Vous êtes sur la page 1sur 10

TUGAS

TATA CARA PEMAKAMAN JENAZAH

KELOMPOK 9
ANGGIT LESTARI
DESY YUSTIANA
JAKA PRADIKA

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH


PONTIANAK
2011

TATACARA PEMAKAMAN JENAZAH


Setiap orang pasti akan mengalami kematian. Mengingat mati harus sering
dilakukan agar setiap diri manusia menyadari bahwa dirinya tidaklah hidup kekal
selamanya didunia sehingga senantiasa mempersiapkan diri dengan beramal shaleh
dan segera bertaubat dari kesalahan dan dosa yang telah diperbuat. Kita harus
mempersiapkan diri dengan bekal yang baik dan diridhai Allah agar dapat menuju
akhirat dengan khusnul khatimah atau akhir hayat yang sebaik-baiknya. Allah berfirman.

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat
sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan
ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain
hanyalah kesenangan yang memperdayakan. (QS Ali Imran : 185)

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa


kepadanya dan janganlah sekali-kali kamu mati, melainkan kamu dalam keadaan
muslim.” (QS Ali Imran : 102). lihat al-Qur’an)

Merupakan satu ketetapan dalam syari'at Islam bahwa mengubur jenazah merupakan
salah satu bentuk penghormatan terhadap orang yang telah meninggal dunia. Hal ini
berdasarkan firman Allah ketika memaparkan sejumlah nikmat-Nya kepada hamba-
hamba-Nya,
"Bukankah kami menjadikan bumi (tempat) berkumpul, orang-orang hidup dan orang-
orang mati”(al-Mursalat [77]:25-26.)
Oleh karena itulah, Islam memerintahkan penguburan jenazah. Para ulama pun
telah sepakat bahwa hukum mengubur jenazah adalah fardu kifayah. Jika sebagian
kaum muslimin telah melakukannya, maka kewajiban itu gugur dari kaum muslimin
yang lain.

Tata cara menguburkan Jenazah

Setelah selesai menyalatkan, hal terakhir yang harus dilakukan adalah


menguburkan atau memakamkan jenazah. Tata cara pemakaman atau penguburan
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Tanah yang telah ditentukan sebagai kuburan digali dan dibuatkan liang lahat
sepanjang badan jenazah. Dalamnya tanah dibuat kira-kira setinggi orang
ditambah setengah lengan dan lebarnya kira kira satu meter, didasar lubangya
dibuat miring lebih dalam kearah kiblat. Maksudnya adalah agar jasad tersebut
tidak mudah dibongkar binatang
2. Laki-laki hanya diperbolehkan untuk menghadiri pemakaman. Semua Muslim
yang hadir harus ingat kematian, akhirat, dan bahwa suatu hari ia juga akan
terkubur.

3. Mereka harus tetap tenang (Jangan bicara kecuali jika diperlukan).Saudara laki-
laki almarhum diharapkan untuk menjadikan tubuh dalam kubur, menempatkan
tubuh dalam kuburan harus dilakukan hanya oleh laki-laki Muslim.

4. Seorang perempuan ditempatkan dalam kuburnya baik oleh suaminya, anak-


anaknya, ayahnya, saudara laki-lakinya, atau dia paman.

5. Setelah sampai di tempat pemakaman, jenazah dimasukkan kedalam liang lahat


dengan posisi miring dan menghadap kiblat. Pada saat meletakkan jenazah,
hendaknya dibacakan lafaz-lafaz sebagai berikut

”Bismilllah wa ala millati rasulilllah,,,,”

Artinya : “Dengan nama Allah danatas agama rasulullah.” (HR Turmuzi dan abu
daud

6. Mereka yang menempatkan almarhum dalam kuburan tidak harus memiliki


hubungan seksual dengan istri mereka malam sebelumnya dan harus dalam
keadaan Tahara.
7. Tali-tali pengikat kain kafan dilepas, pipikanan dan ujung kaki ditempelkan pada
tanah. Setelah itu jenazah ditutup dengan papan kayu atau bambu.
8. Setelah tubuh benar-benar tertutup, maka diinginkan untuk membuang tiga
genggam tanah ke dalam kubur, dengan masing-masing segenggam
mengatakan:
“Minhaa khalaqnaa kum …….” [Dari bumi itu Kami menciptakan kamu]
Kum wa feehaa Nu'eedu….” [Dan ke dalamnya niscaya Kami kembali Anda]
“Wa minhaa nukhrijukum taaratan 'ukhraa…..” [Dan dari itu akan membawa Anda
keluar Kami sekali lagi]
9. Diatasnya ditimbun dengan tanah sampai galian liang kubur itu rata. Tinggikan
kubur itu dari tanah biasa sekitar satu jengkal dan diatas kepala diberi tanda batu
nisan.
10. Setelah selesai menguburkan, dianjurkan berdoa, mendoakan dan memohonkan
ampunan untuk jenazah. Hadis nabi Muhammad SAW berbunyi yang artinya :
“Dari Usman menceritakan bahwa nabi Muhammad SAW apabila telah selesai
menguburkan jenazah, beliau berdiri diatasnya dan bersabda mohonkanlah
ampun untuk saudaramu dan mintakanlah untuknya supaya diberi ketabahan
karena sesungguhnya sekarang ia sedang ditanya.” (HR Abu Daud dan Hakim)

Tata krama yang sebaiknya dilakukan ketika akan menguburkan jenazah antara
lain mengiringi jenazah dengan diam sambil berdoa, tidak turut mengiringi, kecuali juka
memungkinkan bagi perempuan, membaca salam ketika masuk pemakaman. Tidak
duduk hingga jenazah diletakkan, membuat lubang kubur yang baik dan dalam, orang
yang turun ke dalam kubur bukan orang yang berhadas besar, tidak mengubur pada
waktu yang terlarang, tidak meninggikan tanah kuburan terlalu tinggi, tidak duduk diatas
kuburan, dan tidak berjalan jalan diantara kuburan.

KASUS KHUSUS

1 keguguran Janin:

Jika janin kurang dari empat bulan (Ibu hamil kurang dari empat bulan) maka
janin mungkin tidak dicuci, janin harus dibungkus dalam sepotong kain putih dan
dikubur. Maka tidak ada Salatul Janazah bagi janin ini. Jika janin lebih dari empat bulan
(Ibu hamil selama lebih dari empat bulan), maka janin dapat dicuci, terselubung
(Menggunakan satu atau dua berliku lembar untuk menutupi seluruh tubuh), dan
kemudian umat Islam memiliki pilihan apakah akan melakukan Salatul Janazah atau
tidak.
2. Anak-anak:

A) Sebelum mencapai usia pubertas, seorang anak dapat dicuci oleh laki-laki
atau perempuan.

B) shrouding anak: untuk perempuan menggunakan kemeja dan dua lembar


berkelok-kelok dan untuk laki-laki dua atau tiga lembar berliku dapat digunakan

C) Untuk anak-anak yang mencapai usia pubertas, mereka harus ditangani


sebagai {anak Laki-laki seperti perempuan dewasa, dan anak laki-laki seperti orang
dewasa laki-laki} dewasa, tapi kemudian Salatul Janazah harus dilakukan.

3) Martir:

Tubuh Martir tidak harus dicuci, atau akan terselubung tapi dikubur dengan yang
sama pakaian yang orang menemukannya dengan.Pendapat terkuat dari para sarjana
Muslim untuk tidak menawarkan Janazah Salatul untuk para martir sejak Nabi
Muhammad (saw) tidak menawarkan untuk para martir perang Uhud.

4)Potongan tubuh yang terpisah

Islam menganjurkan agar ````````menguburkan setiap bagian tubuh yang


terpotong atau terpisah sebagai penghormatan terhadap jasad seorang mukmin,
sebagaimana firman Allah swt :

Artinya : “Dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami


angkut mereka di daratan dan di lautan.” (QS. Al Isra : 70).

Didalam tafsir al Qurthubi, al Hakim at Tirmidzi didalam kitab “Nawadir al Ushul”


bahwa beliau saw bersabda,

”Potonglah kuku-kuku kalian dan kuburkanlah potongan-potongan kuku kalian,


bersihkan sela-sela jari kalian, bersihkan gusi kalian dari makanan dan gosoklah gigi
kalian. Janganlah kalian mendekatiku dengan mulut yang bau.”
Didalam penjelasannya tentang penguburan potongan-potongan kuku itu, dia
mengatakan bahwa jasad seorang mukmin memiliki kehormatan maka apa saja yang
terlepas darinya ia harus tetap dijaga kehormatannya dan sebaiknya ia dikuburkan
sebagaimana apabila orang itu meninggal dunia. Dan apabila sebagiannya telah mati
maka ia pun juga harus dihormati dengan dikuburkan agar tidak tercerai berai dan
janganlah dibuang ke api atau ke tempat sampah. (al Jami’ Li Ahkamil Qur’an juz II hal
102).

”Penguburan tidaklah dikhususkan untuk bagian tubuh dari orang yang sudah
diketahui kematiannya akan tetapi juga dari orang yang masih hidup, seperti : satu
bagian tubuh tertentu, rambut, kuku ataupun yang lainnya maka dianjurkan untuk
dikuburkan. Dalam hal ini termask juga ‘alaqoh (segumpal darah) atau mudhghoh
(segumpal daging) yang keluar dari rahim wanita yang hamil (keguguran) atau darah
yang keluar karena adanya pendarahan dari tubuh manusia hendaklah dikuburkan.” (al
Majmu’ juz V hal 254)

KEUTAMAAN MENGANTARKAN JENAZAH DAN ATURANYA

Mengantarkan jenazah atau mengiringinya merupakan bentuk ibadah yang


dijanjikan mendapat pahala sebesar dua gunung Uhud. Sebagaimana yang kita dapat
dari hadits berikut ini.

‫ من اتبع جنازة مسلم إيمانا واحتسابا وكان معه حححتى يصححلي عليححه ويفححرغ مححن دفنهححا‬:- ‫أبو هريرة – رضي ا عنه‬
‫ ومن صلى عليها ثم رجع قبل أن تدفن فإنه يرجع بقيراط‬، ‫فإنه يرجع من الجر بقيراطين كل قيراط مثل أحد‬..

Dari Abi Hurairah ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, Siapa yang
mengantarkan jenazah seorang muslim dengan iman dan ihtisab hingga
menyalatkannya dan selesai penguburannya, sesungguhnya dia akan kembali dengan
membawa 2 qirath. Masing-masing qirath seperti gunung Uhud. Siapa yang
menyalatinya saja kemudian pulang sebelum dikuburkan, sesungguhnya dia pulang
membawa 1 qirath .

Sedangkan tata cara mengantarkannya serta adab-adabnya antara lain:

1. Hendaknya para pengantar jenazah mengambil pelajaran berharga atas


pengalamannya mengusung dan mengantarkan jenazah. Yaitu sebuah penggambaran
bahwa dirinya suatu ketika akan menjadi yang diantarkan.

‫ وامشحوا محع الجنحازة تحذكركم‬، ‫ عحودوا المريحض‬:‫فعن أبي سعيد الخدري أن النبي – ص لى اح عليحه وسحلم – قحال‬
‫الخرة‬

Dari Abi Said Al-Khudhri ra berkata bahwa Nabi SAW bersabda, Jenguklah orang
sakit dan iringilah jenazah, dengan demikian kalian akan mengingat akhirat.

2. Tidak bercanda atau bicara masalah dunia

Sambil mengantar kepergian jenazah itu, tentu bukan pada temptnya untuk
ngobrol atau bicara di luar konteks. Para pengantar itu harus berkonsentrasi untuk
memikirkan bekal apa yang sudah disiapkannya untuk perjalanan ke negeri akhirat.

Sedangkan pembicaraan duniawi atau bahkan bercanda-riapada momentum itu


termasuk adab yang buruk dan tidak layak dilakukan.

3. Tidak mengeraskan suara

‫ اسحتغفروا‬:‫فقد روي عن عبد ا بن عمر – رضي ا عنهما – أنه بينما كان يسحير فحي جنحازة إذ سحمع قحائل يق ول‬
‫ ومخحالفته لمحا يجحب أن يكحون عليححه فحي هححذه‬،‫ منكرا عليه رفححع صحوته‬، ‫ ل غفر ا لك‬:‫ فقال له ابن عمر‬، ‫للميت غفر ا له‬
‫الحال من تدبر وتفكر واتعاظ بالموت‬.

Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra. bahwa ketika beliau berjalan mengiringi
jenazah, beliau mendengar seseorang bersuara keras, Mintakan ampunan untuk mayit
ini, semoga Allah SWT mengampunimu. Maka Ibnu Umar ra. berkata, Allah tidak
mengampunimu, mungkar bila mengeraskan suara dan bertentang dari apa yang
seharusnya dilakukan dalam suasana ini, seharusnya bertadabbur dan tafakkur dan
mengambil pelajaran dari kematian .

4. Boleh naik kendaraan

Bila seseorang sudah tua dan tidak mampu berjalan kaki, atau bila jarak ke
pemakaman cukup jauh, dibolehkan untuk naik kendaraan. Adapun bila sebagian
berjalan kaki dan sebagian naik kendaraan, maka posisi kendaraan ada di belakang
barisan. Sedangkan posisi orang yang berjalan kaki boleh di depan, boleh di belakang,
serta boleh di samping kanan dan kiri jenazah.

‫ إن الملئكة‬:‫ فسئل عن ذلك فقال‬، ‫ثوبان أن النبي – صلى ا عليه وسلم – أ أتتي بدابة وهو مع جنازة فأبى أن يركبها‬
‫ فلما ذهبوا ركبت‬، ‫ فلم أكن لركب وهم يمشون‬، ‫كانت تمشي‬.

Dari Tsauban ra. berkata bahwa Rasulullah SAW dibawakan tunggangan ketika
mengantarkan jenazah. Namun beliau menolak untuk menaikinya. Sehingga beliau
ditanya sebabnya dan menjawab, Sesungguhnya para malaikat berjalan kaki dan aku
tidak mau naik tunggangan sementara mereka berjalan kaki. Ketika para malaikat itu
sudah pergi, maka beliau pun naik kendaraan.

‫ ثم رجع راكبا على فرس‬،‫كما روي عنه – صلى ا عليه وسلم – أنه خرج مع جنازة أبي الدحداح ماشيا‬

Bahwa Rasulullah SAW keluar mengiringi jenazah Abi Dahdah ra. dengan
berjalan kaki, kemudian pulangnya dengan berkendaraan.

5. Bersegera atau Bergegas

Apabila seorang mayit itu orang shalih, maka ketika diusung dia akan minta
dipercepat. Sehingga barangkali dari sinilah ada kebiasaan untuk mengusung jenazah
dengan cepat. Di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim
disebutkan:
‫ت التجنححازة واحتمعلهححا‬ ‫روى البخاري ومسلم عن أبي سعيد الخدري أن النبيي ح صيلى احح عليححه وسححلم ححح قححال إذا أو ت‬
‫ضححعع ت‬
‫ يا ويعلها أين تذهبون بي؟ عيسعمع صوعتها كلل‬:‫ وإن كانت غير صالحة قالت‬،‫ قددموني‬:‫اليرجال على أعناتقهم فإن كان صالحة قالت‬
‫ ولو عيسمع النساأن لع ع‬،‫شيء‬
‫صتععق‬

Dari Abi Said Al-Khudhri ra bahwa Rasulullah SAW bersabda, Bila jenazah
diangkat dan orang-orang mengusungnya di atas pundak, maka bila jenazah itu baik,
dia berkata, Percepatlah perjalananku. Sebaliknya, bila jenazah itu tidak baik, dia akan
berkata, Celaka!, mau dibawa ke mana aku? Semua makhluk mendengar suaranya
kecuali manusia. Bila manusia mendengarnya, pasti pingsan.

Adapun membawa jenazah dengan cepat hingga membahayakan orang lain,


tentu harus dihindari. Sebab kaau pun disunnahkan untuk menyegerakan
penyelenggaraan jenazah hingga ke pemakaman, bukan berarti harus mengambil
resiko yang membahayakan.

HAL YAG DILARANG SETELAH PEMAKAMAN:

Disarankan bahwa perempuan dan anak perempuan tidak memasuki kuburan dan
datang lebih dekat ke makam untuk melihat proses pemakaman. (karna wanita lemah
dan mudah menangis).
Hal ini dilarang untuk membangun segala bentuk konstruksi di kuburan, atau menghias
kuburan.
Mengatur hari berkabung pada hari ketiga setelah kematian, atau pada hari ketujuh,
atau pada hari kedua puluh, atau pada hari keempat puluh, atau pada peringatan
kematian - semua praktek Bid'ah yang orang diperkenalkan, tidak ada Sunnah yang
otentik untuk melakukan hal yang sama Mentransfer almarhum ke negara lain tidak
diperbolehkan
Hal-hal yang dilarang:
1. Tidak ada ajaran Islam mengungkapkan wajah almarhum setelah meletakkan
tubuh dalam kubur.
2. Tidak ada ajaran Islam berteriak Dzikir khusus (kata-kata tertentu untuk
mengingat Allah) sebelum, selama, dan setelah pemakaman.
3. Tidak ada ajaran Islam membaca Al-Qur'an di kuburan.
4. Tidak ada ajaran Islam menempatkan bunga, makanan, air, foto, uang atau apa
pun di sekitarnya makam yang akan bermanfaat almarhum.
5. Tidak ada ajaran Islam menyembelih hewan selama atau setelah penguburan.
6. Tidak ada ajaran Islam tinggal dalam keadaan kesedihan selama satu tahun.
7. Tidak ada ajaran Islam bahwa keluarga almarhum harus memakai baju hitam.
8. Dilarang untuk mengkremasi tubuh Muslim mati, bahkan jika diminta almarhum
sebelum nya kematian.
9. Dilarang untuk menempatkan lilin di kuburan. Nabi Muhammad (saw)
mengatakan dalam sebuah otentik
10. Otopsi seorang Muslim mati benar-benar dilarang, kecuali jika diminta oleh
perintah pengadilan.

Vous aimerez peut-être aussi