatif apapun bentuknya sesuai dengan ketentuan masing-masing pelayanan
kesehatan/rumah sakit (seperti yang sudah dicontohkan pada halaman sebelumnya), harus mengandung hal-hal
sebagai berikut :
1. pengkajian dan perancanaan yang terus menerus selama periode perawatan perioperatif
2. identifikasi semua partisipan yang memberikan perawatan dan nama mereka, gelar, dan kewenangan mereka
3. pemeriksaan awal saat kedatangan di unit perawatan perioperatif (tingkat kesadaran, status emosional, dan
fisik)
4. integritas kulit pasien secara menyeluruh saat masuk dan keluar dari unit perawatan perioperatif
5. ada atau tidaknya alat bantu komunikasi (alat bantu dengar, alat bantu vokal) dan protese (lensa kontak, gigi
palsu, wig). Jika alat-alat ini menyertai pasien ke dalam kamar operasi, penempatannya harus dicatat
6. alat-alat pemberi posisi dan alat-alat tambahan yang digunakan selama operasi (papan lengan, pengikat
pengaman, penahan ekstremitas, matras berbentuk telur)
7. area pemasangan bantalan bedah listrik, tipe unit bedah listrik, nomor seri unit, dan tempatnya
8. kategori klasifikasi luka, sehingga perawat dapat mengidentifikasi pasien beresiko tinggi terhadap infeksi,
dan dapat mengambil tindakan pengamanan yang tepat
9. penempatan lead EKG atau alat-alat elektronik lainnya (Doppler, EEG)
10. area penempatan unit termia, nomor seri unit, waktu pencatatan dan suhu
11. obat-obatan yang diberikan selama operasi
12. penghitungan alat-alat bedah dan hasilnya
13. pemasangan manset torniquet, waktu pemasangan dan pelepasan, tekanan torniquet
14. pemasangan semua drain, tampon, balutan dan kateter
15. implan prostetik, pabrik, nomor, tipe, ukuran
16. pemberian anesthesia lokal
17. larutan persiapan tempat operasi, kondisi kulit sebelum dan setelah pemakaian larutan
18. pemeriksaan diagnostik selama intraoperatif
19. keluaran urine dan perkiraan darah yang hilang
20. jenis spesimen dan pengirimannya
21. waktu penyelesaian operasi, keluarnya pasien, status pasien dan alat pemindahan yang digunakan
22. instruksi post-op

DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Berdasarkan pada data pengkajian, diagnosis keperawatan pre-operatif mayor klien bedah dapat mencakup :
3. Cemas, berhubungan dengan pengalaman bedah (anesthesi, nyeri) dan hasil akhir dari pembedahan
4. Kurang pengetahuan mengenai prosedur dan protokol pre-operatif dan harapan pasca-operatif

25
26

5. Takut

PERENCANAAN dan IMPLEMENTASI


Tujuan utama asuhan keperawatan pre-operatif pada klien bedah dapat meliputi : menghilangkan ansietas
pre-operatif dan peningkatan pengetahuan tentang persiapan pre-operatif dan harapan pasca-operatif.

INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Menurunkan ansietas pre-operatif
2. Penyuluhan klien (lihat “Persiapan Operasi jangka panjang : latihan nafas dalam, batuk dan relaksasi,
perubahan posisi dan gerakan tubuh aktif, kontrol dan medikasi nyeri, dan kontrol kognitif)
3. Persiapan operasi segera
4. Berikan dorongan untuk pengungkapan. Dengarkan, pahami klien dan berikan informasi yang membantu
menyingkirkan kekhawatiran klien
5. Libatkan peran dari keluarga atau sahabat klien, sepanjang masih memungkinkan
6. Dorong klien untuk mengekspresikan ketakutan atau kekhawatiran tentang pembedahan yang akan
dihadapinya
7. Pertahankan komunikasi terbuka dengan klien
8. Bantu klien untuk mendapatkan bantuan spiritual yang klien inginkan
9. Persiapan nutrisi dan cairan
10. Persiapan intestinal
11. Persiapan kulit pre-operatif
12. Medikasi pre-anesthesia
13. Lengkapi catatan pre-operatif
14. Transportasi ke ruang bedah (OK)
15. Membantu keluarga klien melewati pengalaman bedah klien*

* Membantu keluarga klien melewati pengalaman bedah klien :


Kebanyakan rumah sakit dan pusat-pusat pembedahan mempunyai ruang tunggu khusus dimana
keluarga dapat menunggu selama klien sedang menjalani pembedahan. Ruangan ini mungkin dilengkapi dengan
kursi yang nyaman, televisi, telepon dan fasilitas-fasilitas untuk refreshing ringan. Setelah pembedahan, ahli
bedah dapat menemui keluarga di ruang tunggu dan mendiskusikan hasil dari operasi.
Keluarga seharusnya tidak menilai keseriusan operasi dengan lamanya waktu klien berada di ruang
operasi. Klien mungkin dalam pembedahan lebih lama daripada waktu operasi yang aktual untuk beberapa
alasan :
1. Sudah menjadi kebiasaan untuk mengirim klien lebih dahulu dari waktu operasi yang sesungguhnya
2. Ahli anesthesi sering membuat persiapan tambahan yang dapat memerlukan waktu sekitar 30 – 60 menit
3. Kadang-kadang dokter bedah memerlukan waktu lebih lama dari yang diperkirakan dengan kasus yang ada,
yang memperlambat mulainya prosedur pembedahan berikutnya
4. Setelah pembedahan, klien dibawa ke ruang unit pasca anesthesi (ruang pemulihan) untuk memastikan tidak
adanya keadaan kedaruratan akibat anesthesi.

Bagi keluarga/sahabat yang menunggu klien selama pembedahan, dapat diinformasikan bahwa mungkin
setelah pembedahan, pada klien dapat terpasang peralatan tertentu ketika kembali ke ruangan (mis : IV-line,
kateter urine, botol penghisap, drain, selang oksigen, peralatan pemantau dan jalur transfusi darah).
Bagaimanapun, temuan pembedahan dan prognosisnya, bahkan ketika hasil pembedahannya memuaskan, hal
ini merupakan tanggung jawab ahli bedah dan bukan prerogatif atau tanggung jawab perawat.

EVALUASI
Banyak institusi menggunakan catatan medis yang berorientasi pada masalah (POMR). Dokumentasi POMR
memuat masalah pasien dan luas masalah yang sudah teratasi.sistem POMR mencakup catatan perawat, dokter
dan tim kesehatan lainnya yang diberi nomor dan label dalam urutan angka.
Konsep POMR telah dikembangkan menjadi catatan SOAP atau SOAPIE (Groah, 1983) :
1. Subjektif : status kesehatan pasien, apa yang ia pikirkan dan rasakan tentang masalah kesehatannya
2. Objektif : temuan fisik dan laboratorium serta observasi pasien
3. Pengkajian : rumusan diagnosis keperawatan, masalah klien, hasil yang diharapkan dan kriteria evaluasi
4. Perencanaan : aktivitas-aktivitas yang diperlukan pasien untuk mencapai tujuan
26
27

5. Implementasi : aktivitas keperawatan yang dilaksanakan


6. Evaluasi : sejauhmana pasien mencapai tujuan yang psesifik.

Evaluasi umum pre-operatif :

1. Ansietas dikurangi :
a. Mendiskusikan kekhawatiran yang berkaitan dengan tipe anesthesia dan induksi dengan ahli anesthesia
b. Mengungkapkan suatu pemahaman tentang medikasi pra anesthesi dan anesthesi umum
c. Mendiskusikan kekhawatiran saat-saat terakhir dengan perawat atau dokter
d. Mendiskusikan masalah-masalah finansial dengan pekerja sosial, bila diperlukan
e. Meminta kunjungan petugas rohani, bila diperlukan
f. Benar-benar rileks setelah dikunjungi oleh anggota tim kesehatan

2. Menyiapkan klien terhadap intervensi pembedahan :


a. Ikut serta dalam persiapan pre-operatif
b. Menunjukkan dan menggambarkan latihan yang diperkirakan akan dilakukan klien setelah operasi
c. Menelaah informasi tentang perawatan pasca-operatif
d. Menerima medikasi pra-anesthesi
e. Tetap berada di tempat tidur
f. Relaks selama transformasi ke unit operasi
g. Menyebutkan rasional penggunaan pagar tempat tidur.

27

Vous aimerez peut-être aussi