Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Laporan ini disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas Praktek Belajar Klinik (PBK)
Keperawatan Medikal Bedah II
Dosen Pengampu :
Ahmad Zakiudin, S.KM
Arisnawati, S.Kep
AKADEMI KEPERAWATAN AL HIKMAH 02
Benda – Sirampog – Brebes
2011
KONSEP DASAR
A. Pengertian
Katarak setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi
(penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa, atau akibat kedua-duanya. Biasanya
mengenai bola mata dan berjalan progresif .
B. Etiologi
Penyebabnya bermacam-macam, umumnya adalah usia lanjut (senile), tapi dapat
terjadi secara congenital akibat ineksi virus di masa pertumbuhan janin, genetic dan
gangguan perkembangan.
Kelainan sistemik atau metabolic, seperti diabetes mellitus, galaktosemi dan distrofi
miotonik, traumatic, therapy kortikosteroid sistemik dan sebagainya.rokok dan alcohol
meningkatkan resiko katarak.
C. Manifestasi klinis
Keluhan yang timbul adalah penurunan tajam penglihatan secara progresif dan
penglihatannya seperti berasap. Sejak awal katarak dapat terlihat melalui pupil yang
berdilatasi dengan oftal moskop slit lamp atau shadow test. Setelah katarak bertambah
matang maka retina semakin sulit di lihat sampai akhirnya reflek fundus tidak ada dan pu[pil
berwarna putih.
Pada katarak senile di kenal 4 stadium yaitu : insipien, imatur, matur dan hiper matur.
Pada stadium insipien dapat terjadi perbaikan penglihatan dekat akibat peningkatan indeks
refraksi lensa.
Stadium pada katarak senil
Insipien Imatur Matur Hipermatur
Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif
Cairan lensa Normal Bertambah Normal Berkurang
Iris Normal Terdorong Normal Tremulans ( )
Bilik mata depan Normal Dangkal Normal Dalam
Sudut bilik mata Normal Sempit Normal Terbuka
Shadow test Negatif Positif Negatif Pseudo positif
Penyulit - Glaukoma - Uveitis, glaukoma
D. Penatalaksanan Medis
Pembedahan dilakukan bila tajam penglihatan sudah menurun sedemikian rupa
sehinggga mengganggu pekerjaan sehari-hari atau bila telah menimbulkan penyulit seperti
glaukoma dan uvetis. Tingkat keberhasilan pada katarak senil 90 % sedangkan komplikasi
yang timbul akibat operasi adalah glaukoma, ablasi retina, perdarahan vitreus, infeksi /
pertumbuhan epitel ke kamera okuli anterior.
Katarak kongenital harus di deteksi dini karena bila menutupi aksis visual harus segera di
operasi untuk mencegah ambliopia.
Tekhnik yang umum di lakukan adalah ekstrasi katarak ekstra kapsular, di mana isi
lensa di keluarkan melalui pemecahan atau perobekan kapsul lensa anterior sehingga korteks
dan nukleus lensa dapat di keluarkan melalui robekan tersebut. Namun dengan tekhnik ini
dapat meninbulkan penyakit katarak sekunder, dengan tekhnik ekstrasi katarak intra kapsular
tidak terjadi katarak sekunder karena seluruh lensa bersama kapsul di keluarkan. Dapat di
lakukan pada katarak senil yang matur dan zonulz zinn telah rapuh, namun tidak boleh di
lakukan pada pasian kurang dari 40 yahun, katarak imatur yang masih memiliki zonula zinn.
Dapat pula di lakukan tekhnik ekstra kapsular dengan fako emulsifikasi yaitu fragmentasi
nukleus lensa dengan gelombang ultra sonik sehingga hanya dilakukan insisi kecil, di mana
komplikasi pasca operasi lebih sedikit dan rehabilitasi penglihatan pasien meningkat.
Sebaiknya ditanam lensa intraokular pada saat pembedahan, sehingga tidak perlu
memakai kaca mata afakia yang tebal atau lensa kontak. Kontra indikasi pemasangan lensa
intraokuler adalah uveitis berulang, retinopati diabetik, proliferatif, rubeosis irisis, dan
glaukoma neovaskuler.
Penatalaksanan paca operasi terutama di tujuakan untuk mencegah infeksi dan
terbukanya luka operasi. Pasien di minta untuk tidak banyak bergerak dan menghindari
mengangkat beban berat selam sebulan. Mata ditutup selama beberapa hari atau di lindungi
dengan kaca mata atau pelindung pada siang hari. Selama beberapa minggu harus di lindungi
dengan pelindung logam. Pada malam hari kacamata permanen di berikan 6-8 minggu setelah
operasi.
STUDY KASUS
A. BIODATA
a. Identitas klien
Nama : Ny. S
Umur : 60 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Kawin
Pekerjaan : Petani
Suku / bangsa : Jawa / Indonesia
Alamat : Slawi Kulon
b. Identitas Penanggung jawab
Nama : Tn. I
Umur : 24 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Slawi Kulon
Hubungan dengan pasien : Anak
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan utama
Klien mengatakan bahwa penglihatannya kabur
2. Riwayat penyakit sekarang
Klien mengatakan penglihatannya semakin rabun seperti berasap, jika beraktifita selalu
merayap-rayap atau di bantu keluarga
C. ANALISA DATA
D. DAFTAR MASALAH :
E. RENCANA KEPERAWATAN
F. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
G. CATATAN PERKEMBANGAN