Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
NIM : 04011181320080
ANALISIS MASALAH
Fungsi transportasi oksigen dalam tubuh manusia dilakukan oleh hemoglobin didalam
eritrosit. Setiap hemoglobin normal terdiri dari 4 gugus globin dengan inti besi pada
masing – masing gugusnya. 1 buah hemoglobin dapat mengikat 4 molekul oksigen. Pada
pasien dengan anemia, kemampuan hemoglobin untuk mengikat oksigen akan menurun.
Hal ini menyebabkan jaringan tubuh akan mengalami kekurangan oksigen. Kekurangan
oksigen ini akan semakin meningkat pada saat beraktivitas. Tubuh akan berusaha
mengkompensasi kekurangan oksigen pada jaringan ini dengan meningkatkan frekuensi
detak jantung sehingga laju sirkulasi darah dan oksigenasi jaringan meningkat. Hal ini
akan dirasakan pasien sebagai detak jantung yang cepat dan tidak beraturan (palpitasi)
Normal
5. SKDI
LEARNING ISSUE
Pembentukan sel darah (Hemopoesis/Hematopoiesis)
Pada orang dewasa dalam keadaan fisiologik semua hemopoesis terjadi pada sumsum
tulang. Untuk kelangsungan hemopoesis diperlukan :
a. Self renewal : kemampuan memperbarui diri sendiri sehingga tidak akan pernah habis
meskipun terus membelah.
b. Proliferative : kemampuan membelah atau memperbanyak diri.
c. Diferensiatif : kemampuan untuk mematangkan diri menjadi sel-sel dengan fungsi-
fungsi tertentu.
Menurut sifat kemampuan diferensiasinya maka sel induk hemopoetik dapat dibagi
menjadi :
a. Pluripotent (totipotent)stem cell : sel induk yang mempunyai yang mempunyai
kemampuan untuk menurunkan seluruh
jenis sel-sel darah.
b. Committeed stem cell : sel induk yang mempunyai komitmet untuk berdiferensiasi
melalui salah satu garis turunan sel (cell line). Sel induk yang
termasuk golongan ini ialah sel induk myeloid dan sel induk
limfoid.
c. Oligopotent stem cell : sel induk yang dapat berdiferensiasi menjadi hanya beberapa
jenis sel. Misalnya CFU-GM (colony forming unit-granulocytel
monocyte) yang dapat berkembang hanya menjadi sel-sel
granulosit dan sel-sel monosit.
d. Unipotent stem cell : sel induk yang hanya mampu berkembang menjadi satu jenis
sel saja. Contoh CFU-E (colony forming unit-erythrocyte)
hanya dapat menjadi eritrosit, CFU-G (colony forming unit-
granulocyte) hanya mampu berkembang menjadi granulosit.
iii. Fibroblast
iv. Makrofag
v. Sel reticulum
b. Komunikasi antar sel (cell to cell communication), terutama ditentukan oleh adanya
adhesion molecule.
a. Asam folat dan vitamin B12 : merupakan bahan pokok pembentuk inti sel.
d. Asam amino.
4. Mekanisme regulasi
Mekanisme regulasi sangat penting untuk mengatur arah dan kuantitas pertumbuhan
sel dan pelepasan sel darah yang matang dari sumsum tulang ke darah tepi sehingga
sumsum tulang dapat merespon kebutuhan tubuh dengan tepat. Produksi komponen darah
yang berlebihan ataupun kekurangan (defisiensi) sama-sama menimbulkan penyakit. Zat-
zat yang berpengaruh dalam mekanisme regulasi ini adalah :
b. Sitokon (Cytokine) seperti misalnya IL-3 (interleukin-3), IL-4, IL-5, IL-7, IL-8, IL-9,
IL-9, IL-10.
Growth factor dan sitokin sebagian besar dibentuk oleh sel-sel darah sendiri,
seperti limfosit, monosit, atau makrofag, serta sebagian oleh sel-sel penunjang, seperti
fibroblast dan endotil. Sitokin ada yang merangsang pertumbuhan sel induk
(stimulatory cytokine), sebagian lagi menekan pertumbuhan sel induk (inhibitory
cytokine). Keseimbangan kedua jenis sitokin ini sangat menentukan proses
hemopoesis normal.
d. Hormon nonspesifik Beberapa jenis hormone diperlukan dalam jumlah kecil untuk
hemopoesis, seperti :
i. Androgen : berfungsi menstimulasi eritropoesis.
iii. Glukokortikoid.
v. Hormone tiroid
Eritropoiesis
Pembentukan eritrosit (eritropoiesis) merupakan suatu mekanisme umpan
balik. Ia dihambat oleh peningkatan kadar eritrosir bersirkulasi dan dirangsang oleh
anemia. Ia juga dirangsang oleh hipoksia dan peningkan aklimatisasi ke tempat tinggi.
Eritropoiesis dikendalikan oleh suatu hormon glikoprotein bersirkulasi yang dinamai
eritropoietin yang terutama disekresikan oleh ginjal.
Setiap orang memproduksi sekitar 1012 eritrosit baru tiap hari melalui proses
eritropoiesis yang kompleks dan teratur dengan baik. Eritropoiesis berjalan dari sel
induk menjadi prekursor eritrosit yang dapat dikenali pertama kali di sumsum tulang,
yaitu pronormoblas. Pronormoblas adalah sel besar dengan sitoplasma biru tua,
dengan inti ditengah dan nucleoli, serta kromatin yang sedikit
menggumpal. Pronormoblas menyebabkan terbentuknya suatu rangkaian normoblas
yang makin kecil melalui sejumlah pembelahan sel. Normoblas ini juga mengandung
sejunlah hemoglobin yang makin banyak (yang berwarna merah muda) dalam
sitoplasma, warna sitoplasma makin biru pucat sejalan dengan hilangnya RNA dan
apparatus yang mensintesis protein, sedangkan kromatin inti menjadi makin padat.
Inti akhirnya dikeluarkan dari normoblas lanjut didalam sumsum tulang dan
menghasilkan stadium retikulosit yang masih mengandung sedikit RNA ribosom dan
masih mampu mensintesis hemoglobin.
Sel ini sedikit lebih besar daripada eritrosit matur, berada selama 1-2 hari dalam
sumsum tulang dan juga beredar di darah tepi selama 1-2 hari sebelum menjadi matur,
terutama berada di limpa, saat RNA hilang seluruhnya. Eritrosit matur berwarna
merah muda seluruhnya, adlah cakram bikonkaf tak berinti. Satu pronormoblas
biasanya menghasilkan 16 eritrosit matur. Sel darah merah berinti (normoblas)
tampak dalam darah apabila eritropoiesis terjadi diluar sumsum tulang (eritropoiesis
ekstramedular) dan juga terdapat pada beberapa penyakit sumsum tulang. Normoblas
tidak ditemukan dalam darah tepi manusia yang normal.
Seri erithrocytic
diameter: 15 – 20 micron
• Polychromatophilic erythroblast/Rubricyte:
diameter: 8 – 12 mikron
• Orthochromatophilic/ erythroblast/Metarubricyte:
diameter: 8 - 10 mikron
• Reticulocyte:
sitoplasma: asidofilik
• Erythrocyte:
diameter: 6 – 8 mikron
Membran Eritrosit
Membran eritrosit terdiri atas lipid dua lapis (lipid bilayer), protein membran
integral, dan suatu rangka membrane. Sekitar 50% membran adalah protein, 40%
lemak, dan 10 % karbohidrat. Karbohidrat hanya terdapat pada permukaan luar
sedangkan protein dapat diperifer atau integral, menembus lipid dua lapis.
HEMOGLOBIN
Pigmen merah pembawa oksigen didalam eritrosit vertebrata merupakan
hemoglobin, suatu protein dengan berat molekul 64.450. Hemoglobin suatu molekul
globin yang dibentuk 4 subunit. Tiap subunit mengandung suatu gugus hem yang
dikonjugasi ke suatu poplipeptida. Hem merupakan turunan porfirin yang
mengandung besi. Polipeptida dinamai secara bersama-sama sebagai bagian globin
dari molekul hemoglobin. Ada 2 pasangan polipeptida dalam tiap molekul
hemoglobin, 2 subunit mengandung satu jenis polipeptida dan 2 mengandung lainnya.
Pada hemoglobin manusia dewasa normal (hemoglobin A), 2 jenis polipeptida
dinamai rantai α, masing-masingnya mengandung 141 gugusan asam amino dan rantai
β, yang masing-masingnya mengandung 146 gugusan asam amino. Sehingga
hemoglobin A dinamai α2β2. Tidak semua hemoglobin dalam darah dewasa normal
merupakan hemoglobin A. sekitar 2,5% hemoglobin merupakan hemoglobin A2,
tempat rantai β digantikan oleh δ (α2δ2). Rantai δ juga mengandung 146 gugusan
asam amino, tetapi 10 gugusan tersendiri berbeda dari yang dalam rantai β.
Ada sejumlah kecil dari rantai 3 turunan hemoglobin A yang berhubungan erat
dengan hemoglobin A yang diglikolisasi. Salah satu dari ini, hemoglobin A1c
(HbA1c), mempunyai suatu glukosa yang dilekatkan ke valin terminal dalam tiap
rantai β dan mempunyai minat khusus karena jumlah dalam darah meningkat didalam
diabetes mellitus terkontrol buruk.
Bila darah terpapar ke berbagai obat dan zat pengoksidasi lain in vitro atau in
vivo, maka besi fero (Fe2+) dalam molekul diubah ke ion feri (Fe3+), yang membentuk
methemoglobin. Methemoglobin berwarna gelap dan bila ia ada didalam jumlah besar
didalam sirkulasi, maka ia akan menyebabkan pewarnaan kulit berwarna kehitaman
yang menyerupai sianosis. Normalnya timbul sejumlah oksidasi hemoglobin ke
methemoglobin, tetapi system enzim didalam eritrosit, system NADH-methemoglobin
reduktase, mengubah methemoglobin kembali ke hemoglobin.
Gbr. 5. Hemoglobin dewasa normal. (Haematology at a Glance, oleh
Victor Hoffbrand, edisi ke-2, London 2005, hal 10)
Sintesis Hemoglobin
Kandungan hemoglobin normal rata-rata 16 g/dl pada pria dan 14 g/dl pada
wanita, yang semuanya terdapat dalam eritrosit. Didalam badan pria 70 kg ada sekitar
900 g hemoglobin serta 0,3 g hemoglobin dirusak dan 0,3 g disintesis setiap jam.
Bagian hem dari molekul hemoglobin disintesis dari glisin dan suksinil-KoA.
Katabolisme Hemoglobin
Bila eritrosit tua dirusak di dalam system retikuloendotel, maka bagian globin
molekul hemoglobin dipecah dan hem diubah ke biliverdin. Pada manusia,
kebanyakan biliverdin diubah ke bilirubin dan diekskresikan ke dalam empedu. Besi
dari hem digunakan kembali untuk sintesis hemoglobin; jika darah hilang dari badan
dan defisiensi besi tidak dikoreksi, maka timbul anemia defisiensi besi.
Struktur 3-dimensi hemoglobin
(Haematology at a Glance, oleh Victor Hoffbrand, edisi ke-2, London 2005, hal 11)
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, Arthur C., &Hall, John E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (11th ed). Jakarta:
EGC.