Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
(Skripsi)
Oleh
AHMAD AL IMBRON
By
AHMAD AL IMBRON
The importance of further exploration of natural resources in the Seram Basin area
to meet the demand for energy in Indonesia. This research was conducted using
gravity method. The gravity method measures the variation of the gravitational
acceleration caused by differences in density between subsurface rocks. The
gravity study was conducted in the Seram Island area in order to: (1) map the
Regional and Residual Bouguer anomaly patterns in the Seram Islands area (2)
Mapping the structure and height patterns based on the residual filtered residual
anomaly map using SVD and depth estimation (3) identifying patterns Sub-basins
of residual anomalies as well as obtaining subsurface models. Data processing
conducted in the study include: spectral analysis, SVD analysis, 2D modeling and
3D inversion modeling to determine the subsurface structure of the research area
and the sub-basin model or pattern. The results showed that (1) map of Bouguer
anomaly of Seram Island area showing Bouguer anomaly with -46 to 90,6 mGal
(2) high anomaly value in southern area while low anomaly in general in northern
and central region (3) A residual anomaly of approximately 1.9 km (4) two-
dimensional modeling results indicates that the average thickness of Pre-Tertiary
sedimentary rocks in the area is about 2.7 km with a dense contrast value of the
sedimentary rock mass of 2.3 gr/cc, Whereas the base rock has a 2.7 g/cc mass
density contrast value which is interpreted as metamorphic rock (5) sediment sub-
basin of five locations (6) Three-dimensional modeling of Seram Island area
shows a density value of 2,261-2,667 gr/cc. Three-dimensional modeling can be
known sub-basin A, B and D to be the best sub-basin or potential.
i
ABSTRAK
Oleh
AHMAD AL IMBRON
ii
DELINEASI SUB-CEKUNGAN SERAM UNTUK
MENGETAHUI POTENSI HIDROKARBON BERDASARKAN
DATA GAYABERAT
Oleh
AHMAD AL IMBRON
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA TEKNIK
Pada
Jurusan Teknik Geofisika
Fakultas Teknik Universitas Lampung
Lampung Selatan dari tahun 2007 hingga 2010. Selanjutnya Pendidikan Sekolah
Menengah Atas di SMKN 2 Kalianda, Lampung Selatan dari tahun 2010 hingga
2013.
Society Exploration Geophysicist (SEG SC Unila) pada tahun 2013 hingga 2014.
Unila) pada tahun 2013 hingga 2014. Kemudian menjadi Anggota Muda FOSSI
Geophysicist (SEG SC Unila) pada tahun 2014 hingga 2015. Kemudian menjadi
pada tahun 2014 hingga 2015. Lalu menjadi anggota aktif di Himpunan
vii
hingga 2015. Kemudian menjadi Ketua Komisi 3 bidang Keuangan di Dewan
hingga 2016. Lalu menjadi Ketua Department Kajian Syiar Islam (KSI FOSSI FT
Unila) pada tahun 2015 hingga 2016. Selanjutnya menjadi Ketua Divisi
Kerohanian HIMA TG Bhuwana Unila pada tahun 2015 hingga 2016. Lalu yang
di PT. Pertamina Geothermal Energy Ulu Belu, Lampung pada tahun 2016 dan
Pada tahun 2016 penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa
Lampung. Lalu pada tahun 2016 penulis melakukan Kerja Praktik (KP) di Pusat
Sulawesi Tengah. Lalu pada tahun 2017, penulis melakukan Tugas Akhir (TA)
viii
PERSEMBAHAN
ix
Al Baqarah : 156
Muhammad : 7
“Kebesaran jiwa, yang lahir dari rasionalitas, relaisme dan sangkaan baik
kepada Allah, adalah keajaiban yang menciptakan keajaiban. Ketika kehidupan
tidak cukup bermurah hati mewujudkan mimpi mereka, mereka menambatkan
harapan kepada sumber segala harapan yakni Allah!”
Anis Matta
Ahmad Al Imbron
x
SANWACANA
Assalamualaikum Wr. Wb
Allah S.W.T atas segala nikmat sehat, nikmat iman, dan islam sehingga Penulis
tercurahkan kepada nabi agung Muhammad S.A.W dan para sahabat serta tabi’in
Banyak pihak yang terlibat dalam dan memberikan kontribusi ilmiah, spiritual,
dam informasi baik secara langsung maupun tidak langsung hingga terbentuk
Laporan Praktek Kerja Lapangan ini. Pada kesempatan kali ini penulis ingin
1. Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa dan Rasullullah Muhammad SAW
2. Ibu ku tercinta Ibunda Suaibah dan Adik tercinta Nur Hasanah yang tiada
3. Kakak tercinta, Teh Yana, Teh Mega, Ka Dayat, Bang Irul dan Ka Mamat
xi
4. Pusat Survei Geologi, Badan Geologi, Kementerian ESDM sebagai
Akhir (TA)
8. Bapak Dr. Muh. Sarkowi, S.Si., M.Si., selaku penguji atas kesediaannya
memberikan saran dan kritiknya untuk membangun isi dari pada skripsi
ini.
yang telah banyak memberi saran dalam memilih mata kuliah yang sesuai.
hormati
11. Teman-teman Teknik Geofisika 2013 yang selama ini mendukung dan
xii
12. Sahabat-sahabat tercinta Aji, Farkhan, Kurnia, Suryadi, Ravide, Ryan,
Aloysius, Edy yang selama ini telah memberi semangat dan tempat
13. Sahabat yang berjuang Bersama melakukan Tugas Akhir di PSG, Azhary,
Ririn dan Shiska yang telah banyak membantu dalam Tugas Akhir saya.
Ridwan, Joko, Yanuar, Mada, Aje, Inayah, Renna, Wanda, Lailia, Bahrul,
Faudzul, Riyadi, Ida, Diana, Tina, mba Devi dan Mba Utha dan Ka Egi
Wiragala yang selalu mendukung dan memberi senyuman hangat yang tak
16. Kakak serta adik tingkat Teknik Geofisika yang saya banggakan.
17. Kalian semua yang membuat saya kuat dalam menghadapi hidup .
18. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya Skripsi saya ini.
19. Sahabat – sahabat saya di Mushola Teknik Tercinta, Mbah Nur Sai’in,
Kak Anggi Arif, Mas Heru, Mas Izen, Mas Afipudin, Mas Heru dan Edi
Dan semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan, terimasih atas bantuan dan
dukungannya, Tiada kata yang lebih tepat untuk diungkapkan selain
terimakasih yang sebanyak-banyaknya. Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat
bagi pembaca umumnya dan untuk penulis pada khususnya dan semoga Allah
S.W.T memberikan kemudahan dan kesuksesan pada kita semua. Aamiin.
Bandar Lampung, 27 Juli 2017
Penulis,
Ahmad Al Imbron
xiii
KATA PENGANTAR
Asalamualaikum Wr. Wb
Alhamdullilah, puji syukur saya panjatkan kepada Allah Swt, Tuhan Yang
Maha Esa atas segala nikmat dan rahmatnya sehingga saya dapat menyelesaikan
Skripsi ini sesuai pada waktunya. Tak lupa shalawat serta salam mari kita haturkan
kepada Nabi Muhammad SAW yang telah mengantarkan kita melewati masa
jahiliyah sampai ke masa sekarang ini.
Skripsi ini mengangkat judul “Delineasi Sub-Cekungan Seram Untuk
Mengetahui Potensi Hidrokarbon Berdasarkan Data Gayaberat”. Skripsi ini
merupakan hasil dari Tugas Akhir yang penulis laksanakan di Pusat Survei
Geologi, Badan Geologi, Kementrian ESDM RI.
Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan
bermanfaat guna untuk pembaruan ilmu di masa yang akan datang. Penulis sadar
pada skripsi ini masih banyak kesalahan dan jauh dari kata sempurna, untuk itu jika
ditemukan kesalahan pada penulisan skripsi ini, kiranya dapat memberikan saran
maupun kritik pada penulis. Demikianlah kata pengantar yang dapat penulis
sampaikan, apabila ada salah kata saya mohon maaf dan kepada Allah SWT saya
mohon ampun. Demikianlah kata pengantar yang dapat disampaikan, apabila ada
salah kata saya mohon maaf dan kepada Allah SWT saya mohon ampun.
Terimakasih
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Bandar Lampung, 27 Juli 2017
Penulis,
Ahmad Al Imbron
xiv
DAFTAR ISI
Halamana
ABSTRACT ......................................................................................................... i
ABSTRAK ........................................................................................................... ii
MOTTO ............................................................................................................. ix
SANWACANA ................................................................................................ xi
xv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... ix
I. PENDAHULUAN
xvi
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kesimpulan .......................................................................................... 84
B. Saran .................................................................................................... 85
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xviii
34. Slicing Yang Terlihat Pada Model 3D Residual Lintasan A ....................... 82
35. Slicing Yang Terlihat Pada Model 3D Residual Lintasan B ....................... 82
36. Slicing Yang Terlihat Pada Model 3D Residual Lintasan C ....................... 83
xix
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
xx
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
semakin meningkat tetapi tidak disertai dengan produksi sumber daya minyak
dan gas yang mengalami penurunan sekitar 2, 4% per tahun (Suliantoro dan
daya alam seperti minyak dan gas, namun belum dieksploitasi secara
maksimal.
Cekungan Seram yang telah memiliki blok di kabupaten Seram Bagian Timur
(SBT) yakni pada blok seram yang telah dieksploitasi sejak 1969 oleh dua
perusahaan yakni Kufpec dan Kalrez dengan Kontrak Karya (KK) selama 30
tahun hingga 1999 dan kemudian diperpanjang 30 tahun lagi hingga 2030.
2
perusahaan asal China yakni Citic Seram Energy Limited (CSEL) untuk
Berdasarkan sumber yang didapat maka produksi minyak dan gasbumi harus
terus dilakukan, tidak hanya itu karena minyak dan gasbumi adalah sumber
daya yang tidak terbarukan sehingga akan habis maka perlu dilakukan kegiatan
densitas yang dapat diketahui bentuk struktur bawah permukaan suatu daerah.
disebabkan oleh struktur geologi yang ada di dalamnya. Penemuan yang paling
signifikan dari dua dekade terakhir di Indonesia Timur adalah Sistem Jurassic-
yang telah dieksplorasi sejak awal abad ke-19. Sistem Jurassic ditemukan
serta mungkin dalam gas, fasa cair atau padat (Walidah, 2011).
Cekungan Wokam, Karit dkk (2009) meneliti Cekungan Jawa Timur Utara
Setiadi, dkk (2010) meneliti Cekungan Sumatera Selatan dan Santi, dkk (2010)
gayaberat sangat baik digunakan karena dapat mengetahui zona yang memiliki
B. Tujuan Penelitian
C. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai
berikut.
lengkap.
A. Lokasi Penelitian
B. Struktur Geologi
khas dari sesar naik dan adanya perlipatan (Gambar 2). Pada umumnya, sesar
bahwa deformasi pada daerah ini dipengaruhi oleh kompresi yang berarah
6
ini didominasi di bagian tengah dan bagian timur dari Pulau Seram. Sesar
utama dan pengangkatan di Pulau Seram diawali pada Miosen Akhir – Pliosen
Awal. Kemudian sejak terjadinya proses tersebut, Pulau Seram secara tektonik
selalu aktif. Ini diindikasikan dengan adanya pengangkatan dan erosi dari
sedimen Plio-Pleistosen dari bagian tengah pulau serta adanya proses sesar
Bukti di lapangan dari keberadaan sesar mendatar ini adalah adanya perubahan
adanya offset dari batuan yang ada. Trias tersebut ditutupi oleh sedikitnya
atau mungkin akan hilang sepenuhnya, dan Akhir Jurassic Kola Shale dapat
mewakili perpisahan benua dan awal terjadinya spreading. Sekuen formas Nief
7
Meluasnya lipatan dan sesar naik Eosen dan batuan tua, dengan pembentukan
besar, tetapi secara pasti umur ini masih belum pasti. Hal ini mungkin terkait
batuan metamorfik dan batuan beku dengan penyebaran yang hampir merata di
setiap gugus pulau. Hal ini dipengaruhi oleh klasifikasi umur pulau/kepulauan
yang terbentuk pada 50-70 juta tahun yang lalu, pada periode Neogeon sampai
8
lempeng bumi Indo-Australia, Pasifik, Laut Filipina dan Laut Banda, sehingga
memberikan sebaran beberapa gunung api baik yang masih maupun sudah
Seram. Terletak antara tektonik passive margin berarah barat – utara Australia
daerah ini. Gaya tektonik tersebut dengan arah utama hampir utara – selatan
pembentukan sesar naik dan sesar geser. Perbukitan yang berada di bagian
tengah pulau yang diapit oleh daerah dataran di bagian utara dan selatan.
atas permukaan laut (mdpl). Sungai-sungai yang mengalir dari bagan tengah ke
Sungai Nua, Sungai Jage, Sungai Walalia, Sungai Wolu, Sungai Fuwa, Sungai
9
Kaba, dan Sungai Taluarang. Selain itu terdapat Sungai Mual, Sungai Isal,
Sungai Sariputih, Sungai Samal, dan Sungai Kobi mengalir dari bagian tengah
ke arah utara. Pulau ini dibatasi oleh Laut Seram di bagian Utara dan Laut
Daerah penelitian Pulau Seram terletak sepanjang utara busur Banda, Indonesia
bagian timur. Pulau Seram berada pada zona tektonik kompleks, karena Pulau
Pulau Seram merupakan suatu kompleks mobile belt di bagian barat Busur
Banda dan merupakan wilayah pertemuan antara kerak benua Australia, Kerak
samudera Pasifik serta kerak benua Eurasia. Pulau Seram dibatasi oleh 2 sistem
sesar mendatar mengkiri, yaitu system sesar di bagian utara Sorong dan sesar
dari sesar-sesar naik bersudut lancip hingga sesar mendatar. Seram memiliki
tatanan tektonik yang kompleks, pada umumnya sesar naik dan sumbu antiklin
daerah ini dipengaruhi oleh kompresi yang berarah timur laut – barat daya.
100 km lepas pantai (Schiefelbein dan Haven, 1995) dimana terlihat seperti
E. Straigrafi Regional
Pulau Seram dan Ambon adalah bagian dari Busur Banda. Data stratigrafi
dan Pasifik pada Miosen Akhir yang diikuti oleh rotasi Kepala Burung
perkembangan tektonik kedua kawasan itu berbeda, sehingga unit litologi dari
Pulau Seram dan Ambon dapat dibedakan menjadi Seri Australia dan Seri
Seram. Data stratigrafi menunjukkan bahwa paling kurang terjadi dua kali
oleh kompresi tektonik yang pertama terjadi pada Palezoikum. Kontraksi kerak
atas membentuk batuan-batuan ultra basa, sehingga pada Pulau Seram banyak
Jura Tengah, dan diikuti oleh pemekaran lantai samudera. Peristiwa ini
berkaitan dengan selang waktu tanpa sedimentasi dalam Seri Australia pada
Jaman Jura. Kompresi terakhir terjadi pada Miosen Akhir. Kejadian ini sangat
kritis bagi evolusi geologi Pulau Seram dan Ambon. Interaksi konvergen yang
orogenik, dan perlipatan sehingga berubah menjadi batuan sumber bagi Seri
Seram. Stratigrafi Pulau Seram dibagi menjadi dua bagian, yakni Seri
Australia, (bagian utara dari Australia Continental Margin) dan Seri Seram
1. Seri Australia
Pre-Rift Sequence
Seri Australia terdiri dari sedimen berumur Trias – Miosen Akhir yang secara
Basement dari Pulau Seram terdiri dari batuan metamorfik derajat tinggi –
rendah dari Kompleks Kobipoto, Taunusa, Tehoru, dan Formasi Saku. Ketiga
naik selama Miosen Akhir dan Pliosen dan kemudian mengalami sesar
mendatar.
13
Seri dari batuan ultrabasa juga ditemukan di bagian timur, tengah dan barat
dari Pulau Seram. Batuan ultrabasa tersebut merupakan bagian dari kerak
samudera yang terbentuk pada saat continental breakup dan pemekaran lantai
samudera pada Jura Akhir dan mengalami pengangkatan pada Miosen Akhir.
diendapkan di neritik luar, berupa batupasir dan mudstones dan secara tidak
selaras terdapat di atas batuan beku dan batuan metamorfik (basement). Umur
dari Formasi Kanikeh adalah Trias Tengah – Trias Akhir (Gambar 5).
berupa batu gamping (Gambar 5). Kemudian secara menjari di atas Formasi
Sedimentasi pada Jura Akhir ditandai oleh continental breakup dan pemekaran
lantai samudera. Sekuen ini terdiri dari batulempung dan serpih yang
Satuan Serpih Kola ditutupi secara tidak selaras oleh batuan mudstones,
terumbu yang dinamakan Perlapisan Nief (Gambar 5). Satuan ini diendapkan
atau disebut sebagai fase post-rift. Transgresi secara regional terjadi di Pulau
Seram pada saat itu. Margin terluar dari Lempeng Australia bergerak secara
cepat dari zona neritik dalam, outer-shelf, shelf slope, dan lingkungan batial.
2. Seri Seram
Miosen Akhir merupakan fase kritis dari evolusi geologi dan tektonik dari
Pulau Seram. Pada saat itu terjadi kolisi besar antara Lempeng Australia yang
Pasifik yang bergerak ke barat, kemudian menghasilkan sesar naik yang besar
di Pulau Seram.
Pada awal sesar naik dan pengangkatan orogenesa yang cepat, terjadi gravity
tidak selaras di atas Seri Australia. Kompleks Salas diendapkan di outer shelf –
Kompleks Salas, erosi dari pengangkatan batuan di Pulau Seram ini juga
outer shelf – bathyal pada Pliosen – Awal Pleistosen. Di atas Formasi Wahai,
15
terdapat Formasi Fufa yang merupakan endapan laut dangkal (zona neritik)
Geologi Buru dan Seram telah dipaparkan oleh van Bemmelan (1949), Audley-
terdahulu telah melihat bahwa komplek Wahlua dari Buru dan Komplek
metamorfisme regional pada sedimen Trias Buru dan Seram, Komplek Wahlua
dan Tehoru yang diperkirakan berasal dari sabuk metamorfik Pra-Trias yang
sama. Dari sudut pandang ini dan sesuai dengan rotasi 980 berlawanan dari
seram sejak Akhir Trias (Haile, 1981). Daerah di timur dari semenanjung York,
melewati beberapa jenis batuan dan patahan. Untuk lebih jelas terlihat pada
Gambar 6.
1. JKu
sebelaha tenggara dan selatan Pulau Seram, Pulau Tibor, Pulau Watubela
dan Pulau Gorong. Terdapat pula bongkahan asing di dalam Komplek Salas
2. KTn
Komplek Nif yang memiliki batuan kalsilutit, serpih dan napal yang tidak
terdiri dari kalsilutit, serpih dan napal tersebut di Nif dan menyatukan
penggerusan setempat. Sehingga satuan ini diberi nama satuan Nif Beds.
3. Ks
asing dalam komplek Salas (Tmps). Hubungan satuan ini dengan batuan
berumur Trias-Jura tidak jelas, namun menurut Van der Sluis (1950) tidak
selaras. Lokasi tipe formasi ini terdapat di Teluk Sawai di Lembar Masohi
4. PTRt
batugamping. Komplek Tehoru berasal dari batuan klasitika tipe flis dan
sebagian kecil berasal dari batuan beku dan gunung api berkomposisi basa.
Komplek ini berhubungan secara tektonik dengan batuan basa serta ditutupi
secara tak selaras oleh formasi Kanikeh. Dengan Kompleks Saku, Komplek
5. Pzta
Umur kompleks ini tidak dapat ditentukan karena tidak ada fosil yang
18
6. Qa
lumpur, kerikil dan kerakal. Sebaran di daerah pantai dan sekitar muara
7. Ql
kandungan fosil tersebut di atas umur satuan ini diduga Plitosen Akhir-
Holosen. Sebaran batuan ini meliputi pantai sekitar Lisabata, sebelah barat
teluk Soleman, dekat Wahai, sebelah selatan Masohi, Pulau Tujuh, Pulau
8. Qpf
sekitar Fufa. Tebalnya melebihi 300m. lokasi tipe Formasi Fufa di sungai
19
Fufa, 10 km sebelah barat Bula, nama lain dari formasi ini adalah Fufa
Plistosen.
9. QPfl
10. TQf
pengendapan dari formasi terbut adalah laut dangkal sampai daratan, tebal
diperkirakan 350 m.
11. TRJm
sisipan napal dan batugamping oolit. Fosil yang terkandung berupa fosil
foraminifera dan ganggang yang berumur Tris Atas – Awal Jura (Audley-
Tebal diperkirakan mencapai 1000 m. Lokasi pada tipe formasi ini adalah
12. TRJk
Formasi ini telah mengalami perlipatan dan pensesaran yang kuat. Fosil
13. TRs
14. Teh
dan diduga terdapat endapan laut dangkal. Formasi ini tersingkap sedikit
15. Tmps
Kompleks Salas merupakan komplek tektonit yang terdiri dari massa dasar
16. Toml
kampong Lisabata.
17. Toms
tempat kalsilutit, napal dan bersisipan serpih. Formasi ini memiliki umur
18. Tpav
Batuan Gunung Api Ambon yang meliputi batuan lava breksi vulkanik,
breksi tuf dan tuf. Riolit yang berwarna kelabu ditemukan di Pulau Haruku,
Pulau Ambon. Diduga batuan dasit dari Pulau Ambon menunjukan umur
19. Tpeh
pengendapan laut. Formasi ini selaras menindih Formasi Sawai (Ks). Tebal
1979).
20. Tpw
1. Source Rock
induk (source rock). Tanpa pengisian sistem dari batuan induk ke reservoir
orogeny.
2. Reservoir rock
Reservoir tersusun atas batu pasir dan batuan karbonat, sedangkan batu
dan cracking .
Indonesia Timur sebagian besar dipengaruhi oleh margin shale pasif dan
pengendapan yang luas dan karena itu dapat bertindak sebagai seal rock.
4. Migration
Ladang minyak Oseil dan Bula, dan merembes hingga sepanjang Nief
pemanasan dengan overthrusting, sehingga sistem aktif saat ini. Dalam hal
Carbonate sendiri tetapi ada juga dari Upper Nief duplexes dan perangkap
migrasi minyak dan gas di daerah telitian, mengikuti jalur migrasi lateral
melewati media batuan porous yang dikontrol oleh slope lapisan ke arah
A. Metode Gayaberat
Gayaberat adalah salah satu metode dalam geofisika yang dipilih dalam
penelitian ini karena aplikasi metode ini adalah studi geologi regional bawah
yang lebih baik dibandingkan metode geofisika lainnya. Prinsip metode ini
berdasarkan anomali gayaberat yang muncul karena adanya variasi rapat masa
bumi. Adanya variasi rapat masa batuan di suatu tempat dengan tempat lain,
akan menimbulkan medan gayaberat yang tidak merata dan perbedaan inilah
yang terukur di permukaan bumi. Perbedaan medan gayaberat yang relatif kecil
inilah maka digunakan alat ukur yang mempunyai ketelitian yang cukup tinggi.
satunya faktor yang signifikan dalam eksplorasi gayaberat dan pada umumnya
Dasar teori yang digunakan dalam metode gayaberat ini adalah Hukum Newton
1. Gayaberat
Teori yang paling mendasar dalam metode gayaberat adalah hukum Newton
tentang gaya tarik menarik antara benda dengan masa tertentu yang dapat
Kedua benda tertentu yang dipisahkan oleh jarak tertentu akan memiliki gaya
(Grandis,2009):
⃑ (𝒓) = 𝑮 𝒎𝟏 𝒎
𝑭 𝟐
𝒓̂ (1)
𝑹𝟐
dimana :
2. Percepatan gayaberat
𝑭 = 𝒎𝒂 (2)
⃑ (𝒓) = 𝑮 𝒎𝟏 𝒎
𝑭 𝟐 ̂
𝑹 = 𝒎𝟐 g (𝒓) (3)
𝑹𝟐
adalah:
𝒎
̂
g (𝒓) = 𝑮 𝑹𝟐𝟏 𝑹 (4)
Dalam kenyataannya, bentuk bumi tidak bulat, tetapi berbentuk elipsoid ( agak
1. Lintang
2. Topografi
3. Pasang surut
massa dari suatu titik ke titik tertentu. Suatu benda dengan massa tertentu
ditempuhnya tetapi hanya tergantung pada posisi awal dan akhir (Rosid,
yang menghubungkan pusat dari dua buah massa. Gaya ini menimbulkan
suatu medan yang konservatif yang dapat diturunkan dari suatu potensial
⃑)
𝒈 = 𝛁𝑼(𝒓 (5)
gayaberat pada partikel uji dan negatif dari energi potensial partikel.
⃑)
𝒈 = −𝛁𝑼(𝒓 (6)
𝑭(𝒓̅)
⃑)=−
𝜵𝑼(𝒓
𝒎𝟐
⃑)
= −𝒈(𝒓 (7)
𝒓 𝒓
⃑ ) = ∫∞(𝛁𝑼) ∙ 𝒅𝒓 = − ∫∞ 𝒈 ∙ 𝒅𝒓
𝑼(𝒓 (8)
𝒓 𝒅𝒓 𝒎
𝑼(𝒓) = −𝑮𝒎 ∫∞
𝒓𝟐
=𝑮
𝒓
(9)
distribusi massa yang kontinu atau benda yang berdimensi yaitu dalam ruang
𝒅𝒎 𝒅𝒙𝒅𝒚𝒅𝒛
𝒅𝑼 = 𝑮 = 𝑮𝝆 (10)
𝒓 𝒓
dimana:
r2 = x2 + y2 + z2.
𝝆
𝑼 = 𝑮 ∫𝒙 ∫𝒚 ∫𝒛 𝒅𝒙𝒅𝒚𝒅𝒛 (11)
𝒓
karena g adalah percepatan gayaberat pada sumbu z (arah vertikal) dan dengan
𝝏𝑼 𝒛
𝒈 = − ( 𝝏𝒛 ) = 𝑮𝝆 ∫𝒙 ∫𝒚 ∫𝒛 𝒅𝒙𝒅𝒚𝒅𝒛 (12)
𝒓𝟑
b. Satuan Gayaberat
MKS adalah m/s2 dan dalam sistem CGS adalah cm/s2.. Pengukuran
miligall (mGal):
Dalam satuan MKS, gayaberat diukur dalam g.u. (gravity unit) atau μm/s2
(Octonovrilna, 2009):
Pengukuran Gayaberat
a. Pengukuran absolut
b. Pengukuran relatif
dengan titik yang sudah diketahui yang telah diikat pada titik-titik referensi
32
stasiun yang sama pada waktu yang berbeda karena adanya guncangan pegas
alat gravimeter selama proses transportasi dari suatu stasiun ke stasiun lainnya.
dimana :
Koreksi bacaan alat adalah koreksi yang dilakukan apabila terjadi kesalahan
di luar bumi seperti bulan dan matahari yang berubah terhadap lintang dan
waktu. Untuk mendapatkan nilai pasang surut ini maka dilihatlah perbedaan
Dimana :
Koreksi ini dilakukan karena bentuk bumi yang tidak sepenuhnya bulat
sempurna, tetapi pepat pada daerah ekuator dan juga karena rotasi bumi. Hal
yang ada di bumi. Secara umum gayaberat terkoreksi lintang dapat ditulis:
pengamatan dan datum (mean sea level). Koreksi ini dapat ditulis:
dimana :
Titik amat P pada ketinggian h terhadap permukaan acuan dapat dilihat pada
Gambar 9.
h
Geoid
Po
i. Koreksi Bouguer
datum sampai ketinggian titik pengukuran. Koreksi ini dapat ditulis dengan
rumus :
BC = 0,04193 x ρ x h (17)
dimana :
BC = koreksi Bouguer
dimana :
ρ = densitas batuan
D. Anomali Bouguer
disebabkan oleh benda anomali baik yang berada dekat dengan permukaan
maupun yang jauh dari permukaan bumi. Karena tujuan eksplorasi geofisika
hidrokarbon, reservoir panas bumi, sumber daya alam, struktur geologi), maka
berbagai usaha telah dilakukan untuk memisahkan efek residual dari efek
regional.
(𝒈𝒐𝒃𝒔 ) dengan harga gayaberat teoritis (𝒈𝒏 ) yang didefinisikan pada titik
36
pengamatan bukan pada bidang referensi, baik elipsoid maupun muka laut rata-
rata. Selisih tersebut merefleksikan variasi rapat massa yang terdapat pada
vertikal.
Anomali Bouguer dapat bernilai positif ataupun negatif. Nilai anomali positif
yaitu:
E. Analisis Spektrum
telah ditentukan pada peta kontur Anomali Bouguer Lengkap. Secara umum,
sinusnya atau input dan S(f) sebagai hasil transformasi Fourier diberikan oleh
persamaan berikut :
dimana j = √−-1
|𝒌|(𝒛 )
𝟏 𝟏 𝒆 𝟎−𝒛𝟏
𝑭(𝑼) = 𝜸 𝝁 𝑭 (𝒓) dan 𝑭 (𝑹) = 𝟐𝝅 |𝑲|
(22)
= konstanta gayaberat
= anomali gayaberat
r = jarak
|𝒌|(𝒛𝟎 −𝒛𝟏 )
𝒆
𝑭(𝑼) = 𝟐𝝅 𝜸 𝝁 |𝒌|
(23)
𝝏 𝟏
𝑭(𝒈𝒁 ) = 𝜸 𝝁 𝑭 ( )
𝝏𝒛 𝒓
𝝏 𝟏
= 𝜸𝝁 𝑭 (𝒓 )
𝝏𝒛
𝟏)
𝑭(𝒈𝒛 ) = 𝟐𝝅 𝜸 𝝁 𝒆|𝒌|(𝒛𝟎 −𝒛 (24)
k = bilangan gelombang
Jika distribusi rapat massa bersifat random dan tidak ada korelasi antara masing-
𝟏)
𝑨 = 𝑪 𝒆|𝒌|(𝒛𝟎 −𝒛 (25)
dimana, A = amplitudo
C = konstanta
39
Estimasi lebar jendela dilakukan untuk menentukan lebar jendela yang akan
Dari persamaan garis lurus di atas, melalui regresi linier diperoleh batas antara
orde 1 (regional) dengan orde 2 (residual) Gambar 10, sehingga nilai k pada
𝒌 = (𝑵 − 𝟏)∆𝒙 (27)
Untuk estimasi kedalaman didapatkan dari nilai gradien persamaan garis lurus
salah satu nya merupakan target ‘event’ dari eksplorasi. Sehingga untuk
kepentingan interpretasi, target ‘event’ harus dipisahkan dari target lain nya.
Jika target ‘event’ adalah anomali resiudal, maka target lainnya adalah anomali
regional dan noise nya. Secara sederhana, dari segi lebar anomali, noise akan
memiliki lebar anomali lebih kecil dari target (residual), sedangkan regional
lebih besar dari residual berdasarkan kedalaman, noise akan lebih dangkal dari
1. Moving Average
Penurunan dengan metode ini adalah secara tidak langsung karena keluaran
sebagai input dalam prosesnya). Jika dianalisa dari spektrum nya, karakter dari
teknik moving average sama dengan ‘low pass filter’, sehingga output dari
berikut :
∆𝒈(𝒊−𝒏)+⋯+∆𝒈(𝒊)+⋯+∆𝒈(𝒊+𝒏)
∆𝒈𝒓𝒆𝒈 (𝒊) = (28)
𝑵
dimana,
i = nomor stasiun
N = lebar jendela
dimana,
tersebut akan dapat dihitung nilai anomali regional pada sebuah titik
penelitian. Dimana nilai anomali regional pada sebuah titik penelitian, sangat
tergantung pada nilai anomali yang terdapat di sekitar titik penelitian. Sehingga
nilai anomali regional pada sebuah titik merupakan hasil rata-rata dari nilai
pada suatu daerah survey. Secara teoritis metode ini diturunkan dari Persamaan
ditulis :
𝛁 𝟐 . ∆𝒈 = 𝟎 (30)
Atau :
𝝏𝟐 ∆𝒈 𝝏𝟐 ∆𝒈 𝝏𝟐 ∆𝒈
+ +
𝝏𝒙𝟐 𝝏𝒚𝟐 𝝏𝒛𝟐
𝝏𝟐 ∆𝒈 𝝏𝟐 ∆𝒈 𝝏𝟐 ∆𝒈
= −( 𝝏𝒚𝟐 + ) (31)
𝝏𝒛𝟐 𝝏𝒙𝟐
𝝏𝟐 ∆𝒈 𝝏𝟐 ∆𝒈
= (32)
𝝏𝒛𝟐 𝝏𝒙𝟐
Persamaan SVD dan 1-D diatas menunjukkan bahwa second vertical derivative
dari suatu anomali gayaberat permukaan adalah sama dengan negatif dan
derivatif orde dua horizon. Artinya bahwa anomali second vertical derivative
dapat melalui derivatif horizontal yang secara praktis lebih mudah dikerjakan.
benda geologi bawah permukaan. Kalkulasi anomali dari model yang dibuat
44
dimensi di sini adalah benda tiga dimensi yang mempunyai penampang yang
sama dimana saja sepanjang tak berhinggga pada satu koordinatnya. Pada
beberapa kasus, pola kontur anomali bouger adalah bentuk berjajar yang
Forward Modelling merupakan proses perhitungan data dari hasil teori yang
akan teramati di permukaan bumi jika parameter model diketahui. Pada saat
dan fit dengan data pengamatan atau data lapangan. Sehingga diharapkan
Seringkali istilah forward modelling digunakan untuk proses trial and error.
Trial and error adalah proses coba-coba atau tebakan untuk memperoleh
kesesuaian antara data teoritis dengan data lapangan. Diharapkan dari proses
45
trial and error ini diperoleh model yang cocok responnya dengan data
(Grandis, 2009).
langsung dari data. Pemodelan jenis ini sering disebut data fitting atau
untuk respon model dan data pengamatan memiliki keseuaian yang tinggi,
tabel 1.
5 Pembahasan
dan Analisis
Penyusunan
6
Hasil Skripsi
Seminar Hasil
7
Skripsi
8 Komprehensif
Adapun diagram alir Penelitian Tugas Akhir adalah pada Gambar 11.
47
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam Penelitian Tugas Akhir adalah
sebagai berikut.
1. Laptop
6. Software Matlab
1. Anomali Bouguer
Data yang diolah pada penelitian ini adalah data sekunder yang terlebih
dipakai adalah data sekunder maka tidak perlu dilakukan koreksi lagi
sehingga data yang kita dapat adalah data anomali bouguer lengkap.
montaj untuk menampilkan peta anomali bouguer yang kita inginkan. Besar
nilai grid yang dimasukan adalah berdasarkan grid space ketika pengukuran
cari.
2. Analisis Spektrum
fungsi dalam jarak atau waktu menjadi suatu fungsi dalam bilangan
pengukuran, kesalahan digitasi, dan lain-lain. Dalam penelitian kali ini data
yang diambil sebanyak 6 lintasan untuk mewakili daerah yang kita inginkan.
Microsoft excel data yang didapat dicari nilai FFT nya di software Matlab.
Anomali bouguer adalah nilai anomali gayaberat yang dihasilkan dari adanya
perbedaan densitas batuan atau hal lain pada daerah dangkal dan dalam di
bawah permukaan bumi. Efek yang berasal dari batuan dangkal dari
dalam disebut anomali regional. Karena hal tersebut maka kita harus
melakukan pemisahan supaya objek yang kita cari dapat diidentifikasi lebih
baik lagi. Proses pemisahan dilakukan dengan metode moving average. Pada
50
sebesar 9x9, lebar jendela tersebut didapat dari proses analisis spektrum yang
4. Analisis Derivative
Anomali residual dan regional dari filtering moving average, maka akan
rapat massa batuan yang lebih rendah (batuan sedimen) yang kemungkinan
(basement high) hal ini kemungkinan adalah tinggian yang membatasi sub-
cekungan satu dengan lainnya, untuk lebih menguatkan kedua hal tersebut
pembuatan model 2D, analisis derivative yang digunakan pada penelitian ini
(SVD). Pada peta kontur SVD dibuat berdasarkan prinsip dasar dan teknik
perhitungan yang telah dijelaskan oleh Henderson & Zietz (1949), Elkins
depan yang dibantu dengan perangkat lunak Geosoft dan inverse modeling
51
Oasis Montaj.
Forward modeling dilakukan dengan cara menginput data jarak dan data
anomali residual berdasarkan lintasan atau slice yang telah di tentukan pada
(residual) dan dalam (regional) yang telah diperoleh dari proses analisis
spektral digunakan sebagai acuan atau input pada saat menentukan batas
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil pada penelitian yang telah dilakukan
adalah:
sedimen.
di daerah tersebut adalah sekitar 2,7 km dengan nilai kontras rapat massa
nilai kontras rapat massa 2,7 gr/cc yang diinterpretasikan sebagai batuan
5. Dari model tiga dimensi sub-cekungan dan analisis anomali Bouguer dapat
baik atau potensial dilihat dari letak, ketebalan dan dimensi ukuran sebaran
B. Saran
hidrokarbon.
Audley-Charles, M.G, Carter, D.J dan Barber, A.J., 1975. Stratigraphic basis for the
interpretations of the Outer Banda Arc, Eastern Indonesia, Proc. Indon.
Petrol. Assoc., 3rd Ann. Conv., Jakarta, pp. 25-44
Audley-Charles, M.G, Carter, D.J dan Norvick, M.S., 1979. Reinterpretation of The
Geology of Seram : Report to British Petroleum Development Ltd dan
A.A.R, Ltd., Unpublished
Barber, P., Carter, P., Fraser, T. Baillie, P dan Myers K., 2003. Paleozoic and
Mesozoic Petroleum System in Timor and Arafura Seas, Eastern Indonesia,
IPA Proceeding of 29th Annual Convention and Exhibition, Jakarta, Oct 14 –
16.
Haile N.S., 1979. Paleomagnetic evidence for the rotation of Seram, Indonesia. In :
S. UYEDA, R.W. MURPHY & K. KOBAYASHI, Eds., Geodynamic of the
western Pacific. – Advance in Earth and Planet. Scie., 6, 191-198.
Haile ,N.S., 1981. Paleomagnetic evidence and the geotectonic history and
paleogeography of eastern Indonesia. In : A.J. BARDER & S.
WIRYUSUJONO, Eds., The geology and tectonics of eastern Indonesia. –
Indon. Geol. Res. Dev. Centre, Spe. Publ., 2, 81-87.
Karit L. G., Dadan D. Wardhana, Praptisih, Yayat. dan Kamtono. 2009. Aplikasi
Pendekatan Metode Gayaberat Dalam EksplorasiHidrokarbon: Studi Geologi
Bawah Permukaan Daerah Cekungan Jawa TimurUtara Segmen Lamongan.
Prosiding Pemaparan Hasil Penelitian Puslit Geoteknologi – Lipi 2009.
ISBN: 978‐ 979‐ 8636‐ 16‐ 5
Santi, L.D , Imam, S., dan Panggabean, H., 2010. Delineasi Cekungan Busur Muka
Simeulue Berdasarkan Data Anomali Gayaberat. Jurna Sumber Daya
Mineral. Vol. 20 No.3 Juni 2010
Sarkowi, M., 2009. Modul Praktikum Metode Gaya Berat. Bandar Lampung : FMIPA
Universitas Lampung
Schiefelbein, C. dan Ten Haven, H. L., 1995. The Petroleum System of Indonesia,
IPA 24th Annual Convention Proceeding
Setiadi, I., Setyanta , B., dan Widijiono. B. S., 2010. Delineasi Cekungan Sedimen
Sumatera Selatan Berdasarkan Data Anomali Gayaberat. Jurna Sumber
Daya Mineral. Vol 20. No. 2 April 2010
Setyanta. B dan Setiadi. I., Pola Struktur Dan Geodinamika Cekungan Bula,
Berdasarkan Anomali Gaya Berat. Jurna Sumber Daya Mineral. Vol. 20 No.
1 Februari 2010
Sumardi, E., Bakrun, S., dan Liliek R., 2011. Survei Geofisika Terpadu Banda Baru,
Maluku Tengah, Provinsi Maluku. Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber
Daya Geologi Tahun 2011. PSDG
Sjahbuddin, E., dan Sumantri, Y. R., 1994. Exploration Success In The Eastern Part
Of Indonesia and Its Challenges in The Future, IPA 23th Annual Convention
Proceeding
Talwani, M. Worzel, J.L. dan Ladisman, M., 1959. Rapid Gravity Computation for
Two Dimensional Bodies with Application to The Medicino Submarine
Fractures Zone. Journal of Geophysics Research. Vol. 64 No.1.
Telford, W.M., Goldrat, L.P., dan Sheriff, R.P., 1990. Applied Geophysics 2nd ed,
Cambridge University Pres, Cambridge.
89
Tjokrosapoetro, S., dan Budhitrisna, T., 1982. Geology and tectonics of Northern
Banda Arc. Bulletin Geological Research and Development Centre,
Bandung, 6, 1–17.
Vander der Sluis,J. P., 1950. Geology of East Seram. University of Utrecht.
Walidah, I.F., 2011. Penentuan Struktur Bawah Permukaan Berdasarkan Analisa dan
Pemodelan Gayaberat untuk Melihat Potensi Hidrokarbon pada Daerah
FW1807 Cekungan Jawa Timur Utara. Depok: FMIPA Universitas
Indonesia
Williams, H.H., Fowler, M., dan Eubank, R.T., 1995. Characteristics of selected
Paleogene and Cretaceus lacustrine source basins of South east Asia, in
Lambiase, J. J., ed., Hydrocarbon Habitat in Rift Basin. Geological Society
Special Publication No. 80: 241-282.
Zillman, N.J. dan Paten, R.J., 1976. Exploration and Petroleum Prospect Bula Basin,
Seram, Indonesia. Prosseding Indonesia Petroleum Association 4th. Annual
Convention. Jakarta, p 129-149