Vous êtes sur la page 1sur 5

A.

Pengkajian
1. Riwayat kesehatan
Kaji pasien terhadap adanya penyakit lain seperti penyakit tiroid.
2. Riwayat keluarga
Kaji adanya riwayat penyakit keluarga seperti gangguan tiroid,
penyakit pada sistem reproduksi maupun lainnya.
3. Riwayat obstetri
a. riwayat menstruasi
b. riwayat perkawinan
c. riwayat penggunaan alat kontrasepsi
d. riwayat penyakit hubungan seksual yang pernah diderita pasien
e. penyakit kesehatan keluarga dan penyakit yang pernah diderita
pasien
4. Data subjektif
Meliputi gejala saat ini (gejala saat dilakukan pengkajian)

B. Pemeriksaan fisik
1. Pemeriksaan abdomen: uterus yang amat membesar dapat dipalpasi
pada abdomen. Tumor teraba sebagai nodul ireguler dan tetap, area
perlunakan memberi kesan adanya perubahan-perubahan degeneratif,
leiomioma lebih terpalpasi pada abdomen selama kehamilan.
Perlunakan pada abdomen yang disertai nyeri lepas dapat disebabkan
oleh perdarahan intraperitoneal dari ruptur vena pada permukaan
tumor.
2. pemeriksaan pelvis: servik biasanya normal. Namun pada keadaan
tertentu, leiomioma submukosa yang bertangkai dapat mengawali
dilatasi serviksdan terlihat pada osteum servikalis. Uterus cenderung
membesar dan tidak beraturan serta noduler.
C. Prosedur diagnostik
1. Tes laboratorium
Hitung darah lengkap dan apusan darah: leukositosis dapat disebabkan
oleh nekrosis akibat torsi atau degenerasi. Menurunnya kadar
hemoglobin dan hematokrit menunjukkan adanya kehilangan darah
yang kronik.
2. Tes kehamilan terhadap chorioetic gonadotropin
Sering membantu dalam evaluasi suatu pembesaran uterus yang
simetrik menyerupai kehamilan atau terdapat bersama-sama dengan
kehamilan.
3. Ultrasonografi
Apabila keberadaan massa pelvis meragukan, sonografi dapat
membantu.
4. Pielogram intravena
Dapat membantu dalam evaluasi diagnostik.
5. Pap smear serviks
Selalu diindikasikan untuk menyingkap neoplasia serviks sebelum
histerektomi.
6. Histerosal pingogram
Dianjurkan bila klien menginginkan anak lagi dikemudian hari
untukmengevaluasi distorsi rongga uterus dan kelangsungan tuba
falopii.
D. Diagnosa keperawatan
1. Perubahan pola eliminasi (BAK) b/d penurunan kapasitas kandung
kemih akibat kanker ditandai dengan pasien mengeluh sering kencing.
2. Konstipasi b/d penurunan peristaltik sekunder terhadap pembesaran
mioma uteri ditandai dengan adanya rasa tertekan di daerah anus.
3. Gangguan rasa aman cemas b/d gangguan pada integritas biologis
sekunder terhadap infertilitas ditandai dengan terjadinya penutupan
dan penekanan pada pars interstitialis.
4. Nyeri akut b/d penyempitan kanalis servikalis sekunder akibat kanker.
5. Risiko kekurangan volume cairan b/d perdarahan.

E. Rencana keperawatan
1. Dx 1
- Perhatikan pola berkemih atau awasi keluaran urine
- Palpasi kandung kemih, selidiki / kaji kenyamanan berkemih
- Berikan perawatan perinial
- Kolaborasi pemasangan kateter bila di indikasikan
- Kaji karateristik urine; warna, bau dan kejernihan
- Periksa residu volume urine setelah berkemih
2. Dx 2
- Auskultasi bising usus, perhatikan adanya disternsi abdomen
- Dorong pemasukan cairan adekuat termasuk sari buah
- Gunakan sarung rektal, lakukan kompres hangat di daerah perut
- Berikan obat pelunak feses, laksatif setelah berkemih
3. Dx 3
- Kaji adanya palpitasi, gelisah, dispnea
- Kaji perasaan saat sangat sedih dan tidak berharga, keprihatinan,
penolakan, isolasi
- Kaji tingkat ansietas
- Beri pemahaman / penentraman hati dan kenyamanan dengan
berbicara pelan dan tenang
- Tunjukkan sikap empati
- Berikan penjelasan secara lengkap tentang keadaan pasien penyakit
dan pengobatan yang harus dijalani termasuk tindakan yang akan
diberikan.
4. Dx 4
- Kaji skala nyeri
- Jelaskan penyebab nyeri
- Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi
- Kolaborasi pemberian analgetik sesuai indikasi
- Kolaborasi tindakan miomektomi
5. Dx 5
- Kaji intake dan output cairan
- Periksa turgor kulit
- Observasi adanya perdarahan
- Beri intake yang adekuat

F. Evaluasi
1. Dx 1
- Pola eliminasi BAK kembali normal
- Pasien tampak nyaman
2. Dx 2
- Pola BAB pasien kembali normal
- Bising usus normal (5-35 x/mnt)
- Distensi abdomen (-)
3. Dx 3
- Pasien lebih tenang
- Pasien tidak sdih dan tidak cemas
- Pengetahuan tentang penyakitnya bertambah
4. Dx 4
- Nyeri berkurang / menghilang
- Dapat beristirahat sesuai dengan kebutuhan
- Pasien tidak meringis
5. Dx 5
- Kebutuhan cairan pasien terpenuhi
- Perdarahan (-)
- Turgor kulit elastis

Vous aimerez peut-être aussi