Vous êtes sur la page 1sur 16

Upaya Penurunan Tingkat Perilaku Agresif LITERASI Sri Hartini

ISSN: 2085-0344 (Print)


ISSN: 2503-1864 (Online)
Journal homepage: www.ejournal.almaata.ac.id/literasi
Journal Email: literasi_stia@yahoo.com

Upaya Penurunan Tingkat Perilaku Agresif di Madrasah dengan Teknik


Konseling Kelompok (Studi Kasus Pelanggaran Disiplin Aturan Madrasah)
pada Siswa Kelas 7 F Semester Genap Tahun Pelajaran 2016/2017 MTSN
Prambanan Kabupaten Klaten
Sri Hartini
MTsN I Prambanan

Abstract
The formulation of this research problem is that weather using group counseling technique
can decrease aggressive behavior on VII student of MTs N Prambanan academic year 2016/2017
semester II or not? The research is done by using qualitative approach, that is class action
research type. Stages of research conducted according to the stages proposed by Kemmis and Mc
Taggart Subject researchers amounted to 30 students. The results showed that Behavior of
aggressive attitude of 7F grade students through group counseling service on cycle I 50% for
aggressive behavior of male students and 10% for female students so as to decrease aggressive
behavior of fight in school 96.6% to 36.6% 29 students behave aggressively in two weeks reduced
to 18 learners. With the decrease in the number of students as many as 11 students, then in cycle
II of 96.6% decreased again to 10%, which means there is a change of 86.6% is a significant
decline. This shows that through the provision of group counseling services can decrease
aggressive fighting behavior in schools at 7 7th grade students MTsN Prambanan Klaten District.

Keyword: aggressive behavior, group


counseling Abstrak
Rumusan masalah penelitian ini adalah, Apakah dengan menggunakan teknik layanan
konseling kelompok dapat menurunkan perilaku agresif pada siswa kelas VII MTs N Prambanan
tahun pelajaran 2016/2017 semester II ? Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan
kualitatif, yaitu jenis penelitian tindakan kelas. Tahapan penelitian dilakukan sesuai tahap yang
dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart Subjek peneliti berjumlah 30 siswa. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Perilaku sikap agresif siswa kelas 7F melalui layanan konseling kelompok
pada siklus I 50% untuk perilaku agresif siswa laki-laki dan 10% untuk siswa perempuan
sehingga dapat menurunkan perilaku agresif bertengkar di sekolah sebesar 96.6% menjadi 36.6%
dengan jumlah penurunan dari 29 peserta didik berperilaku agresif dalam dua minggu berkurang
menjadi 18 peserta didik. Dengan penurunan jumlah peserta didik sebanyak 11 peserta didik
kemudian pada siklus II dari 96.6% mengalami penurunan lagi menjadi 10% yang berarti ada
perubahan sebesar 86.6% ini merupakan penurunan yang cukup signifikan. Hal ini menunjukkan
bahwa melalui pemberian layanan konseling kelompok dapat menurunkan perilaku agresif
bertengkar di sekolah pada peserta didik kelas 7F MTsN Prambanan Kabupaten Klaten.

Kata kunci: perilaku agresif, konseling kelompok

LITERASI, Volume VIII, No. 1 2017 21


Sri Hartini Upaya Penurunan Tingkat Perilaku Agresif

Tabel 1. Hasil Pengamatan Keadaan Siswa Klas 7F dalam Perilaku Agresif Sebelum Tindakan
No Permasalahan Siswa/ Jenis Agresif Yang dilakukan Jumlah Nama Siswa Keterangan
Siswa
1 Saling mengejek/Berkelahi saling 2 siswa Nico Damar dan Kuncoro Klas 7f
2 Saling Memukul/Berkelahi saling menjotos 2 siswa Tegar dan Nico Damar Klas 7f
3 Saling Mengolok-olok 5 siswa Serli dan Dewi Rumana Klas 7f
Klas 8f
4 Saling Menyakiti dengan kaliamat yang kurang 2 siswa Dwi Astuti dan Febrian Klas 7f
enak didengar Candra
5 Gojek berlebihan, pelecehan seksual yang 4 siswa Kuncoro Klas 7f
mengakibatkan orang tua wali murid menuntut Gading/Kurban Klas 7b
dan tidak terima Fajar Klas 7d
Bagus Adi Tama Klas 7d
6 Gojek berlebihan yang mengakibatkan jatuh, 2 siswa Febrian Oktavianto dan Febrian 7f /
siswa takut dan tidak mau sekolah lagi/dijegal Gilang Kurban
saat mau maju ke depan kelas
7 Main sepak bola di dalam kelas saat pergantian 8 siswa F e b r i , F a r h a n , To h a , Klas 7f
jam pelajaran yang mengakibatkan dua jendela Herlangga, Riski, Alan,
kaca pecah Jamal, Gilang, Ari, Diva
8 Devi Fitriana payudara dipegang Niko dan 2 siswa Devi kurban Klas 7f
Febriyan Candra Niko dan febrian pelaku
9 Dalah Faham karena merasa disepelekan bila 5 siswa Kuncoro/kurban Klas7f
diajak bicara tidak menyenangkan akhirnya Priyanto Klas 9e
kuncoro diajak gelut dan diantemi Ari Marantika Klas 9e
Mario Klas 9e
Gilang Klas 8f
10 Bertengkar, cekcok/perang mulut 3 siswa Devi Klas 7f
Serli sebagai sumber masalah bercerita ke Devi Serli/sumber masalah Klas 8f
menjelek-jelekan nama Dewi yang akhirnya Dewi Klas 7f
sampai jadi cekcok
11 Berkelahi farhan minta kertas Kuncoro tapi 2 siswa Farhan dan Kuncoro Klas 7f
Kuncoro tidak boleh dan bilang Bajingan, Farhan
tidak terima Kuncoro dikampleng 3kali dan
jadilah berkelahi
12 Agung dan Devi saling mengejek dan mengolok- 2 siswa Devi Klas 7f
olok karena agung melempar batu ke Devi, setiap Agung Klas 7e
ketemu Agung, Devi selalu memanngil dengan
panggilan Munyuk Arab
13 Memecahkan jendela kaca klas 7 F bermain bola 2 siswa Tegar dan Niko 7f
saat pergantian jam pelajaran
Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2017

PENDAHULUAN permasalahan itu tidak dapat mereka selesaikan


Peserta didik adalah individu yang sedang sendiri yang membuat dirinya terbebani dan
dalam masa perkembangan, dimana mereka menghambat tugas tugas perkembangan dirinya.
senang dengan penjelajahan , mencari sesuatu Individu yang mengalami hambatan dalam
yang baru sebagai bahan pertimbangan dalam perkembangan dirinya biasanya mempengaruhi
mencari jati dirinya. Dalam masa pencarian jati dalam hubungan sosialnya, mengingat manusia
diri tidak jarang mereka menemukan adalah makhluk individu dan sekaligus makhluk
permasalahan atau persoalan dimana social.
permasalahan tersebut dapat mereka selesaikan Peserta didik kelas 7 F dalam hubungan
sendiri yang membuat dirinya semakin kaya sosialnya sering mengalami permasalahan yang
pengalaman hidup namun kadang di manifestasikan atau diwujudkan dalam

22 LITERASI, Volume VIII, No. 1 2017


Upaya Penurunan Tingkat Perilaku Agresif Sri Hartini

perilaku agresif. Mereka sering bertengkar yang bertujuan untuk melukai orang lain baik
dengan teman, mulai dari mengejek, mengolok secara verbal maupun non verbal, secara fisik
olok, mengancam, beradu fisik, memukul, maupun non fisik baik langsung maupun tidak
menendang dsb. Perilaku tersebut merupakan langsung. Mengingat perilaku agresif pada
bagian dari pelampiasan emosi peserta didik peserta didik merupakan gejala yang
dimana mereka kurang memiliki daya memprihatinkan pihak Guru dan Orang tua
pengendalian diri yang kuat sehingga untuk maka penulis berupaya mengadakan
kepuasan hatinya mereka menyerang baik fisik penelitian untuk menurunkan tingkat perilaku
maupun psikis orang lain ataupun dirinya agresif pada pesera didik dengan memberikan
sendiri. Mengingat permasalahan agresifitas layanan konseling kelompok.
merupakan peri laku yang melibatkan orang lain
baik pribadi maupun kelompok maka KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN
diperlukan suatu bantuan yang dapat menangani HIPOTESIS
permasalahan secara kelompok. yaitu Pengertian Perilaku Agresif
pemberian layanan konseling kelompok. Perilaku agresif sering dikonotasikan
Hasil pengamatan penulis pada siswa sebagai sesuatu yang negatif dan suatu
kelas VII F MTsN Prambanan Kabupaten perusakan atau penyerangan, sehingga orang
Klaten tahun pelajaran 2016/2017 semester II yang berperilaku agresif sering dianggap
baik pada saat pembelajaran di kelas maupun di seseorang yang berbadan tinggi besar dan
luar kelas teramati bahwa sikap perilaku siswa menakutkan karena dianggap mereka akan
agresif terhadap teman masih sering terjadi. mengadakan penyerangan fisik. Penafsiran
Hampir setiap siswa sering usil, saling tersebut tidak semuanya salah namun tidak
mengejek, mengolok-olok diantara teman, juga benar secara keseluruhan, ada sesuatu
berkata kotor bahkan beratengkar dan berkelahi yang benar tapi ada juga kekeliruannya.
Dari jumlah 30 siswa 29 siswa Perilaku agresif dapat dipahami sebagai suatu
teridentifikasi telah melakukan agresifitas. perilaku yang bertujuan untuk meluka orang
Hasil pengamatan dari catatan kejadian dan lain baik secara verbal maupun non verbal,
dokumentasi yang ada di sekolah /madrasah secara fisik maupun psikis, langsung maupun
dipaparkan dalam tabel 1. tidak langsung (Anantasari, 2006; 80)
Dari tabel 1 dapat dianalisa bahwa tingkat Dengan demikian dapat disimpulkan
perilaku agresif pada observasi awal sebelum bahwa perilaku agresif adalahtindakan siswa
tindakan yang dilakukan siswa kelas VII F yangdilakukan dengan sengaja ataupun tidak
MTsN Prambanan Kabupaten Klaten mencapai sengaja untuk menyakiti atau melukai orang
96,6% untuk mengurangi perilaku agresif yang lain. Perilaku agresif merupakan perilaku atau
terjadi pada siswa diperlukan strategi yang sikap bermusuhan, mengancam perilaku atau
tepat. Salah satu alternatif adalah pelayanan tindakan. Agresifitas adalah sikap yang
konseling kelompok pada siswa. Keunggulan bermusuhan yang ada pada diri manusia.
layanan konseling kelompok pada siswa adalah Agresifitas ini dapat dilihat dari bentuk
dengan adanya layanan bimbingan dan menyerang dan menghancurkan atau merusak,
konseling yang diberikan memungkinkan tetapi juga dalam bentuk sikap bermusuhan
peserta didik memperoleh kesempatan untuk terhadap sesama manusia (Kurt Singer,
pembahasan dan pengentasan permasalahan 1991;148) Berdasarkan pengertian perilaku
yang dialaminya melalui dinamika kelompok, agresif di atas maka penulis menarik
sedang masalah yang dibahas adalah masalah kesimpulan perilaku agresif adalah tindakan
pribadi yang dialami oleh masing masing atau perilaku seseorang untuk melakukan
anggota kelompok. penyerangan secara fisik dan psikis baik
Dengan demikian pada perilaku agresif secara langsung maupun tidak langsung
siswa dapat dipahami sebagai suatu tindakan

LITERASI, Volume VIII, No. 1 2017 23


Sri Hartini Upaya Penurunan Tingkat Perilaku Agresif

Ciri-ciri Perilaku Agresif pengertian tersebut maka penulis mengambil


Berdasarkan pengamatan dan pandangan garis besar bahwa konseling kelompok adalah
seseorang, perilaku agresif memiliki ciri-ciri suatu proses bantuan kepada sekelompok orang
sebagai berikut: cenderung untuk mengganggu, yang memeliki permasalahan hampir sama
perilaku mengancam, menyerang dan dengan menggunakan dinamika kelompok.
menghancurkan atau merusak dan sikap
bermusuhan kepada sesama manusia. Teknik yang Digunakan dalam Konseling
Dari beberapa ciri perilaku agresif tersebut Kelompok
tidak mesti keseluruhan ciri akan tampak untuk Mengingat dalam konseling kelompok
disebut perilaku agresif tetapi bisa satu atau lebih dituntut adanya peran serta atau dukungan
yang dimunculkan dalam perilaku agresif. dari anggota kelompok agar tercapai tujuan
atau memecahkan persoalan yang dihadapi
Pengertian Konseling Kelompok bersama maka diperlukan adanya keterbukaan
Bimbingan dan konseling merupakan dan kesadaran dari tiap tiap individu untuk
kegiatan yang terpadu dalam kegiatan memberikan keterangan dan masukan secara
pembelajaran di sekolah. Sekolah merupakan jujur agar dapat diambil langkah langkah
lembaga pendidikan formal yang melaksanakan penyelesaian yang tepat dan bermakna.
kegiatan pembelajaran baik kurikuler, ko Adapun teknik yang digunakan dalam
kurikuler maupun ekstra kurikuler dengan tujuan konseling kelompok adalah teknik umum dan
yang satu yaitu mencapai tingkat perkembangan permainan kelompok.
yang optimal sesuai dengan tingkat
perkembangannya. Salah satu kegiatan bimbingan Tahap Tahap dalam Konseling Kelompok
dan konseling di sekolah adalah pemberian Tahap pembentukan
layanan konseling kelompok, mengenai Tahap peralihan
pengertian dan seluk beluk tentang konseling Tahap pelaksanaan kegiatan
kelompok akan penulis paparkan di bawah ini. Tahap pengakhiran
Menurut Hallen (Halle) dalam bukunya
disebutkan pengertian konseling kelompo sebagai Tujuan Konseling Kelompok
berikut, Konseling kelompok adalah layanan MenurutCoreydalamLatip
bimbingan dan konseling yang memungkinkan u n (2008:181) disebutkan tujuan konseling
peserta didik memperoleh kesempatan untuk kelompok sebagai berikut:
pembahasan dan pengentasan permasalahan yang Belajar mempercayai diri dan orang lain;
dialami melalui dinamika kelompok (Hallen. A. Mengembangkan pengetahuan dan
82) Menurut Prayitno, 2001:89 disebutkan bahwa perkembangan identitas yang baik; Mengetahui
layanan konseling kelompok yaitu layanan kebiasaan, kebutuhan dan masalah partisipan;
bimbingan dan konseling yang memungkinkan Mengembangkan penerimaan diri, kepercayaan
peserta didik memperoleh kesempatan untuk diri, harga diri untuk mencapai gambaran
pembahasan dan pengentasan permasalahan yang dirinya; Menemukan alternatif pemecahan
dialaminya melalui dinamika kelompok,masalah masalah dan mengambil keputusan yang tepat
yang dibahas itu adalah masalah pribadi yang dan konflik yang dialaminya; Untuk
dialami oleh masing masing anggota kelompok. meningkatkan tujuan diri, otonomi dan rasa
Menurut Latipun (2008:178) konseling kelompok tanggung jawab pada diri dan orang lain;
merupakan salah satu bentuk konseling dengan Mengetahui satu pilihan dan bisa membuat
memanfaatkan kelompok untuk keputusan yang bijaksana; Membuat rencana
membantu,memberi umpan balik ( feed back) dan khusus untuk mengganti perilaku tertentu dan
pengalaman belajar. Konseling kelompok dalam berkomitmen untuk menjalankan rencana
prosesnya menggunakan prinsip prinsip dinamika tersebut; Belajar secara lebih efektif tentang
kelompok (group dynamic). Berdasarkan ketrampilan bergaul.

24 LITERASI, Volume VIII, No. 1 2017


Upaya Penurunan Tingkat Perilaku Agresif Sri Hartini

Tujuan dari layanan konseling kelompok: Tindakan :


1) Perilaku agresif siswa berkurang. Pemberian Pelayanan Konseling kelompok
2) KBM berjalan lancar dengan bermain peran / dinamika kelompok

Masalah: ”Bagaimana meurunkan


Kesimpulan: Dengan Pelayanan
perilaku agresif siswa kelas VII MTsN Konseling kelompok dengan
Prambanan Kabupaten Klaten pada tahun bermain peran/dinamika kelompok dapat
ajaran 2016/2017 semester II menurunkan
perilaku agresif pada siswa

Tujuan dari layanan konseling kelompok:


1) Perilaku agresif siswa berkurang.
2) KBM berjalan lancar

Gambar 1. Diagram Alur Kerangka Berfikir

Dinamika Kelompok dalam Konseling kategorikan dalam perilaku menyimpang dari


Kelompok perilaku pada umumnya dan perlu mendapat
Dinamika kelompok merupakan motor bantuan. Mengingat dalam penelitian ini yang
penggerak dalam kegiatan konseling kelompok menjadi subyek penelitian ini adalah para peserta
karena dengan dinamika kelompok inilah didik kelas 7F maka setting penelitiannya adalah
parapeserta konseling kelompok mendapat manfaat dalam lingkungan sekolah tanpa mengabaikan
untuk menyelesaikan permasalahan yang dihdapi. adanya pengaruh dari lingkungan keluarga dan
Menurut Darwin Cartwright dalam Winkel masyarakat. Peneliti sebagai salah satu guru BK
(2004:599) ditunjukkan beberapa implikasi dari di MTsN Prambanan Kabupaten Klaten memiliki
dinamika kelompok. Dinamika kelompok yaitu kerangka pemikiran bahwa dengan layanan
rasa keterikatan yang kuat terhadap kelompok, konseling kelompok yang diberikan oleh Guru
daya tarik kegiatan kelompok bagi masing masing BK di sekolah dapat menurunkan tingkat perilaku
anggota, relevansi dari sikap, pandangan dan agresif pada peserta didik kelas 7F.
perilaku yang akan diubah bagi semua anggota Berdasarkan uraian diatas penulis
kelompok, penghargaan dari anggota yang satu berpendapat bahwa terdapat hubungan yang
terhadap yang lain,sehingga semua sumbangan erat perilaku agresif siswa dengan pelayanan
pikiran dan perasaan diakui dan diterima. konseling pada siswa sebagai sumber upaya
Kesempatan bersama mengenai tuntutan untuk penurunan perilaku agresif yang dilakukan
merubah diri dan ke arah mana perubahan ini siswa di MTs N Prambanan Kabupaten
harus diusahakan. Klaten. Guna memperjelas kerangka berfikir
Berdasarkan kajian teori yang disampaikan pada penelitian ini berikut disajikan diagram
didepan bahwa perilaku agresif adalah sikap atau alur kerangka berfikir seperti pada Gambar 1.
tindakan yang berusaha untuk menyakiti orang Berdasarkan permasalahan dan teori yang
lain baik secara langsung maupun tidak langsung. telah dikemukakan, maka hipotesis penelitian ini
Adapun penyebabnya adalah bisa berasal dari disusun sebagai berikut: ”Periaku agresif pada
lingkungan keluarga, sekolah maupun siswa kelas VII MTsN Prambanan Kabupaten
masyarakat. Sedangkan Bimbingan dan Klaten pada pembelajaran baik di dalam kelas
Konseling adalah suatu bantuan psiko pendidikan maupun diluar kelas tahun pelajaran 2016/2017
dalam bingkai budaya, sehingga seseorang yang semester II dapat berkurang melalui pelaksanaan
berperilaku agresif dapat kita layanan konseling kelompok.

LITERASI, Volume VIII, No. 1 2017 25


Sri Hartini Upaya Penurunan Tingkat Perilaku Agresif

METODE PENELITIAN Konseling pada tahun pelajaran 2016/2017


Setting dan Waktu Penelitian semester gasal menun jukkan bahwa kelas 7F
Dalam penelitian ini peneliti mengambil paling banyak terjadi permasalahan baik dengan
waktu pada semester genap tahun Pelajaran teman satu kelas maupun dengan teman lain
2016/2017. Dengan alasan pada waktu semester kelas. Penyebab permasalahan kebanyakan
gasal siswa MTsN Prambanan kususnya klas 7F karena kurangnya pengendalian diri, mudah
sering terjadi pertengkaran dan bahkan emosi dan salah paham sehingga menimbulkan
perkelahian , untuk itu penulis melakukan pertengkaran baik pertengkaran mulut sampai
penelitian ini dengan mengambil tindakan klas pertengkaran fisik. Untuk itulah dalam
7F sebagai subyek penelitiannya. Untuk jadwal penelitian ini peneliti memilih mengambil kelas
penelitian peneliti membagi dalam 4 tahapan, 7F sebagai subyek penelitian.
tahap pertama adalah persiapan penelitian
dimulai pada bulan Desember 2017 Instrumen Penelitian
, tahap ke dua adalah pengumpulan data dan Dalam keperluan penelitian
pembuatan proposal penelitian direncanakan perlengkapan yang peneliti gunakan adalah:
pada bulan Januari 2017, tahap ke tiga adalah Satuan layanan kegiatan konseling kelompok,
pembuatan instrument dan pelaksanaan Materi layanan konseling kelompok,
tindakan direncanakan pada bulan Februari Peralatan yang diperlukan dalam kegiatan
2017, tahap ke empat adalah pembuatan laporan konseling kelompok, Lembar kerja peserta
penelitian direncanakan pada bulan Maret 2017 layanan, Lembar evaluasi kegiatan layanan.

Tempat Penelitian Teknik Pengumpulan Data


MTs N Prambanan Jalan Manisrenggo Dalam pengumpulan data yang
KM 2 Kabupaten Klaten diperlukan dalam penelitian tindakan kelas ini
peneliti menggunakan teknik sebagai berikut :
Subjek Penelitian
Peneliti mengambil subyek penelitian Observasi Partisipasif
pada peserta didik kelas 7F yang berjumlah 30 Yaitu pengamatan kepada suatu obyek
anak dengan jumlah laki laki 18 dan perempuan dengan cara pengamat atau peneliti ikut
12. Berdasar laporan kegiatan Bimbingan dan berperan serta dalam kegiatan subyek penelitian

Pelaksana
Permasalahan Perencanaan an
tindakan I tindakan I

Siklus I
Refleksi I Observasi I
Permasalahan
baru
Perencanaan Pelaksanaa
n
tindakan II
tindakan II
Siklus II
Observasi
Permasalahan Refleksi II II
baru hasil refleksi
Dilanjutkan ke
siklus
berikulnya ...
Siklus …

Gambar 2. Sepiral Kemmis S, MC Toggar R disertasi Suhardjono (2010)

26 LITERASI, Volume VIII, No. 1 2017


Upaya Penurunan Tingkat Perilaku Agresif Sri Hartini

atau obyek yang sedang diamati Menurut Pelaksanaan


Sudarwan Danim dalam Penelitian Tindakan Kegiatan awal
Kelas (Iskandar: 2009:68) disebutkan bahwa Guru mengecek kehadiran siswa. Guru
Penelitian Tindakan Kelas berada di lapangan, menginformasikan tujuan pelaksanaan layanan
peneliti atau kebanyakan berurusan dengan konseling kelompok. Guru menjelaskan secara
fenomena atau gejala social. Fenomena itu singkat permasalahan layanan dalam konseling
perlu didekati oleh peneliti dengan terlibat kelompok. Guru mengadakan tanya jawab
langsung pada situasi riel, tidak cukup meminta kepada siswa mengenai materi permasalahan
bantuan orang atau sebatas mendengar yang sedang di bahas.
penuturan secara jarak jauh
Kegiatan inti
Wawancara Guru secara klasikal memberikan
Dalam penelitian ini peneliti akan penjelasan tentang konseling kelompok dan
mengadakan wawancara kepada sebagian subyek dinamika kelompok yang akan dilaksanakan.
penelitian yang mewakili untuk memperoleh data Guru mengajak siswa bermain peran dan
tentang sikap atau perilaku agresif peserta didik beberapa permainan yang dapat menumbuhkan
kelas 7F digunakan sebagai cross ceks atas data rasa kebersamaan. Guru membagi siswa dalam
yang diberikan oleh subyek penelitian. kelompok-kelompok sesuai permasalahannya.
Guru membimbing siswa dalam konseling
Studi dokumentasi kelompok dan siswa yang sedang melakukan
Teknik ini merupakan penelaahan terhadap dinamika kelompok. Siswa mengerjakan tugas
referensi-referensi yang yang berhubungan dan berdiskusi dalam kelompok. Guru
dengan focus permasalahan penelitian. Dokumen- mengumpulkan hasil/menyimpulkan pekerjaan
dokumen yang dimaksud diantaranya adalah: tiap-tiap kelompok.
Buku pribadi peserta didik, Rekapitulasi absensi
peserta didik, Laporan kegiatan Bimbingan dan Kegiatan akhir
Konseling, Rekapitulasi permasalahan peserta Siswa mengerjakan evaluasi secara
didik, Laporan kegiatan konseling kelompok. perorangan. Guru dan Siswa membahas hasil
evaluasi secara perseorangan. Guru dan siswa
Teknik Analisis Data membuat kesimpulan pelaksanaan layanan
Penelitian tindakan kelas ini konseling kelompok yang telah dilaksanakan.
dilaksanakan dalan dua putaran siklus dan
setiap putaran siklus dilaksanakan dalam dua Observasi
kali tatap muka. Rancangan dalam penelitian Observasi dilakukan pada saat
ini mengacu pada siklus kegiatan model pelaksanaan layanan konseling kelompok
spiral refleksi yang dikembangkan Kemmis berlangsung. Pada saat melakukan observasi
dan Mc Taggart yaitu: perencanaan, peneliti dibantu oleh teman sejawat terutama
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. dalam mengamati aktifitas yang dilakukan
siswa dan aktifitas pelaksanaan layanan
Siklus I konseling yang disampaikan oleh guru.
Perencanaan
Menyusun rencana pelaksanan pelayanan Refleksi
konseling kelompok. Menyiapkan lembar Kegiatan refleksi dimaksud untuk
kerja siswa. Menyiapkan sarana dan mengetahui sejauh mana pelaksanaan tindakan
prasarana layanan. Menyiapkan lembar dan menyusun langkah-langkah perbaikan yang
observasi. Menyiapkan angket sisiwa. akan dilaksanakan pada siklus selanjutnya.
Menyiapkan lembar evaluasi hasil layanan.

LITERASI, Volume VIII, No. 1 2017 27


Sri Hartini Upaya Penurunan Tingkat Perilaku Agresif

Tabel 2. Keadaan Agresif Siswa Sebelum Tindakan dan Siklus I


Jumlah Perilaku agresif Jumlah Perubahan Pelaku Agresif
Aspek yang diamati Jumlah siswa
Sebelum tindakan Setelah tindakan Siklus I
Siswa klas 7F L P Jumlah L P Jumlah L P Perubahan
Sikap Siswa/agresif 18 12 30 23 6 29 15 3 Laki-laki 8
Perempuan 3
Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2017

Siklus II sendiri, sehingga penulis dapat mengumpulkan


Langkah-langkah pelaksanaan layanan data dari laporan kegiatan bimbingan dan
konseling kelompok siklus II sama dengan konseling sekaligus sebagai laporan kegiatan
langkah-langkah pelaksanaan layanan harian. Dari pengamatan harian yang penulis
konseling pada siklus I. Perbedaan langkah lakukan menunjukkan adanya rasa acuh tak
tindakan antara siklus I dan siklus II adalah acuh dengan teman satu kelas, kurang adanya
pada siklus I siswa hanya diperkenankan tepo seliro,kurang adanya rasa kebersamaan
mengutarakan dan membahas salah satu dengan teman satu kelas.
permasalahan yang dialami sedangkan pada Hasil ini dilakukan sebelum tindakan dan
siklus II siswa diberikan kebebasan masih belum mencapai indikator yang telah
mengutarakan semua perlakuan agresif yang ditetapkan yaitu 100% agar siswa tidak
terjadi sesuai yang dialami siswa. melakukan tindakan agresif. Untuk
memperjelas hasil layanan konseling kelompok
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN terhadap perilaku agresif siswa klas 7f sebelum
dan sesudah tindakan siklus I berikut disajikan
Hasil Penelitian/Pelaksanaan Tindakan diagram perkembangan perubahan perilaku
Tiap Siklus agresif pada siswa kelas 7f sebelum dan
Deskripsi Kondisi Awal sesudah tindakan seperti pada gambar 3.
Berdasarkan hasil evaluasi dan Dari hasil angket siswa dapat diketahui
observasi diperoleh data pada kondisi awal minat siswa dalam mengikuti layanan Konseling
penulis menjumpai masalah pada kebiasaan Kelompok dapat dipaparkan dalam tabel 3.
perilaku peserta didik kelas 7F Yang sering Dati tabel 3 tampak bahwa siswa lebih
membikin ulah terutama perilaku emosional berminat dalam mengikuti layanan Konseling
dan cenderung agresif sehingga hampir setiap Kelompok dengan metode dinamika
hari ada kejadian tentang kelas 7F bertengkar kelompok dari pada layanan konseling
di sekolah adalah seperti pada Tabel 2. Individu. Hasil angket siswa siklus I disajikan
Berdasar hasil pengamatan penulis yang dalam bentuk diagram gambar 4.
dilakukan selama dua minggu berturut-turut Hasil evaluasi terhadap adanya perubahan
mulai tanggal 9 Januari 2017 sampai 21 Januari pada perilaku agresif siswa dapat ditunjukkan
2017 diperoleh data 13 kali dapat dijelaskan oleh tercapainya perubahan sikap perilaku
bahwa pada siklus I terjadi laporan kasus agresif siswa yang disajikan pada tabel 4.
pertengkaran pada peserta didik kelas 7F Data tabel 4 tampak bahwa siswa ada
mencapai 96,6%. Kasus tersebut terjadi pada perubahan dalam bersikap/agresif namunn
waktu istirahat maupun pada waktu kegiatan siswa laki-laki masih harus diberikan layanan
pembelajaran berlangsung. Hal ini konseling kelompok masih ada beberapa siswa
menunjukkan kurang adanya pengendalian diri laki-laki yang melakukan agresif atau berkelahi
serta kesalahan persepsi tentang laki laki itu dari siswa laki-laki yang melakukan agresif,
harus berani bertengkar atau berkelahi.Kondisi bertengkar maupun berkelahi dari 15 anak
ini dapat dilihat pada buku catatan kasus harian 050% setelah diadakan layanan konseling
dari laporan kegiatan harian bimbingan dan kelompok jadi berkurang menjadi 7/23.3%
konseling yang kebetulan adalah penulis orang siswa sementara dari siswa prempuan

28 LITERASI, Volume VIII, No. 1 2017


Upaya Penurunan Tingkat Perilaku Agresif Sri Hartini

Tabel 3 Hasil Angket Siswa Siklus I


Layanan Konseling Kelompok
Minat siswa dengan Metode Dinamika Layanan Konseling Individu
Kelompok
Berminat 14 (siswa yang Bermasalah ) 16(Siswa yang tidak bermasalah )
Tidak Berminat 16 (Siswa yang tidak bermasalah ) 14(siswa yang Bermasalah )
Jumlah 30 30
Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2017

Tabel 4. Hasil evaluasi terhadap adanya perubahan pada perilaku agresif siswa Siklus I
Laki-laki (Perubahan Perempuan (Perubahan
Laki-laki (Perilaku Perempuan (Perilaku
No Perilaku Agresif Siklus Perilaku Agresif Siklus
Agresif Siklus I) Agresif Siklus I)
I) I)
1 15(50%) 8(26.6%) 6(20 %) 3(10 %)
Jumlah Laki-laki 7(23..3) Perempuan 3(10%)
Perubahan
Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2017

35

30

25

20
Siswa Laki-laki
15 Siswa Perempuan

10

0
Agresif Siswa Sebelum Agresif Siswa Sesudah Perubahan Menjadi Baik

Gambar 3. Diagram Keadaan agresif Siswa sebelum dan sesudah


pada pelaksanaan Siklus I

dari 6 anak/20% menjadi 1 anak/3.3% setelah berkelanjutan dari siklus pertama dan siklus
diberikan layanan konseling kelompok sudah kedua. Setiap siklus terdiri dari empat tahap
mengalami perubahan. Untuk memperjelas hasil kegiatan yang meliputi : a. tahap oerencanaan.
sebelum dan sesudah tindakan siklus I terhadap (planning ), b. tahap implementasi tindakan
sikap siswa selama pembelajaran baik saat (acting), c. tahap observasi (observing) dan d.
didalam kelas maupun diluar kelas berikut tahap refleksi (reflecting). Penulis dalam
disajikan diagram perkembangan perubahan penelitian ini menggunakan wahana sebagai
sikap perilaku agresif pada siswa sebelum dan materi penelitian adalah pemberian layanan
sesudah tindakan dapat dilihat pada gambar 5. konseling kelompok, karena penulis seorang
guru bimbingan dan konseling yang
Deskripsi Siklus I berkecimpung di dalam masalah
Perencanaan Tindakan perkembangan dan perilaku peserta didik.
Pada perencanaan tindakan kelas ini
dilakukan dalam dua siklus yang berulang dan

LITERASI, Volume VIII, No. 1 2017 29


Sri Hartini Upaya Penurunan Tingkat Perilaku Agresif

16,5

16

15,5

15
Siswa yang Berminat

14,5 Siswa yang tidak berminat

14

13,5

13
Metode Dinamika Kelompok Metode Dinamika Individu

Gambar 4. Diagram Minat siswa dalam Layanan Konseling Kelompok dan


Individu

Pelaksanaan Hasil Penelitian Siklus I


Pada kegiatan konseling kelompok ini Berdasarkan hasil evaluasi dan observasi
memang sangat diperlukan adanya partisipasi yang dilakukan adanya peningkatan semangat
dari semua anggota kelompok karena yang dalam mengikuti kegiatan layanan konseling
diutamakan adalah adanya dinamika kelompok kelompok serta adanya perubahan perilaku
untuk membantu menyelesaikan permasalahan
yang dihadapi oleh peserta kelompok. Hasil Penelitian Siklus II
Diharapkan semua peserta aktif berpendapat Deskripsi Pelaksanaan Siklus
dan mencurahkan uneg-uneg dan permasalahan 2 Perencanaan Tindakan
yang dihadapi masing masing yang tidak Penulis merencanakan kegiatan siklus 2
sengaja mungkin peserta lain akan dapat dengan dua kali tatap muka atau dua pertemuan
membaca permasalahan yang sebenarnya dengan waktu @ 2 X 40 menit. Pada siklus 2 ini
terjadi pada anggota kelompoknya sehingga ada perubahan jumlah peserta tiap kelompok yang
mereka dapat memberikan masukan dan saran disampaikan. Untuk materi yang disampaikan
secara langsung maupun tidak langsung. pada siklus 2 adalah masih sama ,hanya berbeda
Berdasarkan pendapat dari para peserta pada jumlah peserta tiap kelompok pada siklus 1
diujung kegiatan inti penulis menjelaskan berjumlah 9 dan 6 peserta sedang pada
tentang pengertian yang benar tentanag perilaku pelaksanaan tindakan siklus 2 berjumlah 5 peserta
agresif yang salah satunya adalah bertengkar di didik dalam tiap kelompok Siklus 2 pertemuan 1
sekolah dan apa penyebab perilaku tersebut akan dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 8
sering muncul pada seorang peserta didik. Februari 2017. Penulis menggunakan jam
Dengan penjelasan dari pemimpin diskusi pembiasaan budi pekerti dan jam layanan klasikal
kelompok nampaknya mereka mulai memahami bimbingan dan konseling digabung menjadi
bahwa tidak harus setiap anak laki-laki itu berurutan yang kebetulan pengampunya adalah
pernah bertengkar/atau berkelahi di sekolah. penulis sendiri.
Meskipun penulis telah memberikan gambaran
dengan jelas, namun masih ada seorang anak Pelaksanaan
laki-laki yang bertanya : apakah kita tidak boleh Pada tenelitian tindakan kelas kali ini
bertengkar kalau di sekolah saja, sedang di luar penulis mencatat adanya peningkatan perilaku
sekolah diperbolehkan ? ( Kuncoro) positif pada peserta didik kelas 7F. Data yang

30 LITERASI, Volume VIII, No. 1 2017


Upaya Penurunan Tingkat Perilaku Agresif Sri Hartini

35

30

25

20
Sebelum Tindakan
15 Sesudah Tindakan

10

0
Siswa Laki-laki Siswa Perempuan

Gambar 5. Diagram perkembangan perubahan sikap perilaku agresif


pada siswa sebelum Tindakan dan Siklus I

terkumpul dari hasil pengamatan kondisi awal Hasil observasi aktifitas dalam mengikuti
menunjukkan jumlah peserta didik yang kegiatan layanan siswa disajikan dalam
berperilaku agresif atau bertengkar di sekolah bentuk diagram Gambar 6.
adalah 13 orang dalam kurun waktu 2 minggu
atau 12 hari. Hal ini menunjukkan adanya Hasil Angket Siswa Siklus II
kerawanan kelas tersebut dalam hal berperilaku Dari hasil angket siswa dapat diketahui
agresif atau bertengkar di sekolah sebab mereka minat siswa dalam mengikuti kegiatan layanan
mudah sekali tersulut untuk suatu agresifitas konseling kelompok dengan bermain/dinamika
atau suatu pertengkaran. Berdasarkan hasil kelompok sebagaimana dipaparkan dalam tabel 6.
jawaban yang penulis berikan baik secara Dati tabel 6 tampak bahwa siswa lebih
tertulis maupun secara lesan menyatakan bahwa berminat mengikuti kegiatann layanan
mereka merasa bangga jika bisa mengalahkan konseling dengan bermain/dinamika
orang lain atau memenangkan suatu kelompok daripada dengan konseling individu
pertengkaran, sehingga mereka dengan Hasil Anget siswa siklus II disajikan dalam
mudahnya menyelesaikan masalah dengan cara bentuk diagram pada Gambar 7.
bertengkar baik adu mulut ataupun adu fisik. Hasil evaluasi terhadap adanya perubahan
Dengan jumlah peserta didik dalam satu kelas pada perilaku agresif siswa dapat ditunjukkan
30 anak sedang jumlah peserta didik yang oleh tercapainya perubahan sikap perilaku
bertengkar di sekolah dalam dua minggu ada 13 agresif siswa yang disajikan pada tabel 7.
anak menunjukkan kerawanan yang tinggi yaitu
96,6%. Dari tabel 7 dapat dijelaskan bahwa pada
Berdasarkan hasil evaluasi dan observasi siklus II tingkat pencapain terhadap adanya
diperoleh data tentang perubahan sikap perubahan pada perilaku agresif siswa ada 26
perilaku agresif siswa setelah mengikuti siwa /86,6 %. hasil ini lebih baik bila
konseling kelompok dengan bermain peran dibanding dengan hasil sikap agresif pada
dalam kegiatan dinamika kelompok, siswa siklus I yaitu 15 siswa /50%. Sedangkan
dalam mengungkapkan pikiran dan perasaan perubahan perilaku agresif siswa kelas 7 f
dapat dipaparkan dalam tabel 5. mengalami penuruna pada siklus I menjadi 15
Seperti tampak pada tabel 5 pada siswa menjadi 26 pada siklus II. Hasil
pelaksanaan layanan konseling kelompok siklus perubahan pada siklus I dan siklus II disajikan
II semua siswa telah aktif mengikuti layanan. dalam bentuk diagram seperti pada Gambar 8.

LITERASI, Volume VIII, No. 1 2017 31


Sri Hartini Upaya Penurunan Tingkat Perilaku Agresif

Tabel 5 Perubahan Sikap Perilaku Agresif pada Siswa Siklus II


Jumlah siswa yang bersikap agresif
Masih Sikap Masih
Jumlah Aspek yang Jumlah
Aspek yang diamati Awal melakukan perubahan diamati Agresif melakukan perubahan
agresif Awal agresif
Siswa Klas 7f L L Siswa Klas 7f P P
Sikap siswa/Agresif 29 3 26 Sikap siswa/ 6 1 5
(96.6) (10%) (86.6%) Agresif ( 20% ) ( 3.3 ) (16.6%)
Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2017

35

30

25

20 Sikap Agresif Awal


Masih Melakukan Agresif
15
Jumlah Perubahan

10

0
Siswa Laki-laki Siswa Perempuan
Gambar 6. Diagram Hasil pelaksanaan layanan konseling kelompok siklus II

Refleksi Siklus I dalam mengikuti layanan hal ini disebabkan


Berdasar pengamatan perubahan perilaku karena adanya perbedaan kemampuan
siswa dalam kegiatan layanan konseling individu siswa dalam merespon adanya suatu
kelompok sudah nampak ada sedikit perubahan permasalahan. Oleh karenanya untuk
yang bisa disaksikan walaupun belum begitu memperbaiki layanan penulis melakukan
kelihatan karena setelah diberikannya tindakan langkah-langkah sebagai berikut:
siklus satu dari hasil pengamatan maupun dari a. Memberikan layanan bimbingan secara
catatan guru bimbingan dan konseling masih langsung pada siswa yang kurang aktif
ditemui anak yang bertengkar di sekolah dengan memberikan penjelasan ulang.
meskipun ada pengurangan jumlah peserta b. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
didik yang bertengkar di sekolah. Hal ini menanyakan hal-hal yang belum dimengerti.
mungkin lebih memberikan nuansa tersendiri c. Memberikan kebebasan seluas-luasnya
bagi peserta konseling kelompok karena kepada siswa melakukan ekplorasi untuk
kemungkinan dapat menyentuh perasaan dan mengungkapkan segala permasalahan yang ia
pemahaman yang lebih baik pada peserta didik. hadapi. Siswa dipersilahkan mengungkapkan
Mengingat suasana kegiatan bukan seperti apa yang masih ada dalam benak hatinya
suasana belajar mengajar di kelas melainkan sesuai permasalahan yang ia hadapi.
suasana yang kekeluargaan , merasa senasib
dan sepermasalahan. Dari hasil angket terlihat bahwa belum
Sikap perilaku siswa pada siklus I telah semua siswa berminat terhadap penggunaan
mencapai indikator seperti yang diharapkan metode konseling kelompok dengan bermain
meskipun beberapa siswa masih terlihat pasif peran atau dinamika kelompok, hal ini karena

32 LITERASI, Volume VIII, No. 1 2017


Upaya Penurunan Tingkat Perilaku Agresif Sri Hartini

30

25

20

15 Siswa yang berminat


Siswa yang tidak berminat

10

0
Layanan Konseling Kelompok Layanan Konseling Individu

Gambar 7. Diagram Hasil Angket Siswa Siklus II

Tabel 6 Hasil Angket Siswa Siklus II


Layanan Konseling Kelompok dengan
Minat siswa Layanan Konseling Individu
Metode Dinamika Kelompok
Berminat 3 (10%) 27 ( 30% )
(siswa yang Bermasalah ) (Siswa yang tidak bermasalah )
Tidak Berminat 27 (30 % ) 3 (10%)
(Siswa yang tidak bermasalah ) (siswa yang Bermasalah )
Jumlah 30(100%) 30( 100 %)
Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2017

Tabel 7. Hasil evaluasi terhadap adanya perubahan pada perilaku agresif siswa
Siklus II
Laki-laki Perempuan Perempuan (Perubahan
Laki-laki (Perubahan
No (Perilaku Agresif Perilaku Agresif Siklus II) (Perilaku Agresif Perilaku Agresif Siklus
Siklus II) Siklus II) II)
1 3(10%) 26(86.6%) 6(20%) 5(16.6%)
Jumlah Perubahan Laki-laki 23(76.6%) Perempuan 1(3.3%)
Siswa yang masih
berperilaku agresif
Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2017

ada beberapa siswa belum terbiasa mengikuti agresif siswa dikarenakan kebanyakan siswa
kegiatan konseling karena sebelumnya belum belum paham teknik dinamika kelompok dalam
pernah ada masalah. Untuk mengatasi hal ini konseling kelompok dengan baik. Kebanyakan
penulis meminta siswa untuk berfikir rileks dan siswa hanya mengikuti kegiatan layanan apa
tidak usah bingung ataupun takut dalam adanya. Siswa kurang mengerti pikiran apa
menghadapi masalah karena pada dasarnya maksud dan tujuan dari pelaksanaan konseling
semua orang pasti punya masalah dan tidak ada kelompok yang diadakan oleh guru BK. Guna
masalah yang tidak bisa diatasi tergantung pada memperbaiki kegiatan layanan penulis
niat yang bersangkutan untuk mengatasinya. menjelaskan ulang dengan memberikan contoh
Hasil evaluasi terhadap perubahan serta memberikan kesempatan pada siswa untuk
perilaku agresif siswa pada siklus I belum menanyakan hal-hal yang belum dimengerti
memenuhi indikator kinerja sebagaimana yang terkait dengan pelaksanaan layanan konseling
telah ditetapkan. Rendahnya perubahan perilaku kelompok yang telah siswa ikuti.

LITERASI, Volume VIII, No. 1 2017 33


Sri Hartini Upaya Penurunan Tingkat Perilaku Agresif

35

30

25

20
Siswa Laki-laki

15 Siswa Perempuan

10

0
Sebelum Tindakan Siklus I Siklus II

Gambar 8. Diagram perilaku Agresif Sebelum Tindakan, Siklus I dan Siklus II

35

30

25

20
Siswa Laki-laki
15 Siswa Perempuan

10

0 Sebelum Tindakan Siklus I Siklus II

Gambar 9. Perubahan Sikap Perilaku Agresif Siswa Pada Siklus I dan Siklus II

Refleksi Siklus II adanya penurunan perubahan perilaku agresif


Secara keseluruhan hasil observasi dan yang terjadi pada siswa klas 7f setelah diadakan
evaluasi pada kegiatan layanan konseling pada permainan dinamika kelompok dan konseling
siklus II telah memenuhi indikator kinerja yang kelompok dalam siklus I dan Siklus.
ditetapkan. Oleh karenanya peneliti dalam hal
ini tidak akan melanjutkan penelitian ini ke HASIL PEMBAHASAN
seklus berikutnya karena pada siklus II ini Dilihat dari hasil observasi dan evaluasi
tujuan penelitian telah tercapai. Namun masih dapat diketahui bahwa hasil perubahan sikap
ada perhatian kusus dan pemantauan terhadap dan perilaku agresif pada siswa kelas VII C
siswa yang telah berperilaku agresif untuk dua MTsN Prambanan mengalami penurunan.
siswa yang masih melakukan tindakan agresif Dari tabel 8 dapat disimpulkan bahwa
juga sudah mengalami penurunan atau kenakalan perilaku agresif siswa kelas 7F
perubahan meski masih dalam pemantauan dan mengalami penurunan. Hal ini menandakan
tindak lanjut untuk perhatian kusus. Maka pada bahwa layanan konseling kelompok dengan
penelitian ini penulis dapat menyajikan teknik dinamika kelompok dapat bermanfaat

34 LITERASI, Volume VIII, No. 1 2017


Upaya Penurunan Tingkat Perilaku Agresif Sri Hartini

sebagai sarana untuk mengurangi sikap perilaku benar dan selanjutnya diwujudkan dalam
agresif pada siswa. Dari pantaun penulis selama perilaku sehari hari di sekolah.
kegiatan layanan konseling kelompok siswa Dari data kondisi awal sampai kondisi
lebih suka memilih bermain peran atau akhir menunjukkan adanya penurunan atau
dinamika kelompok untuk memecahkan pengurangan jumlah peserta didik yang
permasalahan yang ada. Hal ini wajar karena berperilaku agresif atau bertengkar di madrasah,
siswa lebih merasa nyaman dan merasa lebih dengan 13 jumlah permasalahan dan dengan
bisa bebas dan mengekpresikan dirinya. 29siswa sebagai pelakunya menjadi 3 siswa
Segi positif penggunaan metode berarti ada penurunan sebesar 86,6%.
dinamika kelompok dalam konseling Berdasarkan kenyataan dan pengamatan
kelompok ini adalah lebih dapat yang dilakukan layanan konseling kelompok
menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa. dapat menurunkan jumlah perilaku agresif
Keberhasil tindakan dalam penelitian bertengkar di madrasah karena peserta konseling
tindakan kelas sangat ditentukan oleh hasil kelompok benar benar merasa nyaman dan
evaluasi permasalahan siswa. Dalam penelitian ini diperhatikan. Mereka tidak merasa di nasihati
hasil evaluasi bmasalah yang telah dilakukan tetapi mereka merasakan kebersamaan untuk
siswa telah mencapai indikator kinerja menyelesaikan permasalahan bersama kelompok
sebagaimana yang diharapkan. Yaitu suasana dalam hal ini adalah penurunan perilaku agresif
kelas lebih terasa nyaman dan kondisif .Selain itu bertengkar di madrasah pada peserta didik kelas
hasil evaluasi layanan konseling pada penelitian 7F MTsN Prambanan Kabupaten Klaten
ini menunjukkan bahwa penguasaan siswa
terhadap kompetensi dasar mengungkapkan KESIMPULAN
pikiran, perasaan, informasi, dan fakta dan Pada saat kondisi awal, kelas belum diberi
permasalahan mengalami penurunan yang layanan konseling kelompok, masih banyak
segnifikan. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah peserta didik yang melakukan perilaku agresif
siswa yang mengalami perubahan perilaku agresif dalam hal ini adalah bertengkar/berkelahi di
semakin menurun dari sebelum penerapan sekolah/madrasah yaitu mencapai 96.6%.
tindakan hingga siklus II telah terjadi perubahan Banyak Guru mengeluh tentang kelas 7F yang
Setelah penulis memberikan tindakan pada emosional dan sering bikin masalah dengan
peserta didik kelas 7F dengan layanan konseling kelas lain. Hal ini dapat dilihat pada buku kasus
kelompok maka diperoleh hasil sebagai berikut: dan kegiatan konsultasi dan koordinasi guru
Dengan diberikannya layanan konseling Pembimbing dengan Kepala Madrasah dan Wali
kelompok peserta didik terlihat gembira dan kelas/guru mata pelajaran. Perilaku sikap
antusias untuk mengikuti semua kegiatan agresif siswa kelas 7F melalui layanan
dengan suka rela dan penuh kesungguhan konseling kelompok pada siklus I 50% untuk
sehingga pesan atau tujuan yang akan dicapai perilaku agresif siswa laki-laki dan 10 % untuk
yaitu penurunan perilaku agresif atau perilaku siswa perempuan sehingga dapat menurunkan
bertengkar di sekolah dapat dipahami dengan perilaku agresif bertengkar di sekolah sebesar

Tabel 8 Penurunan sikap prilaku agresif siswa


Jumlah siswa Penurunan
Aspek yang diamati
Siklus I Agresif Siklus II (%)
Sikap Perilaku Agresif 29 siswa (96.6%) 3 siswa 26 siswa
(Mengejek, Berkelahi, ( 10 %) (86,6 %)
Menyakiti,
Pelecehan seksual,
Usil/Jahil,
Saling mengolok-olok dan menghina)
Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2017

LITERASI, Volume VIII, No. 1 2017 35


Sri Hartini Upaya Penurunan Tingkat Perilaku Agresif

96.6% menjadi 36.6% dengan jumlah penurunan Iskandar. 2009. Penelitian Tindakan Kelas.
dari 29 peserta didik berperilaku agresif dalam Jakarta; Gaung Persada.
dua minggu berkurang menjadi 18 peserta didik. Kurt Singer. 1991. Psikologi Sosial. Surabaya:
Dengan penurunan jumlah peserta didik sebanyak Airlangga.
11 peserta didik kemudian pada siklus II dari Latipun. 2000. Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
96.6% mengalami penurunan lagi menjadi 10% Erlangga.
yang berarti ada perubahan sebesar 86.6% ini Prayitno. 2004. Pelayanan Konseling di Sekolah
merupakan penurunan yang cukup signifikan. Hal Padang: Universitas Negeri Padang.
ini menunjukkan bahwa melalui pemberian Shertzer and Stone. 1980. Fundamentals of
layanan konseling kelompok dapat menurunkan Counseling. New York: MC Graw Hill.
perilaku agresif bertengkar di sekolah pada Suharsimi Arikunto,2006. Penelitian
peserta didik kelas 7F MTsN Prambanan Tindakan Kelas.Bumi Aksara:Jakarta
Kabupaten Klaten. Winkel. 2002. Bimbingan dan Konseling di
Sekolah. Yogyakarta: Universitas Sanata
DAFTAR PUSTAKA Darma.
Anantasari. 2006. Psikologi Sosial. Jakarta: Zainal Aqib. 2009. Penelitian Tindakan Kelas.
Gramedia. Bandung: Yrama Widya.

36 LITERASI, Volume VIII, No. 1 2017

Vous aimerez peut-être aussi