Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
(PRE-INTRA-POST OPERATIF)
DISUSUN OLEH:
NAMA: NETTY PANGGABEAN
NIM: 12151015
UNIVERSITAS BOROBUDUR JAKARTA
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. DEFINISI
B. KLASIFIKASI
C. PATOFISIOLOGI
D. TUJUAN OPERASI BEDAH JANTUNG
E. TOLERANSI DAN RESIKO OPERASI
F. PENATALAKSANAAN (PRE-INTRA-POST
OPERATIF)
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN BEDAH
JANTUNG (PRE OPERATIF-POST OPERATIF)
A. PENGKAJIAN
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
C. INTERVENSI
D. IMPLEMENTASI
E. EVALUASI
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSAKA
KATA PENGANTAR
Makalah ini di buat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
sistem kardiovaskuler. Dengan adanya makalah ini, diharapkan maha-
siswa mendapat pengetahuan tentang bagaimana melakukan asuhan
keperawatan pasien pre dan post pembedahan jantung.
Makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu mohon masukan
atau saran dan kritik untuk kesempurnaannya. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi pembacanya. Terimakasih.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Bedah jantung dilakukan apabila terjadi suatu keadaan
dimana jantung mengalami penyumbatan, kebocoran katup,
penggantian katup yang rusak.
Klien dengan penyakit jantung yang mengalami komplikasi
perlu mendapat pengetahuan yang penting untuk tetap bisa
mempertahankan kualitas hidupnya.
Dengan prosedur diagnostik yang canggih memungkinkan
diagnostik dilakukan dengan lebih awal dan akurat serta tepat
sehingga dapat terhindar dari keadaan yang lebih buruk.
Penanganan dengan teknologi dan farmatologi untuk kasus
bedah jantung juga semakin canggih. Kemajuan diagnostik,
penatalaksanaan medis, teknik bedah dan anestesi serta perawatan
yang terpadu akan meningkatkan keberhasilan tindakan tersebut
1.3. TUJUAN
Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan dan memahami asuhan
keperawatan pasien dengan kasus bedah jantung.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. DEFINISI
Bedah jantung adalah suatu tindakan operatif atau diagnostic yang
dilakukan untuk memperbaiki kelainan anatomi atau fungsi jantung.
2.2. KLASIFIKASI
1. Operasi jantung terbuka, yaitu operasi yang dijalankan dengan
membuka rongga jantung dengan bantuan mesin jantung paru.
2. Operasi jantung tertutup, yaitu setiap operasi yang dijalankan tanpa
membuka rongga jantung, misalnya ligasi PDA, shunting
aurtopulmonal.
2.3. PATOFISIOLOGI
ATEROSCLEROSIS
SPASME ARTERI
CORONARIA
PERUBAHAN
GANGGUAN GERAKAN KONTRAKSI
JANTUNG HEMODINAMIK MYOCARDIVA
MENURUN
CURAH JANTUNG
MENURUN
TEKANAN DARAH
MENINGKAT, DENYUT
JANTUNG MENURUN
3.1. PENGKAJIAN
3.1.1. PRE OPERATIF
A. Pengkajian Riwayat Kesehatan Sebelumnya
Kesehatan pra operatif dan pengkajian kesehatan harus sistematis
menyangkut semua system dan lebih spesifik pada fungsi kardio-
vaskuler, seperti adanya nyeri dada, hipertensi, jantung berdebar-debar,
syanosis, sulit bernafas (dispnoe), nyeri tungkai yang terjadi setelah
odem perifer dan klaudikasio intermiten karena adanya perubahan curah
jantung yang dapat mempengaruhi fungsi system dalam tubuh, maka
pengkajian harus dilakukan dengan lengkap.
a. Riwayat Penyakit Utama
Pembedahan sebelumnya, terapi obat-obatan, penggunaan alcohol,
kebiasaan merokok juga harus dikaji.
b. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
Tanda-tanda vital
Status nutrisi dan cairan
Berat badan dan tinggi badan
Infeksi dan palpitasi jantung
Auscultasi jantung : frekuensi nadi, irama dan kualitasnya
(S4, Snap, Klik, Murmur, Friction Rub)
Tekanan vena jugularis
Denyut nadi perifer
Odem perifer
c. Pengkajian professional
Penting dilakukan sebagai kebutuhan belajar mengajar pasien dan
keluarga. Persiapan bedah jantung merupakan sumber stress yang
berat bagi pasien dan keluarga. Kecemasan akan bertambah jika
mereka mendengar kata “operasi”. Pengkajian beratnya kecemasan
sangat penting untuk diajarkan pemakaian mekanisme koping
efektif dengan penyuluhan seperti:
-arti pembedahan bagi pasien dan keluarga
-mekanisme koping yang digunakan
-cara yang digunakan pada masa lampau saat mengalami stress.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan sangat variatif tiap pasien tergantung
penyakitnya. Diagnosa keperawatan pre operatif kebanyakan adalah:
a. Cemas sehubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang
prosedur pembedahan, hasil pembedahan, dan takut kehilangan
keadaan sehat.
C. INTERVENSI
a. Mengurangi ketakutan pasien dan keluarga dengan memberi
kesempatan mengungkapkan dan mengekspresikan kecemasannya.
b. Memberikan informasi bagi pasien dan keluarga mengenai perawatan
di rumah sakit pembedahan ( asuhan pre dan post operatif), lamanya
pembedahan, rasa ketidaknyamanan (nyeri) yang terjadi, waktu
berkunjung, dan perlunya perawatan di unit khusus, serta pengobatan
atau terapi.
c. Pemantauan dan penatalaksanaan komplikasi potensial seperti angina
dan terapinya.
D. EVALUASI
Hasil yang diharapkan:
a. Memperlihatkan berkurangnya kecemasan
-Mengidentifikasi rasa takut
-Mendiskusikan rasa takut dengan keluarga
-Gunakan pengalaman dulu sebagai perbandingan
-Ekspresikan pandangan positif mengenai hasil pembedahan
-Mengekspresikan rasa percaya diri mengenai cara yang digunakan
untuk mengurangi rasa sakit
b. Menerima pengetahuan prosedur pembedahan dan perawatannya
-Mengidentifikasi maksud prosedur persiapan pre operatif
-Bila perlu meninjau unit perawatan intensif
-Mengidentifikasi keterbatasan hasil setelah pembedahan
-Memperkenalkan situasi lingkungan pasca operatif seperti
penggunaan mesin/alat-alat medis, dan pemantauan ketat oleh
perawat
-Mengajarkan klien mobilisasi pasif dini pasca operatif seperti
tarik nafas, latihan gerak kaki, batuk efektif)
C. IMPLEMENTASI
Tujuan utama meliputi restorasi curah jantung, pertukaran gas
yang adequate, pemeliharaan keseimbangan cairan elektrrolit,
penghilangan nyeri, pemeliharaan perfusi jaringan, pemeliharaan perfusi
ginjal, suhu tubuh,, mempelajari aktivitas perawatan diri dan tidak
adanya komplikasi.
D. INTERVENSI
a. Menjaga curah jantung
-observasi status jantung (lapor bila terjadi penurunan)
-kolaborasi tim untuk memperbaiki masalah yang terjadi seperti
disritmia, penurunan curah jantung, dan mencegah komplikasi
b. Menjaga keseimbangan cairan elektro
Perawat harus mengkaji dengan cermat SAP intake dan output, dan
menjaga keseimbangan cairan apakah positif atau negatif, memantau
hasil labolatorium elektrolit dan laporkan bila terjadi tanda
ketidakseimbangan.
c. Pengurangan nyeri
Nyeri dirasakan di daerah yang mengalami cidera tetapi bisa luas dan
merata. Nyeri akan dialami pasca operasi karena terputungnya syaraf
intercostal sepanjang irisan dan iritasi pleura oleh cateter dada.
Observasi perubahan ekspresi yang diucapkan atau tidak diucapkan dan
pengawasan dalam pemberian terapi analgetik.
d. Meningkatkan istirahat
Upaya dasar untuk meningkatkan rasa nyaman bersamaan dengan
pemberian analgetik yang bisa memberikan istirahat cukup, merubah
posisi klien dengan nyaman untuk mencegah ketegangan pada daerah
luka operasi dan pemakaian selang dada.
e. Menjaga perfusi jaringan yang adequate
-denyut nadi perifer dipantau secara rutin, bila ada kelainan segera
laporkan
-hindari hal yang membuat stasis vena yang bisa mengakibatkan
pembentukan thrombus dan mengakibatkan emboli
f. Menjaga kecukupan perfusi ginjal
Perfusi ginjal yang tidak mencukupi dapat terjadi akibat pembedahan
jaringan terbuka, bisa terjadi karena rendahnya curah jantung yang
menyebabkan hemolitis sel darah merah yang rusak
Penatalaksanaan keperawatan meliputi pengukuran cairan intake-output
yang akurat
g. Menjaga suhu tubuh tetap normal
Pasien kadang mengalami hipotermi saat dipindah ke unit perawatan
intensif dan prosedur pembedahan pasien harus dihangatkan bertahap
sampai suhu tubuh normal. Setelah pembedahan jantung karena beresiko
mengalami kenaikan suhu tubuh akibat infeksi atau tindakan pasca
pericardiotomi.
E. EVALUASI
Hasil yang diharapkan:
-Tercapainya curah jantung yang adequat
-Terpeliharanya pertukaran gas yang adequat
-Terpeliharanya keseimbangan cairan elektrolit
-Hilangnya nyeri
-Terpeliharanya perfusi jaringan yang adequat
-Terpeliharanya perfusi jaringan ginjal yang adequat
-Terpeliharanya suhu tubuh yang normal
-Mampu melakukan aktivitas perawatan diri
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bedah jantung dilakukan untuk penanganan masalah jantung dan
prosedur yang sering dilakukan adalah angioplasti koronerperkutan,
revascularisasi arteri koroner, dan peerbaikan penggantian katup jantung
yang rusak.
Saat ini dengan kemajuan teknologi masalah penanganan jantung dapat
teratasi untuk mencapai kualitas hidup, kemajuan diagnostik,
penatalaksanaan medis, teknik bedah, anestesi dan pintasan jantung,
perawatan khusus, rehabilitasi akan membantu proses penyembuhan
operasi jantung yang aman.
B. Saran
Perlu dilakukan pemeriksaan yang tepat untuk mendapat pengobatan/
penatalaksanaan tepat dibutuhkan kesiapan mental pasien dan keluarga
untuk menghadapinya serta pengobatan yang multidisiplin.
DAFTAR PUSTAKA
Sylvia A Price et. Al (1994). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit, Edisi 4 Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Smeltzer S.C dan Bare Brenda G (2002). Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah Brunner & Suddarth (Edisi 8 Vol.2), EGC, Jakarta
Barbara C Long (1996). Perawatan Medikal Bedah, Edisi II, Yayasan
Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran Bandung, Bandung.