Vous êtes sur la page 1sur 28

TUGAS GADAR KEBIDANAN

ASUHAN KEBIDANAN

PADANY “S” G2P1001 UK 19 MINGGU DENGAN ABORTUS INSIPIENS


DI PUSKESMAS SUKORAME
KEDIRI

Dosen : SITI KHOTIJAH ,S.ST., M.Kes

Oleh :

NURHIDAYATI
11611771

PROGRAM STUDI KEBIDANAN D-IV


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI
2014
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat – akibat


tertentu) pada / sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu / buah
kehamilan belum mampu untuk hidup di luar kandungan.
Abortus insipiens adalah abortus yang sedang berlangsung, dengan
ostium sudah terbuka dan ketuban yang teraba, kehamilan itu tidak dapat
dipertahankan lagi. (Rustam M, 1998 : 1)
Diperkirakan frekwensi keguguran spontan berkisar 10 – 15%.Namun
demikian, frekwensi keguguran yang pasti sulit / sukar ditentukan.Hal itu
disebabkan sebagian keguguran spontan hanya disertai gejala dan tanda
ringan sehingga wanita tidak datang ke dokter / RS.
Pada kasus ini hendaknya penolong dapat memberikan pertolongan
yang tepat dan optimal, sehingga penderita tidak sampai mengalami
komplikasi sehingga dapat mengurangi terjadinya angka kematian ibu.Pada
kasus abortus insipiens ini, janin sudah tidak dapat diselamatkan maka
jaringan fetus yang keluar harus benar – benar bersih dalam rahimnya agar
tidak menimbulkan komplikasi.
Alasan penulis mengambil kasus abortus insipiens karena sebelumnya
penulis belum pernah menemukan kasus seperti ini dan penulis berharap
mendapatkan tambahan ilmu untuk membuat asuhan kebidanan.

1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada pasien dengan
abortus insipiens.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat melaksanakan pengkajian data pada pasien dengan
abortus insipiens.
b. Mahasiswa dapat mengidentifikasi masalah yang terjadi pada pasien.
c. Mahasiswa mampu menentukan intervensi pada kasus abortus insipiens.
d. Mahasiswa dapat melaksanakan tindakan yang dilakukan atas masalah
yang terjadi pada kasus abortus insipiens.
e. Mahasiswa dapat mengevaluasi intervensi yang telah dilakukan pada
pasien abortus insipiens.
1.3 METODE PENELITIAN
Metode penulisan ini adalah studi kepustakaan dalam bentuk studi kasus yaitu
mencari gambaran yang lebih jelas dari proses kebidanan yang terjadi saat ini.
1.4 TEKNIK PENGUMPULAN DATA
1.4.1 Anamnese
Dengan wawancara pada keluarga klien untuk mendapatkan data
subyektif.
1.4.2 Pemeriksaan
Dengan melakukan pemeriksaan langsung pada klien untuk memperoleh
data obyektif.
1.4.3 Studi dokumenter
Dengan melihat status yang terdapat pada ruangan.
1.4.4 Studi kepustakaan
Dengan menggunakan beberapa referensi buku baik medis maupun
keperawatan yang berhubungan dengan masalah yang ada.

1.5 SUSTEMATIKA PENULISAN


BAB 1 Pendahuluan terdiri dari latar belakang, tujuan, metode penulisan dan
sistematika penulisan.
BAB 2 Tinjauan pustaka terdiri dari konsep teori persalinan dan konsep
manajemen abortus insipiens.
BAB 3 Tinjauan kasus terdiri dari pengkajian, diagnosa / masalah,
intervensi, implementasi, evaluasi.
BAB 4 Pembahasan
BAB 5. Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia
kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500
gram(FKUI, 2002).
Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum anak dapat hidup di
dunia luar (FK UNPAD, 1981).
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat – akibat
tertentu) pada / sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah
kehamilan belum mampu untuk hidup di luar kandungan(Sarwono .P, 2002).

2.2 ETIOLOGI
Faktor – faktor yang menyebabkan kematian fetus adalah faktor ovum
sendiri, faktor ibu dan faktor bapak :
1. Kelainan Ovum
Menurut HERTIG dkk pertumbuhan abnormal dari fetus sering
menyebabkan abortus spontan. Abortus spontan yang disebabkan oleh
karena kelainan dari ovum berkurang kemungkinan kalau kehamilannya
sudah lebih dari 1 bulan, artinya makin muda kehamilan saat terjadinya
abortus makin besar kemungkinan disebabkan oleh kelainan ovum (50 –
80%).
2. Kelainan Genetalia Ibu
Misalnya pada ibu yang menderita :
- Anomali kongenital (hipoplasia uteri, uterus bikornis, dll)
- Kelainan letak dari uterus seperti retrofleksi uteri fiksata.
- Tidak sempurnanya persiapan uterus dalam menanti nidasi dari ovum
yang sudah dibuahi, Ex : kurangnya progesteron / estrogen, endometritis,
mioma submukosa.
- Uterus terlalu cepat teregang (kehamilan ganda, mola )
- Distosia uterus, Ex terdorong oleh tumor pelvis.
3. Gangguan Sirkulasi Plasenta
Kita jumpai pada ibu yang menderita penyakit nefritis, hipertensi,
toksemia gravidarum, anomaly plasenta, dan endorteritis oleh karena lues.
4. Penyakit – penyakit Ibu, misalnya pada :
- Penyakit yang menyebabkan demam tinggi seperti pneumonia, tifoid,
pielitis, rubeola demam malta. Kematian fetus dapat disebabkan karena
toksin dari ibu / invasi kuman / virus pada fetus.
- Keracunan pb, nikotin, gas racun, alkohol, dll.
- Ibu yang asfiksia seperti pada dekompensasi kordis, penyakit paru berat,
anemia gravis.
- Malnutrisi, avitaminosis dan gangguan metabolisme, hipertiroid,
kekurangan vit A,C,E, dan DM.
5. Antagonis Rhesus
Pada antagonis rhesus, darah ibu yang melalui plasenta merusak darah
fetus, sehingga terjadi anemia pada fetus yang berakibat meninggalnya
fetus.
6. Terlalu cepatnya korpus luteum menjadi atrofis atau faktor serviks yaitu
inkompetensi serviks, sevisitis.
7. Perangsangan yang menyebabkan uterus berkontraksi
Umpamanya : sangat terkejut, obat – obat uterotonika, ketakutan,
laporotomi dll. Atau dapat juga karena trauma langsung karena instrumen,
benda dan obat – obatan.
8. Penyakit bapak
Umur lanjut, penyakit kronis seperti : TBC, anemia, dekompensasi kordis,
malnutrisi, nefritis, sifilis, keracunan (alkohol,nikotin, pb) sinar rontgen,
avitaminosis(Rustam Mochtar, 1998).

2.3 PATOGENESIS / PATOLOGI


Pada awalnya abortus terjadi perdarahan desidua basalis, diikuti
nekrosis jaringan sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan
dianggap benda asing dalam uterus. Kemudian uterus berkontraksi untuk
mengelurkan benda asing tersebut.
Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, vili korialis belum menembus
decidua secara dalam, jadi hasil konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya. Pada
kehamilan 8 – 14 minggu, penembusan sudah lebih dalam hingga plasenta
tidak dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak perdarahan. Pada
kehamilan lebih dari 14 minggu, janin dikeluarkan lebih dahulu dari plasenta.
Hasil konsepsi keluar dalam berbagai bentuk, seperti kantong kosong amnion
atau benda kecil yang tidak jelas bentuknya (blighted ovum), janin lahir mati,
janin masih hidup, molakruenta, fetus kompresus, maserasi / fetus papiraseus
(FKUI, 2002).
2.4 MANIFESTASI KLINIK
1) Terlambat haid atau amenore kurang dari 20 minggu
2) Pada Pemeriksaan fisik : KU tampak lemah atau kesadaran menurun, TD :
normal atau menurun, denyut nadi normal / cepat dan kecil, suhu badan
normal / meningkat.
3) Perdarahan pervaginam mungkin disertai keluarnya jaringan hasil
konsepsi.
4) Rasa mulas atau keram perut di daerah atas simfisis, sering disertai nyeri
pinggang akibat kontraksi uterus.
5) Pemeriksaan ginekologi
2.4.1.1 Inspeksi vulva : perdarahan
pevaginam ada / tidak jaringan hasil konsepsi, tercium / tidak bau busuk
dari vulva.
2.4.1.2 Inspekulo : perdarahan dari kavum uteri,
ostium uteri terbuka / sudah tetutup. Ada / tidak jaringan keluar dari
ostium, ada / tidak cairan atau jaringan berbau busuk dari ostium.
2.4.1.3 Colok Vagina : porsio masih terbuka /
sudah tertutup, teraba / tidak jaringan dalam kavum uteri, besar uterus
sesuai / lebih kecil dari usia kehamilan tidak nyeri pada perabaan
adneksa. Kavum douglasi tidak menonjol dan tidak nyeri(FKUI, 2002).
2.5 PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Tes kehamilan : positif bila janin masih hidup, bahkan 2 – 3 minggu
setelah abortus.
b. Pemeriksaan Doppler atau USG menentukan apakah janin masih hidup.
c. Pemeriksaan kadar fibrinogen. (FKUI, 2002 : 261)

2.6 KOMPLIKASI
a. Perdarahan, perforasi syok dan infeksi
b. Pada missed abortion dengan retensi lama hasil konsepsi dapat terjadi
kelainan pembekuan darah. (FKUI, 2002 : 263)

2.7 PENANGANAN UMUM


a. Lakukan penilaian awal untuk segera menentukan kondisi pasien (gawat
darurat, komplikasi berat / masih cukup stabil).
b. Pada kondisi gawat darurat, segera upayaklan stabilisasi pasien sebelum
melakukan tindakan lanjutan.
c. Penilaian medik untuk menentukan tindakan difasilitas kesehatan
setempat/ dirujuk ke RS.
1. Bila px syok / kondisinya memburuk akibat perdarahan hebat, segera
atasi komplikasi tsb.
2. Gunakan jarum infus besar dan berikan tetesan cepat (500 ml dalam 2
jam) larutan garam fisiologos/ ringer.
3. Periksa kadar Hb, gol darah dan uji padanan silang.
d. Ingat, kemungkinan hasil ekfopik pada px hamil muda dengan syok berat.
e. Bila terdapat tanda – tanda sepsis, berikan AB yang sesuai
f. Lakukan penantian ketat tentang kondisi pasca tidakan dan perkembangan
lanjutan(Sarwono P , 2002).

2.8 KLASIFIKASI
Abortus dapat dibagi 2 golongan :
a. Abortus Spontan
Adalah abortus yang terjadi dengan tidak di dahului faktor – faktor
mekanis/medisinalis semata – mata disebabkan oleh faktor – faktor
alamiah.
1. Abortus imminens
Abortus ini baru mengancam dan masih ada harapan untuk
mempertahankan.
2. Abortus incipiens
Abortus ini sudah berlangsung dan tidak dapat di cegah lagi.
3. Abortus incompletes
Sebagian dari buah kehamilan telah dilahirkan tapi sebagian
jaringan placenta masih tertinggal di dalam rahim.
4. Abortus completes
Seluruh buah kehamilan di lahirkan dengan lengkap.
5. Missed abortion
Keadaan dimana janin telah mati sebelum minggu ke – 22 tapi
tertahan di dalam rahim selama 2 bulan / lebih setelah janin mati.
6. Abortus habitalis
Abortus yang telah berulang dan berturut – turut terjadi :
sekurang – kurangnya 3 x berturut – turut(FK UNPAD, 1981).

2.9 PENGERTIAN ABORTUS INSIPIENS


a. Pengertian
- Abortus Isipiens adalah peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan
kurang 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks yang meningkat,
tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus( Prawirohardjo, 1999).
- Abortus Insipiens adalah keguguran membankat yang tidak dapat
dihentikan karena setiap saat dapat terjadi ancaman perdarahan dan
pengeluaran hasil konsepsi( Manuaba, 1998 ).
b. Gejala
- Perdarahan
- Perut terasa mules menjadi lebih sering dan kuat
- Pada pemeriksaan dijumpai erdarahan lebih banyak, kandis servikalis
terbuka dan jaringan / hasil konsepsi dapat diraba
( Manuaba, 1998)
c. Penanganan
- Jika usia kehamilan < 16 minggu lakukan evakuasi uterus denngan
aspirasi vakum Manual (AVM). Jika evakuasi tidak dapat segera
dilakukan :
 Berikan ergometrin 0,2 mg IM (dapat diulang sesudah 4 jam jika
perlu)
 Segera lakukan persiapan untuk pengeluaran hasil konsepsi dari
uterus
- Jika usia kehamilan > 16 minggu
 Tunggu ekspulsi spontan hasil konsepsi kemudian evakuasi sisa
hasil konsepsi.
 Jika perlu lakukan infuse 20 unit oksitosin dalam 500 ml cairan IV
(garam fisiologik / RL ) dengan kecepatan 40 tetes / mnt untuk
membantu ekspedisi hasil konsepsi.
- Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan
( Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2002 )

2.10 DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAAN PERDARAHAN PADA


KEHAMILAN MUDA
Perdarahan Serviks Uterus Gejala/Tanda Diagnosis Tindakan
Sedang Terbuka Sesuai Kram/nyeri Abortus Evaksi
hingga UK perut bawah Incipient
masif/ belum terjadi
banyak ekspulsi hasil
konsepsi
Kram/nyeri Abortus Evakasi
perut bawah Incomplit
ekspulsi
sebagian hasil
konsepsi
Terbuka Lunak Mual /muntah Abortus Evakasi
dan besar kram perut Mola Tatalaksana
dari usia bawah moka
gestasi sindroma mirip
PE tak ada janin
keluar jaringan
seperti anggur

MANAJEMEN KEBIDANAN
I. PENGKAJIAN
Tanggal : jam :
Tempat :
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama klien : Nama Suami :
Umur : Umur :
Agama : Agama :
Pendidikan : Pendidikan :
Pekerjaan : Pekerjaan :
Alamat : Penghasilan :
2. Keluhan Utama
Pasien mengatakan tidak haid, sakit perut, mulas – mulas perdarahan
yang bisa seditit atau banyak, tidak ada jaringan yang keluar.
3. Riwayat menstruasi
- Menarche - Flour albus
- Lama - Disminorhoe
- Banyak - HPHT
4. Riwayat kehamilan sekarang
a. Riwayat ANC 4 x selama hamil
b. Keluhan selama kehamilan, misal : hipertensi, perdarahan
c. Apakah kontraksi teratur, seberapa serinbg terjadi kontraksi
d. Apakah selaput ketuban sudah pecah,warna, kental / encer, kapan
selaput ketuban pecah.
e. Ada / tidak keluar cairan bercampur dalam darah di vagina.
5. Riwayat Kesehatan yang lalu
Pasien pernah / tidak menderita penyakit menular (HIV AIDS,TBC)
menurun (Hipertensi,asma) menahun (DM,TBC).
6. Riwayat penyakit sekarang
Penyakit yang dialami pasien saat ini, kapan masuk RS/RB, alas an
masuk RS/RB.
7. Riwayat penyakit keluarga
Dalam keluarga adakah yang menderita penyakit tifoid, pneumonia,
rubella, paru- paru, anemia, malnutrisi.
8. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
- Kehamilan beberapa kali, keluhan selama hamil, riwayat abortus.
- Persalinan ditolong oleh bidan, dukun,dokter,spesialis
- Lahir secara spontan, bantuan : vacuum, extrasi, sc
- Usia anak sekarang, jenis kelamin.
9. Riwayat psikososial spiritual
a. keadaan psikologis pasien selama menghadapi / mengalami
abortus.
b. Hubungan pasien dengan keluarga dan lingkungan.
3 Pasien beragama apa dan bagaimana menjalankan ibadahnya.
10. Riwayat kontrasepsi
3.7.1 Metode kontrasepsi yang pernah digunakan.
3.7.2 Keluhan selama KB.
11. Pola kebiasaan sehari – hari
3.7.2.1 Nutrisi
3.7.2.2 Aktifitas
3.7.2.3 Eliminasi
3.7.2.4 Istirahat
3.7.2.5 Personal hygiene
3.7.2.6 Sexual
12. Sosial budaya
Ibu mengatakan di dalam keluarganya ada pantangan makanan atau
tidak.
13. Data obyektif
1. Pemeriksaan umum
- KU
- Kesadaran
- TTV (TD,S,Rr,N)
- BB,TB
- lila
2. Pemeriksaan khusus
a. Inspeksi
Kepala : tidak / ada benjolan, rambut hitam lurus /
tidak, rontok / tidak, ketombe ada / tidak,
ada lesi / tidak.
Muka : ada cloasma / tidak, odema / tidak, tampak
kesakitan.
Mata : simetris / tidak, conjungtiva anemi / tidak,
skelera ikterus / tidak.
Hidung : simetris / tidak, ada polip / tidak, ada secret /
tidak
Telinga : serumen ada / tidak, simetris / tidak.
Mulut : bibir kering / tidak, lidah kotor / tidak, ada
caries / tidak, stomatitis / tidak, bibir pucat /
tidak.
Leher : ada pembengkakan kel.tiroid / tidak, ada
pembengkakan vena jugularis / tidak.
Ketiak : ada pembesaran kel.limfe / tidak.
Payudara : ada pembesaran / tidak, colostrums keluar /
tidak, puting susu menonjol / tidak,
hiperpigmentasi aerola mammae / tidak.
Abdoment : perut membesar ada striae livida / tidak,
striae albicon / tidak linea alba / tidak, linea
nigra / tidak, bekas op / tidak.
Genetalia : ada tanda Chadwick / tidak, odema / tidak,
ada candiloma / tidak, ada flour albus / tidak,
ada pengeluaran darah / tidak.
Ekstrimitas atas & bawah : oedema / tidak, varises / tidak.
b. Palpasi
Perut : Nyeri tekan perut bagian bawah
Leopold I : TFU menggunakan ukuran jari
Leopold II : Menentukan letak punggung janin
Leopold III : Menentukan bagian terbawah janin
Leopold IV : Menentukan apakah bagian terbawah janin
sudah masuk PAP atau belum
c. Auskultasi : DJJ jika sudah terdengar pada UK > 16
minggu.
d. Perkusi : reflek patella + /-
3. Pemeriksaan dalam : VT → - terdapat pembukaan OUI &
OUE, ketuban + /-, perdarahan
pervagina +/-.
4. Pemeriksaan penunjang : a. laboratorium : urin, darah
b. USG
c. Rontgen
II. INTERPRETASI DATA
Dx : Ny “…….” G…..P…..UK…….. minggu dengan abortus insipiens.
DS : ibu mengatakan tidak haid sejak 3 bulan, sakit perut, mulas –
mulas perdarahan yang bisa sedikit / banyak , tidak ada jaringan
yang keluar.
DO : KU : baik / lemah
Kesadaran : composmentris
Observasi TTV : S……oC, N……x/mnt, Rr……. x/mnt,
TD….mmhg.
Inspeksi : perdarahan pervagina banyak/tidak, bau/tidak,
ada jaringan yang keluar pervagina/tidak.
Palpasi : rasa nyeri perut bagian bawah, TFU....... jr atas
synpisis.
Auskultrasi : -
Perkusi : -
Pemeriksaan dalam (VT) : Ǿ ……cm, teraba ketuban.
III. ANTISIPASI MASALAH
- Syok karena perdarahan

IV. KEBUTUHAN SEGERA


a. Infus RL.
b. Rujuk

V. INTERVENSI
Tujuan : Abortus segera teratasi dan tidak terjadi syok perdarahan.
Kriteria hasil : 1. KU ibu baik
2. Kesadaran : composmentris
3. TTV : normal →TD :100/60 -140/90 mmHg
S : 36,5-37,5oC
N : 60-90 x/mnt
R : 16-24 x/mnt

Intervensi
1. Lakukan pendekatan terapeutik dengan pasien.
R/ menciptakan kerjasama dan kepercayaan antara klien dengan petugas
kesehatan.
2. Jelaskan / beri penjelasan pada klien dan keluarga tentang kondisi klien.
R/ klien dan keluarga paham tentang kondisi klien.
3. Pasang infus RL .
R/ pemenuhan kebutuhan cairan tubuh akibat perdarahan.
4. Atur posisi klien, kaki lebih tinggi dari tubuh dan kepala
R/ mencegah darah keluar lebih banyak.
5. Persiapkan rujukan untuk klien (BAKSOKU).
a. Pastikan klien didampingi penolong persalinan yang kompeten.
R/ untuk menatalaksanakan kegawatdaruratan obstetric untuk dibawa
ke fasilitas rujukan.
b. Bawa perlengkapan dan bahan – bahan untuk asuhan klien bersama
– sama ketempat rujukan.
R/ perlengkapan dan bahan – bahan tersebut mungkin diperlukan
saat dalam perjalanan.
c. Beritahu ibu dan keluarga mengenai kondisi terakhir ibu dan
mengapa ibu perlu dirujuk
R/ ibu dan keluarga memahami alasan dirujuk.
d. Berikan surat ke tempat rujukan.
R/ memberikan identifikasi mengenai klien.
e. Bawa obat – obat esensial pada saat mengantar ibu ke tempat
rujukan.
R/ obat – obatan mungkin diperlukan selama perjalanan.
f. Siapkan kendaraan yang paling memungkinkan untuk merujuk ibu
dalam kondisi yang cukup nyaman.
R/ dapat mencapai tempat rujukan dalam waktu yang cepat.
g. Ingatkan pada keluarga agar membawa uang dalam jumlah yang
cukup
R/ untuk membeli obat – obatan yang diperlukan dan bahan – bahan
kesehatan lain yang diperlukan selama tinggal di fasilitas rujukan.
6. Rujuk klien ke RS dengan pelayanan yang lebih lengkap dan baik
R/ klien segera mendapat pertolongan yang lebih baik.
VI. IMPLEMENTASI
Sesuai intervensi
VII. EVALUASI
Mengacu pada kriteria hasil.
BAB 3
TINJAUAN KASUS

I. PENGKAJIAN
Tanggal : 17 Desember 2014 Jam : 13.00
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama lengkap : Ny.”S” Nama suami : Tn.”Y”
Umur : 26 th Umur: 28 th
Agama : Islam Agama: Islam
Pendidikan : SLTP Pendidikan: SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : mojoroto,kediri Alamat :
Mojoroto,kediri
2. Keluhan utama
Ibu mengatakan mengeluarkan darah dari jalan lahir yang agak
banyak dari jam 12.00 WIB, mules, nyeri di daerah perut bagian
bawah, nyeri pinggang.
3. Riwayat kesehatan
Ibu mengatakan saat ini tidak sedang menderita penyakit menahun :
Hipertensi, TBC menurun :DM,asma, menular: HIV/AIDS, hepatitis
4. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita
penyakit menahun : menahun : Hipertensi,TBC, menurun :DM,asma,
menular: HIV/AIDS, hepatitis.
5. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Tempat Jenis Penyulit Anak
Tgl/bln/th
No Penolong persalinan persalinan persalinan J B P Nifas
persalinan
K B B
1.
Hamil ini Abortus

6. Riwayat kehamilan sekarang


Ibu megatakan ini adalah kehamilan ke – 3 ibu mengatakan keluar
darah pada jalan lahir sejak jam 12.00 WIB, tanggal 17-12-2014.
Mual, nyeri daerah perut bagian bawah, nyeri pinggang, umur
kehamilan 4,5 bulan.
7. Riwayat haid
Menarche : 12 th Lama : 7 hr
Silkus : 28 hr Banyak : 2x ganti pembalut
Disminorhoe: + HPHT : 03-08-2014
Flour albus: - HPL :10-05-2015
8. Pola kebidanan sehari – hari
a. Nutrisi
Sebelum hamil : ibu makan 3x/hr nasi, sayur, lauk
porsi. lebih sedikit.
Saat hamil : ibu makan 3x/hr nasi, sayur, lauk
porsi lebih banyak di bandingkan
sebelum hamil.
b. Istirahat
Sebelum hamil : tidur ± 8 jam/hr (saat hamil) : ± 10
jam/hr
c. Eliminasi
Sebelum hamil : BAK ± 4-6 x/hr (saat hamil) : BAK ±
8-10 x/hr.
d. Personal hygiene
Sebelum hamil : mandi 2x/hr, ganti celana dalam,
keramasan 2 hari sekali.
Saat hamil : mandi 2x/hr, ganti celana dalam,
keramasan 2 hari sekali.
e. Aktifitas
Sebelum hamil : masak, mencuci, ngepel, nyapu (saat
hamil) : masak, nyapu, mencuci.
9. Riwayat KB
Ibu mengatakan pernah memakai KB suntik ± 2 tahun yang lalu,
berhenti karena ingin punya anak lagi.
10. Data latar belakang sosial budaya
Ibu mengatakan dalam keluarga biasanya melakukan selamatan
untuk mengharap keselamatan bayi dan Ibu.

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
KU : lemah
Kesadaran : komposmentris
TD : 100/60 mmHg
S : 38,5oC
N : 92 x/mnt
R : 26 x/mnt
BB sebelum hamil : 51 kg, saat ini : 55 kg
Lila : 24 cm
2. Pemeriksaan khusus
Inspeksi
- muka : tidak odema, agak pucat, terlihat menahan sakit.
- mata : konjingtiva, pucat/ada anemis, sclera putih,
simetris.
- hidung : tidak polip, simetris
- mulut : lidah agak kotor, tidak ada cairan dan bibir agak
pucat, ekspresi menahan sakit.
- leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena
jugularis.
- dada : simetris, payu dara membesar, tidak ada
benjolan, putting susu menonjol
- abdoment : membesar, terdapat striae, tidak ada luka bekas
op
- vulva : tidak ada varises, tidak ada kondiloma, tidak ada
flour albus, ada perdarahan
- ekstrimitas atas : tidak odema, tidak ada varises
- ekstrimitas bawah : tidak odema, tidak ada varises.

Palpasi
- leher : tidak ada pembesaran vena jigularis dank el
thyroid
- dada : payudara tidak ada benjolan, ada pembesaran
payudara, tidak ada nyeri tekan
- abdoment : LI : TFU 3 jari atas sympisis
Perut tegang, tidak ada nyeri tekan, His : +
Auskultasi
- DJJ :–

3. Pemeriksaan dalam (VT)


- Ǿ OUI : 1 cm - ketuban (+) merembes
- tidak keluar jaringan pervagina - perdarahan pervagian (+)

4. Pemeriksaan penunjang
Hb : 9,8 gr% albumine (–) reduksi (–)

II. INTERPRETASI DATA


Dx : Ny”S” G2P1001 UK 19 minggu dengan abortus incipiens.
DS : - Ibu mengatakan ini adalah kehamilan ke – 2
- Ibu mengatakan dari jalan lahir keluar darah agak banyak
sejak jam 12.00
- Ibu mengatakan mulas, nyeri di daerah perut bagian bawah,
nyeri punggung
PO : KU : lemah
Kesadaran : composmentris
TD : 100/60
S : 38,5oC
N : 92 x/mnt
R : 26 x/mnt
Inspeksi : perdarahan pervagian agak banyak, bau khas,
tidak ada jaringan pervagina yang keluar
Palpasi : rasa nyeri perut bagian bawah, TFU 3 jr atas
symphisis
His :+
Auskultrasi :-
Perkusi :-
Pemeriksaan dalam (VT) Ǿ : 1 cm, teraba ketuban

III. INTERVENSI
Tujuan : Abortus segera teratasi
Kriteria hasil : - Baik
- Kesadaran Composmentris
- TTV : normal TD : 100/60 – 140/90 mmhq
N : 60 – 90 x/mmt
S : 36, 5 – 37,5 ° C
R : 16 – 24 x/mmt
- Klien segera mendapat tempat pelayanan/rujukan dengan
fasilitas yang lebih baik & lebih lengkap.
INTERVENSI
1. Lakukan pendekatan terapeutik dengan pasien untuk menciptakan kerjasama
& kepercayaan antara klien dengan petugas kesehatan.
R/ Menciptakan kerjasama dan kepercayaan antara klien dengan petugas
kesehatan
2. Jelaskan/beri penjelasan pada ibu / klien & keluarga tentang kondisi ibu
R/ Ibu dan keluarga paham / mengetahui kondisi ibu.
3. Pasang Infus RL
R/ Pemenuhan kebutuhan cairan tubuh akibat pendarahan.
4. Atur posisi klien, kaki lebih tinggi dari tubuh & kepala.
R/ mencegah darah keluar lebih banyak.
5. Persiapkan rujukan untuk klien (Baksoku).
- Pastikan klien didampingi penolong persalinan /bidan yang
kompeten.
R/ untuk melaksanakan kegawat daruratan obstetric untuk dibawa ke
kapasitas rujukan.
- Bawa perlengkapan & bahan untuk asuhan ibu/klien, bersama-sama
ketempat rujukan.
R/ perlengkapan & bahan tersebut mungkin diperlukan saat dalam
perjalanan.
- Beritahu ibu & keluarga mengenai kondisi terakhir ibu & mengapa
ibu perlu dirujuk.R/ Ibu & Keluarga memahami alas an ibu dirujuk
- Berikan surat ketempat rujukan
R/ memberikan identifikasi mengenai klien.
- Bawa alat essensial pada saat mengantar ibu ketempat rujukan
R/ Obat-obatan essensial mungkin diperlukan selama perjalanan.
- Siapkan kendaraan yang paling memungkinkan untuk merujuk ibu
dalam kondisi yang cukup nyaman.
R/ Dapat mencapai tempat rujukan dalam waktu yang cepat.
- Ingatkan pada keluarga agar membawa uang dalam jumlah yang
cukup.
R/ untuk membeli obat-obattan yang diperlukan & bahan kesehatan
yang diperlukan selama tinggal di fasilitas rujukan.
6. Rujuk ibu/klien ke Rumah sakit dengan pelayanan yang lebih baik &
lengkap.
R/ segera mendapat pelayanan yang lebih baik.

IV. IMPLEMENTASI
Dx : Ny. “S” G2P1001UK19 minggu dengan Abortus Incipiens
1. Melakukan pendekatan terapeurik dengan pasien.
2. Menjelaskan/memberi penjelasan pada ibu / klien & keluarga tentang
kondisi ibu yaitu kondisi ibu lemah & adanya perdarahan sehingga
mengharuskan ibu untuk segera dilakukan rujukan.
3. Memasang infuse. Grojok 1 flesh dilanjut maintanance 20 – 30 menit
4. Mengatur posisi klien kaki lebih tinggi stabil dari tubuh & kepala (kaki
di gajal bantal)
5. Mempersiapkan rujukan untuk klien (BAKSOKU)
- Memastikan klien didampingi penolong persalinan/bidang kompeten
- Membawa perlengkapan dan bahan-bahan untuk asuhan ibu/klien,
berama-sama ketempat rujukan
- Memberitahu ibu dan keluarga mengenal kondisi ibu dan mengapa
ibu perlu dirujuk
- Memberikan surat ketempat rujukan
- Membawa alat-alat esersial pada saat mengantar ibu ketempat
rujukan
- Menyiapkan kendaraan-kendaraan yang paling memungkinkan untuk
merujuk ibu dalam kondisi yang cukup nyaman
- Meninggalkan pada keluarga agar membawa uang dalam jumlah
yang cukup.
6.Merujuk ibu /klien ke RS dengan pelayanan yang lengkap dan baik

V. EVALUASI
Dx : Ny. “S” G2P1001 UK 19 minggu dengan Abortus Insipiens
S: Ibu mengatakan mengerti dan memahami penjelasan bidan
Ibu mengatakan bersedia untuk dirujuk
O : K :lemah
Kesadaran : composmentris
TD : 100/60 mmhg
S : 38,50 C N : 90 x /mnt
R : 26 x /mnt
TFU : 3 jari atas synphisis
VT :  1 cm, teraba ketuban, perdarahan pervagina agak banyak,
bau khas, rasa nyeri,tidak ada jaringan yang keluar,Rujukan sudah
siap
A : Ny. “S” G2P1001UK 19 minggu dengan Abortus Insipiens
P : Lanjutkan intervensi
- Rujuk ibu /klien ke RS dengan pelayanan yang lengkap dan baik
- BAKSOKU
1. Pastikan klien didampingi penolong
2. Bawa perlengkapan dn bahan-bahan untuk asuhan klien
3. Beritahu ibu dan keluarga mengenai kondisi ibu dan alasan
dirujuk
4. Berikan surat ke tempat rujukan
5. Bawa alat-alat esensial
6. Siapkan kendaraan
7. Ingatkan keluarga untuk membawa uang
BAB 4
PEMBAHASAN

Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia


kehamilan kurang dari 20 minggu / berat janin kurang dari 500 gram . berakhirnya
kehamilan sebelum anak dapat hidup didunia luar disebut abortus.
Abortus inisipiens adalah abortus yang sedang berlangsung, dengan
ostium terbuka dan ketuban yang teraba, kehamilan ibu tidak dapat dipertahankan
lagi. Perdarahan ringan hingga sedang pada kehamilan muda dimana hasil
konsepsi masih berada didalam cavumeteri, kondisi ini menunjukkan proses
abortus sedang berlangsung dan akan berlanjut menjadi abortus incompit dan
komplit
Tanda-tanda abortus insipiens adalah
1. Perdarahan banyak, kadang-kadang keluar gumpalan darah
2. Nyeri karena kontraksi rahim kuat
3. Akibat kontraksi rahim terjadi pembukaan
Abortus insipiens biasanya berakhir dengan abortus
Dalam praktek asuhan kebidanan pada Ny. “S” G2P1001UK 19 minggu
dengan Abortus Insipiens tidak ditemukan adanya kesenjangan antara asuhan
kebidanan yang telah dilakukan pada ibu saat klien datang dengan beberapa
keluhan dan ciri-ciri/ tanda-tanda yang mengarah pada abortus insipiens maka
bidan segera melakukan rujukan ke RS dengan pelayanan yang lebih lengkap dan
baik agar klien segera mendapatkan penanganan
BAB 5
PENUTUP

I. KESIMPULAN
Abortus adalah berakhirnya kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu)
pada/ sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan
belum mampu untuk hidup diluar kandungan.
Abortus insipiens adalah abortus yang sedang berlangsung dengan
ostium sudah terbuka dan ketuban yang teraba, kehamilan ibu tidak dapat
dipertahankan lagi.
Dalam kasus seperti ini diperlukan penanganan tindakan evaluasi
dengan segera.

II. SARAN
1. MAHASISWA
Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan ketrampilan dalam
memberi pelayanan dan melakukan asuhan pada klien dengan abortus
insipiens
2. INSTITUSI
Diharapkan akan lebih dapat membimbing dan mengevaluasi mahasiswa
dalam melakukan asuhan pada klien dengan abortus insipiens.
3. TENAGA KESEHATAN
Diharapkan lebih kompeten dalam memberi pelayanan sesuai dengan
protop dan harapan klien
4. KLIEN
Diharapkan/ hendaknya melaksanakan dan menyetujui anjuran yang
diberikan oleh bidan agar abortus insipiens dapat segera teratasi dan
kondisi klien segera membaik
5. PEMERINTAH
Diharapkan lebih memperhatikan dan menambah fasilitas untuk
pelayanan kesehatan dalam menangani kasus abortus pada umumnya dan
abortus insipiens pada khususnya sehingga memperkecil angka kematian
yang disebabkan abortus ataupun abortus insipiens.
DAFTAR PUSTAKA

FKUI, 2002. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Jakarta : Media Aesculapius

FKUNPAD, 1981. Obstetri Patologi. Jakarta : Bagian Obstetri dan Ginekologi

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid 1. Jakarta : Penerbit Buku

Kedokteran EGC

Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.

Jakarta. JNPKKR – POGI bekerjasama dengan yayasan bina pustaka

Sarwono Prawirohardjo.

Vous aimerez peut-être aussi