Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
- Bakteri
- Gangguan otak
- Virus
- Imunisasi
- Bahan toksin
Demam dapat disebabkan gangguan otak atau akibat bahan toksin yang
mempengaruhi pusat pengaturan suhu (hipotalamus) yang dapat menyebabkan efek
perangsang terhadap pusat pengatur suhu tersebut sehingga menyebabkan demam.
Zat pirogen dapat berupa protein pemecah dan zat lain, terutama toksin polisakarida yang
dilepaskan oleh bakteri toksin atau pirogen yang dihasilkan dari degenerasih jaringan
tubuh.
Demam adalah sebagai mekanisme pertahanan tubuh (respon imun) terhadap anak infeksi
atau zat asing yang masuk dalam tubuhnya.
Fase 3 (pemulihan)
Tanda dan gejala
1. Kulit tampak merah dan hangat
2. Berkeringat
3. Kemungkinan mengalami dehidrasi
4. Mengigil ringan
1.5 Patofisiologi
Mekanisme demam timbul dimulai dengan reaksi tubuh terhadap pirogen, pada
mekanisme ini, bakteri atau pecahan jaringan akan difagositosis oleh leukosit, makrofag
jaringan dan limfosit aranula besar.
Seluruh sel ini mencerna hasil pemecahan bakteri dan mlepaskan zat interleukin -1
kedalam jaringan tubuh yang disebut juga zat pirogen leukosit atau pirogen. interleukin -1
ketika sampai dihipotalus akan menimbulkan demam dengan cara meningkatkan
temperatur tubuh dalam waktu 8-10 menit, interleukin -1 juga menginduksi pembentukan
prostaglandin, yang selanjutnya bekerja dihipotalamus. Teruatama prostaglandin E2 atau
zat yang mirip zat ini. Bekerja dihipotalamus untuk membangkitan reaksi demam.
a. Pemberian Antipiretik
b. Pemberian Antibiotik sesuai indikasi
c. Pemberian Cairan perenteral
1.8 Pathway
Bakteri, Virus, dan bahan toksin
Hipotalamus
Hiperteremia
Anoreksia
Gangguan pemenuhan
Kebutuhan nutrisi
1.9 Konsep Auhan Keperawatan
A.Pengkajian
Deman merupakan keadaan suhu tubuh diatas suhu normal yaitu suhu diatas 38 derajat
Celsius suhu tubuh adalah suhu ferisal, hati, otak, yang dapat diukur dengan oral rectal, dan
aksia.
a.Aktifitas/istirahat:
Keletihan, kelemahan umum, perubahan tonus/kekuatan otot
b. Sirkulasi:
Peningkatan nadi, sinosis, TTV tidak normal, peningkatan frekwensi pernapasan.
c.Integritas ego:
Peka terhadap rangsangan, stressor internal/eksternal yang berhubungan dengan keasdaan
dan perangsangan.
d. Elminasi
Konstipasi
e.Makan/cairan:
Sensifitas terhadap makan,mual/muntah.
e.Neorosensori
Tidak ada riwayat troma kepala dan infeksi serebral.
10
INTERVENSI RASIONAL
- Menceritakan hal-hal yang lucu - Untuk menghibur anak agar cepat
- Meninabobokan anak tidur
- Ganti pakian anak dengan yang - Agar anak cepat tidur
bersih sebelum anak tidur - Agar pada proses tidur anak tidak
- Anjurkan agar orang tua selalu gelisah dan nyaman saat tidur
ada disamping anaknya - Untuk mengenang hati anak
Laporan Kasus
1 Hari sebelum pasien masuk rumah sakit, Ibu pasien merasa anaknya demam, diare,
panas dan mual. Akibad diare yang berlebihan serta demam.
Kemudian pada pukul 02.00 WIB pasien masuk Rumah Sakit akan tetapi keluarga pasien
meminta untuk rawat jalan terlebih dahulu. Pukul 10.00 WIB pasien tersebut belum ada
perubahan, akhirnya keluarga pasien memutuskan untuk dilakukan rawat inap.
Setelah itu pasien dibawa keruangan untuk mendapat perawatan selanjutnya.
BAB II
1.1.10 ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DIAGNOSA “ FEBRIS”
A : Masalah teratasih
P : Intervrensi
dihentikan
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Penyakit Febris merupakan penyakit yang terjadi akibad infeksi kuman.penyakit ini
terjadi demam dan panas.
Febris ini permulaan dimulai dari tidaknya menjaga kesehatan dengan baik, akhiranya itu
kuman mulai menyebar.
B.Saran
Usulan penulis pada klien dengan untuk mengatasi masalah yang dihadapi seperti menjaga
kebersihan dan jaga kesehatan melalu tidak boleh jajan sembarangan.
1. Hindarkan hal-hal yang bisa menyebabkan demem yaitu mengungkit masalah
tentang keinginan yang tidak terpenuhi, menjauhi hal-hal yang menyebabkan klien
sakit panas.
2. Hindarilah sakit demam dengan mengikuti anjuran diatas secara baik
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L.J. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. EGC. Jakarta
Carpenito, L. J. 1998. Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis. Edisi 6. EGC.
Jakarta
Farrer, H. 2001. Perawatan Maternitas. Edisi 2. EGC. Jakarta
http://www. Us elsevierhealth. com. Nursing diagnoses. Outcomes and interventions
NANDA. 2001. Nursing Diagnoses: Definitions & Classification. Philadelphia
Sarwono, P. 1994. Ilmu Kebidanan. Balai Penerbit UI. Jakarta
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal. Tridasa. Jakarta
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN…………………………………………………………1
ETIOLOGI…………………………………………………………………3
MANIFESTASI KLINIS…………………………………………………..4
PATOFISIOLOGI…………………………………………………………5
PEMERIKSAAN PENUNJANG…………………………………………6
PENATALAKSANAAN………………………………………………….7
PATHWAY……………………………………………………………….8
BAB II : ASUHAN KEPERAWATAN…………………………………………….13
ANALISA DATA……………………………………………………….14
PERENCANAN KEPERAWATAN…………………………………….28
IMPLEMENTASI………………………………………………………..30
EVALUASI……………………………………………………………..32
BAB III : PENUTUP…………………………………………………………………33
KESIMPULAN……………………………………………………………34
SARAN…………………………………………………………………..34