Vous êtes sur la page 1sur 24

Askep

i. PENGERTIAN KEHAMILAN

Kehamilan adalah masa dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin lamanya adalah 280 hari (40 minggu
atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Saifudin, 2006). Kehamilan adalah
pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan
persalinan (Manuaba, 2008). Kehamilan merupakan proses yang diawali dengan adanya pembuahan
(konsepsi), masa pembentukan bayi dalam rahim, dan diakhiri oleh lahirnya sang bayi (Monika, 2009).

ii. PEMBAGIAN KEHAMILAN DALAM TRIWULAN

Triwulan pertama dimulai dari konsepsi 0-12 minggu.

Triwulan kedua dari 13-28 minggu.

Triwulan ketiga dari 29-40 minggu

2. BUKTI KEHAMILAN

a. PRESUMTIF ( Bukti Subjektif)

a) Amenorea

b) Perubahan payudara

c) Mual & muntah (morning sickness)

d) Frekuensi berkemih

e) Leukorea Tanda Chadwiek’s

f) Quickening

b. PROBABILITAS ( Bukti Objektif)

a) Pertumbuhan & perubahan uterus

b) Tanda Hegar’s ( melunaknya segmen bawah uterus)

c) Ballotement (lentingan janin dl uterus saat palpasi)

d) Braxton hick’s (kontraksi selama kehamilan)

e) Perubahan Abdomen

f) Pembesaran abdomen Striae Gravidarum


g) Pigmentasi pada linea nigra

c. POSITIF ( Bukti Positif)

a) Terdengar DJJ

b) Teraba bagian anak oleh pemeriksa

c) Terlihat hasil konsepsi dg USG

d) Teraba gerakan janin oleh pemeriksa

3. Perubahan-Perubahan Dan Adaptasi Fisiologis Pada Masa Kehamilan

1.1 Trimester I (0-12 mg)

Seseorang yang mengalami kehamilan akan menunjukkkan gejala-gejala yang berasal dari buah
kehamilan yaitu dari janin dan plasenta.

a. Adanya human chorionic gonadotropic ( HCG) dalam air kemih.

b. Masalah gastrointestinal

1) Mual dan muntah(4-6 minggu)

2) morning sickness

3) anoreksia

4) Saliva berlebihan

5) Tak tahan terhadap bau–bau tertentu

c. Pengaruh hormon estrogen

Tonus otot menurun, mengakibatkan mual dan kontipasi.

d. Perubahan janin

1) Pada kahamilan 7 minggu rahim kurang lebih sebesar telur itik

2) pada kehamilan 10 minggu rahim kurang lebih sebesar jeruk keprok

3) Pada kehamilan 12 minggu rahim kurang lebih sebesar kepalan tangan

e. Tanda-tanda piscaseck
Pembesaran dan perlunakan pada tempat implantasi

f. Tanda-tanda hebat

Pada pemeriksaan dalam secara bimanual didapatkan seolah-olah jari-jari yang diluar bertemu dengan
jari-jari yang ada didalam, hal ini sebabkan oleh bertambahnya jumlah pembuluh darah pada rahim.

g. Traktus urinarius

Kehamnilan mengakibatkan uterus membesar dan menekan kandung kemih sehingga didapatkan ibu
sering kencing

h. Kardiovaskuler

1) Diafragma terdorong kearah atas oleh karena pembesaran uterus posisi jantung pada bagian kiri atas

2) Kardiak output

a) Denyut jantung meningkat

b) Nadi meningkat ± 10-15 x /menit

c) Filtrasi ginjal meningkat

d) transportasi oksigen meningkat

i. Uterus

1) Pada saat tidak hamil beratnya 35-50 gram, volumenya 10 cc

2) Pada hamil aterm 1000-1100 gram, volume 5-10 liter

3) Ismus hipertropi, panjang, lunak

j. Payudara

Membesar, tegang dan sedikit nyeri disebabkan pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang
duktus alveoli payudara

k. Vagina

1) Peningkatan vaskularisasi

2) Peningkatan sekresi, berwarna putih dan asam

l. Respirasi

1) Estrogen meningkat menyebabkan peningkatan jaringan ikat


2) Progesteron meningkat menyebabkan penurunan resistensi dengan relaksasi, penurunan otot polos
yang memudahkan mengalirnya carbon dioksida dari janin ke ibu

3) Diafragma tertekan sehingga kurang leluasa bergerak

m. Muskuluskeletal

1) Relaksasi persendian

2) Uterus memanjang mengakibatkan nyeri pada ligamen rotundum

3) Perubahan postural

a) Saat pinggang untuk mengibangi lordosis dan tarikan tulang belakang

b) Sakit anggota bagian atas oleh karena bahu dan dada terdsorong kedepan

n. Kulit

Oleh karena pengaruh estrogen, kulit mengalami hiperpigmentasi, kloasma, linianigra dan strie
gravidalum

Trimester II (12-28 minggu)

Perubahan fisiologis

a. Uterus

1) uterus membesar, hipertropi sel-sel otot

2) dinding uterus tipis dan lunak

3) fetus dapat di palpasi pada abdomen

4) uterus jadi bentuk ovale

5) Adanya kontraksi” braxson his”

b. Servik

1) terus memanjang

2) Adanya mucous plag

3) Sel otot hipertropi


4) Kelenjar serviks aktif

c. Vagina

1) Sel otot hipertropi

2) Mukosa tebal

3) Adanya lorchea

4) PH asam : 3,5-6,0

d. Payudara

1) Duktus dan alveoli hipertropi

2) areola dan putting membesar

3) Mulai ada sekresi kolostrum

e. Sistem kardiovaskuler

1) volume darah meluas

2) Hb menurun akibat eskpirasi plasma lebih besar dari pada sel darah merah

3) Output meningkat 30-50 %

4) stroke volume meningkat

5) tekanan darah sama dan cenderung sedikit menurun

6) Terjadi hipertropi, supine khusus pada trimerter kedua akhir

f. Sistem respiratory

1) Oksigen dalam darah meningkat

2) Pernafasan lebih dalam

3) volume darah stabil

4) Kebutuhan oksigen meningkat

5) Uterus membesar dan menekan diagfragma menyebabkan sulit/sesak nafas

g. Sistem Urinary

1) Perubahan ukuran pada kandung kemih meningkat


2) udema fisiologis pada kandung kemih

3) frekuensi berkemih menurun

4) Dilatasi ginjal dan ureter

5) Ibu rentang terhadap infeksi traktus urinarius

6) Filtrasi glomerolus meningkat 50 %

7) Aliran plasma renal meningkat

8) Ekskresi glokosa, polipeptida, elektrolit dan vitamin yang larut dalam air meningkat

h. Sistem muskulus keletal

1) Pusat graviti berubah sebagai akibat membesarnya uterus, lordosis fisiologis

2) Kram pada kaki

i. sistem integumen

1) Hiperpigmentasi terutama pada putting dan perinium

2) adanya linianigra

3) vaskuler adanya palmar eritema

4) rambut menjadi lebih halus

5) Kuku lebih lunak dan tingkat pertumbuhan meningkat

j. Sisten gastrointestinal

1) Mulut dan gigi

Hiperimia, sensitif terhadap zat iritan

2) Esofagus dan gaster

a) Kapasitas lambung menurun

b) sekr esi asam hidroverolik dan pepsin dalam lambung menurun

3) Liver

Meningkatnya serum phospotase, menurunnya albumin dan globulin

4) Pankreas
a) Hipertropi, hiperplasia dan hiperaktif yang sering terjadi pada sel-sel beta

b) Kebutuhan fisiologis kehamilan, pencetus diabetus gestasional

5) Intestinal

Pengosongan lambung meningkat

Absorbsi nutrien dan air meningkat

k. Sistem endokrin

1) Pituitary

Sekresi hormon luteinising dan folikel stimulating hormon

Prolaktin meningkat

2) Tiroid

a) Vaskularisasi meningkat

b) Meningkatnya T3 dan T4

c) BMR meningkat

3) Paratiroid

Hiperplasia, sekresi hormon meningkat

4) Adrenal

a) Sekresi adenocorticotropik hormon (ACTH) meningkat

b) Level kortisol meningkat

c) Level aldesteron meningkat

5) Plasenta

Fungsi utuh dan komplek

Perubahan Psikologis

a. Reaksi – reaksi psikologis dan fokus perhatiannya, perasaan “Well being” menyadari bahwa kehamilan
akan mudah dikenal orang lain.

b. Penerimaan terhadap kehamilan.


“Ambivalence” sebagian besar dapat teratasi dan kehamilan dapat diterima.

c. Maternal role atteinment

Reflikasi berlanjut, peran model yang diperlukan untuk pergerakan janin, internalisasi dan fantasi.

d. Fantasi

Berlanjut, membantu untuk mengenal perannya.

e. Hubungan dengan ibu

Semakin erat dan penting, tukar pengalaman, perlu penerimaan ibunya yang membutuhkan support.

f. Hubungan dengan janin

Sadar dengan adanya pergerakan janin, memulai perilaku kontak dengan janin, gerak janin diartikan
sebagai “Bentuk komunikasi yang rutin”.

g. Body image

Janin merupakan bagian yang terpisah dari ibu, tanda-tanda kehamilan mulai dapat diobservasi.

h. Waktu dan jarak

Kehamilan tidak akan lama lagi berakhir, ibu berfokus pada janinnya, ibu mungkin menarik diri dari orang
lain

b. Trimester ketiga ( 28 minggu – kehamilan berakhir / 38-42 minggu )

Perubahan fisiologis

a. Sistem reproduksi

1) Uterus

Ukuran bertambah besar, distensi miometrium, dinding menipis, kontraksi “broxon hicks” semakin jelas.

2) Serviks

Effousment, pengeluaran mukosa.

3) Vagina

Hiperemia, pertumbuhan laktobual, leukhorea


4) Payudara

Membesar, tegang, colusterum keluar.

b. Sistem kardiovaskuler

1) COP meningkat 40 %

2) volume darah ibu meningkat 30 – 50 %

3) HR meningkat 15 kali/menit

4) Stroke volume meningkat

5) Kerja kardiovaskuler meningkat sangat beresiko pada ibu dengan masalah jantung

c. Sistem pernafasan

1) Diafragma tertekan karena pembesaran uterus keatas

2) Iga-iga ekspansi

3) Kebutuhan oksigen meningkat

d. Sistem perkemihan

1) Dilatasi kaliks renal, filtrasi glomerolus meningkat

2) Frekwensi miksi meningkat

3) Kosentrasi albumin plasma menurun

e. Sistem muskuloskeletal

Lordosis, sulit berjalan, rebas – rebas ekstremitas

f. Sistem integumen

1) Strie semakin terlihat, pigmentasi meningkat

2) Rambut tipis dan rontok

3) Kuku cepat tumbuh dan mudah patah

g. Sistem gastrointestinal

1) Mulut dan gusi hiperemia, gusi sangat sensitif

2) Gastrik refluks, kapasitas gaster menurun


3) Mobilitas intestinal menurun, rentan terhadap konstipasi

h. Sistem endokrin

1) Pituitary

Prolaktin meningkat, oksitosin meningkat

2) Tiroid

BMR meningkat

3) Plasenta

Fungsi maksimal

Perubahan Psikologis Ibu

a. Penerimaan terhadap janin meningkat

b. Fantasi terhadap perubahan peran

c. Rasa cemas akan keadaan janin meningkat

d. Fokus perhatian pada persalinan

e. Menaruh perhatian pada persalinan

Perubahan Psikologis Ayah

a. Butuh perhatian, kecemasan meningkat, merasa kehilangan, personal freedom,

b. Parent hood, fantasi, bicara dengan calon ayah lain

2.1 PENGERTIAN ASUHAN ANTENATAL

Asuhan antenatal adalah suatu program terencana berupa observasi, edukasi, dan penanganan medic
pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan.

Tujuan asuhan antenatal adalah :

Menjaga ibu agar tetap sehat selama masa kehamilan, persalinan dan nifas, serta mengusahakan bayi
yang dilahirkan sehat.

Memantau kemungkinan adanya risiko – risioko kehamilan, dan merencanakan penatalaksanaan yang
optimal terhadap kehamilan risiko tinggi
Menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan perinatal

2.2 PENGKAJIAN MATERNAL

a. Wawancara

Pertanyaan pertama pada wawancara diajukan dengan tujuan mengidentifikasikan kekhawatiran utama
wanita hamil pada saat itu. Berdasarkankebutuhan yang diutarakan pasien, keadaan wanita hamil pada
saat itu, dan hal – hal yang biasa dibutuhkan kebanyakan wanita pada saat –saat akhir kehamilan,
keputusan klinis perawat menjadi pedoman isi arah wawancara.

Tinjauan ulang setiap system tubuh perlu dilakukan pada setiap pertemuan. Identifikasi rasa tidak
nyaman yang mencerminkan adaptasi kehamilan. Pertanyaan – pertanyaan khusus diajukan untuk
mengkaji kemungkinan infeksi. Pengetahuan tentang tindakan perawatan diri dan keberhasilannya dan
terapi yang diresepkan dikaji. Respon psikososial terhadap kehamilan dan pendekatan menjadi oarng tua
dikaji.

Wawancara yang dilakukan meliputi:

c. Identitas pasien

Identitas umum, perhatian pada usia ibu, status perkawinan, dan tingkat pendidikan.

d. Keluhan utama

Ada atau tidak keluhan atau masalah yang dirasakan ketika hamil

e. Riwayat kehamilan sekarang

Setiap masalah atau tanda – tanda bahaya: pendarahan vagina, sakit kepala yang hebat, perubahan
visual secara tiba – tiba, nyeri abdomen yang hebat, bengkak pada muka atau tangan, gerak janin
berkurang.

Keluhan – keluhan lazim kehamilan: pegal – pegal, kram pada kaki, sering kencing, pigmentasi kulit,
sembelit.

Kekhawatiran – kekhawatiran lain: apakah bayi yang dikandungnya itu sehat, melahirkan itu sakit.

Perasaan ibu pada saat kunjungan sekarang

f. Riwayat penyakit dahulu

Riwayat penyakit sistemik lain yang mungkin mempengaruhi atau diperberat oleh kelahmilan ?(penyakit
jantung, paru,ginjal, hati, diabetes mellitus), riwayat alergi makanan / obat tertentu dan sebagainya.

Ada / tidaknya riwayat operasi umum lainnya maupun operasi kandungan (miomektomi, section
cesarean, dan sebagainya)
g. Riwayat penyakit keluarga

Apakah pasien memilki keluarga yang memiliki riwayat penyakit sistemik, metabolic, cacat bawaan, dan
sebagainya.

h. Riwayat khusus obstetric dan ginekologi

adakah riwayat kehamilan / persalinan atau abortus sebelumnya.

Ada atau tidak masalah pada kehamilan atau persalinan sebelumnya seperti pramaturitas, cacat bawaan,
kematian janin, perdarahan, dan sebagainya.

Penolong persalinan terlebih dahulu, cara persalinan, penyembuhan luka persalinan, keadaan bayi saat
baru lahir, berat badan lahir jika masih ingat.

Riwayat menarche, siklus haid, nyeri atau tidak pada saat haid, riwayat penyakit kandungan lainnya.

Riwayat kontrasepsi, lama pemakaian, ada masalah atau tidak.

i. Riwayat sosial / ekonomi

Pekerjaan, kebiasaan, kehidupan sehari – hari.

b. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik pada ibu dilakukan setelah dilakukannya anamnesa. Sebelum memulai pemeriksaan,
perawat harus menjelaskan pada ibu dan kelurga apa yang akan dilakukan. Berikan mereka waktu untuk
mengajukan pertanyaan sehingga mereka dapat memahami pentingnya pemeriksaan tersebut.

Pemeriksaan fisik berguna untuk mengetahui keadaan kesehatan ibu dan janin serta perubahan yang
terjadi pada suatu pemeriksaan ke pemeriksaan berikutnya. Pada setiap pemeriksaan kehamilan dengan
melihat dan meraba ditentukan apakah ibu sehat dan janin tumbuh dengan baik. Tinggi fundus uteri
sesuai dengan perhitungan umur kehamilan dan pada umur kehamilan lebih lanjut ditentukan letak
janin.

Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan tekanan darah, berat badan, tinggi badan, tinggi fundus uteri
(tafsiran berat janin), auskultasi (untuk mengetahui denyut jantung janin), palpasi abdominanl untuk
mendeteksi kehamilan ganda ( setelah UK 28 minggu), menuver leopold untuk mendeteksi kedudukan
normal.

Di beberapa klinik, pemeriksaan pelviks mingguan di mulai dari minggu ke 36 sampai 38dan dilanjutkan
sampai aterm, terutama untuk memastikan presentasi, stasiun, dan dilatasi dan effacement cerviks.

Dalam pemeriksaan kehamilan meliputi beberapa langkah antara lain :

1. Perhatikan tanda – tanda tubuh yang sehat


Pemeriksaan pandang dimulai semenjak bertemu dengan pasien. Perhatikan bagaimana sikap tubuh,
keadaan punggung dan cara berjalannya. Apakah cenderung membungkuk, terdapat lordosis, kifosis,
scoliosis atau pincang dsb. Lihat dan nilai kekuatan ibu ketika berjalan, apakah ia tampak nyaman dan
gembira, apakah ibu tampak lemah

2. Pengukuran tinggi badan dan berat badan

Timbanglah berat badan ibu pada setiap pemeriksaan kehamilan. Bila tidak tersedia timbangan,
perhatikan apakah ibu bertambah berat badannya. Berat badan ibu hamil biasanya naik sekitar 9-12 kg
selama kehamilan. Yang sebagian besar diperoleh terutama pada trimester kedua dan ketiga kehamilan.
Kenaikan berat badan menunjukkan bahwa ibu mendapat cukup makanan. Jelaskan bahwa berat badan
ibu naik secara normal yang menunjukkan janinnya tumbuh dengan baik bila kenaikan berat badan ibu
kurang dari 5 kg pada kehamilan 28 minggu maka ia perlu dirujuk. Tinggi berat badan hanya diukur pada
kunjungan pertama. Bila tidak tersedia alat ukur tinggu badan maka bagian dari dinding dapat ditandai
dengan ukuran centi meter. Pada ibu yang pendek perlu diperhatikan kemungkinan mempunyai panggul
yang sempit sehingga menyulitkan dalam pemeriksaan. Bila tinggu badan ibu kurang dari 145 atau
tampak pendek dibandingkan dengan rata-rata ibu, maka persalinan perlu diwaspadai.

3. Pemeriksaan tekanan darah

Tekanan darah pada ibu hamil bisanya tetap normal, kecuali bila ada kelainan. Bila tekanan darah
mencapai 140/90 mmhg atau lebih mintalah ibu berbaring miring ke sebelah kiri dan mintalah ibu
bersantai sampai terkantuk. Setelah 20 menit beristirahat, ukurlah tekanan darahnya. Bila tekanan darah
tetap tinggi, maka hal ini menunjukkan ibu menderita pre eklamsia dan harus dirujuk ke dokter serta
perlu diperiksa kehamilannya. Khususnya tekanan darahnya lebih sering (setiap minggu). Ibu dipantau
secara ketat dan anjurkan ibu persalinannya direncanakan di rumah sakit.

4. Pemeriksaan dari ujung rambut sampai ke ujung kaki

Pemeriksaan fisik pada kehamilan dilakukan melalui pemeriksaan pandang (inspeksi), pemeriksaan raba
(palpasi), periksa dengar (auskultasi),periksa ketuk (perkusi). Pemeriksaan dilakukan dari ujung rambut
sampai ke ujung kaki, yang dalam pelaksanaannya dilakukan secara sistematis atau berurutan.

Pada saat melakukan pemeriksaan daerah dada dan perut, pemeriksaan inspeksi, palpasi, auskultasi
dilakukan secara berurutan dan bersamaan sehingga tidak adanya kesan membuka tutup baju pasien
yang mengakibatkan rasa malu pasien. Dibawah ini akan diuraikan pemeriksaan obstetric yaitu dengan
melakukan inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi terhadap ibu hamil dari kepala sampai kaki

a. Lihatlah wajah atau muka pasien

Adakah cloasma gravidarum, pucat pada wajah adalah pembengkakan pada wajah. Bila terdapat pucat
pada wajah periksalah konjungtiva dan kuku pucat menandakan bahwa ibu menderita anemia, sehingga
memerlukan tindakan lebih lanjut. Jelaskan bahwa ibu sedang diperiksa apakah kurang darah atau tidak.
Sebutkan bahwa bila ibu tidak kurang darah ia akan lebih kuat selama kehamilan dan persalinan.
Jelaskan pula bahwa tablet tambah darah mencegah kurang darah.
Bila terdapat bengkak diwajah, periksalah adanya bengkak pada tangan dan kaki. Sedikit bengkak pada
mata kaku dapat terjadi pada kehamilan normal, namun bengkak pada tangn dan atau wajah tanda
preeklamsi. Perhatikan wajah ibu apakah bengkak dan tanyakan pada ibu apakah ia sulit melepaskan
cincin atau gelang yang dipakainya. Mata kaki yang bengkak dan menimbulkan cekungan yang tak cepat
hilang bila ditekan, maka ibu harus dirujuk ke dokter, dipantau ketat kehamilannya dan tekanan
darahnya, serta direncanakan persalinannya dirumah sakit.

Selain memeriksa ada tidaknya pucat pada konjungtiva, lihatlah sclera mata adakah sclera kuning atau
ikterik

b. Lihatlah mulut pasien.

Adakah tampak bibir pucat, bibir kering pecah-pecah adakah stomatitis, gingivitis, adakah gigi yang
tanggal, adakah gigi yang berlobang, caries gigi. Selain dilihat dicium adanya bau mulut yang menyengat.

c. Lihatlah kelenjar gondok, adakah pembesaran kelenjar thyroid, pembengkakan saluran linfe

d. Lihat dan raba payudara, pada kunjungan pertama pemeriksaan payudara terhadap kemungkinan
adanya benjolan yang tidak normal.

Lihatlah apakah payudara simetris atau tidak, putting susu menonjol atau datar atau bahkan masuk.
Putting susu yang datar atau masuk akan mengganggu proses menyusui nantinya. Apakah asinya sudah
keluar atau belum. Lihatlah kebersihan areola mammae adakah hiperpigmentasi areola mammae.

e. Lakukan pemeriksaan inspeksi, palpasi dan auskultasi pada perut ibu.

Tujuan pemeriksaan abdomen adalah untuk menentukan letak dan presentasi janin, turunnya bagian
janin yang terbawah, tinggi fundus uteri dan denyut jantung janin.

Sebelum memulai pemeriksaan abdomen, penting untuk dilakukan hal– hal sebagai berikut :

Mintalah ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya bila perlu bantulah ia untuk santai. Letakkan
sebuah bantal dibawah kepala dan bahunya. Fleksikan tangan dan lutut. Jika ia gelisah bantulah ia untuk
santai dengan memintanya menarik nafas panjang.

cucilah tangan anda sebelum mulai memeriksa, keringkan dan usahakan agar tangan perawat cukup
hangat.

Lihatlah bentuk pembesaran perut (melintang, memanjang, asimetris) adakah linea alba nigra, adakah
striae gravidarum, adakah bekas luka operasi, adakah tampak gerakan janin, rasakan juga dengan
pemeriksaan raba adanya pergerakan janin. Tentukan apakah pembesaran perut sesuai dengan umur
kehamilannya. Pertumbuhan janin dinilai dari tingginya fundus uteri. Semakin tua umur kehamilan, maka
semakin tinggi fundus uteri. Namun pada umur kehamilan 9 bulan fundus uteri akan turun kembali
karena kepala telah turun atau masuk ke panggul. Pada kehamilan 12 minggu, tinggi fundus uteri
biasanya sedikit diatas tulang panggul. Pada kehamilan 24 minggu fundus berada di pusat. Secara kasar
dapat dipakai pegangan bahwa setiap bulannya fundus naik 2 jari tetapi perhitungan tersebut sering
kurang tepat karena ukuran jari pemeriksa sangat bervariasi. Agar lebih tepat dianjurkan memakai
ukuran tinggi fundus uteri dri simfisis pubis dalam sentimeter dengan pedoman sebagai berikut:

Umur kehamilan Tinggi Fundus Uteri

20 minggu 20cm

24 minggu 24cm

28 minggu 28cm

32 minggu 32cm

36 minggu 34-46cm

Jelaskan pada ibu bahwa perutnya akan semakin membesar karena pertumbuhan janin. Pada kunjungan
pertama, tingginya fundus dicocokkan dengan perhitungan umur kehamilan hanya dapat diperkirakan
dari hari pertama haid (HPHT). Bila HPHT tidak diketahui maka umur kehamilan hanya dapat diperkirakan
dari tingginya fundus uteri. Pada setiap kunjungan, tingginya fundus uteri perlu diperiksa untuk melihat
pertumbuhan janin normal, terlalu kecil atau terlalu besar.

5. Pemeriksaan leopold I, untuk menentukan bagian janin yang berada dalam fundus uteri.

Petunjuk cara pemeriksaan :

Pemeriksa berdiri disebelah kanan pasien, menghadap kearah kepala pasien. Kedua tangan diletakkan
pada bagian atas uterus dengan mengikuti bentuk uterus. Lakukan palpasi secara lembut untuk
menentukan bentuk, ukuran konsistensi dan gerakan janin. Tentukan bagian janin mana yang terletak di
fundus. Jika kepala janin yang nerada di fundus, maka palpasi akan teraba bagian bulat, keras dan dapat
digerakkan (balotemen). Jika bokong yang terletak di fundus,maka pemeriksa akan meraba suatu bentuk
yang tidak spesifik, lebih besar dan lebih lunak dari kepala, tidak dapat digerakkan, serta fundus terasa
penuh. Pada letak lintang palpasi didaerah fundus akan terasa kosong.

6. Pemeriksaan Leopold II, untuk menentukan bagian janin yang berada pada kedua sisi uterus.

Petunjuk pemeriksaan :

Pemeriksa berdiri disebelah kanan pasien, menghadap kepala pasien. Kedua telapak tangan diletakkan
pada kedua sisi perut, dan lakukan tekanan yang lembut tetapi cukup dalam untuk meraba dari kedua
sisi. Secara perlahan geser jari-jari dari satu sisi ke sisi lain untuk menentukan pada sisi mana terletak
pada sisi mana terletak punggung, lengan dan kaki.

Hasil : bagian bokong janin akan teraba sebagai suatu benda yang keras pada beberapa bagian lunak
dengan bentuk teratur,sedangkan bila teraba adanya bagian – bagian kecil yang tidak teratur mempunyai
banyak tonjolan serta dapat bergerak dan menendang, maka bagian tersebut adalah kaki, lengan atau
lutut. Bila punggung janin tidak teraba di kedua sisi mungkin punggung janin berada pada sisi yang sama
dengan punggung ibu (posisi posterior) atau janin dapat pula berada pada posisi dengan punggung
teraba disalah satu sisi.

7. Pemeriksaan Leopold III, untuk menentukan bagian janin apa yang berada pada bagian bawah.

Petunjuk cara memeriksa:

Dengan lutut ibu dalam posisi fleksi, raba dengan hati-hati bagian bawah abdomen pasien tepat diatas
simfisis pubis. Coba untuk menilai bagian janin apa yang berada disana. Bandingkan dengan hasil
pemeriksaan Leopold.

Hasil : bila bagian janin dapat digerakkan kearah cranial ibu, maka bagian terbawah dari janin belum
melewati pintu atas panggul. Bila kepala yang berada diabagian terbawah, coba untuk menggerakkan
kepala. Bila kepala tidak dapat digerakkan lagi, maka kepala sudah “engaged” bila tidak dapat diraba
adanya kepala atau bokong, maka letak janin adalah melintang

8. Pemeriksaan Leopold IV, untuk menentukan presentasi dan “engangement”.

Petunjuk dan cara memeriksa :

Pemeriksa menghadap kearah kaki ibu. Kedua lutut ibu masih pada posisi fleksi. Letakkan kedua telapak
tangan pada bagian bawah abdomen dan coba untuk menekan kearah pintu atas panggul

Hasil: pada dasarnya sama dengan pemeriksaan Leopold III, menilai bagian janin terbawah yang berada
didalam panggul dan menilai seberapa jauh bagian tersebut masuk melalui pintu atas panggul.

9. Pemeriksaan denyut jantung janin.

Denyut jantung janin menunjukkan kesehatan dan posisi janin terhadap ibu. Dengarkan denyut jantung
janin (DJJ) sejak kehamilan 20 minggu. Jantung janin biasanya berdenyut 120-160 kali permenit.
Tanyakan kepada ibu apakah janin sering bergerak, katakana pada ibu bahwa DJJ telah dapat didengar.
Mintalah ibu segera bila janinnya berhenti bergerak. Bila sampai umur kehamilan 28 minggu denyut
jantung janin tidak dapat didengar atau denyutnya lebih dari 160 atau kurang dari 120 kali permenit atau
janinnya berkurang gerakannya atau tidak bergerak, maka ibu perlu segera dirujuk.

10. Pemeriksaan punggung dibagian ginjal.

Tepuk punggung di bagian ginjal dengan bagian sisi tangan yang dikepalkan. Bila ibu merasa nyeri,
mungkin terdapat gangguan pada ginjal atau salurannya.

11. Pemeriksaan genetalia

Cucilah tangan, kemudian kenakan sarung tangan sebelum memeriksa vulva. Pada vulva terlihat adanya
sedikit cairan jernih atau berwarna putih yang tidak berbau. Pada kehamilan normal, tak ada rasa gatal,
luka atau perdarahan. Rabalah kulit didaerah selangkangan, pada keadaan normal tidak teraba adanya
benjolan kelenjar. Setelah selesai cucilah tangan dengan sarung tangan yang masih terpasang, kemudian
lepaskan sarung tangan dan sekali lagi cucilah tangan dengan sabun
12. Distansia tuberan

ukuran melintang dari pintu bawah panggul atau jarak antara tuber iskhiadikum kanan dan kiri dengan
ukuran normal 10,5-11cm

13. Konjugata eksterna (Boudeloge)

jarak antar tepi atas simfisis dan prosesus spinosus lumbal V, dengan ukuran normal sekitar 18-20 cm.
bila diameter bouldelogue kurang dari 16 cm, kemungkinan besar terdapat kesempitan panggul.

14. Pemeriksaan panggul

Pada ibu hamil terutama primigravida perlu dilakukan pemeriksaan untuk menilai keadaan dan bentuk
panggul apakah terdapat kelainan atau keadaan yang dapat menimbulkan penyulit persalinan. Ada
empat cara melakukan pemeriksaan panggul yaitu dengan pemeriksaan pangdang (inspeksi) dilihat
apakah terdapat dugaan kesempitan panggul atau kelainan panggul, misalnya pasien sangat pendek,
bejalan pincang, terdapat kelainan seperti kifosis atau lordosis, belah ketupat michaelis tidah simetris.
Dengan pemeriksaan raba, pasien dapat diduga mempunyai kelainan atau kesempitan panggul bial pada
pemeriksaan raba pasien didapatkan: primigravida pada kehmilan aterm terdapat kelainan letak. Perasat
Osborn positif fengan melakukan pengukuran ukuran-ukuran panggul luar.

Alat untuk menukur luar panggul yang paling sering digunakan adalah jangka panggul dari martin.
Ukuran – ukuran panggul yang sering digunakan untuk menilai keadaan panggul adalah:

1. Distansia spinarum

Yaitu jarak antara spina iliaka anterior superior kanan dan kiri, dengan ukuran normal 23-26 cm

2. Distansia kristarum

Yaitu jarak antara Krista iliaka terjauh kanan dan kiri dengan ukuran sekitar 26-29 cm. bila selisih antara
distansi kristarum dan distansia spinarum kurang dari 16 cm, kemungkinan besar adanya kesempitan
panggul.

15. Pemeriksaan ektremitas bawah

Memeriksa adanya oedema yang paling mudah dilakukan didaerah pretibia dan mata kaki dengan cara
menekan jari beberapa detik. Apabila terjadi cekung yang tidak lekas pulih kembali berarti oedem positif.
Oedem positif pada tungkai kaki dapat menendakan adanya pre eklampsia. Daerah lain yang dapat
diperiksa adalah kelopak mata. Namun apabila kelopak mata sudah oedem biasanya keadaan pre
eklamsi sudah lebih berat.

16. Pemeriksaan reflek lutut (patella)

Mintalah ibu duduk dengan tungkainya tergantung bebas dan jelaskan apa yang akan dilakukan. Rabalah
tendon dibawah lutut/ patella. Dengan menggunakan hammer ketuklan rendon pada lutut bagian
depan. Tungkai bawah akan bergerak sedikit ketika tendon diketuk. Bila reflek lutut negative
kemungkinan pasien mengalami kekurangan vitamin B1. bila gerakannya berlebihan dan capat maka hal
ini mungkin merupakan tanda pre eklamsi.

c.Uji Laboratorium

Pemeriksaan penunjang laboratorium yabg dapat dilakukan pada kunjungan antenatal adalah
Hemoglobin, hematokrit, kultur untuk gonokus, protein urin, gula dalam darah , VRDL, apusan serviks
dan vagina diulang pada minggu ke 32 atau sesuai kebutuhan untuk mendeteksi adanya organisme
Clamydia,gonore, herpes simpleks tipe 1 dan 2 dan streptokokus grup B.

Pemeriksaan Darah

Pemeriksaan darah bertujuan untuk mengetahui kesehatan ibu hamil secara umum. Pemeriksaan darah
juga dapat dlakukan dengan pemeriksaan AFP (alpha fetoprotein). Pemeriksaan ini bertujuan untuk
mengetahui kemungkinan gangguan saluran saraf tulang belakang dan untuk mendeteksi otak janin.
Kadar AFP yang rendah menunjukkan adanya down syndrome pada janin. Biasanya pemeriksaan AFP
dilakukan pada kehamilan pada usia kehamilan sekitar 15 – 20 minggu.

ii. Uji TORCH (Toksoplasma Rubella Cytomegalovirus Herpesimpleks)

Dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya parasit seperti TORCH di dalam tubuh ibu hamil. Infeksi
TORCH biasanya menyebabkan bayiterlahir dengan kondisi cacat atau mengalami kematian. Pemeriksaan
TORCH dilakukan dengan menganalisis kadar imunoglobulinG (Ig G) dan Imunoglobulin M(IgM) dalam
serum ibu hamil.

2.3 PENGKAJIAN JANIN

Pada janin yang perlu dikaji adalah gerakan janin, denyut jantung janin, dilakukan setelah UK 12 minggu,
tafsiran berat janin, letak dan persentasi, engagement (masuknya kepala ke panggul), kehamilan
kembar / tunggal.

Perkiraan berat janin meningkat keakuratannya melalui pengukuran diameter biparetal pada
pemeriksaan ultrasonografi. Kemungkinan adanya retardasi pertumbuhan janin, kehamilan kembar, dan
ketidakakuratan taksiran partus dapat diketahui melalui pemeriksaan ultrasonografi. Status kesehatan
janin dievaluasi setiap kunjungan. Ibu diminta menjelaskan gerakan janin

2.4 DIAGNOSA KEPERAWATAN

I. Trimester I

a. Risiko tinggi terhadapperubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
perubahan nafsu makan, mual, muntah

b. Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik dan hormonal

c. Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan hilangnya cairan yang
berlebihan ( muntah)
II. Trimester II

Risiko tinggi terhadap perubahan citra tubuh berhubungan dengan biofisik, respon orang lain

b. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan pergeseran diafragma karena pembesaran uterus

c. Risiko tinggi terhadap infeksi saluran kemih berhubungan dengan statis urinarius dan higienis buruk

III. Trimester III

a. Perubahan pola seksual berhubungan dengan perubahan hasrat seksual, ketidaknyamanan

b. Kurangnya pengetahuan ( kebutuhan belajar ) mengenai persiapan untuk persalinan / kelahiran


perawatan bayi berhubungan dengan kurangnya pengalaman, kesalahan interprestasi informasi

2.5 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

i. Trimester 1

1. Resiko tinggi terhadap perubahan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
nafsu makan, mual atau muntah

Hasil yang di harapkan

1. BB Menjelaskan komponen diet seimbang prenatal

2. Mengikuti diet yang dianjurkan

3. Mengkonsumsi suplemen zat besi atau vitamin sesuai resep

4. Menunjukkan penambahan yang sesuai

Intervensi

a. Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan nutrisi dulu atau sekarang dengan mengunakan batasan
24 jam.olama kehamilan

d. Timbang BB klien pastikan BB pregravida biasanya

e. Tinjau ulang frekuensi dan beratnya mual dan muntah

f. Pantau kadar HB atau HL

Buat rujukan sesui indikasi

ii. Ketidak nyamanan berhubungan dengan perubahan fisik dan pengaruh hormonal
Hasil yang di harapka

1. Menerima tanggung jawab untuk menghilangkan ketidak nyamanan

2. Melaporkan hasil penatalaksanaan ketidak nyamanan

Intervensi

a. Catat adanya rasa tidak nyaman

1. Evaluasi derajat ketidaknyamanan selama pemeriksaan internal

2. Tekankan pentingnya menghindari manipulasi putting berlebihan

3. Intruksikan penggunaan kompres es, panas atau anestesi lokal ajari cara untuk memasukkan kembali
hemoroid dengan penggunaan jari yang di beri pelumas. Anjurkan diet tinggi serat buah dan sayuran.
Anjurkan secara perodik meningikan bokong dengan bantal

Kram kaki :intruksikan untuk posisi dorso fleksi telapak kaki diekstensikan serta menggurangi makan keju
dan susu.

b. Mual atau muntah :anjurkan untuk meningkatkan asupan karbohidrat saat banggun tidur ,makan
sedikit tapi sering dan hindarkan bau-bauan yang menyengat

c. Hidung yang tersumbat anjurkan penggunaan udara yang di lembabkan dan hindari semprotan
nasal dan obat yang menghilangkan mampet

d. Kaji tingkat kelelahan dan sifat dasar komitmen keluarga/pekerjaan.

Kolaborasi :

Penambahan suplemen kalsium per hari

iii. Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang
berlebihan (muntah)

Hasil yang diharapkan :

1. Menurunkan keparahan mual dan muntah

2. Mengkosumsi caiarn dalam jumlah cukup per hari

3. Mengobservasi tanda-tanda dehidrasi yang memerlukan tindakan

Intervensi

a. Auskultasi DJJ
b. Tentukan frekuensi atau beratnya mual/muntah

Tinjau ulang riwayat medis lain (ulkus peptikum, gastritis, kolesistisis)

d. Anjurkan klien mempertahankan masukan/ haluaran cairan, tes urin dan penurunan BB per hari

e. Kaji suhu dan turgor kulit membrane mukosa dan tekanan darah, masukan dan haluaran urin,
timbang BB klien dan bandingkan dengan standar

f. Anjurkan meningkatkan masukan cairan (minuman) berkarbonat, makan 6x/hr dengan jumlah yang
sedikit dan makan tinggi serat (popcorn,roti sebelum tidur)

II. Trimester II

i. Risiko tinggi terhadap gangguan citra tubuh berhubungan dengan persepsi perubahan
biofisik, respon orang lain

Hasil yang diharapkan :

1. Menggunakan adptasi secara bertahap untuk mengubah citra tubuh

2. Mendemonstrasikan citra tubuh positif dengan mempertahankan kepuasan penampilan


keseluruhan berpakaian dengan pakaian yang tepat dan berhak tinggi.

Intervensi

a. Kaji sikap terhadap kehamilan, perubahan bentuk tubuh

b. Mendiskusikan perubahan aspek fisiologis dan respon klien terhadap perubahan.

c. Anjurkan gaya dan sumber-sumber yang tersedia dari pakaian saat hamil.

d. Diskusikan metode perawatan kulit dan berias, menggunakan kaos kaki penyokong pemeliharaan
postur dan program latihan sedang.

e. Rujuk pada sumber lain seperti konseling dan kelas-kelas menjadi orang tua.

ii. Ketidakefektifan pola pernafasan berhubungan dengan pergeseran diafragma dank arena
pembesaran uterus.

Hasil yang diharapkan :

1. Melaporkan penurunan frekuensi/beratnya keluhan.

2. Mendemonstrasikan perilaku yang mengobtimalkan fungsi pernafaskan.

Intervensi :

a. Kaji status pernafasan (sesak nafas, kelelahan)


b. Pantau masalah medis sebelumnya (alergi, asma, TBC).

Kaji kadar Hb/Ht, tekankan pentingnya suplemen vitamin.

d. Berikan nformasi tentang rasional kesulitan bernafas dan program aktivitas/latihan yang
realistis.Anjurkan untuk meningkatkan istirahat, tambah waktu untuk melakukan aktivitas tertentu dan
latihan ringan seperti berjalan.

e. Tinjau ulang tindakan yang dapat dilakukan klien untuk mengurangi masalah, missal postur yang
baik, hindari merokok, makan sedikit tapi sering, posisi semi fowler.

iii. Risiko tinggi terhadap infeksi saluran kemih berhubungan dengan statis urinarius praktik
hygiene yang buruk.

Hasil yang diharpkan :

1. Mengidentifikasi perilaku yang dapat menurunkan statis urin.

2. Menyebutkan tanda dan gejala yang memerlukan evaluasi intervensi.

3. Bebas dari tanda dan gejala infeksi.

Intervensi :

a. Berikan informasi tentang tanda infeksi saluran kemih. Tekankan perlunya melaporkan tanda-tanda
infeksi pada pemberi pelayanan kesehatan serta tidak minum obat sampai pemberitahuan selanjutnya.

b. Tekankan perlunya mencuci tangan secara teratur/menyeluruh sebelum dan saat memegang
makanan serta setelah toileting.

c. Anjurkan klien minum gelas 6-8gelas ciran per hari.

d. Anjurkan klien mempraktikan latihan kegel sepanjang hari.

e. Anjurkan penggunaan celana dalam dari katun dan hindari mandi dengan menggunakan bath bila
klien mempunyai riwayat ISK.

Kolaborasi :

a. Sample urin untuk pemeriksaan mikroskopik ph.

b. Lekosit, kultur dan sensitifitas.

III. Trimester III

i. Perubahan pola seksual berhubungan dengan perubahan hasrat seksual, ketidaknyamanan salah
pengertian/merasa takut.
Hasil yang diharapkan :

1. Mendiskusikan masalah yang dengan hubungan isu-isu seksualitas pada trimester III.

2. Mengekspresikan kepuasan bersama dengan hubungan seksual.

Intervensi :

a. Kaji persepsi pasangan terhadap hubungan seksual.

b. Anjurkan pasangan untuk berdiskusi secara terpisah dan terhadap satu sama lain tentang perasaan
dan masalah yang berhubungan dengan perubahan pada hubungan seksual, berikan informasi tentang
kenormalan perubahan.

c. Berikan informasi tentang metode-metode alternative untuk mencapai kepuasan seksual dalam
pemenuhan kebutuhan keintiman.

d. Anjurkan pilihan posisi untuk koitus selain dari posisi diatas.

e. Anjurkan klien untuk mengungkapkan rasa takut yang dapat menurunkan hasrat untuk koitus.

Kolaborasi :

a. Rujuk konseling bila masalah tidak teratasi.

ii. Kurangnya pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai persiapan untuk persalinan/kelahiran


perawatan bayi berhubungan dengan kurangnya pemajanan/pengalaman kesalahan interprestasi
informasi.

Hasil yang diharapkan :

1. Mendiskusikan perubahan fisik/psikologis berkenaan dengan persalinan.

2. Mengidentifikasikan sumber-sumber yang dapat untuk mendapatkan informasi tentang perawatan


bayi.

3. Mengungkapkan kesiapan untuk persalinan/kelahiran bayi.

Intervensi :

a. Berikan informasi tentang perubahan fisik/fisiologis normal berkenaan persalinan.


b. Berikan informasi tertulis/verbal tentang tanda-tanda awitan persalinan, bedakan antara persalinan
palsu dan benar, diskusikan tahap-tahap persalinan.

c. Berikan informasi verbal/tertulis tentang perawatan bayi, perkembangan dan pemberian makanan,
kaji keyakinan budaya.

Lakukan orientasi terhadap rumah sakit dan rumah bersalin.

Vous aimerez peut-être aussi