Vous êtes sur la page 1sur 5

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam memasuki era perdagangan bebas, kapal tetap menjadi pilihan utama bagi
pengguna jasa trasportasi laut sebagai sarana bisnis angkutan laut karena
mempunyai kelebihan antara lain, dapat mengangkut muatan dalam kapasitas
besar, biaya angkut relatif lebih murah dan dapat mengangkut berbagai jenis
muatan sesuai dengan jenis kapalnya dibandingkan sarana transpotasi darat dan
udara. Karenanya perusahaan pelayaran harus dapat meningkatkan pelayanan
angkutan laut untuk kelancaran arus barang dan jasa angkutan antar pulau dan
untuk negara menghadapi persaingan tersebut. Untuk dapat memberikan pelayanan
yang baik dalam menunjang kelancaran pengoperasian kapal, salah satu cara yang
harus di tempuh adalah dengan melakukan program perawatan yang baik dan
terencana dan sistematis yakni pada sistem-sistem yang terdapat pada mesin induk
tersebut.
Salah satu sistem yang ada pada mesin penggerak utama dan cukup penting serta
harus mendapatkan perawatan yang khusus adalah sistem pendingin air tawar (
fresh water cooler). Dalam hal ini sistem pendingin air tawar bertujuan untuk
mendinginkan atau mengurangi beban panas yang diterima oleh mesin induk yang
di akibatkan dari proses pembakaran didalam silinder maupun bagian-bagian yang
bergerak lainnya pada mesin penggerak utama. Air tawar yang semula berada pada
tangki penampungan (ekspansi tank) diteruskan melaui fresh water cooler dan
terjadi proses pemindahan panas dan air tawar yang berlawanan arah dengan air
laut akan diserap panasnya melalui plat-plat yang ditekan dalam sebuah model
gelombang sehingga akan terjadi pusaran kuat dan efektif dalam penyerapan panas.
Setelah itu aliran media pendingin air tawar masuk kedalam mesin induk melalui
jacket cooling dan akan kembali lagi ke high temperature cooler (HT Cooler) untuk
didinginkan oleh low temperature cooler (LW Cooler).
Pada suatu hari ketika kapal melakukan pelayaran dari Panjang (Lampung) menuju
Jakarta, pada saat jam jaga masinis II, penulis mengalami suatu kendala pada sistem
pendingin air tawar yang mengakibatkan tingginya temperatur mesin induk jacket
cooling dan melebihi batas normal. Pada saat itu penulis berada di kamar mesin
tiba-tiba terdengar bunyi alarm dimana termometer pada high temperatur cooler
menunjukan angka 89o C. Sedangkan temperatur yang normal sesuai buku petunjuk
(manual instruction book) yaitu 80o C sampai dengan 85o C. Atas kejadian ini
Masinis II kemudian mengambil tindakan dengan mereset alarm pada ruang
control mesin, lalu dilakukan langkah pengecekan. Hal ini diduga disebabkan oleh
adanya kotoran-kotoran yang terdapat pada plat-plat pendingin (low temperatur
cooler plat). Dan pada saat itu, tekanan pompa sirkulasi tekanan air laut (sea water
cooling pump) mengalami penurunan dari 3,0 kg/cm2 menjadi 2,0 kg/cm2.
Kemudian Masinis II yang berdinas jaga pada saat itu melaporkan kejadian tersebut
kepada Kepala Kamar Mesin. Atas perintah dari KKM maka Masinis jaga
melaporkan kepada Mualim I yang berdinas jaga di anjungan dan diteruskan
kepada Nahkoda kapal. Maka dikeluarkan keputusan bersama antara Nahkoda dan
KKM untuk melaksanakan tindakan sementara, berupa dihentikannya operasi
mesin induk dan kemudian dilakukan pengecekan terhadap semua aspek yang
mempengaruhi sirkulasi dalam sistem pendingin air tawar. Melewati kondisi
sebagaimana tersebut diatas penulis tertarik untuk melakukan pembahasan
penyebab terjadinya masalah yang dapat mengakibatkan terganggunya
pengoperasian kapal. Atas dasar inilah penulis menyusun skripsi dengan judul :

“ OPTIMALISASI PERAWATAN SISTEM FRESH WATER


COOLER PADA MESIN INDUK DALAM MENUNJANG
KELANCARAN PENGOPERASIAN KAPAL MT.SAPTA
SAMUDRA”

B. IDENTIFIKASI MASALAH
Fasilitas dan media untuk penunjang sistem pendingin air tawar kurang efektif pada
mesin induk dan tidak berfungsinya alat-alat penunjang sistim pendingin mesin
induk secara optimal. Jika keadaan ini berlangsung terus menerus, maka diruang
atau saluran-saluran air pendingin akan terbentuk kotoran, sehingga akan
mempengaruhi debit pendingin pada mesin induk. Dengan pengawasan koordinasi
yang baik dalam perawatan sistem pendingin, haruslah sesuai dengan petunjuk dan
situasi kerja yang ada, hal tersebut sangat berpengaruh terhadap kualitas hasil kerja
yang dilaksanakan, tidak hanya pekerjaan yang sedang dilakukan tetapi terhadap

2
kerja mesin induk secara keseluruhan juga operasi kapal pada umumnya, yaitu
sebagai berikut:

1. Over heat temperature alarm tampil yang menunjukan sistem pendinginan


mendapat panas berlebih.
2. Tekanan pompa Main Cooling Sea Water rendah.
3. Tidak berfungsingya partisi penunjang sistem pendingin air laut.
4. Perawatan pesawat pendingin tidak sesuai dengan standard operasional
procedure PMS (Planing Maintenance System) yang dilakukan berdasarkan
running hours.
5. Kendala yang hadir pada saat melakukan perbaikan pada Fresh Water Cooler
adalah minimnya atau keterbatasan suku cadang yang ada.

C. BATASAN MASALAH
Dalam skripsi ini penulis membatasi masalah terhadap permasalahan yang sudah
dirumuskan sebelumnya pada identifikasi masalah no 4+5, dimana penulis akan
membahas permasalahan pada seputar pengoptimalan perawatan Sistem Fresh
Water Cooler yang menyangkut tentang perawatan pesawat pendingin dan
minimnya keterbatasan suku cadang.
1. Perawatan pesawat pendingin tidak sesuai dengan standard operasional
procedure PMS (Planing Maintenance System) yang dilakukan berdasarkan
running hours.
2. Kendala yang hadir pada saat melakukan perbaikan pada Fresh Water
Cooler adalah minimnya atau keterbatasan suku cadang yang ada.

D. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka perlu
diadakan perumusan masalah guna memudahkan dalam pembahasan nantinya. Atas
dasar inilah penulis merumuskan masalah tentang perawatan pada Fresh Water
Cooler Type Plate. Adapun perumusan masalah yang akan disajikan penulis adalah
sebagai berikut:

3
1. Temperature jacket cooling pada mesin induk meningkat dan tidak stabil
dikarenakan kinerja dari fresh water cooler bermasalah akibat dari sumbatan
yang terjadi pada plat-plat cooler pada bagian fresh water dan sea water.
2. Perawatan media pendingin air tawar dilakukan secara kontinyu sesuai dengan
interval PMS (Planing Maintenance System).

E. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN


1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari pada penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui apa penyebab mengapa meningkatnya dan tidak
stabilnya temperature jacket cooling.
b. Untuk mengetahui apakah perawatan media pendingin air laut telah
dilakukan.
c. Untuk mengetahui kendala yang terjadi pada saat melakukan perbaikan
dan perawatan.

2. Manfaat Penelitian
a. Penelitian ini diharapkan menambah kekayaan ilmu pengetahuanbagi para
pembaca dibidang maritim dalam perawatan fresh water cooler agar dapat
mengatasi gangguan yang ditimbulkannya.
b. Untuk memberikan pemikiran bagi perkembangan ilmu pengetahuan di
bidang manajemen perawatan pada fresh water cooler.
c. Sebagai bahan masukan pada perusahaan pelayaran mengenai masalah
kurang disiplinnya awak kamar mesin dalam melaksanakan tugas
hariannya.

F. SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk dapat mempermudah dalam memahami isi dari skripsi ini, maka penyusunan
sistematikanya dibagi dalam lima bab, dengan urutan sebagai berikut :
BAB I. PENDAHULUAN
Dalam bab pendahuluan ini berisi lima sub bab yaitu latar
belakang, tujuan dan kegunaan penelitian, perumusan masalah,
batasan masalah, dan sistematika penulisan.
4
BAB II. LANDASAN TEORI
Bab ini mengemukakan tentang tinjauan pustaka yang
menguraikan semua teori-teori secara jelas yang akan
menimbulkan asumsi-asumsi dasar yang disusun menjadi sebuah
kerangka pemikiran, yang dapat menunjang dalam penyelesaian
masalah-masalah pada fresh water cooler.
BAB III. METODE PENELITIAN
Dalam bab ini berisi tentang waktu dan tempat penelitian, teknik
pengumpulan data, populasi, sampel dan teknik analisa yang
mendukung penelitian tentang fresh water cooler pada mesin
induk.
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini diuraikan tentang deskripsi data dilanjutkan
dengan analisis data, alternatif pemecahan masalah dan dilakukan
evaluasi pemecahan masalah tentang fresh water cooler.
BAB V. PENUTUP
Bab ini mengambil kesimpulan dari seluruh pembahasan yang
diuraikan dengan ringkas dan jelas. Kemudian diteruskan dengan
saran yang sesuai dengan pembahasan skripsi yang sudah
dilakukan.

Vous aimerez peut-être aussi