Vous êtes sur la page 1sur 48

ASKEP GANGGUAN PENDENGARAN ( PRESBIAKUSIS

Christy Arum 09:18

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN LANSIA NY. S


DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN
( PRESBIAKUSIS )
BAB I
KONSEP DASAR

I. DEFINISI
Presbiakusis adalah ketulian setelah beberapa waktu akibat mekanisme penuaan
dalam telinga dalam.

II. ETIOLOGI
- Proses degenerasi tulang-tulang pendengaran bagian dalam
- Faktor intrinsik seperti genetik

III. PATOFISIOLOGI
- Presbiakusis sensori. Pada bentuk ini mula-mula hilang adalah patologi
sel-
sel rambut. Hal ini kemudian akan menyebabkan gangguan neuron-neuron
kokhlea. Biasanya melibatkan hilangnya sel-sel rambut pada gelang basal
kokhlea dan menyebabkan ketulian nada tinggi.
- Neuro presbiakusis yang terganggu yaitu neuron-neuron kokhlea. Pada
kasus ini yang mengalami gangguan adalah pengertian terhadap kata-kata.
- Presbiakusis ceria: proses degenerasi yang dapat menyebabkan tuli
sedang
hingga berat, dalam hal ini stria vaskularis tampak berdegenerasi dan menciut.
- Kokhlea konduktif: populasi sel-sel rambut dan neuron yang normal
tanpa
adanya kerusakan stria vaskularis, namun ketulian diduga berkaitan dengan
keterbatasan gerak membrana basilaris.

IV. GAMBARAN KLINIS


- Mengalami gangguan pendengaran pada saat berkomunikasi
- Pusing yang disebabkan oleh gangguan vestibular ditandai oleh mual,
sensasi berputar dan penglihatan kabur.
V. PENATALAKSANAAN
Pemberian alat bantu pendengaran.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN PRESBIAKUSIS

I. PENGKAJIAN
RM
: 100940127
A. Wawancara
1. Data Umum
a. Identitas Klien
Nama : Ny. S.
Umur : 70 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Agama : Islam
Suku : Bugis
Status perkawinan : janda
Pendidikan Terakhir: SR
Pekerjaan : ––
Tgl. Pengkajian : 10-03-04
Tempat : Bangsal Mawar
Panti Werdha
Bili-bili
Alamat
Tanggal masuk
: Jl. Wahidin Sudirohusodo II
: 9 Oktober 2003
Golongan darah :O
b. Penanggung Jawab/Pengantar
Nama : Tn. A.
Umur : 28 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Pendidikan Terakhir: Sarjana Pertanian
Pekerjaan
Alamat
: PNS
: Jl. Wahidin Sudirohusodo II Telp. 880991
Hubungan dengan klien: anak kandung

2. Riwayat Kesehatan Sekarang

1
a. Keluhan utama klien: klien susah mendengar pesan atau rangsangan
suara
2
b. Riwayat penyakit sekarang

Saat sekarang keluarga klien mengatakan susah mendengar


pesan/rangsangan berupa suara. Ketika berbicara dengan orang lain
klien tidak mengerti terhadap pembicaraan. Untuk lebih mengerti,
klien sering meminta untuk mengulangi pembicaraan. Yang paling
suka dilakukan klien adalah duduk menyendiri.

Keluarga klien mengatakan lebih senang menyendiri dan dengan


kesendiriannya itu klien mengekspresikan kesepian dan keluarga klien
mengatakan bahwa klien sering menarik diri dari lingkungan dan
tidak mau tampil bersama anggota keluarga.

Untuk mengisi kebosanannya, keluarga klien mengatakan bahwa klien


lebih banyak tidur dan tidak mau melakukan aktivitas apapun.
Komunikasi dengan klien sebagian besar berjalan melalui pesan-pesan
tertulis.

3. Riwayat Kesehatan Masa Lalu


Menurut keluarga klien, klien tidak pernah mengalami penyakit akut
maupun kronis, kecuali sakit ringan seperti demam, flu, batuk-batuk
ringan. Gangguan pendengaran mulai dirasakan klien pada umur 50
tahun tapi hal tersebut belum terlalu mengganggu bagi klien. Klien tidak
pernah mengalami cedera kepala dan tidak mengalami alergi terhadap
berbagai makanan dan minuman. Klien sering terpajan dengan suara
bising karena bertempat tinggal di kawasan industri.

4. Riwayat Kesehatan Keluarga


Tidak ada keluarga yang menderita penyakit pada sistem pendengaran.

5. Riwayat Psikososial dan Spiritual


• Pola koping: klien mengekspresikan perasaan sedih, murung

3
• Aktivitas sosial: klien tidak mau mengikuti kegiatan sehari-hari
di
masyarakat dan lebih senang tinggal di rumah.
• Kegiatan keagamaan: keluarga klien mengatakan bahwa klien
taat
beribadah.
• Hubungan dengan keluarga: kurang baik karena klien mudah
tersinggung dan curiga.

6. Kebutuhan Dasar
• Pola makan:
Keluarga klien mengatakan bahwa klien makan 3 kali sehari dengan
komposisi empat sehat tapi dalam porsi yang sedang. Makanan
pantang sesuai dengan kaidah agama klien.
• Pola minum
Klien paling suka minum teh serta klien minum kira-kira 6 – 7 gelas
sehari.
• Pola eliminasi
- Eliminasi BAK
Tidak ada hambatan dalam buang air kecil. Klien BAK sekitar 4–
5 kali sehari serta keluarga klien mengatakan bahwa klien tidak
pernah mengeluh BAK.
- Eliminasi BAB
Keluarga klien mengatakan bahwa BAB klien lancar 1 kali sehari
serta tidak dijumpai adanya kelainan.
• Pola tidur
Klien mengatakan bahwa tidur dan istirahat tidak terganggu bahkan
sebagian besar waktu klien digunakan untuk tidur atau istirahat.
• Aktivitas sehari-hari
Keluarga klien mengatakan bahwa klien tidak bekerja dan hanya
melakukan aktivitas sehari-hari di rumah. Klien sulit mengikuti

4
perintah untuk melakukan aktivitas di rumah seperti berolahraga
ringan.

B. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
a. Kesadaran : compos mentis
b. TD
c. SB
: 140/80 mmHg
: 37 ºC
d. Pernafasan : 20 x / m
e. BB
f. TB
: 50 kg
: 152 cm

2. Pengkajian Sistem Pendengaran


a. Daun telinga
Inspeksi:
- Daun telinga simetris kiri dan kanan
- Posisi telinga normal yaitu sebanding dengan titik puncak
penempatan pada lipatan luar mata.
- Tidak terdapat lagi
- Auditorius eksternal tidak bengkak.
Palpasi:
- Tidak terdapat nyeri raba
- Tidak ada pembengkakan

C. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan otoskopik
Menggunakan alat otoskop untuk memeriksa meatus akustikus eksternus
dan membrana timpani dengan cara inspeksi:
Hasil:
• Serumen berwarna kuning, konsistensi kental.
• Dinding liang telinga berwarna merah muda

5
2. Tes ketajaman pendengaran
a. Tes penyaringan sederhana
Hasil:
• Klien tidak mendengar secara jelas angka-angka yang
disebutkan
• Klien tidak mendengar secara jelas detak jarum jam pada
jarak
1–2 inchi.
b. Uji rinne
Hasil: klien tidak mendengarkan adanya getaran garpu tala dan tidak
jelas mendengar adanya bunyi dan saat bunyi menghilang.

D. Pengelompokan Data
a. Data Subjektif
Keluarga klien mengatakan bahwa:
• Klien susah menerima/mendengar pesan
• Klien susah mendengar rangsang berupa suara
• Klien tidak mengerti terhadap pembicaraan orang
• Klien senang menyendiri
• Klien menarik diri dari lingkungan
• Klien tidak mau kumpul bersama keluarga
• Klien sulit mengikuti perintah untuk melakukan aktivitas di
rumah
• Klien tidak mau mengikuti kegiatan sehari-hari di masyarakat
• Klien mudah tersinggung dan curiga
b. Data Objektif
• Lambat berespon terhadap rangsang suara
• Klien nampak bingung jika diajak bicara
• Klien meminta untuk mengulangi pembicaraan/pesan
• Komunikasi sebagian besar berjalan melalui pesan-pesan
tertulis
• Klien suka duduk menyendiri
• Klien mengekspresikan perasaan kesepian

6
• Klien menarik diri lingkungan
• Klien lebih banyak tidur
• Klien nampak gelisah atau bosan karena tidak aktif
• Sebagian besar waktu klien digunakan untuk istirahat
• Klien tidak mendengar suara jelas angka-angka yang disebutkan
• Klien tidak mendengar secara jelas detak jarum pada jarak 1 – 2
inchi.
• Klien tidak mendengarkan adanya getaran garpu tala dan tidak
jelas
mendengar adanya bunyi dan saat bunyi menghilang.
• Klien mengekspresikan perasaan sedih, murung
• Klien tidak komunikatif.

E. Patofisiologi Berdasarkan Penyimpangan KDM


Degenerasi tulang-tulang
pendengaran bagian dalam

Hilangnya sel-sel rambut


pada basal kokhlea

gangguan neuron-
neuron kokhlea

Fungsi pendengaran
menurun

Pendengaran terhadap
kata-kata/rangsang
suara menurun
Gangguan
komunikasi verbal
Menarik
diri dari
lingkungan

Harga diri
rendah

7
Tidak mau mengikuti
kegiatan di rumah
maupun masyarakat

lebih banyak istirahat

Kurang aktivitas
F. Analisa Data
No
Data
Penyebab
Masalah
1. DS: keluarga klien mengatakan
bahwa
- Klien susah mendengar
rangsang berupa suara
- Klien susah mendengar atau
menerima pesan
- Klien tidak mengerti terhadap
pembicaraan orang
- Klien mudah tersinggung dan
curiga
DO:
- Lambat berespon terhadap
rangsang suara
- Klien nampak bingung jika
diajak bicara
- Klien meminta untuk mengulangi
pembicaraan atau pesan
- Komunikasi sebagian besar
berjalan melalui pesan-pesan
tertulis dan perantara anggota
keluarga
- Klien tidak mendengar secara
jelas angka-angka yang
disebutkan
- Klien tidak mendengar secara jelas
detak jarum pada jarak 1 – 2 inchi
- Klien tidak komunikatif

8
Degenerasi tulang-
tulang pendengaran
bagian dalam

Gangguan neuron-
neuron kokhlea

Pendengaran
terhadap kata-
kata/rangsang suara
menurun
Gangguan
komunikasi
verbal
2. DS:
- Klien senang menyendiri
- Klien menarik diri dari
lingkungan
- Klien tidak mau kumpul
bersama keluarga
DO:
- Klien suka duduk menyendiri
- Klien mengekspresikan
perasaan kesepian
- Klien menarik diri lingkungan
- Klien mengekspresikan
perasaan kesepian
3. DS:
- Klien sulit mengikuti perintah
untuk melakukan aktivitas di
rumah
- Klien tidak mau mengikuti
kegiatan sehari-hari di
masyarakat
DO:
- Klien lebih banyak tidur
- Klien nampak gelisah atau
bosan
- Sebagian besar waktu klien
digunakan untuk istirahat
9
Degenerasi tulang-
tulang pendengaran
bagian dalam

Fungsi pendengaran
menurun

Pendengaran kata-
kata/rangsang suara
menurun

Menarik diri dari


lingkungan

Degenerasi tulang-
tulang pendengaran
bagian dalam

Pendengaran
terhadap kata-
kata/rangsang suara
menurun

Menarik diri dari


lingkungan

Lebih banyak
istirahat
Harga diri
rendah

Kurang
aktivitas
G. Prioritas Masalah
1. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan degenerasi
tulang
pendengaran bagian dalam
2. Harga diri rendah berhubungan dengan fungsi pendengaran
3. Kurang aktivitas berhubungan dengan menarik diri dari
lingkungan.

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN


A. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan degenerasi tulang-
tulang pendengaran bagian dalam ditandai dengan:
1. Data Subjektif
Keluarga klien mengatakan bahwa:
a. Klien susah mendengar rangsang berupa suara
b. Klien susah mendengar atau menerima pesan
c. Klien tidak mengerti terhadap pembicaraan orang
d. Klien mudah tersinggung dan curiga
2. Data Objektif
a. Lambat berespon terhadap rangsang suara
b. Klien nampak bingung jika diajak bicara
c. Klien meminta untuk mengulangi pembicaraan atau pesan
d. Komunikasi sebagian besar berjalan melalui pesan-pesan
tertulis dan
perantara anggota keluarga
e. Klien tidak mendengar secara jelas angka-angka yang
disebutkan
f. Klien tidak mendengar secara jelas detak jarum pada jarak 1 – 2
inchi.
g. Klien tidak mendengarkan adanya getaran garpu tala dan tidak
jelas
mendengar adanya bunyi dan saat bunyi menghilang.
h. Klien tidak komunikatif.

10
B. Harga diri rendah berhubungan dengan fungsi pendengaran menurun
ditandai dengan:
1. Data Subjektif
Keluarga klien mengatakan bahwa:
a. Klien senang menyendiri
b. Klien menarik diri dari lingkungan
c. Klien tidak mau kumpul bersama keluarga
2. Data Objektif
a. Klien suka duduk menyendiri
b. Klien mengekspresikan perasaan kesepian
c. Klien menarik diri lingkungan
d. Klien mengekspresikan perasaan kesepian

C. Kurang aktivitas berhubungan dengan menarik diri lingkungan


ditandai dengan:
1. Data Subjektif
Keluarga klien mengatakan bahwa:
a. Klien sulit mengikuti perintah untuk melakukan aktivitas di
rumah
b. Klien tidak mau mengikuti kegiatan sehari-hari di masyarakat
2. Data Objektif
a. Klien lebih banyak tidur
b. Klien nampak gelisah atau bosan
c. Sebagian besar waktu klien digunakan untuk istirahat

III. RENCANA KEPERAWATAN


1. Tujuan
A. Komunikasi verbal klien berjalan dengan baik
Kriteria hasil
Dalam 1 hari klien dapat:
1. Menerima pesan melalui metode alternatif

11
2. Mengerti apa yang diungkapkan
3. Memperlihatkan suatu peningkatan kemampuan untuk
berkomunikasi
4. Menggunakan alat bantu dengar dengan cara yang tepat.

B. Klien dapat menerima keadaan dirinya


Kriteria hasil
Secara bertahap klien dapat:
1. Mengenal perasaan yang menyebabkan perilaku menarik diri
2. Berhubungan sosial dengan orang lain
3. Mendapat dukungan keluarga mengembangkan kemampuan klien
untuk
berhubungan dengan orang lain.
4. Membina hubungan saling percaya dengan perawat.

C. Klien dapat melakukan aktivitas tanpa kesulitan


Kriteria hasil
Secara bertahap klien dapat:
1. Menceritakan perasaan-perasaan bosan
2. Melaporkan adanya peningkatan dalam aktivitas yang
menyenangkan
3. Menceritakan metoda koping terhadap perasaan marah atau depresi
yang
disebabkan oleh kebosanan.

2. Intervensi /Rencana Tindakan


A. Gangguan komunikasi verbal
Tindakan/intervensi
1. Kaji tingkat kemampuan klien dalam penerimaan pesan
2. Periksa apakah ada serumen yang mengganggu pendengaran
3. Bicara dengan pelan dan jelas
4. Gunakan alat tulis pada waktu menyampaikan pesan
5. Beri dan ajarkan klien pada penggunaan alat bantu dengar
6. Pastikan alat bantu dengar berfungsi dengan baik
7. Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan telinga.

12
B. Harga diri rendah
Tindakan/intervensi
1. Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-
tandanya
2. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan
penyebab
klien tidak mau bergaul atau menarik diri
3. Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-
tanda
serta penyebab yang mungkin.
4. Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaan.
5. Diskusikan tentang keuntungan dari berhubungan dan kerugian dari
perilaku menarik diri
6. Dorong dan bantu klien untuk berhubungan dengan orang lain
7. Beri pujian atas keberhasilan yang telah dicapai klien
8. Bina hubungan saling percaya dengan klien
9. Anjurkan anggota keluarga untuk secara rutin dan bergantian
mengunjungi klien
10. Beri reinforcement positif atas hal-hal yang telah dicapai oleh keluarga.
11. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip hubungan
terapeutik

C. Kurang aktivitas
Tindakan/intervensi
1. Beri motivasi untuk dapat saling berbagi perasaan dan pengalaman
2. Bantu klien untuk mengatasi perasaan marah dari berduka
3. Variasikan rutinitas sehari-hari
4. Libatkan individu dalam merencanakan rutinitas sehari-hari
5. Rencanakan suatu aktivitas sehari-hari
6. Berikan alat bantu dengan dalam melakukan aktivitas

13
IV. IMPLEMENTASI
A. Gangguan Komunikasi Verbal
1. Jam 09.00
Mengkaji tingkat kemampuan klien dalam penerima pesan:
Klien mengalami kesulitan dalam penerimaan pesan-pesan beberapa kalimat
yang diucapkan. Klien hanya dapat mendengar 1 atau 2 kata.
2. Jam 09.05
Memeriksa serumen pada telinga
Serumen berwarna kuning, konsistensi kental.
3. Jam 09.10
Berbicara pada klien dengan pelan dan jelas
Perawat mengucapkan satu persatu kata dengan pelan serta suara yang jelas
agar klien lebih mudah mengerti terhadap apa yang dibicarakan.
4. Jam 09.15
Menggunakan alat tulis pada waktu menyampaikan pesan
Alat tulis yang digunakan berupa kertas dan pulpen untuk kata yang susah
dimengerti klien jika diucapkan. Penggunaan alat tulis dilakukan secara
bergantian dengan ucapan perawat kepada klien.
5. Jam 09.20
Memberikan dan mengajarkan klien penggunaan alat bantu dengar
Alat bantu dengar dipasang pada kedua telinga dengan volume suara
disesuaikan keadaan dan kemampuan klien.
6. Jam 09.20
Memastikan alat bantu dengar berfungsi dengan baik
Perawat memastikan alat bantu dengar tidak rusak dengan cara melakukan
test terlebih dahulu dan memastikan baterai terpasang dengan baik.
7. Jam 09.25
Menganjurkan klien untuk menjaga kebersihan telinga.

14
Telinga dibersihkan secara rutin untuk menghindari penumpukan serumen
yang dapat menghambat fungsi pendengaran
Untuk implementasi diagnosa 2 dan 3 disesuaikan dengan intervensi.

VI. EVALUASI
A. Gangguan Komunikasi Verbal
S : - Klien mengungkapkan dapat menerima melalui media alternatif.
- Klien mengatakan sudah mengerti tentang apa yang diungkapkan.
O : - Klien memperlihatkan suatu peningkatan kemampuan untuk
berkomunikasi
- Klien menggunakan alat bantu dengar dengan tepat
A : masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan.
B. Evaluasi untuk diagnosa 2 dan 3 disesuaikan dengan tujuan
- Apabila berhasil intervensi dihentikan
- Apabila tidak berhasil intervensi dilanjutkan.
15
DAFTAR PUSTAKA

1. Lynda, J. Capernitu, Diagnosa Keperawatan, EGC, Jakarta, 2001.

2. Ida Samidah, Pengkajian Keperawatan, Makassar, 2003.

3. Sri Rukmini, dkk., Teknik Pemeriksaan THT, EGC, Jakarta, 2000.

4. Purnawan Junadi, dkk., Kapita Selekta Kedokteran, FK-UI, Jakarta, 1997.

5. Budi Anna Keliat, dkk., Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, EGC,


Jakarta,
1999.

6. Boles, Buku Ajar Penyakit THT, EGC, Jakarta, 1997.

Vous aimerez peut-être aussi