Vous êtes sur la page 1sur 27
FINANCIAL RISK MANAGEMENT “OPERATIONAL AND INTEGRATED RISK MANAGEMENT II” ({ Pertemuan ke-11 ) Dosen: Dr. H. Asikum Wirataatmadja, SE., MM., Ak., CA., CFrA. ey PADA KULIAH “FINANCIAL RISK MANAGEMENT” PROGRAM MAGISTER AKUNTANS! - FAKULTAS EKONOM! \._UNIVERSITAS TRISAKTI OPERATIONAL AND INTEGRATED RISK MANAGEMENT II + Risk-Adjusted Return on Capital (RAROC). + Economic Capital Frameworks and Capital Allocation. + Stress Testing Banks. + Evaluating The Performance of Risk Management Systems + Failure Mechanics of Dealer Banks. LS Regulation and The Basel Accords. Risk-Adjusted Return on Capital (RAROC) Risk-Adjusted Return on Capital (RAROC) merupakan salah satu ‘ukuren yang_dipakai dalam pengukuran performance investasi baik itu ‘ransaksi tunggal ataupun suatu portfolio dalam entitas bisnis, umum- nya pada insfitusi keuangan. ‘Awalnya dipopulerkan oleh Bankers Trust di akhir tahun 1970an, pendekatan RAROC ini memperelas trade-off antara risk dan reward ingga menawarkan teknik pengukuran yg seragem dan dapat mem iroken performance dalam seluruh aktivitas bisnis, -wasparOC dalam suatu unit bisnis lebih besar dari rate of return minimurh Yang dharapkan oleh para pemegang saham, maka unit bis- nis tersebutdianadap memberi nilai tambah bagi para pemegang sa- ham. Pihakmanajemen dapat menggunakan hasil pengukuran a RAROG ini sebagai bahan pertimbangan untuk mengevaluasi capital budgeting, dan sebagai masukan untuk memutuskan besaran kompen ‘sasi manajer unit bisnis. RAROC = (after tax expected risk adjusted net income) / (economic capital) = (expected revenues - costs ~ expected losses — taxes + retum on risk capital +- transfers) / (economic capital) Dida: . + Expécted Tevenues adalah penghasilan yang dinarapkan diperoteh dati akties ti bisnis (asumsi : tidak ada kerugian) + Costs adalah hbiayalangsung dar aktvtasbisnistersebut contoh = gai, bonus, dt) \ + Expected losses adalah perkiraan tingkat kerugian. + Taxes adalah pajak yang dikenakan datam aktvitas bisris. + Return on risk capital adalah tingkat pengembalian yang diperoleh dari risk capital yang dinvestasikan (biasanya dalam instrumen yg liquid, seperti obigasi pemerintah). + Transfer merujuk pada mekanisme biaya transfer. + Economic Capital adalah penjumlahan antara Risk Capital dan ___ Strategic Capital Lees Strategic Capital = Goodwill + bumed-out capital Gontoh : Hitunglah RAROC suatu loan portofolio sebesar US$ 1 milar yang menjanjikan rate of retum sebesar 9%. Bank tersebut memiliki ‘operating direct cost sebesar USS 9 juta dan effective tax rate sebesar 30%, Portofalio didanai dengan retail depost dengan bunga 6%. Analisa risiko menghasikan perhitungan economic capital sebesar USS 75 juta. Adapun besaran economic capital tersebut dinvestasikan ke datam instrumen liquid berupa obligasi pemerintah dengan bunga sebesar 7%. Expected loss sebesar 1% per tahun. (Asumsi: Abaikan |___biaya transfer). Retum on tisk capital = 7% x US$ 75 juta = USS 5,25 juta Transfer = 0 Economic Capital = US$ 75 juta RAROC = (after-tax expected risk adjusted net income) / (economic capital) = (expected revenues ~ costs ~ expected losses ~ taxes + return on risk capital +- transfers) / (economic capital) = {(@0-9~60- 10 + 5,25) x (1-0,3)}75 = 0,152= 15.2% aan kita menghitung RAROC, untuk membuat keputusan lam-capital budgeting, kta membandingkan pertitungan RAROC tersebit-dengan hurdle rate, yaitu rate minimum suatu proyek atau investi yang Aihaepken dle mangjerataupun investor. ‘Secara teot ka RAROC > hurdle rate, maka aktvitas bisnis dianggap menambah value pada perusahaan, sedangkan jkka RAROC < hurdle rate maka aktivitas bisnis dianggap merusak value perusahaan sehingga aktivitas ataupun proyek tersebut harus ditutup atau dihentikan, ‘Adapun formula hurdle rate adalah : CEX ice +PE Woe dimana : CE = nilai pasar saham biasa hao PE = nilai pasar saham prioritas 2 Tog = fetum saham biasa Tpe = Tetum saham prioritas, ipakan rate of refum yang dijanjkan perusahaan atas Maka foe =f; + Boe ( Ru ~ fy) dimana r, adalah risk ain relum market poriofolio, dan Boe adalah beta Namun, metode di atas dapat menyesatkan, Karena dapat menuntun perusahaan untuk menerima proyek berisiko tinggi yang nantinya berpotensi merugiken perusahaan serta menolak proyek yang berisiko rendah namun menambah nilai pada perusahaan. Untuk mengatasi hal ii, diperukan adjustment atas metode perhitungan RAROC, yang disebut dengan Adjusted RAROC. ‘Adjusted RAROC = RAROC ~Be (Ry—f) Dengan formula di atas, kita dapat menerima (menolak) proyek yang “filal adjusted RAROC nya lebih besar (lebih Keol) dibandingkan dengain.y Economic Capital Frameworks and Capital Allocation Dalam dunia perbankan risk capital disebut juga dengan economic capital, yaitu suatu pencadangan yang harus dilakukan suatu insfitusi Keuangan, bukan Karena semata-mata aturan regulasi tetapi_untuk mengantisipasi gejolak pasar yang besar, sehingga integritas serta keberlangsungan bisnis perusahaan tetap terjaga ‘meski kondisi pasar mendekali katastropik (bencana ekonomi). Model Economic Capital dan Kerangka Kerja secara _menyeluruh dapat digunakan oleh intemal Bank dan juga memberikan ~2Infortasl yang lengkap kepada supervisor untuk penilaian risiko bank dan-teclupan modal. Meskipun ada manfaatnya dari desain dan engglinaan ‘model economic capital beserta framework-nya, supervisor ietap harus waspada dan tidak mempereayai-nya secara beriebihan, dalam meniiai kecukupan modal suatu Bank yang ters oleh model “economic capita tersebu i Berikut ini adalah identfikasi masalah yang peru dipertimbangkan oleh supervisor agar penggunaennya efekif tentang ukuran riko intemal suatu Bank yang tidak dirancang untuk tujuan peraturan (regulatory) : 1. Model “Economic Capita? dapat digunakan untuk menilal kecukup- an modal, Suatu Bank menggunakan model “economic capita” dalam dialog dengan supervisor, harus dapat menunjukkan bagaimana model “economic capita telah dintegrasikan ke dalam proses pengambilan ke- putusan bisnis untuk menilai dampak potensil terhadep insentif yang ‘mempengaruhi keputusan strategis Bank tentang campuran dan arah 1- ssko yang melekat. 2, Direksi Bank. Kelangsungan hidup, Kegunaan, dan perbaikan berkelan- ~jutan dari proses “economic capita? suatu bank sangat bergantung pada ~ebéradiaan komitmen yang kredibel dai Dieksi Bank. Agar teria, D- Bank harus menyadari pentingnya menggunakan ukuran ‘economic jalam melakukan bisnis den perencanaan modal bank, dan harus langkab-langkah untuk memastikan Kebermaknaan dan in- tegrtas Gdn economic capita? Selainitu, sumber daya yang mema- dai harus ber-komithen untuk memastkan adanya infrastruktur yang kred beldan kuat, untuk mendukung proses "economic capita 3, Transparansi dan integrasi ke dalam pengambilan keputusan, Suatu bank harus efektif mendokumentasikan dan mengintegrasi kan model “economic capita” secara transparan ke dalam pengam- bilan keputusan, Hasil model “economic capita? harus transparan ddan serius agar berguna bagi Direksi Bank untuk membuat keputus an bisnis dan manajemen rsiko, Suatu bank harus mengambil pendekatan secara hati-hati untuk enggunaan “economic capital datam menilai kecukupan modal Untuk tujuan in, penekanan yang lebih besar harus ditempatkan pa —._ da pencepsian estimas risto, serta mengembangkan secarafeksi- —>ibelpenggunaan “stress testing” pada berbagai perusahaan. “4 Identifikasirisiko. Pengukuran risiko dimulai dengan proses iden- relevan, eksposur tidak dibuat oleh kuantifikasi dari economic capi- tal, ada a Kerungkran ‘uang antara risiko bawaan dan risiko yang Tidak semua risiko bisa langsung diukur. Risiko materi yang sulit diukur dalam kerangka kerja economic capital (misalnya risiko tikul ditas pendanaan atau risiko reputasi) harus dibuat dalam beberapa bentuk pengendalian kompensasi (analisis sensitivitas, stress test- ing, analisis skenario atau proses pengendalian risiko yang sama). 5. Ukuran Risiko, Semua ukuran risiko sebaiknya diamati karena ‘memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu dipahami sesuai da- lam konteks aplikasinya. Tidak ada ukuran risiko tunggal untuk ‘economic capital yang akan digunakan. Suatu Bank harus memaha_ ‘mi keterbatasan ukuran risiko , dan implikasinya yg terkait dengan 3K aggregation, Metode agregasi suatu Bank seharusnya dapat Tefigatasiimplikasi yang berasal dari definisi dan pengukuran komponen isiko individu. Akurasi proses agregasi tergantung pada kuailas pengukuran Komponen rsiko individu, sertainteraks pada risiko y Ya tetera atau melekat dalam proses pengukuran. x ‘Agregasi Komponen risiko individu seringkali memerlukan harmoni- ‘sasi parameter ukuran risiko seperti tingkat Kepercayaan atau hori- ‘son ukuran. Ketelitian harus dilakukan untuk memastikan metodologi agregasi yang digunakan (misalnya varians-Kovarians matrik digunakan dari proksi pasar yang (uas, dan korelasi rata-rata industri) yg mungkin, mewakii Komposisi bisnis bank dan profil isiko, 7. Validasi. Validasi model economic capital harus dllakukan secara ketat dan komprehensif Validasi model economic capital harus ditu- jukan untuk menunjukkan bahwa mode! tersebut cocok untuk digu- = ‘nakan. Bukti kemungkinan berasal dari beberapa teknik dan pengu- ae ~ liane ‘Bank menggunakan model untuk menentukan tingkat keselu- raha economic capital, alat validasi harus menunjukkan ke tingkat yang Wajar bahwa tingkat modal yang dihasilkan oleh model cukup untuk. menierap) kerugian atas horison yang dipith hingga tingkat kepercayaah\ serena. Hasil kerja validasi tersebut harus dikomunikasikan kepada Direksi Bank untuk meningkatken economic capital penggunaan model. Ketergantungan pemodelan risiko kredit. Karena struktur Keter- gantungan tertanam dalam portofolio model risko kredit meriliki -dampak yang penting pada penentuan kebutuhan economic capi- tal untuk risiko kredit, bank harus hatihali menilai sejauh mana struktur kelergantungan yang digunakan sesuai untuk portofoio kredit Bank. Bank harus mengidentifkasi dan memahami keterba- tasan utara model portofolio kreditnya dan implementasi-nya. Mereka harus mengatasi Keterbatasan tersebut dengan mengguna fat pendokatan mangjemen isk tambahan yang memadal (mi- “~~ salva analsis sensivits, analsisskenaro, review tepatwaltu dar parameterya). Kredit counterparty. Suatu bank harus memzhami trade- off datamn'memilh antara metodologi yang digunakan saat ni untuk rmengukur isto kre pihak lawan. \ 2 © roses pengukuran pelengkap seperti stress testing juga harus di- gunakan, meskipun harus diakui bahwa pendekatan tersebut ma- sih belum sepenuhnya mencakup semua eksposur tisiko kredit pi- hak lawan, Pengukuran risiko kredit counterparty adalah kompleks ddan memertukan pasar yang unik dan tantangan yang berhubung- ‘an dengan risiko kredit. Berbagai tantangan agregasi perlu diatasi sebelum Bank dapat memiliki pandangan yang luas tentang risiko ‘credit pihak lawan untuk kegunaan “economic capita. 10. Risiko suku bunga dalam pembukuan perbankan. Close atten- tion harus dibayar untuk mengukur dan mengelola instrumen de- << an ftr deriva pn, yang ja dak iakukn dapat mein > ~bilkan risiko signin yang lebih besar daripada yang disarankan oleh ukuranrisiko, Trade-off antara penggunaan suatu eaming ba- sed‘atau rill ekonomi berdasarkan pendekatan pengukuranrisiko suku buniga dalam pembukuan perbankan harus diakui. Pengguna an ukuran gaming based menciptakan tantangan agregasi ketica ‘iso lainnya)diukur alas dasar nilai ekonomi, Keen Sebalknya, penggunaan pendekatan berdasarkan rilal ekonoml dapat menciptakan inkonsistensi dengan praktek bisnis. ‘Adapun besaran economic capital dhitungdiukur dengan kon- sep yang sama dengan penghitungan VaR (Value at Rist), Karena memang besamya economic capital suatu insitusi kewangen se- ring diturunkan dari VaR’ model, dengan pihan tingkat Keyakinan {confidence level) serta periode waktu yang digunakan ditentukan oleh manajemen senior atapun komite manajemen risiko dalam pe- tusahaan tersebut. = “Host ering besaran economic capital dapat digunakan untuk : gikuran performance dan besemya kompensasi pada tingkat cofporate, vn bisnis dan karyawan. b. Pemt isan bagi manjemen portfolio untuk masuktcler xj suatu aktvitas bisnis. c.Penentuan besaran biaya transaksi ‘Ada 4 alasan mengapa economic capital begitu penting bagi institusi keuangan, yakni : 1, Dengan adanya pencadangan modal, maka perusahaan dapat memanfeatkan modal tersebut untuk berinvestasi serta menyerap risiko yang berpotensi hadir dalam akfvitas bisnis perusahaan, 2. Untuk meningkatkan solvabiltas (kesanggupan memenuhi Kewajban) perusahaan. 3. Meningkatkan kredibiitas perusahaan sehingga dapat mengurangi “agency cosf dengan cara meyakinkan para stakeholder ekstemal, utamanya agency rating (perusahaan pemeringkat). Dengan menyeimbangkan besaran economic capital dengan fitgkat™.risiko secara dinamis, maka perusahaan dapat menitgkatkan kemampuan bersaingnya terhadap kompettor yang ada, Stress Testing Banks Bank yang menggunakan pendekatan intemal mode! untuk memenuhi persyaratan modal minimum, harus melakukan stress testing yang ketat dan komprehensif. Stress testing, bertujuan untuk ‘mengidentfikasi Kejadian atau pengaruh yang dapat memberi dampak pada suatu bank, sehingga bank tersebut dapat melakukan penilaian atas penempatan modal yang dilakukan, ‘Skenario stress bank perlu menganlsipasi berbagai faktor yang dapat menciptakan kerugian atau Keuntungan dalam portofolio perda- | Sgangan, agar kontrol risko atas portofolio yang ada menjadi lebih | ~*smildah: Faktor-faktor yang termasuk di dalamnya adalah low-probabil- ty everitpada semua jenis risko, termasuk berbagai Komponen risiko pasar, slo ke, dan tisiko operasional. Stress\ Mest pada bank harus bersifat kuantitatif dan kualitatif, menggabungkan kesemua jenis risiko serta aspek likuiditas akibat fluktuasi pasar. \, ‘kfiteria_kuanttatif harus mengidentiikasi skenario stress yang logis agar dapat dengan segera mengetahui bank mana saja yang ter eks- pos risiko, Sedangkan, kriteria kualitatf harus menekankan bahwa dua tujuan utama dari stress testing adalah untuk mengevaluasi kapasitas modal bank dalam menyerap potensi kerugian dan untuk mengidentifkasi langkahlangkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko dan menghemat modal. Penilaian ini merupakan agian integral dari _pengaturan dan mengevaluasi strategi manajemen bank dan hasil stress testing harus rutin disampaikan |=<~-kepada manajemen senior dan secara berkala, untuk Dewan Direksi “oa sean chara 'hendaknya menggabungkan penggunaan stress test versi super, déngan stress test yang dikembangkan oleh bank itu sendiri untik mengerminkan risiko spesifk yang ada. Secara khusus, otoritas supervisor dapat meminta bank untuk memberikan informesi tentang stress tting dalam tiga hal yakni : \ 41. Skenario tanpa simulasi Bank hendaknya memifiki data kerugian terbesar yang pemah di- alami selama periode laporan sebagei supervisory review. Infor- masi kerugian ini dapat dibandingkan dengan tingkat modal yang dinasikan dari sistem pengukuran intemal bank. Sebagai contoh, informasi kerugian dapat disajkan berupa gambar kepada otoritas, supervisor sehingga dapat diketahui dengan mudah berapa jum- lah hari saat bank mengalami kerugian dengan estimasi VaR, 2, Skenario dengan simulasi ™ ~Sfina bank melakukan skenario dengan simulasi mempergunakan jode waktu saat pasar mengalami guncangan yang besar, petis ta ‘market {crash tahun 1987, krisis akibat penyatuan mata uang ropa tahun 1992 dan 1993, Simutasi yang dilakukan akan meng- evaluasi* “sensitivtas bank atas perubahan asums! volatilitas dan forelasi. Sy, a 3. Skenario yana dikembangkan oleh bank itu sendiri untuk mengeta- hui karakteristik spesifk dari portofolio yang dimilkinya, Selain dua skenario di atas, bank juga harus mengembangkan sen dir stress test yang mengidentikasi hal terburuk yang berpotensi ‘erjadi berdasarkan karakteristk portofolio yang dimilki (misalnya masalah yang terjadi di salah satu belahan dunia dikombinasikan dengan pergerakan yang tajam dari harga minyak). Bank harus menyediakan otortas supervisor dengan deskripsi metodologi yg digunakan untuk mengidentifcasi dan melaksanakan skenerio ser- ta desiripsi hasil skenario, Hasiinya harus ditinjau secara berkela ~oleh manajemen senior dan harus tercermin dalam kebijakan dan ~ —batasan yang ditetapkan oleh manajemen dan Dewan Direksi. ‘Selain itu, jka pengujan mengungkapkan kerentanan khusus un- tuk’sialu keadaan, oloritas nasional akan mengharapkan bank ‘untuk sééepathya mengambil langkah-langkah yg pertu untuk me- ngelola risiko tersebut dengan tepat (misalnya dengan lindung nilai ‘ead hast atau mengurangi ukuran eksposur nya). Evaluating The Performance of Risk Management Systems khususnya institusi keuangan, utamanya sistem manajemen risko yang handal. Untuk mengetahui tingkat kehandalannya, tentulah dilhat dari performance-nya, dan performance ini hendaklah di evaluasi secara reguler. Ada 3 tahapan evaluasi untuk meninjau kehandalan sistem “Sananajemen risiko dalam perbankan, yakni: pa ~Matiajemen bank hendakiah mengetahui semua counterpart yang ‘iilikinya agar keputusan bisnis yang giambil dapat meng-optimal kan 1i8k dan, refum benk tersebut. 2n performance bank ‘ersebut dengan bank-bank 3. Menetapkan target yang logis, dalam art target yang dltentukan ha ruslzh menantang namun dapat diusahakan pencapaiannya. Dengan mengevaluasi secara reguler dengan tahapan-tahapan di atas, maka sistem manajemen risiko bank tersebut akan terus ber- kembang serta berpotensi untuk terus memberinilai tambah pada pe- Tusahaan serta seluruh stakeholder yang ada. Failure Mechanics of Dealer Banks Secara konvensional, Bank dipandang sebagai intermediasi (perantara) antara penabung, yaitu hak yang menginginkan tkuiditas jangka pendek, dengan peminjam, yaity hak yang mencari embiayaan proyek. Sementara Dealer Bank didefinisikan sebagai bank yang rmengintermediasi pasar untuk kegiatan sekuritas dan dervatif, Dealer Bank utamanya memiliki line bisnis yang bergerak di bidang “interiediasi pasar sekuritas, peminjaman sekurtas (securities lehdiigh,Fepurchase agreement (reo), seta deriva. Biasanya juga berperan sebagai broker utama untuk hedge fund (dana lindung), serta sebagai ass t management bagi investor baik institusi maupun individu. Dealer Bank juga mendominasi_intermediasi pasar OTC sekuritas, yang mencakup obligasi yang diterbitkan oleh perusetiaan, pemerintah daerah, pemerintah pusat, dan produk sekuritas Kredit. Bank dengan anak perusahaan penyalur juga teflbat dalam investasi spekulatf, sering disebut proprietary trading, karena memilki kemampuan untuk mengamati keluar masuknya arus modal pada sekuritas tertentu. Terkadang, akibat adanya lonjakan tak terduga dalam penarikan tunai oleh deposan (run) atau dari hilangnya kemampuan peminjam untuk mengembalkan pinjaman, deposan menjadi pesimis atas solvabiltas (leverage) bank. Nasabah kemudian jenarik seluruh simpanannya dengan tiba — tiba sehingga at kejatuhan bank. Selama krisis Keuangan terakhir, dealer ‘bank yang menjadi perantara untuk sekuritas dan derivatif, menderitaakibat,hal - hat di atas. Contoh paling jelas adalah kegagalan Be Stas dan Lehman Brothers di tahun 2008, \ Dealer bank sering merupakan bagian dari institusi keurangan besar sehingga Kejatuhannya dapat merusak ekonomi secara signifkan, Mekanisme kejatuhan bank dealer serta kebjakan untuk mengantsipasi rsiko sistemik yang diakibatkannya sangat berbeda dari kasus “tun” bank umum konvensional. Mekanisme gagalnya dealer bank ditandai oleh: a. Hilangnya kreditur jangka pendek’ b. Hilangnya Klien untuk aktivitas broker. cc. Berkurangnya aliran dana akibat counterparty mengurangi eksposur mereka ke dealer bank. langnya hak untuk melekukan irng *Vilenonya Kredit janoka pendek. Deale Bank cenderung melakukan proses pembiayaan atas aset- asetnya leviat beberepa cara, termasuk dengan menawerkan surat obigasi maupin coterie Paper kepada para investor. \ Dealer Bank juga melakukan pembiayaan atas pembelian sekuritas de Ingan repurchase agreement (repo) jangka pendek. Pada saat sebelum krisis, dealer bank mampu membiayai seku- ‘tas sertainstrumen Keuangan lainnya dengan aktvitas repo yang di- perbaharu set harinya dengan pemotongan di bawah 2% dari ins- trumen yang hendak dibiayai pembeliannya. Namun saat krsis, aktivi- tas repo untuk pembiayaan dilakukan dengan pemotongan sebesar 20%. Hal ini dipicu dari permasalahan likuiditas dan solvabiltas (le- verage) dari dealer bank itu sendir. Dengan makin parahnya kondisi licuiditas dan solvabiltas (leverage) dealer bank, maka kreditur repo “akan gemakin enggan metakukan aktvitas repo harian dengan dealer ‘Bank, yg.pada akhimya akan memperparah Kondisi keuangan dealer baka Berpotensi menimbulkan kebangkrutan pada bank tersebut. ‘Adapurt urdealer ink dapat melakukan upaya mitigasi untuk menganti- sipasi permasalahan i alas dengan membenzhialur kredit, memper- siapkan sejumiah uang tunai ataupun sekurtas yang likuid bila sewak- tu-waktu masalah likuiditas muncul, serta dengan merekstrukturisasi Nea utang-utang dealer bank dengan memodifikasijatuh tempo atas utang yang ada. Ad. b. Hilananya kien untuk aktvtas broker Dengan berperan sebagai broker, seperti dijelaskan sebelum- nya, merupakan sumber penting pendapatan berupa fee untuk bebe- rapa dealer bank. Dalam kondisi normal, ktvitas ini dapat membiayal sebagian aktiftas bisnisnya dengan menggunakan kas dan surat yang Klien simpan dalam rekening brokemya. Umumnya Klien dealer bank __untuk akfvitas sebagai broker adalah insttusi seperti hedge fund (da- “ria lindung nila) ataupun investor individu yang amat kaya. Namun pa “daa yang menimbulkan masalah ikviditas dan solva- bili (leverage), Kiennya akan menarik dananya dan menanamkan dana tersebut pada institu lain yg lebin seh. Hal ini tentu saa akan beakibatbufuk pad dealer bank, sehingga berotensi menjaci bang- krut (pail). Ad. c. Berkurangnya alan dana akibat counterparty menguranai ceksposur mereka ke bank dealer. Jka suatu dealer bank dianggap oleh counterparty mengalami krisis, maka mereka cenderung secara bersamaan berusaha keras me ‘ngurangi eksposur nya pada dealer bank tersebut, Caranya amat bera gam, bisa dengan meminjam sejumlah dana dari dealer bank tersebut, melakukan transeksi perdagangan baru sehingga dealer bank akan membayarkan sejumlah uang tunai atas transaksi tersebut, dll, ‘Aktvitas ini tentunya bila dilakukan dengan intens oleh tiap counterparty, akan mengeringkan posisi arus kas dealer bank terse- but, sehingga kondis likuiditas bank tersebut menjadi rendah yg pada kiya akan ‘mengancam keberlangsungan dealer bank tersebut. Ad i hak untuk metakukan kiiring. hpermasalahan lkuiditas yang dihadapi oleh suatu bank dealer m rota ic Riringnya memilki hak untuk melakukan penolaken pembayaran selmi fs. ‘Akibat penolakan ini, maka akan semakin ‘memperparah kondisi keuangan bank tersebut. Sama seperti dengan rmekanisme di atas, hilangnya hak King ii juga dapat membangkrut- kan bank tersebut. Thtle2 Exposures of Deaeesin Overahe-Gounter Deities Markets by Asst Cli. sf Jo tS sexo dn erences, No 8, Regulation and The Basel Accord Persyaratan Modal adalah aspek umum pada regulasi insttusi euangan. Di masa lalu, persyaratan modal diimplementasikan de- rigan serangkaian peraturan yang distandarisasian. Peraturan ini simpel dan kokoh namun tidak memiliti sensitvitas yang cukup atas risk profile perusahaan, dan pendekatan ini memiliki beberapa kekurangan. Regulasi yang ada dapat menyebabkan distorsi pada ‘pasar modal karena capital yang dipersyaratkan, jauh berbeda dengan ‘economic capital, sehingga dapat menyebabkan permasalahan moral | Stezard yang akhimya dapat meningkatkan risiko pada para pembayar pajak. > Saat persyaratan modal didasarkan pada pengukuran yang berora ©, yaitu didasarkan pada metode VaR, VaR a umum dalam membandingkan tingkat risiko yang dihadapi dan\\deplat diteamahkan secara tangsung ke dalam persyaratan modal mihimum, Dinarapkan penggunaan metode perhitungan berbasis risiko dapat di- pergunakan pada keseluruhan jenis industri keuangan. Regulasi pada The Basel Accord. a, Minimum capital requirements. Persyaratan modal minimum merupakan kewajiban muttak yang hharus dipenuhi oleh dunia perbankan, Awelnya dipelopoti oleh BCBS (Basel Committee on Banking Supervision). Adapun rekomendasi yang dihasikan oleh Komite ini disusun datam suatu ____dokumen yang serng dsebut Base! | (1888), Basel I (2006), dan | Base! Il (2010), [dengan dokumen-dokumen revs Jamandemen ~antar Basel). Spada Basel |, persyaratan modal minimum hanya mengeover ‘sik Kredit aja, tanpa rsiko pasar dan risiko operasional. Basel | ‘mula ditaplementasikan pada Desember 1992 oleh negara G-10, i tin telah diikuti penerapannya oleh 100 negara. Basel mensyaratkan agar setiap bank menyisihkan sejumah modal mminimum sebagai penyanggahibuflr alas potensikerugian yang dha api, Modal dihitung dari neraca keuangan bank, yaitu terdiri dari dua komponen + Modal Tier 1 atau Modat inti. Modal ekuitas dikurangi goodwill serta beberapa penyesuaian yg Jain. * Modal Tier 2 atau Modal tambahan. Yang termasuk dalam Tier 2 adalah, modal cadangan berupa undisclosed reserves, cadangan revaluasi aset, serta penyisihan ~umum atau cadangan loan-loss (kerugian akibat uncolectble ~~ — hybrid debt capital instruments, serta subordinated debt dena jth tempo lebih dari 5 tahun. Modal, Tier 1 dan Modal Tier 2 untuk persyaratan modal minima, Koimposisi nya Modal Tier 2 maksimum sebesar 50%. Atinya Modal Tier 2 rarus kurang dari atau sama dengan Modal Ter darko mposs peryaraan modal minim. Basel | mensyaratkan modal minimum bank sebesar 8% dari total tisk weighted assets (RWA). Dari 8% tersebut, minimum 4% disum- bangkan oleh Modal Tier 1. Hal ini adalah suatu kemutlakan, karena bank yang terkapitalisasi dengan baik umumnya memiliki Tier 1 sebe sar 6% dan total capital rasio sebesar 10%. Credit Risk Charge (CRC) dformulasikan dengan rumus : CRC = 8% X RWA-= 8% X {% (WX asset }} isk Cp Weis by Bend Oe Bode Set Ave Cees OAD awn meatue ’ gi aio din ov OECD grees phn Taney an wd idan BW | Caves GECD i wl OECD pie wow mton mc nara oeeEFTS 1) | Aor can wach cope td ol ion pe cnr chan as GECD| la ens ratsine omnes gue raetes3 Cp Weighs or OF Rc Ste Cee Ele Tp Cosco (NCE) Ria Went) Tryeet Come a OECD presen 20 [ECO Neale ec ens 50 | eyosinad abe cues . Methods for calculating credit, market, and operational isk. ~.Metode untuk menghitung rsiko kredit, pasar, dan operasional_di- babi dari formula yang diturunkan oleh Komite Besel dalam doku- ~ mien Base |, Il dan Il. Adapun formulanya adalah sebagai berkut: Capita» TRC = GRC + MRC + ORG Tonal Capi Gade Maka Rak + Opal eT = Bank's Capi Ravio> 8% \ Dimana : ‘TRC : Total Risk Charge CRC : Credit Risk Charge MRC : Market Risk Charge ORC : Operational Risk Charge CRC tetap menggunakan formula yang telah dipaparkan pada persya ratan modal minimum. Sedangkan Formula MRC adalah sebagai ber- ikut : MRCS = 5, MRC, iPakan penghitungan dengan metode stander, sedangkan for- mula untuk itemal model adalah = ma 1g MRCM* = maxtkZ5 5 VAR, VAR, )+SRC, Sedangkan untuk perhitungan ORC, dikenal 3 pendekatan, itu : 1. Basic Indicator Approach (BIA) 2. Standardized Approach (SA) 3. Advanced Measurement Approach (AMA) Formula BIA adalah : Kou =TD (Gh xa) fn bo capital charge dengan BIA SO parameter alpha yang besamya ditentukan sebesar 15 Gi indikator eksposurrisiko operasional (gross income) rata- “ata selama 3 tahun n=uinlah data (ng = 3) Formula SA adalah : evs aMMOXLS (Gs * Bs). 0/5 Dimana Key = besamya potensi isiko operasional Gi, = Nila aba kotor untuk masing-masing business nes dalam suatu tahun untuk jangka waktu tiga tahun. B, = Nila beta (suatu konstanta) yang ditetapkan oleh Basel untuk tiap business fine. ‘Adapun besamiya § untuk tiap business fine adalah : (18%) (18%) (12%) (18%) (18%) (18%) (12%) (12%) ‘Selain SA, Metode perhitungan yang sama kecuali untuk perhitungan retail banking dan commercial banking adalah Altemative Standardi- zed Approach (ASA). Untuk Kedua business fines ini bank dapat mengganti eksposur business line nya dengan total foan dan advance rata-rata setama tiga tahun ter akhir. Nai beta (B) untuk kedua business line ini tidak berubah. Untuk Retail Banking, Kya = Baa * m* LAs S\._Untuk Commercial Banking, Kes = Bog * m* LAs jumlah pembebanan modal untuk business line \z beta untuk business ine MNS 39035 Apa atau LAty = Total foans dan advance NEE Untuk metode AMA, Basel tidak secara spesifk memberikan formula- sinya, tetapi hanya memberi rambu — rambu kualitatif kepada bank. Untuk perhitungan nya, Basel memberi kebebasan kepada Bank rmenghitung Capital Chargenya dengan menerapkan VaR dalam pro- 90s perhitungan intemal, Namun, dengan Kebebasan ini, bank akan diberikan persyaratan yang cukup ketat agar mendapat persetujuan regulasi (Bi) atas perhitungan intemal yang dlakukannya, . Liquidity risk management, Bank dalam melakukan anaiisis perencanaan lkuiditas, pertama se- <>\kaltharus mengidentifkasi kebutuhian utama terhadap lkuiditas dan ~sKemudian membandingkan kebutuhan tersebut dengan jumlah akti- vallaicar yang dimilik bank saatitu. ‘Analisi:ini selanjutnya dilakukan dalam tiga tahap yaitu : Pertama, Klasifikasikan kas sumber dana utama bank berdasarkan tingkat teepifn Dea Untuk itu, sumber dana Bank dapat digolongkan menjadi dua yaitu dana yang sifatnya stabil atau tetap, dan dana yang berfluktuasi. Selanjutnya estimasikan berapa per- sen, misalnya total sumber dana yang berasal dari giro, deposito berjangka, tabungan, dan sumber dana lainnya, yang dapat dikate- gorikan sebagai sumber dana tetap dan berfluktuasi, Untuk memper kirakan presentasi sumber dana yang dianggap tetap dan berfluktua si (volatie), pertu dianalisis uktuasinya dengan memperkirakan_si- ‘uasi ekonomi, keuangan, bisnis, dan persaingan untuk jangka wak- {u minimal selama satu tahun. Fiuktuasi deposito atau giro pada da-

Vous aimerez peut-être aussi