Vous êtes sur la page 1sur 31

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa : Adrino Siteko, S Kep


Nim : 17. 04. 035
Ruangan : ICU ( HCU )
Kamar : VIP3
Tanggal Masuk RS : 09/02/2018, pinda ke ICU, HCU 23/02/2018.
Hari / Tanggal Pengkajian : Senin, 20 Februari 2018
Jam : 14.30 Wita

I. IDENTITAS
A. Klien
 Nama : Tn A.
 Tempat /Tanggal lahir : Bantaeng 03 Juli 1958
 Jenis Kelamin : Laki - Laki
 Status Perkawinan : Menikah
 Agama / Suku : Islam
 Warga Negara : Indonesia
 Bahasa yang Digunakan : Bahasa Indonesia
 Pekerjaan : Motor Ojek Onlaine
 Pendidikan Terakhir : SD
 Alamat : Jl. Batulabu
 Diagnosa Medik : Tetraplegia Due To Spinal Card Injuri
B. Penanggung Jawab
 Nama : Nurjana
 Alamat : Jl. Batulabu
 Hubungan dengan Klien : Ponakan
II. DATA MEDIK
A. Dikirim Oleh : IGD Bedah
B. Diagnosa Medik
1. Saat masuk : Tetraplegia Due To Spinal Card Injuri
2. Saat pengkajian : shock Neuregenik + Ancman Gagal Napas
III. KEADAAN UMUM
A. Keadaan Sakit :
1. Pasien nampak baring lemah.
2. Penggunaan Alat-Alat Medik :
 Bad side monitor
 Ventilator ( CPAP )
 ETT
 Infus pamp
 Sering pamp
B. Keluhan Utama
 Istri pasien mengatakan banyak lender di leher
 Istri pasien mengatakan pasien rasa sakit / nyeri di leher
 Terdapat luka pos Op di otak serebral / kepala bagian belakang.
 Provoking : CKD
 Quality : Nyeri seperti di pukul pukul
 Region : Pada leher dan luka oprasi
 Severity : Skala nyeri 3-4
 Time : Ilang timbul
C. Tanda-Tanda Vital
1. Kesadaran
Kualitatif : Compos mentis
Kualitatif : Glasgow coma scale 15
a. Respon motorik :6
1) Respon Motorik (M= Motorik )
- Dengan perintah (6)
- Melokalisasi nyeri (5)
- Menarik area yang nyeri (4)
- Fleksi abnormal/postur dekortikasi (3)
- Ekstensi abnormal/postur deserebrasi (2)
- Tidak berespon (1)
b. Respon bicara :5
2) Respon Verbal ( V= Verbal )
- Berorientasi (5)
- Bicara membingungkan (4)
- Kata-kata tidak tepat (3)
- Suara tidak dapat dimengerti (2)
- Tidak ada respons (1)
c. Respon membuka mata : 4
3) Respon membuka mata ( E = Eye )
- Spontan (4)
- Dengan perintah (3)
- Dengan nyeri (2)
- Tidak berespon (1)
Tremor : Negatif
2. Tekanan darah : 113/60 Mmhg
3. Suhu : 36,8 ºc (diukur di bagian frontal)
4. Nadi : 66 x/m
5. Pernapasan
a. Frekuensi : 20 x/m
b. Irama : Teratur
c. Jenis : Pernapasan dada
D. Pengukuran
1. Tinggi badan :165 cm
2. Berat badan : 72 kg
3. Lingkar lengan atas : 28
E. Genogram ( minimal 3 generasi )

GI x x x x

? ? ? ? ?

GII
x x

? ?
? ? ? ?

? ? ?

GIII 60 ?

? ? ? ? ?

Ket :
Laki-laki : Pasien :
perempuan : kawin :
meninggal : satu rumah : ---

1) Generasi I : Kakek dan nenek dari pasien suda meninggal


2) Generasi II : Kedua orang tua pasien suda meninggal
3) Generasi III : Pasien merupakan anak ke 5 dari 5 bersaudara dan saudara
pasien tidak mempunyai penyakit yang sama dengan pasien.
Sekarang pasien tinggal seruma bersama Istri dan anak bungsunya.
F. ASPEK PSIKOSOSIAL
 Pola pikir dan persepsi
 Alat bantu yang digunakan : Pasien menggunakan alat bantu berupa
Oksigen Non rebriting mars 10 L/menit.
 ETT ( endo trakea tube )
 NGT
 Kateter urine
 Persepsi Sendiri
 Hal yang amat dipikirkan saat ini : Pasien menerima kondisi sakitnya.
 Harapan setelah perawatan : Istri Pasien berharap setelah dirawat di RS
dan menjalankan pengobatan Pasien dapat sembuh segera dan dapat
beraktivitas seperti biasanya.
 Perubahan setelah sakit : Pasien dapat sembuh dan mampu beraktivitas
seperti sebelum sakit.
 Suasana hati : Pasien merasa ikhlas selama sakit.
Rentang Perhatian : Terarah dan focus
 Hubungan / Komunikasi
 Tempat tinggal : Bersama keluarga, yaitu pasien tinggal bersama istri dan
anak bungsunya
Bahasa utama : Bahasa Indonesia
 Kehidupan keluarga
- Adat istiadat yang dianut : Pasien menganut adat istiadat makassar.
- Pembuat keputusan keluarga : pasien sebagai kepala keluarga.
- Pola komunikasi : Komunikasi Pasien setiap hari bersama keluarga
menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa daera makassar.
 Kesulitan dalam hubungan keluarga Hubungan baik dengan istri, anak dan
keluaraga
 Pertahanan koping
 Pengambilan keputusan : Pasien
 Apa yang dilakukan perawat agar anda nyaman dan aman : Istri Pasien
mengatakan tindakan keperawatan yang tepat dan segera.
 Sistem nilai dan kepercayaan
 Siapa atau apa sumber kekuatan : Allah subahana wataallah
 Kegiatan agama yang di lakukan : Solat ( Mesjid )
 Tingkat Perkembangan
Usia : 60 Tahun
IV. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN
A. Kajian Persepsi Kesehatan – Pemeliharaan Kesehatan
1. Riwayat penyakit yang pernah dialami
Istri pasien mengatakan pasien perna sakit, seperti demam, bera-bera / diare,
dan batuk.
2. Riwayat kesehatan sekarang :
 Saat di lakukan pengkajian, istri pasien mengatakan pasien mengalami
kecelakaan lalulintas dengan mengunakan sepeda motor yang di
kenderainya.
 Pasien Nampak terbaring lemah dan istri pasien mengatakan pasien
merasa sakit di bagian leher saat bergerak. Leher terpasang Nokler.
B. Kajian Nutrisi Metabolik
1. Data Subyektif
Sebelum Sakit Saat Sakit
 Berat badan : 72 Kg Tinggi  Ada perubahan berat badan selama
Badan: 165 cm. sakit, BB : 68 kg, TB: 165 cm
 Jenis makanan : nasi, lauk,  Pola makan 2x kali sehari.
sayur.  Jenis makanan Bubur saring
 Makanan yang disukai : semua  Pasien makan menggunakan NGT
jenis makanan  Nafsu makan :-
 Makanan yang tidak disukai : -  Rasa mual : -
 Makanan pantangan : tidak ada  Muntah : -
makanan pantangan  Porsi makan : porsi makan di
 Nafsu makan : ( √ ) Baik habiskan.

2. Data Obyektif
 Observasi :
 Pasien terpasang NGT
 Pasien nampak terpasang infuse pamp 20 tpm/8 jam
 Pasien terpasang sering pamp Omeprazole 40 mg / 24 jam
C. Kajian Pola Eliminasi
1. Data Subyektif
Sebelum Sakit Saat Sakit
 Buang air besar  Buang air besar
Frekuensi : 2 kali/hari Frekuensi : tidak menentu
penggunaan pencahar : tidak ada penggunaan pencahar : dlukolax
Waktu : pagi dan sore Waktu : tidak menentu
Konsistensi : lembek Konsistensi : encer
 Buang air kecil  Buang air kecil
Frekuensi : 4 kali/hari Frekuensi : tidak menetu
Warna : kuning Bau : pesing Warna : kuning
Keluhan Lain : tidak ada Bau : pesing
Terpasang kateter urine ± 300 cc

2. Data Obyektif
 Observasi
 Pasien terpasang kateter urine
D. Pola Tidur dan Istrahat
1. Data Subyektif
Sebelum Sakit Saat Sakit
Waktu Tidur (jam)  Pasien sering terjaga saat tidur
 Malam : Pukul 20.00 – 05.00  Pola tidur selama di RS
 Siang : pukul 13.00-16.00  Malam : Pukul 19.00 – 03.00 Wita
 Lama tidur / hari : ± 14 jam  Siang: Pukul 15.00 – 16.00 Wita
 Kebiasaan pengantar tidur :-  Lama tidur / hari : ± 11 jam
 Kesulitan dalam tidur : Sering
terjaga di malam hari

2. Data Obyektif
 Observasi
 Pasien sering terjaga karna banyak secret di faring
 Pasien sering terjaga karna sering susah bernapas
 Pasien di sacsien 1-2 x dalam 1 hari
E. Kajian Pola aktivitas dan Latihan
1. Data Subyektif
Sebelum Sakit Saat Sakit
 Kegiatan dalam pekerjaan :  Pasien lebih banyak menghabiskan
Pasien bekerja sebagai tukang waktu di atas tempat tidur dengan
ojek onlaine kondisi yang lemah.
 Olahraga : Tidak ada
Frekuensi : -
 Kegiatan diwaktu luang :
Pasien mengatakan berkumpul
sama Istri, anak anak dan
keluarga.

2. Data Obyektif
 Observasi
Aktivitas harian : Semua aktifitas pasien di bantu oleh keluarga dan perawat,
seperti mandi, berpakaian, oral haigine, makan, minum.

V. PENGKAJIAN FISIK
1. Kesadaran : Composmentis (E : 4 M : 6 V : 5)
Keadaan Umum : Lemah
Tanda-tanda Vital : TD : 113/60 mmHg N : 66 x/menit
P : 20 x/menit S : 36,8 o C
Tinggi badan : 165 cm Berat Badan : 68 Kg
2. Kepala
Inspeksi :
 Bentuk kepala normal.
 Distribusi rambut merata
 Tidak tampak adanya lesi di kepala.
Palpasi :
 Tidak teraba massa
 Ada nyeri tekan.
3. Mata : Fungsi penglihatan baik
Inspeksi :
 Bentuk mata simetris kiri dan kanan.
 Konjungtiva tidak anemis
4. Hidung : Fungsi penciuman baik
Inspeksi :
 Lubang hidung simetris kiri dan kanan.
 Tampak kotor
 Tidak ada pembengkakan
Palpasi :
 Tidak ada nyeri tekan.
5. Mulut dan Tenggorokan : Ada gangguan bicara karna terpasang ETT.
Inspeksi :
 Terdapat carries
 Gigi tampak kotor
 Rongga mulut, Mukosa bibir lembab
 Lidah tampak kotor
 Pasien tidak menggunakan gigi palsu
 Jumlah gigi dewasa normal 32
6. Leher
Inspeksi : Tidak ada pembesaran tyroid
Palpasi :
 Ada nyeri tekan
 Terpasan Nokler
 Tidak teraba massa.
7. Dada, Paru-paru, Jantung :
Inspeksi :
 Bentuk dada : Skoliosis
 Ekspansi dada : Terjadi
 Retraksi: ada
 Pasien sesak napas, RR : 20 x/menit
 Terpasang O2 Non Rebriting mars 10 L/menit
 Irama bernapas teratur
Palpasi :
 Nyeri tekan: Tidak ada
 Massa/ tumor: Tidak ada
 Taktil fremitus: Getarannya seimbang antara kiri dan kanan
 Denyut apeks: Teraba denyutan didaerah apeks yaitu pada ICS 5 mid
clavicula kiri, dengan hate rate (60-100 x/menit).
Auskultasi :
 Suara napas tambahan: bunyi napas Vasikuler
 Bunyi jantung I dan II murni reguler.
Perkusi :
 Batas paru dan hepar : resonan ke pekak pada ICS 6 dextra.
 Batas paru dan lambung : resonan ke tympani di bawah prosesus xyphoideus
 Batas paru dan jantung : resonan ke pekak.
 Batas-batas jantung:
 Katup mitral terletak pada garis sternal kanan ICS 2
 Katup trikuspid terletak pada sternal kiri ICS 4
 Katup semilunaris (aorta dan pulmonaris) terletak pada sterna kiri pada
ICS 4
8. Abdomen :
Inspeksi :
 Kesimetrisan abdomen: tampak simetris
 Pembengkakan /edema: Tidak ada
 Laserasi/peradangan: Tidak ada, tampak dada naik turun mengikuti gerak
napas.
 Warna sekitar abdomen : Tidak ada kemerahan.
 Sesekali Pasien nampak mau memegang leher
Auskultasi :
 Peristaltik usus : meningkat lebih 5-25x/i
Perkusi : Kuadran kanan atas: pekak (hati)
Kuadran kiri atas: tympani (lambung)
Kuadran kanan bawah: tympani (Caecum dan apendiks)
Kuadran kiri bawah: tympani (kolon sigmoid)
Palpasi :
 Tidak ada udema pada kuadran kanan atas, kiri atas, kanan bawah dan kiri
bawah.
 Tidak ada nyeri tekan pada pada kuadran kanan bawah
9. Genitalia :
 Perdarahan : Tidak ada perdarahan
 Penggunaan Kateter : Terpasang kateter urine
10. Status Neurologis : GCS  E : 4 M 6 V 5
11. Ekstremitas :
 Keadaan ekstremitas:
Ekstremitas atas: Pergerakan terbatas pada bagian dextra karena terpasang
infuse pamp RL 20 tpm/8 jam dan sering pamp Omeprazole 40 mg / 24 jam
Ekstremitas bawah: sinitrat dan dextra tidak bisa di gerak.
 Kekuatan otot 3 3
0 0
 Kesimertisan: simetris kiri dan kanan.
 Atropi: Tidak ada
 Akral: Teraba hangat
 ROM: Terbatas
 Edema: Tidak ada
 Chyanosis: Tidak ada
 Capillary refilling: < 2 detik
 Nyeri: Ada nyeri tekan
 Palpitasi: Ada
 Perubahan warna kulit: Tidak
 Tugor kulit : Elastis
 Clubbing: (-)
VI. DATA PENUNJANG
Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Imonoserologi
 Imonoserologi lain
 Prokalsitonin 0,62 0,05 Ng / ml

Kesan / saran :
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Kimia darah
 Fungsi Ginjal
64 10-50 Mg/dl
 Urem
1,25 L(<1,3):P(<1,1) Mg/dl
 Kreatinin
 Fungsi hati
49 <38 U/L
 SGOT
90 <41 U/L
 SGPT
2,8 3,5-5,0 Gr/dl
 Albumin
 Elektrolit
141 136-145 Mmol/l
 Natrium
4,4 3,5-5,1 Mmol/l
 Kalium
104 97-111 Mmol/l
 Klorida
VII.TERAPI MEDIS
Terapi Cairan dan Oksigen
Jenis cairan Kegunaan
 RL infuse pamp 20 tpm/8  Kandungan kaliumnya bermanfaat untuk
jam konduksi saraf dan otak, mengganti
cairan hilang karna dehidrasi, syok
hipofolemik dan kandungan natriumnya
menentukan tekanan osmotic pada
pasien.

 ETT  Membebaskan jalan nafas


 Untuk memberikan pernafasan mekanis
( dengan fentilator )
 Oksigen Non rebriting  Meningkatkan ekspansi paru
mars 10 Lpm  Memperbaiki status oksigen pasien
 Mencegah hipoksi
 Menurnkan kerja paru-paru pada pasien
dengan dyspnea

Terapi obat obatan


Nama obat Dosis Dosis
 Meropenem 1 Gr / 8 jam Intravena
 Fentanyl 30 Mg / jam Intravena
 Combifen nebuleizer / 8 jam Inhalasi
 Omeprazole 40 Mg / 24 jam Intravena
 Vit B, Complex 2 tablet / 8 jam NGT
 Curcuma 40 Mg / 8 jam NGT
 Zinc 20 Mg / 8 jam NGT
 Pujimn 2 Cap / 8 jam NGT
 Parsitamol bilah suhu 1 Gr Intravena
≥390 c
 Perdipine 0,5 mg / kg 9 cc / jam Intravena
/ bb / menit
 Metamol 1 Gr / 8 jam Intravena
 Vitamin C 100 Mg / 8 jam Intravena
 Dlukolax

VIII. PENGELOMPOKAN DATA


Data Subjektif Data Objektif
 Pasien tampak lemah  Pasien tampak lemah
 Istri asien mengatakan sering batuk  Pasien Nampak meringis jika
karna ada lendir bergerak
 Istri pasien mengatakan banyak lender  Terdapat Luka pos op di otak
di leher serebral
 Istri pasien mengatakan pasien rasa  Terpasang drainase chest tube
sakit / nyeri di leher  Pasien terpasang NGT
 Ada nyeri tekan  Pasien nampak terpasang infuse
 Provoking : CKD pamp 20 tpm/8 jam
 Quality : Nyeri seperti di pukul  Pasien terpasang sering pamp
pukul Omeprazole 40 mg / 24 jam
 Region : Pada leher dan luka  Pasien terpasang O2 NRM
oprasi  Ventilator ( CPAP )

 Severity : Skala nyeri 3-4  ETT ( Endo Trachea tube )

 Time : Ilang timbul  Leher terpasang nokler

 Pasien terpasang NGT  Pasien sering terjaga karna banyak

 Pasien di sacsien 1-2 x dalaam 6-8 secret di faring


 Pasien sering terjaga karna sering
susah bernapas
 TTV : TD 113 / 60 mmhg, N 66,
S 36,7, P 20
 Pasien di sacsien 1-2 x dalam 6-8
jam
 Pasien terpasang kateter
 Semua aktifitas pasien di bantu
oleh perawat dan keluarga
 Rom terbatas
 Pengisian capillary refill time > 2
detik
 Bising usus hiperaktif >5-25
x/menit

ANALISA DATA

No Data focus Analisa Masalah


1. DS:
 Istri pasien mengatakan pasien rasa
sakit / nyeri di leher
 Ada nyeri tekan
 Istri Pasien mengatakan, pasien
merasa nyeri jika bergerak.
Provoking : CKD
Quality : seperti di pukul pukul
Region : pada leher
Severity : Skala nyeri 3-4
Time : Ilang timbul
Nyeri Akut
DO :
 Pasien tampak lemah
 Pasien meringis jika bergerak
 Terdapat Luka pos op di otak
serebral
 Leher terpasang nokler
 TTV:
TD 113/60, N 66, S 36,8, P 20
2. DS:
 Istri pasien mengatakan sering
batuk karna ada lender
 Istri pasien mengatakan banyak
lender di leher
DO :
Ketidakefektifan
 Pasien di sacsien 1-2 x dalam 6-8 Bersihan Jalan
Napas
jam
 Pasien terpasang O2 NRM
 Ventilator ( CPAP )
 ETT ( Endo Trachea Tube )

3. DS:
 Pasien tampak lemah

DO:
 Semua aktifitas pasien di bantu
oleh perawat dan keluarga
 Rom terbatas
 Pasien terpasang kateter
 Leher terpasang nokler
Hambatan
 Terpasang Ventilator ( CPAP ) Mobilitas Fisik
 Terpasang ETT ( Endo Trachea
tube )
 Pasien terpasang NGT
 Pasien nampak terpasang infuse
pamp 20 tpm/8 jam
4. Faktor Resiko

 Terdapat Luka pos op di otak


serebral
 Terpasang drainase chest tube
 Terpasang ETT ( Endo Trachea
tube ) Resiko Infeksi
 Pasien terpasang NGT
 Pasien nampak terpasang infuse
pamp 20 tpm/8 jam
 Pasien terpasang kateter

IX. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Domain : 12 Kenyamanan
Kelas : 1 Kenyamanan Fisik
Kode : 00132
Diagnosa : Nyeri Akut

2. Domain : 11 Keamanan / Perlindungan


Kelas : 2 Cedera Fisik
Kode : 00031
Diagnosa : Ketidakefektipan Bersihan Jalan Nafas

3. Domain : 4 Aktivitas / Istrahat


Kelas : 2 Aktivitas / Olaraga
Kode : 00085
Diagnosa : Hambatan Mobilitas Fisik
4. Domain : 11 keamanan / perlindungan
Kelas : 1 Infeksi
Kode : 00004
Diagnosa : Resiko Infeksi
INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

1 Nyeri Akut berhubungan NOC : NIC :


dengan Cedera fisik  Pain level  Pain management
Ds :  Pain control  Analgesic
 Istri pasien mengatakan  Comfort level administration
pasien rasa sakit di leher Setelah dilakukan tindakan  Lakukan pengkajian  Memberi informasi tentang
 Ada nyeri tekan keperawatan selama 3x24 nyeri secara tingkat nyeri yang dialami
 Istri Pasien mengatakan, jam pasien tidak mengalami komprehensif termasuk oleh pasien.
pasien merasa nyeri jika nyeri dengan kriteria hasil : lokasi, karakterisitik,  Respon non verbal
bergerak.  Mampu mengontrol nyeri durasi, frekuensi, kualitas membantu mengevaluasi
Provoking : CKD (tahu penyebab nyeri, dan faktor presipitasi. derajat nyeri dan
Quality: seperti di pukul mampu menggunakan  Observasi reaksi non perubahannya.
pukul teknik nonfarmakologi verbal dari  Untuk menurunkan intensitas
Region: pada leher dan luka untuk mengurangi nyeri, ketidaknyamanan. nyeri dan menurunkan
oprasi mencari bantuan)  Ajarkan teknik non kecemasan.
Severity : Skala nyeri 3-4  Melaporkan bahwa nyeri farmakologis : tekni  Pemberian analgetik dapat
Time : Ilang timbul berkurang dengan relaksasi napas dalam,. menurunkan intensitas nyeri
Do : menggunakan  Kolaborasi pemberian dan meningkatkan
 Pasien tampak lemah
 Pasien meringis jika manajemen nyeri analgesic untuk kenyamanan.
bergerak  Mampu mengenali nyeri mengurangi nyeri. Mengetahui keadaan umum
 Terdapat Luka pos op di (skala, intensitas,  Observasi tanda-tanda dan perkembangan
otak serebral frekuensi, dan tanda vital sebelum dan pemberian analgesic pertama
 Leher terpasang nokler nyeri) sesudah pemberian obat. kali.
 TTV:  Mengatakan rasa nyaman
TD 113/60, N 66, S 36,8, P setelah nyeri berkurang
20

2 Ketidakefektifan Bersihan NOC : NIC :


jalan napas berhubungan  Respiratory status :  Airway management
dengan penumpukkan secret ventilation  Oxygen therapy
dibuktikan dengan :  Respiratory status :  Vital sign monitoring
Ds : Airway patency  Observasi pola napas dan  Indicator menilai
 Istri pasien mengatakan  Vital Sign Status keefektifan bersihan jalan keefektifan bersihan jalan
sering batuk karna ada Setelah dilakukan intervensi napas. napas untuk menentukan
lender keperawatan selama 3x24  Berikan posisi semi intervensi.
 Istri pasien mengatakan jam pasien menunjukkan fowler pada pasien.  Meningkatkan ekspansi
banyak lender di leher keefektifan bersihan jalan  Berikan oksigen sesuai paru.
napas dibuktikan dengan order (10L/menit).  Meningkatkan pemenuhan
Do : kriteria hasil:  Observasi vital sign O2 yang kurang dari proses
 Pasien di sacsien 1-2 x
 Mendemonstrasikan  Auskultasi suara napas di ventilasi.
dalam 6-8 jam
batuk efektif dan suara seluruh lapang paru  Mendeteksi adanya
 Pasien terpasang O2 NRM
yang bersih, tidak ada  Kolaborasi pemberian perubahan sistem tubuh.
 Ventilator ( CPAP )
sianosis dan dyspneu obat mukolitik.  Mengevaluasi adanya edem
 ETT ( Endo Trachea Tube )
(mampu mengeluarkan paru..
sputum, mampu bernapas  Mengencerkan dahak serta
dengan mudah, tidak ada melonggarkan saluran
pursed lips) napas.
 Menunjukkan jalan napas
yang paten (klien merasa
tercekik, irama napas,
frekuensi pernapasan
dalam rentang normal,
tidak ada suara napas
abnormal)
 Tanda – tanda Vital
dalam rentang normal
(TD, Nadi, RR)
3 Hambatan Mobilitas Fisik NOC: NIC:
berhubungan dengan Faktor
Penyakit  Self care : Activity of  Self care assistance :
Ds: Daily Living (ADLs) ADLs
 Pasien tampak lemah Setelah dilakukan tindakan  Monitor kemampuan  Mengetahui kemampuan
Do: keperawatan selama 3x24 klien untuk perawatan klien dalam ADLs
 Semua aktifitas pasien di jam, deficit perawatan diri diri mandiri  Pasien dapat melakukan
bantu oleh perawat dan teratasi dengan:  Monitor kebutuhan klien ADLs tampa ad bantuan
keluarga Krtieria Hasil untuk alat-alat bantu
 Rom terbatas  Terjadi peningkatan dalam kebersihan diri,
 Pasien terpasang kateter aktivitas fisik berpakaian, berhias,
 Leher terpasang nokler  Pasien dapat melakukan toileting, dan makan
 Terpasang Ventilator ( aktivitas mobilisasi secara  Mandikan pasien
CPAP ) mandiri  Lakukan oral hygiene
 Terpasang ETT ( Endo  Menyatakan kenyamanan  Pakaikan pakaian pasien
Trachea tube ) terhadap kemampuan  Sisir rambut pasien
 Pasien terpasang NGT untuk melakukan ADLs  Sediakan bantuan sampai
 Pasien nampak terpasang  Dapat melakukan ADLs klien mampu secara utuh
infuse pamp 20 tpm/8 jam tanpa bantuan untuk melakukan self
 Menunjukkan pemahaman care
dalam proses perbaikan  Monitoring vital sign
kulit dan mencegah
terjadnya cedera berulang

4 Resiko Infeksi berhubungan NOC : NIC :


dengan Intregitas kulit  Immune status  Infection Control
ditandai dengan  Knowledge : Infection  Infection Protection
control  Pertahankan teknik  Membatasi sumber infeksi,
 Faktor Resiko  Risk control aseptic setiap melakukan dimana dapat menimbulkan
 Terdapat Luka pos op di Setelah dilakukan tindakan tindakan keperawatan. sepsis.
otak serebral keperawatan selama 3x24  Cuci tangan setiap  Mencegah Cross infection
 Terpasang drainase chest jam pasien menunjukkan sebelum dan sesudah antar pasien
tube tidak terjadi infeksi dengan melakukan tindakan  Meningkatkan daya tahan
 Terpasang ETT ( Endo kriteria hasil : keperawatan. tubuh sehingga terhindar
Trachea tube )  Klien bebas dari tanda  Dorong masukan cairan dari infeksi.
 Pasien terpasang NGT dan gejala infeksi dan nutrisi.  Penggunaan kateter yang
 Pasien nampak terpasang  Mendeskripsikan proses  Gunakan kateter lama tanpa diganti dapat
infuse pamp 20 tpm/8 jam penularan penyakit, intermiten untuk meningkatkan infeksi vesika
 Pasien terpasang kateter faktor yang menurunkan infeksi urinaria.
mempengaruhi vesika urinaria. Antibiotic spectrum luas
penularansertas Kolaborasi pemberian secara umum dianjurkan
penatalaksanaannya. antibiotic. untuk sepsis, namun terapi
 Menunjukkan harus didasrakan pada
kemampuan untuk organism khusus.
mencegah timbulnya
infeksi
 Jumlah leukosit dalam
batas normal
 Menunjujkkan perilaku
hidup sehat.
IMPLEMENTASI
Dx Hari/Tanggal Jam Implementasi dan Hasil Evaluasi
1 Kamis 22 08.00 wita  Mengobservasi Tanda-tanda Vital via Monitor S:
Februari 2018 Hasil : TD: 113/60 mmHg, HR : 66, P:  Istri pasien mengatakan pasien
220x/menit, S : 37,8 ºC, masi merasaka sakit di leher da
0.10 wita  Mengkaji tingkat nyeri, frekuensi, dan lokasi luka oprasi di otak serebral jika
nyeri. bergerak.
Hasil : P : CKD P : CKD
Q : Seperti di pukul pukul Q : di pukul pukul
R : pada leher dan luka oprasi R : pada leher dan luka oprasi
S : Skala Berat 3-4 S : Skala sedang 3-4
T : Ilang timbul T : ilang timbul
08.20 wita  Mengobservasi reaksi non verbal O:
Hasil :Pasien tampak meringis kesakitan jika  Tampak pasien lemah
bergerak skala nyeri 3-4 sedang  Ekspresi wajah meringis jika
 Penatalaksanaan pemberian obat analgesik bergerak
Hasil : Pasien diberikan obat Fentanyl 30 mcg/jam  TTV: TD: 115/60 mmHg, HR: 95
via syringe pump, metronidazole 500 gr/ 8 jam x/i, mmHg, P : 22x/menit,S:
37,8ºC,
A : Tujuan untuk mengatasi nyeri
belum tercapai
P : Lanjutkan intervensi
 Observasi Vital sign
 Kaji tingkat nyeri, frekuensi dan
lokasi nyeri,
 Obervasi reaksi non verbal
pasien.
 Kolaborasi pemberiaan obat
analgetik
2 Jumat 23 13. 15 wita  Memberikan posisi semi fowler S:
Februari 2018 Hasil : Pasien diberikan posisi semi fowler 45  Istri pasien mengatakan masi
derajat ada lender yg sering tersumbat
13.20 wita  Mengopservasi ETT: di tenggorokan
Hasil : ETT terpasan baik dan tidak ada O :
sumbatan secret  Pasien tampak sesak napas
13.30 wita  Mengopservasi secret yang akan tersembat di  Terpasang O2 NRM 10 Lpm
ETT  TD : 117/70 mmHg, N 99x/m P
Hasil: secret dapat di sacsen 2-3 dalam 8 jam : 22 x/menit, S: 37,8 ºC
A:
13.35 wita  Penatalaksanaan pemberian oksigen
 Tujuan Untuk bersihan jalan
Hasil : Pasien diberikan oksigen NRM 10 nafas belum teratasi
L/menit P : lanjutkan intervensi

13.40 wita  Penatalaksanaan pemberian obat  Mengobervasi TTV

Hasil : Pasien diberikan obat obatan sesuai resep  Observasi ETT


 Seksen setiap kali ada secret
 Berikan posisi semifowler
 Kolaborasi pemberian oksigen
dan obat anti mukolitik.
3 Sabtu 23 13.00 wita  Memonitor kemampuan Pasien untuk perawatan S : _
Februari 2018 diri mandiri dan beraktivitas O:
Hasil : Pasien masi belum mampu total  Ketidakmampuan untuk mandi,
13.10 wita  Memonitor kebutuhan Pasieien untuk alat-alat berpakaian, dan toileting secara
bantu untuk kebersihan diri, berpakaian, berhias, mandiri.
toileting dan makan.\  Nampak KU lemah
Hasil : Pasieen membutuhkan perawatan diri  Kesdaran compos mentis
mandi, oral hygiene, dan toileting di bantu oleh  Kekuatan otot 3 3
perawat dan keluarga 00
13,20 wita  Menyediakan bantuan sampai Pasien mampu A :
secara utuh melakukan self care  Tujuan untuk melakukan ADLs
Hasil : setiap kebutuhan klien dibantu oleh perawat secara mandiri belum terlaksana
dan keluarga. P : lanjutkan intervensi
 Mengobervasi TTV
 Monitoring kemampuan Pasien
 Sediakan bantua sampai klien
mampu secara utuh melakukan self
care.
 Monitoring kebuthan klien akan
kebersihan
4 Sabtu 24 13,25 wita  Mencuci tangan sebelum dan sesudah S:_
Februari 2018 melakukan tindakan keperawatan O:
Hasil : perawat selalu mencuci tangan sebelum  Tampak klien menggigil
dan sesudah melakukan tindakan keperawatan.  Luka operasi tertutup perband
13,30 wita  Menganti kateter agar tidak terjadi infeksi belum diganti.
bladder  TD : 117/68 mmHg, N 98x/m P
Hasil : Pasien telah diganti kateternya : 22 x/menit, S: 37,8 ºC
13,35 wita  Perawatan ETT ( Endo Trachea Tube ) agar A:
tidak infeksi  Tujuan untuk tidak terjadi
Hasil : Selalu terawat, dan tidak infeksi di Resiko infeksi teratasi
broncus dan trachea. P : lanjutkan intervensi
13,40 wita  Bersikan selang NGT setelah sonde. Agar tidak  Mengobervasi TTV
ada bakteri yang masuk kelambung dan  Pertahankan teknik aseptic
mengakibatkan infeksi.  Cuci tangan sebelum dan
Hasil: selang NGT selalu di bersikan setela sesudah tindakan keperawatan
sonde, dengan cara spoling Air miniral 30 cc.  Kolaborasi pemberian obat
13,45 wita  Perawatan luka post op, dan menggatikan antibiotic
perban. Agar tidak infeksi
Hasil : Luka selalu di rawat / di bersikan dan di
ganti perbannya.
13,50 wita  Penatalaksanaan pemberian obat antibiotic
Hasil : Klien diberikan obat-obatan antibiotic.

Vous aimerez peut-être aussi