Vous êtes sur la page 1sur 4

PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN DI PEMERINTAH: TEORI DAN APLIKASI

SISTEM PENGENDALIAN MMANAJEMEEN SEKTOR PUBLIK

Maksud dari sistem pengendalian manajemen menurut Robert N. Anthony dan John
Dearden dalam Management Control System (Homewood: Illinois Richard D. Irwin, Inc. 1984)
dalam Ayuningtyas (2006) adalah sebagai berikut.

Sistem pengendalian manajemen adalah struktur dan proses sistematis yang terorganisir
yang digunakan oleh manajemen untuk memastikan bahwa pelaksanaan kegiatan operasi
organisasi sesuai dengan strategi dan kebijakan organisasi.

Pengendalian manajemen menurut Halim, dkk. (2003:8) adalah sebagai berikut.

Pengendalian manajemen adalah proses di mana manajer memengaruhi anggotanya untuk


melaksanakan strategi organisasi

Suatu sistem pengendalian mempunyai beberapa eleman yang memungkinkan pengendalian


berjalan dengan baik. Elemen-elemen tersebut adalah sebagai berikut.

a. Detector atau sensor yakni suatu alat untuk mengidentifikasi apa yang sedang terjadi
dalam suatu proses yang sedang dikendalikan.
b. Assesor atau pembanding yakni suatu alat untuk menentukan ketepatan. Biasanya ukuran
yang dipakai adalah dengan membandingkan kenyataan dan standar yang telah
ditetapkan atau dari apa yang seharusnya terjadi.
c. Efektor yakni alat yang digunakan untuk mengubah sesuatu yang diperoolah dari assesor.
d. Jaringan komunikasi yakni alat yang mengirim informasi antara detector dan assesor dan
antara assesor dan efektor.

Mardiasmo (2009) membagi aktivitas pengendalian manajemen meliputi:

a. Perencanaan;
b. Koordinasi antar-berbagai bagian dalam oragnisasi;
c. Komunikasi informasi;
d. Pengambilan keputusan;
e. Memotivasi orang-orang dalam organisasi agar berprilaku sesuai dengan tujuan
organisasi;
f. Pengendalian; dan
g. Penilaian kerja.

Sedangkan, Mahmudi (2007) sistem pengendalian terbagi atas duaa bagian, yaitu proses
pengendalian manajemen dan struktur pengendalian manajemen. Proses pengendalian
manajemen merupakan tahap-tahap yang harus dilalui untuk mewujudkan tujuan organisasi yang
hendak dicapai. Proses pengendalian manajemen terdiri atas beberapa tahap, yaitu:

a. Perumusan strategi;
b. Perencanaan strategis;
c. Pembuatan program;
d. Penganggaran;
e. Implementasi;
f. Pelaporan kinerja;
g. Evaluasi kinerja; dan
h. Umpan balik.

Tahapan dalam proses pengendalian manajemen tersebut merupakan sebuah siklus yang
berproses dari awal sampai kembali ke siklus awal lagi. Siklus tersebut dapat dgambarkan
sebagai berikut.

Perumusan
Strategi

Perencanaan
Umpan Balik
Strategik

Penyusunan
Evaluasi Kerja Program dan
Kegiatan

Pelaporan
Penganggaran
Kinerja

Implementasi

Proses Pengendalian Manajemen Organisasi Sektor Publik

Sumber: Mahmudi, 2007, hlm.59

Proses pengendalian manajemen tidak bisa dilaksanakan tanpa ada dukungan dari struktur
pengendalian manajemen. Struktur pengendalian manajemen merupakan jaringan yang dimiliki
organisasi untuk sarana melaksanakan proses pengendalian manajemen (Mahmudi, 2007).
Struktur pengendalian manajemen terdiri atas tigga elemen, yaitu:

1. Pusat pertanggungjawaban;
2. Kompensasi;
3. Jejaring informasi.
STRUKTUR PENGENDALIAN MANAJEMEN

Pusat pertanggungjawaban menurut Robert N. Anthony dan John Deaerden dalam


Management System Control (Homewood: Illionis, Richard D. Irwin, Inc., 1984) dalam
Ayuningtyas (2006) adalah sebagai berikut.

Pusat pertanggungjawaban adalah unit organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer
yang mempunyai wewenang untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu dalam rangka
melaksanakan sebagian kegiatan-kegiatan organisasi yang menjadi tanggungjawabnya.

Adapun tujuan yang dibuatnya pusat-pusat pertanggungjawaban menurut Mardiasmo (2009)


adalah:

1. Sebagai perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja manajer dan unit organisasi
yang dipimpinnya;
2. Untuk memudahkan mencapai tujuan organisasi;
3. Memfasilitasi terbentuknya goal congruence;
4. Mendelegasikan tugas dan wewenang ke unit-unit yang memiliki komperensi sehingga
mengurangi beban tugas manajer pusat;
5. Mendorong kreativitas dan daya inovasi bawahan
6. Sebagai alat untuk melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan efisien;
7. Sebagai alat pengendalian manajemen.

KONSEP PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN DI ORGANISASI SEKTOR PUBLIK

Pusat ppertanggungjawaban pada organisasi sektor publik dibedakan menjadi empat oleh
Mardiasmo (2009) adalah sebagai berikut.

1. Pusat biaya (expense center)


Pusat biaya adalah pusat pertanggungjawaban prestasi manajernya dinilai berdasarkan
biaya yang telah dikeluarkan bukan nilai output yang dihasilkan. Pada pusat standar
biaya manajer bertanggungjawab hanya terhadap biaya (Hansen dan Mowen, 2007 dan
Hilton, 2008).
2. Pusat pendapatan (revenue center)
Pusat pendapatan adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya dinilai
berdasarkan pendapatan yang dihasilkan, sebagaimana pada organisasi perusahaan
manajer pada pusat pendapatan hanya bertanggungjawab terhadap penjualan (Hansen
dan Mowen, 2007; Hilton, 2008)
3. Pusat laba (profit center)
Pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban yang menandingkan input (expense)
dengan output (revenue) dalam satuan moneter. Kinerja manajer dinilai berdasarkan
laba yang dihasilkan. Contohnya adalah BUMN dan BUMD, objek pariwisata milik
PEMDA, bendahara, dan pelabuhan.
4. Pusat investasi (investment center)
Pusat investasi adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya dinilai
berdasarkan laba yang dihasilkan dikaitkan dengan investasi yang ditanamkan pada
pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya.

Sedangkan menurut literatur akuntansi manajemen seperti Hansen dan Mowen (2007) dan
Hilton (2008) menambahkan satu pusat pertanggungjawaban lagi, selain empat pusat
pertanggungjawaban di atas, yaitu pusat beban terbatas (discretionary expense center). Pusat
beban terbatas (discretionary expense center) merupakan unit yang menghasilkan output yang
tidak dapat diukur secara fiansial atau bagi unit yang tidak ada hubungan yang kuat antara
pemakaian sumber (input) dan hasil yang dicapai (output). Contoh dari pusat beban terbatas
dalam organisasi perusahaan adalah departemen administrasi dan umum, departemen penelitian
dan pengembangan, dan beberapa aktivitas pemasaran seperti periklanan, promosi, dan
pergudangan.

PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI BASIS PENGEMBANGAN


PENGUKURAN KINERJA

Pusat pertanggungjawaban merupaka basis pengukuran kinerja, yaitu membandingkan


antara apa yang telah dicapai oleh unit organisasi dengan anggaran yang telah ditetapkan. Dua
alasan manajer perlu menerapkan pengukuran kinerja pada unit kerja (desentralisasi) yaitu terkait
dengan kesesuaian tujuan dan masalah eksternal.

Vous aimerez peut-être aussi